Oleh
Mata kuliah ini mengajarkan berbagai
konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial
terutama yang terkait dengan perspektif
sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,
psikologi sosial, hukum, administrasi
publik, dan pengembangannya (prospek)
POKOK BAHASAN
1.
Daftar Bacaan (Referensi)
2.
Konsep dan Teori
3.
Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial
4.
Awal Sejarah Perkembangan Teori
Ilmu-Ilmu Sosial
5.
Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial
6.
Permasalahan Sosial
8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial
10.Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu
Sosial
11.Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial
12.Paradigma Ilmu Sosial
13.Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial
Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik,
Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth Century, Cambridge, Polity Press.
Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius. Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari
Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali.
Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing World, Conception of Modernity, Cambridge,
Polity Press.
Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam
Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan
Postmodernisme menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kanius.
Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali.
Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra.
Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya .
Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas,
Yogyakarta, Kanisius.
Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama . Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali .
---,2003, Teori Sosial Post Modern, Yogyakarta, Kreasi Wacana.
Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi:
Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, RajaGrafindo Persada.
Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia
Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta, LP3ES
Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta, Bumi Aksara.
Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan, Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press.
---,2006, Ekonomi Politik Pembangunan
Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi:
Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar .
Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat
Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia
Pustaka Utama .
Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.
Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London-New Delhi, Sage Publications, Thousand
PENDAHULUAN
• BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL
• TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP
SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS) DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI
• BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI –
TEORI
APA ITU KONSEP ?
• MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA)
ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN
FENOMENA SOSIAL
• WACANA FENOMENA ALAMI,
MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –
NATURALISTIK (
NATURAL LAW
)
• WACANA FENOMENA SOSIAL,
KONSEP
• Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi
dan lokasi wilayah/geografi, kondisi
• Fenomena sosial, berkait dengan:
peristiwa ideologi, peristiwa politik,
peristiwa ekonomi, peristiwa sosial,
peristiwa budaya, dan peristiwa
pertahanan dan keamanan masyarakat
(IPOLEKSOSBUDHANKAM)
• Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang
banyak berkaitan dengan
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
1. Realita atau fenomena sosial
2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial
4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial
10.Fungsi sosial 11.Status sosial 12.Struktur sosial 13.Kebudayaan 14.Lembaga/Pranata sosial 15.Stratifikasi sosial
16.Kekuasaan dan otoritas sosial 17.Integrasi/solidaritas sosial
18.Konflik sosial
19.Sikap dan perilaku sosial
20.Penyimpangan/Patologi sosial 21.Nilai dan norma sosial
22.Sosialisasi dan akulturasi 23.Sistem sosial
24.Organisasi sosial
FUNGSI KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
• Memberikan penjelasan atau keterangan ttg sesuatu (explanasi)
• Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif) • Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif
dan komunikatif)
TUJUAN KONSEP DALAM
TEORI SOSIAL
• Sebagai reduksi atau refleksi dari
peristiwa, realita, gejala atau fenomena
sosial yang berisikan data dan
fakta-fakta sosial
• Untuk merumuskan kesepakatan
(komitmen) definisi, pengertian, istilah,
kata-kata, kalimat atau label-label dari
fenomena sosial sebagai
• Untuk merumuskan simbol-simbol,
kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan
kode-kode (
morse
) sebagai hasil
konstruksi kelompok tertentu yang
sifatnya lebih halus daripada peristiwa
dan konsep-konsep sosial yang
MANFAAT KONSEP
• Dengan konsep, manusia dapat
berkomunikasi dengan manusia lain dan
bahkan dengan machluk lain, karena
adanya kesamaan pemahaman (
mutual
understanding
) dan kesamaan
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU SOSIAL :
1. Realita atau fenomena sosial
2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial
4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial
10.Fungsi sosial 11.Status sosial 12.Struktur sosial 13.Kebudayaan 14.Lembaga/Pranata sosial 15.Stratifikasi sosial
16.Kekuasaan dan otoritas sosial 17.Integrasi/solidaritas sosial
18.Konflik sosial
19.Sikap dan perilaku sosial
20.Penyimpangan/Patologi sosial 21.Nilai dan norma sosial
22.Sosialisasi dan akulturasi 23.Sistem sosial
24.Organisasi sosial
PROSES KONSEP KE TEORI
Halus KODE
(Askripsi, Morse)
FORMULA
(dalil, rumus, stikma)
MITOS
(legenda, cerita)
SIMBOL (Bahasa)
KATAGORISASI (Teoritisasi) Kasar KONSEP (Istilah)
PERISTIWA, FENOMENA
Sensing, Persepsi dan Interpretasi
FOKUS PEMBELAJARAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala
Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing)
Definisi konsep (sbg knowledge)
Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem)
TEORI Non Uji Hipotesis (kualitatif)
Uji Hipotesis (kuantitatif)
Variabel dan Indikator
Definisi operasional
MEMAHAMI
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
• DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP)
• DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,
INFORMASI)
• PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI,
URAIAN, ANALISIS, SINTESA,
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU-ILMU SOSIAL (UMUM) Ilmu Politik/ Adm Ilmu Ekonomi Sosiologi Teori Politik/ Adm A - ZTeori Ekonomi A - Z
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
TEORI ILMU POLITIK/ADM
(KHUSUS)
TEORI ILMU EKONOMI (KHUSUS)
TEORI SOSIOLOGI
(KHUSUS)
Teori A - Z
Teori A - Z
TEORI
• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep
• Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan
• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial
• Teori sebagai alat untuk menyatakan
hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti
• Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan
• Teori merupakan hasil kesepakatan
• Teori memberikan pola bagi interpretasi
data
• Teori menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
• Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel memiliki arti dan
makna penting
• Teori memungkinkan interpretasi makna
yang lebih besar (siap pakai) daripada
hasil temuan yang diperoleh dari
PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL
• Adalah bagaimana memandang dan
memahami kenyataan kehidupan sosial
sebagai realita yang harus dihadapi
TUJUAN TEORI SOSIAL
• Untuk memberikan pengertian dan
pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial
• Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial
• Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial
• Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial
MANFAAT TEORI SOSIAL
• Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial
• Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati
• Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau
dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak),
aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan),
replikan (dapat di daur ulang), dan
INTENSITAS TEORI SOSIAL
• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan
normal (stabil), maka wacana teori
memiliki intensitas rendah, tetapi
aplikasinya tinggi
• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan
tidak normal (labil), maka wacana teori
STRUKTUR TEORI SOSIAL
GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)
MIDDLE RANGE THEORY/ MESO THEORY (Analisis Sebagian)
CASE/SUBSTANTIVE/ IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)
I
II
PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK
TEORI
IDEALISME
PRAGMATISME
METODOLOGI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial
• VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan
konsep dan teori-teori sosial
• INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari
METODE KRITIK TEORI
• Kejelasan
• Konsistensi
• Kecukupan Empiris
Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
IBNU KHALDUN
• IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)
• THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)
• JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH
SEKULARISME
(Nichollo Machiavelli)
• Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)
• Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah
individu dan wilayah spiritual (moral, teologi) • Sekularisme mengharamkan agama ikut andil
dalam mengatur kehidupan
• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia
AWAL SEJARAH
PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL
HUKUM TIGA TAHAP
(Law of Three Stages)
Bahwa sejarah umat manusia, baik secara
individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:
1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)
2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)
3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)
*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai
REAKSI TERHADAP FILSAFAT
POSITIVISME (ABAD KE 20)
1. Ketidakpuasan terhadap dominasi
positivisme, terutama terhadap
latarbelakangnya yang naturalistik dan
deterministik. Naturalisme dan
determinisme inilah yang dimasa lalu
telah mendorong berkembangnya
metafisika yang materialistik (kuantitatif),
dengan implikasinya yang luas dalam
2. Reaksi terhadap kenyataan semangat
kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak
sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri
3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum.
Selanjutnya, melahirkan upaya untuk
HUKUM ALAM
(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB
(Penanda)
AKIBAT (Yang ditandai)
HUKUM SOSIAL
(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB AKIBAT
Kausalitas
Makna
Input Output
Linear
Proses
MISKIN MALAS
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan Kultural Kemiskinan
DASAR PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
• INTUISI
• AGAMA
• RASIONAL
• EMPIRIS
Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte)
Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)
SUMBER PENGAMATAN DAN
PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN
• INTUISI
• AGAMA
• RASIONAL
• EMPIRIS
Aliran Positivistik - Naturalistik
Aliran Humanistik - Kulturalistik
Non-Empiris Non-Mainstream
Mainstream
Dunia Empiris/
Empirical World
:
Dunia manusia di mana bisa
dilakukan pengamatan, baik
dengan indera atau peralatan
yang dibuat manusia (
The worlds
Sains berkembang oleh:
Proses pengamatan manusia
secara sistematis &
Sains mengandung 2 hal pokok:
1. Istilah khas (konsep, jargon) yang
digunakan sains
2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang
Pengembangan sains umumnya
melalui proses kajian yang unsurnya
sbb :
Diamati fakta fakta baru disusun teori sesuai hasil dg jargonnyaditemukan adanya bukti benar-tidaknya kaitan antar fakta2 tersebut diperkirakan
kaitannya (hipotesis)
Perkembangan sains ditentukan oleh
Obyek yang diteliti
Ada 3 kelompok obyek sains
:
- Benda mati
Jika Obyeknya Benda mati
:
- Mudah ditemukan kaidahnya
- Sains di bidang ini, a.l.
Fisika, Kimia, Geologi,
Jika Obyek Makhluk Hidup
:
- Relatif lebih sulit ditemukan
kaidahnya dibanding dengan
jika obyeknya benda mati.
- Perkembangan misalnya:
biologi, zoologi, dan
Jika Obyeknya Individu &
Masyarakat
:
- Paling sulit menentukan kaidah-
kaidah empiriknya
- Perkembangan ilmu sosial seperti:
ekonomi, hukum, politik, dan
sosiologi
relatif lambat
- Sains sosial kadang disebut
berkembang pesat tapi kaidahnya
relatif kurang keakuratannya
Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat
maju dalam sains-teknologi
karena 3 hal
:
- Kerja manusianya yg
profesional Vs Amatiran
- Memegang kunci teknologi
MASALAH SOSIAL
• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan
5 W + 1 H (
what, why, who, where, when,
how
)
• Sesuatu yang mengandung
keragu-raguan dan ketidak pastian dalam
kehidupan masyarakat (
anomie
)
• Suatu kesenjangan (
gap
) antara sesuatu
yang seharusnya (
das sollen, teori
)
• Adanya kesenjangan (
gap
) antara teori
sosial dan praktek teori sosial
• Adanya sesuatu yang dianggap masih
kurang (
dis-distribution
)
• Adanya ketidakseimbangan (
dis-equity/dis-balance
)
• Adanya sesuatu yang dianggap tidak
cocok/tidak relevan (
defesiensi
)
• Masalah sosial ada yang bisa
terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa
terpecahkan (
social connatus
)
• Dalam penelitian sosial, permasalahan
MASALAH SOSIAL (UMUM)
• Kemiskinan
• Keadilan Sosial • Pemerataan
• Penataan Kelembagaan • Demokrasi
• Hak Azasi Manusia
• Supremasi dan Penegakan Hukum • Lingkungan Hidup
• Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika)
• Persamaan gender (egalitarian) • Kebebasan (the freedom)
• Pemberdayaan SDM (empowerment) • Terorisme dan Separatisme
• Aborsi dan Prostitusi
• Pornografi dan Pornoaksi
1. Tingginya jumlah pengangguran 2. Kesenjangan pembangunan
3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan) 4. Menurunnya kualitas SDA
5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan 6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik 7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan
8. Ancaman separatisme dan terorisme
9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi (konvensional, transnasional)
10. Rendahnya kemampuan Hankam 11. Kekerasan atas nama agama
RUMUSAN MASALAH
PERNYATAAN MASALAH (Problem Statement)
DEFINISI MASALAH (Problem Definition)
OPERASIONALISASI MASALAH
(Problem Operationalization) Dijawab dengan asumsi,
PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI
MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC)
PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK
NOMOTETIS:
•Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya •Ingin tahu hakekat bendanya •Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum •Sosiologi IDIOGRAFIS : •Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) •Memperhatikan hal yang khusus •Sosiografi
EKOLOGIS :
•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum)
•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai
suatu hasil
INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Sosiologi Antropologi Ilmu Politik Ilmu Hukum Psikologi Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Ekonomi Sumber:
KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL
(Dadang Supardan, 2008)
1. Sosiologi 2. Antropologi 3. Ilmu Geografi 4. Ilmu Sejarah 5. Ilmu Ekonomi 6. Psikologi
7. Ilmu Politik
8. Ilmu Administrasi (Dikti, 2010)
9. Ilmu Hukum (?)
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
NEGARA/PUBLIK (Public
Administration): Program Studi Ilmu
Administrasi Negara/Publik
2. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
NIAGA/ BISNIS (Business
PROGRAM STUDI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK
• Kebijakan Publik (S1,S2)
• Administrasi Pembangunan (S1)
• Administrasi Pemerintahan Daerah (S1) • Perencanaan Pembangunan (?)
• Administrasi Pendidikan (?) • Manajemen Publik (S2)
• Keuangan Daerah (S2)
• Perencanaan Pembangunan Daerah (S2)
PROGRAM STUDI ILMU
ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
• Manajemen Keuangan (S1)
• Manajemen Pemasaran (S1)
• Manajemen Sumber Daya Manusia (S1) • Manajemen Sistem Informasi (S1)
• Bisnis Internasional (?)
• Administrasi Perpajakan (?) • Kebijakan Bisnis (S2)
• Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2) • Pengembangan Sistem Informasi (S2)
PERSPEKTIF TEORI-TEORI
ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)
1. Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik
2. Desentralisasi Sumber daya Alam dan Kebijakan Publik
3. Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah 4. Environtmental Administration (termasuk
Kebijakan Publik untuk Pencegahan & Penanggulangan Bencana)
5. Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi Birokrasi
6. Gender dan Administrasi Publik
8. Hermeunetika Pembangunan
9. Hubungan Masyarakat, Negara dan Administrasi Publik
10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan Administrasi Publik
11. Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran Administrator Publik
12. Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses Demokratisasi
13. Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik 14. Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah
15.Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik
16.Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil 17.Pelayanan Publik Sibernetik
18.Pemerintahan Sibernetika
19.Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi (Administrative Culture)
21. Problematika Privatisasi Sektor Publik
22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil dan Pasar (good governance)
23. Proses Anggaran dan Administrasi Publik 24. Sinergi Problematika Hukum Administrasi
Publik/Kebijakan Publik/Kebijakan Pembangunan
25. Media dan Administrasi Publik 26. Terorisme & Administrasi Publik
KATEGORISASI TEORI SOSIAL
(William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)
1. Teori Diskriptif
2. Teori Pre-skriptif
3. Teori Normatif
4. Teori Asumtif
6. Teori Hubungan Manusia (Human
Relation)
7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion
making)
8. Teori Perilaku (Behavior)
KETERANGAN
1.
Teori diskriptif
menggambarkan apa-apa
yang nyata-nyata terjadi dilapangan
(memotret apa adanya)
2.
Teori pre-skriptif
menggambarkan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu
proses teori dan fenomena tertentu
3.
Teori normatif
pada dasarnya
mempersoalkan peranan suatu
4.
Teori asumtif
lebih memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk
memperbaiki suatu praktek dengan
memahami hakekat suatu fenomena yang
terjadi dalam lingkungannya
5.
Teori instrumental
bermaksud untuk
melakukan konseptualisasi mengenai
cara-cara memperbaiki suatu teknis
6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam
menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja
7. Teori pengambilan keputusan (decesion
making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi,
model liniar programming, model critical path
scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan
8.
Teori perilaku (behavior theory)
orientasi yang dikembangkan adalah
efesiensi dan sasaran dengan cara
mengintegrasikan komponen-komponen
anggota organisasi, struktur dan
prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku
lebih memahami pentingnya aspek dan
faktor manusia sebagai alat utama untuk
mencapai tujuan organisasi ( catatan :
teori perilaku ini juga sudah merupakan
9. Teori sistem
merupakan suatu cara
pendekatan yang memandang bahwa
setiap fenomena mempunyai berbagai
komponen yang saling berinteraksi satu
sama lain agar dapat bertahan hidup
(survival). Dalam sistem memiliki beberapa
unsur sistem antara lain : unsur
lingkungan, unsur masukan (input), unsur
pengelola (konversi/throught put), unsur
10. Teori kontingensi
sebagai
perkembangan dari teori sistem yang
dipersamakan dengan pendekatan
situasional yang mengakui adanya
dinamika dan kompleksitas antar
hubungan (interaksi sosial)
11. Teori deskriptif eksplanatori
menjelaskan keaneka ragaman isi yang
terkandung dalam fenomena lingkungan
nyata (cenderung ke metode content
PERBEDAAN ANTAR TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
• Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya dalam memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus, misal: 1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan
individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat
2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam
masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Ketiga ilmu tersebut sama-sama
membicarakan dan menelaah objek yang
sama yakni tingkahlaku manusia dalam
masyarakat, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok masyarakat
serta berbagai gejala-gejala sosial yang
• Walaupun membicarakan objek yang
sama, namun munculnya ketiga disiplin
ilmu tersebut didasarkan pada sudut
pandang (
point view
) yang berbeda
tentang tingkah laku manusia dengan
berbagai gejala-gejala sosial yang
ditimbulkannya
• Apabila ditelaah lebih mendalam,
sesungguhnya gejala yang muncul
kepermukaan didasarkan pada
“
kepentingan
” atau alasan yang saling
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
ILMU-ILMU SOSIAL
• Monodisipliner Teori Klasik
• Multidisipliner
• Interdisipliner Teori Modern
• Transdisipliner
I. PENDEKATAN MONODISIPLINER
Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos
Masalah Masalah Masalah
II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
Kesimpulan Gabungan (Konklusi)
Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos
Masalah
III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work
(Tim Ahli)
Masalah
Rencana Pendekatan Bersama
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan Politik
Pendekatan Sosiologi
IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER
• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme teori
• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap
ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi
dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)
ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi
V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER
• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu
ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun
substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks
• Tergolong Contemporary Theory (teori kontemporer)
SYARAT STUDI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial)
• Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang
menggambarkan hubungan sebab akibat/
kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus) • Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,
ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik) • Non-etik (tidak ada maksud menanyakan
KARAKTERISTIK TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
(Babbie, 1973)
• Logik
• Deterministik
• Umum
• Hemat
• Spesifik
• Dapat dibuktikan secara empirik
• Antar subyek (replikasi)
PENDEKATAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF :
• Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi
• Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan
manusia dengan kenyataan sosial
PENDEKATAN POSITIVISTIK :
• Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal • Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui
hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari
PENDEKATAN KRITIS :
• Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris
• Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang
mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia
RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya
berbicara tentang objek yang sama yaitu
masyarakat (kumpulan individu yang
bertempat tinggal pada suatu wilayah,
dalam waktu yang relatif lama dan terus
menerus)
• Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat
1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan
menemukan makna tentang: Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya
2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi,
kelompok dengan kelompok, kelompok
dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lain
3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat
4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan nilai dan
norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang dianggap bernilai
5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap
bermanfaat dan menguntungkan
6. Perubahan sosial: baik dalam artian
JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
• BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI):
dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan
tertentu, dan bersifat netral (taken for granted) • BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI):
berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan,
memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai
subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang
mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan
PERSPEKTIF
PERSPEKTIF
PERKEMBANGAN TEORI
PERKEMBANGAN TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA
BERKEMBANG DENGAN BAIK
JIKA PROFESIONALISME MENJADI
PROSES DAN TUJUANNYA DAN
TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET
TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL
(
Ignas Kleden, 1987)
• Teori Struktural Fungsional
(Konstruksionisme, Social Redudency)
• Teori Struktural – Historis (Struktural
Equilibrium)
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL
(KONSTRUKSIONISME)
• Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia
berdasarkan suatu sistem sosial yang
terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai
fungsi yang ada dalam suatu masyarakat,
yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status,
pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan
antara fungsi-fungsi sosial tersebut
dianggap sama dengan hubungan antara
fungsi-fungsi biologis dalam suatu
TEORI STRUKTURAL HISTORIS
• Dimana tingkah laku manusia
seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata
ekonomi dengan tekanan khusus, padahal
kenyataannya bahwa tingkah laku
manusia berhubungan langsung dengan
hubungan produksi yang melibatkannya
• Dengan demikian orang-orang yang
mempunyai akses terhadap faktor-faktor
produksi akan mempunyai bentuk tingkah
laku yang berbeda dari mereka yang tidak
memiliki akses tersebut
(
Hegel = Ide
---Action ---Sejarah
)
• Relasi produksi tersebut menimbulkan
klas-klas sosial dalam masyarakat, dan
tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih
dari masalah yang muncul dari
TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS
• Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku
manusia ditentukan oleh beberapa
PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX
ABAD XIX ABAD XX
• Teori klasik & modern • Data empirik
• Generalis-Praktisi • Proses teoritisasi • Uni Linear
• A – Historis
• Definisi tidak jelas
• Sebagai alat analisis (mean) • Untuk tujuan praktis dan memecahkan masalah (problem solving)
• Teori kontemporer • Konsep – Teoritik
• Teoritisi – Profesional
• Kepentingan Politik/Publik • Multi Linear
• Historis
• Definisi jelas
• Sebagai tujuan (end)
• Sebagai wilayah profesionalis untuk tujuan akademik
ANATOMI
ANATOMI
DAN
DAN
JENIS TEORI ILMU
JENIS TEORI ILMU
SOSIAL
ANATOMI TEORI SOSIAL
• KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas
(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
• MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori
•
KONTEMPORER
: teori hegemoni
(Gramsci), teori strukturasi (Giddens),
teori pilihan rasional (Elster), teori konflik
(Dahrendorf), teori post-modernism
KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER
• Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan agensi
• Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan
• Aktor atau agensi menurut pandangan
aliran ini adalah partisipan yang aktif
dalam mengkonstruksi kehidupan
sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan
atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan
manusia selalu mempunyai tujuan
• Sedangkan
struktur
, selain dapat
membatasi aktivitas manusia
(constraining
) tetapi juga memberikan
kebebasan bertindak (
enabling
) kepada
manusia
•
Dualitas struktur
melihat kekuasaan
sosial sebagai simuka janus (
the janus
face of power
) yang berfungsi sebagai
alat analisis kehidupan sosial yang
JENIS TEORI SOSIAL
•
TEORI SOSIAL MAKRO
: teori fungsional,
teori struktural , teori equilibrium, teori
konflik
•
TEORI SOSIAL MIKRO
: teori
fenomenologi, teori interaksionisme
PARADIGMA
PARADIGMA
(ILMU) SOSIAL
PARADIGMA
• Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat
sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu
• Setiap paradigma diandaikan otonom,
mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep
PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL
• Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian
paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam
masyarakat
• Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai
dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman,
Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan
MANFAAT PARADIGMA SOSIAL
• Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga
paradigma tersebut merupakan metode untuk memahami masalah dan kenyataan sosial
(penjelas realita)
• Sebagai peta metode (map method) kedudukan ilmu dan fungsinya
• Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan untuk melihat suatu realitas sosial dan masa
TIGA PARADIGMA SOSIAL
• Paradigma Fakta Sosial
FAKTA SOSIAL
(Emile Durkheim)
• Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan
sosial
• Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif • Pranata dan struktur sosial merupakan kunci
memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang
DEFINISI SOSIAL
(Max Weber)
• menyatakan bahwa problem kehidupan sosial
berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial
• Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama
• Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang
merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu
• Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial • Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap
PERILAKU SOSIAL
(BF. Skiner)
• memandang bahwa tata hubungan sosial adalah
merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon
• Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya • Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus
disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya
• Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut ganjaran atau hadiah (reward)
PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL
Paradigma 1 Normal Anomali
Krisis Revolusi Ilmu
Paradigma 2
MODEL
• Model lahir dari proposisi minor dan
proposisi mayor sebagai hasil temuan
penelitian empiris
• Replikasi atau refleksi dari realita
• Model ideal (hasil bacaan/
referency/
theoritical model
)
• Model yang senyatanya (
exsisting/ empiric
model
)
PETA TEORI
PETA TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
ILMU-ILMU SOSIAL
(Dadang Supardan, 2008)
SKETSA/PARAMETER TEORI
SKETSA/PARAMETER TEORI
SOSIAL (Tom Campbell, 1994)
SOSIAL (Tom Campbell, 1994)
1.
1.
Idealis - Materialis (Platoian,
Idealis - Materialis (Platoian,
Marxian)
Marxian)
2.
2.
Deskriptif - Normatif (Durkheimian,
Deskriptif - Normatif (Durkheimian,
Weberian)
Weberian)
3.
3.
Individualistis - Holistis (Hobbesian)
Individualistis - Holistis (Hobbesian)
4.4.
Konflik - Konsensus (Aristotelesian,
Konflik - Konsensus (Aristotelesian,
Marxian)
Marxian)
5.
5.
Positivis - Interpretatif (Comteian,
Positivis - Interpretatif (Comteian,
Weberian)
TEORI-TEORI SOSIOLOGI
• TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM -
TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial; Teori Sistem Sosial
• TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER • TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN
BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM F.OGBURN
• TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN
• TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS • TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” -
TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
• TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA - KLUCKHOHN
• TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALEL-KONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN
HARRIS
• TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS H.MORGAN
• TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC - TAYLOR DAN FRAZER
TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI
• TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS
• TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP
PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON
• TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH VON THUNEN
• TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS • TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA
TEORI-TEORI ILMU SEJARAH
• TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU KHALDUN
• TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL – GIAMBATTISTA VICO
• TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN – ARNOLD TOYNBEE
• TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN ROMEIN
• TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL • TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN
MASYARAKAT – KARL MARX
TEORI-TEORI ILMU EKONOMI
• TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM
SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas;
Keuntungan mendorong investasi;
Keuntungan cenderung menurun; Keadaan
stationer
• TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN
EKONOMI MODERNISASI -
• TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK
SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak
balik; Dampak sebar; Ketimpangan
regional; Dampak balik dan dampak
sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan
internasional; Perpindahan modal
• TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX
TEORI-TEORI PSIKOLOGI
• TEORI AGRESI PSIKOANALISIS –
SIGMUND FREUD
• TEORI DISONANSI KOGNITIF –
FESTINGER
• TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM
• TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR
BENTUK PEMETAAN TEORI
DALAM ILMU POLITIK
TEORI-TEORI ILMU POLITIK
• TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI
• TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN • TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS –
JOHN LOCKE
• TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON DE MONTESQUIEU
TERIMA KASIH
SEMOGA