• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASYIM ASY`ARI (studi multi situs di MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASYIM ASY`ARI (studi multi situs di MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pada bab pendahuluan ini diuraikan secara berurutan mengenai: a) konteks penelitian; b) fokus dan pertanyaan penelitian; c) tujuan penelitian; d) kegunaan hasil penelitian; e) penegasan istilah; f) sistematika pembahasan.

A. Konteks Penelitian

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan kerja sama antara pendidik (guru) dan peserta didik (murid). Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan pengaruhnya kepada perserta didik, apabila tidak ada

kesediaan dan kesiapan dari peserta didik itu sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan sulit dibayangkan dapat berhasil.1

Namun perlu digaris bawahi, bahwa adanya proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan sangat membutuhkan adanya sebuah etika atau aturan yang bisa mengantarkan kepada sebuah keberhasilan guru dan murid. Dengan kata lain, adanya suasana religius dan membiasakan akhlak yang baik dalam setiap kegiatan belajar mengajar merupakan langkah maju menuju cita-cita keseimbangan dunia dan akhirat.2Dengan pembiasaan dan penerapan etika dan akhlakul karimah maka peserta didik telah mendapatkan haknya sebagai penuntut ilmu, karena ilmu yang baik adalah yang debarengi dengan akhlak dan etika yang baik pula.

1

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 129

2

(2)

Di sisi lain, pendidikan tidak sekedar diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga berorentasi pada pembentukan akhlak yang mulia. Di mana murid-murid diharapkan untuk berakhlak yang baik guna meraih derajat “bisa beramal dengan keilmuannya”. Jadi, dengan konsep di atas, akhlak menempati kedudukan yang sangat tinggi, dan dengan konsep ini pula kekhasan pendidikan Islam bisa ditelusuri. Konsepini sama seperti pernyataan Fatiyah Hasan Sulaiman yang mengatakan bahwa “akhlak adalah corak spesifik pendidikan Islam”.3 Pernyataan ini juga diperkuat oleh Atiyah Al-Abrasi yang menekankan akhlak sebagai tujuan terpenting dalam pendidikan.4Jadi, pendidikan bukan sekedar transfer of knowledge, melainkan ia harus mampu membentuk akhlak yang sempurna, sebab pendidikan yang hanya menekankan pada aspek pemikiran dan melupakan aspek Ilahiyah di anggap sebagai pendidikan yang tidak bisa melanjutkan idealitas pendidikan.

Banyaknya tokoh–tokoh agama yang juga sebagai tokoh pendidikan adalah sebuah bukti bahwa pendidikan agama sangatlah penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. KH Ahmad Dahlan, KH Wahid Hasyim, Hasyim Asy`ari, Buya HAMKA, Kyai Imam Zarkasyi dan masih banyak yang lainnya. Tumbuh kembangnya ormas-ormas agama khususnya islam dan berkembang ke arah dunia pendidikan adalah bukti kuat bahwa pendidikan dalam konteks agama sangatlah besar, sebagai contoh, PM GONTOR, PP Tebu Ireng, PM Arisalah, PP Lirboyo dan seterusnya.

3

Fatiyah Hasan Sulaiman, Aliran-Aliran Dalam Pendidikan, (Semarang : Dina Utama, 1993), hal. 18.

4

(3)

Berkembangya Organisasi Masarakat (ormas) Islam Nahdhatul `Ulama dan Muhamadiyah yang kemudian menjangkau ranah dunia pendidikan merupakan bukti kuat Pendidikan Agama Islam sangatlah dibutuhkan dan diminati di Negeri ini. Banyaknya sekolahan yang bermuara pada ormas-ormas tersebut menarik peneliti untuk melihat lebih dalam mengenai Pendidikan Agama Islam yang

dilaksanakan oleh pihak-pihak sekolah yang bermuara pada ormas islam.

Sekolah-sekolah yang bermuara pada organisasi masyarakat NU banyak yang mengambil nama pendiri NU ataupun alur pemikiran Nahdatul Ulama` sebagai Branding nama sekolahan tersebut. Banyak contoh yang mungkin bisa kita temukan, seperti SMA Hasyim Asy`ari dilamongan, SMA Maarif, MA Maarif, MTSI Aswaja5 dan masih banyak yang lainnya. Berangkat dari pernyataan di atas, sangat relevan penulis mengangkat Hasyim Asy’ari sebagai tokoh pendidikan Islam. Walaupun Hasyim Asy’ari telah meninggalkan kita berpuluh-puluh tahun yang lalu, namun gema itu masih berkumandang dalam berbagai aspek kehidupan; sosial, kultural, keagamaan dan politik.6 Dan tidak kalah pentingnya menurut Asad Shihab sebagaimana dikutip Tamyiz Burhanudin, Bahwa KH Hasyim Asy’ari sangat memperhatikan masalah-masalah pendidikan. Dan ini dibuktikan dengan pernyataan beliau “suatu bangsa tidak akan maju, jika warganya bodoh-bodoh. Hanya dengan pengetahuan, suatu bangsa akan menjadi

maju”.7 Ini merupakan pernyataan Hasyim Asy’ari ketika menyikapi kondisi

5

http://www.umm.ac.id/id/page/041113/14/data-sma-dan-smk-kab-lamongan.html

diakses pada tanggal 5 maret 2015 pukul 21.33 Wib

6

Zamakhsyari Dhofier, KH. Hasyim Asy’ari: Penggalang Islam Tradisional”, (Editor) Humaidy Abdussami, Biogrofi 5 Rais ‘Am Nahdlatul Ulama’, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), hal. 17

7

(4)

pendidikan yang terbelakang saat itu untuk itu Hasyim Asy`ari tidak hanya menyatakannya melainkan membuktikannya dengan membuat pengajian-pengajian dan membangun pesantren.

Hasyim Asy’ari adalah salah seorang pendiri lembaga peasantren, selain sebagai tokoh agama beliau juga memiliki pemikiran di berbagai disiplin ilmu, diantaranya teologi, tasawuf, fiqih, dan kependidikan. Bahkan, masyarakat Indonesia agaknya lebih mendukung beliau sebagai tokoh awal yang membuat mata rantai tradisionalisme di Indonesia, gara-gara dia meletakkan kerangka dasar pendirian Nahdlatul Ulama’, sebuah organisasi sosial keagamaan yang saat ini terbesar di Indonesia.

Pada masa muda KH. Hasyim Asy’ari, ada dua sistem pendidikan bagi penduduk pribumi Indonesia, Pertama adalah sistem pendidikan uyang disediakan untuk para santri muslim di pesantren yang fokus pengejarannya adalah ilmu agama. Kedua adalah sistem pendidikan barat yang dikenalkan oleh kolonial Belanda dengan tujuan menyiapkan para siswa untuk menempati posisi-posisi administrasi pemerintahan baik tingkat rendah maupun menengah.8

Nama lengkap KH. Hasyim Asy’ari adalah Muhammad Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd al-Wahid ibn ‘Abd al-Halim yang mempunyai gelar Pangeran Bona ibn Abdur ar-Rohman yang dikenal dengan Jaka Tingkir, Sultan Hadiwijaya ibn Abdullah Ibn Abdul Aziz ibn Abd al-Fatih ibn Maulana Ishaq dari Raden Ainul Yaqin disebut Sunan Giri. Ia lahir di Gedang, sebuah desa di daerah Jombang, Jawa Timur pada hari Selasa kliwon 24 Dzulqa’dah 1287 H. bertepatan pada

8

(5)

tanggal 14 Februari 1871. KH. Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 pukul 03.45 dini hari bertepatan dengan tanggal 7 Ramadhan tahun 1366 dalam usia 79 tahun.9

Zamakhzyari Dhofier menyatakan bahwa Hasyim Asy’ari merupakan salah satu tokoh pendidikan Islam di Indonesia yang mencetak santri-santri agar kelak dapat mengembangkan dirinya menjadi “ulama’ intelektual” (ulama’ yang menguasai pengetahuan umum) dan “intelektual ulama” (sarjana dalam bidang pengetahuan umum yang juga menguasai pengetahuan Islam). Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, Hasyim Asy’ari mendirikan empat macam tipe aktivitas pendidikan, yang meliputi sebagai berikut10:

1) Kelas Bandongan 2) Madrasah Ibtidaiyah

3) Sekolah Persiapan Tsanawiyah 4) Madrasah Tsanawiyah

5) Madrasah Aliyah.

Hal ini di tangani sendiri oleh Hasyim Asy’ari selama kurang lebih enam tahun, kemudian pengelolaan madrasahdi serahkan kepada menantunya KH. Ilyas. Di bawah kepemimpinannya, madrasah yang semula bersifat diniyah kemudian dikembangkan menjadi madrasah yang juga mengajarkan ilmu-ilmu umum.

9

Suwendi, M.Ag. Konsep Pendidikan KH. Hasyim Asy’ari. (Jakarta: LeKDis, 2005) hal. 13

10

(6)

Dalam hal ini, beliau mendirikan:1). MTs (Madrasah Tsanawiyah) 2). SMA 3). Madrasah AlHuffadh 4). Jam’iyyah dan 5).Universitas Hayim Asy’ari.11

Sering munculnya nama Hasyim Asy`ari pada nama-nama yayasan dan khususnya pada nama sekolahan menarik minat peneliti untuk melihat lebih jauh mengetahui tentang sosok Hasyim Asy`ari dan pemikiran serta implementasi dari pemikiran Hasyim Asy`ari dalam dunia Pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam. Dalam bukunya Adab alim wa muta’allim fi ma yahtaj ilaih al-muta’allim fi ahwal ta’limihi wa ma yatawaqaf ‘alaih al-al-muta’allim fi maqamat

ta’limihi, Hasyim Asy`ari menerangkan bagaimana konsep pendidikan islam secara umum menurut Hasyim Asy`ari. Buku yang ditulis Hasyim Asy`ari inilah sebagai landasan teori yang penulis rujuk, dengan begitu penulis bisa mengetahui pokok pendidikan Hasyim Asy`ari dan bagaimana implementasinya di tempat penelitian. Dalam buku tersebut dipaparkan berbagai teori tentang pendidikan islam dan bagaimana kita menyikapinya, teori yang dipaparkan oleh Hasyim Asy`ari dalam buku tersebut adalah tentang pentingnya pendidikan dan tanggung jawab, seperti tanggung jawab dan etika seorang peserta didik, tanggung jawab dan etika seorang pendidik.

Dari buku yang penulis temukan tentang pemikiran Hasyim Asy`ari tentang pendidikan islam, bahwa tujuan pendidikan islam menurut beliau itu ada dua,

pertama Menjadi insan yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan tujuan yang kedua Menjadi insan yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia

11

(7)

dan akhirat.12 Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh samsul rizal mengutip dari buku Adab alim wa muta’allim fi ma yahtaj ilaih al-muta’allim fi ahwal ta’limihi wa ma yatawaqaf ‘alaih al-al-muta’allim fi maqamat

ta’limihi karangan Hasyim Asy`ari ada delapan pokok pemikiran pendidikan

Islam, yaitu13;

1. Keutamaan ilmu dan keutamaan belajar mengajar 2. Etika yang harus diperhatikan dalam belajar mengajar 3. Etika seorang murid kepada guru

4. Etika seorang murid terhadap pelajaran dan hal-hal yang harus dipedomi berasama guru

5. Etika yang harus dipedomi seorang guru 6. Etika guru ketika dan akan mengajar 7. Etika guru terhadap murid-murid nya

8. Etika terhadap buku, alat untuk memperoleh pelajaran dan hal-hal yang berkaitannya dengannya.

Dari delapan pokok pemikiran tersebut Hasyim Asy`ari membaginya dalam tiga kelompok besar pemikiran pendidikan islam, Pertama Signifikasi pendidikan,

Kedua Etika seorang murid dan Ketiga Etika seorang guru.14

Dari konteks awal penelitian yang telah penulis paparkan, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang pemikiran pendidikan Hasyim Asy`ari dalam

12

Zamahksyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai, (Jakarta : LP3ES, 1994), hal. 113

13

Samsul Rizal, Filsafat Pendidikan Islam. (Ciputat Pers. Jakarta. 2002). hal. 155

14

(8)

dunia pendidikan khususnya Pendidikan Islam serta implementasinya. Maka dari itu penulis mengambil judul berikut “Implementasi Pemikiran Pendidikan Islam Menurut KH. Hasyim Asy`ari (Studi Multi Situs di MTs Aswaja Tunggangri dan

MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar)”

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Sesuai dengan konteks pemikiran dan gagasan awal peneliti dalam penelitian ini adalah ingin menggali dan menemukan bagaimanakah pemikiran pendidikan Islam menurut Hasyim Asy`ari. Untuk itu fokus penelitian ini adalah, mencari tahu bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut Hasyim Asy`ari, dan bagaimana proses pelaksanaan pemikiran pendidikan menurut Hasyim Asy`ari di MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar, kemudian bagaimana hasil dari proses pelaksanaan pemikiran pendidikan menurut Hasyim Asy`ari tersebut di tempat penelitian yaitu di MTs Aswaja Tunggangri

dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar

Sesuai dengan Konteks dan Fokus Penelitian serta judul yang peneliti ajukan untuk, maka peneliti mencari hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan berikut ;

1. Bagaimanakah pemikiran KH. Hasyim Asy`ari tentang pendidikan Islam ?

(9)

3. Bagaimanakah hasil pelaksanaan pendidikan Islam menurut pemikiran KH. Hasyim Asy`ari di MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar ?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada Pertanyaan Penelitian maka tujuan penelitian yang peneliti maksudkan adalah, mencari tahu bagaimana Pemikiran Hasyim Asy`ari tentang pendidikan Islam, bagaimanakah Pelaksanaan Pendidikan Islam menurut pemikiran Hasyim Asy`ari di Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri dan Madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Wonodadi Blitar, serta bagaimanakah hasil pelaksanaan pendidikan Islam menurut pemikiran Hasyim Asy`ari di MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini diharapkan mampu memberikan konstribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara teoritis maupun praktis. Peneliti berharap dengan diadakannya penelitian ini bisa menambah wawasan keilmuan pada semua pihak, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Teoritis

(10)

agama Islam. Serta bisa menjadi bahan rujukan dalam menggali informasi demi menambah kazanah keilmuan yang kita miliki. 2. Praktis

Secara praktis, diharapkan berguna dan bermanfaat serta sebagai masukan informasi bagi :

a) Pihak kampus

Peneliti berharap dengan penelitian yang peneliti lakukan ini mampu memberikan konstribusi dalam menambah khazanah keilmuan pendidikan agama islam bagi akademika kampus. Selain itu sumbangsih pemikiran dan penelitian yang dilakukan peneliti ini mampu menambah koleksi penelitian perpustakaan kampus.

b) Pihak Madrasah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kritisi dan masukan yang membangun bagi pihak madrasah yaitu MTs Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi Blitar tempat penelitian ini dilakukan baik secara prakteknya maupun teorinya. Dan bisa menjadi acuan dalam menerapkan pemikiran pendidikan Hasyim Asy`ari yang lebih baik dari sebelumnya.

c) Pihak Kepala Sekolah

(11)

pemikiran pendidikan Hasyim Asy`arid an bagaimana mengimplementasikannya di lembaga yang dipimpinya.

d) Bagi peneiliti selanjutnya

Peniliti berharap dengan penelitian ini maka peneliti selanjutnya akan mampu mengolah dan mengkaji lebih dalam lagi tentang pemikiran Hasyim Asy`ari tentang pendidikan Islam. Serta dapat memberikan konstribusi rujukan dan khazanah keilmuan yang peneliti selanjutnya butuhkan dalam memperdalam khazanah keilmuan maupun perbandingan penelitian yang dibutuhkan.

e) Bagi pembaca

Semoga dengan hasil penilitian yang peneliti lakukan dan temukan dilapangan penelitian ini mampu menginspirasi pembaca untuk melakukan dan menerapkan pendidikan Islam khususnya yang sesuai dengan pemikiran pendidikan Islam menurut Hasyim Asy`ari. Serta diharapkan penelitian ini bisa menjadi masukan dan solusi yang dicari pembaca.

E. Penegasan Istilah

(12)

1. Penegasan Secara Konseptual

Penegasan istilah ini dimaksudkan oleh peneliti untuk membantu peneliti guna menemukan dan menggali informasi yang peneliti inginkan secara teori.

a) Implementasi

“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”15

Dari pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi bukanlah sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya. Jadi Implementasi Pemikiran Pendidikan Islam adalah aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem dalam pemikiran

pendidikan Islam.

b) Pemikiran Pendidikan

Secara etimologi pemikiran berasal dari kata dasar pikir, berarti proses, cara atau perbuatan memikir yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Dalam konteks ini pemikiran dapat diartikan sebagai upaya cerdas (ijtihady) dari proses kerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana

15

(13)

sedangkan pendidikan, secara umum berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (peserta didik) dalam usaha mendewasakan manusia (peserta didik), melalui upaya pengajaran dan latihan.16 Jadi bisa ditarik garis lurus bahwa pemikiran pendidikan adalah sebuah proses cerdas untuk berkembang menjadi manusia yang dewasa melalui upaya pengajaran dan latihan dengan menggunakan hati dan pikiran.

c) Implementasi Pemikiran Pendidikan

Implementasi pemikiran pendidikan adalah praktek pendidikan yang bermuara pada pemikiran pendidikan suatu tokoh atau sebuah system tertentu. Bisa juga diartikan sebagai praktek ijtihadi yang dilakukan dan diterapkan pada sebuah proses pendidikan yang berlangsung secara terus menerus dan berkembang menjadikan manusia lebih dewasa melalui proses pendidikan.

2. Penegasan Secara Operasional

Implementasi Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Hasyim Asy`ari merupakan sebuah teori yang digali oleh peneliti dan mencoba untuk mencari pengembangan dan praktek yang terjadi dilapangan. Implentasi pemikiran pendidikan adalah sebuah cara guna mempraktekkan teori yang telah dicanangkan dalam lembaga pendidikan.

16

(14)

Jadi, yang dimaksud dengan implentasi pemikiran adalah praktek dari sebuah teori yang telah berkembang dalam dunia pendidikan. Serta kesesuaian dan ketidak sesuaian yang terjadi di tempat penelitian

F. Sistematika Pembahasan

Sebelum menginjak bab pertama dan bab berikutnya yang merupakan satu kesatuan yang utuh, maka sistematika penulisan skripsi ini diawali dengan halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi dan abstrak yang selanjutnya diikuti oleh

bab-bab selanjutnya.

Bab pertama adalah bab pendahuluan, pada bab ini berisi tentang konteks penelitian, Fokus dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan

Bab kedua merupakan kajian pustaka, pada bab ini menjelaskan tentang Biografi Hasyim Asya`ari, deskripsi dan konsep pemikiran pendidikan islam

menurut Hasyim Asy`ari, hasil penelitian terdahulu, dan paradigma penelitian.

Bab ketiga merupakan metode penelitian, pada bab ini berisi tentang rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan, dan tahap-tahap

penelitian.

(15)

Bab kelima merupakan hasil penelitian, pada bab ini berisi tentang hasil temuan, Uraian pemikiran pendidikan islam menurut Hasyim Asy`ari, Implementasi pemikiran pendidikan Islam menuurut Hasyim Asy`ari di MTS Aswaja Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi, Hasil Implementasi Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Hasyim Asy`ari di MTS Aswaja

Tunggangri dan MTs Wahid Hasyim Wonodadi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan diperoleh persentase skor sebesar 55.4%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

Karena memiliki tubuh yang sehat merupakan salah satu dambaan setiap orang, karena kekayaan tidak akan dapat kita nikmati apabila tubuh tidak sehat, sehingga

(8) Tolok ukur dan pembobotan indikator penilaian mandiri atas Kinerja PTSP Pemda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6) dan ayat (7)

Setelah melakukan uji persyaratan analisis data, langkah selanjutnya dilakukan perhitungan pengujian hipotesis yaitu dengan teknik korelasi dan regresi ganda, Dari

Dengan mengamati gambar kegiatan yang disajikan, siswa mampu menyajikan pecahan ( ) yang bersesuaian dengan bagian dari keseluruhan suatu benda konkret dengan cermat.. Dengan

Pandangan hidup Ambika mencerminkan mentalitasnya sebagai perempuan. Pandangan tersebut merupakan representasi pandangan hidup yang paternalistis dan feodal ² bahwa

20 Juni 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana berikut:. Nomor

Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dimana daerah memiliki kewenangan membuat Kebijakan tentang Desa dalam member pelayanan, peningkatan