• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan dukungan keluarga dengan peruba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hubungan dukungan keluarga dengan peruba"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

1

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRIPADA

PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M. HAULUSSY AMBON

STEVY LENAHATU S.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Jln. Ot. Pattimaipauw, Ambon-Maluku

ABSTRAK

Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen kedalam otak. Pasien pasca stroke mengalami berbagai perubahan fungsi tubuh dan konsep diri. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Seringkali stroke diikuti oleh gangguan psikologis termasuk gangguan konsep diri. Dukungan keluarga berperan penting dalam menentukan proses penyembuhan seseorang termasuk pada pasien stroke.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.

Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik cross sectiona l study. Penelitian ini dilakukan di poliklinik saraf Rumah Sakit Umum dr M Haulussy Ambon yang berlangsung tanggal 22 april sampai dengan 02 mei 2015dengan teknik sampling a ksidenta l sa mpling dan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Squa re.

Hasil analisa univariat berdasarkan dukungan keluarga pada pasien pasca stroke didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%). Hasil analisa univariat berdasarkan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke didapatkan hasil bahwa responden dengan perubahan konsep diri yang positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%) dan responden dengan perubahan konsep diri yang negatif sebanyak 37 orang (41,6%). Dengan nilai p = 0,001

Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.

Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perubahan Konsep Diri, Pasca Stroke. PENDAHULUAN

Menurut taksiran World Hea lth Orga niza tion (WHO), stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian di dunia. Sementara di Eropa dijumpai 650.000 kasus stroke setiap tahunnya (Sutrisno, 2007). Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada usia produktif (Anderson, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Bergersen (2010) di Norwegia yang meneliti tentang kecemasan dan depresi 2 sampai 5 tahun pasca stroke menemukan bahwa dengan menggunakan The Hospita l a nd

Depression Sca le (HADS) mengidentifikasi 36% mengalami kecemasan dan 28% mengalami depresi.

(2)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

2

500.000 penduduk yang terserang stroke (Medica,

2013). Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa di perkotaan, besar kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 %, sedangkan di pedesaan sebesar 11,5 %.

Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat (Anderson, 2008).

Dukungan keluarga mempengaruhi kesehatan dengan melindungi diri penderita stroke terhadap efek negatif dari stres yang berat. Peran keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam perubahan konsep diri, suatu keluarga yang kurang adanya dukungan keluarga tidak mempunyai kemampuan dalam membangun harga diri anggota keluarganya dengan baik, mengarah pada perubahan konsep diri yang negatif, keluarga akan memberikan umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri bagi penderita, harga dirinya akan terganggu jika kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak adekuat. Akhirnya penderita mempunyai pandangan negatif terhadap penyakitnya dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya (Anonimus, 2011).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada RSUD dr. M. Haulussy Ambon, didapatkan data dari Rekaman Medik tentang klien pasca stroke pada tahun 2012 sebanyak 1938 penderita, tahun 2013 sebanyak 1393 penderita, dan tahun 2014 sebanyak 1031 orang. Hasil wawancara penulis dengan beberapa pasien di poliklinik saraf RSUD dr M Haulussy ambon ditemukan keluhan dimana pasien merasa kurang dihargai didalam keluarga, kurang menyukai bentuk tubuhnya yang saat ini, keadaan fisik pasien yang sekarang tidak sesuai yang diinginkan, merasa tidak berguna lagi dan tidak dibutuhkan oleh keluarganya, itulah yang menjadi cikal bakal timbulnya gangguan konsep diri pada diri pasien. Dukungan keluarga bagi pasien seperti ini sangat dibutuhkan dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan dasar klien

termasuk psikologisnya. Berdassarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan

perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. M. Haulussy Ambon”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.

TINJAUAN PUSTAKA A.Stroke

Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke dalam otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini disebabkan karena adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak tersebut (Iskandar, 2011).

B. Konsep Diri

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah konsep memiliki arti gambaran, proses atau hal-hal yang digunakan oleh akal budi untuk memahami sesuatu. Istilah diri berarti bagian-bagian dari individu yang terpisah dari yang lain. Konsep diri dapat diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap dirinya sendiri (KBBI, 2000)

Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang. Konsep diri yang positif akan menghasilkan penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula. Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan dan sebagainya.

C. Dukungan Keluarga

(3)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

3

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan

pendekatan “cross sectiona l study” yaitu

identifikasi semua karakter atau variabel yang melekat pada subjek berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya pada satu waktu.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April s/d 02 Mei 2015 di Poloklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon.

Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien stroke yang melakukan kontrol pengobatan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon tahun 2014 dengan rata-rata kunjungan 115 orang setiap bulannya.

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin (2009) sebagai berikut:

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

Hasil perhitungan sampel sebagai berikut :

n = 2

) 05 , 0 ( 115 1

115 

=

) 0025 , 0 ( 115 1

115 

= 1 0.2875 115 

= 1.2875 115

= 89.320

= 89

Jumlah sampel yang diperoleh dari perhitungan dibulatkan menjadi 89 orang. Teknik

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan a ksidenta l sa mpling. Adapun cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti, yaitu dengan melihat kriteria subjek penelitian yaitu pasien pasca stroke yang sedang melakukan kontrol perawatan selama periode penelitian di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon, dan bertemu dengan peneliti, maka peneliti mengambil orang tersebut sebagai sampel dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi.

Dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu : a. pasien pasca stroke yang melakukan kontrol di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon; b. mampu berkomunikasi dengan koheren dan kooperatif; d. Pasien yang ditemukan selama periode penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya meliputi : a. Pasien dengan komplikasi.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner (daftar pertanyaan) yang akan diolah dengan menggunakan komputer yaitu menggunakan program Sta tistica l Product a nd Service Solution (SPSS), sebagai alat bantu dalam mengumpul data serta mengolah data hasil penelitian.

Analisis univariat digunakan untuk melihat karakteristik dan distribusi setiap variabel independen maupun variabel dependen yang meliputi dukungan keluarga dan perubahan konsep diri.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi–Squa re pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), sehingga apabila ditemukan hasil analisis statistik p ≤ 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan berhubungan secara signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Karakteristik Responden

(4)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

4

berjumlah 89 orang, data demografi responden

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy

Tabel 4.1 menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berusia 41-70 tahun adalah sebanyak 47 orang (52,8%) diikuti responden yang berumur 25-40 tahun sebanyak 30 orang (33,7%) dan responden yang berusia >70 tahun sebanyak 12 orang (13,5%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 56 orang (62,9%) sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang (37,1%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki pendidikan SMA sebanyak 42 orang (47,2%), diikuti pendidikan SMP sebanyak 25 tahun (28,1%), pendidikan SD sebanyak 17 orang (19,1%), dan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 5 orang (5,6%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar tidak bekerja sebanyak 55 orang (61,8%), sedangkan responden yang bekerja sebanyak 34 orang (38,2%).

Analisis Univariat

a. Dukungan Keluarga Pasien Pasca Stroke Hasil penelitian dukungan keluarga pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.5 responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan keluarga tidak baiksebanyak 28 orang (31,5%). b. Perubahan Konsep Diri

(5)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

5

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan

Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon

No.

Perubahan Konsep

Diri

n Persentase (%)

1. Positif 52 58,4

2. Negatif 37 41,6

Total 89 100

Sumber : Data Primer, 2015.

Tabel 4.6 menunjukkan responden dengan perubahan konsep diri yang positif sebanyak 52 orang (58,4%), dan responden dengan konsep diri yang negatif sebanyak 37 orang (41,6%).

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon.

Tabel 4.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Haulussy Ambon

No. Dukungan Keluarga

Perubahan Konsep Diri

Total ρ value Positif Negatif

n % n % n %

1 Baik 43 70,5 18 29,5 61 100

0,001

2 Tidak Baik 9 32,1 19 67,9 28 100

Total 52 58,4 37 41,6 89 100 Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik dan memiliki perubahan konsep diri yang positif lebih besar sebanyak 43 orang (70,5%), sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga baik tapi memiliki perubahan konsep diri yang negatif sebanyak 18 orang (29,5%). Responden yang memiliki dukungan keluarga kurang baik tapi memiliki perubahan konsep diri yang positif lebih kecil sebanyak 9 orang (32,1%), dibandingkan responden yang memiliki dukungan keluarga yang tidak baik dan memiliki perubahan konsep diri yang negatif sebanyak 19 orang (67,9%).

Hasil uji statistik hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M Haulussy Ambon menggunakan uji Chi-squa re diperoleh nilai p = 0,001, artinya hipotesis Ho ditolak dan hipotesis Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M Haulussy Ambon.

B. PEMBAHASAN

1. Dukungan Keluarga pada Pasien Pasca Stroke

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan dimana sifat dan jenis dukungan keluarga berbeda-beda dalam berbagai tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga terhadap pasien adalah sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit yang ditunjukkan melalui interaksi dan reaksi keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 2008).

Penelitian ini menunjukkan responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%). 2. Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca

Stroke

(6)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

6

kecemasan dan depresi 2 sampai 5 tahun pasca

stroke menemukan bahwa dengan menggunakan The Hospita l a nd Depression Sca le (HADS) mengidentifikasi 36% mengalami kecemasan dan 28% mengalami depresi. Adanya stres atau ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan, dan pengendalian akan menyebabkan ansietas. Untuk kebanyakan pasien, rasa takut bahwa hidup terancam dibenarkan, seperti perasaan menjadi orang asing dalam lingkungan yang asing dimana hidupnya ada pada genggaman orang asing.

Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi jika pasien tidak mampu untuk memahami apa yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta mesin sekitarnya akan mengembalikan kesehatan mereka. Hal ini penting bahwa perawat mengetahui tentang dinamika psikososial karena dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian (intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat membantu mempercepat proses pemulihan adalah melalui dukungan keluarga (Keliat, 2008).

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Hauluss y Ambon

Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 61 responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebagian besar memiliki perubahan konsep diri positif yaitu sebanyak 43 orang (70,5%), sedangkan 18 orang lainnya memiliki perubahan konsep diri yang negatif. Responden yang memiliki dukungan keluarga kurang baik sebagian besar memiliki perubahan konsep diri negatif sebanyak 19 orang (67,9%), sedangkan yang memiliki perubahan konsep diri positif hanya sebanyak 9 orang (32,1%). Berdasarkan hasil uji chi squa re menunjukkan bahwa nilai probabilitas 0,001 (ρ<0,05), artinya bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon dengan demikian H0 di tolak dan Ha diterima.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Kartini (2013) yang berjudul hubungan dukungan keluarga dengan

perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di poliklinik saraf rumah sakit khusus daerah Provinsi Sulawesi Selatan Dimana hasil uji pada variabel dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri didapatkan nilai p= 0.013.

Penelitian yang dilakukan oleh Patandean (2007) menemukan bahwa sebagian besar pasien stroke mengalami tingkat kecemasan (73,6%) dan ada hubungan dukungan psikososial dengan tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Neurologi RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Dukungan sosial dari keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif yang diberikan keluarga pada pasien stroke. Dukungan keluarga memegang peranan penting dalam menentukan proses penyembuhan seseorang termasuk pada pasien stroke. Adanya dukungan keluarga dapat membantu penderita menghadapi masalahnya. Tidak efektifnya koping individu disertai kurangnya dukungan keluarga dapat memicu tmbulnya perasaan yang bersifat depresi (ringan, sedang, berat) yang dapat berkembang menjadi gangguan konsep diri (Kartini dkk, 2013).

Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang. Konsep diri yang positif akan menghasilkan penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula. Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan dan sebagainya. Rogers dalam Mega (2013) mengatakan orang yang memiliki konsep diri yang positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif pula.

(7)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

7

sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang

memiliki konsep diri negatif akan menunjukkan penerimaan diri yang negatif pula, hal ini dapat dilihat pada dukungan keluarga yang kurang menimbulkan perubahan konsep diri yang negatif. Mereka memiliki perasaan kurang berharga, yang menyebabkan perasaan benci atau penolakan terhadap diri sendiri. Hasil penelitian juga menunjukkan dukungan keluarga yang baik namun masih menunjukkan konsep diri yang negatif yaitu sebanyak 18 orang (29,5%), ini artinya sekalipun keluarga telah memberikan dukungan yang baik, namun bila secara pribadi ressponden tidak ada kemauan positif maka akan mengarah pada perubahan konsep diri yang negatif. Perubahan atau kemunduran yang dihadapi oleh pasien pasca stroke akan mengakibatkan tidak stabilnya konsep diri (Romadlani, 2013).

Konsep diri merupakan pandangan, penilaian dan perasaan mengenai dirinya sendiri (Brooks dalam Mega, 2013). Centi dalam Mega (2013) mendefinisikan konsep diri sebagai gagasan tentang diri yang berisikan mengenai bagaimana individu melihat tentang dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana merasakan dirinya sendiri, dan bagaimana menginginkan dirinya sebagaimana yang diharapkannya. Selain itu, bentuk dukungan yang tidak kalah pentingnya yang harus diberikan oleh keluarga adalah dukungan harga diri dimana dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap pasien, pemberian semangat, persetujuan terhadap pendapat pasien, perbandingan yang positif dengan individu lain.

Blasi & Glodis dalam Mega (2013), para ahli psikologi perkembangan menyebut pemahaman terhadap keberadaan diri sendiri sebagai self-existentia l. Pemahaman keberadaan diri sendiri berhubungan erat dengan pemahaman terhadap karakteristik pribadi secara objektif terhadap diri sendiri, atau yang disebut sebagai kategori diri (self-ca tegoria l. Selain itu, bentuk dukungan yang tidak kalah pentingnya yang harus diberikan oleh keluarga adalah dukungan harga diri dimana dukungan ini berupa penghargaan positif terhadap pasien, pemberian semangat, persetujuan terhadap pendapat pasien, perbandingan yang positif dengan individu lain.

Menurut Asumsi Penulis, Adanya stres atau ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan, dan pengendalian akan menyebabkan ansietas. Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi jika pasien tidak mampu untuk memahami apa yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta mesin sekitarnya akan mengembalikan kesehatan mereka. Hal ini penting bahwa perawat mengetahui tentang dinamika psikososial karena dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian (intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat membantu mempercepat proses pemulihan adalah melalui dukungan keluarga untuk pasien pasca strok yang dapat memberikan subangsi pikiran dan moril kepada pasien untuk dapat menjalani proses perawatan maupun pengobatan. Bentuk dukungan lain yang dapat diberikan oleh keluarga adalah dukungan lewat komunikasi verbal dimana keluarga memberikan informasi tentang kondisi kesehatan pasien dan keadaan di rumah, saran tentang apa yang harus dilakukan oleh pasien atau umpan balik tentang situasi dan kondisi pasien.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang memiliki dukungan keluarga baik lebih besar yaitu 61 orang (68,5%), dibandingkan responden yang memiliki dukungan keluarga tidak baik sebanyak 28 orang (31,5%).

2. Responden yang memiliki perubahan konsep diri positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%), dibandingkan responden yang memiliki perubahan konsep diri yang negatif yaitu 37 orang (41,6%).

(8)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

8

B. SARAN

1. Bagi perawat

Bagi perawat pelaksana agar dapat memberikan motivasi bagi pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dukungan bagi pasien agar tidak terjadi perubahan konsep diri bagi pasien.

2. Bagi institusi terkait

Bagi institusi terkait dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon, untuk lebih meningkatkan pelayanan pada pasien pasca stroke seperti menyediakan ruangan konseling khusus terkait kondisi psikologis pasien agar dapat meningkatkan rasa percaya diri pasien sehingga terjadi perubahan konsep diri yang positif.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang lain dan memiliki sampel yang lebih banyak.

4. Bagi Pasien

Perlu memiliki percaya rasa percaya diri yang tinggi, agar dapat menjadi motivator bagi dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson (2008). Geja la Stroke da n Ca ra Pencega ha nnya, www.vibizlife.com, Diakses 30 Oktober 2012.

Bergersen, et all (2010). Anxiety, Depression a nd Psychological Well Being Two to Five Yea rs Post Stroke, Sunnaas Rehabilitation Hospital and Medical Faculty, University of Oslo, Norway.

Departemen Kesehatan Indonesia (2013). Penya kit Tida k Menula r (PTM) Penyeba b Kema tia n Terba nyak di Indonesia. Depkes RI [on-line]. Diakses pada 20 Juni 2013 dari: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pre ss release/1637penyakit-tidak-menular-ptm Effendi,F & Mahfudi (2009), Kepera wa ta n

Keseha ta n Komunita s. Cetakan Pertama, Salemba Medika, Jakarta.

Friedman, Marylin (1998). Kepera wa ta n Kelua rga, Teori da n Pra ktik. Jakarta : EGC.

Hadinoto S, Setiawan, Soetedjo. (2006). Stroke Non Hemora gis. Da la m: Pengelola a n Muta khir Stroke, Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Harsono, (2006). Ka pita Selekta Neurologi, Edisi 2, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Hawari, D. (2008). Ma na jemen Stres Cema s da n Depresi, FKUI: Jakarta.

Hidayat, A. A. (2007). Riset Kepera wa ta n da n Teknik Penulisa n Ilmia h. Salemba Medika: Jakarta.

Iskandar, J. (2011). Stroke, Wa spa da i Anca ma nnya. Jakarta: Andi Publisher. Kartini dkk., (2013). Hubunga n Dukunga n

Kelua rga Denga n Peruba ha n Konsep Diri Pa da Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sa kit Khusus Da era h Provinsi Sula wesi Sela ta n, Volume 3 Nomor 1. Keliat A & Akemat, (2005). Kepera wa ta n J iwa ,

Tera pi Aktivita s Kelompok, EGC: Jakarta. Keliat, Budi A. (2008). Ga nggua n Konsep Diri,

EGC: Jakarta.

Kuntjoro, Z.S. (2002). Dukunga n Sosia l Pa da Pa sien, www.e-psikologi.com, Diakses Diakses 15 November 2012 Lumbantobing, SM. (2010) Stroke. Da la m: Neurogeria tri. FKUI: Jakarta

Lumbantobing. (2003). Stroke Bencana Pereda ran Da ra h di Ota k, Jakarta: FKUI.

Mega, A ., (2013). Pera n Konsep Diri Da n Dukunga n Sosia l Terha da p Depresi Pa da Penderita Ga ga l Ginja l Ya ng Menja la ni Tera pi Hemodia lisis, vol 2, 4

Murniasih, E., & Rahmawati, A. (2007). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di bangsal L RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2007. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.

National Safety Council. (2004). Konsep Ima jinasi Terbimbing. Diakses 30 Oktober 2012. Marilyn M, (2008) Kepera wa ta n Kelua rga , Teori

(9)

Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / J urna l Keseha tan UKIM, 2015

9

http://medicastore.com/stroke/Stroke_Pembun

uh_No_3_di_

Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitia n Keseha ta n, Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep & Penera pa n Metodologi Penelitia n Ilmu Kepera wa ta n : Pedoma n Skripsi, tesis da n Instrumen Penelitia n Kepera wa ta n. Salemba Medika: Jakarta.

Price SA., Wilson L.M., (2005) Pa tofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penya kit, Buku I, Edisi 4, Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Ratna, W (2010), Sosiologi da n Antropologi dalam Perspektif Ilmu Kepera wa ta n, Pustaka Rihana, Jogjakarta.

Romadlani. R., Nurhidayati, T., Syamsianah, A. (2013). Hubungan Dukunga n Kelua rga da n Kema ndiria n La nsia denga n Konsep Diri La nsia di Kelura ha n Ba mba nkerep Keca ma ta n Nga liya n Kota Sema ra ng. Prodi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang: Semarang.

Shindy, O, W., 2014. Hubungan Anta ra Dukungan Sosia l Kelua rga Terha da p Tingka t Self Esteem Pa da Penderita Pa sca Stroke. Vol 3, 2.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011) Da sa r-Dasar Metodologi Penelitia n Klinis. Sagung Seto, Jakarta.

Smeltzer C.S & Bare G.B, (2002). Buku Aja r Kepera wa ta n Medika l Beda h. Edisi 8 Volume 2, EGC: Jakarta.

Stuart & Sundeen (2008). Buku Saku Kepera watan J iwa, EGC: Jakarta.

Sugiyono. (2008). Sta tistika Untuk Penelitia n. Alfabeta: Bandung.

Suliswati, dkk., (2005). Konsep Da sa r Kepera wata n Kesehata n J iwa. EGC: Jakarta. Suprajitno (2004), Asuha n Keperawata n Kelua rga Aplika si da la m Pra ktik, Ceta ka n Perta ma . EGC, Jakarta.

Sutrisno, Alfred (2007) Stroke; You Must Know Before You Get, Gramedia: Jakarta.

Patandean, H. (2007). Hubunga n Dukunga n Psikososia l Denga n Tingkat Kecema san Pada Pa sien Ya ng Dira wa t Di Rua ng Pera wa ta n Neurologi RSUP DR Wa hidin Sudirohusodo Ma ka ssa r. Unhas: Makassar.

Price & Wilson, (2006), Pa tofisiologi. Buku kedokteran, EGC: Jakarta.

Yosep, I. (2010). Kepera wa ta n J iwa . Refiko Aditama: Bandung.

Yurisa, W. (2008). Etika Penelitia n Keseha ta n, Fakultas Kedokteran Universitas Riau: Pekanbaru.

Zusanne, L. B. (2007). Depression And Anxiety 3 Months Post Stroke: Preva lence And Correla tes,

Gambar

Tabel 4.3 menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemampuan Perawatan Diri (Self Care) pada Pasien Pasca Stroke ” ini disusun sebagai salah satu persyaratan

Judul :Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propsu Medan.. Peneliti :Septian

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI- HARI. PADA LANSIA PASCA STROKE NON HEMORAGIK DI POLIKLINIK NEUROLOGI DI

Hubungan sikap, motivasi, dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Melitus rawat jalan poliklinik penyakit dalam di RSUD DR.. Pengetahuan pasien diabetes

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dengan stres pada pasien stroke di Poliklinik RSUD. Desain penelitian yang digunakan adalah

Hubungan antara peran diri dengan kejadian depresi pada pasien pasca stroke di poliklinik saraf RSUD Labuang Baji Makassar Dari 43 responden penderita Pasca stroke dengan jumlah

Oleh karena itu dibutuhkan dukungan keluarga sebagai support system, dukungan keluarga tersebut secara mandiri dapat melatih dan memotivasi anggota keluarga yang menderita pasca stroke

Hubungan dukungan keluarga dengan gambaran diri pada pasien AIS di RS Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta Tabel 4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Gambaran Diri Variabel r p value