• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN REMPAH TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN REMPAH TAHUN 2016"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan

karuniaNya maka dapat dilakukan penyusunan

Pedoman

Teknis Pengembangan Tanaman Rempah 2016

.

Untuk implementasi program tersebut, pada tahun

anggaran 2016 dialokasikan dana untuk kegiatan

rehabilitasi dan intensifikasi serta kegiatan pendukung

lainnya melalui kegiatan pengembangan di daerah sentra

tanaman rempah.

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun

2016 secara garis besar memuat acuan pengelolaan

kegiatan maupun anggaran bagi para pelaksana di pusat,

provinsi dan utamanya kabupaten sebagai penerima

manfaat kegiatan.

Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam menunjang

keberhasilan pembangunan perkebunan khususnya dalam

upaya meningkatkan produksi dan produktivitas Tanaman

Rempah nasional.

Jakarta,

31

Maret 2016

Direktur Jenderal Perkebunan

(3)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR LAMPIRAN

iv

I.

PENDAHULUAN

1

A.

Latar Belakang

1

B. Sasaran Nasional

5

C. Tujuan

5

II.

PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

6

A.

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan

6

B.

Spesifikasi Teknis

11

III.

PELAKSANAAN KEGIATAN

14

A.

Ruang Lingkup

14

B.

Pelaksana Kegiatan

17

C.

Lokasi, Jenis dan Volume

21

D.

Simpul Kritis

23

IV.

PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN

BANTUAN

27

V.

PEMBINAAN, PENGENDALIAN,

PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

29

VI.

MONITORING, EVALUASI DAN

PELAPORAN

(4)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iii

VII.

PEMBIAYAAN

33

VIII. PENUTUP

34

(5)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lokasi Pengembangan Tanaman

Lada Tahun 2016

35

Lampiran 2. Lokasi Pengembangan Tanaman

Cengkeh Tahun 2016

36

Lampiran 3. Lokasi Pengembangan Tanaman

Pala Tahun 2016

37

Lampiran 4. Standar Mutu Benih Pala Siap

Tanam

37

Lampiran 5. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh

38

Lampiran 6. Spesifikasi Teknis Benih Cengkeh

Siap Salur

38

Lampiran 7. Form Rencana Kerja Dana Tugas

Pembantuan

39

Lampiran 8. Laporan Realisasi Fisik dan

Keuangan Dana Tugas Pembantuan

TA 2016

(6)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 1

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Komoditas rempah (lada, pala dan cengkeh)

memiliki

peranan

penting

dalam

perekonomian nasional yaitu sebagai sumber

pendapatan petani, penyerapan tenaga

kerja, sumber devisa negara, mendorong

agroindustri pengembangan wilayah, dan

pelestarian lingkungan.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara

penghasil utama lada dan mempunyai

peranan penting dalam perdagangan lada

dunia. Pasokan lada Indonesia berasal dari

Bangka Belitung yaitu lada putih dengan

sebutan Muntok

White Pepper

dan dari

Lampung yaitu lada hitam dengan sebutan

Lampung

Black Pepper

.

Namun demikian, dalam perkembangannya

menghadapi permasalahan yang dominan di

lapangan adalah rendahnya produktivitas

tanaman lada.

Kondisi tersebut antara lain diakibatkan

intensitas serangan hama/penyakit lada,

belum

menggunakan

benih

unggul,

kurangnya pemeliharaan lada di tingkat

lapangan, dan lemahnya permodalan yang

dimiliki petani.

(7)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 2

industri

rokok

kretek,

sisanya

untuk

memenuhi kebutuhan industri makanan dan

farmasi.

Oleh

karenanya

tidak dapat

disangkal bahwa peran cengkeh dalam

perekonomian

nasional

cukup

besar

terutama dalam bentuk penerimaan cukai

rokok.

Kondisi cengkeh nasional mengalami pasang

surut mengingat fluktuasi harga cengkeh

yang cukup besar dan biaya panen dan

pengolahan cukup tinggi. Sementara itu di

sisi teknis, tanaman cengkeh mempunyai

karakteristik yang khas yaitu adanya panen

besar diikuti panen kecil pada tahun

berikutnya serta panen raya pada periode

tertentu. Pada saat panen besar atau panen

raya harga cenderung menurun yang

mengakibatkan petani merugi dan kemudian

tidak memelihara tanamannya. Hal tersebut

mengakibatkan pertanaman kurang baik dan

produktivitas rendah.

Sementara

itu

kondisi

di

lapangan

menunjukan

bahwa

banyak

tanaman

cengkeh yang sudah tua dan rusak, adanya

serangan

hamapenyakit,kurangnya

pemeliharaan

tanaman

dan

belum

menggunakan benih unggul.

(8)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 3

pun produk turunannya. Disamping hampir

semua bagian buahnya dapat dimanfaatkan,

pala termasuk tanaman yang mempunyai

keunggulan komparatif alamiah karena

berumur panjang, daunnya tidak pernah

mengalami musim gugur sepanjang tahun

sehingga baik untuk penghijauan dan dapat

tumbuh dengan pemeliharaan minim.

Bagian tanaman pala yang memiliki nilai

ekonomi yang tinggi adalah biji buah dan

fulinya yang digunakan sebagai bahan

industri minuman, makanan, farmasi dan

kosmetik. Pengusahaan tanaman pala di

Indonesia merupakan pertanaman rakyat

dan sudah sejak lama diusahakan.

(9)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 4

Memperhatikan kondisi serta permasalahan

yang terjadi, maka kebijakan dan strategi

dalam pengembangan tanaman rempah

(lada, pala dan cengkeh) diarahkan pada :

1)

Peningkatan produksi dan produktivitas

tanaman

rempah

(lada,

pala

dan

cengkeh)

berkelanjutan

melalui

perbaikan mutu tanaman, pengendalian

OPT dan penyediaan benih unggul

bermutu serta sarana produksi, dengan

kegiatan utamanya berupa rehabilitasi,

intensifikasi, dan integrasi tanaman

rempah dengan ternak.

2)

Peningkatan mutu melalui penerapan

SNI, antara lain melalui penggunaan

benih unggul bersertifikat dan penerapan

Good

Handling Practices (GHP)

3)

Perlindungan hak untuk produk-produk

suatu

komoditas

yang

memiliki

spesifikasi lokasi (Indikasi Geografis

/IG

).

Melalui dana Tugas Pembantuan (TP)

provinsi

dan

kabupaten

tahun

2016

dianggarkan kegiatan yang meliputi: 1)

Pengembangan

tanaman

rempah

(10)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 5

B.

Sasaran Nasional

Sasaran kegiatan pengembangan tanaman

rempah adalah:

1.

Pengembangan tanaman rempah adalah

perbaikan tanaman melalui rehabilitasi

dan intensifikasi.

2.

Terlaksananya sosialisasi dan fasilitasi

sertifikasi

IG

komoditas

tanaman

rempah.

C.

Tujuan

Tujuan

dari

kegiatan

pengembangan

tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh)

tahun 2016 dan kegiatan pendukung lainnya

adalah :

1.

Meningkatkan produksi dan produktivitas

tanaman rempah melalui penerapan

teknologi budidaya dan perluasan areal.

2.

Meningkatkan

pendapatan

petani

tanaman rempah di lokasi kegiatan.

3.

Mendukung

pengembangan

kawasan

tanaman rempah.

(11)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 6

II.

PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A.

Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

dilakukan

melalui

pendekatan teknis seperti yang dilakukan

selama ini dan pendekatan sosial budaya

yang mampu merangsang perubahan sikap,

perilaku dan peran serta petani yang

disinergiskan

dengan

program

pembangunan

dan

pengembangan

pertanian di kabupaten/ kota.

Paket bantuan merupakan hibah yang

pelaksanaan

pengadaannya

dilakukan

dengan kontraktual dan mengacu pada

Perpres 54 tahun 2010 serta Pedoman

Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan

Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal

Perkebunan Kementerian Pertanian.

Kegiatan Indikasi Geografis (IG) difokuskan

pada komoditi tanaman rempah yang

memiliki

potensi

indikasi

geografis,

merupakan

daerah

sentra

produksi

(12)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 7

Relatif berada dalam satu kesatuan

ekonomi, wilayah/hamparan, status lahan

sebagai hak milik, dukungan infrastruktur

dan terdapat kelembagaan petani aktif.

Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih

rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

yang disusun oleh provinsi sesuai dengan

kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya

secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk

Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai

dengan

kondisi

petani

dan

budaya

setempat.

1)

Lokasi Kegiatan

Lokasi

kegiatan

ditetapkan

dengan

kriteria sebagai berikut:

a)

Merupakan daerah sentra produksi

tanaman rempah (lada, pala dan

cengkeh),

dan

secara

teknis

memenuhi persyaratan agroklimat

untuk

pengembangan

budidaya

tanaman lada, pala dan cengkeh.

b)

Lahan milik petani, berada dalam

(13)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 8

2)

Petani Sasaran

Calon Petani (CP) sasaran sebagai

penerima

bantuan

adalah

anggota

kelompok tani yang telah diseleksi dan

selanjutnya ditetapkan sebagai petani

peserta penerima bantuan dengan surat

keputusan bupati/ walikota atau kepala

dinas kabupaten/kota setempat yang

membidangi

perkebunan,

dengan

ketentuan sebagai berikut :

-

Berdomisili di wilayah kegiatan atau

mempunyai/menguasai lahan di lokasi

kegiatan yang dibuktikan dengan

identitas seperti KTP/Kartu Keluarga

(KK) dan atau identitas/keterangan

lainnya.

-

Bersedia melaksanakan kegiatan dan

mengikuti ketentuan sesuai dengan

aturan

yang

telah

ditetapkan,

merawat kebun dengan baik

-

Tergabung

dalam

kelompok

tani

sasaran yang sudah ada dan aktif,

jumlah anggota 20 - 25 orang petani

atau

disesuaikan

dengan

kondisi

lingkungan dan usahataninya.

(14)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 9

Untuk kegiatan yang dananya ditampung

pada DIPA provinsi, maka penetapan

petani

peserta

penerima

bantuan

dilaksanakan oleh kepala dinas yang

membidangi

perkebunan

provinsi

setempat atas usulan kepala dinas

kabupaten/kota

yang

membidangi

perkebunan.

3)

StandarTeknis

PengembanganTanaman Lada

a)

Intensifikasi tanaman lada

adalah

upaya perbaikan kondisi kebun yang

dilakukan pada kebun dengan jumlah

populasi lebih dari 70% populasi

anjuran, dan produktivitas rendah

yang masih memungkinkan untuk

ditingkatkan atau tanaman yang

membutuhkan pemeliharaan intensif

(tanaman belum menghasilkan).

PengembanganTanaman Pala

a)

Rehabilitasi tanaman pala

adalah

upaya perbaikan kondisi kebun yang

dilakukan pada kebun pala yang

masih

produktif

dengan

dengan

(15)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 10

b)

Intensifikasi tanaman pala

adalah

upaya perbaikan kondisi kebun yang

dilakukan pada kebun dengan jumlah

populasi lebih dari 80% dari populasi

dan produktivitas rendah yang masih

memungkinkan untuk ditingkatkan

atau tanaman yang membutuhkan

pemeliharaan

intensif

(tanaman

belum menghasilkan).

Pengembangan Tanaman Cengkeh

a)

Rehabilitasi

tanaman

cengkeh

adalah upaya perbaikan kondisi kebun

yang dilakukan pada kebun cengkeh

yang masih produktif dengan dengan

jumlah populasi lebih dari ± 50% dari

populasi dan produktivitas rendah

yang masih memungkinkan untuk

ditingkatkan.

(16)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 11

B.

Spesifikasi Teknis

B.1 Tanaman Lada

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Lada

a.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik.

b.

Pestisida yang digunakan adalah

pestisida yang efektif, terdaftar dan

mendapat

izin

dari

Menteri

Pertanian.

c.

Gunting stek yang digunakan untuk

memangkas tanaman lada.

B.2 Pengembangan Tanaman Pala

Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Pala

a.

Benih

Benih yang digunakan adalah benih

unggul/benih unggul lokal dan sesuai

dengan dengan peraturan Peraturan

Menteri Pertanian yang berlaku.

Benih yang siap tanam sebelum

disalurkan

kepada

petani

harus

dilakukan pengujian sertifikasi benih

(pengujian mutu benih)

b.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk

NPK yang efektif, terdaftar dan

mendapat

izin

dari

Menteri

(17)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 12

c.

Alat pertanian kecil yang digunakan

adalah cangkul.

Kegiatan Intensifikasi Tanaman Pala

a.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk

organik.

b.

Alat pertanian kecil yang digunakan

adalah parang dan cangkul.

1.

Tanaman Cengkeh

Kegiatan Rehabilitasi Tanaman Cengkeh

a.

Benih

Benih yang digunakan adalah benih

unggul

atau

unggul

lokal

dan

spesifikasi teknis sesuai sesuai dengan

dengan peraturan Peraturan Menteri

Pertanian yang berlaku. Benih yang

siap

tanam

sebelum

disalurkan

kepada

petani

harus

dilakukan

pengujian sertifikasi benih (pengujian

mutu benih)

b.

Pupuk yang digunakan adalah NPK

yang efektif, terdaftar dan mendapat

izin dari Menteri Pertanian.

c.

Pestisida yang digunakan adalah

pestisida yang efektif, terdaftar dan

mendapat

izin

dari

Menteri

(18)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 13

Kegiatan

Intensifikasi

Tanaman

Cengkeh

a.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk

NPK yang efektif, terdaftar dan

mendapat

izin

dari

Menteri

Pertanian.

b.

Pestisida yang digunakan adalah

pestisida yang efektif, terdaftar dan

mendapat

izin

dari

Menteri

Pertanian.

c.

Alat pertanian kecil yang digunakan

adalah cangkul.

2.

Indikasi Geografis

Kegiatan Indikasi Geografis (IG) Tanaman

Rempah pengutuhan/ lanjutan.

Untuk

provinsi

yang

mendapatkan

(19)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 14

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Pelaksanaan Fisik

A. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan pengembangan

tanaman rempah (lada, pala dan cengkeh)

meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi

CP/CL serta penetapan kelompok sasaran;

pengadaan benih dan sarana produksi;

pemberdayaan

petani;

pembinaan,

pengendalian,

pengawalan

dan

pendampingan; monitoring, evaluasi dan

pelaporan.

1)

Persiapan

a.

Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan dalam rangka

menyamakan persepsi, membangun

komitmen,

transparansi

dan

akuntabilitas pelaksanaan kegiatan,

sosialisasi dilakukan kepada petugas

dan petani/kelompok tani.

b.

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak)

dan

Petunjuk

Teknis

(Juknis)

Berdasarkan Pedoman Teknis yang

disusun oleh Pusat, maka dinas yang

membidangi perkebunan provinsi

menyusun

Juklak

kegiatan

(20)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 15

Dinas yang membidangi perkebunan

kabupaten

menyusun

Juknis

kegiatan pengembangan tanaman

Penyegar.

c.

Pembentukan Tim Teknis tingkat

Provinsi dan Kabupaten/kota

Dalam

melaksanakan

kegiatan

pengembangan

tanaman

kakao,

dinas yang membidangi perkebunan

provinsi membentuk tim teknis dan

dinas yang membidangi perkebunan

kabupaten/kota membentuk tim

teknis.

d.

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)

Berdasarkan pedoman teknis yang

disusun oleh pusat, maka dinas yang

membidangi

perkebunan

provinsi

menyusun

Juklak

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

(lada, pala dan cengkeh).

Dinas yang membidangi perkebunan

kabupaten menyusun Juknis kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

(lada, pala dan cengkeh).

d. Pembentukan Tim Teknis Provinsi dan

Kabupaten

(disesuaikan

dengan

(21)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 16

Dalam

melaksanakan

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

(lada, pala dan cengkeh), dinas yang

membidangi

perkebunan

provinsi

membentuk tim pembina dan dinas

yang

membidangi

perkebunan

kabupaten membentuk tim teknis.

2)

Identifikasi dan Seleksi CP/CL serta

Penetapan Kelompok Sasaran

Dinas kabupaten/kota yang membidangi

perkebunan bersama- sama dengan dinas

perkebunan

provinsi

melakukan

identifikasi, inventarisasi CP/CL dan

penetapan kelompok sasaran. Untuk

kegiatan yang dananya pada DIPA

Provinsi,

maka

penetapan

petani

peserta/kelompok sasaran oleh kepala

dinas

Provinsi

yang

membidangi

perkebunan atas usulan kepala dinas

kabupaten/kota

yang

membidangi

perkebunan.

3)

Proses Pengadaan

Pengadaan paket bantuan dilaksanakan

berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010

berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun

2012) yang terakhir dirubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015

tentang

Pengadaan

Barang/Jasa

(22)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 17

mengacu pada Perpres No. 84 Tahun

2012. Disamping itu juga mengacu pada

pedoman Pengadaan dan Penatausahaan

Barang

lingkup

Satker

Direktorat

Jenderal Perkebunan;

4)

Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan

dan Pendampingan

Pembinaan, pengendalian, pengawalan

dan

pendampingan

kegiatan

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Perkebunan dan dinas yang membidangi

perkebunan

di

tingkat

provinsi/

kabupaten / kota.

5)

Pelaporan

Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara

berjenjang oleh dinas yang membidangi

perkebunan di tingkat kabupaten ke

dinas yang membidangi perkebunan di

tingkat

provinsi,

selanjutnya

dari

provinsi dilaporkan ke tingkat pusat

(Direktorat Jenderal Perkebunan).

B.

Pelaksana Kegiatan

1.

Kegiatan Pusat

Pelaksanaan

kegiatan

pengembangan

tanaman rempah di pusat (Direktorat

Jenderal Perkebunan) meliputi :

a.

Menyiapkan

pedoman

teknis

(23)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 18

b.

Melakukan

sosialisasi

kegiatan

bersama dinas provinsi dan dinas

kabupaten

yang

membidangi

perkebunan.

c.

Melakukan konsultasi dan koordinasi

perencanaan pelaksanaan kegiatan.

d.

Melakukan pemantauan, monitoring,

evaluasi dan pengendalian kegiatan.

e.

Menyusun laporan akhir kegiatan.

2.

Kegiatan Provinsi

a.

Menetapkan tim teknis provinsi,

melalui surat keputusan kepala dinas

yang membidangi perkebunan.

b.

Menyusun

Petunjuk

Pelaksanaan

(Juklak) sesuai kondisi daerah.

c.

Melakukan sosialisasi, identifikasi,

seleksi

CP/CL

dan

penetapan

kelompok sasaran berdasarkan usulan

dari

dinas

kabupaten/kota

yang

membidangi perkebunan.

d.

Melakukan konsultasi dan koordinasi

kepada instansi terkait.

e.

Melaksanakan pengadaan benih dan

sarana

produksi

untuk

kegiatan

pengembangan tanaman rempah.

f.

Melakukan bimbingan, pembinaan,

pengawalan

dan

pengendalian

(24)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 19

g.

Melakukan monitoring dan evaluasi

kegiatan.

h.

Membuat Surat Pernyataan bersedia

menerima Barang Pengadaan Dana

Tugas Pembantuan (TP) (format

terlampir)

i.

Menyiapkan

dan

menyampaikan

laporan

perkembangan

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

secara

berkala

(triwulan)

yang

ditujukan kepada Direktur Jenderal

Perkebunan cq Direktur Tanaman

Semusim dan Rempah.

3.

Kegiatan Kabupaten/Kota

a.

Menetapkan tim teknis kabupaten,

melalui surat keputusan kepala dinas

yang membidangi perkebunan.

b.

Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis)

sesuai kondisi daerah.

c.

Melakukan sosialisasi, identifikasi,

seleksi

CP/CL

dan

penetapan

kelompok sasaran oleh pemerintah

daerah

kabupaten

atau

dinas

kabupaten

yang

membidangi

perkebunan. Jika kegiatan merupakan

TP

provinsi

maka

penetapan

(25)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 20

usulan

dinas

kabupaten

yang

membidangi perkebunan.

d.

Apabila satker mandiri membuat

Surat Pernyataan bersedia menerima

Barang

Pengadaan

Dana

Tugas

Pembantuan (TP) (format terlampir)

e.

Melakukan konsultasi dan koordinasi

kepada instansi terkait.

f.

Melaksanakan pengadaan benih dan

sarana

produksi

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

untuk

kabupaten/kota

satker

mandiri.

g.

Melakukan bimbingan, pembinaan,

pengawalan

dan

pengendalian

pelaksanaan kegiatan.

h.

Melakukan monitoring dan evaluasi

kegiatan.

i.

Menyiapkan

dan

menyampaikan

laporan

perkembangan

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah

(26)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 21

4.

Kelompok Tani

a.

Menyusun dan mengusulkan Rencana

Usaha Kelompok (RUK).

b.

Penetapan

jadwal

pelaksanaan

kegiatan yang disesuaikan dengan

keadaan masing-masing daerah.

c.

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan.

d.

Memanfaatkan paket bantuan secara

benar dan tepat.

e.

Menyusun dan menyampaikan laporan

pelaksanaan

kegiatan

kelompok

kepada dinas kabupaten/kota yang

membidangi perkebunan.

f.

Kelompok

tani

calon

penerima

bantuan

berperan

aktif

untuk

mengawasi pelaksanaan kegiatan.

C.

Lokasi dan Jenis Bantuan

Pengembangan Tanaman Lada

1.

Lokasi

(27)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 22

2.

Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada

petani

per

hektar

pada

kegiatan

intensifikasi

tanaman

lada

meliputi

pupuk organik, pestisida dan gunting

stek.

Pengembangan Tanaman Pala

1.

Lokasi

Lokasi kegiatan pengembangan tanaman

pala tahun 2016 tersebar pada daerah

sentra pengembangan tanaman pala

(Lampiran 2).

2.

Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada

petani per hektar sebagai berikut:

Pada kegiatan rehabilitasi tanaman

pala bantuan yang diberikan meliputi

benih, pupuk NPK dan cangkul.

Pada kegiatan intensifikasi tanaman

pala bantuan yang diberikan meliputi

pupuk organik, parang dan cangkul.

Pengembangan Tanaman Cengkeh

3.

Lokasi

(28)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 23

daerah sentra pengembangan tanaman

cengkeh (Lampiran 3).

4.

Jenis Bantuan

Jenis bantuan yang diberikan kepada

petani per hektar sebagai berikut:

Pada kegiatan rehabilitasi tanaman

cengkeh

bantuan

yang

diberikan

meliputi benih, pupuk NPK dan

pestisida.

Pada kegiatan intensifikasi tanaman

cengkeh

bantuan

yang

diberikan

meliputi pupuk NPK, pestisida dan

cangkul.

D.

Simpul Kritis

Dalam

rangka

pelaksanaan

kegiatan

pengembangan tanaman rempah, diprediksi

adanya simpul kritis sebagai berikut:

1.

Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim

pengarah/pembina di pusat/provinsi dan

tim teknis dari kabupaten/kota sering

kali kurang tertib, kurang efektif dan

kurang optimal;

2.

Identifikasi CP/CL sering kali tidak tepat

sasaran, baik persyaratan petani maupun

persyaratan lahan;

(29)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 24

yang

akan

mengakibatkan

proses

pengadaan mundur/terlambat sehingga

berpengaruh terhadap realisasi fisik dan

keuangan;

4.

Musim hujan (waktu tanam) yang tidak

menentu seringkali menjadi penghambat

waktu penanaman di lokasi kegiatan.

5.

Penyediaan benih tidak tepat jumlah dan

tepat

waktu,

sehingga

terjadi

kekurangan dan keterlambatan dalam

penyaluran.

3.2.

Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Tanaman

Rempah (Indikasi Geografis)

A.

Ruang Lingkup

1)

Kegiatan fasilitasi indikasi geografis ini

difokuskan pada komoditi tanaman

rempah yang memiliki potensi indikasi

geografis

yaitu

komoditas

pala,

cengkeh, gambir, dan kayu manis.

2)

Wilayah

provinsi/kabupaten

yang

memiliki potensi indikasi geografis

tanaman rempah.

(30)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 25

sertifikat), 5) pertemuan penyerahan

sertifikat,

6)

pembahasan

dan

penyusunan laporan.

B.

Pelaksana Kegiatan

Secara umum organisasi pelaksanaan

kegiatan dengan uraian tugasnya adalah

sebagai berikut :

1)

Pusat

Ditjen

Perkebunan

bekerjasama

dengan instansi terkait dengan tugas :

a)

Menyusun Pedoman Teknis

b)

Melakukan konsultasi, koordinasi

dan pelaksanaan kegiatan dengan

pihak terkait;

c)

Melakukan sosialisasi kegiatan;

d)

Melakukan

pembinaan,

pengawalan Monev, konsultasi dan

koordinasi, Indikasi Geografis (IG)

tanaman

rempah

ke

Provinsi/Kab./Kota.

2)

Provinsi/Kabupaten/Kota

a)

Menyusun Petunjuk Pelaksanaan

(Juklak/Juknis).

b)

Melakukan

sosialisasi/

pembentukan

kelembagaan

indikasi geografis.

c)

Melakukan koordinasi penyusunan

(31)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 26

pengumpulan

data

primer/

sekunder.

d)

Fasilitasi

analisis

tanah

dan

kualitas produk.

e)

Melakukan

pembahasan

buku

persyaratan IG.

f)

Melakukan pendaftaran IG ke

Ditjen HaKI Kementerian Hukum

dan HAM.

g)

Fasilitasi pertemuan dalam rangka

penyerahan sertifikat IG.

h)

Melakukan penyusunan laporan.

C.

Lokasi, Jenis dan Volume

Lokasi, jenis dan volume kegiatan

indikasi geografis (IG) tanaman penyegar

TA. 2016 dapat dilihat pada Lampiran 7.

D.

Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan

indikasi geografis tanaman rempah,

terdapat simpul-simpul kritis sebagai

berikut:

1)

Kurangnya sosialisasi dan koordinasi

antar stakeholders.

(32)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 27

IV. PROSES

PENGADAAN

DAN

PENYALURAN

BANTUAN KEPADA PETANI

Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan

pengembangan tanaman rempah (lada, pala

dan cengkeh) dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut :

1.

Penetapan kelompok sasaran berdasarkan

Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP

Propinsi) atas usulan Kepala Dinas

Kabupaten

yang

membidangi

perkebunan

atau

Bupati/Walikota/

Kepala

Dinas

Kabupaten

yang

membidangi

perkebunan

(TP Kabupaten)

2.

Prosedur pengadaan dan penyaluran

mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010

beserta perubahannya yang terakhir

dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor

4

Tahun

2015

tentang

Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah serta Pedoman

Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua

Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun

2012. Disamping itu juga mengacu pada

pedoman Pengadaan dan Penatausahaan

Barang lingkup Satker Direktorat Jenderal

Perkebunan;

(33)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 28

(34)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 29

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN

DAN PENDAMPINGAN

A.

Pembinaan

Pembinaan kelompok dilakukan secara

berkesinambungan,

sehingga

mampu

mengembangkan usahanya secara mandiri.

Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan

lanjutan yang bersumber dari dana APBD

dan atau masyarakat.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi

kaedah

pengelolaan

sesuai

prinsip

pelaksanaan pemerintahan yang baik dan

bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus

mematuhi prinsip-prinsip :

1.

Mentaati ketentuan

peraturan

dan

perundangan;

2.

Membebaskan diri dari praktek korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN);

3.

Menjunjung

tinggi

keterbukaan

informasi,

transformasi

dan

demokratisasi;

4.

Memenuhi asas akuntabilitas.

B.

Pengendalian

Pengendalian

kegiatan

pengembangan

tanaman tahunan dilakukan dengan tujuan

untuk mencegah terjadinya penyimpangan

dalam

pelaksanaan.

Oleh

karena

itu

pengendalian

dilakukan

sejak

dari

(35)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 30

C.

Pengawalan

dan Pendampingan

Pengawalan

dan

pendampingan

perlu

dilakukan

untuk

menjamin

bantuan

diterima oleh petani/kelompok tani dan

kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan, sehingga bantuan benar-

benar dapat dirasakan oleh masyarakat

dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Pengawalan dan pendampingan dilakukan

oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan

Dinas

Propinsi/Kabupaten/Kota

yang

membidangi

perkebunan

dan

instansi

(36)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 31

VI.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu

kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor:

61/Permentan/OT.140/10/2012,

tanggal

3

Oktober

2012

tentang

Pedoman

Sistem

Pemantauan,

Evaluasi

dan

Pelaporan

Pembangunan Pertanian.

Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten

dan provinsi wajib melakukan monitoring,

evaluasi dan pelaporan secara berjenjang

dilaporkan

kepada

Direktorat

Jenderal

Perkebunan, dengan ketentuan:

1. Pelaporan

Laporan berisi tentang :

Rencana kerja dana tugas pembantuan

(form terlampir);

Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai

indikator kinerja;

Perkembangan kelompok sasaran dalam

pengelolaan kegiatan lapangan berikut

realisasi fisik dan keuangan;

Permasalahan yang dihadapi dan upaya

penyelesaian di tingkat provinsi dan

kabupaten;

Format laporan menggunakan format

yang telah ditentukan (form terlampir).

Laporan perkembangan fisik yang sesuai

tahapan

pelaksanaan

kegiatan

dengan

(37)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 32

(target dan realisasi), waktu pelaksanaan,

perkembangan, permasalahan dan upaya

pemecahan masalah.

Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut

seluruh pelaksanaan kegiatan ini.

2. Waktu penyampaian laporan:

a.

Laporan Monev dibuat per bulan dengan

ketentuan:

Pelaporan dinas yang membidangi

perkebunan

kabupaten

ditujukan

kepada provinsi, disampaikan paling

lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

Pelaporan dinas yang membidangi

perkebunan provinsi ditujukan kepada

Direktorat Tanaman Semusim dan

Rempah

Direktorat

Jenderal

Perkebunan,

disampaikan

paling

lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.

b.

Laporan Perkembangan Fisik dibuat per

triwulan, ditujukan kepada Direktorat

Tanaman

Semusim

dan

Rempah

Direktorat

Jenderal

Perkebunan,

disampaikan paling lambat setiap tanggal

5 bulan laporan.

c.

Laporan

Akhir

ditujukan

kepada

Direktorat

Tanaman

Semusim

dan

(38)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 33

VII.

PEMBIAYAAN

(39)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 34

VIII.

PENUTUP

Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan

Tanaman Rempah Tahun 2016 dimaksudkan

sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait

dalam

kegiatan

pengembangan

tanaman

rempah.

Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti

dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh

Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh

Kabupaten.

Diharapkan

dengan

adanya

(40)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 35

Lampiran 1: Pengembangan Tanaman Lada

Tahun 2016

NO

PROVINSI

KABUPATEN

LUAS

(HA)

IntensifikasiTanamanLada

1,850

1

BABEL

1 Bangka Selatan

500

2 Bangka

200

3 Belitung

100

4 Bangka Barat

100

2

LAMPUNG

5 Lampung Timur

550

3

KALBAR

6 Sambas

100

7 Sanggau

100

4

KALTIM

8 Kutaikertanegara

150

9

Penajam Paser

(41)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 36

Lampiran 2 : Pengembangan Tanaman Cengkeh

Tahun 2016

NO

PROVINSI

KABUPATEN

LUAS

(HA)

Pengembangan Tanaman Cengkeh

2.665

RehabilitasiTanamanCengkeh

500

1

JAWA BARAT

1 Garut

200

IntensifikasiTanamanCengkeh

300

(42)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 37

Lampiran 3: Pengembangan Tanaman Pala

Tahun 2016

NO

PROVINSI

KABUPATEN

LUAS

(HA)

Pengembangan Tanaman Pala

1.420

IntensifikasiTanaman Pala

920

1

SULUT

1

SiauTagulandangBiaro

100

2

MALUKU

2

SeramBagianTimur

100

3

MALUKU

UTARA

3

Halmahera Tengah

200

4

Halmahera Selatan

200

5

Halmahera Utara

320

4

SULAWESI

TENGAH

6

Morowali

300

RehabilitasiTanaman Pala

200

1

PAPUA BARAT 1

Fak-fak

200

Lampiran 4: IndikasiGeografis (IG) Tanaman Pala

Tahun 2016

NO

PROVINSI

KABUPATEN

VOLUME

1

Aceh

1 Aceh Selatan

1 keg

2

Maluku Utara 2 Provinsi

1 keg

3 Halmahera Barat

1 keg

3

Papua Barat

4 Provinsi

1 keg

(43)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 38

Lampiran 5: Standar Mutu Benih Pala Siap Tanam

(Berdasarkan

Pedoman

Teknis

Pembangunan Kebun Induk Pala)

No

Kriteria

Standar Mutu Benih

Benih dalam polibeg

1.

Asal Benih

Berasal dari pohon induk

varietas pala yang sudah

dilepas

2.

Umur Benih

6 sd 20 bulan

3.

Tinggi Benih

30 sd 60 cm

4.

Diameter

Batang

Minimal 0,30 cm

5.

Jumlah Daun

Minimal 5 lembar

6.

Warna Daun

Hijau sampai hijau tua

7.

Kesehatan

Bebas dari hama dan

penyakit

Lampiran 6

Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertiZanzibar,Siputih, Sikotok dan AVO

2 Tingkat Kemurnian Minimal 95%

3 Buah Panen Masak Panen (9 bulan setelah inisiasi bunga/90 hari setelah antesis/penyerbukan.

(44)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 39

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

5 Berat Biji 0,8 sd 1 gram

6 Penampilan Kulit Buah Segar mengkilat, tidak keriput

7 Warna Kulit Buah Merah kelam sampai ungu kehitaman

8 Kesehatan Benih Bebas hama dan penyakit

9 Daya Kecambah 95%

10 Waktu Kecambah 3 Minggu

Lampiran 7: Spesifikasi TeknisBenih Cengkeh

Siap Salur

NO URAIAN STANDAR MUTU BENIH

1 Benih Menggunakan benih unggul/unggul lokalsepertiZanzibar,Siputih, Sikotok dan AVO

2 Umur Benih Minimal 6 bulan

3 Tinggi Minimal 50 cm

4 Kesehatan - Bebas dari hama dan penyakit antara lain bercak daun

- Tumbuh subur/vigor, daun rindang dan percabangan rampak

(45)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 40

Lampiran 8:

Form – 01 Ditjen Perkebunan

RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA2016

KABUPATEN ...

DATA RENCANA KINERJA

(46)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 41

Lampiran 9: Form – 02 Ditjen Perkebunan

LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN

DANA TUGAS PEMBANTUAN TA 2016 DI KABUPATEN ...

NAMA SATKER : ... LAPORAN BULAN : ...

KODE KEGIATAN

PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI

Kendala Utama (Masalah)

Solusi

Fisik Anggaran Keuangan Fisik

Satuan (Ribu

Rp.)

(Ribu

Rp.) % Satuan %

(47)

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun 2016 42

Lampiran 10 :

SURAT PERNYATAAN

Nomor :

Saya yang bertandatangandibawahini :

Nama : ... NIP : ... Pangkat/ Gol : ...

Jabatan : KepalaDinas ...Selaku Kuasa Pengguna Barang Direktorat Jenderal Perkebunan Kode Satker 018.

Atas nama Pemerintah Daerah ... dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menerima barang yang diperoleh dari Belanja Tanah Untuk diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526111), Belanja Peralatan dan Mesin Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526112), Belanja Gedungdan Bangunan Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat (526113), Belanja Jalan Irigasi Jembatan (JIJ) Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526114), Belanja Fisik Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526115), Belanja Barang Penunjang Kegiatan DK dan TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526211), Belanja Barang Penunjang TP Untuk Diserahkan Kepada Pemda (526212), Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda (526311) sesuai daftar terlampir untuk selanjutnya akan diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

However, the meat from cryptorchid Omani lambs fed palm frond (4.43) and castrated Omani lambs fed Rhodesgrass (4.56) had lower tenderness scores than meat from entire Omani lambs

 Sumber perdarahan Sumber perdarahan   arteri (85%) dan akibat arteri (85%) dan akibat dari cedera pada vena meningea atau dura sinus. dari cedera pada vena meningea atau

A vállalati magatartás változása a gazdasági átalakulás idején cím m el folytatott téma keretében a hazai kutatóhelyek közül először itt készült

Melihat dari prosesi ritual Uposatha Atthasila yang dilaksanakan oleh umat Buddha di Vihara Buddhayaa Dharmawira Center Surabaya, tentunya tradisi ini mengandung banyak

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan ketentuan, inventarisasi

Berdasarkan uraian temuan-temuan yang telah penulis kemukakan pada bab IV tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan harga pokok produksi dengan

Kinca (Feronia elephantum Correa) memiliki aktivitas terhadap Artemia salina Laech, ekstrak etilasetat batang memiliki aktivitas yang lebih tinggi

Implikasi kognitivisme pada desain instruksi yang menonjol seluruh analisis tugas dan analisis pelajar fase pembelajaran model desain. Ahli kognitif peserta didik