• Tidak ada hasil yang ditemukan

TeoriIlmu IlmuSosial01 Pebr2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TeoriIlmu IlmuSosial01 Pebr2011"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

(2)

Mata kuliah ini mengajarkan berbagai

konsep dasar dan teori-teori ilmu sosial

terutama yang terkait dengan perspektif

sosiologi, antropologi, politik, ekonomi,

psikologi sosial, hukum, administrasi

publik, dan pengembangannya (prospek)

(3)

POKOK BAHASAN

1.

Daftar Bacaan (Referensi)

2.

Konsep dan Teori

3.

Memahami Teori Ilmu-Ilmu Sosial

4.

Awal Sejarah Perkembangan Teori

Ilmu-Ilmu Sosial

5.

Dasar Pengamatan Ilmu-Ilmu Sosial

6.

Permasalahan Sosial

(4)

8. Sifat Hubungan Antar Teori Ilmu-Ilmu

Sosial

9. Persyaratan Studi Teori Ilmu-Ilmu Sosial

10.Perspektif Perkembangan Teori Ilmu-Ilmu

Sosial

11.Anatomi dan Jenis Teori Ilmu Sosial

12.Paradigma Ilmu Sosial

13.Peta Teori Ilmu-Ilmu Sosial

(5)
(6)

Agger, Ben, 2007, Teori Sosial Kritis: Kritik,

Penerapan dan Implikasinya, Yogyakarta, Kreasi Wacana.

Baert, Patrick, 1998, Social Theory in the Twentieth Century, Cambridge, Polity Press.

Beilharz, Peter,2002, Teori-Teori Sosial: Observasi Kritis terhadap Para Filosof Terkemuka,

Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Campbell, Tom, 1994, Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian, Perbandingan, Yogyakarta, Kanisius. Craib, Ian, 1986, Teori-Teori Sosial Modern: Dari

Parson Sampai Habermas, Jakarta, Rajawali.

Delanty, Gerard, 1999, Social Theory in a Changing World, Conception of Modernity, Cambridge,

Polity Press.

(7)

Effendi, Sofian, dkk, 1996, Membangun Martabat Manusia: Peranan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam

Pembangunan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Giddens, Anthony, 2009, Problematika Utama dalam Teori Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Hardiman, F.Budi,1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik dan

Postmodernisme menurut Jurgen Habermas, Yogyakarta, Kanius.

Hoogvelt, Ankie MM, 1995, Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang, (Alimandan, Penyadur), Jakarta, Rajawali.

Jackson, Stevi dan Jackie Jones, 2009, Teori-Teori Feminis Kontemporer, Yogyakarta, Jalasutra.

(8)

Kuhn, Thomas,S, 2000, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, Bandung, Remaja Rosda Karya .

Lechte, John, 2001, 50 Filsuf Kontemporer: Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas,

Yogyakarta, Kanisius.

Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama . Ritzer, George, 2002, Sosiologi Ilmu Pengetahuan

Berparadigma Ganda, (Alimandan:Penyadur), Cetakan ketiga, Jakarta, Rajawali .

---,2003, Teori Sosial Post Modern, Yogyakarta, Kreasi Wacana.

(9)

Sanderson, Stephen.K, 2000, Makro Sosiologi:

Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial, Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Sindhunata, 1983, Dilema Usaha Manusia Rasional, Jakarta, Gramedia

Soedjatmoko, 1984, Dimensi Manusia dalam Pembangunan, Jakarta, LP3ES

Supardan, Dadang, 2008, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, Jakarta, Bumi Aksara.

Suryono, Agus,2004, Pengantar Teori Pembangunan, Malang, Universitas Negeri Malang, UM Press.

---,2006, Ekonomi Politik Pembangunan

(10)

Turner, Bryan, 2000, Teori-Teori Sosiologi:

Modernitas-Postmodernitas, Yogyakarta, Pustaka Pelajar .

Veeger, KJ, 1990, Realita Sosial, Refleksi Filsafat

Sosial Atas Hubungan Individu Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta,Gramedia

Pustaka Utama .

Wallace, Walter,L,1990, Metoda Logika Ilmu Sosial, Jakarta, Bumi Aksara.

Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociological Theory, London-New Delhi, Sage Publications, Thousand

(11)
(12)

PENDAHULUAN

• BERTEORI SOSIAL DIAWALI DENGAN KEMAMPUAN UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI KONSEP-KONSEP SOSIAL

• TEORI SOSIAL MERUPAKAN GABUNGAN ATAU KUMPULAN DARI KONSEP-KONSEP

SOSIAL YANG TELAH DIUJI KEBENARANNYA SECARA UMUM (OBYEKTIF, METODOLOGIS) DAN MEMILIKI SIFAT GENERALISASI

• BELAJAR TEORI SOSIAL BERBEDA DENGAN PRAKTEK TEORI SOSIAL (AKTUALISASI –

(13)

TEORI

(14)

APA ITU KONSEP ?

• MERUPAKAN GAMBARAN (WACANA)

ABSTRAK DARI FENOMENA ALAMI DAN

FENOMENA SOSIAL

• WACANA FENOMENA ALAMI,

MELAHIRKAN ALIRAN POSITIVISTIK –

NATURALISTIK (

NATURAL LAW

)

• WACANA FENOMENA SOSIAL,

(15)

KONSEP

• Fenomena alami, berkaitan dengan: posisi

dan lokasi wilayah/geografi, kondisi

(16)

• Fenomena sosial, berkait dengan:

peristiwa ideologi, peristiwa politik,

peristiwa ekonomi, peristiwa sosial,

peristiwa budaya, dan peristiwa

pertahanan dan keamanan masyarakat

(IPOLEKSOSBUDHANKAM)

• Ilmu sosial merupakan kajian-kajian yang

banyak berkaitan dengan

(17)

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :

1. Realita atau fenomena sosial

2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial

4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial

8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial

10.Fungsi sosial 11.Status sosial 12.Struktur sosial 13.Kebudayaan 14.Lembaga/Pranata sosial 15.Stratifikasi sosial

16.Kekuasaan dan otoritas sosial 17.Integrasi/solidaritas sosial

18.Konflik sosial

19.Sikap dan perilaku sosial

20.Penyimpangan/Patologi sosial 21.Nilai dan norma sosial

22.Sosialisasi dan akulturasi 23.Sistem sosial

24.Organisasi sosial

(18)

FUNGSI KONSEP DALAM

TEORI SOSIAL

• Memberi pengertian dan pemahaman ttg sesuatu (kognitif dan afektif atau

understanding)

• Memberikan penjelasan atau keterangan ttg sesuatu (explanasi)

• Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif) • Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif

dan komunikatif)

(19)

TUJUAN KONSEP DALAM

TEORI SOSIAL

• Sebagai reduksi atau refleksi dari

peristiwa, realita, gejala atau fenomena

sosial yang berisikan data dan

fakta-fakta sosial

• Untuk merumuskan kesepakatan

(komitmen) definisi, pengertian, istilah,

kata-kata, kalimat atau label-label dari

fenomena sosial sebagai

(20)

• Untuk merumuskan simbol-simbol,

kategorisasi, mitos, formula/dalil, dan

kode-kode (

morse

) sebagai hasil

konstruksi kelompok tertentu yang

sifatnya lebih halus daripada peristiwa

dan konsep-konsep sosial yang

(21)

MANFAAT KONSEP

• Dengan konsep, manusia dapat

berkomunikasi dengan manusia lain dan

bahkan dengan machluk lain, karena

adanya kesamaan pemahaman (

mutual

understanding

) dan kesamaan

(22)

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM

ILMU SOSIAL :

1. Realita atau fenomena sosial

2. Individu dan masyarakat 3. Interaksi sosial

4. Proses sosial 5. Kategori sosial 6. Kolektivitas sosial 7. Kelompok sosial

8. Posisi/kedudukan sosial 9. Peran sosial

10.Fungsi sosial 11.Status sosial 12.Struktur sosial 13.Kebudayaan 14.Lembaga/Pranata sosial 15.Stratifikasi sosial

16.Kekuasaan dan otoritas sosial 17.Integrasi/solidaritas sosial

18.Konflik sosial

19.Sikap dan perilaku sosial

20.Penyimpangan/Patologi sosial 21.Nilai dan norma sosial

22.Sosialisasi dan akulturasi 23.Sistem sosial

24.Organisasi sosial

(23)

PROSES KONSEP KE TEORI

Halus KODE

(Askripsi, Morse)

FORMULA

(dalil, rumus, stikma)

MITOS

(legenda, cerita)

SIMBOL (Bahasa)

KATAGORISASI (Teoritisasi) Kasar KONSEP (Istilah)

PERISTIWA, FENOMENA

Sensing, Persepsi dan Interpretasi

(24)

FOKUS PEMBELAJARAN

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

(25)

Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala

Proses dan kemampuan Penginderaan (sensing)

Definisi konsep (sbg knowledge)

Pembentukan proposisi (postulat/aksioma dan teorem)

TEORI Non Uji Hipotesis (kualitatif)

Uji Hipotesis (kuantitatif)

Variabel dan Indikator

Definisi operasional

(26)

MEMAHAMI

(27)

MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,

(28)
(29)
(30)

UNSUR-UNSUR TEORI

(Tom Campbell, 1994)

• DEFINISI/ TERMINOLOGI (KONSEP)

• DISKRIPTIP (EMPIRIS, FAKTA, DATA,

INFORMASI)

• PENJELASAN (EKSPLANASI, NARASI,

URAIAN, ANALISIS, SINTESA,

(31)

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

ILMU-ILMU SOSIAL (UMUM) Ilmu Politik/ Adm Ilmu Ekonomi Sosiologi Teori Politik/ Adm A - Z

Teori Ekonomi A - Z

(32)

TEORI-TEORI ILMU SOSIAL

TEORI ILMU POLITIK/ADM

(KHUSUS)

TEORI ILMU EKONOMI (KHUSUS)

TEORI SOSIOLOGI

(KHUSUS)

Teori A - Z

Teori A - Z

(33)

TEORI

• Serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu

fenomena sosial dan alami secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep

• Gabungan dari konsep-konsep yang telah diuji kebenarannya secara sistematis dan

(34)

• Teori adalah alat untuk memahami kenyataan atau realitas sosial

• Teori sebagai alat untuk menyatakan

hubungan sistematik antara fenomena atau gejala yang hendak diteliti

• Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu diuji pula di dalam kenyataan

• Teori merupakan hasil kesepakatan

(35)

• Teori memberikan pola bagi interpretasi

data

• Teori menghubungkan satu studi dengan

studi lainnya

• Teori menyajikan kerangka sehingga

konsep dan variabel memiliki arti dan

makna penting

• Teori memungkinkan interpretasi makna

yang lebih besar (siap pakai) daripada

hasil temuan yang diperoleh dari

(36)

PERSOALAN POKOK

TEORI SOSIAL

• Adalah bagaimana memandang dan

memahami kenyataan kehidupan sosial

sebagai realita yang harus dihadapi

(37)

TUJUAN TEORI SOSIAL

• Untuk memberikan pengertian dan

pemahaman (understanding) terhadap realita/fenomena sosial

• Untuk memberikan penjelasan (explanation) terhadap realita/fenomena sosial

• Untuk kepentingan prediksi atau peramalan (forcasting) terhadap fenomena-2 sosial

• Sebagai kritik dan pengawasan (control) terhadap perkembangan konsep dan teori-teori sosial

(38)

MANFAAT TEORI SOSIAL

• Sebagai alat (instrument) dalam menjelaskan realita/fenomena sosial

• Sebagai alat analisis (tools of analysis) terhadap fenomena sosial yang diamati

• Sebagai sarana atau upaya peneliti untuk melakukan konstruksi, rekonstruksi atau

dekonstruksi teori terhadap realita/ fenomena sosial yang diamati dengan persyaratan: relevan (cocok, layak),

aplikabel/manajebel (dapat dilaksanakan),

replikan (dapat di daur ulang), dan

(39)

INTENSITAS TEORI SOSIAL

• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan

normal (stabil), maka wacana teori

memiliki intensitas rendah, tetapi

aplikasinya tinggi

• Jika situasi dan kondisi dalam keadaan

tidak normal (labil), maka wacana teori

(40)

STRUKTUR TEORI SOSIAL

GRAND THEORY

(Analisis Menyeluruh)

MIDDLE RANGE THEORY/ MESO THEORY (Analisis Sebagian)

CASE/SUBSTANTIVE/ IDEOGRAFIS THEORY

(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)

I

II

(41)

PAHAM TEORI SOSIAL DALAM PRAKTEK

TEORI

IDEALISME

PRAGMATISME

(42)

METODOLOGI

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• HEURISTIK = Menghimpun jejak-jejak dan dokumen sejarah perkembangan teori sosial

• VERIFIKASI = Menguji kebenaran dari data dan informasi (referensi) tentang perkembangan

konsep dan teori-teori sosial

• INTERPRETASI = Melakukan penafsiran suatu peristiwa / pandangan realistis empiris dari

(43)

METODE KRITIK TEORI

• Kejelasan

• Konsistensi

• Kecukupan Empiris

(44)
(45)

Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat

IBNU KHALDUN

(46)

IL PRINCIPE (Politik Kekuasaan, 1513) atau RES PUBLICA (Kekuasaan Rakyat) dan DISCORSI (Politik Kerakyatan, 1519)

THE AIM JUSTIFY THE WAY (Tujuan menghalalkan cara)

• JADILAH SEKUAT SINGA, SEKALIGUS SELICIK RUBAH

(47)

SEKULARISME

(Nichollo Machiavelli)

• Sekularisme adalah ide dasar yang mengesampingkan peran agama dari pengaturan kehidupan (dunia)

• Sekularisme menuntun manusia untuk menempatkan agama hanya pada ranah

individu dan wilayah spiritual (moral, teologi) • Sekularisme mengharamkan agama ikut andil

dalam mengatur kehidupan

• Sekularisme mengajarkan bahwa manusia

(48)

AWAL SEJARAH

PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL

(49)

HUKUM TIGA TAHAP

(Law of Three Stages)

Bahwa sejarah umat manusia, baik secara

individual maupun secara kolektif, berkembang menurut tiga tahap, yaitu:

1. Tahap teologi atau fiktif (Mitologi)

2. Tahap metafisik atau abstrak (Ideologi)

3. Tahap positif atau ilmiah atau riel (Ilmu) *)

*)Tahap positif atau filsafat positivisme = sebagai

(50)

REAKSI TERHADAP FILSAFAT

POSITIVISME (ABAD KE 20)

1. Ketidakpuasan terhadap dominasi

positivisme, terutama terhadap

latarbelakangnya yang naturalistik dan

deterministik. Naturalisme dan

determinisme inilah yang dimasa lalu

telah mendorong berkembangnya

metafisika yang materialistik (kuantitatif),

dengan implikasinya yang luas dalam

(51)

2. Reaksi terhadap kenyataan semangat

kemajuan (progress) yang terjadi pada abad ke 20 sebagai akibat dari pengaruh pemikiran-pemikiran historis yang kuat, tetapi sekaligus juga membuktikan adanya ketidak

sinambungan (diskontinyuitas) di dalam perkembangan itu sendiri

3. Timbulnya reaksi terhadap pengertian istilah PERKEMBANGAN (linear Vs kontinuum) yang menjadi mitos masyarakat secara umum.

Selanjutnya, melahirkan upaya untuk

(52)

HUKUM ALAM

(POSITIVISTIK-NATURALISTIK) SEBAB

(Penanda)

AKIBAT (Yang ditandai)

HUKUM SOSIAL

(HUMANISTIK-KULTURALISTIK) SEBAB AKIBAT

Kausalitas

Makna

Input Output

Linear

Proses

(53)

MISKIN MALAS

Kemiskinan Struktural

Kemiskinan Kultural Kemiskinan

(54)
(55)

DASAR PENGAMATAN

ILMU-ILMU SOSIAL

• INTUISI

• AGAMA

• RASIONAL

• EMPIRIS

Aliran Positivistik – Naturalistik (Auguste Comte)

Aliran Humanistik – Kulturalistik (Ibnu Khaldun, Ibnu Roos, Ibnu Tamia)

(56)

SUMBER PENGAMATAN DAN

PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN

• INTUISI

• AGAMA

• RASIONAL

• EMPIRIS

Aliran Positivistik - Naturalistik

Aliran Humanistik - Kulturalistik

Non-Empiris Non-Mainstream

Mainstream

(57)

Dunia Empiris/

Empirical World

:

Dunia manusia di mana bisa

dilakukan pengamatan, baik

dengan indera atau peralatan

yang dibuat manusia (

The worlds

(58)

Sains berkembang oleh:

Proses pengamatan manusia

secara sistematis &

(59)

Sains mengandung 2 hal pokok:

1. Istilah khas (konsep, jargon) yang

digunakan sains

2. Kaidah-kaidah (teori, rumus) yang

(60)

Pengembangan sains umumnya

melalui proses kajian yang unsurnya

sbb :

Diamati fakta fakta baru disusun teori sesuai hasil dg jargonnya

ditemukan adanya bukti benar-tidaknya kaitan antar fakta2 tersebut diperkirakan

kaitannya (hipotesis)

(61)

Perkembangan sains ditentukan oleh

Obyek yang diteliti

Ada 3 kelompok obyek sains

:

- Benda mati

(62)

Jika Obyeknya Benda mati

:

- Mudah ditemukan kaidahnya

- Sains di bidang ini, a.l.

Fisika, Kimia, Geologi,

(63)

Jika Obyek Makhluk Hidup

:

- Relatif lebih sulit ditemukan

kaidahnya dibanding dengan

jika obyeknya benda mati.

- Perkembangan misalnya:

biologi, zoologi, dan

(64)

Jika Obyeknya Individu &

Masyarakat

:

- Paling sulit menentukan kaidah-

kaidah empiriknya

- Perkembangan ilmu sosial seperti:

ekonomi, hukum, politik, dan

sosiologi

relatif lambat

- Sains sosial kadang disebut

berkembang pesat tapi kaidahnya

relatif kurang keakuratannya

(65)

Dunia Barat (Eropa, Amerika) amat

maju dalam sains-teknologi

karena 3 hal

:

- Kerja manusianya yg

profesional Vs Amatiran

- Memegang kunci teknologi

(66)
(67)
(68)

MASALAH SOSIAL

• Sesuatu yang menimbulkan pertanyaan

5 W + 1 H (

what, why, who, where, when,

how

)

• Sesuatu yang mengandung

keragu-raguan dan ketidak pastian dalam

kehidupan masyarakat (

anomie

)

• Suatu kesenjangan (

gap

) antara sesuatu

yang seharusnya (

das sollen, teori

)

(69)

• Adanya kesenjangan (

gap

) antara teori

sosial dan praktek teori sosial

• Adanya sesuatu yang dianggap masih

kurang (

dis-distribution

)

• Adanya ketidakseimbangan (

dis-equity/dis-balance

)

• Adanya sesuatu yang dianggap tidak

cocok/tidak relevan (

defesiensi

)

(70)

• Masalah sosial ada yang bisa

terpecahkan dan ada pula yang tidak bisa

terpecahkan (

social connatus

)

• Dalam penelitian sosial, permasalahan

(71)

MASALAH SOSIAL (UMUM)

• Kemiskinan

• Keadilan Sosial • Pemerataan

• Penataan Kelembagaan • Demokrasi

• Hak Azasi Manusia

• Supremasi dan Penegakan Hukum • Lingkungan Hidup

(72)

• Penyalahgunaan Obat Terlarang (psikotropika)

• Persamaan gender (egalitarian) • Kebebasan (the freedom)

• Pemberdayaan SDM (empowerment) • Terorisme dan Separatisme

• Aborsi dan Prostitusi

• Pornografi dan Pornoaksi

(73)

1. Tingginya jumlah pengangguran 2. Kesenjangan pembangunan

3. Rendahnya kualitas SDM ((Pendidikan) 4. Menurunnya kualitas SDA

5. Rendahnya penegakan hukum dan keadilan 6. Rendahnya kualitas pelayanan kepada publik 7. Belum optimalnya fungsi kelembagaan

8. Ancaman separatisme dan terorisme

9. Tingginya tingkat kejahatan/kriminalitas/korupsi (konvensional, transnasional)

10. Rendahnya kemampuan Hankam 11. Kekerasan atas nama agama

(74)

RUMUSAN MASALAH

PERNYATAAN MASALAH (Problem Statement)

DEFINISI MASALAH (Problem Definition)

OPERASIONALISASI MASALAH

(Problem Operationalization) Dijawab dengan asumsi,

(75)

PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

MEMBANTU MEMPERJELAS MASALAH YANG DIHADAPI

MENGUMPULKAN DATA DAN FAKTA MENGANALISA DAN MENAFSIRKAN DATA MENGAJUKAN REKOMENDASI PEMECAHAN MASALAH MEMPELAJARI HALANGAN YANG MUNGKIN TERJADI MEMBERIKAN PENJELASAN

DAN MENDORONG KEGIATAN

MENANGGULANGI MASALAH

(76)
(77)

ILMU PENGETAHUAN (SCIENTIFIC)

PURE SCIENCE/TEORI APPLIED SCIENCE/PRAKTEK

NOMOTETIS:

•Memperhatikan bendanya dlm sifat keabstrakannya •Ingin tahu hakekat bendanya •Memperhatikan hal-hal yang bersifat umum •Sosiologi IDIOGRAFIS : •Memperhatikan bendanya dalam sifatnya yg konkrit, nyata (benar-benar terjadi dlm ruang dan waktu tertentu) •Memperhatikan hal yang khusus •Sosiografi

EKOLOGIS :

•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk menyesuaikan diri dari salah satu citanya (etika, hukum)

•Bagaimana seseorang harus berbuat untuk mencapai

suatu hasil

(78)

INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN Sosiologi Antropologi Ilmu Politik Ilmu Hukum Psikologi Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Ekonomi Sumber:

(79)

KATEGORI ILMU-ILMU SOSIAL

(Dadang Supardan, 2008)

1. Sosiologi 2. Antropologi 3. Ilmu Geografi 4. Ilmu Sejarah 5. Ilmu Ekonomi 6. Psikologi

7. Ilmu Politik

8. Ilmu Administrasi (Dikti, 2010)

9. Ilmu Hukum (?)

(80)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

1. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

NEGARA/PUBLIK (Public

Administration): Program Studi Ilmu

Administrasi Negara/Publik

2. JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

NIAGA/ BISNIS (Business

(81)

PROGRAM STUDI ILMU

ADMINISTRASI NEGARA/PUBLIK

Kebijakan Publik (S1,S2)

• Administrasi Pembangunan (S1)

• Administrasi Pemerintahan Daerah (S1) • Perencanaan Pembangunan (?)

• Administrasi Pendidikan (?) • Manajemen Publik (S2)

• Keuangan Daerah (S2)

Perencanaan Pembangunan Daerah (S2)

(82)

PROGRAM STUDI ILMU

ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

Manajemen Keuangan (S1)

• Manajemen Pemasaran (S1)

• Manajemen Sumber Daya Manusia (S1) • Manajemen Sistem Informasi (S1)

• Bisnis Internasional (?)

• Administrasi Perpajakan (?) • Kebijakan Bisnis (S2)

Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2)Pengembangan Sistem Informasi (S2)

(83)

PERSPEKTIF TEORI-TEORI

ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)

1. Desentralisasi Fiskal & Kebijakan Publik

2. Desentralisasi Sumber daya Alam dan Kebijakan Publik

3. Ekologi Administrasi Lokal dan Otonomi Daerah 4. Environtmental Administration (termasuk

Kebijakan Publik untuk Pencegahan & Penanggulangan Bencana)

5. Etika Administrasi Publik/Etika Birokrasi/Korupsi Birokrasi

6. Gender dan Administrasi Publik

(84)

8. Hermeunetika Pembangunan

9. Hubungan Masyarakat, Negara dan Administrasi Publik

10. Kelaparan/kemiskinan, Negara dan Administrasi Publik

11. Kemerosotan/diskresi Sektor Publik dan Peran Administrator Publik

12. Kepemimpinan Sektor Publik dan Proses Demokratisasi

13. Konflik Sosial dan Peran Administrasi Publik 14. Konflik Sosio-politik dan Peran Pemerintah

(85)

15.Konteks Politik dan Demokrasi Administrasi Publik

16.Pelayanan Publik dan Hak-hak Sipil 17.Pelayanan Publik Sibernetik

18.Pemerintahan Sibernetika

19.Perubahan Sosial dan Budaya Administrasi (Administrative Culture)

(86)

21. Problematika Privatisasi Sektor Publik

22. Problematika Relasi Negara, Masyarakat Sipil dan Pasar (good governance)

23. Proses Anggaran dan Administrasi Publik 24. Sinergi Problematika Hukum Administrasi

Publik/Kebijakan Publik/Kebijakan Pembangunan

25. Media dan Administrasi Publik 26. Terorisme & Administrasi Publik

(87)

KATEGORISASI TEORI SOSIAL

(William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen K.Bailey, 1986)

1. Teori Diskriptif

2. Teori Pre-skriptif

3. Teori Normatif

4. Teori Asumtif

(88)

6. Teori Hubungan Manusia (Human

Relation)

7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion

making)

8. Teori Perilaku (Behavior)

(89)

KETERANGAN

1.

Teori diskriptif

menggambarkan apa-apa

yang nyata-nyata terjadi dilapangan

(memotret apa adanya)

2.

Teori pre-skriptif

menggambarkan

perubahan-perubahan untuk melakukan

pembaharuan, koreksi dan perbaikan suatu

proses teori dan fenomena tertentu

3.

Teori normatif

pada dasarnya

mempersoalkan peranan suatu

(90)

4.

Teori asumtif

lebih memusatkan

perhatian pada usaha-usaha untuk

memperbaiki suatu praktek dengan

memahami hakekat suatu fenomena yang

terjadi dalam lingkungannya

5.

Teori instrumental

bermaksud untuk

melakukan konseptualisasi mengenai

cara-cara memperbaiki suatu teknis

(91)

6. Teori hubungan manusia (human relation theory) menitik beratkan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam

menentukan sikap, perilaku dan tindakan seseorang terutama dalam lingkungan kerja

7. Teori pengambilan keputusan (decesion

making theory) lebih mengkonsentrasikan diri pada analisa proses pengambilan keputusan, apakah mempergunakan model statistik, model optimasi, model informasi, model simulasi,

model liniar programming, model critical path

scheduling, model inventory, model site location, ataukah model resources allocation, dan

(92)

8.

Teori perilaku (behavior theory)

orientasi yang dikembangkan adalah

efesiensi dan sasaran dengan cara

mengintegrasikan komponen-komponen

anggota organisasi, struktur dan

prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku

lebih memahami pentingnya aspek dan

faktor manusia sebagai alat utama untuk

mencapai tujuan organisasi ( catatan :

teori perilaku ini juga sudah merupakan

(93)

9. Teori sistem

merupakan suatu cara

pendekatan yang memandang bahwa

setiap fenomena mempunyai berbagai

komponen yang saling berinteraksi satu

sama lain agar dapat bertahan hidup

(survival). Dalam sistem memiliki beberapa

unsur sistem antara lain : unsur

lingkungan, unsur masukan (input), unsur

pengelola (konversi/throught put), unsur

(94)

10. Teori kontingensi

sebagai

perkembangan dari teori sistem yang

dipersamakan dengan pendekatan

situasional yang mengakui adanya

dinamika dan kompleksitas antar

hubungan (interaksi sosial)

11. Teori deskriptif eksplanatori

menjelaskan keaneka ragaman isi yang

terkandung dalam fenomena lingkungan

nyata (cenderung ke metode content

(95)
(96)

PERBEDAAN ANTAR TEORI

ILMU-ILMU SOSIAL

• Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakannya dalam memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus, misal: 1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan

individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam

memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat

2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang, kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam

masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat

(97)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Ketiga ilmu tersebut sama-sama

membicarakan dan menelaah objek yang

sama yakni tingkahlaku manusia dalam

masyarakat, baik sebagai individu

maupun sebagai kelompok masyarakat

serta berbagai gejala-gejala sosial yang

(98)

• Walaupun membicarakan objek yang

sama, namun munculnya ketiga disiplin

ilmu tersebut didasarkan pada sudut

pandang (

point view

) yang berbeda

tentang tingkah laku manusia dengan

berbagai gejala-gejala sosial yang

ditimbulkannya

• Apabila ditelaah lebih mendalam,

sesungguhnya gejala yang muncul

kepermukaan didasarkan pada

kepentingan

” atau alasan yang saling

(99)

SIFAT HUBUNGAN ANTAR

ILMU-ILMU SOSIAL

• Monodisipliner Teori Klasik

• Multidisipliner

• Interdisipliner Teori Modern

• Transdisipliner

(100)

I. PENDEKATAN MONODISIPLINER

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah Masalah Masalah

(101)

II. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER

Kesimpulan Gabungan (Konklusi)

Kesimpulan IE Kesimpulan IP Kesimpulan Sos

Masalah

(102)

III. PENDEKATAN INTERDISIPLINER

KESIMPULAN KOMPREHENSIF Team Work

(Tim Ahli)

Masalah

Rencana Pendekatan Bersama

Pendekatan Ekonomi

Pendekatan Politik

Pendekatan Sosiologi

(103)

IV. PENDEKATAN TRANS-DISIPLINER

• Menghilangkan ethnocentrisme atau fanatisme teori

• Memiliki rasa skeptis (rendah hati) terhadap

ilmunya sendiri dengan mencari bantuan disiplin lain yang dianggap lebih mampu melengkapi

dan menyempurnakan ekspedisi (kajian)

ilmiahnya dalam memecahkan persoalan publik yang dihadapi

(104)

V. PENDEKATAN SUPRA DISIPLINER

• Pendekatan ilmu-ilmu sosial (contoh: ilmu

ekonomi politik) yang melampaui batas-batas disiplin berkait dengan masalah visi (konsep dan teori), presisi (metodologi), maupun

substansi kajian (studi kasus/fenomena) yang kompleks

• Tergolong Contemporary Theory (teori kontemporer)

(105)
(106)

SYARAT STUDI

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

Empirik (hasil pengamatan dan penalaran yang rasional dari realita sosial)

Teoritik (adanya kalimat ilmiah yang

menggambarkan hubungan sebab akibat/

kausal antar variabel/indikator-komponen/fokus) • Kumulatif (dibentuk, disusun berdasarkan teori,

ditambah, diperluas, disempurnakan dan dikritik) • Non-etik (tidak ada maksud menanyakan

(107)

KARAKTERISTIK TEORI

ILMU-ILMU SOSIAL

(Babbie, 1973)

• Logik

• Deterministik

• Umum

• Hemat

• Spesifik

• Dapat dibuktikan secara empirik

• Antar subyek (replikasi)

(108)

PENDEKATAN

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

PENDEKATAN INTERPRETATIF :

• Manusia sebagai subyek interpretatif dalam pembentukan dunia (konsep) sosial dengan melalui proses empathi

• Pendekatan ini cenderung statusquo, karena mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan

manusia dengan kenyataan sosial

PENDEKATAN POSITIVISTIK :

• Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal • Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui

hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari

(109)

PENDEKATAN KRITIS :

• Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris

• Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang

mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elit manusia yang menentukan arah tindakan manusia

(110)

RUANG LINGKUP

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya

berbicara tentang objek yang sama yaitu

masyarakat (kumpulan individu yang

bertempat tinggal pada suatu wilayah,

dalam waktu yang relatif lama dan terus

menerus)

• Kumpulan individu ini mempunyai

karakteristik tersendiri yang dapat

(111)

1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan

menemukan makna tentang: Persamaan dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya

2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi,

kelompok dengan kelompok, kelompok

dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lain

3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat

(112)

4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul sebagai akibat dari perbedaan nilai dan

norma, serta pemilikan atas barang-barang dan jasa yang dianggap bernilai

5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha memperebutkan nilai-nilai yang dianggap

bermanfaat dan menguntungkan

6. Perubahan sosial: baik dalam artian

(113)

JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

• BERCORAK LIBERAL (BEBAS NILAI):

dikarenakan ia tidak berusaha mempromosikan suatu cita-cita sosial, nilai-nilai kebajikan

tertentu, dan bersifat netral (taken for granted) • BERCORAK PERFEKSIONIS (TERIKAT NILAI):

berusaha mencari wahana dari cita-cita mengenai kebajikan, bersifat partisipan,

memperhatikan dan menghargai nilai-nilai objek yang diamati bahkan menjadikannya sebagai

subjek/aktor (Contoh: teori Marxisme yang

mencita-citakan masyarakat tanpa kelas, dan teori feminisme yang mencita-citakan

(114)

PERSPEKTIF

PERSPEKTIF

PERKEMBANGAN TEORI

PERKEMBANGAN TEORI

ILMU-ILMU SOSIAL

(115)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BISA

BERKEMBANG DENGAN BAIK

JIKA PROFESIONALISME MENJADI

PROSES DAN TUJUANNYA DAN

TIDAK TEROBSESI OLEH MARKET

(116)

TIGA PERSPEKTIF TEORI SOSIAL

(

Ignas Kleden, 1987)

• Teori Struktural Fungsional

(Konstruksionisme, Social Redudency)

• Teori Struktural – Historis (Struktural

Equilibrium)

(117)

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

(KONSTRUKSIONISME)

• Teori ini menjelaskan tingkah laku manusia

berdasarkan suatu sistem sosial yang

terbentuk oleh jaringan hubungan berbagai

fungsi yang ada dalam suatu masyarakat,

yaitu fungsi-fungsi seperti : peran, status,

pendapatan, pekerjaan dll. Hubungan

antara fungsi-fungsi sosial tersebut

dianggap sama dengan hubungan antara

fungsi-fungsi biologis dalam suatu

(118)

TEORI STRUKTURAL HISTORIS

• Dimana tingkah laku manusia

seakan-akan ditentukan hanya oleh pranata

ekonomi dengan tekanan khusus, padahal

kenyataannya bahwa tingkah laku

manusia berhubungan langsung dengan

hubungan produksi yang melibatkannya

(119)

• Dengan demikian orang-orang yang

mempunyai akses terhadap faktor-faktor

produksi akan mempunyai bentuk tingkah

laku yang berbeda dari mereka yang tidak

memiliki akses tersebut

(

Hegel = Ide

---Action ---Sejarah

)

• Relasi produksi tersebut menimbulkan

klas-klas sosial dalam masyarakat, dan

tingkah laku sosial sebetulnya tidak lebih

dari masalah yang muncul dari

(120)

TEORI STRUKTURAL A-HISTORIS

• Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku

manusia ditentukan oleh beberapa

(121)

PENGEMBANGAN TEORI SOSIAL ABAD XIX DAN ABAD XX

ABAD XIX ABAD XX

• Teori klasik & modern • Data empirik

• Generalis-Praktisi • Proses teoritisasi • Uni Linear

• A – Historis

• Definisi tidak jelas

• Sebagai alat analisis (mean) • Untuk tujuan praktis dan memecahkan masalah (problem solving)

• Teori kontemporer • Konsep – Teoritik

• Teoritisi – Profesional

• Kepentingan Politik/Publik • Multi Linear

• Historis

• Definisi jelas

• Sebagai tujuan (end)

• Sebagai wilayah profesionalis untuk tujuan akademik

(122)

ANATOMI

ANATOMI

DAN

DAN

JENIS TEORI ILMU

JENIS TEORI ILMU

SOSIAL

(123)

ANATOMI TEORI SOSIAL

KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan (Comte), teori siklus perubahan budaya (Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial

(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas

(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi (Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)

MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori interaksionisme simbolik (Mead), teori

(124)

KONTEMPORER

: teori hegemoni

(Gramsci), teori strukturasi (Giddens),

teori pilihan rasional (Elster), teori konflik

(Dahrendorf), teori post-modernism

(125)

KARAKTERISTIK TEORI

KONTEMPORER

• Teori kontemporer menjelaskan hubungan (aksi dan interrelasi) antara struktur dan agensi

• Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak memandang struktur dan agensi sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan

(126)

• Aktor atau agensi menurut pandangan

aliran ini adalah partisipan yang aktif

dalam mengkonstruksi kehidupan

sosial, setidak-tidaknya menjadi tuan

atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan

manusia selalu mempunyai tujuan

(127)

• Sedangkan

struktur

, selain dapat

membatasi aktivitas manusia

(constraining

) tetapi juga memberikan

kebebasan bertindak (

enabling

) kepada

manusia

Dualitas struktur

melihat kekuasaan

sosial sebagai simuka janus (

the janus

face of power

) yang berfungsi sebagai

alat analisis kehidupan sosial yang

(128)

JENIS TEORI SOSIAL

TEORI SOSIAL MAKRO

: teori fungsional,

teori struktural , teori equilibrium, teori

konflik

TEORI SOSIAL MIKRO

: teori

fenomenologi, teori interaksionisme

(129)

PARADIGMA

PARADIGMA

(ILMU) SOSIAL

(130)

PARADIGMA

• Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu persoalan yang didalamnya terdapat

sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu

• Setiap paradigma diandaikan otonom,

mandiri dan terpisah dengan paradigma yang lain (memiliki jargon, simbul dan konsep

(131)

PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL

• Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian

paradigma sebagai aliran utama pada umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial dalam

masyarakat

• Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx, Emile Durkheim dan Max Weber, sampai

dengan perkembangan pemikiran teoritis di zaman modern dan kontemporari seperti Karl Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman,

Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan

(132)

MANFAAT PARADIGMA SOSIAL

• Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga

paradigma tersebut merupakan metode untuk memahami masalah dan kenyataan sosial

(penjelas realita)

• Sebagai peta metode (map method) kedudukan ilmu dan fungsinya

• Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan untuk melihat suatu realitas sosial dan masa

(133)

TIGA PARADIGMA SOSIAL

• Paradigma Fakta Sosial

(134)

FAKTA SOSIAL

(Emile Durkheim)

• Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan

sosial

• Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif • Pranata dan struktur sosial merupakan kunci

memahami dan mengerti tindakan seseorang atau sekelompok orang

(135)

DEFINISI SOSIAL

(Max Weber)

• menyatakan bahwa problem kehidupan sosial

berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai pelaku kehidupan sosial

• Weber memandang bahwa tindakan individu adalah kunci kehidupan bersama

• Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan struktur adalah sesuatu yang impersonal yang

merupakan konsep rasional tindakan individu yang disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu

• Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial • Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap

(136)

PERILAKU SOSIAL

(BF. Skiner)

• memandang bahwa tata hubungan sosial adalah

merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni hubungan stimulus dan respon

• Dengan demikian tindakan manusia adalah tanggapan atau respon terhadap stimuli yang ditujukan kepadanya • Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus

disajikan kembali dan jika menyangkut suatu kebutuhan dan kepentingannya

• Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut ganjaran atau hadiah (reward)

(137)

PERJALANAN PARADIGMA SOSIAL

Paradigma 1 Normal Anomali

Krisis Revolusi Ilmu

Paradigma 2

(138)

MODEL

• Model lahir dari proposisi minor dan

proposisi mayor sebagai hasil temuan

penelitian empiris

• Replikasi atau refleksi dari realita

• Model ideal (hasil bacaan/

referency/

theoritical model

)

• Model yang senyatanya (

exsisting/ empiric

model

)

(139)

PETA TEORI

PETA TEORI

ILMU-ILMU SOSIAL

ILMU-ILMU SOSIAL

(Dadang Supardan, 2008)

(140)

SKETSA/PARAMETER TEORI

SKETSA/PARAMETER TEORI

SOSIAL (Tom Campbell, 1994)

SOSIAL (Tom Campbell, 1994)

1.

1.

Idealis - Materialis (Platoian,

Idealis - Materialis (Platoian,

Marxian)

Marxian)

2.

2.

Deskriptif - Normatif (Durkheimian,

Deskriptif - Normatif (Durkheimian,

Weberian)

Weberian)

3.

3.

Individualistis - Holistis (Hobbesian)

Individualistis - Holistis (Hobbesian)

4.

4.

Konflik - Konsensus (Aristotelesian,

Konflik - Konsensus (Aristotelesian,

Marxian)

Marxian)

5.

5.

Positivis - Interpretatif (Comteian,

Positivis - Interpretatif (Comteian,

Weberian)

(141)

TEORI-TEORI SOSIOLOGI

• TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN SISTEM -

TALCOT PARSONS: Teori Tindakan Sosial; Teori Sistem Sosial

• TEORI EVOLUSI SOSIAL HERBERT SPENCER • TEORI TEKNOLOGI DAN KETINGGALAN

BUDAYA (CULTURAL LAG) - WILLIAM F.OGBURN

• TEORI DRAMATURGI ERVING GOFFMAN

• TEORI STRUKTURASI - ANTHONY GIDDENS • TEORI GLOBALISASI “OF NOTHING” -

(142)

TEORI-TEORI ANTROPOLOGI

• TEORI ORIENTASI NILAI BUDAYA - KLUCKHOHN

• TEORI EVOLUSI SOSIOKULTURAL PARALEL-KONVERGEN-DIVERGEN SAHLINS DAN

HARRIS

• TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN LEWIS H.MORGAN

• TEORI EVOLUSI ANIMISME DAN MAGIC - TAYLOR DAN FRAZER

(143)

TEORI-TEORI ILMU GEOGRAFI

• TEORI LEDAKAN PENDUDUK - THOMAS ROBERT MALTHUS

• TEORI PENGARUH IKLIM TERHADAP

PERADABAN - ELLSWORT HUNTINGTON

• TEORI LOKASI LAHAN - JOHANN HEINRICH VON THUNEN

• TEORI KOTA KONSENTRIS – BURGESS • TEORI KONFLIK ANTAR SUKU BANGSA

(144)

TEORI-TEORI ILMU SEJARAH

• TEORI GERAK SIKLUS SEJARAH – IBNU KHALDUN

• TEORI DAUR KULTURAL SPIRAL – GIAMBATTISTA VICO

• TEORI TANTANGAN DAN TANGGAPAN – ARNOLD TOYNBEE

• TEORI DIALEKTIKA KEMAJUAN – JAN ROMEIN

• TEORI DESPOTISME TIMUR – WITTFOGEL • TEORI PERKEMBANGAN SEJARAH DAN

MASYARAKAT – KARL MARX

(145)

TEORI-TEORI ILMU EKONOMI

• TEORI EKONOMI KLASIK – ADAM

SMITH: Kebijaksanaan pasar bebas;

Keuntungan mendorong investasi;

Keuntungan cenderung menurun; Keadaan

stationer

• TEORI TAHAPAN PERTUMBUHAN

EKONOMI MODERNISASI -

(146)

• TEORI DAMPAK BALIK DAN DAMPAK

SEBAR – GUNNARD MYRDAL: Dampak

balik; Dampak sebar; Ketimpangan

regional; Dampak balik dan dampak

sebar; Peranan pemerintah; Ketimpangan

internasional; Perpindahan modal

• TEORI NILAI SURPLUS – KARL MARX

(147)

TEORI-TEORI PSIKOLOGI

• TEORI AGRESI PSIKOANALISIS –

SIGMUND FREUD

• TEORI DISONANSI KOGNITIF –

FESTINGER

• TEORI KEPRIBADIAN – ERICH FROMM

• TEORI DEPRIVASI RELATIF – GURR

(148)

BENTUK PEMETAAN TEORI

DALAM ILMU POLITIK

(149)

TEORI-TEORI ILMU POLITIK

• TEORI POLITIK KEKUASAAN – NICCOLO MACHIAVELLI

• TEORI NEGARA BERDAULAT – JEAN BODIN • TEORI KEKUASAAN NEGARA TERBATAS –

JOHN LOCKE

• TEORI PEMISAHAN KEKUASAAN – BARON DE MONTESQUIEU

(150)

TERIMA KASIH

SEMOGA

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penulis mengambil objek penelitian yang paling banyak terjadi kasus pembuangan sampah plastik yang terdapatdi Cidahu Sukabumi yaitu karena kurangnya tempat

1. Lulusan dari SMA Negeri I Tukdana baru dilihat dari segi kognitif belum merupakan hasil nilai secara keseluruhan yaitu kognitif psikomotor dan efektif sesuai dengan

Bahan yang digunakan adalah akuades, ekstrak kunyit, kunyit putih, temulawak, temuireng, bakteri Escherichia coli dan media uji1. antibakteri Mueller Hinton Agar

its valence shell; a chemical bond formed by sharing electrons is called a covalent bond covalent bond.. Bonds may be partially ionic or partially covalent; these bonds are

Pengujian Identitas Dosen  Tekan Form Identitas  Masukkan data diri  Tekan tombol Simpan A.2.2 Butir Pengujian Manajemen Identitas. Pengujian Identitas Dosen  Tekan

Efek dari komunikasi persuasi merupakan sebuah perubahan yang terjadi pada diri penyampai pesan sebagai sebuah akibat dan diterimanya pesan tersebut melalui proses komunikasi,

Berdasarkan permasalahan yang ada didalam lingkungan masyarakat diciptakan suatu aplikasi yang dapat membantu masyarakat untuk dapat mengenali penyakit pencernaan