JL.PEGANGSAAN TIMUR NO 21 JAKARTA
Develop Architect :
Marlin Indra .IAI
NILAI
CAGAR BUDAYA
PERLINDUNGAN
MENGEMBANGKAN
MEMANFAATKAN
OLEH EDI SEDYAWATI (2003:2) BAHWA BENDA BUDAYA SETIDAK-TIDAKNYA
MEMILIKI DUA DARI SEJUMLAH ASPEK INTANGIBLE YANG MELEKAT PADANYA, YAITU :
KONSEP MENGENAI BENDA ITU SENDIRI,PERLAMBANGANYANGDIWUJUDKAN MELALUI BENDA ITU.
KEBERMAKNAAN DALAM KAITAN DENGAN FUNGSI ATAU KEGUNAANNYA, ISI PESAN YANG TERKANDUNG DI DALAMNNYA KHUSUSNYA APABILA TERDAPAT TULISAN ADANYA, TEKNOLOGI UNTUK MEMBUATNYA.
POLA TINGKAH LAKU YANG TERKAIT DENGANNYA.JADI, APA YANGINTANGIBLE ITULAH YANG HARUS DISAMPAIKAN KEPADA MASYARAKAT DAN HARUS PULA DITEKANKAN SEMUA ITU MERUPAKAN BAGIAN DARI IDENTITAS BANGSA KITA.
TINJAUAN TEORI TERKAIT
DINYATAKANN OLEH HODDER (1991), CLEERE (1990), LITTLE (2002), CAGAR BUDAYA ITU MEMILIKI PUBLIK YANG BANYAK
KEPENTINGAN UMUM : - MEMPERTAHANKAN
LOCALITAS BUDAYA - PERBAIKAN
LINGKUNGAN KOTA - SUBER DAYA
BUDAYA BARU - KEPEDULIAN
WARISAN BUDAYA
KEPENTINGAN PEMERINTAH:
- PELESTARIAN ASET BUDAYA
- PENCIPTAAN LANMARK BUDAYA - PARTISIPASI PUBLIK
KEPENTINGAN EKONOMI :
- LAPANGAN KERJA - PELUANG BISNIS - SUMBER BARU
PARIWISATA - PERBAIKAN SUMBER DAYA LAHAN REVITALISASI
LEGALITAS
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
- Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, mengatur tentang p
Perlunya perlindungan terhadap bangunan yang memiliki nilai sejarah dan persyaratan untuk Mengakomodasi dan mempertimbangkan nilai-nilai sosialbudayasetempat dalam pengembangan dan pemeliharaanarsitektur gedung dan bangunan bersejaraH
- Undang –undang lainya yang terkait
LANDASAN TEORI
LATAR BELAKANG
KONDISI FISIK BIOSKOP METROPOLE YANG DIBELI OLEH MANAJEMEN CINEMA 21 TAHUN 2010 DALAM KEADAAN KUMUH, KENYAMANAN DAN SUASANANYA KALAH SAING DENGAN BIOSKOP 21 LAINYA APALAGI SUDAH
BANYAK DIFUNGSIKAN DI MAL– MAL , HAL INI MENUNTUT PERBAIKAN FISIK PENDEKATAN DENGAN KARAKTERISTIK
ASLI NYA YANG BERCIRIKAN ARSITEKTUR - ART DECO.
SEBAGAI GEDUNG BIOSKOP PERTAMA DI INDONESIA DENGAN KLASIFIKASI A BANGUNAN CAGAR BUDAYA
MEMILIKI POSISI STRATEGIS DI JANTUNG KAWASAN ELIT MENTENG, PERLUNYA PEMBENAHAN SECARA TOTAL
TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN SESUAI PERFORMANCE GEDUNG, MAKA TAHUN 2010 PIHAK MANAJEMEN 21 MENGAJUKAN PERMOHONAN REHABILITASI FISIK YANG MEMPERKUAT FUNGSI DAN TAMPILAN DENGAN MENGEMBANGKAN BEBERAPA FASILITAS PENUNJANG DILUAR RUANG BIOSKOP SEBAGAI AREA INTI, DARI HASIL KONSULTASI DAN PARTISIPASI PEMIKIRAN DENGAN TIM SIDANG PEMUGARAN (TSP), AWAL TAHUN 2011 MEMPEROLEH REKOMENDASI PEMUGARAN DARI PEMPROV DKI JAKARTA.
TH 2012 PEMUGARAN FISIK SELESAI, TERDAPAT PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN TERHADAP PENGUNJUNG BIOSKOP INI, KONSEP ADAPTIF REUSE ARSITEKTUR ART DECO MEMBUAHKAN HASIL POSITIF , INI TERLIHAT SEMAKIN
FAVORIT NYA TEMPAT INI SEBAGAI FUNGSI CINEMA JUGA FUNGSI KEANEKARAGAMAN KULINER , SUASANA
LOKASI BIOSKOP
PADA PETA LAMA
K
IL
A
S
A
N
S
E
JA
R
A
H
B
IO
S
K
O
P
M
E
T
R
O
P
O
LE
BIOSKOP DIBANGUN DIBANGUN TH 1932,AWAL NYA BERNAMA
METROPOOL BARU SELESAI DIBANGUN TH 1949 DIRANCANG
ARSITEK BELANDA BERNAMA JOHANNES MARTINUS (HAN)
GROENEWEGEN. NAMUN, SUMBER LAIN MENYEBUTKAN BAHWA
METROPOLE DIRANCANG LIAUW GOAN SENG PINDAH WARGA
NATURALISASI NEGARA BELANDA
PADA 1960, PRESIDEN PERTAMA RI SOEKARNOMEMERINTAHKAN PENGGANTIAN NAMA BIOSKOP MENJADI BIOSKOP MEGARIA SEJAK 1993, BANGUNAN BERARSITEKTUR EROPA INI TELAH MASUK BANGUNAN CAGAR BUDAYA. HAL ITU TERTULIS PADA SK GUBERNUR
DKI JAKARTA NO 475 TAHUN 1993. FUNGSI GEDUNG DULUNYA JUGA
SEBAGAI PUSAT KULINER DAN BELANJA ( COMERCIAL CORIDOR )DI KAWWASAN MENTENG
PADA AWAL 2007, BIOSKOP MEGARIA KEMBALI DIGANTI KE NAMA SEMULANYA, YAITU BIOSKOP METROPOLE. BERSAMAAN DENGAN PERUBAHAN ITU, BIOSKOP METROPOLE DISEWAKAN KEPADA PIHAK BIOSKOP XXI DAN DI REVITALISASI KEMBALI OLEH PIHAK PENGELOLA BIOSKOP METROPOLE DENGAN REKOMENDASI PIHAK TESP TAHUN 2011 HINGGA SAAT INI .
SIGNIFIKANSI
HERITAGE
KEBERLANJUTAN ARSITEKTUR ART DECO
KEBERLANJUTAN FUNGSI BIOSKOP
VITALITY OBJEK CAGAR BUDAYA
A
R
T
-D
E
C
O
D
I
IN
D
O
N
E
S
IA
P
E
N
D
E
K
A
TA
N
A
R
S
IT
E
K
T
U
R
BIODKOP ERI SIANTAR
BIOSKOP BENTENG MANADO BIOSKOP ERI BUKITTINGGI BIOSKOP METROPOLE SURABAYA
BIOSKOP SOVIA BUKITTINGGI
BIOSKOP REX GAMBIR HOTEL ORANGE
SURABAYA
DESCRIPTION LOCATION PROJECT
BIOSKOP
METROPOLE
BATAS LOKASIUTARA- HILTON HOTEL
SELATAN JL PANGERAN DIPONEGORO TIMUR MEGA TECT BUIDING
BARAT JL. PEGANGSAAN TIMUR LUAS LAHAN 11.800 M2
HOTEL HILTON RSCM/KAMPUS iI
KAMPUS UBK
TUGU PROKLAMATOR STASIUN
CIKINI
KOMPLEK APARTEMEN
Perbaikan atas kerusakan seluruh Fasad bagian sekatan
Perbaikan menara gedung Pada fasad kaca dan dinding
PEMBONGKARAN PADA ELEMEN PENUTUP FASAD ASLI
Perbaikan ruang service Dan tangga kebakaran
Perbaikan atap Bangunan samping
1. EKSISTING TAHUN 2010
c. foto-foto kondisi eksisting
1. EKSISTING
c. foto-foto kondisi eksisting
EX
ISTING
DRA
WING
BLOK PLAN - EXISTING
FOTO DOK FISIK DALAM 40 TH TERAKHIR
PLA Y O
VE R
JALU R K
ER ETA
A PI
KE M AN
GG AR
AI
GIANT SUPER MARKET TEATRE 5 DAN 6
UTARA
JL.P EG
ANG SA
AN T IM UR PARKIR MOTOR PARKIR MOBIL JL.PA NGER
AN D IPON
EGOR O
JL.PA NGER
EX
ISTING
DRA
WING
LOBBY HALL TIKETING ADMINISTRASI 21 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
H G F E D B A PIJAT REFLEKSI RESTO RESTO RESTO BISTRO 21 TEATRE 1 136 SEATS TEATRE 2 136 SEATS TEATRE 3 136 SEATS TEATRE 4 136 SEATS ± 0.00 -2.00 GARDU GIDANG TOILET WANITA TOILET PRIA RUANG MAKAN RUANG CLEANING RUANG SECURYTI RESTO TRAVEL RESTO RESTO RESTO BARBER SHOP RUANG ISTIRAHAT GUDANG KANTIN RUANG ISTIRAHAT CAFE -2.00 RUANG TEKNIK RUANG SECURYTI PENITIPAN BARANG SELASAR SELASAR GUDANG COUNTER KASIR COUNTER I II III I II III H G F E D B A DAK BETON RESTO DAK BETON DAK BETON 2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
TEATRE 1 TEATRE 2 TEATRE 3 TEATRE 4
+ 2.380
DAK BETON DAK BETON
VOID VOID VOID VOID VOID VOID
VOID VOID VOID VOID
lantai papan HALL H G F E D B A DAK BETON RESTO + 4.250 DAK BETON DAK BETON 2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
TEATRE 1 TEATRE 2 TEATRE 3 TEATRE 4 operator
TEATRE 1 operator TEATRE 2 operator TEATRE 3 operator TEATRE 4 + 3.23
+ 2.380 + 4.250 + 2.380 BAKAR operator lama H G F E D B A DAK BETON RESTO DAK BETON DAK BETON 2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
+ 2.36 DAK BETON
+ 4.400 DAK BETON
DENAH LANTAI SATU
DENAH LANTAI MEZZANINE
2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14
DAK BETON DAK BETON H G F E D B A H G F 4 5 4 5
DENAH elev +14.62
H G F 4 5 H G F 4 5 H G F 4 5 H G F 4 5 H G F
DENAH elev +17.37
DENAH elev +20.12 DENAH elev +22.57
DENAH elev +25.00 DENAH elev +27.94
EX
ISTING
DRA
WING
DENAH LANTAI ATAP
DENAH MENARA
EX
ISTING
DRA
LANTAI DASAR LANTAI MEZZANINE LANTAI DUA LANTAI TIGA ( DAK 1 )
TAMPAK DEPAN
M E T R O P O L E
X X I
LANTAI TIGA ( DAK 2 ) LANTAI TIGA ( DAK 3 )
H G F E D B A
LANTAI DASAR LANTAI MEZZANINE LANTAI DUA LANTAI TIGA ( DAK 1 ) LANTAI TIGA ( DAK 2 ) LANTAI TIGA ( DAK 3 )
H G F E D B A
TAMPAK BELAKANG
EX
ISTING
DRA
WING
TAMPAK SAMPING KANAN
2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 LT.
DASAR LT. MEZANINE LT.3 ( DAK 1 ) LT. 3 ( DAK 2 ) LT. 3 ( DAK 3 ) LT.2
EX
ISTING
DRA
WING
2 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 LT. DASAR LT. MEZANINE LT.2 LT.3 ( DAK 1 ) LT. 3 ( DAK 2 ) LT. 3 ( DAK 3 )TAMPAK SAMPING KIRI
ex area bilyard ± 4.250
TOILET PRIA TOILET WANITA
Ruang makan Gudang kantin Ruang Istirahat -0.55 gudang - 2..00 LOBBY HALL TERAS CAFE KANTOR 21 DAK BETON 1
± 0.00 ± 4.250 + 9.120 LT. DASAR LT. MEZANINE LT.2 LT.3 ( DAK 1 ) LT. 3 ( DAK 2 ) LT. 3 ( DAK 3 )
2 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TEATRE 1 TEATRE 2 TEATRE 3 TEATRE 4
LOBBY HALL/ TIKETING TERAS CAFETARIA 21 KANTOR 21 EX RUANG OPERATOR DAK BETON 1
DAK BETON 2
± 0.00 - 2..00 GUDANG ± 4.250 + 7.360 + 9.120 + 11.870 LT. DASAR LT. MEZANINE LT.3 ( DAK 1 ) LT. 3 ( DAK 2 ) LT. 3 ( DAK 3 ) LT.2
TAMPAK DEPAN SELATAN
TAMPAK UTARA
POTONGAN II - II
SKALA : NTS
RESTO EX RUANG BILYARD
SELASAR OUTDOOR AC
TEATRE
EX CAFE
BANGUNAN TAMBAHAN AKAN DIBONGKAR
RUANG OPERATOR
SELASAR
GELAGAR BAJA SIKU ATAP SENG T= 4 MM FINISH CAT RANGKA KAYU RENG 3
4
DAN KASO 5 7 FINISH CAT GORDING BAJA C 125 X 65 X 5 X 7 MM RANGKA ATAP EF125 X 65 X 5 X 7 mm
ATAP ZINC ALUM RANGKA BAJA SIKU
± 4.250
- 2..00
TOILET WANITA RUANG LOTENG
LANTAI DASAR LANTAI MEZZANINE LANTAI DUA LANTAI TIGA ( DAK 1 ) LANTAI TIGA ( DAK 2 ) LANTAI TIGA ( DAK 3 )
H G F E D B A
POTONGAN 2
EX
ISTING
DRA
BLOK PLAN
PRINSIP KONSERVASI
BIOSKOP METROPOLE
PEMUGARAN DILAKUKAN KARENA KEADAAN FISIK BANGUNAN BANYAK DALAM KONDISI RUSAK DAN KURANG MEMENUHI KENYAMANAN, FUNGSI BIOSKOP SEBAGAI SALAH SATU OBJEK PRESRVASI DI STRATEGIS KAWASAN MENTENG PERLU
DITINGKATKAN POTENSI NYA AGAR DAPAT BERSAING DAN MENJADI TEMPAT UANG MENARIK SEBAGAI FASILITAS UMUM KOMERSIL HIBURAN
PENINGKATAN POTENSI NILAI FUNGSI BIOSKOP DENGAN FASILITAS PENUNJAMG SEPERTI AREA KULINER , GAME CENTER , TEMPAT RAPAT , PUSAT INFORMASI FILM INDONESIA DLL , SEHINGGA INTERVENSI TERHADAP FUNGSI INTI DAPAT MENUNJANG KEGIATAN BIOSKOP
DENAH LANTAI SATU
A
S
-B
U
IL
T
D
R
A
W
IN
G
DENAH LANTAI MEZZANINE
POTONGAN 3
POTONGAN 4
A
S
-B
U
IL
T
D
R
A
W
IN
G
POTONGAN 2
TAMPAK SELATAN
A
S
-B
U
IL
T
D
R
A
W
IN
G
TAMPAK TIMUR
RENCANA LANTAI ATTIC
A
S
-B
U
IL
T
I
N
T
E
R
R
IO
R
I
M
A
G
E
E
X
T
E
R
IO
R
I
M
A
G
E
R
E
A
L
HASIL PEMUGARAN FASAD BANGUNAN SISI TIMUR
METODE PELAKSANAAN PEMUGARAN BIOSKOP METROPOLE
PERLINDUNGAN /PROTECTION
PELESTARIKAN/PRESERVATION
PERAWATAN / MAINTENANCE
PERBAIKAN /RESTORASI
PENYESUAIAN /ADAPTATION
BANGUN KEMBALI/PART
RECONSTRUCTION
MELINDUNGI KEASLIAN ELEMEN BANGUNAN SEPERTI TYPOLOGY ARS, MODEL FASAD BENTUK ATAP, STRUKTUR TANGGA KHAS ART-DECO , RUANG INTI BIOSKOP , ORNAMENT DINDING , MENARA GEDUNG , SEMUA DIPERTAHANKAN DAN DILINDUNGI
PERAWATAN TERHADAP BAGIAN BANGUNAN YANG RUSAK SEPERTI PENGGANTIAN KACA MENARA YANG SUDAH KUSAM DAN RUSAK AKIBAT CUACA , BUKAN JENDELA , PERAPIAN STRUKTUR KACA CURTAIN , CAT KEMBALI UNSUR KONTRUKSI BAJA UNTUK
PERLINDUNGAN CUACA .
MEMPERTAHANKAN KEASLIAN GEDUNG TERUTAMA ELEMEN ARSITEKTUR ART- DECO DAN MENJAGA KEUTUHAN FUNGSI DAN BENTUK BANGUNAN
MENGEMBALIKAN UNSUR MATERIAL YANG SAMA DENGAN ASLI BANGUNAN DAN MUNGURANGI INTERVENSI MATERIAL YANG BARU KE BANGUNAN INTI .
PENYESUAIAN BENTUK DAN FUNGSI BIOSKOP TERHADAP ARSITEKTUR ASLINYA DAN MEMBUAT SESUATU YANG BISA MAKIN MEMPERKUAT UNSUR ARSITEKTUR NYA SEBAGAI REFERENSI BENTUK DAN KONSTRUKSI
PRINSIP PELAKSANAAN KONSERVASI GEDUNG
PRINSIP PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN CAGAR BUDAYA :
• Memahami karakter bersejarah bangunan sebagai unsur penting .
• pemeriksaan yang cermat dan pencatatan element bangunanan yang
ada dan sbelum nya
• Pertimbangan keahlian bersejarah dan merinci dan
mengimplementasikannya dalam pembaharuan di mana pun terlihat.
• Pengawasan tukang atau personil pemeliharaan untuk menjamin
pelestarian bentuk arsitektural bersejarah dan pemahaman yang tepat tentang ruang lingkup dan merinci proyek.
• Pertimbangan bahan alternatif mana yang asli tidak dapat digunakan.
• program siklus pemeliharaan gedung
DESKRIPSI PEKERJAAN :
PERAWATAN LANTAI
PERAWATAN DINDING
PERAWATAN ATAP / PLAFOND
PERAWATAN MEP
ADAPTIF PENGGANTIAN
ELEMENT BANGUNAN
PENAMBAHAN FASILITAS
PENUNJANG GEDUNG PERATURAN BANGUNAN YANG BERLAKU SIGNIFIKANSI CAGAR BUDAYA GEDUNG POTENSI KEBERLANJUTAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
KERANGKA KONSEP PERENCANAAN
CONTOH PENERAPAN
KEADAAN ATAP EXISTING TAHUN 2010 (PELAPUKAN)
PERBAIKAN /PENAMBAHAN RANGKA ATAP PENGGANTIAN SEJENIS MATERIAL ATAP
PEKERJAAN
ATAP
PEKERJAAN
DINDING
KEADAAN BEBERAPA KERUSAKAN DINDING EXISTING )
PELEPASAN PLESTERAN LAMA PEMBERSIHAN NAT DINDING
WAL SEALER –WALL PROOFING PLESTER ACI ULANG
PELAPISAN DINDING BIOSKOP
PEKERJAAN
LANTAI
Perbaikan/penggantianLapisan lantai yang rusak Perbaikan plint lantai Existing yang rusak
Pelapisan kembali Lantai lama yang rusak
Pemasangan bebrapa instalasi Dibawah lantai ( ruang cinema)
Penggantian finishing Lantai baru
