• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Negeri Semarang 22 November 2014

_________________________________________________

IMPLEMENTASI ASESMEN OTENTIK

Djemari Mardapi *)

(2)

A. Pendahuluan

Kualitas pendidikan dapat dilihat pada kompetensi lulusan lembaga pendidikan, termasuk sekolah-sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan berarti peningkatan kompetensi lulusan, yaitu kemampuan yang mampu ditampilkan peserta didik. Kompetensi lulusan merupakan hasil dari proses pembelajaran. Informasi tentang kompetensi yang dicapai peserta didik digunakan untuk merancang program pembelajaran. Pembelajaran pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maupun Kurikulum 2013 berbasis kompetensi atau berbasis standar menggunakan asumsi bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk belajar apa saja hanya waktu yang diperlukan berbeda. Dengan kata lain kecepatan belajar peserta didik tidak sama. Untuk itu dilakukan program remedi bagi yang belum mencapai standar dan program pengayaan bila lebih dulu mencapai standar. Hal ini yang menjadi ciri khas dari implementasi kurikulum berbasis kompetensi.

Standar kompetensi yang ingin dicapai harus ditetapkan terlebih dahulu. Penetapan standar kompetensi harus melibatkan para pemakai lulusan, pakar bidang studi, dan pakar pendidikan bidang studi. Standar ini berkaitan dengan standar nasional pendidikan yang mencakup standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar asesmen (UU. No. 20 tahun 2003). Standar kompetensi lulusan mencakup kemampuan penalaran, keterampilan, dan sikap. Tiga aspek ini dikembangkan melalui program pembelajaran dan hasilnya diases. Hasil asesmen ini merupakan produk kegiatan pembelajaran.

B. Asesmen

(3)

Karakteristik dasar Kurikulum 2013 terletak pada pendekatan yang lebih menekankan pembelajaran ilmiah. Pendekatan ini berdampak pada perubahan orientasi sistem pembelajaran dan sistem penilaian. Pembelajaran SD/MI menggunakan pendekatan tematik-terpadu dan SMP/MTs menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu, khususnya untuk mata pelajaran IPA dan IPS. Pendekatan tersebut berdampak pada perubahan sistem penilaian. Perubahan ini diperlukan agar kompetensi yang sudah dibangun selama proses pembelajaran dapat diukur ketercapaiannya secara tepat dan akurat.

Ada empat istilah yang sering digunakan dalam kegiatan penilaian. Pertama adalah tes, yaitu bagian yang paling sempit, terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Kedua adalah pengukuran, yaitu penetapan angka terhadap suatu objek atau gejala dengan menggunakan aturan tertentu atau dengan cara yang sistematik (Allen & Yen, 1979). Akurasi penetapan angka ini ditentukan oleh kualitas instrumen dan cara menggunakan instrumen. Jadi setiap kegiatan pengukuran selalu ada kesalahan dan harus diusahakan sekecil mungkin. .

Kesalahan pengukuran bisa disebabkan oleh alat ukur, objek yang diukur, subjek yang mengukur, dan lingkungan pengukuran. Kesalahan ini ada yang bersifat acak dan ada yang sistematik. Kesalahan yang bersifat acak ini dapat diestimasi dengan menggunakan beberapa asumsi, sedang kesalahan yang sistematik sulit diestimasi besarnya, hanya arahnya yang kemungkinan dapat diduga.

Ketiga adalah asesme, yaitu kegiatan mengumpulkan informasi tentang kualitas atau kuantitas perubahan pada peserta didik, tenaga pengajar, atau administrator. Selain itu asesmen juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan hasil pengukuran, misalnya tinggi, rendah, baik, buruk, indah, jelek, dan sebagainya. Terakhir adalah evaluasi, yaitu judgment terhadap hasil suatu penilaian. Bila hasilnya bagus terus dan bila tidak baik berhenti, atau walau hasilnya kurang baik program terus dilaksanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan, karena termasuk program prioritas utama.

(4)

program pembelajaran. Fokus evaluasi adalah kelompok, sehingga tindak lanjut asesmen adalah individu, sedang tindak lanjut dari hasil evaluasi adalah kelompok.

Alat ukur yang sering digunakan untuk mengumpulkan data bisa berupa tes dan nontes. Tes yang baik harus mewakili domain yang diukur dan mengukur tingkat berfikir yang tepat. Domain yang diukur ini adalah bahan ajar, yang dapat dilihat pada silabus mata pelajaran. Informasi yang akurat berasal dari sejumlah pengukuran, yaitu yang dilaksanakan sepanjang semester. Bentuknya bisa berupa tugas-tugas, ulangan-ulangan mingguan, dan ulangan pertengahan dan ulangan akhir semester. Dengan demikian pencapaian belajar peserta didik pada suatu bidang studi dapat diketahui.

Asesmen merupakan rangkaian kegiatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran melalui tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan asesmen. Asesmen pada dasarnya adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang kualitas atau kuantitas perubahan pada peserta didik (Johnson & Johnson: 2, 2003). Pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan melakukan perubahan pada peserta didik sehingga hasilnya harus diketahui. Untuk mengetahui besarnya dan kualitas perubahan pada peserta didik dilakukan penilaian. Fokus asesmen adalah individu, sehingga kebijakan yang diambil adalah untuk individu.

(5)

C. Asesmen Autentik

Asesmen otentik merupakan komponen yang signifikan reformasi- pendidikan pda tahun 1990an, dan Wiggins adalah salah satu penggagas yang berusaha meyakinkan pendidik (Terwilliger, 1997). Wiggins (1993) menyatakan bahwa metode asesmen tradisional seperti bentuk pilihan ganda, benar-salah, gagal mengungkapkan kinerja intelektual yang komplek yang bernilai dalam pengalaman sehari-hari. Asesmen tradisional juga menyempitkan kurikulum dalam bentuk ketrampilan dasar termasuk ketrampilan mengerjakan tes.

Asesmen autentik adalah kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta didik menerapkan konsep atau teori yang diperolehnya di lapangan. Asesmen autentik ini melibatkan tingkat berpikir aplikasi atau penerapan pada taksonomi Bloom. Kemampuan menerapkan teori atau konsep pada situasi baru yang ada di lapangan merupakan kelemahan peserta didik. Hal ini bisa dilihat pada hasil studi Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program International for Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa pencapaian belajar peserta didik msih tergolong rendah. Soal-soal pada TIMSS dan PISA ada pada level penerapan dan yang lebih tinggi lagi level evaluasi.

(6)

Asesmen memerlukan informasi yang akurat dari hasil pengukuran. Informasi yang diperlukan adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam semua aspek. Informasi ini dapat diperoleh melalui tes, baik tes baku maupun tes yang dibuat pendidik di kelas. Salah satu bentuk asesmen yang mencerminkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya di lapangan adalah asesmen otentik. Asesmen otentik menuntur peserta didiik menerapkan konsep atau teori dalam menyelesaikan masalah masalah yang ada di dunia nyata.

Henning-Stout (1996:234) menyatakan bahwa asesmen akademik dinyatakaan otentik bila asesmen merefleksikan kinerja pada tugas yang bermakna bagi peserta didik. Saah satu keunggulan asesmen otentik adalah hubungan yang kuat dengan pengembangan pelajaran dan memiliki aplikasi pada kehidupan nyata. Peserta didik dengan demikian diharapkan mampu memecahkan masalah di sekitarnya. .

Asesmen memiliki peran penting dalam bidang pendidikan. Asesmen menentukan kualitas pembelajaran, menentukan karir peserta didik, dan menentukan kualitas pendidikan. Asesmen yang baik akan mendorong peserta didik belajar yang lebih baik, mendorong pendidik mengajar yang lebih baik. Apabila asesmen dapat memotivasi pendidik dan peserta didik dalam meningkatkan kinerjanya, maka kualitas pendidikan akan meningkat. Selanjutnya kesejahteraan masyarakat akan.

Tabel 1. Tipe Kemampuan Mental dan Kata Kerja yang digunakan dalam Tes

Prilaku Mental Kata kerja kunci

Pemahaman Definisikan, deskripsikan, beri contoh, tunjukkan, dan ceritakan

Penyelesaian masalah Jawablah, hitunglah, simpulkan, tentukan, selesaikan Berpikir kritis Analisis, bandingkan, beri kritik, hipotesiskan, evaluasi,

prediksi, judge

(7)

meningkat karena sumber daya manusia yang dihasilkan lembaga pendidikan memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pembahasan tentang penerapan asesmen otentik sangat pentingmemiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk mengelola sumber daya alam secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pembahasan tentang penerapan asesmen otentik sangat penting.

Gambar 1 menunjukkan ada 4 (empat) klasifikasi prilaku mental, dan tiap klasifikasi disertai dengan kata kerja yang digunakan dalam menyusun tes. (Haladyna, 1997: 32). Pada pemahaman kata kerja kunci adalah mendefinisikan dan mendeskripsikan, dan pada level penyelesaian masalah adalah menghitung dan menyimpulkan. Pada level berpikir kritis, kata kerja kunci adalah analisis, kriitik, dan evaluasi, sedang pada level kreativitas adalah bangun konstruk, rancang, dan Projek/pameran Peserta didiik megerjakan

(8)

Response yang

Bentuk asesmen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu bentuk pilihan dan bentuk uraian. Pada bentuk pilihan dalam menjawab pertanyaan peserta didik berpikir kemudian menentukan pilihan jawaban. Pada tes bentuk ini, tidak diketahui proses berpikir peserta didik dalam memilih jawaban, bahkan peserta didik yang tidak berpikir atau tidak membaca soal dapat menjawab pertanyaan Tes bentuk ini cocok untuk tes skala luas, seperti ujian nasional, tes seleksi masuk ke perguruan tinggi.

Pada tes bentuk uraian peserta didik diminta untuk menuiliskan jawaban dalam bentuk kalimat atau penyelesaian soal, sehingga dapatdiketahui proses berpikir atau penalaran peserta didik dalam menjawab soal ujian. Dengan menelusuri jawaban peserta didik akan diketahui penalaanatau proses berpikir peserta didik dalam menjawab pertanyaan..

Beberapa bentuk asesmen, deksripsi dan manfaat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa ada sejumlah bentuk asesmen yang dapat dikategorikan sebagai asesmen unjuk kerja dan asesmen otentik. Setiap bentuk asesmen memiliki cara pemberian skor, seperti karya tulis peserta didik bisa diskor dengan menggunakan rubric atau dengan skala rating 1 sampai5 misalnya..

(9)

termasuk memecahkan masalah di lingkungannya. Asesmen autentik berfokus pada kemampuan analitis, kemampuan memadukan semua pengetahuan dari berbagai bidang studi untuk memecakan masalah di lingkungannya, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan bekerja sama peserta didik. Salah satu bentuk tugas yang diberikan pada peserta didik dalam satu kelompok adalah tugas projek. Kegiatan tugas kelompok ini dapat dinilai kreativitas dan kerjasamanya. Topik tugas kelompok bisa berupa masalah di lingkungan sekolah dan bisa lebih luas, yaitu lingkungan luar sekolah. Misalnya bagaimana memanfaatkan sampah plastik, menghemat pemakaian bahan bakar, menghemat pemakaian listrik, membangun kerukunan antar pelajar, dan sebagainya.

Asesmen autentik ditinjau dari level berpikir menurut taksonomi Bloom termasik level berpikir tinggi. Untuk dapat mengerjakan tugas pada asesmen autentik peserta didik harus paham benar tentang konsep dan teori yang telah dipelajarinya. Pada bidang matematik, pertanyaan berupa penerapan formula pada keadaan yang ada di lapangan. Misalnya apa penggunaan persamaan kuadrad di lapangan, penggunaan diferensial integral di lapangan, dan banyak contoh lain. Untuk itu guru harus memiliki kompetensi dalam bidang studi dan penerapannya di lapangan, guru dituntut memiliki kreativitas dalam memberi tugas pada peserta didik agar asesmen autentik bisa dilakukan. Penilaian otentik memiliki bukti kesahihan (valid) dan keandalan (reliable) dengan cara menekankan dan menstandarkan kriteria penskoran.

Ada beberapa bentuk teknik asesmen yang dapat digunakan di klas, yaitu: (1) asesmen performans atau kinerja, (2) penelitian sederhana bidang ilmu alam, ilmu sosial, dan matematika, (3) ujian tulis dalam bentuk esai tidak terstruktur, dan(4) kumpulan karya karya peserta didik. Selain itu peserta didik dapat dilatih untuk menilai diri sendiri, seperti konsep diri, dan sebagainya.

D. Kesimpulan

(10)

pengetahuannya di lapangan. Apabila peserta didik mampu menggunakan pengetahuan pada berbagai bidang studi untuk memecahkan masalah lapangan, mereka tidak akan lupa akan konsep dan teori yang ada dalam setiap mata pelajaran. Untuk itu guru harus berlatih menggunakan asesmen otentik. Hal ini yang menuntut agar guru mampu berpikir kreatif untuk dapat mengembangan asesmen otetik pada bidangnya.

_____________________________________________________

D A F T A R B A C A A N

Allen, Mary, J., & Yen, Wendy, J (1979). Introduction to measurement theory. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Astin, W. Alexander. (1993). Assessment for excellence. Phonix: The Oryx Press. .Frey, Bruce B., Schmitt, Vicki L. & Allen, Justin P. (12012). Defining authentic

classroom assessment. Practical Assessment & Research Evaluation., 17, 2, J 2012 Pare online..

Griffin, Patrix., & Nix, Peter. (1991). Educational assessment and reporting.

Sydney: Harcout Brace Javanovich, Publisher.

Johnson, D. W. , & Johnson, R. T. (2002). Meaningful assessment. Boston: Allyn and Bacon.

Moss, Pamela. A. & Cs. (1993). Portfolio, accountability, and an interpretative approach to validity. Educational Measurement: Issues and Practice, 11, 3, pp. 12 – 21. Washington D.C: NCME Association News.

Reckase, Mark. D. (1995). Portfolio assessment: A theoretic estimate of score reliability. Educational Measurement: Issues and Practice, 14, 1. pp 12 – 14. Washington D.C: NCME Association News.

Gambar

Tabel 1. Tipe Kemampuan Mental dan Kata Kerja yang digunakan dalam Tes
Tabel 2. Bentuk asesmen, deksripsi, dan manfaatnya

Referensi

Dokumen terkait

Ketika proses pengurangan tersebut sistem menginformasikan juga bahwa perubahan data berhasil, kemudian bagian gudang akan mencetak laporan mutasi bahan baku..

Dalam rangka mendukung pembangunan wilayah perbatasan dan percepatan pembangunan daerah tertinggal, terdapat 5 (lima) kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun

Terdapat dua variabel yang diteliti yaitu pengetahuan orang tua tentang makanan jajanan dan kejadian diare sedangkan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah

Untuk menghapus file/folder yang tidak digunakan lagi dapat menggunakan

[r]

[r]

[r]

Sehingga perlakuan pasteurisasi nonthermal dengan perlakuan kejut listrik tidak menyebabkan perubahan titik didih yang nyata dari titik didih susu hasil pasteurisasi.. Menurut