PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA
DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III
MI AL
–
MUSTAJAB WAHYUREJO
KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Miggi Aisyah Safitri
115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI MANUSIA
DENGAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III
MI AL
–
MUSTAJAB WAHYUREJO
KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Miggi Aisyah Safitri
115-12-014
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTTO
Tanpa mimpi, kita tak punya apa – apa dan tak akan kemana - mana Man Jadda Wa Jada, Barang Siapa bersungguh – sungguh maka dapatlah ia
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahku tercinta (Sumaryadi) dan Ibuku tersayang (Siti Amini) sebagai wujud baktiku
kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, memberikan dukungan
,mendo‟akanku serta membiayai kebutuhanku hingga aku lulus S1.
2. Adikku tersayang ( Anang Mahmuda ) yang telah mendoakan serta support dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Kekasihku tercinta ( Afrizan Gusmayoni ) yang telah membantu dan memberikan
motifasi dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Sahabatku tersayang ( Nofita, Vita & Desy ) yang telah memberikan motifasi dan
menemani selama 4 tahun dibangku perkuliahan.
5. Teman – teman seperjuangan PGMI angkatan 2012.
6. Teman – teman Stain Sport Club ( SSC ).
7. Teman – teman Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Salatiga.
8. Segenap guru dan murid – murid MI Al – Mustajab Wahyurejo.
9. Saudara seiman dan setakwa yang telah member do‟a agar mendapat ilmu yang
Kata Pengantar
الله مسب
ميح لا نمح رلا
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang dengan rahmat, taufik serta hidayah Nya skripsi dengan
judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya Bagi Manusia
Melalui Strategi Paikem Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad
SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, member
motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik
6. Ibu Umi Halimah Saadah M, Si selaku kepala sekolah MI Al – Mustajab Wahyurejo
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian di MI Al – Mustajab.
7. Siswa siswi MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya
penelitian dengan sungguh – sungguh.
8. Bapak Sumaryadi dan Ibu Siti Amini tercinta yang senantiasa mendidik,
memberikan semangat serta mendoakan penulis.
9. Mas Afrizan Gusmayoni tersayang yang senantiasa membantu, memberi motifasi
serta mendoakan penulis.
10.Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama – sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga
amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun
metodologis. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan
penulisan dimasa yang akan dating. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.
Salatiga, 29 Agustus 2016
Penulis
ABSTRAK
Safitri, Miggi. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia Dengan PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: PAIKEM, hasil belajar IPA cuaca dan pengaruhnya
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahyurejo pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan PAIKEM. Masalah yang dikaji adalah apakah PAIKEM apat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Al Mustajab Wahrurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 ?
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 10 siswa, yaitu terdiri dari 8 laki – laki dan 2 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, data dokumentasi, dan observasi dengan melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul
Gambar Berlogo
Judul ………. iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ……….. iv
Halaman Pengesahan Kelulusan ………... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan ……….. vi
Halaman Motto dan Persembahan ………. vii
Kata Pengantar ……… viii
Abstrak ……… x
Daftar Isi ……… xi
Daftar Tabel ……… xii
Daftar Lampiran ……… xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 6
C. Tujuan Penelitian ……… 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan …… 6
E. Manfaat Penelitian ……… 7
F. Definisi Operasional ……… 9
G. Metodologi Penelitian ……… 10
H. Sistematika Penulisan ……… 17
C. Strategi PAIKEM ……… 32 D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA dengan PAIKEM 44
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ……… 47 B. Pelaksanaan Penelitian ……… 48 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ……….. 60 B. Pembahasan Hasil Penelitian …….……… 66 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………...70 B. Saran ………..70 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nama Siswa Kelas III MI Al –Mustajab ……… 47
Tabel 2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I ……… 60
Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II ……….. 62
Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I ……… 64
Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II ……….. 65
Tabel 6. Hasil Keaktifan Siswa ……….. 67
LAMPIRAN
–
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar ……… 72
Lampiran 2. Lembar Penunjukan Pembimbing Skripsi ………73
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ………...74
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup ………...75
Lampiran 4. Identitas Sekolah, daftar personalia dan murid ………76
Lampiran 5. RPP Siklus I ………..77
Lampiran 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I ………...78
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ……….79
Lampiran 8. RPP Siklus II ……… 80
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Guru Siklus II ……… 81.
Lampiran 10. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ………....82
Lampiran 11. Latihan Soal Siswa Siklus I ……….83
Lampiran 12. Latihan Siswa Siklus II ………84
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Pembimbing ……….85
Lampiran 14. Daftar SKK ………. 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan
kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan
juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya
kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin,2009: 5).Itulah salah satu alasan
mengapa pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain
itu, pendidikan padahakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih
berkualitas (Tohirin, 2009:5). Sehingga pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu
sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh
dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing
dan nilai dari setiap individu.
Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap orang maka sudah seharusnya pendidikan yang
ada di negara ini harus berjalan dan berlangsung secara maksimal. Bahkan Agama Islam
sendiri memberi perhatian khusus terhadap pendidikan. Hal itu terdapat dalam Al-qur‟an
suroh Al „Alaq ayat 1-5, sebagai berikut:
pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri siswa baik dalam
segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur
melalui penilaian berupa tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa.Prestasi
belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut
dalam memahami materi.Indikasi ini dimungkinkan karena faktor belajar siswa yang kurang
efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotifasi di dalam mengikuti pembelajaran di
kelas sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat
sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013: 1-2).
Dalam undang – undang tentang sistem Pendidikan Nasional Nomer 20, tahun 2013,
Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Dewasa ini, pendidikan sangat diperlukan baik bagi anak-anak maupun bagi orang
dewasa. Sebagian masyarakat menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan
yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha meningkatkan mutu
pendidikan. Pendidikan yang bermutu sangat bergantung pada keberadaan guru yang
bermutu. Dan keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan
praktik pendidikan yang bermutu.
Berbicara mengenai guru, sesungguhnya mereka diharapkan menjadi masyarakat
yang memiliki pengetahuan luas dan pemahaman yang mendalam. Disamping penguasaan
konsep pembelajaran tersebut dipahami oleh para guru, maka upaya mendesain pembelajaran
bukan menjadi beban, tetapi menjadi pekerjaan yang menantang (M.Sobry Sutikno, 2014:
11).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk
hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap lingkungan.
Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.
IPA bukan mata pelajaran bersifat hafalan, tetapi mata pelajaran yang memberi
peluang bagi siswa melakukan berbagai pengamatan dan latihan, terutama yang berkaitan
dengan pengembangan cara berpikir yang sehat dan logis. Oleh karena itu untuk
terlaksananya pembelajaran IPA yang memberikan pengalaman langsung maka guru
hendaknya memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran yang berkualitas,
yakni pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran perlu
dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi mengembangkan
kompetensi siswa secara berkesinambungan.
Dengan proses pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung, diharapkan agar siswa dapat mengembangkan potensinya dalam
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Untuk meningkatkan pemahaman
konsep IPA siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah menemukan sesuatu bagi
dirinya sendiri dan bergelut dengan ide-ide.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran IPA di MI Al – Mustajab masih cenderung
menggunakan metode ceramah, penugasan dan latihan - latihan dari guru. Materi pelajaran
disampaikan langsung kepada siswa dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat
menginformasikan fakta dan konsep melalui metode ceramah dan meminimalkan keterlibatan
siswa. Siswa diberi pertanyaan yang lebih cenderung berupa hafalan. Pertanyaan yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir yang lebih tinggi seperti melakukan suatu percobaan
kemudian menyimpulkan sendiri hasil percobaan jarang dilakukan oleh guru. Siswa lebih
banyak mendengarkan dan menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan.
Dengan demikian guru harus pandai dalam menggunakan model Pembelajaran yang sesuai
dan menarik dalam proses pembelajaran IPA dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA.
Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative untuk
mengurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa diartikan sebagai
pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media
pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan (Rudi,2013: 135). Adapun penggunaan
PAIKEM diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemahaman mengenai
PAIKEM ini diharapkan dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata peserta serta memfasilitasi pembelajaran siswa dengan lebih
bermakna.
Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah
strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia pada siswa kelas III MI Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran2016/2017?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia melalui strategi PAIKEM pada siswa kelas
III MI Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017
D. HIPOTESIS TINDAKAN DAN INDIKATOR KEBERHASILAN 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai
alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah
dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah “Penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI
Al –Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia adalah sebagai
berikut : (1) Menjelaskan hubungan keadaan langit dan cuaca, (2) Menjelaskan
keadaan cuaca, (3) Menjelaskan proses terjadinya hujan, (4) Menjelaskan macam –
macam awan, (5) Menjelaskan bagaimana cara memperkirakan keadaan cuaca, (6)
Menjelaskan beberapa simbol cuaca, (7) Menjelaskan pengaruh cuaca terhadap
Penerapan strategi pembelajaran PAIKEM ini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai dan proses belajar mengajar aktif, efektif dan menyenangkan.Adapun
indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut :
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia
Siswa meningkat keaktifannya dalam proses belajar
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 85% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil
belajar tuntas (KKM = 65)
Minimal 85% dari jumlah siswa termotivasi belajar menggunakan strategi
pembelajaran PAIKEM
E. MANFAAT PENELITIAN
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi semua
kalangan pendidikan di lembaga sekolah pada umumnya.
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Ditemukannya pendekatan dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
b. Pemahaman siswa menggunakan PAIKEM pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Peneliti
Dapat menambah keilmuan dan pengalaman dalam dunia pendidikan untuk
menjadi seorang pendidik yang profesional.
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperkaya strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
c. Manfaat bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa.
3. Memudahkan dalam mengingat dan mengulang materi pelajaran yang telah
dipelajari.
4. Meningkatkan kemampuan belajar IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
d. Manfaat bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu :Memberikan pemikiran baru sebagai
acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, tidak hanya pelajaran IPA saja,
tetapi juga pada pelajaran yang lain.
F.DEFINISI OPERASIONAL
Penjelasan dari judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cuaca Dan Pengaruhnya
Bagi Manusia Dengan Strategi PAIKEM Pada Siswa Kelas III MI Al – Mustajab
Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 akan
penulis paparkan sebagai berikut :
1. Peningkatan
Menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari
sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan merupakan upaya untuk
menambah derajat, tingkat, dan kualitas, maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti
2. Hasil Belajar
Menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007: 39) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan
dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relative menetap.
3.Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul mahluk
hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka terhadap
lingkungan.
Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga mendapat kesimpulan.
4. PAIKEM
Menurut Ismail (2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa
Inggrisnya adalah Classroom Action Research, kalau di Indonesia dikenal dengan
sebutan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Wihardit (2010: 14) mengatakan bahwa:
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru"
sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat.",
Menurut Arikunto (2008: 3), Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.Menurut Suyadi (2010: 18) bahwa "Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan".Menurut Suyanto (1997: 9) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik – praktik pembelajaran di kelas secara professional”.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
bersifat reflektif. Maksutnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak
tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas – tugas pembelajaran di
kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah
dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak. PTK
dilakukan oleh pelaku tindakan, yaitu dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang
bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya
di kelas. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memperbaiki kinerja
peningkatan prestasi siswa yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan
sikap mawas diri, dan PTK bersifat situasional dann kontekstual. Pemilihan jenis
penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses
pembelajaran di kelas dengan PAIKEM sehingga hasil belajar siswa meningkat. Adapun
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto , 2008: 16)
1. Rancangan Penelitian
a. Perencanaan (Planning)
PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu
dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan
secara matang dan teliti.
Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi
masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing
kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk
menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
Dalam penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Sikluss II
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2008 : 18).
b. Pelaksanaan(Acting)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi
atau penerapan isis rancangan. Yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa tahap ini pelaksana harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
berlaku wajar, tidak dibuat – buat (Arikunto, 2008 : 18).
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikitnya kurang tepat kalau pengamat ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan, karena seharusnya pengamat dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang
sama (Arikunto, 2008: 19).
d. Refleksi(Reflecing)
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah
kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi
sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah
memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya
(Arikunto,2008: 19).
2. Subjek Penelitian
a.Tempat Penelitian
Ruang kelas III MI Al – Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus
b.Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 1 tahun
pelajaran2016/2017.
c. Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
d. Karakteristik Siswa
Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III MI Al – Mustajab
Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun pelajaran2016/2017,
yang mendapat mata pelajaran cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. Jumlah siswa
kelas III ada 10 siswa, meliputi 8 siswa laki – laki dan 2 siswa perempuan.
3. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru
kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, tes,
dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi.
b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan
untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan.
Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.
c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam
4. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan, maka analisis data dilakukan
dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa.
a. Ketuntasan Individu
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat mencapai skor
≥ 65 pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dapat dilihat dari nilai hasil
tes evaluasi. Dan peningkatan keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari nilai
pengamatan keaktifan pembelajaran.
2. Ketuntasan Klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya secara klasikal jika dalam kelas tersebut
terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdikbud, 1996:48). Dan
minimal 85% dari jumlah siswa termotifasi belajar menggunakan strategi
pembelajaran PAIKEM.
Pengukuran presentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
P =
Ket: P = Persentase
X = Jumlah siswa yang tuntas
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka penulis paparkan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan.Pada bab ini mencakup latar belakang masalah penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian,
definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teori. Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori
dari tiap – tiap variable penelitian.
BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran umum MI Al
– Mustajab Wahyurejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dan pelaksanaan
penelitian.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil penelitian meliputi
deskripsi persiklus dan pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadinya interaksi antara guru dengan
siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga
menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau
keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksut adalah perintah atau arahan dan
bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Selanjutnya Gagne dalam teorinya yang
disebut The domains of learning, menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
1) Keterampilan motoris (motor skill); adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk
tangan, berlari dan loncat.
2) Informasi verbal; informasi ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau intelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan
berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya yang berupa symbol yang
3) Kemampuan intelektual; selain menggunakan symbol verbal, manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan
intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.
4) Strategi kognitif; Gagne menyebutkan sebagai organisasi keterampilan yang internal, yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajaro
dengan sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus menerus dan serius.
5) Sikap (attitude); sikap merupakan factor penting dalam belajarl karena tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam
belajar akan sangat memengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut. Sikap
akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian dan keyakinannya, tidak
dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh
(Ahmad,2013: 3)
Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga
mereka lebih mampuberinteraksi dengan lingkungannya.
Sementara menurut E.R.Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan
kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksut mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan
(pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu
yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan
sebagainya.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru, sehingga
memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik
dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.
2. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna
hasil belajar, yaitu perubahan – perubahan yang akan terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K.Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang
dinyatakan dalam skor yang dipengaruhi dari hasil tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksut dengan hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan
instruktuksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional (Ahmad, 2013: 5).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh
Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk
membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa.
Selain itu, dengan dilakukan evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau
prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi
juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup
segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa
secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri
memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh
dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi dua hal,
siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa dalam arti kemampuan berpikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani
maupun rohani. Kedua, lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,
kreatifitas guru, sumber – sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan,
keluarga, dan lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007: 158), hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut :
1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal
ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua
kurang terhadap anak, serta kebiasaan sehari – hari berperilaku yang kurang
baik dari orang tua dalam kehidupan sehari – hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik (Ahmad,2013: 12).
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal usul
mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa untuk peka
terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto (2013), Ilmu Pengetahuan Alam atau
sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pematangan yang
tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan penalaran sehingga
mendapat kesimpulan.
Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan
sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata
pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian
besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah.
Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran IPA ini
sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang
dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya,
justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata – rata nilai UAS
pendidikan IPA ini menjadi semakin rendah.
Penyebab utama kelemahan pembelajaran tersebut adalah karena kebanyakan
guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan memfokuskan pada
yang menyebabkan kegiatan pembelajaran dilakukan hanya terpusat pada
penyampaian materi dalam buku teks saja. Keadaan seperti ini juga mendorong siswa
untuk berusaha nenghafal pada setiap kali akan diadakan tes atau ulangan harian atau
tes hasil belajar (Ahmad,2013: 164).Padahal, untuk anak jenjang sekolah dasar,
menurut Marjono (1996), hal yang harus diutamakan adalah bagaimana
mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu
masalah.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran
sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia
disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Dari ketiga
komponen ini, Sutrisno (2007) menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan
IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penambahan ini bersifat pengembangan dari
ketiga komponen diatas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan
teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip – prinsip IPA sebagai produk.
Lebih lanjut, IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya. Karakteristik tersebut menurut Jacobson & Bergman (1980), meliputi
:
1. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum dan teori.
2. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam,
termasuk juga penerapannya.
3. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyikap rahasia
4. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau seberapa
saja.
5. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.
Dalam uraian hakikat IPA diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran sains
merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip – prinsip, proses yang mana
dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep IPA. Oleh karena itu,
pembelaharan IPA disekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan sederhana dan
bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan kegiatan – kegiatan
tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian
dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan
masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui
pembelajaran IPA.
2. Tujuan Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar
Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena
belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional
Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Ahmad,2013:171).
Dari beberapa tujuan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar adalah mengenalkan anak sejak usia dini tentang hal – hal
yang berkaitan dengan alam sekitarnya. Hal yang demikian agar rasa keingin
tahuan anak berkembang, dapat mencintai lingkungan dan sadar sejak dini cara
menghargai dirinya sendiri serta lingkungannya.
3. Materi Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia a. Hubungan Keadaan Langit dan Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara di suatu daerah tertentu sdan terjadi dalam
jangka waktu yang terbatas. Cuaca disebabkan oleh petubahan suhu, cahaya
matahari, kelembapan, dan kecepatan angin pada suatu wilayah ( Erlangga,
2015: 94 ). Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi. Iklim
adalah keadaan cuaca pada satu wilayah dalam jangka waktu yang lama
( bertahun – tahun ). Keadaan cuaca di suatu tempat belum tentu sama dengan
cuaca ditempat lain, misalnya di daerah A turun hujan, ternyata di daerah B
matahari bersinar terang. Cuaca sangat dipengaruhi oleh matahari, awan,
hujan, angin, dan suhu udara. Keadaan cuaca dapat ditunjukkan dari keadaan
b. Keadaan Cuaca
Keadaan langit dapat dijadikan acuan untuk melihat kondisi cuaca yang
sedang terjadi, bahkan dapat memperkirakan kondisi cuaca yang akan terjadi.
Keadaan langit tersebut dapat dilihat dari bentuk – bentuk awan.
Ada berbagai macam cuaca di bumi, yaitu cuaca cerah, cuaca berawan,
cuaca panas, cuaca dingin, dan cuaca hujan.
a) Cuaca Cerah adalah cuaca yang menunjukkan langit dalam kondisi terang,
tidak berawan. Cahaya matahari bersinar terang dan udara sangat hangat.
b) Cuaca berawan adalah cuaca yang menunjukkan bahwa di langit banyak
terdapat awan. Awan menghalangi sinar matahari ke bumi, udara tidak
begitu panas.
c) Cuaca panas adalah cuaca yang menunjukkan sinar matahari bersinar
sangat terik dan udara terasa panas.
d) Cuaca dingin terjadi bila kelembaban udara, kecepatan angin dan suhu
udara rendah pada daerah tersebut.
Cuaca hujan alaha turunnya titik – titik air hujan dari udara yang
mengandung uap air ( LKS Sang Juara, 2015: 31 ).
c. Proses Terjadinya Hujan
a) Cahaya matahari mengakibatkan terjadinya penguapan. Air laut, air
sungai, dan air tanah menguap ke langit
b) Uap akan mengembun membentuk awan di langit. Hal ini disebabkan
udara di langit yang sangat dingin.
c) Butiran air yang berkumpul akan membentuk awan. Semakin lama awan
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang turun. Curah hujan yang tinggi
dapat menyebabkan banjir ( Erlangga, 2015: 95 ).
d. Macam – macam Awan
Awan merupakan kumpulan air yang terdapat di udara. Awan
terbentuk dari uap air yang naik ke langit. Uap air tersebut berasal dari
pemanasan matahari terhadap air di bumi, seperti kolam, danau, laut, dan
sungai. Semakin banyak uap air yang menjadi titik – titik air, maka semakin
luas dan tebal keadaan awan. Semakin tebal awan maka kemungkinan
terjadinya hujan akan semakin besar. Kandungan uap air dan kecepatan angin
yang berbeda – beda mengakibatkan berbagai bentuk awan. Bentuk – bentuk
awan tersebut dapat menjadi acuan kondisi cuaca yang sedang terjadi dan dan
memprediksi kondisi cuaca yang akan terjadi ( Erlangga, 2015: 95 ). Ada tiga
macam awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya :
a) Awan sirus berbentuk serabut – serabut halus berwarna putih seperti
rambut. Terjadinya awan sirus menunjukkan tanda – tanda cuaca cerah
akan berakhir dan pertanda hujan akan turun.
b) Awan kumulus berbentuk gumpalan putih dengan bagian – bagian atas
menyerupai bunga kol dengan dasar rata. Terjadinya awan kumulus
menunjukkan cuaca akan tetap panas dan kering.
c) Awan satratus berbentuk lembaran berlapis – lapis, berwarna abu – abu.
Awan ini paling dekat dengan permukaan bumi. Awan satratus dapat
berubah menjadi kabut dan menyebabkan terjadinya hujan gerimis ( LKS
Sang Juara, 2015: 32 ).
Prakiraan cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca
dapat memberi tahu keadaan cuaca yang akan terjadi. Dengan melihat
keadaan langit, kamu dapat memperkirakan keadaan cuaca yang akan
terjadi. Prakiraan cuaca yang tepat membantu kalian merencanakan
kegiatan. Status cuaca adalah tempat untuk mengumpulkan keterangan
mengenai cuaca pada waktu tertentu. Untuk menyatakan keadaan cuaca
biasanya menggunakan simbol – simbol cuaca. Simbol – simbol cuaca
tersebut berguna untuk melakukan prakiraan atau ramalan cuaca
( LKS Sang Juara, 2015: 33 ).
f. Pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia
Dalam suatu daerah, cuaca dapat berubah – ubah dari hari ke hari. Pada
daerah lain, cuaca terjadi hampir sama sepanjang waktu. Musim adalah
perubahan cuaca dalam waktu satu tahun yang terjadi karena perubahan
kemiringan sumbu bumi saat mengelilingi matahari. Indonesia memiliki dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Keadaan cuaca sangat mempengaruhi kegiatan manusia. Berikut
beberapa kegiatan manusia yang terpengaruh oleh cuaca dan musim.
1. Pada musim hujan petani menanam padi
2. Pada musim kemarau petani memanen padi, petani garam membuat
garam, dan pengrajin batu bata tradisional membuat bata
4. Saat cuaca buruk, pilot dan nahkoda harus menunda penerbangan dan
pelayaran
Keadaan cuaca juga dapat mempengaruhi pakaian yang dikenakan
manusia.
1. Saat cuaca panas, manusia biasanya memakai pakaian yang tipis,
misalnya kemeja dan kaus dari bahan katun
2. Saat cuaca dingin, manusia biasanya memakai pakaian yang tebal,
misalnya jaket dan sweter
3. Saat cuaca hujan, manusia memakai jas hujan atau payung ketika diluar
rumah
d) Selain itu, cuaca dapat pula mempengaruhi selera makan dan minum. Saat
cuaca cerah, suhu udara sangat panas. Disaat itu, minuman yang paling
tepat adalah minuman dingin. Saat cuaca dingin, makanan dan minuman
hangat tepat untuk diantap (LKS Sang Juara, 2015: 33).
C. Strategi Pembelajaran PAIKEM
Salah satu strategi pembelajaran yang saat ini dianggap sebagai alternative
untuk menggurangi rasa jenuh dan monoton adalah PAIKEM. PAIKEM singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM bisa
diartikan sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan
berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan dengan baik sehingga
proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan
pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru
lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif (Asmani ,
2010: 59).
Menurut Suyadi (2013: 162) PAIKEM adalah sebuah strategi dengan pendekatan
introduksional yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan secara
beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman. Menurut Ismail
(2009: 44) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan
keterampilan dan pemahamannya, dengan menekankan peserta didik belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu (termasuk
pemanfaatan lingkungan) supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efektif.
Dalam melakukan strategi pembelajaran PAIKEM ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
Menurut Jamal Ma‟mun Asmani (2010: 99) dalam melaksanakan PAIKEM, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut beberapa hal tersebut.
1. Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Pada dasarnya, anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya atau miskin, semua terlahir dengan sifat
tersebut. Sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
lahan yang harus kita olah, sehingga kedua sifat tersebut dapat berkembang
dengan subur. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru mendorong
anak untuk melakukan percobaan, merupakan pembelajaran yang diharapkan
mampu mengembangkan kedua sifat diatas.
2. Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang berfariasi dan
memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individu
tersebut perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran.semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang
sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak – anak
yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita
dapat membantunya, sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar
Sebagai makhluk social, secara alami anak akan bermain secara
berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat melakukannya secara berpasangan atau dalam kelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar
bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Mampu
Pada dasarnya, hidup ini adalah untuk memecahkan masalah. Oleh
karena itu, dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi, yang keduannya ada pada diri anak sejak lahir. Maka dari itu, tugas
guru adalah mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya
adalah dengan sering – sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
secara terbuka.
5. Mengembangkan Ruang Kelas sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk memenuhi
ruang kelas. Hasil pekerjaan yang dipajang, baik hasil perorangan maupun
kelompok, tersebut diharapkan dapat memotifasi siswa untuk belajar lebih
baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa yang lainnya. Pajangan tersebut
dapat berupa gambaran, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
dan dapat ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran
karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, social, budaya) merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam
belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak harus selalu keluar
biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan, seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan dan membuat
gambar/diagram.
7. Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi antara guru dan siswa tersebut. Umpan balik itu hendaknya lebih
mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksutkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas – tugas belajar selanjutnya.
Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan
komentar serta catatan demi peningkatan kemampuan siswa. Catatan ini akan
lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari pada hanya sekedar nilai
angka.
8. Membedakan Aktifitas Fisik dan Aktif Mental
Banyak guru yang sudah merasa puas apabila menyaksikan para siswa
tampak sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah
ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan dari pada
aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda – tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, baik
takut diteryawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh
yang dating dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa
takut sangat bertentangan dengan PAIKEM yang menyenangkan.
Delapan hal diatas harus diperhatikan guru dalam proses pelaksanaan
PAIKEM di kelas. Guru tidak boleh mudah marah, mudah menyerah, dan
putus asa.
Untuk mengetahui penerapan pelaksanaan PAIKEM adapun ciri-ciri nya
adalah sebagai berikut :
Menurut pelatihan MBS, ciri-ciri PAIKEM digambarkan dalam buku
pelatihan awal program MBS. Pelatihan ini merupakan program kerja sama
pemerintahan Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (2003:3-4). Berikut
ciri-ciri PAIKEM tersebut :
1)Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
(learning to do).
2)Guru mrnggunakan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi
siswa.
3)Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku – buku dan bahan ajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca”.
4)Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktiff,
termasuk belajar kelompok.
5)Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa
Menurut Rose dan Nocholl (2003), bahwa ciri-ciri pembelajaran yang
menyenangkan adalah sebagai berikut :
1)Menciptakan lingkungan tanpa stress (rileks), yaitu lingkungan yang aman
untuk melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan
kesuksesan yang lebih tinggi.
2)Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika anda
melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
3)Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal
tersebut dapat terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada
humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta
dukungan antusias.
4)Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan.
5)Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh kedepan dan
mengekspresikan apa yang sedang dipelajari, dengan sebanyak mungkin
kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
Penjelasan diatas memberikan penekanan bahwa PAIKEM adalah manifestasi dari
pembelajaran aktif (active learning). Oleh karena itu. Sudah seharusnya guru menerapkan pembelajaran aktif sebagai pondasi awal dalam melaksanakan PAIKEM.
Tujuan strategi pembelajaran PAIKEM antara lain sebagai berikut :
a. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.
b. Menentukan kebutuhan pembelajaran.
c. Membantu dan mendorong siswa.
d. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi.
Menurut Jamal Ma‟mur Asmani (2010: 92) dalam PAIKEM, aktor utamanya
adalah guru dan siswa. Keduanya ada dalam interaksi yang dinamis dan kontekstual.
Kalau keduanya pasif dan tidak kreatif, maka PAIKEM tidak dapat berjalan sesuai
dengan koridornya.
1. Gambaran tentang peranan guru terhadap siswa
Berikut ini gambaran lengkap mengenai peranan guru dan siswa dalam PAIKEM.
A. Pembelajaran Aktif
1)Guru aktif :
a.Memantau kegiatan belajar siswa
b.Memberi umpan balik
c.Mengajukan pertanyaan yang menantang, serta
d.Mempertanyakan gagasan siswa
2)Siswa aktif :
a. Membangun konsep bertanya
b.Bertanya
c.Bekerja, terlibat, dan berpartisipasi
d.Menemukan dan memecahkan masalah
e.Mengemukakan gagasan, serta
f.Mempertanyakan gagasan
B. Pembelajaran Kreatif
1)Guru kreatif :
a.Mengembangkan kegiatan yang menarik dan beragam
b.Membuat alat bantu belajar
c.Memanfaatkan lingkungan
e.Merencanakan proses dan hasil belajar
2) Siswa kreatif :
a. Membuat / merancang sesuatu, dan
b.Menulis / mengarang
C. Pembelajaran Efektif
1)Guru mencapai tujuan pembelajaran
2)Siswa mencapai kompetensi yang diharapkan
D.Pembelajaran Menyenangkan
1) Siswa senang karena :
a.Kegiatannya menarik, menantang, dan meningkatkan motivasi
b.Mendapat pengalaman secara langsung
c.Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah semakin
meningkat, dan
d.Tidak membuat siswa takut
2) Guru senang karena mampu mengkondisikan anak agar mampu:
a.Berani mencoba/berbuat
b.Berani bertanya
c.Berani memberikan gagasan
d.Berani mempertanyakan gagasan orang lain
Pengembangan Media Dan Metode PembelajaranPAIKEM pada dasarnya
memerlukan optimalisasi penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep – konsep yang abstrak.
Secara etimologi media dimaknai sebagai suatu ekstensi manusia yang
memungkinkan mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung
Dari sudut cakupan, media pembelajaran dikelompokkan menjadi dua :
Pertama, media pembelajaran dalam arti sempit. Dalam konteks ini media
pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam
proses pembelajaran yang terencana. Kedua, media pembelajaran dalam arti luas,
bahwa media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektrinik yang
kompleks, tetapi juga sederhana, seperti slide, foto, diagram buatan guru, objek
nyata dan kunjungan ke luar kelas.
Disamping menggunakan media, PAIKEM juga memerlukan metode untuk
mengoptimalkan hasil pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari
strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk
menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan kepada siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan karakteristik PAIKEM, maka dalam pembelajaran yang
dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan
multimetode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, quis,
diskusi. (Sofan Amri, 2011: 76).
Jadi, PAIKEM sangat membutuhkan metode dan media pembelajaran yang
kreatif dan menarik untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
PAIKEM dalam kenyataannya memiliki beberapa kelebihan seperti
pembelajaran terpadu. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996),
pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat
perkembangannya
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran
terpadu.Keterampilan sosial ini diantara lain adalah : kerja sama, komunikasi,
dan mau mendengarkan pendapat orang lain (Lif Khoiru, 2011:25).
Disamping kelebihan, PAIKEM mempunyai kelemahan. Kelemahan PAIKEM
adalah sebagai berikut :
1) Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih sekedar ceramah, maka
dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran
tersebut
2) Guru harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental
maupun fisik
3) Pengembangan RPP dalam PAIKEM guru dituntut untuk kerja ekstra dalam
pengembangan pembuatan RPP agar dapat menciptakan pembelajaran yang
diinginkan.
4) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi
kelas yang kurang kondusif.
5) Guru lebih intensif dalam membimbing (Jamal Ma‟mur, 2010: 120).
D. Kaitan Antara Hasil Belajar IPA Dengan Paikem
IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga