1
Sistem Pengaduan Masyarakat: Whistleblowing System
Sejak tahun 2010, Kementerian Keuangan telah mempublikasikan sistem pengelolaan pengaduan masyakarat terkait pelanggaran/penyalahgunaan wewenang di lingkungan Kementerian Keuangan. Sistem ini merupakan aplikasi berbasis web yang dikenal dengan nama Whistleblowing System (WiSe). Hal ini dilaksanakan dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat, perolehan informasi yang lebih cepat, serta memberikan cakupan yang luas mengenai indikasi adanya fraud. WiSe melalui sistem online menambah saluran pengaduan yang sudah dimiliki sebelumnya, seperti helpdesk pengaduan, telepon, faksimili, layanan pesan singkat (SMS), kotak pengaduan, surat elektronik (e-mail) dan PO BOX.
Tahun 2016 merupakan tahun ke-6 di mana Kementerian Keuangan menerapkan Whistleblowing System, dan tahun ke-5 implementasi sistem tersebut secara online. Dalam rangka merespon “sapu bersih pungutan liar (saber pungli)” yang diserukan oleh Presiden Joko Widodo, pada bulan Oktober 2016 Menteri Keuangan kembali memperkenalkan Whistleblowing System sebagai satu-satunya saluran yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat apabila mengetahui adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pejabat/pegawai Kementerian Keuangan.
Selama tahun 2016, sebanyak 477 pengaduan diterima oleh Kementerian Keuangan. Jumlah ini meningkat dibandingkan pengaduan pada tahun 2015 yaitu sebanyak 384 pengaduan, atau naik 24,22%. Pergeseran jumlah juga terjadi pada penggunaan jenis saluran pengaduan, pihak yang menyampaikan pengaduan, dan jenis pengaduannya. Peningkatan jumlah pengaduan sebagian besar terjadi pada triwulan keempat dimana saber pungli mulai dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Adapun tren pengaduan dari 2015 sampai dengan 2016 disajikan dalam grafik di bawah ini.
Jumlah Pengaduan yang Diterima Kementerian Keuangan Tahun 2015 dan 2016
Sumber: Aplikasi WiSe Kemenkeu 2016 0
100 200 300 400 500
2016 2015
477
2
Perbandingan jumlah pengaduan berdasarkan saluran pengaduan dari tahun 2015 dan 2016 disajikan dalam grafik berikut.
Jumlah Pengaduan Berdasarkan Saluran Pengaduan Tahun 2015 dan 2016
Sumber: Aplikasi WiSe Kemenkeu 2016
Berdasarkan data statistik di atas, pengaduan melalui web (WiSe) dan surat masih merupakan saluran yang paling banyak digunakan baik oleh pegawai maupun masyarakat. Pengaduan melalui surat yang selama beberapa tahun mendominasi mulai mengalami penurunan sejak tahun 2014. Para whistleblower sudah beralih ke saluran yang lebih memanfaatkan teknologi informasi seperti web maupun e-mail. Dari data statistik di atas, nampak bahwa pengaduan melalui surat mengalami penurunan dimana pada tahun 2015 terdapat 143 pengaduan (37,24%) dan pada tahun 2016 turun menjadi 138 pengaduan (21,88%). Sebaliknya pengaduan melalui e-mail meningkat dimana pada tahun 2015 terdapat 36 pengaduan (9,38%) dan pada tahun 2016 menjadi 68 pengaduan (14,26%). Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada pengaduan melalui web, yaitu dari 139 pengaduan (36,20%) pada tahun 2015 menjadi 218 pengaduan (45,70%) pada tahun 2016.
Jumlah Pengaduan oleh Masyarakat dan Pegawai Kementerian Keuangan Tahun 2015 dan 2016
Sumber: Aplikasi WiSe Kemenkeu 2016 0
DTG EML FAX LNY SMS SRT TLP WEB
3
Berdasarkan data statistik di atas, terdapat perubahan yang sangat signifikan pada komposisi pelapor pada tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015 jumlah pengaduan dari internal pegawai Kementerian Keuangan jauh lebih banyak, yaitu 247 pengaduan (64,32%) dibandingkan dengan pengaduan dari masyarakat sebanyak 137 pengaduan (35,68%). Pada tahun 2016, komposisi pelapor berubah dimana pengaduan yang berasal dari masyarakat lebih banyak yaitu 243 pengaduan (50,94%) dibandingkan dengan pengaduan dari internal Kementerian Keuangan yaitu 234 pengaduan (49,06%). Hal ini juga dipengaruhi didengungkannya saber pungli oleh Presiden Joko Widodo pada triwulan keempat tahun 2016.
Dalam menindaklanjuti pengaduan yang masuk, penanganan pengaduan yang bersifat kecurangan (fraud) dilaksanakan oleh Inspektorat Bidang Investigasi Inspektorat Jenderal dan Unit Kepatuhan Internal (UKI) di masing-masing unit Eselon I. Lebih lanjut penanganan pengaduan non-fraud seluruhnya dilaksanakan oleh UKI. Data berikut ini menunjukkan perbandingan jumlah pengaduan yang bersifat fraud dan non fraud untuk tahun 2015 dan 2016.
Jumlah Pengaduan yang Bersifat Fraud dan Non Fraud Tahun 2015 dan 2016
Sumber: Aplikasi WiSe Kemenkeu 2016
Data di atas menunjukkan bahwa baik di tahun 2015 maupun 2016 jumlah pengaduan yang bersifat non fraud lebih banyak dibandingkan yang bersifat fraud. Pada tahun 2015, jumlah pengaduan fraud mencapai 173 pengaduan (45,05%) dan non fraud sebanyak 211 pengaduan (54,95%). Sementara pada tahun 2016, jumlah pengaduan fraud mencapai 193 pengaduan (40,46%) dan non fraud sebanyak 284 pengaduan (59,54%).
Dari 477 pengaduan yang masuk dari berbagai saluran, 269 pengaduan (56,39%) telah selesai ditindaklanjuti baik oleh Inspektorat Jenderal ataupun oleh UKI, sedangkan 208 lainnya (44,51%) masih dalam proses analisis, pengumpulan data, ataupun audit investigasi/pemeriksaan.
0 50 100 150 200 250 300
2016 2015
193
173 284
211
4
Progres Tindak Lanjut Pengaduan
Sumber: Aplikasi WiSe Kemenkeu 2016 0
50 100 150 200 250 300
TOTAL 208
269