• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI DAKWAH SIYASAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) (Analisis Wacana Kritis Pada Rubrik “Media Utama” di Tabloid HTI “Media Umat” Edisi 188-200)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSTRUKSI DAKWAH SIYASAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) (Analisis Wacana Kritis Pada Rubrik “Media Utama” di Tabloid HTI “Media Umat” Edisi 188-200)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

4.1 Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)

1. Latar Belakang Kelahiran Hizbut Tahrir

HT terdiri dari dua kata yakni “hizbun” yang berarti partai politik dan “al-tahrir” yang bermakna pembebasan. Maka secara etimologi “hizbu al-Tahrir berarti partai politik pembebasan (Sofiuddin:2017,5)

Al- Amin (2017:45-46) mengatakan bahwa, latar belakang berdirinya Hizbut Tahrir (HT) dapat ditinjau dari dua aspek yakni historis dan normatif. Secara historis, yakni, bahwa sejak abad ke-19 HT melihat keterpurukan umat Islam dalam kurun waktu yang panjang akibat dominasi dan penjajahan barat. Hal tersebutlah yang mendorong gerakan ini untuk mendirikan negara Islam. Seperti yang dikatakan oleh Dale F Eickelman dalam Al-Amin (2012:2) menyebut kelompok ini merupakan gerakan yang bercita-cita membebaskan kaum muslimin dari dominasi politik dan budaya barat. HT mengklaim bahwa Islam adalah solusi bagi problem kemanusiaan yang ada saat ini. Sedangkan, secara normatif, gerakan HT sendiri berdiri atas dasar menjalankan firman Allah SWT dalam surah Ali- Imran ayat 104 yang berbunyi:

(2)

58 “Artinya:Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”

Berlandaskan ayat tersebut HT melakukan gerakan dakwahnya, dengan keyakinan bahwa Allah-SWT telah memerintahkan umat Islam dan mewajibkan ntuk membentuk suatu kelompok terprganisir (jama’ah) yang mengajak kepada Al-Khair yakni kebaikan dan mencegah kepada Al-Munkar (keburukan).

“Gerakan HT masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an yang dipimpin oleh Abd Al- Rahman al-Baghdadi. Di Indonesia, HT mendeklarasikan diri dengan nama Hizb al-Tahrir Indonesia (HTI) pada tahun 2000” (Al-Amin:2012)

Meskipun sudah masuk ke Indonesia sejak Tahun 1980-an namun, organisasi ini belumlah resmi mendapat pengakuan dari pemerintah Indonesia secara administratif. Awalnya HT mulai melakukan dakwahnya di kampus-kampus besar di Indonesia. Pada era 1990-an dakwah HTI mulai meluas di masyarakat dan merambah ke perkantoran, masjid-masjid serta perumahan (Khalimi:2010).

2. Tujuan dan Keanggotaan Hizbut Tahrir

Tujuan utama berdirinya HT sendiri adalah untuk mengembalikan kehidupan Islam melalui dakwah dan Jihad yang hanya dapat diatasi oleh tegaknya pemerintahan Islam (Al-Amin:2012, 21-22).

Tujuan tersebut berarti juga menjadikan seluruh aktivitas kehidupan masyarakat diatur oleh sebuah hukum syariat yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan standar halal-haram dibawah naungan dakwah dan kepemimpinan Islam.

Di samping tujuan tersebut, aktivitas-aktivitas HT juga dimaksudkan untuk membangkitkan kembali umat Islam dengan kebangkitan yang benar

(3)

59 melalui pemikiran-pemikiran kritis yang tercerahkan. Dengan keterbukaan pemikiran HT menilai bahwa, umat Islam dapat meraih kembali kejaannya sebagaimana yang pernah terjadi di masa lampau yakni, bahwa Islam pernah Berjaya dan menguasai serta mengendalikan dunia sesuai dengan hukum Islam.

Berdasarkan arahnya, Tujuan dakwah HT dapat diklasifikasikan ke dalam dua arah yakni umum dan khusus. Al-Amin (2017:74) menggambarkan Tujuan dan arah dakwah HT sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tujuan dan Arah Dakwah Hizbut Tahrir Tujuan dan Arah Dakwah Hizbut Tahrir

Tujuan Arah

Umum Khusus

Mengubah keadaan yang tidak Islami untuk dapat ber-taqarrub kepada Allah  Mentauhidkan Allah  Menjadikan Islam sebagai rahmat  Menjadikan Islam sebagai pedoman Hidup  Menggapai Ridho Allah  Membentuk kader berkepribadian Islam  Membentuk jama’ah

yang membina kader dan memperjuangkan tegaknya dakwah Islam  Membentuk dakwah Islam yang menerapkan seluruh ajaran Islam.

Sumber: Khilafah HTI dalam Timbangan (Al-Amin :2017,74) 4.2 Hizbut Tahrir dan Konstruksi Khilafah

Masalah politik tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Meminjam istilah yang digunakan oleh Aristoteles bahwa manusia sendiri merupakan zoon politicon atau hewan yang bermasyarakat, maka politk sebagai salah satu hal yang mengatur tata kehidupan bermasyarakat sangat tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Bila kita mengkaji tentang Hizbut Tahrir, maka kita tidak bisa terlepas dari pemahasan mengenai politik. Al-Amin (2017:48) mengatakan bahwa, gerakan Islam ini menegaskan dan

(4)

60 mengajak umat Islam untuk selalu sadar politik. Merupakan suatu anggapan yang salah bila umat Islam khususnya ulama harus menjauhi politik. Anggapan tersebut dinilai merupakan pengaruh dari paham sekuler barat (Al-Khattath dalam Al-Amin (2017:49)).

“HT mendefinisikan negara Islam sebagai eksistensi politik psraktis yang menerapkan Islam, serta menyebarkannya ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad” (Al-Amin:2017,41)

Upaya dakwah penyadaran umat Islam akan urgensi untuk kembali dalam penegakan syariat Islam adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar bagi gerakan ini, meskipun mereka menyadari bahwa upaya tersebut sangatlah sulit (Al-Amin:2017, 73-74)

Selain untuk membebaskan umat Islam dari belenggu barat, salah satu tujuan HT mendirikan negara Islam atau Ad-daulah Al-Islamiyah dengan sistem khilafah adalah untuk memudahkan dakwah Amar Ma’ruf nahi munkar. Dengan menjadi penguasa seseorang akan lebih memiliki kekuatan, sehingga dakwah yang dilakuakan oleh penguasa cenderung akan lebih efektif. Seorang penguasa juga memiliki wewenang untuk menyuasun undang-undang sehingga akan memudahkan untuk menyusun peraturan negara sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal tersebut merupakan sebuah kesempatan untuk menerapkan ajaran Islam secara sempurna (Kaffah) ke seluruh dunia.

Ismail Yusanto, juru bicara HT Indonesia pada 2011 lalu menjelaskan lima alasan peluang besar bagi tegaknya khilafah di Indonesia yakni: 1) adanya dukungan yang besar dari umat Islam 2) Dakwah HT berjalan dengan aman dan bahkan semakin besar dan meluas 3) adanya kemerosotan kepercayaan publik

(5)

61 kepada pemerintah yang semakin meningkat setiap waktu 4) Besarnya potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia 5) Adanya pengalaman Historis Indonesia dalam menerapkan syariat Islam (Al-Amin:2012,6).

4.3 Media Dakwah HTI 1. Tabloid Media Umat

Perjuangan dakwah politik HT sangat nampak dalam upayanya menentang orang-orang kafir imperialis dalam rangka melepaskan umat Islam dari belenggu kekuasaan dan pemikiran-pemikiran mereka. HT juga tak segan-segan dalam mengkritik pemerintahan baik secara langsung maupun melalui medianya sebagai bentuk kontrol dan koreksi terhadap pemerintah maupun penguasa yang dianggap berlaku dzalim terhadap umat Islam.

Berdasarkan informasi yang dihimpun peneliti melalui berbagai sumber, dahulu sebelum izin keorganisasiannya dicabut oleh pemerintah, selain melakukan dakwah di lapangan HTI juga melakukan dakwah melalui media cetak, dan internet yakni pada situs http//hizbut-tahrir.or,id yang kini sudah ditutup dan tidak bisa lagi diakses. Aktivitas dakwah ini dimaksudkan untuk menyebarkan pemahamaan serta mempengaruhi umat. Selain melalui website HTI juga konsisten dalam dakwahnya melalui media cetak. Beberapa media cetak milik HTI yang pernah ada diantaranya:

Tabel 4.2 Data Media Cetak Milik HTI

Nama Media Waktu Terbit Tagline

Majalah Al Wa’ie 1 bulan 1x Membangun Kesadaran Umat Tabloid Media Umat 1 bulan 2x Memperjuangkan Kehidupan Islam Buletin Al-Islam 1 minggu 1x Melanjutkan Kehidupan Islam

(6)

62 Media Umat sebagai objek dari penelitian ini merupakan salah satu dari tiga media cetak yang pernah diterbitkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Dalam kontennya Tabloid Media Umat lebih cenderung kepada berita atau news dibanding dengan Majalah Al-Wa’ie dan Buletin Al-Islam yang cenderung pada pembahasan mengenai ulasan secara mendalam tentang sebuah topik-topik tertentu. Tabloid Media Umat juga bersifat lebih update dalam mengkritisi dan mensoroti pemberitaan seputar pemerintahan. Nuansa perjuangan HTI dalam upaya mendirikan sistem khilafah sangat kental dalam tabloid ini, sebagaimana tagline yang diusung yakni “Memperjuangkan Kehidupan Islam”

Sebagai media partisan sangatlah wajar bila Media Umat memiliki kecenderungan tersendiri dalam mengkonstruksikan pesannya. Namun, yang menarik dari Tabloid ini adalah keberaniannya dalam mensuarakan kritik terhadap pemerintahan yang dapat dikatakan sangat berbeda dengan media partisan lainnya. Kritikan tersebut ditujukan kepada pemerintah terhadap berbagai permasalahan sosial yang menyimpang, dan kebijakan-kebijakannya. Selanjutnya untuk memahami apa yang ingin diwacanakan HTI melalui berita-berita yang dipublikasikannya dalam tabloid Media Umat maka peneliti akan mendalami teks yang ada dalam tabloid Media Umat dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Roger Fowler,dkk. Sebagai media partisan apakah teks berita dalam Media Umat mengandung unsur ingin menggulingkan pemerintahan atau memang hanya sebagai kritik yang membangun.

a Susunan Redaksi dan Manajemen Tabloid Media Umat 1) Pemimpin Redaksi/Pemimpin Umum: Farid Wadjdi 2) Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman

(7)

63 3) Sidang Redaksi : Hafidz Abdurrahman, MR. Kurnia, Yahya

Abdurrahman, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib 4) Redaktur Pelaksana: Mujiyanto

5) Redaksi: W Almaroky, Joko Prasetyo, Fatih Sholahuddin, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Iffah Ainur Rocmah, Kholda

6) Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono&Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Farhan (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten)

7) Desain dan Pracetak: Kholid Mawardi 8) Keuangan: Budi Darmawan

9) Marketing: Muhammad Ihsan 10) Sirkulasi: W Wahyudi

11) Iklan: Aris Rudito, M. Rosyid Aziz

Alamat Redaksi: JL. Prof Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790 Email: Pembaca.tabloidmu@gmail.com

Gambar

Tabel 4.1 Tujuan dan Arah Dakwah Hizbut Tahrir  Tujuan dan Arah Dakwah Hizbut Tahrir

Referensi

Dokumen terkait

Bisa pula dikatakan bahwa ketika sebuah negara secara langsung bertanggungjawab dalam membuat kondisi negara lain tidak layak ditinggali, misalnya melalui invasi

instrument yaitu validitas butir, dengan menggunakan koefisien korelasi. antar skor butir dengan skor

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Garno (12) mengungkapkan bahwa di Perairan tawar yang memiliki 4 musim 70-80 % fitoplankton adalah lebh kecil dari 10 mikrometer, sedangkan di Bendungan Cirata lebih dari 99%

UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan BNPB (2012) menjelaskan bahwa rawan bencana merupakan kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran role playing melalui pelajaran Sosiologi terbukti dapat meningkatkan kecerdasan

Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pembagian kerja pegawai pada masing-masing sub bagian dan dalam pencapaian target yang belum terealisasi pada tahun

Pada kenyataannya, dalam pendugaan kepadatan populasi orangutan menggunakan metode survei sarang, secara keseluruhan sarang yang ditemukan bervariasi mulai dari sarang