• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III MI AL – MUSTAJAB WAHYUREJO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA

DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III

MI AL

MUSTAJAB WAHYUREJO

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Miggi Aisyah Safitri

115-12-014

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA

DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III

MI AL

MUSTAJAB WAHYUREJO

KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Miggi Aisyah Safitri

115-12-014

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Tanpa mimpi, kita tak punya apa – apa dan tak akan kemana - mana Man Jadda Wa Jada, Barang Siapa bersungguh – sungguh maka dapatlah ia

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahku tercinta (Sumaryadi) dan Ibuku tersayang (Siti Amini) sebagai wujud baktiku

kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, memberikan dukungan

,mendo‟akanku serta membiayai kebutuhanku hingga aku lulus S1.

2. Adikku tersayang ( Anang Mahmuda ) yang telah mendoakan serta support dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Kekasihku tercinta ( Afrizan Gusmayoni ) yang telah membantu dan memberikan

motifasi dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Sahabatku tersayang ( Nofita, Vita & Desy ) yang telah memberikan motifasi dan

menemani selama 4 tahun dibangku perkuliahan.

5. Teman – teman seperjuangan PGMI angkatan 2012.

6. Teman – teman Stain Sport Club ( SSC ).

7. Teman – teman Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Salatiga.

8. Segenap guru dan murid – murid MI Al – Mustajab Wahyurejo.

9. Saudara seiman dan setakwa yang telah member do‟a agar mendapat ilmu yang

(8)

Kata Pengantar

الله مسب

ميح لا نمح رلا

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang dengan rahmat, taufik serta hidayah Nya skripsi dengan

judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia

Melalui Strategi Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad

SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari

berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan

terimakasih kepada:

1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, member

motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik

(9)

6. Ibu Umi Halimah Saadah M, Si selaku kepala sekolah MI Al – Mustajab Wahyurejo

Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di MI Al – Mustajab.

7. Siswa siswi MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya

penelitian dengan sungguh – sungguh.

8. Bapak Sumaryadi dan Ibu Siti Amini tercinta yang senantiasa mendidik,

memberikan semangat serta mendoakan penulis.

9. Mas Afrizan Gusmayoni tersayang yang senantiasa membantu, memberi motifasi

serta mendoakan penulis.

10.Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama – sama.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga

amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun

metodologis. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan

penulisan dimasa yang akan dating. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.

Salatiga, 29 Agustus 2016

Penulis

(10)

ABSTRAK

Safitri, Miggi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: PAIKEM, hasil belajar IPA cuaca dan pengaruhnya

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahyurejo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan PAIKEM. Masalah yang dikaji adalah apakah PAIKEM apat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 10 siswa, yaitu terdiri dari 8 laki – laki dan 2 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, data dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul

Gambar Berlogo

Judul ………. iii

Halaman Persetujuan Pembimbing ……….. iv

Halaman Pengesahan Kelulusan ………... v

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ……….. vi

Halaman Motto dan Persembahan ………. vii

Kata Pengantar ……… viii

Abstrak ……… x

Daftar Isi ……… xi

Daftar Tabel ……… xii

Daftar Lampiran ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ……… 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …… 6

E. Manfaat Penelitian ……… 7

F. Definisi Operasional ……… 9

G. Metodologi Penelitian ……… 10

H. Sistematika Penulisan ……… 17

(12)

C. Strategi PAIKEM ……… 32 D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA dengan PAIKEM 44

BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ……… 47 B. Pelaksanaan Penelitian ……… 48 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Paparan Siklus ……….. 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian …….……… 66 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...70 B. Saran ………..70 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama Siswa Kelas III MI Al –Mustajab ……… 47

Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I ……… 60

Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II ……….. 62

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I ……… 64

Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II ……….. 65

Tabel 6. Hasil Keaktifan Siswa ……….. 67

(14)

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar ……… 72

Lampiran 2. Lembar Penunjukan Pembimbing Skripsi ………73

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………...74

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup ………...75

Lampiran 4. Identitas Sekolah, daftar personalia dan murid ………76

Lampiran 5. RPP Siklus I ………..77

Lampiran 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ………...78

Lampiran 7. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ……….79

Lampiran 8. RPP Siklus II ……… 80

Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II ……… 81.

Lampiran 10. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ………....82

Lampiran 11. Latihan Soal Siswa Siklus I ……….83

Lampiran 12. Latihan Siswa Siklus II ………84

Lampiran 13. Lembar Konsultasi Pembimbing ……….85

Lampiran 14. Daftar SKK ………. 86

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan

kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan

juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya

kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin,2009: 5).Itulah salah satu alasan

mengapa pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain

itu, pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih

berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu

sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh

dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing

dan nilai dari setiap individu.

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah seharusnya pendidikan yang

ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung secara maksimal. Bahkan Agama Islam

sendiri memberi perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al-qur‟an

suroh Al „Alaq ayat 1-5, sebagai berikut:























































































(16)

pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri siswa baik dalam

segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur

melalui penilaian berupa tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi

belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut

dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang

efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotifasi di dalam mengikuti pembelajaran di

kelas sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat

sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013: 1-2).

Dalam undang – undang tentang sistem Pendidikan Nasional Nomer 20, tahun 2013,

Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Dewasa ini, pendidikan sangat diperlukan baik bagi anak-anak maupun bagi orang

dewasa. Sebagian masyarakat menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan

yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha meningkatkan mutu

pendidikan. Pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada keberadaan guru yang

bermutu. Dan keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan

praktik pendidikan yang bermutu.

Berbicara mengenai guru, sesungguhnya mereka diharapkan menjadi masyarakat

yang memiliki pengetahuan luas dan pemahaman yang mendalam. Disamping penguasaan

(17)

konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para guru, maka upaya mendesain pembelajaran

bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang menantang (M.Sobry Sutikno, 2014:

11).

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk

hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan.

Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.

IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan, tetapi mata pelajaran yang memberi

peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan latihan, terutama yang berkaitan

dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Oleh karena itu untuk

terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru

hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas,

yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu

dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan

kompetensi siswa secara berkesinambungan.

Dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung, diharapkan agar siswa dapat mengembangkan potensinya dalam

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman

konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi

dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di MI Al – Mustajab masih cenderung

menggunakan metode ceramah, penugasan dan latihan - latihan dari guru. Materi pelajaran

disampaikan langsung kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat

(18)

menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah dan meminimalkan keterlibatan

siswa. Siswa diberi pertanyaan yang lebih cenderung berupa hafalan. Pertanyaan yang

berkaitan dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti melakukan suatu percobaan

kemudian menyimpulkan sendiri hasil percobaan jarang dilakukan oleh guru. Siswa lebih

banyak mendengarkan dan menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan.

Dengan demikian guru harus pandai dalam menggunakan model Pembelajaran yang sesuai

dan menarik dalam proses pembelajaran IPA dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA.

Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative untuk

mengurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa diartikan sebagai

pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media

pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga pembelajaran menjadi

aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan (Rudi,2013: 135). Adapun penggunaan

PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman mengenai

PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata peserta serta memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih

bermakna.

Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas

(19)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah

strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi

manusia pada siswa kelas III MI Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran2016/2017?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia melalui strategi PAIKEM pada siswa kelas

III MI Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2016/2017

D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai

alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah

dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis tindakan dalam penelitian

ini adalah “Penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI

Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia adalah sebagai

berikut : (1) Menjelaskan hubungan keadaan langit dan cuaca, (2) Menjelaskan

keadaan cuaca, (3) Menjelaskan proses terjadinya hujan, (4) Menjelaskan macam –

macam awan, (5) Menjelaskan bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca, (6)

Menjelaskan beberapa simbol cuaca, (7) Menjelaskan pengaruh cuaca terhadap

(20)

Penerapan strategi pembelajaran PAIKEM ini dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai dan proses belajar mengajar aktif, efektif dan menyenangkan.Adapun

indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut :

a. Secara Individu

 Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi

manusia

 Siswa meningkat keaktifannya dalam proses belajar

b. Secara Klasikal

 Siklus akan berhenti apabila 85% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil

belajar tuntas (KKM = 65)

 Minimal 85% dari jumlah siswa termotivasi belajar menggunakan strategi

pembelajaran PAIKEM

E. MANFAAT PENELITIAN

Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua

kalangan pendidikan di lembaga sekolah pada umumnya.

Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Ditemukannya pendekatan dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi

b. Pemahaman siswa menggunakan PAIKEM pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Peneliti

Dapat menambah keilmuan dan pengalaman dalam dunia pendidikan untuk

menjadi seorang pendidik yang profesional.

(21)

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru,

memperkaya strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Manfaat bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa.

3. Memudahkan dalam mengingat dan mengulang materi pelajaran yang telah

dipelajari.

4. Meningkatkan kemampuan belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi

manusia sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

d. Manfaat bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu :Memberikan pemikiran baru sebagai

acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya pelajaran IPA saja,

tetapi juga pada pelajaran yang lain.

F.DEFINISI OPERASIONAL

Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya

Bagi Manusia Dengan Strategi PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab

Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 akan

penulis paparkan sebagai berikut :

1. Peningkatan

Menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari

sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan merupakan upaya untuk

menambah derajat, tingkat, dan kualitas, maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti

(22)

2. Hasil Belajar

Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan

dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang

relative menetap.

3.Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk

hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap

lingkungan.

Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta

menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.

4. PAIKEM

Menurut Ismail (2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran

guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa

Inggrisnya adalah Classroom Action Research, kalau di Indonesia dikenal dengan

sebutan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Wihardit (2010: 14) mengatakan bahwa:

(23)

sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru"

sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat.",

Menurut Arikunto (2008: 3), Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Menurut Suyadi (2010: 18) bahwa "Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan

belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan".Menurut Suyanto (1997: 9) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik – praktik pembelajaran di kelas secara professional”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

bersifat reflektif. Maksutnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak

tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas – tugas pembelajaran di

kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah

dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. PTK

dilakukan oleh pelaku tindakan, yaitu dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang

bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya

di kelas. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperbaiki kinerja

peningkatan prestasi siswa yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan

sikap mawas diri, dan PTK bersifat situasional dann kontekstual. Pemilihan jenis

penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses

pembelajaran di kelas dengan PAIKEM sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun

(24)

Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto , 2008: 16)

1. Rancangan Penelitian

a. Perencanaan (Planning)

PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu

dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan

secara matang dan teliti.

Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi

masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing

kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk

menunjang sempurnanya tahap perencanaan.

Dalam penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Sikluss II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

(25)

sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang

terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008 : 18).

b. Pelaksanaan(Acting)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi

atau penerapan isis rancangan. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang

perlu diingat adalah bahwa tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha

menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula

berlaku wajar, tidak dibuat – buat (Arikunto, 2008 : 18).

c. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikitnya kurang tepat kalau pengamat ini dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamat dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama (Arikunto, 2008: 19).

d. Refleksi(Reflecing)

Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah

kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi

sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah

memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya

(Arikunto,2008: 19).

2. Subjek Penelitian

a.Tempat Penelitian

Ruang kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus

(26)

b.Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1 tahun

pelajaran2016/2017.

c. Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.

d. Karakteristik Siswa

Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III MI Al – Mustajab

Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun pelajaran2016/2017,

yang mendapat mata pelajaran cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Jumlah siswa

kelas III ada 10 siswa, meliputi 8 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan.

3. Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru

kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, tes,

dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:

a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi

dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi.

b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan

untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan.

Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.

c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam

(27)

4. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan

dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa.

a. Ketuntasan Individu

Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat mencapai skor

≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dapat dilihat dari nilai hasil

tes evaluasi. Dan peningkatan keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai

pengamatan keaktifan pembelajaran.

2. Ketuntasan Klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya secara klasikal jika dalam kelas tersebut

terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996:48). Dan

minimal 85% dari jumlah siswa termotifasi belajar menggunakan strategi

pembelajaran PAIKEM.

Pengukuran presentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

P =

Ket: P = Persentase

X = Jumlah siswa yang tuntas

(28)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian

penyajian data penelitian ini, maka penulis paparkan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I Pendahuluan.Pada bab ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,

definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori

dari tiap – tiap variable penelitian.

BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Al

– Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan pelaksanaan

penelitian.

BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi

deskripsi persiklus dan pembahasan.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar

merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini

menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadinya interaksi antara guru dengan

siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga

menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau

keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksut adalah perintah atau arahan dan

bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya Gagne dalam teorinya yang

disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

1) Keterampilan motoris (motor skill); adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk

tangan, berlari dan loncat.

2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan

berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa symbol yang

(30)

3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan

intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.

4) Strategi kognitif; Gagne menyebutkan sebagai organisasi keterampilan yang internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.

Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajaro

dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus menerus dan serius.

5) Sikap (attitude); sikap merupakan factor penting dalam belajarl karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam

belajar akan sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap

akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak

dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh

(Ahmad,2013: 3)

Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar dapat

diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga

mereka lebih mampuberinteraksi dengan lingkungannya.

Sementara menurut E.R.Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan

kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksut mencakup

pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan

(pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu

yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan

sebagainya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

(31)

untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru, sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik

dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.

2. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna

hasil belajar, yaitu perubahan – perubahan yang akan terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh

Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang

dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan

suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruktuksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam

belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional (Ahmad, 2013: 5).

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan

yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh

Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk

membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.

Selain itu, dengan dilakukan evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau

(32)

prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi

juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup

segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa

secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri

memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh

dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi dua hal,

siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir

atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani

maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,

kreatifitas guru, sumber – sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan,

keluarga, dan lingkungan.

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158), hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut :

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal

ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,

sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan

(33)

marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua

kurang terhadap anak, serta kebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang

baik dari orang tua dalam kehidupan sehari – hari berpengaruh dalam hasil

belajar peserta didik (Ahmad,2013: 12).

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul

mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka

terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau

sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang

tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga

mendapat kesimpulan.

Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan

sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata

pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian

besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah.

Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini

sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang

dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya,

justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata – rata nilai UAS

pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.

Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan

guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada

(34)

yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada

penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa

untuk berusaha nenghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau

tes hasil belajar (Ahmad,2013: 164).Padahal, untuk anak jenjang sekolah dasar,

menurut Marjono (1996), hal yang harus diutamakan adalah bagaimana

mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu

masalah.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran

sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia

disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian,

yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Dari ketiga

komponen ini, Sutrisno (2007) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan

IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penambahan ini bersifat pengembangan dari

ketiga komponen diatas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan

teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip – prinsip IPA sebagai produk.

Lebih lanjut, IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk

memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman (1980), meliputi

:

1. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum dan teori.

2. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam,

termasuk juga penerapannya.

3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyikap rahasia

(35)

4. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau seberapa

saja.

5. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.

Dalam uraian hakikat IPA diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran sains

merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip – prinsip, proses yang mana

dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena itu,

pembelaharan IPA disekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan

bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan – kegiatan

tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui

pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian

dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan

masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui

pembelajaran IPA.

2. Tujuan Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar

Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena

belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional

Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

(36)

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Ahmad,2013:171).

Dari beberapa tujuan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran

IPA di Sekolah Dasar adalah mengenalkan anak sejak usia dini tentang hal – hal

yang berkaitan dengan alam sekitarnya. Hal yang demikian agar rasa keingin

tahuan anak berkembang, dapat mencintai lingkungan dan sadar sejak dini cara

menghargai dirinya sendiri serta lingkungannya.

3. Materi Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia a. Hubungan Keadaan Langit dan Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara di suatu daerah tertentu sdan terjadi dalam

jangka waktu yang terbatas. Cuaca disebabkan oleh petubahan suhu, cahaya

matahari, kelembapan, dan kecepatan angin pada suatu wilayah ( Erlangga,

2015: 94 ). Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi. Iklim

adalah keadaan cuaca pada satu wilayah dalam jangka waktu yang lama

( bertahun – tahun ). Keadaan cuaca di suatu tempat belum tentu sama dengan

cuaca ditempat lain, misalnya di daerah A turun hujan, ternyata di daerah B

matahari bersinar terang. Cuaca sangat dipengaruhi oleh matahari, awan,

hujan, angin, dan suhu udara. Keadaan cuaca dapat ditunjukkan dari keadaan

(37)

b. Keadaan Cuaca

Keadaan langit dapat dijadikan acuan untuk melihat kondisi cuaca yang

sedang terjadi, bahkan dapat memperkirakan kondisi cuaca yang akan terjadi.

Keadaan langit tersebut dapat dilihat dari bentuk – bentuk awan.

Ada berbagai macam cuaca di bumi, yaitu cuaca cerah, cuaca berawan,

cuaca panas, cuaca dingin, dan cuaca hujan.

a) Cuaca Cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang,

tidak berawan. Cahaya matahari bersinar terang dan udara sangat hangat.

b) Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak

terdapat awan. Awan menghalangi sinar matahari ke bumi, udara tidak

begitu panas.

c) Cuaca panas adalah cuaca yang menunjukkan sinar matahari bersinar

sangat terik dan udara terasa panas.

d) Cuaca dingin terjadi bila kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu

udara rendah pada daerah tersebut.

Cuaca hujan alaha turunnya titik – titik air hujan dari udara yang

mengandung uap air ( LKS Sang Juara, 2015: 31 ).

c. Proses Terjadinya Hujan

a) Cahaya matahari mengakibatkan terjadinya penguapan. Air laut, air

sungai, dan air tanah menguap ke langit

b) Uap akan mengembun membentuk awan di langit. Hal ini disebabkan

udara di langit yang sangat dingin.

c) Butiran air yang berkumpul akan membentuk awan. Semakin lama awan

(38)

Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun. Curah hujan yang tinggi

dapat menyebabkan banjir ( Erlangga, 2015: 95 ).

d. Macam – macam Awan

Awan merupakan kumpulan air yang terdapat di udara. Awan

terbentuk dari uap air yang naik ke langit. Uap air tersebut berasal dari

pemanasan matahari terhadap air di bumi, seperti kolam, danau, laut, dan

sungai. Semakin banyak uap air yang menjadi titik – titik air, maka semakin

luas dan tebal keadaan awan. Semakin tebal awan maka kemungkinan

terjadinya hujan akan semakin besar. Kandungan uap air dan kecepatan angin

yang berbeda – beda mengakibatkan berbagai bentuk awan. Bentuk – bentuk

awan tersebut dapat menjadi acuan kondisi cuaca yang sedang terjadi dan dan

memprediksi kondisi cuaca yang akan terjadi ( Erlangga, 2015: 95 ). Ada tiga

macam awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya :

a) Awan sirus berbentuk serabut – serabut halus berwarna putih seperti

rambut. Terjadinya awan sirus menunjukkan tanda – tanda cuaca cerah

akan berakhir dan pertanda hujan akan turun.

b) Awan kumulus berbentuk gumpalan putih dengan bagian – bagian atas

menyerupai bunga kol dengan dasar rata. Terjadinya awan kumulus

menunjukkan cuaca akan tetap panas dan kering.

c) Awan satratus berbentuk lembaran berlapis – lapis, berwarna abu – abu.

Awan ini paling dekat dengan permukaan bumi. Awan satratus dapat

berubah menjadi kabut dan menyebabkan terjadinya hujan gerimis ( LKS

Sang Juara, 2015: 32 ).

(39)

Prakiraan cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca

dapat memberi tahu keadaan cuaca yang akan terjadi. Dengan melihat

keadaan langit, kamu dapat memperkirakan keadaan cuaca yang akan

terjadi. Prakiraan cuaca yang tepat membantu kalian merencanakan

kegiatan. Status cuaca adalah tempat untuk mengumpulkan keterangan

mengenai cuaca pada waktu tertentu. Untuk menyatakan keadaan cuaca

biasanya menggunakan simbol – simbol cuaca. Simbol – simbol cuaca

tersebut berguna untuk melakukan prakiraan atau ramalan cuaca

( LKS Sang Juara, 2015: 33 ).

f. Pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia

Dalam suatu daerah, cuaca dapat berubah – ubah dari hari ke hari. Pada

daerah lain, cuaca terjadi hampir sama sepanjang waktu. Musim adalah

perubahan cuaca dalam waktu satu tahun yang terjadi karena perubahan

kemiringan sumbu bumi saat mengelilingi matahari. Indonesia memiliki dua

musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Keadaan cuaca sangat mempengaruhi kegiatan manusia. Berikut

beberapa kegiatan manusia yang terpengaruh oleh cuaca dan musim.

1. Pada musim hujan petani menanam padi

2. Pada musim kemarau petani memanen padi, petani garam membuat

garam, dan pengrajin batu bata tradisional membuat bata

(40)

4. Saat cuaca buruk, pilot dan nahkoda harus menunda penerbangan dan

pelayaran

Keadaan cuaca juga dapat mempengaruhi pakaian yang dikenakan

manusia.

1. Saat cuaca panas, manusia biasanya memakai pakaian yang tipis,

misalnya kemeja dan kaus dari bahan katun

2. Saat cuaca dingin, manusia biasanya memakai pakaian yang tebal,

misalnya jaket dan sweter

3. Saat cuaca hujan, manusia memakai jas hujan atau payung ketika diluar

rumah

d) Selain itu, cuaca dapat pula mempengaruhi selera makan dan minum. Saat

cuaca cerah, suhu udara sangat panas. Disaat itu, minuman yang paling

tepat adalah minuman dingin. Saat cuaca dingin, makanan dan minuman

hangat tepat untuk diantap (LKS Sang Juara, 2015: 33).

C. Strategi Pembelajaran PAIKEM

Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative

untuk menggurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan

dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa

diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan

berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga

proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik

mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan

pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru

(41)

lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Asmani ,

2010: 59).

Menurut Suyadi (2013: 162) PAIKEM adalah sebuah strategi dengan pendekatan

introduksional yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan secara

beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman. Menurut Ismail

(2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif

dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta

didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan

keterampilan dan pemahamannya, dengan menekankan peserta didik belajar sambil

bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu (termasuk

pemanfaatan lingkungan) supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan

efektif.

Dalam melakukan strategi pembelajaran PAIKEM ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

Menurut Jamal Ma‟mun Asmani (2010: 99) dalam melaksanakan PAIKEM, maka ada

beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut beberapa hal tersebut.

1. Memahami Sifat yang Dimiliki Anak

Pada dasarnya, anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi. Anak

desa, anak kota, anak orang kaya atau miskin, semua terlahir dengan sifat

tersebut. Sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya

(42)

lahan yang harus kita olah, sehingga kedua sifat tersebut dapat berkembang

dengan subur. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil

karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru mendorong

anak untuk melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang diharapkan

mampu mengembangkan kedua sifat diatas.

2. Mengenal Anak Secara Perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berfariasi dan

memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individu

tersebut perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan

pembelajaran.semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang

sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak – anak

yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu

temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita

dapat membantunya, sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

3. Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar

Sebagai makhluk social, secara alami anak akan bermain secara

berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam

pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,

anak dapat melakukannya secara berpasangan atau dalam kelompok. Duduk

seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.

Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar

bakat individunya berkembang.

4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Mampu

(43)

Pada dasarnya, hidup ini adalah untuk memecahkan masalah. Oleh

karena itu, dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk

menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan

masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, berasal dari rasa ingin tahu dan

imajinasi, yang keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Maka dari itu, tugas

guru adalah mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya

adalah dengan sering – sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan

secara terbuka.

5. Mengembangkan Ruang Kelas sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan

dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi

ruang kelas. Hasil pekerjaan yang dipajang, baik hasil perorangan maupun

kelompok, tersebut diharapkan dapat memotifasi siswa untuk belajar lebih

baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa yang lainnya. Pajangan tersebut

dapat berupa gambaran, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan

sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,

dan dapat ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran

karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

6. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar

Lingkungan (fisik, social, budaya) merupakan sumber yang sangat

kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media

belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam

belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar

(44)

biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah

keterampilan, seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan,

berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan dan membuat

gambar/diagram.

7. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk

interaksi antara guru dan siswa tersebut. Umpan balik itu hendaknya lebih

mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu, cara

memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksutkan agar

siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas – tugas belajar selanjutnya.

Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan

komentar serta catatan demi peningkatan kemampuan siswa. Catatan ini akan

lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari pada hanya sekedar nilai

angka.

8. Membedakan Aktifitas Fisik dan Aktif Mental

Banyak guru yang sudah merasa puas apabila menyaksikan para siswa

tampak sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur

berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah

ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan dari pada

aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan

mengungkapkan gagasan merupakan tanda – tanda aktif mental. Syarat

berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, baik

takut diteryawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh

(45)

yang dating dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa

takut sangat bertentangan dengan PAIKEM yang menyenangkan.

Delapan hal diatas harus diperhatikan guru dalam proses pelaksanaan

PAIKEM di kelas. Guru tidak boleh mudah marah, mudah menyerah, dan

putus asa.

Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan PAIKEM adapun ciri-ciri nya

adalah sebagai berikut :

Menurut pelatihan MBS, ciri-ciri PAIKEM digambarkan dalam buku

pelatihan awal program MBS. Pelatihan ini merupakan program kerja sama

pemerintahan Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (2003:3-4). Berikut

ciri-ciri PAIKEM tersebut :

1)Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat

(learning to do).

2)Guru mrnggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi

siswa.

3)Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku – buku dan bahan ajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.

4)Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktiff,

termasuk belajar kelompok.

5)Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan

suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa

(46)

Menurut Rose dan Nocholl (2003), bahwa ciri-ciri pembelajaran yang

menyenangkan adalah sebagai berikut :

1)Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), yaitu lingkungan yang aman

untuk melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan

kesuksesan yang lebih tinggi.

2)Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika anda

melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.

3)Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal

tersebut dapat terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada

humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta

dukungan antusias.

4)Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan.

5)Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh kedepan dan

mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dengan sebanyak mungkin

kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.

Penjelasan diatas memberikan penekanan bahwa PAIKEM adalah manifestasi dari

pembelajaran aktif (active learning). Oleh karena itu. Sudah seharusnya guru menerapkan pembelajaran aktif sebagai pondasi awal dalam melaksanakan PAIKEM.

Tujuan strategi pembelajaran PAIKEM antara lain sebagai berikut :

a. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.

b. Menentukan kebutuhan pembelajaran.

c. Membantu dan mendorong siswa.

d. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi.

(47)

Menurut Jamal Ma‟mur Asmani (2010: 92) dalam PAIKEM, aktor utamanya

adalah guru dan siswa. Keduanya ada dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual.

Kalau keduanya pasif dan tidak kreatif, maka PAIKEM tidak dapat berjalan sesuai

dengan koridornya.

1. Gambaran tentang peranan guru terhadap siswa

Berikut ini gambaran lengkap mengenai peranan guru dan siswa dalam PAIKEM.

A. Pembelajaran Aktif

1)Guru aktif :

a.Memantau kegiatan belajar siswa

b.Memberi umpan balik

c.Mengajukan pertanyaan yang menantang, serta

d.Mempertanyakan gagasan siswa

2)Siswa aktif :

a. Membangun konsep bertanya

b.Bertanya

c.Bekerja, terlibat, dan berpartisipasi

d.Menemukan dan memecahkan masalah

e.Mengemukakan gagasan, serta

f.Mempertanyakan gagasan

B. Pembelajaran Kreatif

1)Guru kreatif :

a.Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam

b.Membuat alat bantu belajar

c.Memanfaatkan lingkungan

(48)

e.Merencanakan proses dan hasil belajar

2) Siswa kreatif :

a. Membuat / merancang sesuatu, dan

b.Menulis / mengarang

C. Pembelajaran Efektif

1)Guru mencapai tujuan pembelajaran

2)Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan

D.Pembelajaran Menyenangkan

1) Siswa senang karena :

a.Kegiatannya menarik, menantang, dan meningkatkan motivasi

b.Mendapat pengalaman secara langsung

c.Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah semakin

meningkat, dan

d.Tidak membuat siswa takut

2) Guru senang karena mampu mengkondisikan anak agar mampu:

a.Berani mencoba/berbuat

b.Berani bertanya

c.Berani memberikan gagasan

d.Berani mempertanyakan gagasan orang lain

Pengembangan Media Dan Metode PembelajaranPAIKEM pada dasarnya

memerlukan optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi

sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep – konsep yang abstrak.

Secara etimologi media dimaknai sebagai suatu ekstensi manusia yang

memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung

(49)

Dari sudut cakupan, media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua :

Pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks ini media

pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam

proses pembelajaran yang terencana. Kedua, media pembelajaran dalam arti luas,

bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektrinik yang

kompleks, tetapi juga sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek

nyata dan kunjungan ke luar kelas.

Disamping menggunakan media, PAIKEM juga memerlukan metode untuk

mengoptimalkan hasil pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari

strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk

menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan karakteristik PAIKEM, maka dalam pembelajaran yang

dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan

multimetode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, quis,

diskusi. (Sofan Amri, 2011: 76).

Jadi, PAIKEM sangat membutuhkan metode dan media pembelajaran yang

kreatif dan menarik untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

PAIKEM dalam kenyataannya memiliki beberapa kelebihan seperti

pembelajaran terpadu. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996),

pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut :

1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat

perkembangannya

(50)

3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama

4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu

5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak

6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran

terpadu.Keterampilan sosial ini diantara lain adalah : kerja sama, komunikasi,

dan mau mendengarkan pendapat orang lain (Lif Khoiru, 2011:25).

Disamping kelebihan, PAIKEM mempunyai kelemahan. Kelemahan PAIKEM

adalah sebagai berikut :

1) Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih sekedar ceramah, maka

dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran

tersebut

2) Guru harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental

maupun fisik

3) Pengembangan RPP dalam PAIKEM guru dituntut untuk kerja ekstra dalam

pengembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan pembelajaran yang

diinginkan.

4) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi

kelas yang kurang kondusif.

5) Guru lebih intensif dalam membimbing (Jamal Ma‟mur, 2010: 120).

D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Paikem

IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh

dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan

dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga

Gambar

Gambar Berlogo
Tabel I. Nama siswa kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo
Tabel 2.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Peserta Didik Siklus I
Table 3.2 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik  Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk review PAMSIMAS, Tim evaluasi AusAID $$ 8>>;$ dan berdiskusi dengan masyarakat Desa Oenaunu yang sangat terpencil. Pada- hal seluruh kepala keluarga di desa

Kedua, variabel Manfaat, Kemudahan Penggunaan, dan Kepercayaan secara parsial berpengaruh positif terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Rekening Ponsel CIMB Niaga

Prinsip dasar dari induksi elektromagnetik adalah pada saat arus bolak balik melewati suatu kumparan, maka dalam sekitar suatu kumparan tersebut akan menghasilkan suatu medan

Dengan demikian dari 18 variabel dengan nilai negatif pelanggan belum memperoleh kepuasan dan baru 1 variabel dengan nilai nol yang mencapai kepuasan pelanggan pada

informasi yang berbeda mengenai biaya yang akan di keluarkan dari pegawai terkait dengan kenyataan tagihan yang diberikan pada saat pasien ingin keluar dari

Hasil analisa akhir limbah cair kelapa sawit setelah proses koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan koagulan PAC sudah menunjukkan hasil yang sesuai termasuk ke

Pengaruh Rasio Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesintetapterjaga, namun dengan biaya