• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA

DENGAN STRATEGI

CROSSWORD PUZZLE

PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

LU’LUK IL JANNAH

NIM. D07211012

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

vi ABSTRAK

Lu’luk Il Jannah. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peran Anggota

Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Sidoarjo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing : Zudan Rosyidi, SS. MA

Latar belakang penelitian ini adalah siswa memiliki hasil belajar yang rendah pada materi peran anggota keluarga. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, diambil tindakan pembelajaran dengan penerapan strategi Crossword puzzle yang dilakukan dengan 2 siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi crossword puzzle dalam pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada peran materi anggota siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo setelah penerapan strategi crossword puzzle.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Subjek penelitian terdiri dari 19 siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Candi Sidoarjotahun ajaran 2014-2015. Tindakan yang diberikan adalah strategi crossword puzzle sebanyak dua siklus (siklus I dan II). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes hasil belajar, penilaian sikap dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi aktifitas guru dan siswa, pedoman wawancara, butir soal, rubrik penilaian proses aktifitas siswa dan lembar dokumentasi. Uji validasi dilakukan oleh expert judgment.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) penerapan strategi crossword puzzle telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai aktifitas guru pada siklus I adalah 82.75 meningkat menjadi 90.74 pada siklus II. Aktifitas siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I adalah 84.2 meningkat menjadi 86.84 pada siklus II. 2) pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 68.42% dengan nilai rata-rata kelas 84.47. 3) Terjadi peningkatan pada siklus II dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 94.74% dengan nilai rata-rata kelas 88.42.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai SD/MI hingga SMA/MA. IPS mengkaji tentang seperangkat gejala masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.1

Pada tingkat SD/MI Ruang lingkup pengajaran IPS meliputi aspek-aspek yaitu: 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Ruang lingkup yang paling utama adalah meliputi gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik SD/MI.2

Pendidikan IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar (SD/MI) karena pada masa yang akan datang, siswa akan menghadapi tantangan berat dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Siswa diharapkan memperoleh pemahaman yang luas

1

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 125 2

(7)

2

tentang kehidupan sosial sehingga dapat menjalankan hak serta kewajibannya dan mampu memperhatikan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat dalam berperilaku. Oleh karena itu, hendaknya dalam mengajarkan IPS pada siswa SD/MI menggunakan strategi, model serta media yang kreatif dan efektif agar tujuan dari proses belajar dicapai.3

Pembelajaran IPS di Indonesia berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang dibuat pemerintah ini memberikan kewenangan kepada tiap-tiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keadaan sekolah masing-masing sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) PP No. 19 tahun 2005.

Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), di dalamnya meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar, dan standar penilaian pendidikan. Standar tersebut harus dijadikan pedoman oleh tiap-tiap lembaga pendidikan. 4

Salah satu standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran.5 Standar dari pemerintah tersebut kemudian dikembangakan sendiri oleh masing-masing

3

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), 87 4

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendiddikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 17 5

(8)

3

guru pada tiap sekolah. Guru bebas mendesain pembelajaran yang disesuaikan dengan kempuan siswa, lingkungan belajara siswa dan juga karakteristik siswa dalam belajara.

Seorang guru IPS di SD/MI dituntut untuk menguasai berbagai jenis konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang memadai. Guru juga diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Hal itu diperlukan agar pembelajaran akan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa, kemampuan guru dan tujuan pendidikan nasional juga sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa menyukainya.

Pada kenyataannya siswa merasa kesulitan dalam menerima pelajaran IPS. IPS menjadi hal menakutkan bagi siswa karena materi yang begitu banyak dan penyampaian materi dari guru masih menggunakan model dan strategi pembelajaran klasik, seperti ceramah, guru mencatat dipapan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis oleh guru dan mengerjakan soal. IPS memang tidak dapat lepas dari proses menghafal. Namun, proses menghafal yang berlebihan dapat membuat siswa stres sehingga terjadi penurunan tingkat hasil belajar siswa. Sehingga siswa segan belajar dan merasa bosan yang mengakibatkan turunnya prestasi belajar siswa.6

Realitas serupa juga dialami oleh siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari, Candi Sidoarjo, pembelajaran IPS pada materi mendeskripsikan

6

(9)

4

peran anggota keluarga belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal tersebut diketahui melalui daftar nilai ualangan harian dan hasil wawancara pada guru kelas mengenai hasil belajar siswa diperoleh data hanya 9 siswa dari 19 siswa atau dalam persen hanya 47% siswa yang nilainya memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)yang ditetapkan sekolah yaitu 75.7

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran kurang melibatkan peserta didik secara aktif dan hanya berpusat pada guru. Siswa hanya diminta membaca materi secara bergantian kemudian siswa diminta mengerjakan soal yang ada di buku. Hal tersebut terulang berkali-kali dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa jenuh dan mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).8

Untuk itu dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam mendeskripsikan peran anggota keluarga pada siswa kelas II di MI Roudlotul Ulum Kebonsari, Candi Sidoarjo, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle. Dengan menggunakan strategi ini, siswa bisa lebih bersemangat dalam belajar dan tidak merasa jenuh karena ada inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan strategi crossword puzzle ini pernah dilakukan oleh saudari Dini Rialistya dengan judul “Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS

7

Data Hasil Ulangan Harian Yang Dilaksanakan Pada Tanggal 27 Februari 2015 8

(10)

5

Pokok Bahasan Peta Melalui Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas

IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang”. Dalam

penelitian ini, materi yang diambil adalah komponen-komponen pada peta. Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang juga bertindak sebagai guru menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran dengan strategi crossword puzzle (teka-teki silang). Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan media gambar berupa peta. Untuk memenjelaskan komponen-komponen yang ada dalam peta. Pada kegiatan akhir, peneliti memberi evaluasi berupa test tulis. Test tulis yang diberikan peneliti berupa soal crossword puzzle (teka-teki silang) pada masing-masing siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang, yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III.

(11)

6

PUZZLE PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS materi peran anggota keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi peran anggota keluarga setelah penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

C. Tindakan yang dipilih

(12)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian adalah:

1. Dapat mengetahui penerapan strategi crossword puzzle dalam pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo.

2. Dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada peran materi anggota siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo setelah penerapan strategi crossword puzzle.

E. Lingkup Penelitian

Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal – hal tersebut dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas II Semester genap tahun ajaran 2014

– 2015.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitan ini adalah dengan penerapan strategi pemebelajaran crossword puzzle, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi peran anggota keluarga.

(13)

8

F. Manfaat Penenelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

b. Mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat.

c. Guru dapat mengetahui strategi crossword puzzle dan dapat menerapkannya pada pembelajaran di kelas.

d. Mengaplikasikan strategi dalam proses belajar yang telah dipelajari selama berada di bangku kuliah.

2. Bagi Siswa

a. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi mendeskripsikan peran anggota keluarga.

b. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan.

c. Pembelajaran berjalan dengan aktif , kreatif, dan menyenangkan. d. Mempermudah siswa untuk menangkap informasi dalam proses

(14)

9

3. Bagi sekolah

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peran anggota keluarga pada pelajaran IPS dengan penerapan strategi pembelajaran crossword puzzle di sekolah.

(15)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dari dua kata

yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan, dsb) oleh usaha. Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Pertama dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Kedua dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.8

Sedangkan Slameto berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu gambaran prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu

8

(16)

11

paket belajar tertentu, yang dapat diukur dalam berbagai bentuk melalui proses evaluasi tertentu. 9

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

2. Indikator Hasil Belajar

Melalui indikator ini, mempermudah melihat tingkah laku siswa yang muncul dalam suatu proses belajar mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang dirancang oleh guru.10 Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indikator yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur. Indikator hasil

9

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), 14 10

(17)

12

belajar menurut Benjamin S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah,11 antara lain:

a. Ranah Kognitif

Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya daripada persepsi, introspeksi, atau memori siswa. Tujuan pembelajaran kognitif dapat dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu: a) knowledge, b) comprehension, c) application, d) analysis, e) synthesis, f) evaluation. Guru harus mengembangkan kata-kata kerja menjadi tujuan instruksional dengan memperhatikan dan memilih kata yang sesuai dengan tingkatan materi, berikut kata-kata kerja yang dapat dikembangkan oleh guru:

Tabel 2.1 Ranah kognitif

Tingkatan Verb (Kata Kerja)

Knowledge (pengetahuan) Identifikasi, spesifikasi, menyatakan Comprehension

(pemahaman)

Menerangkan, menyatakan kembali, menerjemahkan

Application (penerapan) Menggunakan, memecahkan, menggunakan

Analysis (analisis) Menganalisis, membandingkan, mengkonsentrasikan

Synthesis (sintesis) Merancang, mengembangkan, merencanakan

Evaluation (evaluasi) Menilai, mengukur, memutuskan

11

(18)

13

b. Ranah Afektif

Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Dalam pengembangan pendidikan, nilai afektif yang semula hanya mencakup hanya mencakup perasaan dan emosi ialah berkembang menyangkut moral, nilai-nilai budaya, dan keagamaan. Tujuan pembelajaran afektif dibedakan menjadi lima yaitu:

Tabel 2.2 Ranah Afektif

Tingkatan Verb (Kata Kerja)

Receiving (menerima) Menerima, peduli, mendengar Responding (menjawab) Melengkapi, melibatkan, sukarela

Valuing (menilai) Menunjukkan lebih senang,

menghargai, menyatakan peduli Organization (mengorganisasi) Berpartisipasi, mempertahankan,

menyatukan (sintesis) Characterization by value or

value complex

(mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks)

Menunjukkan empati, menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku

c. Ranah Psikomotorik

(19)

14

dengan keterampilan hidup. Tujuan instruksional psikomotorik secara garis besar dibedakan menjadi 7, yaitu:

Tabel 2.3 Ranah psikomotor12

Berdasarkan pada tiga tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam hasil belajar harus mengembangkan tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini difokuskan pada ranah kognitif dan afektif, karena penelitian ini nantinya akan mengukur seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada materi peran anggota keluarga dan sikap siswa pada pembelajaran. Pada ranah kognitif, yang diukur adalah pada tingkat pengetahuan (knowladge) dan pemahaman (coprehension), sedangkan untuk ranah afektif yang diukur adalah pada tingkat penerimaan (receiving) dan menjawab (responding).

12

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 74-77

Tingkatan Verb (Kata kerja)

Perception (persepsi) Membedakan, mengidentifikasi, memilih

Set (penetapan) Mengasumsi, posisi,

mendemonstrasikan, menunjukkan

Guided Response (reaksi atas dasar arahan)

Mengusahakan, meniru, mencoba Mechanism (mekanisme) Membiasakan, mempraktikkan,

mengulang, Compex overt response (reaksi

terbuka dengan kesulitan kompleks)

Menghasilkan, mengoprasikan, menampilan

Adaptation (adaptasi) Mengadaptasi, mengubah,

merevisi

(20)

15

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Definisi Mata Pelajaran IPS di SD/MI

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai kelas atas.

Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembang sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

(21)

16

suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang berkaitan.13

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI

Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan Pendidikan Nasional.

Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS. Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai berikut :

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

13

(22)

17

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangakan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :14

b. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

c. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

d. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

e. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

14

(23)

18

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI

Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup aspek-aspek sebagai berikut :15

1) Manusia, tempat dan lingkungan. 2) Waktu keberlanjutan dan perubahan. 3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 5) Sikap berbangsa dan bernegara.

Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI

Pembelajaran IPS di SD/MI memiliki karateristik masing-masing sesuai dengan aspek yang menjadi pembelajaran, akan tetapi satu hal yang menjadi kesamaan yaitu ruang lingkup yang dipelajarinya adalah manusia dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain16 :

1. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa gejala dan masalah sosial daripada teoritis keilmuan.

15 Ibid, 29 16

(24)

19

2. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

3. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. 4. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek

studi, dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.

5. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

6. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap guru dalam pembelajan IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran IPS berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai arus globalisasi akan tetapi karateristik-karakteristik pembelajaran IPS tersebut tidak lepas dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS.

C. Materi IPS Peran Anggota Keluarga 1. Peran Setiap Anggota Keluarga

(25)

20

bersama kita dalam satu rumah. Anggota keluarga kita di rumah jadi banyak.

Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Peran adalah tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga.17 2. Peran Orang Tua dalam Keluarga

Kedudukan ayah sebagai kepala rumah tangga. Ayah bertanggung jawab atas semua anggota keluarganya yang lain. Tanggung jawab ayah dalam hal mensejahterakan anggota keluarga.

Ayah bekerja untuk mencari nafkah. Nafkah itu digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga itu sangat banyak dan harus dipenuhi. Mencari nafkah adalah tugas utama ayah.

Kadang-kadang dalam keluarga, ibu juga ikut mencari nafkah bagi keluarga. Saat ini sudah banyak ibu yang bekerja. Ibu boleh saja bekerja mencari nafkah, tapi ibu juga memiliki kewajiban di rumah. Kewajiban ibu mengurus keluarga dan rumah tangga. Walaupun bekerja, kedudukan ibu dalam keluarga tetap sebagai ibu rumah tangga.

Tugas ibu di rumah sangatlah banyak, seperti memasak, menyapu, mencuci, menyetrika dan lain sebagainya. Oleh sabab itu sebagai seorang anak harus membantu ibu.

17

(26)

21

Kewajiban ayah dan ibu di rumah adalah mendidik dan membimbing anak-anaknya dengan baik. Contohnya adalah mengajarkan kebaikan. Membimbing belajar juga kewajiban orang tua.

3. Peran Anak dalam Keluarga

Anak adalah buah hati orang tua. Kedudukan anak di rumah sebagai anggota keluarga. Kewajiban anak di rumah adalah membantu orang tua untuk meringankan pekerjaan mereka.

Banyak hal yang harus dilakukan anak sebagai anggota keluarga. Milsalnya belajar dengan rajin di sekolah maupun di rumah. Belajar dengan rajin adalah tugas utama anak. Orang tua akan senang dengan anak yang rajin belajar.

Tugas anak yang lain misalnya membantu ibu membereskan rumah. Misalnya mencuci sayuran sebelu dimasak, membuang sampah, menyapu, memgepel dan membersihkan debu.

Ketika melaksanakan tugas di rumah anak tidak boleh mengeluh. Mengeluh bukanlah perbuatan yang terpuji dan menyenangkan. Orang yang suka mengeluh tidak akan disukai orang lain.

(27)

22

tugas tanpa mengeluh dan mengharapkan imbalan atau bayaran disebut ikhlas.

4. Peran Anggota Keluarga Lain dalam Keluarga

Kadang-kadang kakek dan nenek tinggal serumah dengan kita. Bila seperti itu, kakek dan nenek termasuk anggota keluarga. Hanya saja kakek dan nenek disebut anggota keluarga lain, bukan inti. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

Kakek dan nenek harus dihormati anak dan cucunya. Kewajiban kakek dan nenek adalah memberi nasihat kepada anak dan cucunya. Sudah seharusnya anak dan cucu mendengarkan nasihat kakek dan nenek.

Kakek dan nenek adalah orang yang bijaksana. Sudah banyak pengalaman yang dimilikinya. Merawat orang tua seperti kakek dan nenek adalah perbuatan terpuji dan dicintai tuhan.

Tidak hanya kakek dan nenek saja, tante, om dan pembantu rumah tangga juga termasuk anggota keluarga. Pembantu rumah tangga membantu pekerjaan ibu di rumah. Ketika ibu sibuk bekerja, pembantu mengerjakan pekerjaan di rumah. Oleh sebab itu pembantu di rumah harus diperlakukan dengan baik.18

18

(28)

23

D. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle 1. Pengertian Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakuakn oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.19 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).20

Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegitan yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa. Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada proses kegiatan, tetapi juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya.

Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dalam pembelajaran dan pengajaran juga prosedur yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai.

19

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18 20

(29)

24

2. Strategi Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan dari strategi active learning. Strategi ini diklasifikasikan pada active learning bagian keempat yaitu tentang

“bagaimana agar belajar tidak terlupakan”. Menjadikan pembelajaran tidak

terlupakan membuat siswa selalu mengingat (menyimpan) apa yang telah mereka pelajari. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini dapat menjadi strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan membantu mengingat (menyimpan) pembelajaran yang telah diterima siswa.21

Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk

kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori mendatar

dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

Crossword puzzle (teka teki silang) merupakan kotak-kotak isian yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar. Jawaban atas isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang tersedia. Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata yang ada. Secara

21

(30)

25

spesifik Crossword Puzzle mengharuskan siswa untuk memasukkan kata yang bersesuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian kata-kata ke dalam kotak pada Crossword Puzzle secara berkesinambungan. Pengisian ini berdasarkan pertanyaan, pernyataan ataupun permasalahan yang diberikan, pada penelitian ini adalah tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Crossword puzzle (teka teki silang) termasuk dalam jenis permainan

dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun koran yang biasanya hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi sekaligus untuk mengasah otak. Crossword puzzle (teka teki silang) yang semula hanya untuk mengisi

waktu luang, dapat digunakan untuk latihan soal-soal bagi siswa. Dengan harapan dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS. Crossword Puzzle merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan

(31)

26

Prosedur penerapan strategi crossword puzzle (teka-teki silang) yaitu:22

a. Mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-

nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah diselesaikan.

b. Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana,.yang mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak-kotak

yang tidak diperlukan. (jika terlalu sulit membuat crossword puzzle (teka-teki silang), maka diselingi dengan item-item yang menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

c. Membuat contoh-contoh item silang dengan mengunakan diantara macam-macam berikut ini:

1) Definisi pendek.

2) Kategori yang sesuai dengan item. 3) Contoh.

4) Lawan kata

d. Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada siswa baik secara individual maupun kelompok.

e. Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim dengan benda yang paling konkrit.

22

(32)

27

(33)

28

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Actions Research (CAR). Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas digunakan agar suatu proses penelitian memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan memperoleh informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan pendidikan dan pembelajaran. Sementara subjek yang diteliti mendapat manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.23

Menurut Arikunto dkk, PTK terdiri dari tiga unsur kata, yaitu penelitian tindakan kelas yang mempunyai arti sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian kegiatan untuk siswa.

23

(34)

29

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam kelompok yang sama dari guru yang sama juga.24

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kualitatif dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komperhensif, valid, reliabel dan obyektif.25

Penelitian ini bersifat kolaboratif, yaitu penelitian yang melibatkan pihak lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi pihak lain adalah guru mata pelajaran. Pada saat proses penelitian, peneliti bertindak sebagai pengajar pada proses pembelajaran. Sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai pengamat. Penanggung jawab pada penelitian tindakan kelas adalah peneliti. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi peran anggota keluarga melalui penerapan strategi crossword puzzle di kelas. Peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

24

Suharsini Arikunto, et.al, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2007), 2-3 25

(35)

30

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat itu antara lain dapat dikaji dari beberapa pembelajaran di kelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain meliputi :

1. Dalam aspek inovasi pembelajaran, penelitian tindakan kelas (PTK) mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.

2. Dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, PTK dapat membantu guru secara efektif untuk mengembangkan kurikulum, karena guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas.

3. Peningkatan profesionalisme guru, PTK merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional karena guru yang berprofesional tentu tidak enggan melakukan perubahan dalam praktek Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan kondisi kelasnya.26

Adapun model yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini adalah Model Kurt Lewin. Tujuan menggunakan model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya

26

(36)

31

sampai target yang diinginkan tercapai. Pada setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut adalah gambaran dari siklus PTK model Kurt Lewin.

Gambar 3.1

Prosedur PTK Model Kurt Lewin Sumber: LAPIS PGMI

Identifikasi Masalah

Perencanaan (planning)

Tindakan

(acting) Siklus ӏ

Observasi (observing) Refleksi

(reflection)

Identifikasi

Masalah Siklus ӏӏ

(37)

32

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi :

a. Tempat penelitian : MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo

b. Subjek penelitian : siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 19 siswa yang terdiri dari 5 siswa dan 14 siswi.

c. Waktu penelitian : penelitian akan dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014-2015.

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukakan atas dasar sekolah pernah menjadi tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Sehingga peneliti telah mengenal subjek penelitian.

(38)

33

Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih berpusat pada guru (teacher centre) kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut jika terus-terusan terulang maka akan dapat membuat siswa kurang mampu dalam menguasai pelajaran, sehingga hasil belajar menurun

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik perhatian suatu penelitian.27 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel input : Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo

b. Variabel proses : penerapan strategi crossword puzzle

c. Variabel output : peningkatan hasil belajar meteri peran anggota keluarga siswa mata pelajaran IPS.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, sebagai berikut: 1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan strategi crossword puzzle. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

27

(39)

34

kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

4) Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa dalam materi.mendeskripsikan peran anggota keluarga. 5) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan

Berdasarkan kriteria, peneliti ini ingin mengetahui apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan atau belum, apabila sudah sesuai maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Apabila belum maka peneliti terus melakukan perbaikan-perbaikan di siklus berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini adalah:

a) Meningkatnya jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM.

b) Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dikembangkan sebelumnya ≥ 85 %

(40)

35

b. Tindakan (acting)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan strategi crossword puzzle (teka-teki silang), pada pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tindakan tersebut meliputi keguatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dalam pembelajaran.

1) Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam, bertanya mengenai kabar siswa. b) Perwakilan siswa disuruh untuk memimpin doa. c) Guru mengabsent siswa

d) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. e) Memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi dan bertepuk

semangat.

f) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran.

(41)

36

c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan saling bertanya jawab.

d) Guru menuliskan poin-poin penting (keyword) dari materi yang dipelajari.

e) Guru menyusun kotak-kotak untuk soal crossword puzzle mengacu pada poin-poin yang telah dituliskan.

f) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

g) Setiap kelompok diminta untuk memilih salah satu nomor pada papan crossword puzzle.

h) Guru membacakan soal sesuai dengan nomor yang diminta siswa.

i) Siswa menjawab soal tersebut sesuai dengan kotak-kotak yang tersedia. Jika jawaban benar maka kelompok tersebut mendapat poin, dan jika jawaban salah soal bisa dijawab oleh kelompok lain. Kelompok selanjutnya bisa memilih nomor yang lain.

j) Setelah terjawab semua, mulai penghitungan poin yang diperoleh kelompok.

k) Kelompok yang mendapat poin terbanyak akan mendapat hadiah dari guru.

(42)

37

m) Siswa mengerjakan secara individu dengan batasan waktu. n) Siswa yang dapat menyelesaikan pertama kali akan

mendapat hadiah dari guru. 3) Kegiatan Akhir

a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari

b) Siswa dengan guru merangkum materi yang telah dipelajari.

c) Guru menjelaskan singkat mengenai materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya.

d) Guru mengakhiri dengan meminta salah satu dari

siswauntuk memimpin berdo’a.

e) Guru mengucapkan salam.

c. Observasi (observing)

(43)

38

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian. Pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

(44)

39

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang kaitannya dengan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peran anggota keluarga pada pembelajaran IPS di MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo sebelum diterapkannya strategi crossword puzzle. Sehingga peneliti menemukan gambaran tentang kemapuann siswa dalam pembelajaran IPS pada saat sebelum dan sesudah tindakan.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (penganbilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.28Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

28

(45)

40

menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.29 Metode observasi yang digunakan yaitu jenis observasi partsipasi aktif.

Adapun hal-hal yang diamati oleh observer pada penelitian ini selama proses pembelajaran berlangsung adalah:

1) Semangat siswa ketika pembelajaran berlangsung

2) Keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan strategi crossword puzzle.

3) Merespon pertanyaan guru

4) Berperilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran, seperti percakapan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak relevan dan bergurau.

5) Tanggapan siswa setelah mengerjakan crossword puzzle (teka-teki silang) dalam proses pembelajaran.

c. Dokumantasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lembaga sekolah sebagai penunjang data. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau

29

(46)

41

arsip dari lembaga yang di teliti.30

Adapun yang dimaksud disini adalah pengambilan data dengan cara mencatat, mencetak dan merekam semua hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selain itu juga semua hal yang berhubungan dengan siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo.

d. Tes atau evaluasi

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 31 teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi peran anggota keluarga. Tes atau evaluasi ini juga sekaligus digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan strategi crossword puzzle sekaligus mengukur tingkat keberhasilan penelitian itu sendiri.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Wawancara : Lembar wawancara

30

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 143.

31

(47)

42

b. Observasi : Lembar observasi

c. Tes : Lembar soal

a. Wawancara

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik wawancara adalah dengan format wawancara sebagai berikut :

Tabel 3.1

Format Panduan Wawancara untuk Guru

No. Rumuan Masalah Panduan Wawancara

1. Bagaimana penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS materi peran anggota keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum penelitian:

1. Strategi pembelajaran apa yang sering anda

1. Bagaimana kondisi

kelas selama

diterapkannya strategi crossword puzzle? 2. Apakah strategi

crossword puzzle

mudah untuk

diterapkan?

3. Apakah strategi crossword puzzle dapat menjadi saran bagi guru

dalam upaya

(48)

43

belajar? 2. Bagaimana peningkatan hasil

belajar siswa dalam materi peran anggota keluarga setelah penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum Penelitian:

1. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa pada materi peran anggota keluarga? Sudah baik kah?

2. Berapa perolehan hasil belajar siswa? 2. Berapa perolehan hasil

belajar siswa setelah diterapkan strategi crossword puzzle?

Tabel 3.2

Format Panduan Wawancara untuk Siswa

No. Rumuan Masalah Panduan Wawancara

1. Bagaimana penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS materi peran anggota keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum Penelitian:

1. Apakah kalian senang dengan pelajaran IPS? 2. Sulitkah pelajaran IPS

menurutmu?

3. Apakah pembelajaran di kelas menyenagkan? Setelah Penelitian:

1. Apakah pembelajaran tadi menyenangkan? 2. Bagaimana pendapatmu

(49)

44

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi peran anggota keluarga setelah penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sesudah Penelitian:

1. Bagaimana menurtmu materi peran anggota keluarga? Mudah atau sulit bagimu?

2. Apakah kamu merasa lebih memahami materi peran anggota keluarga setelah pembelajaran tadi?

b. Lembar observasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan teknik observasi adalah dengan panduan lembar observasi. Berikut panduan observasi untuk guru dan siswa.

Tabel 3.3 Observasi Siswa

No. Kegiatan Skor Skor

1 2 3 4 1. Kegiatan Awal

- Siswa menjawab salam dari guru. - Siswa berdoa dengan baik

- Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran - Siswa antusias saat diajak guru

bernyanyi dan tepuk semangat.

3. Kegiatan Inti

- Siswa mendengarkan saat guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran. - Siswa menyimak saat guru

(50)

45

materi

- Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

- Siswa duduk di kelompok masing-masing dengan tertib.

- Siswa menjawab soal dengan baik dan bermain dengan tertib.

- Siswa menerima lembar kerja crossword puzzle

- Siswa mengerjakan Lembar Kerja dengan batasan waktu yang diberikan guru.

- Siswa yang selesai mengerjakan pertama akan mendapat hadiah. 3. Kegiatan Penutup

- Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang telah dipelajari siswa.

- Siswa merangkum materi yang telah dipelajari.

- Siswa mendengarkan penjelasan singkat dari tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

- Salah satu siswa untuk memimpin doa.

- Siswa menjawab salam. 4. Mengikuti pelajaran dengan baik 5. Suasana Kelas

- Antusias siswa

Jumlah skor total % = � �ℎ�

� � � × %

Keterangan:32

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang. 2 : jika aktivitas siswa kurang.

32

(51)

46

3 : jika aktivitas siswa baik 4 : jika aktivitas siswa sangat baik

Selanjutnya skor persentase yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:33

Tabel 3.4

Skala Persentase Hasil Observasi Siswa Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100% A Memuaskan

- Guru mengabsent siswa.

- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi dan tepuk semangat.

- Guru menggali pengetahuan awal

33

(52)

47

siswa tentang materi yang akan dipelajari.

3. Kegiatan Inti

- Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran.

- Guru memberikan penjelasan tentang materi

- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang dipelajari.

- Guru menuliskan poin-poin penting dari materi yang dipelajari.

- Guru menyusun kotak-kotak untuk soal crossword puzzle mengacu pada poin-poin yang telah dituliskan.

- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok

- Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk memilih nomor.

- Guru membacakan soal sesuai nomor yang dipilih siswa.

- Guru menghitung poin yang diperoleh masing-masing kelompok.

- Guru memberi hadiah pada kelompok yang mendapat poin terbanyak.

- Guru membagikan lembar kerja crossword puzzle

- Guru memberi batasan waktu pada siswa untuk mengerjakan

- Guru memberi hadiah pada siswa yang selesai mengerjakan pertama kali

3. Kegiatan Penutup

(53)

48

- Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari.

- Guru memberi penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

- Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

- Guru mengucapkan salam.

4. Guru mengelola waktu dengan tepat. 5. Suasana Kelas

- Antusias siswa - Antusias guru

- Kesesuaian dengan RPP

Jumlah skor total % = � �ℎ�

� � � × %

Keterangan:34

1 : Jika aktivitas guru sangat kurang. 2 : jika aktivitas guru kurang.

3 : jika aktivitas guru baik 4 : jika aktivitas guru sangat baik

Selanjutnya skor persentase yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:35

34

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) , (Bandung: Alfabeta, 2013), 142 35

(54)

49

Tabel 3.6

Skala Persentase Hasil Observasi Guru Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100% A Memuaskan

81-90% B Baik

71-80% C Cukup

61-70% D Kurang

<60% E Gagal

3. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif, yaitu sebagai berikut:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.36 Data kualitatif dalam penelitian ini, yaitu gambaran tentang kegiatan pembelajaran siswa kelas II MI Roudlotul Ulum dengan penerapan strategi crossword puzzle, yang berkaitan dengan aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, antusias dalam pembelajaran, kepercayaan diri belajar. Data tersebut dapat dianalisis secara kualitatif dengan tahapan sebagai berikut.

36

(55)

50

1. Kode dan Mengkoding

Digunakan untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang terkandung dalam catatan lapangan, observasi dan meteri dokumen atau arsip adalah dengan membuat kode. Kode adalah singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan serangkaian kata, sebuah kalimat atau alenia dari catatan lapangan yang sudah diketik kembali sehingga mudah dibaca oleh siapa pun. Kode adalah katagori yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian, hipotesis, konsep penting, atau tema yang penting.37

2. Mereduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Display data (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya.

37

(56)

51

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data pada penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif maupun deskriptif.

4. Kesimpulan dan Verifikasi data

Langkah terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

(57)

52

1. Test

Peneliti menjumlahakan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan rumus:

� = ∑ �� �

Keterangan :

X : Nilai Rata-Rata kelas

∑X : Jumlah keseluruhan nilai perolehan siswa

N : Jumlah siswa

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dalam kelas dapat digunakan rumus sebagai berikut :38

P = ∑ � �� �� � �

∑ � �� × 100%

Keterangan :

P : Persentase Ketuntasan belajar

∑ : Jumlah

38

(58)

53

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan siswa sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skala Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

2. Observasi Guru

Analisis observasi guru diperoleh dari pengamatan terhadap guru pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung presentasinya menggunakan rumus:

� = � �

Keterangan:

P = Nilai Observasi F = skor yang diperoleh N = skor maksimal

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan sebagai berikut:

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91%-100% A Memuaskan

81%-90% B Baik

71%-80% C Cukup

61%-70% D Kurang

(59)

54

Tabel 3.8

Skala Hasil Observasi Guru

3. Observasi Siswa

Analisis observasi siswa diperoleh dari pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung presentasinya menggunakan rumus:

� = � �

Keterangan:

P = Nilai Observasi F = skor yang diperoleh N = skor maksimal

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Skala Hasil Observasi Siswa

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100 A Memuaskan

81-90 B Baik

71-80 C Cukup

61-70 D Kurang

<60 E Gagal

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100 A Memuaskan

81-90 B Baik

71-80 C Cukup

61-70 D Kurang

(60)

55

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau memperbaiki mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat dikur (jelas cara pengukurannya).39

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah peningkatan hasil belajar siswa pada mendeskripsikan peran anggota keluarga, yaitu dengan ditandai meningkatnya nilai rata-rata kelas siswa kelas II MI Roudlotul Ulum dengan nilia minimal 80%.

Minimal 80% dari jumlah siswa mendapat nilai yang memenuhi KKM

yang telah ditetapkan. Keaktifan siswa dalam katagori baik yaitu minimal ≥

75% setelah diterapkan strategi crossword puzzle dalam pembelajaran. Yang juga ditunjukkan dengan kenaikan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai kriteria nilai tertinggi.

Adapun kriteria indikator yang dijadikan acuan, yaitu meliputi:

a. Kemapuan menyebutkan kedudukan anggota keluarga

b. Kemapuan mendeskripsikan peran anggota keluarga

c. Mengerjakan soal dengan mandiri

39

(61)

56

d. Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.

G. Tim Peneliti

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS yaitu Bapak Abdul Wahab, MM. Beliau sebagai guru kolaborator bersama peneliti dikelas sekaligus sebagai observator selama kegiatan penelitian tindakan kelas.

(62)

BAB ӏV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan dengan durasi waktu 70 menit (2 x 35 menit) yaitu 2 jam pelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II MI Rodlotul Ulum Candi Sidoarjo dengan jumlah siswa 19 anak. Pada penelitian ini diterapkan strategi crossword puzzle untuk meningkatkan hasil belajar pada materi peran anggota keluarga.

1. Siklus 1

Siklus satu terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan (Planing)

(63)

58

Peneliti juga melakukan persiapan awal dengan membuat perangkat pembelajaran diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pengembangan dari Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dari Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Komponen lain yang dipersiapkan sebagai pendukung adalah media pembelajaran yang berupa papan crossword puzzle yang dibuat dari kertas manila. Media ini digunakan untuk menggambar kotak-kotak crossword puzzle. Soal tes tulis juga disiapkan yang merupakan pengembangan dari indikator kompetensi berjumlah 10 butir soal yang berupa soal dengan jawaban singkat. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses juga disiapkan seperti spidol, lem, double tape, dan selotip.

Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar observasi siswa dan guru. Lembar observasi tersebut sebelumnya telah divalidasi oleh Bapak Sulton Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I.

b. Tahap Tindakan (Acting)

(64)

59

duduk. Peneliti mengkondisikan siswa dengan meminta duduk di bangku masing-masing. Ada siswa yang masih berdiri di dekat pintu yaitu Vina, peneliti meminta duduk dengan menggandeng tangan Vina menuju bangkunya.

Pembelajaran dimulai saat siswa terkondisikan dengan baik. Peneliti membuka pembelajaran dengan mengucap salam terlebih dahulu dan menanyakan kabar siswa. Peneliti bertanya “bagaimana kabar kalian

hari ini?” dan para siswa menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, siap

belajar, bersemangat”. Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa di depan kelas. Siswa yang memimpin doa adalah Linggar, siswa lain mengikuti dengan semangat.

(65)

60

Setelah berdoa peneliti mengabsen siswa. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa diajak bertepuk semangat, guru memimpin

tepuk semangat “tepuk semangat! See.. (prok-prok) maa.. (prok-prok)

ngat.. (prok-prok) semangat!!”. Siswa mengikuti peneliti dengan semangat. Peneliti mengaitkan materi sekarang dengan sebelumnya melalui tanya jawab dengan siswa. Peneliti bertanya “hari ini kita akan belajar tentang peran dari anggota keluarga, tapi sebelumnya apa kalian masih ingat tidak materi yang kita pelajarai kemarin? Materi yang kita pelajari sebelumnya adalah kedudukan anggota keluarga. Jadi setiap anggota keluarga pasti memiliki kedudukan dan peran masing-masing. Siapa yang tahu kedudukan ibu sebagai apa?”. Beberapa siswa mengangkat tangan, diantaranya Birin, Linggar, Putri dan Tasya. Mereka menjawab serempak kepala rumah tangga. Peneliti kemudian menyebut nama salah satu siswa yaitu Bagus. Peneliti bertanya pada Bagus kedudukan dari anak. Bagus hanya diam tetapi beberapa siswa lain yang menjawab dengan keras. Peneliti memberi penjelasan bahwa jika yang ditanya adalah Bagus maka Bagus yang harus menjawabnya.peneliti bertanya lagi kepada Bagus apa kedudukan dari ayah. Bagus dapat menjawab dengan benar yaitu kepala keluarga.

(66)

61

silang). Peneliti menjelaskan mengenai materi peran anggota keluarga dengan metode ceramah dan siswa mendengarkan. Setelah menjelaskan materi, Peneliti dan siswa melakukan brainstorming dengan saling bertanya jawab. Hal tersebut bertujuan untuk menegtahui sejauh mana pemahaman siswa dan perhatian siswa saat peneliti menjelaskan materi. Peneliti menuliskan poin-poin materi diantaranya peran, ayah, ibu, orangtua, anak dan pembantu. Peneliti menyanyakan kepada siswa apa yang dimaksud dengan peran. Peneliti meminta Putri untuk menjawab. Putri menjawab dengan baik yaitu peran adalah tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Peneliti juga menanyakan pertanyaan serupa kepada Aldi dan dapat dijawab dengan baik olehnya. Peneliti menanyakan peran dari orangtua, ayah, ibu, anak dan pembantu kepada masing-masing siswa.

Gambar 4.2

(67)

62

Kegiatan selanjutnya peneliti membuat kotak-kotak untuk crossword puzzle dengan mengacu pada poin-poin yang telah dituliskan, peneliti juga membuat soal untuk crossword puzzle tersebut. Peneliti kemudian membagi siswa menjadi 3 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan berhitung satu sampai tiga bagi masing-masing siswa dimulai dari tempat duduk yang paling depan. Setelah semua siswa selesai berhitung, peneliti meminta siswa untuk berkumpul pada kelompoknya masing-masing. Siswa yang menyebutkan angka satu berkumpul dengan siswa lain yang menyebut angka satu, begitu seterusnya sampai kelompok ketiga. Pembagian kelompok kurang berjalan lancar karena ada beberapa siswa yang protes yaitu Putri, dia tidak mau sekelompok dengan Nisa, dan Tasya juga tidak mau sekelompok dengan Rizka. Peneliti mencoba meyakinkan bahwa berkelompok dengan siapa pun adalah sama, yang menjadi perbedaan adalah kerja sama dan semangat dari tiap kelompok, namun mereka tetap tidak mau dan hendak menangis. Akhirnya, peneliti merubah anggota kelompok sesuai dengan deretan duduk semula dan semua siswa menyetujui. Susunan kelompok adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Nama-nama anggota kelompok

Kelompok Satu Kelompok Dua Kelompok Tiga Achmad Shobirin Achmad Aldiansyah Bagus Imron Rosadi

Gambar

Gambar 3.1
  Tabel 3.1 Format Panduan Wawancara untuk Guru
Tabel 3.2 Format Panduan Wawancara untuk Siswa
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akar menjalar di permukaan tanah.Kulit kayu bagian luar berwarna abu-abu hingga coklat, bercelah dan memiliki sejumlah lentisel Berkulit, bagian atas terang dan hijau

Jangka sorong jam ukur ( dial calliper ) yang ada di Laboratorium Pengukuran Teknik mesin Universitas Riau ini perlu dilakukan kalibrasi setiap periodenya, yaitu

Hasil pengujian hipotesa H7 menunjukkan bahwa Kemudahan Penggunaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Pengguna, yaitu dengan diperolehnya nilai

Pada Gambar 7 diatas dapat dilihat kenaikan nilai kohesi pada pengujian kuat geser langsung tanah pada setiap penambahan campuran zeolit yang

Dengan tujuan tersebut, maka jenis data yang diperlukan akan terdiri dari data primer mengenai kualitas dan karakteristik lahan yang diperoleh dari survei lahan serta data sekunder

Mekanismenya diduga berhubungan dengan inhibisi metabolisme sulfonilurea di hati oleh simetidin sehingga meningkatkan efeknya Memantau kadar glukosa darah, gejala

Dari simpulan, saran yang dapat diajukan kepada PT Golden Rama Express, antara lain: (1) mengimplementasikan kegiatan online, offline , serta mobile yang terintegrasi

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi