• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN WAKTU LUANG (LEISURE ACTIVITY) DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJELANG PENSIUN DI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN WAKTU LUANG (LEISURE ACTIVITY) DAN KECENDERUNGAN POST POWER SYNDROME PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJELANG PENSIUN DI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata

Satu (S1) Psikologi (S.Psi)

Ilvi Nur Diana B07212014

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan waktu luang (leisure activity) dan kecenderungan Post Power Syndrome pada pegawai negeri sipil menjelang pensiun di UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi populasi sebagai teknik pengambilan sampel. Instrumen yang dipakai adalah skala Post Power Syndrome dan skala Waktu Luang (Leisure Activity) dengan menggunakan skala likert sebagai pilihan jawaban. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) dalam masa menjelang pensiun dengan rentang usia mulai dari 60-64 tahun, yang berjumlah 38 orang yang terdiri dari 33 laki-laki dan 5 perempuan.

Berdasarkan hasil uji test normality yang menunjukkan data berdistribusi nomal, maka pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi product moment dan diperoleh harga koefisien korelasi sebesar -0,588 dengan signifikansi sebesar 0,000. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan waktu luang dengan kecenderungan Post Power Syndrome pada pegawai negeri sipil menjelang pensiun di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan, arah koefisien korelasi bersifat negatif yaitu semakin tinggi pemanfaatan waktu luang (X), maka akan diikuti dengan semakin rendahnya kecenderungan Post Power Syndrome (Y) pada pegawai negeri sipil menjelang pensiun di UIN Sunan Ampel Surabaya. Dan sebaliknya, jika pemanfaatan waktu luang rendah, maka akan diikuti dengan Post Power Syndrome yang tinggi pada pegawai negeri sipil menjelang pensiun di UIN Sunan Ampel Surabaya. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima atau terbukti.

(7)

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between the use of spare time (leisure activity) and the tendency of post-power syndrome on civil servants retirement at UIN Sunan Ampel Surabaya. This research is a quantitative study using population studies as a sampling technique. The instrument used was post power syndrome scale and the scale of waktu luang (leisure activity) using a Likert scale as possible answers. Subjects in this study are civil servants (PNS) in the period leading up to retirement with an age range from 60-64 years, totaling 38 people, consisting of 33 men and 5 women.

Based on the test results of normality tests that showed nomal distribution data, the hypothesis testing using product moment correlation analysis and obtained correlation coefficient of -0.588 with a significance of 0.000. That is, there is a significant relationship between the use of leisure time with the tendency of post-power syndrome on civil servants retirement at UIN Sunan Ampel Surabaya. Meanwhile, the direction of the correlation coefficient is negative ie the higher utilization of spare time (X), it will be followed with the smaller tendency of post power syndrome (Y) on the civil service retirement at UIN Sunan Ampel Surabaya. And conversely, if the utilization of spare time low, it will be followed by a high post power syndrome on civil servants retirement at UIN Sunan Ampel Surabaya. This means that this hypothesis is accepted or proven.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Intisari ... xi

Abstract ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 16

C. Tujuan Penelitian... 16

D. Manfaat Penelitian... 16

E. Keaslian Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Post Power Syndrome 1. Pengertian Post Power Syndrome ... 24

2. Etiologi Post Power Syndrome ... 26

3. Gejala-gejala Post Power Syndrome ... 28

B. Waktu Luang (Leisure Activity) 1. Pengertian Waktu Luang (Leisure Activity) ... 30

2. Dimensi Kegiatan Waktu Luang (Leisure Activity) ... 33

3. Manfaat Waktu Luang (Leisure Activity) ... 35

C. Pensiun 1. Pengertian Pensiun ... 36

2. Jenis-jenis Pensiun... 37

3. Fase-fase Pensiun ... 39

D. Hubungan antara pemanfataan waktu luang dan kecenderungan Post Power Syndrome ... 41

E. Kerangka Teoritis ... 44

F. Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 48

2. Definisi Operasional ... 49

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi ... 50

(9)

iv C. Teknik Pengumpulan Data

1. Model Skala dan Petunjuk Skoring ... 53

2. Blue Print ... 56

D. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 58

2. Reliabilitas ... 62

E. Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek ... 65

1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

2. Data Responden Berdasarkan Jenis Usia ... 66

3. Data Responden Berdasarkan Tahun Pensiun ... 67

B. Deskripsi dan Reliabilitas Data ... 68

1. Deskripsi Data ... 68

2. Uji Reliabilitas ... 71

3. Uji Validitas ... 73

C. Hasil Penelitian ... 74

1. Uji Normalitas ... 75

2. Analisis Korelasi Product Moment ... 77

D. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

(10)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jabatan, Batas Usia Pensiun, dan Dasar Hukum ... 4

Tabel 2 : Data Tenaga Pendidik Dosen Menjelang Pensiun Tahun 2016-2020 pada Unit Kerja ... 51

Tabel 3: Petunjuk Skoring Pilihan Jawaban ... 56

Tabel 4: Blue Print Skala Post Power Syndrome ... 57

Tabel 5: Blue Print Skala Waktu Luang (Leisure Activity) ... 58

Tabel 6: Hasil Seleksi Aitem Skala Post Power Syndrome pada Subjek Try Out .... 60

Tabel 7: Hasil Seleksi Aitem Skala Waktu Luang pada Subjek Try Out ... 61

Tabel 8: Hasil Analisis Deskriptif Statistik Skala Penelitian ... 68

Tabel 9: Deskripsi Data Berdasarkan Usia ... 69

Tabel 10: Deskripsi Data Berdasarkan Tahun Pensiun ... 70

Tabel 11: Hasil Uji Reliabilitas Skala Post Power Syndrome pada Subjek Try Out . 71 Tabel 12: Hasil Uji Reliabilitas Skala Waktu Luang pada Subjek Try Out ... 72

Tabel 13: Hasil Uji Reliabilitas Skala Post Power Syndrome Subjek Penelitian ... 73

Tabel 14: Hasil Uji Reliabilitas Skala Waktu Luang Subjek Penelitian ... 74

Tabel 15: Hasil Uji Normalitas Subjek Penelitian ... 75

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Diagram Persentase Pegawai PNS dan Non PNS ... 15

Gambar 2: Kerangka Teoritis ... 45

Gambar 3: Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

Gambar 4: Data Responden Berdasarkan Usia ... 67

Gambar 5: Data Responden Berdasarkan Tahun Pensiun... 67

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Skala Post Power Syndrome pada Subjek Try Out ... 90

Lampiran 2: Tabulasi Jawaban Skala Post Power Syndrome Subjek Try Out ... 93

Lampiran 3: Tabulasi Skor Skala Post Power Syndrome Subjek Try Out ... 94

Lampiran 4: Output Uji Validitas Skala Post Power Syndrome Subjek Try Out ... 95

Lampiran 5: Skala Waktu Luang (Leisure Activity) pada Subjek Try Out ... 97

Lampiran 6: Tabulasi Jawaban Skala Waktu Luang Subjek Try Out ... 99

Lampiran 7: Tabulasi Skor Skala Waktu Luang Subjek Try Out ... 100

Lampiran 8: Output Uji Validitas Skala Waktu Luang Subjek Try Out ... 101

Lampiran 9: Skala Post Power Syndrome pada Subjek Penelitian ... 103

Lampiran 10: Tabulasi Jawaban Skala Post Power Syndrome Subjek Penelitian . 105 Lampiran 11: Tabulasi Skor Skala Post Power Syndrome Subjek Penelitian ... 107

Lampiran 12: Output Uji Validitas Skala Post Power Syndrome Subjek Penelitian……….. 109

Lampiran 13: Skala Waktu Luang (Leisure Activity) pada Subjek Penelitian ... 110

Lampiran 14: Tabulasi Jawaban Skala Waktu Luang Subjek Penelitian ... 112

Lampiran 15: Tabulasi Skor Skala Waktu Luang Subjek Penelitian ... 114

(13)

A. Latar Belakang Mas

Majalah adalah

memuat artikel-artike merupakan publikasi lainnya yang mewar

satu pusat informas pembaca dalam menc

Eksistensi majal

beragam yang sesua banyak berbagai ra

segmentasi majalah. keadaaan demografi untuk wanita. Sedang

(wilayah), misalnya: diulas dalam majalah

gaya bahasa target tampilan atau desain m

1

Rahdinal, Definisi Ma majalahadalah-sebuah.html D 2 Rahdinal,Ibid. BAB I PENDAHULUAN asalah

h sebuah media publikasi atau terbitan secara

tikel dari berbagai penulis. Selain memuat artikel, kasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilus

arnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah di

asi bacaan yang sering dijadikan bahan rujuka encari sesuatu hal yang diinginkan.1

jalah muncul karena kebutuhan masyarakat aka

uai dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Ma ragam majalah beredar saat ini, yang disesua

h. Sebagai contoh untuk majalah yang terbitnya afis, misalnya Majalah Gadis, majalah yang di dangkan majalah yang berdasarkan pengelompoka

ya: majalah sekolah. Berbagai bahasan artikel inf lah-majalah tersebut tentunya disesuaikan dengan

et pembaca, begitu pula dengan gaya pendekat in majalah.2

Majalah (http://rahdinalspaceart.blogspot.com/2011/11/d l Diaksespada tanggal 29 Agustus 2015).

ra berkala yang

kel, Majalah juga ustrasi atau fitur h dijadikan salah

ukan oleh para

akan informasi

Maka tak heran suaikan dengan

nya berdasarkan diperuntukkan pokan geografis

informasi yang gan karakter dan

katan dalam hal

(14)

1/definisi-majalah-Saat ini majalah buku yang dibuat ol

organisasi juga da informasi tentang ling

Di zaman sekara sesuai permintaan pa Misalnya majalah po

hanyalah keuntunga bermanfaatnya sebua

Disisi lain majal sebagai media perikl memberi para bapak

media untuk berdakw tetapi perkembangan

massa (elektronik, ra Ditinjau dari seg intinya, pemahaman

oleh para ahli adalah:

3

John Vivian,Teori Komunik 4

Wahidin Saputra,Pengantar

ah tidak hanya terbatas dijual bebas ditoko-toko oleh suatu perusahaan untuk masyarakat umum,

dapat menerbitkan majalahnya sendiri apabil lingkup organisasi tersebut dirasa perlu.

karang, banyak perusahaan majalah yang menerbi n pasar tanpa berfikir konten tersebut bermanfa h pornografi, majalah dewasa dan lain sebagainya.

gan saja. Hal ini sangat melenceng dari nilai inf buah majalah.

jalah juga dapat dimanfaatkan dalam hal yang pos riklanan perusahaan, perekat nasional karena ak pendiri bangsa sebuah audien yang amat luas

kwah. Karena berdakwah tidak hanya berbicara d gan zaman menuntut seseorang untuk memanf

k, radio dan cetak).

egi bahasa dakwah berarti panggilan, seruan atau an lebih luas dari pengertian dakwah yang telah

lah: Pertama, ajakan ke jalan Allah SWT. Kedua,

nikasi Massa(Jakarta: Ikasi Massa, 2008), h.124. tar Ilmu Dakwah(Jakarta: Grafindo Persada, 2012), h.1.

oko atau kios-kios um, namun suatu

bila kebutuhan

rbitkan majalah nfaat atau tidak. ya. Mereka fikir

informatif dan

g positif seperti a majalah bisa uas3 atau sebagai

dimuka umum, nfaatkan media

au ajakan.4 Pada ah didefinisikan

(15)

secara berorganisasi. jalan Allah SWT. Ke

Media dakwah digunakan sebagai a

mad’u. Media ini bi

baik dalam bentuk banyak digunakan o

buku, internet, handphon Jika kekuatan inf

Artinya, para muba bertabligh melalui tul antara mereka yang

sejumlah aktivitas di akan terbentuk oleh pe

Oleh karena itu, menjawab tantangan diterbitkan oleh Pe

Majalah Aula term pembaca yang fana

Jawa Timur. Dalam

5

Wahyu Ilaihi,Komunikasi D 6

Wahidin Saputra,Ibid,h.9. 7

Aep Kusnawan, Komunikas

si. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi manusi Keempat, sasaran bisa secara fardiyah atau jamaah

h (Wasilah Al-Dakwah) adalah media atau ins i alat untuk mempermudah sampainya pesan da

bisa dimanfaatkan oleh da’i untuk menyampaika

uk lisan maupun tulisan. Diantara media dakwah oleh para da’i saat ini adalah: tv, radio, surat ka

ndphone, bulletin.6

n informasi yang disampaikan media massa dem

ubaligh perlu menyiapkan dirinya untuk mem ui tulisan di media massa. Paling tidak, harus ada

g membidangi aktivitas tablighnya melalui tulisa

di bidang lain. Jika tidak, dikhawatirkan masyar h pesan-pesan media yang kering, tanpa nilai-nilai

itu, majalah Aula hadir menjawab fenomena y gan era informasi bebas ini. Merupakan majalah

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)

rmasuk media yang cukup lama bertahan denga natik, terutama dari kalangan warga Nahdlatul Ul

am perkembangan peredaran majalah ini meramb

i Dakwah(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h.15. .

asi dan Penyiaran Islam(Bandung: Benang Merah Press, 2

nusia agar masuk ah.5

instrumen yang dakwah kepada

ikan dakwahnya

kwah yang masih kabar, majalah,

demikian hebat,

miliki keahlian ada sebagian di isan, di samping

arakat pembaca lai agama.7

yang ada dan h bulanan yang NU) Jawa Timur.

gan segmentasi Ulama (NU) di

bah ke seluruh

(16)

Pulau Jawa, luar Jawa Istimewa Nahdlatul Ul

Aula mempunya memang menjadi m

atau majalah Islam mengetahui NU dapa ini bukan hanya war

Sebagai bacaan merespon beberapa

dan kebangsaan. Aul dikatakan permanen, khutbah Jumat.10

Permasalahannya perbedaan tersebut

digunakan sebagai digunakan sebagai perjuangan yang ga

dahsyat telah dila peperangan itu diim

8

A. Khoirul Anam,Majalah Februari 2016).

9

A. Khoirul Anam,ibid. 10

A. Khoirul Anam,ibid.

Jawa, hingga ke luar negeri melalui jaringan Pen ul Ulama (PCINU).8

yai slogan: Bacaan Santri, Kiai, dan Pemerhat majalah Nahdlatul Ulama, tidak ingin menjadi m

am lainnya. Dengan itu, diharapkan siapa pun apat merujuk ke majalah Aula, dan terbukti pelan warga NU, tapi siapa saja yang ingin tahu NU.9

n orang NU, Aula yang terbit di setiap awal bul pa isu penting yang berkembang seputar ke-NU-a

n. Aula mempunyai beberapa rubrikasi khusus nen, seperti rubrik bahtsul masail, tokoh dan pe

ya, agama menghasilkan perbedaan pemaham but muncul secara mudah sebagai dasar mor

ai alasan bagi aksi-aksi kekerasan, dan intensita ai alat untuk melakukan aksi itu. Citra ag gampang dikenali, dan konsep-konsep tentang

dilakukan dalam perjuangan-perjuangan sosia impi-impikan sebagaimana yang muncul dari renc

h Aula(http://www.nu.or.id/post/read/40052/majalah-aula

10

engurus Cabang

hati. Ambisinya di majalah umum

pun yang ingin langgan majalah

bulan ini aktif -an, keislaman,

khusus yang bisa n pesantren, dan

man. Beberapa moralitas yang

itas ritual yang agama tentang ng perang yang

osialnya. Ketika encana manusia,

la diakses 20

(17)

akhirnya hal itu kekerasan.11

Sama halnya de banyak dan menyeb

yang menyatakan memiliki penafsiran, tentang Al-Quran da

dan mengamalkan I diikuti oleh seluruh ka

Ada sejumlah modernisasi dan ur Negara. Ketiga, ter

pemerintah untuk be akumulasi peninda

didiskriminasikan sebagaimana keban meluasnya terorisme

Pada saat sekaran propaganda tertentu 11

Zulfi Mubaraq, Tafsir Jiha Press, 2011), 155.

12

Luqman bin Muhammad Pustaka Qaulam Sadida, 2005 13

Zuhairi Misrawi, Muslim M Media Nusantara, 2010), h.12

u mereka tuangkan menjadi kenyataan mela

dengan aksi-aksi para penganut aliran sesat y ebar luas diberbagai belahan dunia. Contohnya Im

n bahwa dirinya merupakan generasi Salafush ran, pemahaman, keyakinan, serta pengamalan n dan Sunnah. Cara mereka meyakini, memahami,

n Islam adalah cara yang paling pantas dan palin uh kaum muslimin.12

h motif yang bisa memproduksi terorisme. P urbanisasi. Kedua, budaya kekerasan yang tum terorisme meluas secara intensif karena tidak a

uk benar-benar melawan terorisme. Keempat, tero ndasan, peminggiran, dan penderitaan. M

n secara konstitusional dan tidak mendapa anyakan masyarakat, biasanya menjadi faktor me.13

rang ini dimana orang-orang mempercayai seseor ntu yang dapat membuktikan kebenaran dan k ihad: Menyikap Tabir Fenomena Terorisme Global (Mala

d Ba’abduh, Mereka Adalah Teroris: Sebuah Tinjauan Sy 05),71.

Moderat: Toleransi, Terorisme dan Oase Perdamaian( .120.

elalui aksi-aksi

yang semakin Imam Samudra

ush-Shalih yang lan yang benar i, menafsirkan,

ing benar untuk

. Pertama, arus umbuh disebuah k ada komitmen

erorisme adalah Mereka yang

pat kebebasan ktor determinan

orang pembawa n kebersihannya, alang: UIN-Maliki

Syari’at (Malang:

(18)

mereka akan mene tentu saja memunc

representasi sebaga Sebaliknya, Islam

didalam memberi ca Sebab itu masya mengikuti ajaran ahl

dari informasi atau or keanggotaan yang

masuki oleh ajaran-a Dalam panggun keagamaan yang

dakwahnya yang kha Dengan model dakwa

bertentangan denga NU tetap bertahan orde lama, orde ba

berorientasi pada pendekatan dengan k

14

Abdurrahman Abdul Khaliq 15

Said Aqiel Siradj (ed.), “T Moderat”,Jurnal Pemikiran I

nerima perkataan dan mengikuti seruannya.14 F unculkan keprihatinan, sebab bagaimanapun Isl

gai bentukan manusia beringas yang rakus aka dengan nilai esoterinya mampu menciptakan

cahaya damai ditengah-tengah masyarakat yang pl yarakat Indonesia khususnya organisasi masyara ahlussunah wal jamaah sangat penting untuk mem

u orang-orang yang berlaku sesat. Terlebih ormas g cukup besar di Indonesia. Hal ini sangat rent

n-ajaran yang mengatasnamakan Islam yang tidak be ung sejarah Indonesia, NU dikenal sebaga g moderat. Sikap moderat NU dibuktikan de

g khas, yakni menggunakan pendekatan model dakwahnya itu, NU mengakomodasi budaya lokal

gan prinsip-prinsip ajaran Islam, hal inilah yan n bisa melewati berbagai masa mulai dari zama

baru, reformasi, hingga sekarang ini. Selain i

a dakwah persuasif dan sangat menghindari n kekerasan dan intoleran.

aliq,Methode dan Strategi Da’wah Islam(Jakarta: Al-Faish “Tasawuf Sebagai basis tasamuh: dari sosial Capital me n IslamVol.13 No.1 Mei 2013, h.89.

Fenomena ini Islam bukanlah

akan kekerasan. kan moralitasnya

g plural.15 arakat NU yang

embentengi diri

as NU memiliki rentan dapat di

dak benar.

bagai organisasi dengan model

odel Wali Songo. okal asalkan tidak

ang menjadikan man penjajahan, n itu, NU lebih

ri

(19)

Dalam memperjua konsep yang selalu

berkaitan dengan ke berada dalam rana

kehidupan masyarak dan progresif, tida kehidupan yang terj

konsep, yang diseb

sikap kemasyarakat

ataui’tidal(adil), tas Tiga sikap kema mengajar seperti se

tertanam dalam diri dalam berfikir dan be

Pondok pesantre sedang berkembang metode pembelajara

menggunakan kurikul metode dan kurikul

16

Edi Susanto (ed.), “Pendi Ulama”,Jurnal Pendidikan Is

rjuangkan Islam yangrahmatan lil alamin,NU me alu dijadikan landasan dalam menyikapi berba

kemasyarakatan. Hal-hal yang terjadi di ma nah keagamaan, sosial dan politik. NU meny

rakat, khususnya masyarakat Indonesia bergerak s idak stagnan. Oleh karena itu, dalam menyika erjadi di tengah-tengah masyarakat, NU selalu me

ebut dengan sikap kemasyarakatan Nahdhatul

katan tersebut adalah tawassuth(sikap mengambil , tasamuh(toleransi)dan tawazun(seimbang).16

asyarakatan tersebut penting diterapkan dalam sekolah dan pondok pesantren, agar sejak dini s

diri seseorang. Tidak hanya terbatas dalam sikap sa n berdakwah.

ntren Miftachus Sunnah merupakan pondok pe ng. Diasuh oleh KH. Miftachul Akhyar Bin Abdul arannya menggunakan cara manual yakni bertat

kurikulum lama dan sedang merambah tahap me kulumnya. Sehari-hari anak didik diajarkan tidak

ndidikan Agama Berbasis Moderatisme: Melacak Kontr IslamVol.1 No. 2 2006, h.179.

NU mempunyai tiga bagai hal yang

asyarakat bisa enyadari bahwa

k secara dinamis ikapi dinamika enekankan tiga

l Ulama’. Tiga

bil jalan tengah)

proses belajar ni sikap tersebut

p saja, melainkan

pesantren yang n Abdul Ghoni, tatap muka dan

engembangkan k hanya paham

(20)

ilmu-ilmu dalam ki bermanfaat. Hingga

twitter) dan majala informasi.

Menjaga agar apa menjadi pilihan baca Oleh karena itu,

Sunnah Jalan Kedun Aula, peneliti terta

Miftachus Sunnah te

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dalam penelitian i

1. Apakah ada Nahdlatul U Tarukan nom

2. Sejauh mana pemahaman

Miftachus Sunna

kitab, tetapi juga mengetahui informasi duni ngga media massa seperti website, media sosial (

alah pun juga dipakai sebagai penambahan lit

apa yang diperoleh tidak melenceng dari syariat, n bacaan mereka.

u, diantara sekian banyak warga Pondok Pesantr

dung Tarukan nomor 100, Surabaya yang mem rtarik untuk meneliti pemahaman warga pondok

h tentang dakwah moderat NU.

ah

n latar belakang masalah di atas, maka yang menj an ini adalah:

da peran majalah Aula terhadap pemahaman dak Ulama Pondok Pesantren Miftachus Sunnah J n nomor 100, Surabaya

ana majalah Aula berperan dalam memberika n dakwah moderat Nahdlatul Ulama Pondok

Sunnah Jalan Kedung Tarukan nomor 100, Suraba

dunia luar yang l (facebook dan

literasi sumber

t, Majalah Aula

ntren Miftachus

embaca majalah pondok pesantren

enjadi perhatian

dakwah moderat h Jalan Kedung

ikan kontribusi ondok Pesantren

(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini

permasalahan ya mendapat gamba

1. Peran majala Pesantren Mi 2. Sejauh mana

pemahaman Jalan Kedung

D. Hipotesis

Secara teknis populasi yang ak

sampel penelitian, keadaan paramet

akan mengemuka

1. Hipotesis Aula Ter

Miftachus

17

Sumadi Suryabrata,Metodo

ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang berk

yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian ini baran tentang:

alah Aula terhadap pemahaman dakwah modera iftachus Sunnah Jalan Kedung Tarukan nomor 100, S ana majalah Aula berperan dalam memberika

n dakwah moderat NU Pondok Pesantren Mifta dung Tarukan nomor 100, Surabaya.

knis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyat akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang di

ian, secara statistik, hipotesis merupakan pernyat eter yang akan diuji melalui statistik sampel.17

ukakan hipotesis sebagai berikut:

sis Alternatif: Hipotesis (Ha) berbunyi: Ada P Terhadap Pemahaman Dakwah Moderat NU Pondok

hus Sunnah Jalan Kedung Tarukan nomor 100, Sur

todologi Penelitian(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h

berkaitan dengan

ni adalah untuk

rat NU Pondok or 100, Surabaya. ikan kontribusi

iftachus Sunnah

ataan mengenai g diperoleh dari

ataan mengenai

7

Maka penulis

Peran Majalah ondok Pesantren

urabaya.

(22)

2. Hipotesis Aula Ter

Miftachus

E. Ruang Lingkup dan 1. Ruang Lingk

a. Variabel P

Ada Kedua, p

warga Pondok di Jalan majalah Aul

NU. Pem Pondok P

membaca b. Populasi da

Popul

Pesantren Surabaya

majalah Aul

2. Batasan Pen

sis Nihil: Hipotesis (Ho) berbunyi: Tidak Ada P Terhadap Pemahaman Dakwah Moderat NU Pondok

hus Sunnah Jalan Kedung Tarukan nomor 100, Su

an Keterbatasan gkup Penelitian

bel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini. Pertama, m , pemahaman dakwah moderat NU. Dapat disimpul

Pondok Pesantren Miftachus Sunnah (kiai, santri n Kedung Tarukan nomor 100, Surabaya seba h Aula untuk memperoleh pemahaman seputar dakw

emahaman dakwah moderat NU akan di ketahui ok Pesantren Miftachus Sunnah (kiai, santri dan pe

ca majalah Aula. si dan Lokasi

opulasi pada penelitian ini adalah seluruh wa

en Miftachus Sunnah Jalan Kedung Tarukan ya yang terdiri dari santri, kiai dan pendidik ya

h Aula.

enelitian

Peran Majalah ondok Pesantren

urabaya

, majalah Aula, mpulkan bahwa

ri dan pendidik) bagai pembaca dakwah moderat

hui oleh warga n pendidik) jika

warga Pondok

(23)

Agar pem sangatlah pent

memfokuskan pa 1. Majal tersebut teruta 2. Pema dakwa Pema wawa mode

F. Kegunaan Penelitian

Dalam mela penelitian, demi

diharapkan dalam

a. Segi Teor Sebagai

pengetahua b. Segi Prakt

o Hasi

bagi p

embaca mampu memahami fokus masalah yang penting dalam pembahasan batasan penelitian. M

kan pada:

jalah Aula pada edisi Maret-Juni 2015, karena

ebut banyak membahas tentang fokus Nahdl utama menyangkut dakwah moderat Nahdlatul Ula

ahaman warga Pondok Pesatren Miftachus Sunna

kwah moderat NU pada majalah Aula edisi Mar ahaman yang dimaksut dalam sisi kognisi yakni be

wasan mereka karena mampu memahami ma oderat NU baik secara tersirat (makna) maupun ters

tian

elaksanakan penelitian selalu dibarengi den mikian pula dalam penyusunan skripsi ini. M

am penelitian ini adalah sebagai berikut:

ori

i bahan referensi dan memperkaya pengem

ahuan, terutama di bidang dakwah aktis

sil penelitian ini nantinya bisa menjadi pengal

gi penulis dan para lembaga-lembaga dakwah

g diteliti, maka n. Maka peneliti

ena pada edisi

ahdlatul Ulama Ulama.

Sunnah tentang

aret-Juni 2015. kni bertambahnya

makna dakwah ersurat (tulisan).

engan manfaat . Manfaat yang

mbangan ilmu

(24)

o Pene

pembi

Kom khus

G. Definisi Operasional

Untuk mem

memunculkan m yang mengarah pa

judul yang merupa defenisi operasiona dalam draft skrip

Moderat Nahlda Kedung Tarukan nom

1. Peran ad

(kuantitas presentas

peran dal majalah Aul Pondok P

100 Suraba

nelitian ini bisa dijadikan tambahan literatur ke mbinaan dan pengembangan di Fakultas Da

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Am khususnya di prodi Komunikasi Penyiaran Islam

onal

mberikan ruang pemaknaan yang lebih rinc

n multi interperestasi pembaca terhadap judul se h pada penafsiran ganda. Peneliti memberikan ba

rupakan penjabaran dari isi yang di sederhanakan sional dan ruang lingkup penelitian yang penuli ripsi ini. “Peran Majalah Aula Terhadap Pemaha

hldatul Ulama Pondok Pesantren Miftachus S an nomor100, Surabaya”.

adalah suatu ukuran yang menyatakan seberap

tas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana ase target yang dicapai, makin tinggi perannya. Y

dalam penelitian ini adalah seberapa jauh penc h Aula sebagai pengetahuan informasi dakwah ondok Pesantren Miftachus Sunnah, Jalan Kedung Ta

urabaya.

keilmuan untuk Dakwah dan

Ampel Surabaya

inci dan tidak

serta kerancuan batasan definisi

kan dalam bentuk nulis kemukakan haman Dakwah

Sunnah, Jalan

apa jauh target

na makin besar . Yang dimaksud

(25)

2. Majalah Pengurus

resmi de sekarang

yang cukup terutama perkemba

Jawa, lua Cabang Is Majalah Aul Ambisiny menjadi diharapka majalah Aul

NU, tapi s Sebagai ba aktif mere an, keisla 3. Pemaham pengetahua pandanga 18

Khoirul Anam,Ibid.

h Aula merupakan majalah bulanan yang dit us Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Ti

dengan SK PWNU Jawa Timur tahun 1978, g sudah memasuki tahun ke-38. Majalah Aula ter

ukup lama bertahan dengan segmentasi pembaca a dari kalangan warga NU di Jawa Ti bangan peredaran majalah ini merambah ke s

luar Jawa, hingga ke luar negeri melalui jaringa Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).

h Aula mempunyai slogan: Bacaan Santri, Kiai, da inya memang menjadi majalah Nahdlatul Ulama di majalah umum atau majalah Islam lainnya.

pkan siapa pun yang ingin mengetahui NU dapa h Aula, dan terbukti pelanggan majalah ini bukan

pi siapa saja yang ingin tahu NU.

i bacaan orang NU, Aula yang terbit di setiap a erespon beberapa isu penting yang berkembang se

slaman, dan kebangsaan.18

haman berasal dari kata paham yang artinya (1)

ahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, gan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan

diterbitkan oleh Timur. Terbit

1978, dan hingga termasuk media

ca yang fanatik, Timur. Dalam seluruh Pulau

ingan Pengurus

, dan Pemerhati. ma, tidak ingin a. Dengan itu,

pat merujuk ke bukan hanya warga

p awal bulan ini seputar

ke-NU-(1) pengertian;

(26)

dan menge ini adala

menyedia kajian ya

maupun t 4. Dakwah

dengan hi

Rasul-Ny dari kata

tengah di

i’tidalme Selanjutn

Secara ter pandanga

furu’ atau dan kebuda bahwa pl

diterima. toleransi,

19

Sriyanto Stevia, pengertia pemahaman/ Diakses tanggal 20

Wahidin Saputra,Penganta

engerti benar.19 Yang dimaksud pemahaman dal dalah majalah Aula sebagai salah satu media

diakan berbagai informasi berita, opini dan iklan yang membahas seputar aswaja, didalamnya s

upun tersurat berpegang pada ajaran dakwah moderat NU. h Moderat NU : Dakwah adalah mengajak um n hikmat (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunj

ya.20 Sedangkan Moderat atau tawassuth merupa ta wasatha, yang artinya tengah yaitu sikap bera

h di antara dua kubu yang berseberangan. Sement merupakan definisi dari kata‘adala, yang berarti be utnya, sikap kemasyarakatn NU yang kedua ada

terminologis,tasamuh berarti sikap toleran terhad gan baik masalah keagamaan, Terutama hal-hal

tau masalah khilafiyah, serta dalam masalah ke budayaan. Dengan sikap tasamuh (toleran), NU

pluralitas dalam kehidupan merupakan kenyataa

a. Perbedaan dan pluralitas tersebut harus dis nsi, yang berarti menghargai dan mengakui p

ertian pemahaman (https://ian43.wordpress.com/2010/1 al 8 September 2015)

tar Ilmu Dakwah(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h

dalam penelitian dia cetak yang

klan serta konten secara tersirat

at NU.

k umat manusia unjuk Allah dan

rupakan definisi rada di

tengah-entara itu, kata i berlaku adil. adalah tasamuh.

hadap perbedaan hal yang bersifat

kemasyarakatan NU menyadari taan yang harus

disikapi dengan pendapat atau

(27)

pandanga dengan pa

Selanjutn berarti ke

sikap seim menyadar hal-hal be

yang berdi yang me Allah), te

nas), kedua

Dengan kons

tasamuh

Indonesia

Islam m ekstremis 5. Pondok P

berarti kunc Sunnah

Surabaya

21

Afifurrahman, Konsep Isla (https://meretasnalar.wordpre nahdhatul-ulama-nu/ Diakses

gan orang lain, meskipun pendapat tersebut be n pandangan yang dianut.

utnya, sikap kemasyarakatan yang ketiga adalah t keseimbangan (balance). Secara terminologis, taw

eimbang dalam berkhidmah. Dengan sikap taw dari betul bahwa Islam bukanlah agama yang ha berdimensi teologis-spiritual saja, tetapi juga me

berdimensi sosial. Dengan kata lain, Islam bukan engatur hubungan manusia dengan Tuhannya

, tetapi juga mengatur hubungan sesama manusia ( , keduanya harus seimbang dan berjalan beriringan.21 n konsep tiga sikap kemasyarakatannya (tawassut

amuh dan tawazun), NU mampu menyikapi dinami sia dengan bijaksana. NU pun disebut-sebut seba

moderat karena sikapnya yang bijak dan isme dalam dakwahnya.

ondok Pesantren Miftachus Sunnah: Nama Miftachus S

kuncinya sunnah atau hadits. Pondok Pesantr h yang beralamat di Jalan Kedung Tarukan,

ya ini diasuh oleh KH. Ali Miftachul Akhyar Bin Abdul

slam “Rahmatan lil Alamin” dalam Perspektif Nahdhatu ress.com/2015/05/05/konsep-islam-rahmatan-lil-alamin-da es tanggal 29 Agustus 2015)

but berseberangan

tawazun, yang

tawazun berarti awazun ini, NU

hanya mengatur engatur hal-hal

bukan hanya agama ya (hablu min a (hablu min

Al-n.21

suth atau i’tidal,

mika kehidupan ebagi organisasi

n menghindari

hus Sunnah sendiri

ntren Miftachus n, nomor 100,

n Abdul Ghoni.

(28)

dalam-perspektif-Santri da Mahasiswa

yang tida Qur'an, Di

Qur'an ( permalasa rutin khus

H. Sistematika Pembah

Pembahasan besar dan disajika

a) Pada bab

dijelaskan timbulnya

penelitian da b) Bab kedua

bagaimana

dakwah m c) Bab tiga,

dari tipe analisis da

dari Miftachus Sunnah terdiri dari anak TK, iswa sampai yang sudah bekerja baik yang berm

idak. Kegiatan mengaji cukup beragam, mulai n, Diniyah kitab-kitab kuning, juga dasar-dasar m

n (nahwu shorof dan lain-lain), diskusi da asahan yang sedang terjadi atau bahtsul masail, se n khusus dewasa (ibu-ibu dan bapak-bapak).

bahasan

n skripsi ini, secara rinci akan diuraikan berda ikan ke dalam lima bab yakni :

bab pertama, yaitu bab pendahuluan, dalam ba

kan secara rinci pokok pikiran yang melat ya suatu masalah, pengertian judul, tujuan da

ian dan garis-garis besar dari isi skripsi ini.

dua, yaitu kajian pustaka, pada bab ini akan diba ana Posisi majalah Aula sebagai salah satu sumbe

h moderat NU.

a, akan dikemukakan secara rinci tentang metode

pe penelitian, teknik pengumpulan data, dan baga data.

TK, SD, SMP, mukim maupun

ai pengajian Al r memahami Al

dan mengkaji , serta pengajian

rdasarkan garis

bab ini akan

latar belakangi n dan kegunaan

bahas mengenai ber pemahaman

etode penelitian

(29)

d) Pada bab serta inte

Pondok P e) Bab lim

kandunga dan saran

bab empat, berupa hasil penelitian tingkat peran ntensitas pengetahuan informasi dakwah mode

ondok Pesantren Miftachus Sunnah.

ima, adalah penutup yang merumuskan isi

ndungan dalam sebuah kesimpulan skripsi, implikasi da an-saran yang terjabarkan pula didalamnya.

n majalah Aula oderat NU bagi

si pokok dan

(30)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka

1. Sekilas tentang Dakwah

Islamisasi masyarakat Arab yang dilanjutkan dengan Islamisasi masyarakat

dunia ini dapat dilakukan dengan suatu aktivitas bernama dakwah. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan dakwah dan akan diurai terutama dari

pengertian dan ruang lingkupnya.

Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab: da’a,

yad’u, da’watan yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil.1 Di antara

makna dakwah secara bahasa adalah:

a. An-Nida artinya memanggil; da’a filanun Ika fulanah, artinya si fulan

mengundang fulanah

b. Menyeru, ad-du’a ila syai’i, artinya menyeru dan mendorong pada

sesuatu.2

Dalam dunia dakwah, orang yang berdakwah biasa disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut denganMad’u.3

1

Samsul Munir Amin,Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam(Jakarta: 2008), h. 3 2

Jum’ah Amin Abdul Aziz,Fiqih Dakwah; studi atas berbagai prinsip dan kaidah yang harus dijadikan acuan dalam dakwah islamia(Solo: 2011),h.5

3

(31)

Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:

1. Prof. Toha Yaahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai

upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnyaHidayatul Mursyidinmemberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah),

menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan

substansi terletak pada aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi

mungkar.

5. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru

kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang diwajibkan kepada setiap muslim.4

Dari beberapa definisi di atas secara singkat dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh informan (da’i) untuk

4

(32)

menyampaikan informasi kepada pendengar (mad’u) mengenai kebaikan dan mencegah keburukan. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan menyeru,

mengajak atau kegiatan persuasif lainnya.

Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai

agamarahmatan lil’alaminyang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da’i (subyek), maaddah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapai

maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.5

Dakwah merupakan kewajiban yang syar’i. Hal ini sebagaimana tercantum

di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

Berikut beberapa ayat dakwah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran

surah An-Nahl ayat 1256:









“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.”(Q.S. An-Nahl [16]:125)

5

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,h.3 6

(33)

Surah Ali Imran ayat 1047:

















“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran [3]: 104)

Berikut beberapa hadits dakwah

)

(

Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman”

ْﺬِﻔْﻧَا

ُﺳ َر ﻰ َﻠَﻋ

ى ر ﺎﺨ ﺒﻟا هاو ر

“Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa yang diwajibkan atas mereka yang berupa hak Allah di dalamnya. Demi Allah, Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran engkau, adalah lebih baik

bagimu daripada engkau memiliki unta merah”

Apabila dikatakan dakwah islamiah, maka yang dimaksudkan adalah

Risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya,

baik di depan atau belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat,

7

(34)

dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi SAW dengan

Sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.

Dengan penjabaran demikian, dakwah Islam memiliki beberapa karakter

yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain. Ada beberapa

karakteristik di antaranya ialah:

1. Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah Swt.

2. Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau seimbang

3. Ijabiyah, artinya positif dalam memandang alam, manusia, dan

kehidupan

4. Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakukan individu dan

masyarakat

5. Akhlaqiyah, artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam sarana

maupun tujuannya

6. Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya

7. Alamiyah, bersifat mendunia

8. Syuriyah, berpijak di atas prinsip musyawarah dalam menentukan

segala sesuatunya

9. Jihadiyah, artinya terus memerangi siapa saja yang berani

menghalang-halangi Islam, dan mencegah tersebarnya dakwah.

10.Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan akidah.8

8

(35)

Dakwah tidak akan berhasil apabila seorang da’i tidak menyerahkan dirinya

secara totalitas untuk berjuang di jalan Allah. Dakwah yang berhasil ialah dakwah

yang efektif membimbing manusia untuk amar ma’ruf dan nahi mungkar. Banyak

faktor yang mendukung keberhasilan dakwah ini, di antaranya ialah:

1. Pemahaman yang mendalam

2. Keimanan yang kuat

3. Kecintaan yang kukuh

4. Kesadaran yang sempurna

5. Kerja yang terus menerus

Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu, seorang muslim harus bersedia

menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak memiliki apa-apa. Dia

menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi untuk memperoleh keberhasilan

akhirat, sebagai pembalasan atas pengorbanannya. Allah Swt berfirman:





















(36)

bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.(At-Taubah:111).9

Dengan pemahaman yang benar terhadap dakwah, kita berupaya

melaksanakan pemahaman ini agar terjelma dalam kehidupan yang nyata, dan

prinsip-prinsip yang dilaksanakan dapat disaksikan dan dirasakan pengaruhnya

oleh manusia. Hal itu dilakukan melalui upaya untuk merealisasikan target-target

berikut ini:

1. Ishlah An-Nafs (perbaikan jiwa), sehingga menjadi seorang muslim yang

kuat fisiknya, baik akhlaknya, luas wawasan berpikirnya, mampu bekerja,

bersih akidahnya, benar ibadahnya dan bermanfaat untuk orang lain.

Perbaikan ini menuntun hingga menjadi manusiaasan takwim.

2. Membina rumah tangga islami sehingga berimbas pada harmonisasi

kehidupan dalam lingkup keluarga maupun masyarakat luas.

3. Irsyad Al-Mujtama’ (memberi pengarahan kepada masyarakat) yakni

dengan menanamkan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar.

4. Berdakwah kepada pemerintah untuk menerapkan syariat Allah dengan

segala metode yang bijaksana dan akhlak islami.

5. Berdakwah untuk mewujudkan persatuan Islam dengan cara misalnya

melakukan konsolidasi kepada negara-negara islam.10

9

Jum’ah Amin Abdul Aziz,Fiqih Dakwah; studi atas berbagai prinsip dan kaidah yang harus dijadikan acuan dalam dakwah islamiah,h.7

10

(37)

Cara untuk mewujudkan target mulia tersebut ialah dengan cara sebagai

berikut:

1. Melalui dakwah yang disampaikan dengan hikmah (bijaksana), nasihat

yang baik, dan bantahan dengan yang baik pula.

2. Dengan pendidikan Islam yang bermanhajkan Qur’an dan ajaran Rosul.

3. Bangunan pendidikan Islam adalah tempat mereka dididik dengan

pendidikan Islam.

2. Islam Moderat

Pemikiran dan gerakan Islam yang memperjuangkan moderasi Islam

paling tidak memiliki sembilan prinsip yang melandasi Islam moderat:

1. Al-Qur’an sebagai Kitab Terbuka

Al-Qur’an merupakan pedoman yang sangat sentral (pusat) dalam

kehidupan umat islam. Dalam pengertian tekstualnya Al-Qur’an adalah

teks suci resmi dan tertutup. Artinya teks Al-Qur’an tidak akan berubah

sejak masa diturunkan sehingga akhir zaman. Dalam pengertian ini islam

moderat memandang Al-Qur’an sebagai kitab terbuka. Islam moderat

menolak pandangan Al-Qur’an sebagai kitab tertutup yang memunculkan

pemahaman terhadap Al-Qur’an yang bersifat tekstualistik, yaitu

pemahaman mengenai islam yang semata-mata mempertaruhkan

segala-galanya pada bunyi atau huruf-huruf teks (nash) keagamaan.

Prinsip Al-Qur’an sebagai kitab terbuka juga didasarkan pada suatu

(38)

keagamaan terbatas. Ajaran islam berisikan ketentuan-ketentuan yang

tetap (tsawabit) dan sekaligus berisi hal-hal yang memungkinkan untuk

berubah (mutaghayirat) sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu.

2. Keadilan

Konsep sentral islam adalah tauhid dan keadilan. Keadilan merupakan

ruh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan,

keadilan dianggap oleh ahli ushul fiqh sebagai tujuan Syari’at. Dalam

konteks ini islam lebih dari sekedar sebuah agama formal. Islam

merupakan risalah (catatan-catatan) yang agung bagi transformasi sosial,

pembebasan, dan tantangan bagi kepentingan-kepentingan pribadi. Semua

ajaran islam pada dasarnya bermuara pada terwujdunya suatu kondisi

kehidupan yang adil.

3. Kesetaraan

Islam berada di barisan paling depan membawa bendera kesetaraan

(al-musawah) harkat dan martabat manusia. Kesetaraan mengandaikan

adanya kehidupan umat manusia yang menghargai kesamaan

asal-muasalnya sebagai manusia dan kesamaan pembebasan dimana setiap

manusia dikarunia akal untuk berfikir. Kesetaraan merupakan landasan

paradigmatik (kerangka berpikir) dalam meneguhkan visi islam moderat.

Salah satu misi dasar islam adalah menghancurkan sistem sosial yang

diskriminatif (membeda-bedakan), dan eksploitatif (sikap

(39)

4. Toleransi

Islam moderat juga dicirikan oleh keterbukaan terhadap

keanekaragaman pandangan. Sikap ini didasari oleh kenyataan bahwa

perbedaan di kalangan umat manusia adalah sebuah keniscayaan





















29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.(Q.S Al-Kahfi: 29).11

Sesuai dengan sunnatullah, perbedaan antar manusia akan terus terjadi.

Oleh karena itu pemaksaan dalam berdakwah kepada mereka yang

berbeda pandangan, baik dalam satu agama maupun berbeda agama, tidak

sejalan dengan semangat menghargai perbedaan yang menjadi tuntunan

Al-Qur’an.

5. Pembebasan

Agama sejatinya diturunkan ke bumi untuk mengatur dan menata

kesejahteraan manusia (limashalih al-ummat). Oleh karena itu agama

11

(40)

semestinya dipahami secara produktif sebagai sarana transformasi sosial.

Segala bentuk wacana pemikiran keislaman tidak seharusnya

menampilkan agama sebagai sesuatu yang menakutkan. Sebaliknya

pemikiran itu dilakukan dalam rangka membebaskan akal, dan perilaku

dan etika yang dapat membentuk kesalehan sosial. Oleh karena itu sudah

semestinya agama dijadikan sebagai kekuatan kritik, dan bukan

sebaliknya, anti kririk.

6. Kemanusiaan

Dalam pandangan muslim moderat, sejak awal kehadirannya, islam

memperlihatkan tekad yang besar dalam upaya membangun masyarakat

yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam

pandangan islam moderat, Al-Qur’an mengajarkan bahwa manusia secara

keseluruhan telah mendapat kemuliaan (takrim) dari Allah SWT, tanpa

membedakan agama, ras, warna kulit dan sebagainya. Sesuai dengan ayat:





















70. dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.

[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.(QS. Al-Isra: 70).12

12

(41)

7. Pluralisme

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, islam adalah agama damai

dan menyukai perdamaian. Dalam kerangka perdamaian itu Al-Qur’an

memandang fakta keanekaragaman agama sebagai kehendak Allah,

sebagaimana juga Nabi Muhammad sebagai seorang rasul dari sebagian

rasul yang di utus kepada umat manusia. Perbedaan agama terjadi karena

perbedaan millah yang dianut oleh islam, kristen dan yahudi. Dan agama

yang berasal dari sumber yang sama yaitu Tuhan.

8. Sensitifitas

Islam diturunkan oleh Allah sebagai penuntun (hadi), pembawa kabar

gembira (basyir) dan pembawa peringatan (nadzir) bagi umat manusia.

Dengan fungsi ini, islam mengakibatkan perubahan cara pandang

pemeluknya terhadap perempuan. Islam mendeklarasikan kesamaan hak

dan kewajiban laki-laki dan perempuan di hadapan Tuhan.

9. Non diskriminasi

Sejak awal kehadirannya islam secara tegas menentang penindasan,

peminggiran dan ketidakadilan. Praktek teladan Nabi di Madinah dengan

membangun kesepakatan mengenai hak dan kewajiban yang sama diantara

kelompok-kelompok suku dan agama menunjukkan kesetaraan dan non

diskriminasi adalah prinsip sentral dalam Islam. Melalui prinsip

(42)

membangun tatanan masyarakat yang sangat modern dilihat dari ukuran

zamannya.13

Islam moderat lebih dikenal sebagai bentuk lawan dari islam

fundamentalis atau islam garis tengah. Alasan utama dilahirkannya istilah

islam moderat oleh para pendirinya adalah karena adanya islam garis keras

tersebut. Para pemeluk islam moderat menamakan diri mereka sebagai

ummatan wasathan atau ummat pertengahan, yakni kaum pertengahan yang

ingin menampilkan nilai-nilai kemoderatannya. Salah seorang tokoh islam

moderat dalam negeri yang cukup dikenal adalah Gus Dur.

Tokoh ini sangat dikenal dengan nilai-nilai toleransi antar ummat

beragamanya, sehingga sangat dikenal sebagai tokoh islam moderat. Kaum

islam liberal kerap menggaung-gaungkan istilah islam moderat tersebut

sebagai bentuk solusi antara ummat beragama yang sering mengalami

pertikaian, terutama kalangan muslim dan bukan muslim yang kerap

mengalami perselisihan.

Dalam buku yang berjudul “Umat Islam dan Masalah Modernisasi”

karangan Delian Noor. Modernisasi menuntut bangsa Indonesia untuk:

a. Memandang kedepan dan bukan memandang kebelakang.

b. Memiliki sikap dinamis dan aktif.

c. Memperhatikan waktu.

13

(43)

d. Memberikan penekanan pada rasionalitas, bukan pada perasaan atau

perkiraan.

e. Mengembangkan sikap terbuka.

f. Memberikan prioritas pada prestasi pesonal

g. Memberikan perhatian yang lebih besar kepada masalah yang yang di

hadapi saat ini.

h. Melibatkan diri dalam pengajaran tujuan yang lebih penting dari

tujuan kelompok.14

Meskipun umat islam merupakan 87 persen penduduk Indonesia, ide

negara islam terus menerus dan konsisten ditolak. Bahkan, partai-partai

islam, kecuali di awal pergerakan nasional, mulai dari masa penjajahan

hingga masa kemerdekaan, selalu mengalami kekalahan.15

Ketika kita dapat memahami cara berpikir dari kelompok islam

Moderat ini, sepertinya sisi negatifnya hampir tidak ada, dikarenakan cara

berpikir dari kelompok ini dapat diterima olah akal dan pikiran. Sehingga

masyarakat dapat menerima dengan baik ajaran-ajaran yang ada dalam

islam moderat. Dan dari segi positifnya adalah, kelompok ini mempunyai

watak keterbukaan atas pendapat-pendapat dari pihak lain.

Perkembangan-perkembangan intelektual menghasilkan proposisi

modernis yang lebih lanjut, bahwa islam telah menghasilkan suatu

14

Sholihan,Modernitas Postmodernitas Agama, (Semarang : Walisongo Press, 2008), h.53.

15

(44)

peradaban yang progresif dan dalam kenyataannya telah menjadi

instrumen dalam mengeluarkan abad moderen dari kegelapan masa

purba.16

Islam Moderat merupakan golongan agama yang mampu membuat

sebuah perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Yang

dalam ajarannya sangat bertentangan dengan islam radikal dan liberal.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat merupakan tuntutan mutlak

bagi kaum modernis Muslim. Dan tampaknya tuntutan ini sudak banyak

menampakkan hasilnya. Dan secara perlahan kaum muslim bangkit dan

semakin mendapatkan posisi di negara mereka masing-masing, termasuk

di Indonesia.17

Menyadari bahwa sebuah peradaban adalah perkembangan jaman dan

merupakan proses sebuah pelajaran, dan harus disadari pula bahawa islam

tidak berada lagi pada jaman yang terdahulu. Maka islam harus mampu

mengikuti dan menyeimbangkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sehingga akan tercipta kehidupan yang harmonis yang mampu

menciptakan perdamaian dunia. Dan yang terpenting adalah terciptanya

kehidupan yang di inginkan oleh seluruh umat manusia baik di dunia

maupun di akhirat kelak.

16

Fazlur Rahman, Islam, (Bandung : Pustaka, 1997), h.322.

17

(45)

3. Dakwah Moderat alaNahdlatul Ulama’

Ahlussunah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten jejak

langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan membelanya. Diantara

mereka ada yang disebut salaf, yakni generasi awal mulai dari sahabat, tabiin,

dan tabiin-tabiin, dan ada juga yang disebut kholaf, yaitu generasi yang datang

kemudian. Golongan ini adalah mayoritas umat islam.

Dalam kajian ilmu kalam, istilah ahlussunah wal jama’ah banyak dipakai

sejak masa sahabat, sampai generasi berikutnya.18 Dan salah satu pengikut

aliran ahlussunah wal jama’ah adalah Nahdlatul Ulama, dalam muktamar NU

di Situbondo Jawa Timur 1984, dirumuskan watak dan karakter NU sebagai

organisasi (jam’iyah) dan komunitas NU (jama’ah), mempunyai sikap dan

kemasyarakatan dan budaya (sosio-kultural) yang tawassuth (tengah-tengah

atau adil),tasamuh(toleran) dantawazun(seimbang).19

Selain itu, para ulama senantiasa mengingatkan kepada semua pihak,

khususnya warga NU, agar mengembangkan paham dan sikap keagamaan

yang moderat. Hal ini tertera dalam metodologi pemikiran (manhaj fikr),

yang disahkan para ulama. Dalam keberagaman, seluruh warga NU harus

mengutamakan sikap moderat (al-tawasuth), keseimbangan (al-tawazun), dan

toleransi (al-tasamuh).20

18

Muhammad Tholhah Hasan,Ahlussunah Wal Jamaah, (Jakarta : Lantabora Press, 2005). hh 3-4.

19

Ibid,Kata pengantar

20

(46)

Dengan demikian, NU bukanlah organisasi yang mengedepankan

radikalisme dan ekstremisme dalam melakukan misis dan program dakwah.

Dalam pemikiran, NU selalu mengedepankan dialog dan penalaran

keagamaan berdasarkan khazanah keislaman yang tersedia dalam tradisi

Islam.21 NU yang berpegang teguh pada salah satu dari empat madzab, yaitu

Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Abu Hanifah, dan Ahmad Bin Hambal,

dan NU yang berdiri di Surabaya pada 31 Januari 1926 dalam rapat alim

ulama yang diselenggarakan untuk memebentuk sebuah organisasi dan untuk

mengirim utusan ke muktamar islam di Makkah dengan tugas

memperjuangkan hukum-hukum ibadah empat madzhab tersebut.22

Modernitas atau kemoderenan atau sikap moderen yang tampaknya hanya

mengandung kegunaan praktis yang langsung, tapi pada hakekatnya

mengandung arti yang mendalam lagi, yaitu pendekatan kepada kebenaran

yang mutlak, kepada Allah SWT.23

4. Pengertian Majalah

Majalah secara harfiah dalam bahasa Inggris berarti magazine. Majalah

diartikan sebagai publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat

artikel-artikel dari berbagai penulis.24

21

Muhammad Muhibbuddin, Pertahankan Basis Islam sebagai Moderat, (Surya : 31 Januari 2007), h.29

22

M. Sholikhin,Sejarah Peradaban Islam, (Semarang : Rasail, 2005), h.162.

23

Ibid, h.175.

24

(47)

Media massa seperti halnya majalah adalah suatu sumber yang dapat

menyalurkan informasi serta menambah wawasan pengetahuan masyarakat di

berbagai bidang kehidupan. Salah satu fungsi majalah ialah sebagai sarana

pendidikan (mass education). Majalah memuat tulisan yang mengandung

pengetahuan sehingga khalayak pembaca akan bertambah pengetahuannya.25

Di samping itu pula, sebagai bagian dari pers, maka majalah akan memiliki

fungsi yang sama dengan yang dimiliki oleh pers. fungsi-fungsi tersebut

antara lain:

1. Fungsi menyiarkan (to inform).

2. Fungsi mendidik (to educate).

3. Fungsi menghibur (to entertain).

4. Dan fungsi mempengaruhi (to influence).26

Berdasarkan pemuatan tulisan-tulisan dalam majalah yang ditulis secara

lebih luas, terperinci dan mendalam, maka tak salah bila pembacapun akan

mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan lebih banyak lagi mengenai

suatu hal, dan pemahaman pembaca terhadap sesuatu masalahpun tentunya

bisa lebih mendalam lagi karena dalam menggunakan majalah pembaca tidak

dikejar oleh waktu seperti halnya menggunakan media radio atau televisi

sehingga dalam menyerap tulisan-tulisan yang di muat dalam majalah bisa

Gambar

Gambar 1: Diagram Persentase Pegawai PNS dan Non PNS ...................................
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Skala Likert
Gambar 4.1 Gedung Pondok Pesantren Miftachus Sunnah1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (POKJA ULP)

Menetapkan : PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TENTANG PEMBERIAN TALI ASIH DAN / ATAU SANTUNAN UANG DUKA BAGI APARATUR PEMERINTAHAN DESA,

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Guru harus memperhatikan setiap langkah-langkah pembelajaran model concept sentence

Ada beberapa hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah mengumpulkan buku-buku dan referensi yang berkaitan dengan pedoman mengembangkan sebuah bahan ajar LKS dengan model

Padatan berupa limbah inilah yang akan dikaji dalam makalah ini degan melakukan analisis X- ray diffraction, Scanning Electron Microscopy / Energy Dispersive X-Ray

Kenyataan yang terjadi di dunia nyata, di dunia maya ada banyak hal yang berhubungan dengan seksualitas dan kekerasan. Gambar- gambar, video, atau bentuk apa pun bahkan bisa

Diberitahukan kepada peserta/Rekanan dapat mendaftar sebagai peserta dengan ketentuan,syarat dan kelengkapan lainnya bisa mendatangi langsung ke alamat instansi tersebut di