• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010154 11.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010154 11."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

I.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dengan tingkat

kelembapan yang sangat tinggi, kondisi tersebut merupakan kondisi yang medukung

bagi pertumbuhan fungi. Pertumbuhan fungi yang tidak terkendali dapat

menyebabkan infeksi. Berkembangnya penyakit yang berasal dari fungi juga

disebabkan kurang pedulinya masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pola

hidup sehat.

Salah satu fungi yang dapat menyebabkan infeksi adalah Candida albicans.

Penyakit yang disebabkan oleh fungi ini dikenal sebagai Kandidiasis dan sering

terjadi pada daerah orofaring dan vagina. Kandidiasis vulvovaginal adalah infeksi

vagina yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Hal ini ditandai dengan penurunan

yang signifikan pada populasi Lactobacillus. Kandidiasis mempengaruhi hingga 75%

perempuan dan setidaknya mereka mengalami sekali dalam kehidupan mereka,

meskipun keputihan yang biasa dikeluhan tidak selamanya menyebabkan infeksi.

Tingginya kasus infeksi fungi terutama yang disebabkan oleh spesies C. albicans dan

berkembangnya resistensi dari C. albicans terhadap obat-obatan menyebabkan

pencarian senyawa metabolit bakteri yang berpotensi antifungi masih terus dilakukan

(Gil et al., 2010).

BAL merupakan golongan mikroorganisme yang bermanfaat dengan sifat

tidak toksik bagi inangnya dan mampu menghasilkan senyawa yang dapat

membunuh bakteri patogen (Klaenhammer, 2005). Aktivitas antimikroba BAL

disebabkan terutama oleh asam organik yang diproduksi sebagai hasil metabolisme

glukosa seperti asam laktat dan asam asetat. Lactobacillus dapat mempertahankan

keasaman pH melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya glikogen.

Estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi berupa

glikogen. Glikogen merupakan nutrisi bagi Lactobacillus yang akan dimetabolisme

melalui suatu enzim sehingga terbentuk asam laktat. Asam laktat tersebut yang akan

membentuk suasana asam di dalam vagina dengan kisaran pH 3,8-4,2 (De vyust,

2000).

Beberapa genera BAL yang terdapat pada vagina antara lain Lactobacillus,

Streptococcus dan Enterococcus. Anggota dari genus Lactobacillus merupakan

bakteri yang paling banyak ditemukan pada vagina (Sungri et al., 2012).

Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau

(2)

2

mikroaerofilik dan non motil. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari

kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya

dapat merubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat (Anguirre dan

Colins,1993 dalam Hardiningsih et al., 2006 ).

Fase pertumbuhan Lactobacillus dapat menentukan waktu inkubasi selama

produksi senyawa antimikroba. Kurva pertumbuhan bakteri terdiri dari fase lag, fase

log (eksponensial) dan fase stasioner. Setiap fase tersebut akan mempengaruhi

produk metabolisme yang dihasilkan. Fase eksponensial merupakan fase dimana

BAL akan menghasilkan produk metabolit primer berupa asam laktat, sedangkan

fase stasioner akan dihasilkan produk metabolit sekunder (Khoiriyah 2014).

Asam laktat merupakan senyawa metabolit utama fermentasi oleh bakteri

asam laktat yang akan menurunkan pH, sehingga dapat menghambat perumbuhan

mikroba patogen. Sejumlah asam volatil yang dihasilkan selama fermentasi juga

memberikan efek antimikroba dalam kondisi redoks potensial yang rendah. Asam

asetat yang dihasilkan melalui fermentasi heterofermentatif akan berinteraksi dengan

membran sel dan mengakibatkan asidifikasi intraseluler dan denaturasi protein,

sehingga sangat efektif sebagai antimikroba (Surono, 2004).

Senyawa antimikroba adalah senyawa kimiawi atau biologis yang dapat

menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Komponen antimikroba adalah

suatu komponen yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang

(bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau

fungisidal). Terdapat dua kelompok besar efek antibakteri atau antagonistik BAL

yaitu berupa metabolit primer yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat seperti asam

laktat, CO2, asam asetat dan senyawa antimikroba lain yaitu diasetil, H2O2 dan

bakteriosin (Surono, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang perlu dikaji lebih

mendalam adalah: Apakah genus BAL vagina dapat menghambat pertumbuhan

C. albicans dan bagaimana kemampuan antimikroba BAL vagina dalam

menghambat pertumbuhan C. albicans.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui genus bakteri BAL vagina yang dapat menghambat pertumbuhan

C. albicans.

2. Mengetahui kemampuan antimikroba isolat BAL terhadap C. albicans.

(3)

3

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah mengenai

genus BAL yang berpotensi sebagai sumber antifungi dan kemampuan antimikroba

BAL dalam menghambat C. albicans.

Referensi

Dokumen terkait

Peptida antimikroba dari bakteriosin yang dihasilkan dari bakteri asam laktat potensial untuk diterapkan pada industri pangan dan farmasi.. Karakteristik bakteriosin kelas

Diantara senyawa-senyawa antimikrobia yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat, akhir-akhir ini bakteriosin paling banyak diterapkan sebagai antimikrobia pada bahan

Cita rasa asam dari produk dihasilkan dari terbentuknya asam laktat serta asam lain, seperti asam asetat, akibat proses fermentasi oleh bakteri probiotik dengan

Asam organik rantai pendek yang dihasilkan dari tahap fermentasi dan asam lemak yang berasal dari hidrolisis lemak akan difermentasi menjadi asam asetat, H 2 , dan CO 2 oleh

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa senyawa metabolit yang dihasilkan oleh isolat fungi endofit FEF2 dan bakteri endofit BEF1 memiliki aktivitas antimikroba.. Hal

Bifidobacterium merupakan bakteri penghasil asam laktat dan asam asetat dengan rasio 2:3, bakteri-bakteri tersebut kurang sensitif terhadap asam lambung dan resisten terhadap

Bifidobacterium merupakan bakteri penghasil asam laktat dan asam asetat dengan rasio 2:3, bakteri-bakteri tersebut kurang sensitif terhadap asam lambung dan

Menurut Gourama dan Bullerman (1995) sifat antimikotik ini disebabkan oleh adanya senyawa polipeptida dan metabolit dari bakteri asam laktat dengan berat molekul rendah yang