• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pelatihan Jurnalistik Untuk Mahasiswa PTS Tahun 2014 (Update) | Kopertis III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Pelatihan Jurnalistik Untuk Mahasiswa PTS Tahun 2014 (Update) | Kopertis III"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA JURNALISTIK

ETIKA JURNALISTIK

Disampaikan dalam Workshop Jurnalistik untuk Mahasiswa 16 September 2014 di Cisarua, Bogor

(2)
(3)
(4)

ILMU JURNALISTIK

Hoeta Soehoet (2006)

JURNALISTIK adalah ilmu terapan

dari Ilmu Komunikasi

ILMU KOMUNIKASI: ilmu yang

mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi

pernyataannya kepada manusia lain

ILMU JURNALISTIK: ilmu yang

(5)

ILMU JURNALISTIK

Hoeta Soehoet (2006)

PROSES KOMUNIKASI PERSONAL

PERALAT

Naluri Sosial - Falsaf

ah

Naluri Sosial - Falsaf

ah

TAHAP I TAHAP II TAHAP III

(6)

MEDIA MASSA PERIODIK

ILMU JURNALISTIK

CARA PENYAMPAIAN ISI PERNYATAAN MELALUI MEDIA MASSA PERIODIK

KOMUNIKAT

N KOMUNIKANKOMUNIKAN

SK

(7)

Kegiatan Jurnalistik

menurut UU No. 40/1999 tentang PERS

Mencari

Memperoleh Memiliki

Menyimpan Mengolah

Menyampaikan

INFORMASI:

a. Tulisan b. Suara c. Gambar d. Suara dan

Gambar e. Data f. Grafik

g. bentuk lain

(8)

Produk Jurnalistik

1. Berita

(9)

1. BERITA ADALAH KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA

2. BERITA BAGI SESEORANG ADALAH KETERANGAN MENGENAI

PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGINYA UNTUK MEWUJUDKAN FALSAFAH HIDUPNYA

3. BERITA BAGI SUATU SURAT KABAR ADALAH KETERANGAN MENGENAI PERISTIWA ATAU ISI PERNYATAAN MANUSIA YANG PERLU BAGI

PEMBACANYA UNTUK

MEWUJUDKAN FALSAFAH

HIDUPNYA (Hoeta Soehoet, 2003, h. 23)

(10)

PERISTIWA. contoh: gempa,

pertandingan olahraga, banjir, sidang kabinet, dll

Sumber

BERITA

MANUSIA, dalam hal ini adalah

pendapat manusia

SAKSI PERISTIWA

(11)

MASALAH, contoh: ekonomi,

kriminal, hukum, olahraga, iptek, dan lain-lain.

Penggolongan

BERITA

1

TEMPAT PERISTIWA TERJADI

DALAM NEGERI: kota tempat

terbit, daerah

LUAR NEGERI

DAYA PENGARUHNYA

LOKAL

REGIONALNASIONAL

(12)

Penggolongan

BERITA

2

SUMBER BERITAPERISTIWAPENDAPAT

PERISTIWA + PENDAPAT

KANDUNGAN FAKTABERITA FAKTA

BERITA FAKTA + PENJELASAN

FAKTA

BERITA FAKTA TERCAMPUR

PENDAPAT WARTAWAN

(13)

Nilai

BERITA

KEGUNAAN BERITA

AKTUALITAS

HUBUNGAN PEMBACA DENGAN

PERISTIWA

(14)

KELENGKAPAN

BERITA

A

S

D

A

M

BA

APA

SIAPA

DI MANA

APABILA

MENGAPA

(15)

KEMERDEKAAN PERS

PRINSIP DASAR :

KEMERDEKAAN PERS BUKAN BERARTI

KEBEBASAN TANPA BATAS

Kemerdekaan media tidak pernah berarti

(16)

KEMERDEKAAN PERS

DUA BENTUK KONTROL MEDIA:

1. Kontrol Formal: Peraturan-perundangan

(Undang-undang, Regulasi yang dikeluarkan Badan Regulator), sensor

(17)

ETIKA

Secara harfiah etika berasal dari bahasa Yunani Yaitu ethos yang artinya kebiasaan dalam

tingkah laku manusia.

Kajian etika mencari ukuran baik buruk bagi tingkah laku manusia dan untuk mengetahui bagaimana manusia bertindak.

(18)

KODE

Kode berasal dari code. Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, kode

adalah sistem aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang telah disetujui dan diterima oleh masyarakat atau kelas tertentu atau kelompok tertentu.

Profesi menurut H De Vos adalah sebagai

(19)

ETIKA

BERITA

BENAR TERJADI

DUA SISI

HAK JAWAB

HAK KOREKSI

(20)

Etika Jurnalistik

- Menurut Wina Armada (anggota Dewan Pers) :

Pers adakalanya melakukan kesalahan atau kekhilafan sehingga melanggar kode etik jurnalistik. Biasanya disebabkan oleh faktor kesengaajaan dan faktor ketidak sengajaan.

Faktor kesengajaan:

1. Tahu kode etik tapi punya niat tidak baik.

2. Kurang tahu kode etik punya niat kurang baik. 3. Persaingan pers

(21)
(22)

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul

Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap

Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi

(23)

Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis

kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani

Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa

Pasal 11

(24)
(25)

PELANGGARAN KEJ :

1) Mengutamakan kecepatan tanpa dibarengi verivikasi 2) Berita tidak akurat

3) Mencampuradukan fakta dan opini yang menghakimi 4) Tidak berimbang

(26)

Kode Etik Penyiaran

KEKERASAN

Program yang mengandung muatan kekerasan

secara dominan, atau mengandung adegan kekerasan eksplisit dan vulgar, hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00–03.00

Adegan yang dianggap di luar perikemanusiaan

atau sadistis dilarang disiarkan.

Lagu-lagu atau klip video musik yang

(27)

Produk Jurnalistik

PELIPUTAN KEKERASAN

gambar luka-luka yang diderita korban

kekerasan, kecelakaan, dan bencana tidak boleh disorot secara close up;

gambar korban kekerasan tingkat berat,

serta potongan organ tubuh korban dan genangan darah yang diakibatkan tindak

(28)

Kode Etik Penyiaran

REKONSTRUKSI KEJAHATAN

Adegan rekonstruksi kejahatan tidak boleh disiarkan secara rinci.

Adegan rekonstruksi kejahatan seksual dan pemerkosaan tidak boleh disiarkan.

(29)

Kode Etik Penyiaran

SEKS YANG TERLARANG

 Ciuman, hubungan seks, suara-suara yang dapat diasosiasikan dengan kegiatan hubungan seks.

Program yang memuat pembenaran bagi berlangsungnya

hubungan seks di luar nikah.

Pemerkosaan atau pemaksaan seksual

 Lagu dan klip video berisikan lirik bermuatan seks

Adegan tarian dan atau lirik yang dapat dikategorikan sensualProgram, adegan dan atau lirik yang dapat dipandang

merendahkan perempuan menjadi sekadar obyek seks.

Tayangan yang menjadikan anak-anak dan remaja sebagai obyek

(30)

Kode Etik Penyiaran

KATA KATA KASAR DAN MAKIAN

Lembaga penyiaran tidak boleh menyajikan

penggunaan bahasa atau kata-kata makian yang mempunyai kecenderungan

menghina/merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar

Kata-kata kasar dan makian yang dilarang

disiarkan mencakup kata-kata dalam bahasa

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

KESIMPULAN

Setidaknya ada tiga alasan mengapa

penerapan etika komunikasi menjadi mendesak (Boris Libois, 1994: 3) :

1. Media mempunya kekuasaan dan efek yang dahsyat Terhadap publik, padahal media

mudah memanipulasi audiens. Dengan

(38)

KESIMPULAN

2. Etika komunikasi adalah upaya untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi

dan tanggung jawab.

(39)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Saudara tidak menghadiri dan tidak menyampaikan bukti-bukti dokumen maka saudara dianggap gugur dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Perpres No.70 Tahun

Sehubungan dengan pelaksanaan Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun Anggaran 2013 Pada Kegiatan Pembangunan embung dan

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut :.

32 ARI PRASTYANI CAHAYA

Hence, the prolongation of the vocational tracks seems to have increased educational attainment through increasing the amount of upper secondary schooling obtained, but the

Jumlah Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah mendaftar untuk mengikuti pelelangan umum prakualifikasi untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Penguatan

[r]

Berdasarkan pengamatan dan penjelasan dari informan kata cumak „ cuma ‟ tersebut dilafalkan dengan [cuma?].Sedangkan bila pada bahasa Jawa standar dilafalkan