PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
MEDIA ARISAN GAMBAR PADA SISWA KELAS III MI
DARUSSALAM SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh: KHUZAEMAH NIM : D37211051
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
MEDIA ARISAN GAMBAR PADA SISWA KELAS III MI
DARUSSALAM SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada :
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah
Oleh:
KHUZAEMAH NIM : D37211051
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
ABSTRAK
Khuzaemah. Penelitian Tindakan Kelas, 2015. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Arisan Gambar Pada Siswa Kelas III MI Darussalam Sidoarjo
.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing Dr.
Hj. Zumrotul Mukaffa, M.Ag
Kata Kunci : Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dan Media Arisan Gambar Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III MI Darussalam Sidoarjo menunjukkan hasil belajar siswa yang belum maksimal, hal ini dapat dilihat dalam pencapain ketuntasan yang diperoleh rata-rata sebesar 76 pra siklus, dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis puisi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan media arisan gambar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penggunaan media arisan gambar pada materi menulis puisi kelas III MI Darussalam Sidoarjo? 2) Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo setelah menggunakan media arisan gambar?
Metode PTK ini menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan/pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 26 terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
DAFTAR JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi
HALAMAN PERNYATAAN ... vii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii
ABSTRAK ... ix
1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 9
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 11
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 12
B. Kemampuan Menulis Puisi ... 14
1. Kemampuan ... 14
g. Langkah-langkah Menulis Puisi ... 35
C. Media Arisan Gambar ... 35
1. Pengertian Media ... 36
2. Manfaat Adanya Media Pembelajaran ... 37
3. Media Arisan Gambar ... 37
4. Tujuan Media Arisan Gambar ... 38
5. Keunggulan dan Kelemahan Media Arisan Gambar ... 39
6. Aplikasi Media Arisan Gambar ... 40
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 41
A. Metode Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
2. Deskripsi Aktivitas Siswa ... 88
3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 90
BAB V PENUTUP ... 92
A. Simpulan ... 92
B. Saran ... 93
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SKKD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III ... 11
Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas III ... 44
Tabel 3.3 Instrumen wawancara Guru Sebelum Siklus ... 56
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Kelas III ... 61
Tabel 4.2 Nama-nama Kelompok ... 66
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I... 66
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I ... 67
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 68
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 71
Tabel 4.7 Hasil PenilaianSiklus II ... 77
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Siklus II ... 78
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 79
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen Wawancara Guru dan Siswa
2. Lembar Instrumen Validasi RPP
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II
4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I dan II
5. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
6. Surat-Surat Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi (BNSP 2006: 329)
menyebutkan salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yakni
meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Untuk mewujudkan kemampuan dasar
berbahasa di Sekolah Dasar, maka pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemampuan berkarya yang terdiri atas
empat aspek yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.1
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang bertujuan supaya peserta
didik bisa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
Keterampilan merupakan tujuan pembelajaran khusus yang berhubungan
dengan kemampuan motorik. Keterampilan bisa berupa keterampilan fisik dan non
fisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk mengerjakan
1
2
sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan non fisik adalah
keterampilan seseorang untuk menggunakan otot sebagai alat utama dalam
mengerjakan dan memecahkan suatu persoalan.2
Keterampilan mendengarkan adalah keterampilan memahami bahasa lisan
yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahami.3
Keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara,
yaitu interaktif, misalnya percakapan secara tatap mukadan berbicara lewat telepon
yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan mendengarkan.
Semiaktif, misalnyadalam berpidato di hadapan umum secara langsung.
Noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.4
Keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis.
Keterampilan ini dapat dikembangkan secara terndiri, terpisah dari keterampilan
mendengar dan berbicara.5
Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
bidang tulis menulis. Untuk saat ini keterampilan menulis telah menjadi rebutan
dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis.6
Dari keempat keterampilan tersebut yang dianggap paling sulit adalah
keterampilan menulis. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang
2
Wina sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008) hal. 10
3
Teti Nulyati dkk,Bahasa Indonesia,(Jakarta : Universitas terbuka 20011), Hal.23
4
Ibid., 24.
5
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) Hal.5
6
3
paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya, karena menulis
bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan
yang teratur.
Menulis adalah segenap rangkaian seseorang mengungkapkan buah
pikirannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Senada dengan pendapat di atas, Depdiknas menyatakan; “menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan”. Sedangkan Yunus menyatakan;
“menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”.7
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia di MI Darussalam Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo pada
tanggal 05 Januari 2015 masih banyak siswa yang belum mampu menulis sebuah
puisi dengan baik dan kurang menarik. Dari 26 siswa yang ada dalam kelas III
hanya 38,4% siswa yang mampu menulis sebuah puisi dengan baik dan menarik.
Khususnya pada kompetensi dasar “Menulis puisi berdasarkan gambar dengan
pilihan kata yang menarik”
Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis puisi belum
mendapatkan hasil yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah,
hal tersebut juga terjadi pada sekolah MI Darussalam Sidoarjo. Dalam
7
4
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia masalah ini terjadi karena guru
terlalu sering menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran
berlangsung tidak adanya media yang di tampilkan saat proses pembelajaran yang
menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan bosan saat pembelajaran
berlangsung, khususnya pada materi puisi siswa kelas III.
Dari penjabaran di atas peneliti sangat ingin merubah kegiatan proses belajar
mengajar ini dengan menggunakan media arisan gambar diharapkan siswa tidak
malas saat menerima pelajaran Bahasa Indonesia dan menjadikan siswa-siswi giat
dalam belajar. Dengan menggunakan media arisan gambar ini peserta didik
diharapkan akan lebih aktif dan semangat lagi dalam belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘pengantara’, ‘pengantar’. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara
atau washail atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach
& Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.8
Media arisan gambar adalah media bentuk visual berupa gambar atau foto
yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda. Berdasarkan realita di atas
untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan media
arisan gambar.
8
5
Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Puisi Melalui Media Arisan Gambar Pada Siswa Kelas III MI Darussalam Sidoarjo”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana penggunaan media arisan gambar pada materi menulis puisi
kelas III MI Darussalam Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas III MI
Darussalam Sidoarjo setelah menggunakan media arisan gambar?
C. Tindakan yang di Pilih
Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan minat belajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi menulis puisi tersebut adalah dengan menerapkan media
arisan gambar pada kelas III MI Darussalam Tulangan Sidoarjo yang dilakukan
melalui 2 siklus. Tiap siklusnya terdiri dari beberapa tahapan, di antaranya yaitu:
perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting).
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui penerapan media arisan gambar dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III
6
2. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada
pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media arisan gambar di
MI Darussalam Sidoarjo.
E. Lingkup Penelitian
Agar peneliti ini bisa tuntas dan fokus, sehingga hasil penelitiannya akurat,
permaslahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini :
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoarjo semester
Genap tahun ajaran 2014/2015, karena kelas ini terdapat kesulitan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis puisi
2. Media pembelajaran yang menggunakan media arisan gambar, yaitu suatu alat
peraga yang digunakan guru dalam membantu proses pembelajaran yang
berupa gambar yang ada hubungannya dengan materi pelajaran.
3. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
Kompetensi Dasar : 8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata
yang menarik. Indikator : Menulis puisi yang indah dan menarik dengan
menggunakan media arisan gambar dan membaca puisi dengan lafal dan
7
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui pemanfaatan media arisan gambar untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi di kelas III.
b. Guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya dalam melakukan
proses pembelajaran sehingga terjadi proses perbaikan.
c. Sebagai masukkan untuk mendapatkan pengetahuan dan media baru dan
membantu untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.
2. Bagi siswa
a. Dalam proses belajar mengajar siswa dapat belajar dengan semangat dan
lebih tekun karena adanya media pembelajaran.
b. Siswa lebih aktif dan termotivasi untuk menulis sebuah puisi dengan baik
dan menarik karena pembelajaran menggunakan media.
c. Kuantitas menulis puisi semakin meningkat.
3. Bagi peneliti
Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan
cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar bahasa Indonesia terutama pada
8
4. Bagi masyarakat
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut tinggi dengan
adanya pemanfaatan media pembelajaran serta melakukan penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa diharapkan
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
10
regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran
Bahasa Indonesia ini diharapkan:
a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan
penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual
bangsa sendiri.
b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi
bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa
dan sumber belajar.
c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah
dan kemampuan peserta didiknya.
d. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam
pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah.
e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar
yang tersedia.
f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan
11
memperhatikan kepentingan nasional.1
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Menulis
8. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam
karangan sederhana puisi
8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:2
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan
1
Peraturan Mentri Agama RI nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi Bahasa Indonesia
2
12
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Mendengarkan (menyimak)
Menyimak/mendengar adalah keterampilan memahami bahasa
lisan yang bersifat resepsif. Dengan demikian, mendengarkan di sini
berarti bukan sekadar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan
sekaligus memahaminya.
Keterampilan menyimak juga merupakan kegiatan yang paling
awal dilakukan oleh manusi dilihat dari proses pemerolehan bahasa.
Ada deskripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar
yaitu interaktif dan noninteraktif. Mendengarkan/menyimak secara
interaktif terjadi dalam dalam percakapan secara tatap muka dan
13
mendengarkan secara noninteraktif adalah kita tidak dapat meminta
penjelasan dari pembicara, tidak bisa mengulangi apa yang diucapkan
dan tidak bisa meminta pembicara diperlambat.
b. Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kegiatan komunikasi lisan dalam
menyampaikan informasi/ pesan kepada pendengar melalui bahasa
lisan. Menurut Mulyati dkk berbicara adalah keterampilan berbicara
dalam menyampaikan informasi/pesan kepada orang lain dengan media
bahasa lisan. Keterampilan berbicara ini termasuk keterampilan yang
bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara
garis besar ada tiga jenis situasi berbicara yaitu interaktif, semi
interaktif dan noninteraktif.3
c. Membaca
Keterampilan membaca juga termasuk keterampilan reseptif
bahasa tulis. Menurut Somadayo membaca sebagai suatu kegiatan
interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung dalam bahasa tulis. Sedangkan menurut Tarigan mambaca
sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sesuai pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang
3
14
dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan/ informasi yang
disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
d. Menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifat produktif
yang menggunakan tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa
yang paling rumit diantara keterampilan berbahasa lainnya karena
menulis bukan saja sekadar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat
melainkan mengembankan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam
struktur tulisan yang teratur.4
Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif,
karena dengan sastra dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan,
mengajarkan siswa bagaimana menghargai orang lain, mengerti hidup,
dan belajar bagaimana menghadapi berbagai persoalan.5
B. Kemampuan Menulis Puisi 1. Kemampuan
Setiap individu yang hidup tentu memiliki kemampuan yang
bervariasi. Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kondisi fisik, kecerdasan, kekuatan, kecakapan, keterampilan. Tanpa
adanya faktor-faktor tersebut maka seseorang tidak dapat melakukannya
dengan baik. Alwi (2003:1023) mengatakan “kemampuan adalah
4
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) Hal.5
5
15
kecakapan, kesanggupan, kekuatan untuk menyelesaikan tugas.”6
Depdiknas (2005:707) “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan
kekuatan”7
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menghasilkan atau melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuannnya sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.
2. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis adalah keterampilan yang bersifat produktif yang
menggunakan tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang
paling rumit diantara keterampilan berbahasa lainnya karena menulis
bukan saja sekadar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat melainkan
mengembankan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur
tulisan yang teratur.8
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata
menulis berasal dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan
sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil,
cat, dan sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan
6
Rofi’udin. Pendidikan Bahasa dan Sastra Kelas Indonesia Kelas Tinggi, (Jakarta: Depdikbud.1999) hal 23
7
Ibid., 26.
8
16
sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan
pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tulisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan
gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta informasi
ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain.
Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang
menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan
yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua
kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu
proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada
pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat
dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.
Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa
untuk meng-hasilkan tulisan yang baik : (1) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan terhadap kondisi
pembaca, (3) kemampuan menyusun rencana penulisan, (4)
kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan,
dan (6) kemam-puan memeriksa tulisan.
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau
pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas
kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang
17
mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan apa yang ingin
dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa
dan kalimat agar orang dapat menangkap apa yang ingin disampaikan
itu. Makin teratur bahasa yang digunakan, makin mudah orang
menangkap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena
itu, keterampilan menulis di sekolah sangatlah penting.
Menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan
sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang
bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan
dan pungtuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa),
menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian
pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah
isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan
merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang
menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat
unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai
penyampai pesan, (2) pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau medium
tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang
18
tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna,
jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia
juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan
ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan
menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan
Bahasa Indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f)
kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan
berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan
kekayaan kosakata yang dimilikinya.9
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu
tulisan menyampaikan sesuatu yang inggin diungkapkan penulisnya.
Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan,
pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah. Sementara itu, WJS
Poerwodarminto mengatakan secara leksikal mengartikan bahwa
menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus
mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi
penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat
seperti yang dimaksud penulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
9
19
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang
dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat
tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide
atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat
menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis. Sehingga dengan
bahasa tulis seseorang akan dapat menuangkan isi hati dan pikiran.
Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan
mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan
dalam Bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor
antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan
(koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulisan.
b. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis
mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri,
memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan
untuk menghasilkan karya tulis.10
Tujuan menulis menurut Hugohartig diantaranya adalah sebagai
berikut:
10
20
1) Assignment purpose (tujuan penulisan)
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas
kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas
merangkum buku, sekertaris ditugaskan membuat laporan.
2) Altuistic purpose (tujuan altuistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Information purpose (tujuan informasi)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau karangan atau
penerangan kepada para pembaca.
5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri dan
pengarang kepada pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.
21
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik
atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai kesenian.
7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan,
menjerihkan, serta menjelajahi dan meneliti secara
cermatpikirannya dan gagasannya sendiri agar dapat diterima
dan dimengerti oleh para pembaca.11
c. Manfaat Menulis
Berkaitan dengan manfaat menulis, Grave mengemukakan
bahwa:12
1) Menulis menyumbang kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas
menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan
berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi : (a) pengetahuan
tentang topik yang akan dituliskan, (b) penuangan pengetahuan itu
ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan
corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (c) penyajiannya
selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada
11
Ibid., 25.
12
22
kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan
keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi,
serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai
level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai
sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (a) unsur
mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (b) bahasa topik, dan (c)
pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya
sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan
harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis menumbuhkan keberanian, dan
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan
kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta
menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap
dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun
dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi.
Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat,
23
diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak
selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat menyampaikan
banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau
pengetahuan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya.
Kecuali, kalau memang apa yang disampaikannya hanya
sekedarnya.
d. Pengertian Puisi
Maria Utami menyatakan Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan
penggunaan sajak pengulangan, rima adalah yang membedakan puisi
dari prosa.
Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan
perubahan konsep estetiknya. Menurut jabrohim puisi merupakan
bentuk ekspresi dan konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa penyair.13
Manfaat mengarang puisi ialah (1) menyalurkan dorongan
melahirkan perasaan yang kuat, yang pada umumnya yang terdapat
pada diri masing-masing, (2) memberika latihan mengungkapkan
perasan dengan lambang-lambang kata yang tepat, yang berarti melatih
kemampuan berbahasa, (3) mengajar memberi kesibukan yang berguan
13
24
untuk mengisi waktu senggang dengan kepandaiannya, (4) mencoba
secara tidak langsung memahami keadaan yang barang kali dapat
dipergunakan untuk menolong memecahkan kesulitan yang dihadapi,
dan (5) membantu memperkembangkan bakat.14
Menurut Richards menyatakan puisi mengandung suatu “makna
keseluruhan” yang merupakan perpaduan antara tema penyair (yitu
mengenai inti pokok puisi itu ), perasaanya (yaitu sikap penyair
terhadap bahan atau objeknya), nada (yaitu sikap sang penyair
terhadap pembaca atau penikmatnya), dan amanat (yaitu maksud dan
tujuan sang penyair).15
Ada banyak macam karya puisi, ada yang mudah, sedang dan ada
pula yang sulit dipahami. Namun khusus puisi untuk anak haruslah
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah difahami, tetapi
mengandung makna yang dalam. Puisi untuk anak-anak seharusnya
masih menggunakan bahasa sederhana yang maknanya
menggambarkan kejadian, peristiwa dan lainnya yang merupakan
konflik/pengalaman anak sehari-hari, dalam kehidupan nyata.16
14
Ibid., 15.
15
Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip dasar sastra, (Bandung : PT Angkasa Bandung, 1984) Hal. 9-10
16
25
1) Pengertian puisi lama dan puisi baru
Puisi lama adalah puisi yang lahir di tengah masyarakat
yang mengalami perkembangan hingga zaman sekarang. Puisi lama
sangat terikat oleh aturan seperti rima, baris, baid dan lain-lain.
Sedangakan yang disebut dengan puisi baru/modern adalah puisi
yang sama sekali tidak terikat oleh bait, baris, kata, suku kata, rima
dan lain-lain.17
2) Macam-macam puisi lama
a) Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang berasal dari
minangkabau. Sampai sekarang pantun masih mengambil
temapat yang luas dikalangan masyarakat desa Minangkabau. Di
samping pantun mempunyai fungsi penting sehubungan dengan
kegiatan adat, mengutarakan rasa kasih sayang.
b) Syair
Syair berasal dari bahasa Su’ur yang artinya perasaan.
c) Mantra
Mantra adalah sederetan kata yang oleh pemiliknya
dianggap mengandung kekuatan gaib dan hikmat. Mantra
biasanya hanya diucapkan oleh orang – orang tertentu seperti
dukun atau pawang.
17
26
d) Pantun Kilat / karmina
Pantun karmina isi dan bentuk sama dengan pantun, tetapi
hanya terdiri dari 2 baris, yang bersajak aa. Baris kesatu
sampiran, baris kedua merupakan isi. pada umumnya isi pantun
kilat berupa sindiran.
e) Seloka
Seloka adalah pantun berkait atau pantun rantai / pantun
cukup sebait. Tetapi seloka dua bait / lebih. Baris kedua dan
keempat dari bait pertama menjadi baris pertama dan ketiga pada
bait yang kedua.demikian seterusnya isi, rima dan sajaknta sama
dengan pantun.
f) Gurindam
Ciri-ciri gurindam terbentuk dari dua baris. Baris pertama
berisi sejenis perjanjian atau syarat dan baris kedua menjadi
akibat atau kejadian yang disebabkan oleh isi baris pertama.
Secara sistematis, kedua baris itu umumnya menyatakan
hubungan sebab akibat. Gurindam berisi ajakan kebenaran dan
dimaksudkan sebagai nasihat.18
3) Macam Puisi baru / modern19
a) Distikon adalah puisi baru yang terdiri atas dua baris.
18
Sugito, Intisari Bahasa Indonesia, (Surabaya : Alpha, 2011) ,Hal,6 – 8.
19
27
b) Terzina adalah puisi baru yang terdiri atas 3 baris
c) Quarter adalah puisi baru yang terdiri dari 4 baris
d) Quin adalah puisi baru yang terdiri atas 5 baris
e) Sextet adalah puisi baru yang terdiri atas 6 baris
f) Septina adalah puisi baru yang terdiri atas 7 baris
g) Oktaf adalah puisi baru yang terdiri atas 8 baris
h) Soneta adalah puisi baru yang terdiri atas 14 baris, soneta
berasal dari itali. Masuknya soneta ke Indonesia dimulai sekitar
zaman angkatan pujangga baru. Ciri-ciri soneta sebagai berikut:
(1) Terdiri dari 14 baris
(2) Terdiri dari dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet)
(3) Oktaf sebagai sampiran dan sekte sebagai kesimpulan.
4) Unsur – unsur puisi
a) Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh
penyair. Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
b) Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang
terkandung di dalam puisi.
c) Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada
berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan
28
d) Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam
puisi itu.20
5) Jenis-jenis puisi berdasarkan isinya:
a) Puisi Epik adalah suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan
dengan legenda, kepercayaan maupun sejarah. Puisi epeik
dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Folk Epik yaitu nilai akhir puisi
untuk dinyanyikan dan Literary Epic adalah nilai akhir puisi
untuk dibaca, dipahami dan diresapi maknanya.
b) Puisi Naratif adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, menjadi pelaku, perwatakan setting, maupun rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita.
c) Puisi Lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap,
maupun suasana batin yang melingkupinya.
d) Puisi Dramatik adalah salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan,
dialog, maupun menolong sehingga mengandung suatu
gambaran kiasah tertentu.
20
29
e) Puisi Didaktik adalah puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilakn secara eksplisit.
f) Puisi Satirik adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan
suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
g) Romance adalah suatu puisi yang berisi luapan cinta seseorang terhadap sang kekasih.
h) Elegi adalah puisi ratapan ang mengungkapkan rasah pedih dan kedudukan seseorang.
i) Orde adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan.
j) Hymne adalah pusi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun
ungkapan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.21
6) Unsur Pembentukan Puisi
a) Lapis bentuk atau struktur Puisi
Untuk memahami makna puisi, pembaca harus dapat
memahami struktur puisi. Struktur puisi :
(1) Bunyi dan irama
(2) Diksi atau pilihan kata
(3) Enjambemen atau peloncatan baris yaitu pemenggalan
-pemenggalan kalimat menjadi baris
21
30
(4) Baris
(5) Bait
b) Lapis makna puisi
(1) Sense yaitu gambaran umum yang dikemukakan
penyair
(2) Subyek matter yaitu gambaran umum yang dirinci di
dalam satuan-satuan pokok pikiran.
(3) Felling atau nada yang merupakan sikap penyair
terhadap pembaca
(4) Tone atau suasana yaitu sikap penyair terhadap
pembaca
(5) Total of meaning yaitu keseluruhan atau totalitas yang
terkanding dalam puisi
(6) Tema yaitu ide dasar puisi
c) Parafrase Puisi
Memparafrasekan puisi berarti menginterprestasi puisi
dengan jalan menafsirkan bahsa-bahasa puisi yang bermakna
31
d) Interpolasi
Interpolasi berarti memahami puisi dengan cara mencari
bagian-bagian yang sengaja dihilangkan penyair dalam puisi.22
Contoh :
Di kuburan Ayah
Berteduh pohon kamboja berkembang
Tinggalmu yang kekal
Tak kenal lagi senyummu
Memikat hatimu
Interpolasinya
Ayah, tubuhmu berteduh (dibawah) pohon kamboja
(yang) berkembang (itulah) tinggalmu yang kekal (ayah,
aku) tak (dapat lagi me- ) kenal senyummu (yang sering )
memikat hatiku.
e. Menulis Puisi
1) Menulis Puisi berdasarkan Objek Langsung
Dengan cara menulis puisi berdasarkan objek langsung siswa
dapat menulis puisi dengan cepat dan tepat berdasarkan objek
yang dilihatnya secara langsung. Siswa menulis puisi berdasarkan
objek langsung yang dilihatnya. Siswa diajak ke luar kelas untuk
22
32
melihat objek yang mereka senangi kemudian menuliskannya ke
dalam puisi
2) Menulis Puisi Berdasarkan Gambar
Menulis puisi dengan cara melihat sebuah gambar yang
dilihatnya akan membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan menulis, karena anak kecil lebih cepat memahami
sesuatu dengan cara melihat langsung (dalam bentuk kongkrit).
Teknik ini bisa dilakukan dengan cara guru memberikan sebuah
gambar, kemudian siswa mengidentifikasi sebuah gambar tersebut
dan siswa bisa menulis puisi sesuai dengan hasil identifikasinya
yang dibuatnya.
3) Menulis Puisi Berdasarkan Cerita
Dengan menggunakan teknik menulis puisi berdasarkan cerita
siswa lebih mudah dalam mengembangkan sebuah puisi, siswa
diminta untuk membaca sebuah cerita kemudian siswa bisa
memulai untuk menulis sebuah puisi berdasarkan cerita yang
sudah dibaca.
f. Ciri-ciri Puisi
Herman Waluyo menyatakan, jika menghadapi sebuah puisi tidak
hanya berhadapan dengan unsur kebahasan, tetapi juga kesatuan
bentuk pemikiran yang hendak diucapkan penyair. Herman Waluyo
33
1) Pemadatan bahasa
Deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi
membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya.
Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan
perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki
makna yang lebih luas.
2) Pemilihan kata khas
Kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair bukan kata-kata
untuk prosa atau bahsa sehari-hari. Kata-kata yang dipilh penyair
dipertimbangkan betul dari berbagai aspek dan efek
pengucapnnya. Tidak jarang kata-kata tertentu dicoret beberapa
kali karena belum secara tepat mewakili pikiran dan suara hati
penyair. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan
kata-kata adalah sebagai berikut :
a) Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya atau
disebut pula denngan makna konotatif.
b) Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang
dikatakan dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan
asosiasi. Lambang sendiri tidak langsung menunjukkan
sesuatu. Penikmatlah yang menghubungkan lambang
34
c) Persamaan bunyi atau irama kemiripan bunyi antara
suku-suku kata. Bentuk-bentuk irama yang paling sering
nampak ialah aliterasi (makna konsonan), asosiasi (rima
vocal), dan rima akhir.
3) Kata konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara konkret. Oleh
karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa
lebih jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering kesulitan
untuk menafsirkan maknanya.
4) Pengimajian
Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam
puisinya. Pengimaian adalah kata atau susunan kata-kata yang
dapat memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui
pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat
(imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).
Imaji visual menampilkan kata atau susunan kata-kata yang
menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti
dapat dilahat oleh pembaca. Imaji auditif adalah penciptaan
ungkapan oleh penyair, seehingga pembaca seolah-olah
mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair. Imaji
35
mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh
perasaanya.
5) Tata wajah
Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti
gambar, disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya
membentuk gambar yang mewakili maksud tertentu.
g. Langkah-langkah Menulis Puisi
Langkah-langkah dalam menulis puisi sebagai berikut:
1) Menentukan tema
2) Merenung / menghayati tentang pesan yang akan di sampaikan
3) Memilih kata kunci yang pas untuk menggambarkan pesan
4) Mengimplementasikan pesan dalam pilihan kata yang pas
5) Perhatikan tone/ nada/permainan bunyi bahasa
Dibawah ini contoh sebuah puisi untuk anak-anak SD
Kupu-kupu Dapatkah aku memiliki sayap indah
Seperti sayapmu
36
C. Media Arisan Gambar 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari Bahasa Latin medius yang secara haflah
berarti “tengah”, “perantara”. Dalam Bahasa Arab, media adalah
perantara (ﻞﺋ ﺎﺳو) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku,
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.23
Dalam buku Azhar Arsyad, Hamalik mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat
23
37
siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
2. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut pendapatSudjana N dan Rivai A Menyatakan :24
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,apalagi kalau guru
mengajar pada setiap jam pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan
lain-lain.
3. Media Arisan Gambar
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang dipergunakan
untuk membantu suatu proses belajar mengajar untuk menyampaikan
24
38
sebuah pesan yang akan disampaikan guru kepada peserta didiknya.
sehingga sebuah media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
dapat terjadi dan dapat memungkinkan peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
Membeli atau membuat sebuah media pembelajaran haruslah ada
kolaborasi yang erat dengan materi yang akan diajarkan agar siswa
mudah untuk menangkap pesan yang disampaikan guru, dan jika
seorang guru membuat media itu sendiri atau membeli pilih dan buatlah
media yang tidak gampang rusak, tidak butuh biaya yang banyak, malah
bagus jika media dibuat oleh guru dengan menggunakan barang bekas.
Media arisan gambar ini adalah sebuah media yang sengaja dibuat
untuk memberikan nuansa yang berbeda saat proses belajar mengajar
berlangsung, media ini juga bertujuan agar siswa semangat saat
menerima pelajaran Bahasa Indonesia terutama pada materi menulis
puisi. Sebenarnya media ini bisa digunakan untuk mata pelajaran yang
lainnya juga jadi media arisan gambar tidak hanya digunakan untuk
pelajaran Bahasa Indonesia saja tetapi bisa juga untuk mata pelajaran
yang lainnya.
4. Tujuan Media Arisan Gambar
Tujuan dari media arisan gambar ini adalah untuk memberikan
39
biasanya belajar hanya dengan melihat buku saja dan membaca.
Dimaksudkan dengan adanya media ini siswa tidak merasa bosan lagi
dan lebih semangat saat mengikuti pembelajaran yang sedang
berlangsung.25
5. Keunggulan dan Kelemahan Media Arisan Gambar
a. Keunggulan26
1) Menarik karena media ini menggunakan gambar hewan yang
lucu
2) Dapat menambahkan semangat siswa saat belajar karena dalam
media ini tersimpan banyak manfaat mengenai materi yang
akan disampaikan.
3) Siswa dapat belajar sambil bermain dengan menggunakan
media ini
4) Menumbuhkan sikap yang aktif pada diri siswa
5) Menambahkan semangat baru saat proses pembelajaran
berlangsung
6) Selain itu media ini bahannya ada yang berasal dari barang
bekas
7) Tidak hanya digunakan untuk pelajaran bahasa Indonesia saja.
bisa juga digunakan untuk semua mata pelajaran.
25
Asfah Rahman, Media Pembelajaran, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal 90
26
40
b. Kelemahan
1) Guru yang kurang memahami tentang teknik-teknik
penyampaian pelajaran dengan menggunakan media arisan
gambar, dapat menyebabkan murid cepat bosan.
2) Jika tidak digunakan dengan hati-hati, peserta didik akan lebih
tertarik pada gambar-gambar kartun, bukan pada materi yang
disampaikan guru.
6. Aplikasi Media Arisan Gambar
Langkah-langkah penggunaan media arisan gambar pada materi menulis
puisi sebagai berikut :27
a. Guru menyiapkan sebuah amplop yang berisi gambar
b. Guru membuka amplop pertama yang berisi gambar kupu-kupu
c. Guru menunjukan contoh menulis puisi menggunakan media gambar
d. Setelah dibagi kelompok guru membagikan amplop berisi gambar
hewan kepada setiap kelompok.
e. Peserta didik berdiskusi menulis puisi sesuai gambar yang didapat
f. Peserta didik membacakan hasil puisi yang mereka buat.
27
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). dengan sifat kolaboratif, yakni dengan melibatkan
beberapa pihak. Dimana dalam penelitian ini peneliti ikut terjun langsung
dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung.1
Rapoport mengartikan Penelitian Tindakan Kelas untuk membantu seseorang
dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat
dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam
kerangka etika yang disepakati bersama. Sedangkan Kemmis menjelaskan
bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuirireflektif yang di
lakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk
pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :
a. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka
b. Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini
c. Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.2
Enbutt mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik
dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
1
Kaelan. Penelitian Tindakan Kelas(Bandung:PT.Pustaka,2007), hal 14-15
2
42
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Sedangkan
Elliot melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial
dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial.
Menurut Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK
dengan memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas :
a. Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek,
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik.
b. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.3
Berdasarkan pemahaman tiga kata kunci tersebut dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
3
43
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru,
oleh guru besama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah
bimbingan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pendidikan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model kurt
lewin secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat
perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kurt Lewin
menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan,
pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu
ancang-ancang pemecahan.4
Desain model Kurt Lewin ini pada hakekatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat
untaian yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas III MI Darussalam Tulangan Sidoarjo
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti memilih sekolah MI
Darussalam Tulangan Sidoarjo karena pada sekolah tersebut terdapat
4
44
masalah yaitu rendahnya kemampuan menulis puisi materi menulis puisi
pada kelas III
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap, pra
siklus pada tanggal 05 Mei 2015, siklus I pada tanggal 18 Mei 2015, dan
siklus II pada tanggal 25 Mei 2015
3. Subyek penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Darussalam Tulangan Sidoarjo tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah 26
siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Tabel 3.1
Nama Siswa Kelas III MI Darussalam
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Arini Nur Cholifah Perempuan
2. Bagas Aditya Saputra Laki-laki
3. Baits Hasan Mubarok Laki-laki
4. Lailatul Zulfah Perempuan
5. M. Afton Virdiansyah Laki-laki
6. M. Darwin Saputra Laki-laki
7. M. Fadil Laki-laki
8. M. Galang Ainul Yaqin Laki-laki
9. M. Kholili Laki-laki
10. M. Masruri Efendy Laki-laki
11. M. Nasruddin Albani Laki-laki
12. M. Nur Ibad Laki-laki
13. M. Tanwirul Ulum Raditya Laki-laki
14. M. Surya Prakoso Laki-laki
15. Mutiara Izza Arosyid Perempuan
16. Miftakhul Ulum Laki-laki
45
18. Nuke Putri Amelia Perempuan
19. Revalina Andien A Perempuan
20. Riska Santi Darwis Perempuan
21. Salina Akhila Yasmin Perempuan
22. Siti Azizatul Adinda Perempuan
23. Syihabuddin Abu fald Ahmad Laki-laki
24. Wahyu Putra Satria S Laki-laki
25. Winda Dwi Susanti Perempuan
26. Febria Wulandari Perempuan
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
kemampuan menulis puisi di kelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan
hasil observasi yang telah peneliti lakukan.
C. Variabel yang Diteliti
Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan
kemampuan menulis dengan menerapkan media arisan gambar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis puisi kelas III. Di samping
variabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :
1) Variabel input : siswa kelas III MI Darussalam Tulangan Sidoarjo
2) Variabel Proses : penerapan media arisan gambar
3) Variabel output : kemampuan menulis puisi materi menulis puisi
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III semester II MI
Darussalam Tulangan Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak.
Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kemampuan
menulis dikelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi
46
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan model alur PTK seperti tabel berikut :
Dst
Gambar 3.1 model Kurt Lewin
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan
adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan
memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai yang diinginkan
peneliti tercapai.
Siklus ini dimulai dengan:
Perenncanaan (planning) Refleksi
(reflecting
Tindakan (acting)
Siklus I
Observasi (observating)
Siklus II
Perencanaan ulang Identifikasi
47
1. Pra Siklus
Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah
mengidentifikasi masalah dengan melakukan pengamatan, yakni:
a. Wawancara terhadap kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia kelas
III.
b. Pengamatan proses kegiatan pembelajaran pada kelas III.
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses
pembelajaran menulis dengan menerapkan media arisan gambar.
Lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3) Membuat lembar kerja siswa untuk menuntun siswa dalam
menggunakan media arisan gambar
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
setelah menerapkan media arisan gambar
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual,
48
1. Tahap Pertama
a) Membuat rencana pembelajaran
b) Menyiapkan materi pelajaran
c) Menyiapkan media pembelajaran menyiapkan alat pengumpulan
data
2. Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengajak
peserta didik untuk membaca basmalah, berdo’a dan membaca
asmaul husna bersama-sama, dan mengabsensi kehadiran peserta
didik.
b) Guru memberikan motivasi peserta didik berupa tepuk semangat.
Jika guru bersorak “tepuk semangat” peserta didik menjawab
sambil bertepuk tangan "prok prok prok” Se prok prok prok” Ma
“prok prok prok” Ngat,, “prok prok prok” SE,,, MANGAT. Ok ok
YESS!!!
c) Apersepsi : Guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik
“anak-anak pernahkah kalian membaca puisi? Apakah kalian
sudah pernah mengikuti lomba membaca puisi?
d) Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Kegiatan inti
49
(1) Apakah yang dimaksud dengan puisi?
(2) Sebutkan jenis-jenis puisi ?
(3) Siapakah yang berani maju ke depan kelas untuk
membacakan sebuah puisi di buku LKS halaman 55?
b) Kemudian guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok,
dengan cara berhitung 1-6 dan seterusnya sampai peserta didik
mendapat bagian kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 anak.
c) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilakukan siswa
d) Peserta didik berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing
e) Guru menyediakan amplop yang berisi gambar hewan
f) Perwakilan setiap kelompok maju ke depan untuk mengambil
amplop yang sudah disiapkan oleh guru
g) Guru menjelaskan bahwa setiap kelompok akan berdiskusi
membuat puisi sesuai gambar yang sudah didapat dalam amplop
h) Guru mencontohkan cara menulis puisi dengan menggunakan
media gambar yang berjudul “kupu-kupu”
i) Peserta didik mulai berdiskusi membuat puisi dengan
menggunakan media gambar pada LK yang sudah diberikan oleh
50
j) Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, kemudian tiap
kelompok menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk
membacakan hasil karya mereka di depan kelas.
k) Secara bergantian setiap perwakilan kelompok membacakan
puisi mereka masing-masing dan kelompok lainya mengomentari
karya temannya diiringi tepuk tangan.
4. Kegiatan penutup
a) Guru dan peserta didik bersama-sama mengevaluasi materi
tentang puisi
b) Dengan bimbingan guru, peserta didik memberikan kesimpulan
terkait materi menulis puisi
c) Guru mengumumkan juara 1 dan 2 mengenai materi menulis
puisi dan mengakhiri pelajaran bersama-sama dengan
mengucapkan hamdalah dan diakhiri dengan salam.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu kinerja guru dan
aktivitas siswa serta kemampuan menulis puisi selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media arisan gambar.
d. Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah : mencatat hasil
51
pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan
penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.
Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan
antara penelitian dan pengamatan untuk menemukan penyebab mencari
jalan pemecahannya. Dengan demikian diharapkan pada akhir siklus
tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.
3. Siklus II
a. Perencanaan
1)Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses
pembelajaran menulis dengan menerapkan media arisan gambar.
Lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
2) Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
3)Membuat lembar kerja siswa untuk menuntun siswa dalam
menggunakan media arisan gambar.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
setelah menerapkan media arisan gambar.
b. Pelaksanaan
1)Tahap Pertama
a) Membuat rencana pembelajaran