DUKUNGAN PERBENIHAN
TANAMAN PERKEBUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENYEDIAAN BENIH UNGGUL
TANAMAN PERKEBUNAN
KATA PENGANTAR
Pedoman Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan tahun 2016 disusun sebagai acuan bagi daerah dalam pelaksanaan kegiatan perbenihan di daerah dengan Anggaran Dana Tugas Pembantuan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pedoman Teknis dibuat sehubungan dengan adanya perubahan nomenklatur organisasi pada Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015.
Materi pedoman teknis ini memuat berbagai informasi
tentang pelaksanaan kegiatan pembangunan,
p e m e l i h a r a a n , penilaian dan pemurnian kebun sumber benih tanaman perkebunan. Pedoman teknis ini perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang bersifat operasional dilapangan.
Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal Perkebunan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 7
C. Tujuan 8
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
9
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
9
B. Spesifikasi Teknis 12
III. PELAKSANAAN KEGIATAN 32
A. Ruang Lingkup 32
B. Pelaksana Kegiatan 39
C. Lokasi, Jenis dan Volume 43
D. Simpul Kritis 43
IV. PROSES PENGADAAN DAN
PENYALURAN BARANG
45
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
46
VI. MONITORING DAN EVALUASI DAN
PELAPORAN
48
VII. PEMBIAYAAN 51
VIII. PENUTUP 52
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Penyediaan Benih Unggul
Tanaman Perkebunan Tahun 2016
53
2. Laporan Perkembangan Kegiatan Perbenihan Tanaman Perkebunan Tahun 2016
67
3. Monitoring Evaluasi 68
4. Laporan Perkembangan Kegiatan 69
5. Rencana Kerja Kegiatan 70
6 Laporan Realisasi Kinerja Kegiatan 71
7 Laporan Pelaksanaan Fisik
Lapangan Kegiatan Perbenihan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Upaya guna meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan salah
satunya adalah diawali dengan
penggunaan benih unggul bermutu, didukung dengan penggunaan sarana produksi yang tepat sesuai rekomendasi, dan penerapan sistem manajemen usaha tani yang sesuai. Kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan dilaksanakan mengacu kepada : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014
tentang Perkebunan;
2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Direktorat Jenderal
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50/Permentan/KB.020/9/2015 tentang
Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan; 4. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
321/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)
5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
322/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.);
6. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 324Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Aren
(Arenga pinnata, Merr.);
7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
327/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.);
8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
328/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
329/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Sagu (Metroxylon spp.);
10. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
330/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (BLANCO) Airy Shaw);
11. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
314/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) sebagaimana telah diubah dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 12/Kpts/KB.020/2/2016 tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan
Menteri Pertanian Nomor
314/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.);
12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
319/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
317/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze);
14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
318/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.);
15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
323/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kapas (Gossypium hirsutum);
16. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
325/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth);
17. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
326/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran
dan Pengawasan Benih Tanaman
Tembakau (Nicotiana tabacum L.);
18. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
316/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
19. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
320/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Pala (Myristica fragrans);
20. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
315/Kpts/KB.020/10/2015 tentang
Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran
dan Pengawasan Benih Tanaman
Cengkeh (Eugenia aromatica O.K.).
Penanganan pembangunan, pemeliharaan, penilaian dan pemurnian kebun sumber bahan tanam tanaman perkebunan selama ini terlaksana oleh suatu sistem pengelolaan,
terutama dalam aspek kelembagaan,
kebijakan dan tata hubungan kerja antar sub-sistem yang ada. Namun dengan adanya
perubahan dan penyempurnaan dalam
kebijakan kegiatan serta orientasi
pembangunan perkebunan, maka pengelolaan penanganan pembangunan dan pemeliharaan
kebun sumber bahan tanam tanaman
perkebunan perlu disesuaikan. Penyesuaian yang diperlukan terutama terkait dengan upaya penyediaan benih unggul bermutu secara 6 (enam) tepat, yaitu tepat varietas/klon, jumlah, mutu, waktu, tempat/lokasi dan harga di tingkat pengguna dalam pengembangan
tanaman tahunan. Khusus untuk
pembangunan dan pemeliharaan kebun
dengan dukungan sistem perbenihan yang semakin mantap serta iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya industri perbenihan. Oleh karena itu, sistem perbenihan tanaman tahunan masih perlu
penanganan yang disesuaikan dengan
dinamika dan perkembangan tuntutan
konsumen, terutama pada sub-sistem
produksi dan distribusi, serta sertifikasi dan pengawasan mutu benih. Untuk sub-sistem lainnya, secara simultan juga perlu
diupayakan dukungan pengembangannya
agar antara semua sub- sistem yang ada dalam sistem perbenihan tersebut dapat saling mendukung dan bersinergi.
Untuk itu, maka pada tahun anggaran 2016, melalui dukungan APBN, baik untuk kegiatan di Pusat, maupun APBN Dekonsentrasi di Provinsi dan Tugas Pembantuan di Provinsi dan Kabupaten/ Kota, telah dialokasikan
dukungan pendanaan dalam rangka
pelaksanaan pembangunan dan
pemeliharaan kebun sumber bahan tanam tanaman perkebunan yang terkait dengan
pengembangan perbenihan tanaman
perkebunan.
Program dan kegiatan pada tahun anggaran 2016 pada prinsipnya merupakan kelanjutan
dari kegiatan perbenihan tanaman
dalam upaya mengembangkan sistem perbenihan t a n a m a n perkebunan yang
mampu mewujudkan percepatan
pembangunan perbenihan tanaman
perkebunan untuk menghasilkan dan
menyediakan benih unggul bermutu secara
berkesinambungan dengan memanfaatkan
potensi sumberdaya dalam negeri secara optimal.
Agar pelaksanaan kegiatan dimaksud sesuai dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai, maka perlu disusun Pedoman Teknis
Penyediaan Benih Unggul Tanaman
Perkebunan Tahun 2016. Pedoman ini
merupakan acuan umum bagi pelaksanaan kegiatan perbenihan tanaman perkebunan di Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang perlu dijabarkan lebih lanjut sesuai kondisi wilayah menjadi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang lebih operasional sebagai panduan bagi para pelaksana kegiatan tersebut.
B. Sasaran Nasional
Sasaran nasional pelaksanaan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan Tahun 2016 secara umum adalah :
1. Meningkatnya penyediaan benih unggul
bermutu tanaman perkebunan untuk
2. Tersedianya sumber benih tanaman
perkebunan disetiap wilayah
pengembangan perkebunan sesuai
kebutuhan.
C. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan tahun 2016 secara umum adalah:
1. Tersedianya benih unggul bermutu
tanaman perkebunan untuk mendukung Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Prinsip pendekatan pelaksanaan kegiatan
penyediaan benih unggul tanaman
perkebunan melalui pembangunan,
pemeliharaan, penilaian dan pemurnian kebun sumber benih tanaman perkebunan, secara rinci sebagai berikut :
1. Kegiatan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Tahunan dan Penyegar
Mengembangkan sumber benih unggul
bermutu tanaman perkebunan melalui
kegiatan pembangunan dan pemeliharaan
kebun sumber bahan tanam tanaman
perkebunan pada setiap wilayah
pengembangan perkebunan secara
proporsional dan berkelanjutan dengan memanfaatkan secara maksimal potensi sumber daya dalam negeri.
2. Kegiatan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Semusim
Dukungan penyediaan benih dalam
Pengembangan Tanaman Semusim dilakukan
dengan prinsip pendekatan
kontraktual/pelelangan terbatas (Belanja Barang Fisik lainnya untuk diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda). Beberapa prinsip
Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) :
1) Pembangunan Kebun Benih Datar
(KBD) dilakukan melalui swakelola oleh kelompok tani sasaran.
2) Khusus untuk pengadaan sarana
produksi selain benih dalam rangka pembangunan KBD mengacu pada Perppres No. 54/2010 jo Perppres No.
70/2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Kontrak
sarana produksi dalam rangka
pembangunan KBD sudah
ditandatangani paling lambat bulan Maret 2016.
3) Pada provinsi yang telah melaksanakan pembanguan Rintisan Kebun Benih Tebu (KBI) tahun 2015, maka benih
sumber untuk pembangunan KBD
adalah berasal dari kegiatan KBI bersertifikat tersebut secara cuma-cuma
(gratis) sampai dengan lokasi
pembangunan KBD.
4) Pembangunan KBD disesuaikan dengan ketersediaan benih KBI.
5) KBD dibangun paling lambat bulan Mei/Juni 2016.
surat keterangan dari kelompok tani yang membangun KBI yang menyatakan realisasi KBI dan jumlah benih yang diproduksi.
7) Benih yang dihasilkan dari KBD digunakan untuk KTG (bongkar ratoon dan perluasan) secara gratis sampai titik bagi/lokasi kegiatan bongkar ratoon dan perluasan dan pelaksanaannya tidak boleh melewati tahun 2016.
8) Kelompok tani dapat melakukan
kerjasama dengan pihak lain antara lain seperti PG, Puslitbangbun, Balittas, dan
P3GI dalam melaksanakan
pembangunan KBD.
9) Pengadaan sarana produksi sesuai dengan volume KBD yang dibangun.
10) Kelebihan benih dari hasil KBD:
a) Dimanfaatkan untuk kegiatan KTG (bongkar ratoon dan perluasan) kelompok tani lainnya (mandiri) secara swadaya.
b) Apabila tidak ada yang
3. Kegiatan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Rempah
Kegiatan dilaksanakan pada setiap wilayah
pengembangan perkebunan secara
proporsional dan berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya dalam negeri secara optimal, dengan prinsip pendekatan sebagai berikut :
a. Untuk pembangunan kebun benih tanaman
rempah dan penyegar lahan yang
digunakan diutamakan lahan milik
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota, lahan tersebut tidak dalam sengketa, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat.
b. Pemeliharaan kebun benih di lakukan pada kebun benih tanaman rempah dan penyegar yang telah dibangun dengan anggaran APBN pada tahun ke 2 dan tahun ke-3 setelah masa pembangunan.
c. Penilaian kebun benih melalui penilaian BPT untuk tanaman cengkeh, pala dan kayu manis dan diutamakan yang tersedia disekitar lokasi pengembangan dilokasi pengembangan.
B. Spesifikasi Teknis
1. Pembangunan dan Pemeliharaan Kebun Sumber Benih Tanaman Tahunan
a. Pembangunan Kebun Induk Tanaman
Kelapa
Pembangunan kebun induk tanaman
Kelapa Dalam dilaksanakan pada sentra pengembangan tanaman kelapa yang belum mempunyai kebun sumber benih atau untuk meningkatkan produksi benih unggul.
Pelaksana pembangunan kebun induk tanaman Kelapa adalah pengelola kebun benih milik Dinas yang membidangi perkebunan.
Pelaksanaan pembangunan kebun induk kelapa di lahan milik Pemda (bukan sewa), dapat digunakan selama kebun induk tersebut diperlukan, topografi datar,
dekat dengan lokasi pengembangan
tanaman kelapa dan dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 (empat).
Benih yang digunakan adalah benih kelapa siap tanam sesuai Standar Teknis dari varietas unggul (varietas yang telah
dilepas melalui Keputusan Menteri
Pertanian) dan bersertifikat.
dengan jarak tanam 9m x 9m x 9m segitiga sama sisi.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
322/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Kelapa
(Cocos nucifera L.).
b. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman
Kelapa
Kebun induk tanaman kelapa dapat
diberikan biaya pemeliharaan jika
dibangun dengan dana APBN dan
berdasarkan hasil penilaian oleh instansi
Dinas yang membidangi perkebunan
meliputi kondisi tanaman dan kondisi kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun induk tanaman kelapa.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
322/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Kelapa
c. Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pohon Induk Terpilih Tanaman Kelapa
Pelaksanaannya dilakukan oleh tim paling kurang bera sal dari unsur Direktorat
Jenderal Perkebunan, Pemulia
Tanaman Kelapa dan Pengawas
BenihTanaman.
Dari kegiatan ini diharapkan dapat dihasilkan sumber-sumber benih Kelapa Dalam berupa Blok Penghasil Tinggi
(BPT) Kelapa Dalam sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
322/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Kelapa
(Cocos nucifera L.)
d. Pembangunan Kebun Entres Tanaman Karet
Pembangunan kebun entres tanaman karet
dilaksanakan pada daerah-daerah
pengembangan tanaman karet yang
Pelaksanaan pembangunan kebun entres karet di lahan milik Pemda (bukan sewa), dan dapat digunakan selama kebun entres karet tersebut diperlukan, topografi datar, dekat dengan lokasi pengembangan tanaman karet dan dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 (empat).
Benih yang digunakan adalah benih karet okulasi siap tanam sesuai standar teknis dari Klon/varietas unggul (klon yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian) dan bersertifikat, yang berasal dari Pusat Penelitian Karet (Balai Penelitian Karet Sungei Putih/ Sembawa/ Getas).
Jumlah tanaman per hektar untuk kebun entres karet adalah 8.000 batang dengan jarak tanam 1m x 1m.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
328/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Mull).
e. Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Karet
penilaian kelayakan oleh instansi Dinas yang membidangi perkebunan, meliputi kondisi tanaman dan kondisi kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun entres tanaman karet.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
328/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Mull).
f. Pemurnian Kebun Entres Karet
Kebun entres yang dibangun dan dipelihara
dengan dana APBN pada tahun
sebelumnya diberikan biaya untuk
pelaksanaan pemurnian kebun entres karet. Kegiatan tersebut dilaksanakan jika berdasarkan hasil penilaian oleh instansi
Dinas yang membidangi perkebunan,
meliputi kondisi tanaman dan kondisi kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun entres tanaman karet.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
328/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Mull).
g. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete
Pembangunan kebun induk tanaman jambu
mete dilaksanakan pada sentra
pengembangan tanaman jambu mete yang mengalami kekurangan benih atau untuk meningkatkan produksi benih unggul.
Penetapan pelaksana pembangunan kebun
induk tanaman jambu mete adalah
pengelola kebun benih milik Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan pembangunan Kebun Induk Jambu Mete di lahan milik Pemda (bukan sewa), dapat digunakan selama kebun induk tanaman jambu mete tersebut diperlukan, topografi datar, dekat dengan lokasi pengembangan tanaman jambu mete dan dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 (empat).
Benih yang digunakan adalah benih jambu mete sambung pucuk (grafting) siap tanam sesuai standar teknis dari varietas unggul
(varietas yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian) dan bersertifikat.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
h. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete
Kebun induk tanaman jambu mete dapat
diberikan biaya pemeliharaan jika
dibangun dengan dana APBN dan
berdasarkan hasil penilaian oleh instansi Dinas yang membidangi perkebunan yang meliputi kondisi tanaman maupun kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun induk tanaman jambu mete.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
327/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.).
i. Pembangunan Kebun Induk Sagu
Pembangunan kebun induk tanaman
sagu dilaksanakan pada sentra
pengembangan tanaman sagu yang
mengalami kekurangan benih atau untuk meningkatkan produksi benih unggul.
Penetapan pelaksanaan pembangunan
kebun induk tanaman sagu diutamakan pengelola kebun benih milik Dinas yang membidangi perkebunan atau produsen benih yang mempunyai pengalaman dalam
pembangunan kebun induk tanaman
Pelaksanaan Pembangunan Kebun Induk Sagu di lahan milik pemda (bukan sewa), dapat digunakan selama kebun induk
tanaman sagu tersebut diperlukan,
topografi datar, dekat dengan lokasi pengembangan tanaman jambu mete dan dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 (empat).
Benih yang digunakan adalah benih sagu siap tanam dari varietas unggul (varietas yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian) dan bersertifikat.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
329/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman Sagu
(Metroxylon spp.).
j. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Aren
Kebun induk tanaman aren dapat diberikan biaya pemeliharaan jika dibangun dengan
dana APBN dan berdasarkan hasil
penilaian oleh instansi Dinas yang membidangi perkebunan yang meliputi kondisi tanaman maupun kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun induk tanaman aren.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Aren (Arenga pinnata, Merr.).
k. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kemiri Sunan
Kebun induk tanaman kemiri sunan dapat
diberikan biaya pemeliharaan jika
dibangun dengan dana APBN dan
berdasarkan hasil penilaian oleh instansi
Dinas yang membidangi perkebunan
yang meliputi kondisi tanaman maupun kebun masih layak untuk dilanjutkan sebagai kebun induk tanaman kemiri sunan.
Tatacara pelaksanaannya mengacu pada
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
330/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (BLANCO) Airy Shaw).
2. Pembangunan dan Pemeliharaan Kebun Sumber Benih Tanaman Penyegar
Secara umum spesifikasi teknis lokasi pembangunan dan pemeliharaan kebun benih tanaman rempah dan penyegar antara lain :
a. Lokasi datar dan mudah dijangkau untuk
memudahkan pemeliharaan dan
b. Kebun sumber benih diusahakan dekat dengan jalan, sumber air dan di areal lokasi pengembangan.
c. Lokasi Kebun benih harus diisolasi dari pertanaman sejenis lainnya minimal pada jarak 50 m agar kemurnian kebun benih terjaga.
d. Pemeliharaan Kebun Benih dapat dilakukan berdasarkan hasil penilaian secara teknis yang dilakukan oleh instansi teknis yang membidangi perkebunan mengenai kelayakan kebun
benih untuk dilanjutkan
pemeliharaannya.
e. Persyaratan teknis mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/KB.020/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman
Perkebunan dan peraturan pendukung turunannya yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
3. Pembangunan dan Pemeliharaan Kebun Sumber Benih Tanaman Rempah
Secara umum spesifikasi teknis lokasi pembangunan dan pemeliharaan kebun benih tanaman rempah antara lain :
a. Lokasi datar dan mudah dijangkau untuk
memudahkan pemeliharaan dan
b. Kebun sumber benih diusahakan dekat dengan jalan, sumber air dan di areal lokasi pengembangan.
c. Lokasi Kebun benih harus diisolasi dari pertanaman sejenis lainnya minimal pada jarak 50 m agar kemurnian kebun benih terjaga.
d. Pemeliharaan Kebun Benih dapat dilakukan berdasarkan hasil penilaian secara teknis yang dilakukan oleh instansi teknis yang membidangi perkebunan mengenai kelayakan kebun
benih untuk dilanjutkan
pemeliharaannya.
Persyaratan teknis penilaian kebun benih untuk penilaian BPT tanaman cengkeh, pala dan kayu manis antara lain:
a. Penilaian BPT Tanaman Cengkeh
Kebun cengkeh yang akan dinilai sebagai BPT adalah kebun produksi milik petani/Dinas yang secara teknis layak,dengan persyaratan lokasi kebun BPT adalah:
Sumber bahan tanam berasal dari populasi cengkeh BPT yang telah memenuhi syarat sebagai sumber benih.
Umur Tanaman ideal antara 15-40 tahun.
Tata cara pelaksanaan mengacu Keputusan Menteri Pertanian Nomor 315/Kpts/KB.020/10/2015 tentang Pedoman Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih
Tanaman Cengkeh (Eugenia
aromatica O.K.).
b. Penilaian BPT Tanaman Pala
Kebun pala yang akan dinilai sebagai BPT adalah kebun produksi milik petani/Dinas yang secara teknis layak. Secara umum persyaratan lokasi kebun BPT adalah:
Sumber bahan tanam berasal dari populasi pala BPT yang telah memenuhi syarat sebagai sumber benih.
Merupakan tanaman produktif dan bebas serangan hama dan penyakit.
Umur Tanaman diatas 15 tahun.
c. Penilaian BPT Tanaman Kayu Manis
Kebun kayu manis yang akan dinilai sebagai BPT adalah kebun produksi milik petani/Dinas yang secara teknis layak. Secara umum persyaratan lokasi kebun BPT adalah:
Sumber bahan tanam berasal dari populasi kayu manis BPT yang telah memenuhi syarat sebagai sumber benih.
Merupakan tanaman produktif dan bebas serangan hama dan penyakit.
Umur Tanaman antara 10 - 30 tahun.
Tata cara pelaksanaan mengacu Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 / Permentan / KB.020 / 9 / 2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan dan peraturan pendukung turunannya yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
e. Persyaratan teknis mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/KB.020/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Pengawasan Benih Tanaman
Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
4. Pembangunan dan Pemeliharaan Kebun Sumber Benih Tanaman Semusim
a. Pembangunan Kebun Benih Datar
(KBD)
1) Pembangunan KBD dilaksanakan pada lahan bukan bekas kebun tebu, lahan bebas OPT Endemi, akses menuju lokasi mudah dijangkau, sumber air tersedia, dan drainase baik. Apabila lahan terbatas KBD dapat dilakukan pada lahan eks tebu tahun 2014.
2) Pembangunan KBD menggunakan benih Kuljar atau konvensional bersertifikat.
3) Penanaman KBD harus sudah
dilaksanakan pada bulan Mei/Juni tahun 2016 atau disesuaikan dengan musim wilayah setempat. Benih KBD digunakan pada kegiatan bongkar ratoon dan perluasan tanaman tebu pola II (Oktober-Desember);
4) Varietas tebu yang digunakan adalah varietas sesuai dengan tipologi lahan
atau rekomendasi dari
5) Standar 1 (satu) ha KBD dapat memenuhi minimal 6 (enam) ha KTG. Berdasarkan hasil evaluasi jika hasil KBD dibawah standar karena force major (kekeringan/bencana alam), maka dibuat Berita Acara (BA) oleh
petani/kelompok tani yang
membangun KBD dengan diketahui oleh Tim Teknis Provinsi atau
Kabupaten/Kota, serta
petani/kelompok tani tidak
mempunyai kewajiban untuk
mengembalikan.
Rencana lokasi dan luas areal kegiatan
pembangunan KBD tahun 2016
sebagaimana tersaji dalam Lampiran 1.
b. Pembangunan Kebun Benih Sebar Nilam
1) Pembangunan kebun benih sebar nilam dilaksanakan sesuai dengan musim tanam setempat.
2) Benih nilam dapat berasal dari kebun benih sebar.
3) Pemilihan varietas untuk benih nilam disesuaikan dengan kondisi lahan dan
agroklimat agar mendapatkan
produksi dan produktivitas optimal. Varietas nilam yang telah dilepas oleh
Kementerian Pertanian adalah
Tapak Tuan, Patchoulina 1, dan Patchoulina 2.
4) Standar 1 (satu) ha kebun benih sebar menghasilkan benih minimal 8 ha.
Kegiatan pembangunan kebun benih sebar nilam pada Lampiran 1.
c.Pupuk
1) Penggunaan pupuk majemuk (an-organik) dengan formula yang terdiri dari unsur makro dan mikro, yang diimbangi dengan penggunaan pupuk organik.
2) Pupuk yang digunakan adalah pupuk non subsidi.
3) Apabila dosis pupuk yang dianjurkan tidak dapat dipenuhi dari APBN, maka kekurangannya dapat dipenuhi secara
swadaya oleh petani dengan
menggunakan pupuk subsidi.
4) Dosis pupuk untuk pembangunan kebun benih dapat disesuaikan dengan standar teknis budidaya kebun
benih atau sesuai dengan
d. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
1) Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
2) Bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan antara lain: biologi, agensia hayati, musuh alami yang telah terdaftar dan telah mendapat ijin dari Menteri Pertanian.
3) Bahan pengendalian OPT disesuaikan dengan jenis OPT dan tingkat serangan OPT
4) Pengendalian gulma dilaksanakan
dengan menggunakan herbisida
ramah lingkungan yang telah terdaftar dan telah mendapat ijin dari Menteri Pertanian.
e. Kriteria Teknis Calon Petani/Calon Lahan (CP/CL)
Spesifikasi teknis yang dibutuhkan dalam rangka pemilihan Calon Petani
dan Calon Lahan (CP/CL) untuk
kegiatan pembangunan KBD tebu dan kebun benih sebar nilam adalah sbb :
bukti sewa atau bukti garap yang diketahui oleh Kepala Desa setempat;
2) Lahan tidak bermasalah atau tidak dalam sengketa, lahan;
3) Tergabung dalam satu kelompok tani
sasaran berbasis tanaman
perkebunan;
4) Diusulkan sudah membentuk
kelompok tani berbasis tanaman semusim, belum pernah menerima bantuan pemerintah;
5) Petani pembangunan KBD dan kebun benih sebar nilam tergabung atau menjadi anggota koperasi.
6) Bagi Kelompok Tani yang belum membentuk koperasi berbasis tebu agar segera membentuk koperasi berbasis tanaman perkebunan yang berbadan hukum atau bergabung dengan koperasi berbasis tebu yang sudah ada;
7) Petani bersedia melaksanakan
budidaya kebun benih dengan
menerapkan GAP, yaitu penerapan budidaya yang baik dan benar.
8) Bersedia mengikuti petunjuk/
petani lainnya dalam wadah kelompok tani.
9) Penetapan petani/kelompok tani terpilih oleh KPA Satker Dinas Provinsi paling lambat triwulan ke satu
Tahun 2016, berdasarkan atas
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan, secara rinci sebagai berikut :
1. Kegiatan penyediaan benih unggul
tanaman tahunan
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan penyediaan benih unggul tanaman tahunan tahun 2016 meliputi:
a. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Kelapa
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan benih unggul tanaman kelapa maka perlu dilakukan pembangunan kebun induk tanaman kelapa. Ruang lingkup kegiatan pembangunan kebun induk tanaman kelapa meliputi persiapan lahan, pengadaan ajir, benih varietas unggul siap tanam, pupuk, obat-obatan dan alat pertanian kecil serta pelaksanaan penanaman.
b. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa
sumber benih tanaman kelapa. Ruang
lingkup kegiatan ini menyangkut
pengendalian OPT, penyulaman,
pemupukan, penyiangan, pengadaan
pupuk dan obat- obatan.
memenuhi standar dan selanjutnya ditetapkan sebagan pohon induk kelapa. Ruang lingkup kegiatan ini mencakup pemilihan calon BPT Kelapa, penilaian BPT kelapa, Penilaian Pohon Induk Terpilih Kelapa dan Penetapan BPT dan Pohon Induk Terpilih Kelapa sebagai kebun sumber benih kelapa oleh Direktur Jenderal Perkebunan.
d. Pembangunan Kebun Entres Tanaman Karet
e. Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Karet
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan eksistensi kebun entres
yang telah dibangun pada tahun
sebelumnya dari dana APBN agar tetap berfungsi sebagai kebun sumber benih tanaman karet. Ruang lingkup kegiatan ini meliputi: pemeliharaan, penyiangan,
pemupukan, pengendalian OPT,
pengadaan pupuk, obat-obatan dan alat pertanian kecil.
f. Pemurnian Kebun Entres Karet
Dalam rangka meningkatkan kualitas benih karet yang dihasilkan, maka perlu dilakukan Pemurnian Kebun Entres Karet. Ruang lingkup kegiatan Pemurnian Entres Karet meliputi inventarisasi kebun entres, penilaian kebun entres dan pemurnian kebun entres karet.
g. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete
obatan dan alat pertanian kecil serta pelaksanaan penanaman.
h. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan eksistensi kebun induk yang telah dibangun atau dipelihara pada tahun sebelumnya dari dana APBN agar tetap berfungsi sebagai kebun sumber benih. Ruang lingkup kegiatan ini
menyangkut pengendalian OPT,
pemotongan wiwilan, pemupukan,
penyiangan, pengadaan pupuk dan
obat- obatan.
i. Pembangunan Kebun Induk Sagu
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan benih unggul tanaman sagu maka perlu dilakukan pembangunan kebun induk tanaman sagu. Ruang lingkup kegiatan pembangunan kebun induk tanaman sagu meliputi persiapan lahan, pengadaan ajir, benih siap tanam varietas unggul, pupuk, obat-obatan dan alat pertanian kecil serta pelaksanaan penanaman.
j. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Aren
agar tetap berfungsi sebagai kebun sumber benih tanaman aren. Ruang
lingkup kegiatan ini menyangkut
pengendalian OPT, penyulaman,
pemupukan, penyiangan, pengadaan
pupuk dan obat- obatan.
k. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kemiri Sunan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan eksistensi kebun induk yang telah dibangun atau dipelihara pada tahun sebelumnya dari dana APBN agar tetap berfungsi sebagai kebun sumber benih tanaman kemiri sunan. Ruang lingkup kegiatan ini menyangkut
pengendalian OPT, penyulaman,
pemupukan, penyiangan, pengadaan
pupuk dan obat-obatan.
2. Kegiatan penyediaan benih unggul
tanaman penyegar
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan
penyediaan benih unggul tanaman
penyegar tahun 2016 meliputi :
a. Pembangunan kebun induk (KI) dan kebun entres (KE) kakao, KI kopi, KI Pinang dan KI Teh.
benih berasal dari benih unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. - Pelaksana pembangunan kebun benih
tanaman rempah dan penyegar adalah Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten/Kota.
- Lokasi pembangunan kebun benih harus dekat dengan jalan, sumber air dan di areal lokasi pengembangan. - Pembangunan kebun benih sesuai
spesifikasi teknis.
b. Pemeliharaan kebun benih yang
dibangun pada Tahun 2014 dan 2015
- Pemeliharaan KI/KE Kakao dan KI Kopi
- Kegiatan pemeliharaan kebun benih ini
dimaksudkan untuk menjaga
kesinambungan eksistensi KI dan KE yang telah dibangun sebelumnya dari dana APBN agar tetap berfungsi
sebagaimana tujuan
pembangunannya.
- Kegiatan pemeliharaan kebun benih ini menyangkut upah kerja pemeliharaan
kebun (pemupukan, pengendalian
3. Kegiatan penyediaan benih unggul tanaman semusim
Ruang lingkup penyediaan benih meliputi
tanaman semusim meliputi kegiatan
sebagai berikut :
a. Pembangunan KBD
b. Pembangunan Kebun Benih Sebar Nilam.
4. Kegiatan penyediaan benih unggul tanaman rempah
Ruang lingkup kegiatan penyediaan benih unggul tanaman rempah meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pembangunan Kebun Induk (KI)
cengkeh, KI pala dan KI lada.
- Bahan tanam yang akan digunakan untuk pembangunan kebun sumber benih berasal dari benih unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. - Pelaksana pembangunan kebun benih
tanaman rempah dan penyegar
adalah Dinas yang membidangi
perkebunan di Provinsi/Kabupaten/ Kota.
- Lokasi pembangunan kebun benih harus dekat dengan jalan, sumber air dan di areal lokasi pengembangan. - Pembangunan kebun benih sesuai
b. Kegiatan pemeliharaan kebun benih tanaman rempah meliputi :
- Pemeliharaan kebun benih yang dibangun pada Tahun 2014 dan 2015. - Pemeliharaan KI Lada, KI Cengkeh, KI
Pala dan KI Gambir.
- Kegiatan pemeliharaan kebun benih ini
dimaksudkan untuk menjaga
kesinambungan eksistensi KI dan KE yang telah dibangun sebelumnya dari dana APBN agar tetap berfungsi
sebagaimana tujuan
pembangunannya.
- Kegiatan pemeliharaan kebun benih ini menyangkut upah kerja pemeliharaan
kebun (pemupukan, pengendalian
OPT, dll) dan pengadaan sarana produksi.
c. Kegiatan penilaian kebun sumber bahan
tanam tanaman rempah meliputi
Penilaian BPT tanaman cengkeh,
Penilaian BPT tanaman pala dan Penilaian BPT tanaman kayu manis.
B. Pelaksana Kegiatan
1. Pusat (Ditjenbun)
a. Menyusun Pedoman Teknis
b. Melakukan sosialisasi ke Provinsi/
Kabupaten/Kota dalam rangka
menyamakan persepsi tentang
pelaksanaan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan.
c. Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan. d. Melakukan monitoring dan evaluasi e. Menyusun laporan akhir kegiatan
2. Provinsi
a. Menetapkan Tim Pembina dan
menyusun Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak)
b. Melakukan sosialisasi ke
Kabupaten/Kota dalam rangka
menyamakan persepsi tentang
pelaksanaan kegiatan penyediaan benih unggul.
c. Menetapkan Calon Lahan (CL) dan Memonitor penetapan CL
d. Menetapkan CP/CL berdasarkan usulan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan atau Tim Teknis Kabupaten/Kota;
pembinaan dan pengawalan kegiatan penyediaan benih unggul.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi g. Mengusulkan kebun benih yang telah
dinilai dan dianggap layak
h. Membuat Berita Acara (BA) Serah Terima Barang Milik Negara Pengadaan
Satker Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 248/PMK.07/2010 tanggal 27 Desember 2010.
i. Menyusun laporan perkembangan
kegiatan setiap bulan.
3. Kabupaten
a. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) b. Melakukan sosialisasi kepada Pemda
dan petugas/petani dalam rangka
menyamakan persepsi kegiatan
penyediaan benih unggul.
c. Melakukan penetapan petugas/petani (bila satker mandiri) atau mengusulkan petugas/petani yang akan melaksanakan kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan.
d. Apabila merupakan Satker Mandiri kegiatan pembangunan KI/KE, maka perlu melakukan konsultasi ke Puslit/Balit terkait.
penyediaan benih unggul tanaman perkebunan.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
untuk disampaikan ke Dinas Perkebunan Provinsi dan Pusat
Pelaksana kegiatan penilaian kebun benih tanaman perkebunan yaitu :
a. Pelaksanaan penilaian dilakukan oleh tim yang terdiri dari :
1) Direktorat Jenderal Perkebunan. 2) Pemulia Tanaman dari Puslit/Balit. 3) PBT yang berkedudukan di UPT
perbenihan provinsi atau bila tidak ada
dapat menggunakan PBT yang
berkedudukan di Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) atau PBT dari Direktorat Jenderal Perkebunan.
4) Pejabat pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang
menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang perbenihan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
b. Hasil penilaian oleh tim akan dijadikan dasar penetapan BPT sebagai sumber benih oleh Direktur Jenderal Perkebunan.
Nomor 50/Permentan/KB.020/ 9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran
dan Pengawasan Benih Tanaman
Perkebunan dan peraturan pendukung turunannya yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan
Penyediaan Benih Unggul Tanaman
Perkebunan Tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 1.
D. Simpul Kritis
Keberhasilan Penyediaan benih unggul tanaman perkebunan (tanaman tahunan, penyegar dan rempah) sangat dipengaruhi oleh:
1. Penetapan lokasi calon petani/calon lahan untuk pembangunan kebun induk/kebun entres oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi/Kabupaten/Kota. 2. Ketersediaan benih varietas unggul yang
akan ditanam.
3. Sertifikasi benih varietas unggul dan kualitas benih yang akan ditanam.
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Proses yang dilakukan untuk pengadaan dan penyaluran barang pelaksanaan pembangunan
kebun sumber bahan tanam tanaman
perkebunan (tanaman tahunan, penyegar dan rempah) yaitu :
A. Prosedur pengadaan mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang terakhir dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan.
B. Kontrak pengadaan diupayakan pada triwulan kesatu tahun 2016;
C. Penyaluran barang diberikan kepada pelaksana kegiatan yang telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas yang
membidangi perkebunan di Provinsi/
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan terhadap kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan dilakukan secara berkelanjutan oleh Dinas yang
membidangi perkebunan di Provinsi/
Kabupaten/Kota sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan dengan baik sesuai standar teknis. Disamping itu diperlukan dukungan APBD untuk pengawalan selain sarana dan prasarana kebun sumber benih lain antara lain seperti pagar dan rumah jaga.
Untuk meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan penyediaan benih unggul tanaman perkebunan perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian melalui jalur struktural dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten/ Kota, Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan Direktorat Jenderal
Perkebunan. Pengendalian kegiatan
dilakukan juga oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran. Proses pengendalian disetiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi, Kabupaten/Kota.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi
pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip :
1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transformasi dan demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan
tanaman perkebunan dilakukan dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.
C. Pengawalan dan Pendampingan
Pengawalan dan pendampingan perlu
dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benar- benar dapat dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman monitoring dan evaluasi standar operasional prosedur di lingkungan Kementerian Pertanian.
Dinas yang membidangi perkebunan provinsi dan kabupaten wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, yang secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal
Perkebunan cq. Direktorat Perbenihan
Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jenis pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi meliputi:
Laporan perkembangan kegiatan
perbenihan perkebunan dan
Permasalahan/kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaian/tindak lanjut ditingkat Kabupaten dan Provinsi pada lampiran 2
Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan terhadap realisasi fisik dan keuangan pada lampiran 3 dan 4
b. Laporan perkembangan fisik lapangan kegiatan perbenihan perkebunan sesuai dengan format pada Lampiran 7
c. Laporan akhir kegiatan yang
menyangkut seluruh pelaksanaan
kegiatan ini.
2. Waktu penyampaian laporan:
a. Laporan monitoring dan evaluasi dibuat setiap bulan dengan ketentuan:
Pelaporan dari dinas yang
membidangi perkebunan kabupaten/ kota ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
Pelaporan dari dinas yang
membidangi perkebunan provinsi
ditujukan kepada Direktorat
Perbenihan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Perbenihan Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan; c. Laporan Akhir ditujukan kepada
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Direktorat Jenderal Perkebunan,
d. Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan di Kabupaten/Kota yang mendapat alokasi dana APBN untuk kegiatan perbenihan tanaman rempah dan penyegar wajib membuat Membuat Berita Acara (BA) Serah Terima Barang
Milik Negara Pengadaan Satker
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 248/PMK.07/2010 tanggal 27 Desember 2010.
VII. PEMBIAYAAN
Kegiatan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan Tahun 2016 dibiayai dana APBN melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan
Tugas Pembantuan (TP) Provinsi atau
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Kegiatan Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan ini merupakan acuan secara umum yang perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang lebih operasional.
Diharapkan dengan pedoman teknis ini
pelaksanaan kegiatan pengembangan kebun benih tanaman perkebunan tahun anggaran 2016 dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang direncanakan.
Jakarta, Maret 2016
LAMPIRAN Lampiran 1
1. Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Tahunan
a. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Kelapa Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
2 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Tahun 1 77 Ha 3 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Tahun 2 47 Ha 1 Jawa Tengah 1 Wonogiri 4 Ha 4 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Tahun 3 40 Ha 1 Jawa Tengah 1 Cilacap 5 Ha
5 Penilaian dan Penetapan BPT Pohon Induk Tanaman
Kelapa 3 Keg
b. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Karet Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
3 Pemurnian Kebun Entres Karet 12 Keg Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Jambu Mete Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
2 Pemeliharaan Kebun Induk Jambu Mete Tahun 2 5 Ha Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Sagu Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Sagu 10 Ha 1 Riau 1 Kepulauan Meranti 10 Ha
e. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Aren Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Aren 5 Ha 1 Kalimantan Timur 1 Kutai Kartanegara 5 Ha
f. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Kemiri Sunan Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kemiri Sunan 5 Ha 1 Jawa Barat 1 Karawang 5 Ha
2. Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Penyegar
a. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Kakao Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
3 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kakao 8.8 Ha 1 DI. Yogyakarta 1 Provinsi 0.8 Ha 2 Sulawesi Tengah 2 Provinsi 1 Ha 3 Sulawesi Barat 3 Provinsi 1 Ha 4 Sulawesi Selatan 4 Provinsi 3 Ha 5 Sulawesi Tenggara 5 Provinsi 1 Ha 6 Maluku Utara 6 Provinsi 2 Ha
4 Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Kakao 27 Ha 1 Aceh 1 Aceh Timur 2 Ha 2 sumatera Utara 2 Deli Serdang 2 Ha 3 Sulawesi Tengah 3 Provinsi 5 Ha 4 Sulawesi Barat 4 Provinsi 5 Ha 5 Sulawesi Selatan 5 Provinsi 6 Ha 6 Sulawesi Tenggara 6 Provinsi 5 Ha 7 Maluku Utara 7 Provinsi 2 Ha
b. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Kopi Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN VOLUME
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Kopi 4 Ha 1 Aceh 1 Provinsi 5 Ha 2 Sumatera Utara 2 Tapanuli Utara 2 Ha 3 Riau 3 Kepulauan Meranti 2 Ha 4 Jambi 4 Kerinci 2 Ha 5 Bengkulu 5 Provinsi 4 Ha 6 Nusa Tenggara Timur 6 Ngada 3 Ha
c. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Teh Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Teh 1 Ha 1 Jawa Tengah 1 Banjarnegara 1 Ha
d. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Pinang Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Pinang 3 Ha 1 Jambi 1 Tanjung Jabung Barat 3 Ha
3. Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Rempah
a. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Cengkeh Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Cengkeh 7 Ha 1 Aceh 1 Kota Sabang 2 Ha 2 Bengkulu 2 Kaur 2 Ha 3 Maluku Utara 3 Provinsi 3 Ha
b. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Pala Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Induk Tanaman Pala 4 Ha 1 Bengkulu 1 Kepahiang 2 Ha 2 Sulawesi Tengah 2 Toli-Toli 2 Ha
2 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Pala 6 Ha 1 Sulawesi Utara 1 Kepulauan Sitaro 3 Ha 2 Maluku 2 Provinsi 3 Ha
3 Penilaian BPT Pala 1 Keg
1 Papua Barat 1 Fakfak 1 Keg
c. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Lada Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4) Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Kayu Manis Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Penilaian BPT Kayu Manis 1 Keg 1 Kalimantan Selatan 1 Hulu Sungai
Selatan 1 Keg
e. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Gambir Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Gambir 2 Ha 1 Sumatera Barat 1 Lima Puluh Kota 2 Ha
4. Lokasi, Jenis dan Volume Tanaman Semusim
a. Lokasi, Jenis dan Volume Kegiatan Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Nilam Tahun 2016
No Provinsi Kabupaten Volume
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan Kebun Benih Sebar Tanaman Nilam 94 Ha
6 Bali 11 Badung 2 Ha Pembangunan/ Pemeliharaan/ Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam Tebu Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN VOLUME
Lampiran 2
Laporan Perkembangan Kegiatan Perbenihan Tanaman Perkebunan Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Dinas :
Alamat :
No
Program/Kegiatan/Sub Kegiatan/Rincian
Kegiatan
Anggaran Output Fisik
Kendala/
Masalah Tindak Lanjut Pagu Realisasi Uraian Target Realisasi Target Realisasi
Rp %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
………2016 Kepala Dinas……… Provinsi/Kabupaten Nama
Lampiran 3
Penerimaan dan penggunaan benih KBI Tahun 2015 (6 tepat)
Penerimaan dan penggunaan Pupuk (6 tepat)
Penerimaan dan penggunaan bahan pengendali OPT(6 tepat) Pendederan (standar teknis) Teknis budidaya KBD (standar teknis)
Pemeliharaan(standar teknis) Tebang benih (umur, klentek, teknik tebang dll)
Angkut (titik bagi/petani KTG) Penyerahan benih dari KBD ke KTG (BA, jumlah, mutu/var)
Lampiran 4
FORM LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN Laporan Perkembangan Kegiatan Penyediaan Benih Unggul
(Bulanan/Triwulan/Semester/Akhir Tahun)
1. Perkembangan Kegiatan
Nama : Nama Kelompok :
Jenis Usaha Kegiatan : Lokasi Kegiatan : - Desa/kecamatan : - Kabupaten :
- Provinsi :
2. Laporan :Bulanan/Triwulan/Semester/Akhir Tahun (Pilih salahsatu sesuai dengan waktu pelaporan)
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
Masalah
Lampiran 5
RENCANA KERJA KEGIATAN DITJEN PERKEBUNAN TA. ... KABUPATEN ...
DATA UMUM :
Nomor Satker :
Satker :
Nama KPA :
Bendaharawan :
Alamat Kantor :
Telp Kantor :
Fax Kantor :
Nama / No. HP Kontak
Lampiran 6
Form – 03 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI KINERJA KEGIATAN DITJEN PERKEBUNAN TA. ....
KABUPATEN ...
TRIWULAN :
No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lampiran 7
Laporan Pelaksanaan Fisik Lapangan Kegiatan Perbenihan Tanaman Tahunan Tahun 2016
Provinsi : Kabupaten : Dinas : Alamat :
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des 1. CP/CL (SK Kadis)
2. Persiapan Lahan 3. Pengadaan Benih
a. Pengumuman b. Surat Perintah
Kerja c. Serah Terima
Barang
4.
Pengadaan Pupuk, Obat-obatan dan Alat Pertanian Kecil a. Pengumuman
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Kerja
c. Serah Terima Barang 5. Penanaman
6. Pemeliharaan
………2016
Kepala Dinas……… Provinsi/Kabupaten