Polda Periksa Ahli Asset Daerah Dugaan Korupsi Lahan Jeringo
www.riauonline.co.id
MATARAM - Ditreskrimsus Polda NTB terus melengkapi berkas tersangka kasus korupsii pembebasan lahan Jeringo, Lombok Timur (Lotim). Hal ini sebagaimana permintaan jaksa yang meminta polisi memeriksa ahli asetii daerah. Karena itulah Polda telah memninta keterangan ahli aset daerah dari Dirjen Keuangan Daerah Bidang Aset Kementerian Dalam Negeri di Jakarta.
“Kita sudah minta keterangan ahli aset daerah. Saksi dari Dirjen Keuangan Daerah Bidang Aset, Depagri (Kemendagri, Red),” kata Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda NTB AKBP Andy Hermawan, kemarin.
Pemeriksaan terhadap ahli ini untuk memadukan pengakuan tersangka. Sebelumnya, tersangka kasus ini menyebutkan lahan yang ada di Jeringo tercatat sebagai aset daerah.
“Ada pengakuan tersangka, kalau lahan di Jeringo adalah aset, makanya dibutuhkan keterangan ahli,” tegasnya.
“Kalau semunya sudah dipenuhi, kita akan limpahkan,” sambunganya. Dalam kasus ini Polda NTB sudah menetapkan sejumlah tersangka, yakni mantan kepala bagian tata pemerintahan (Tatapem) berinsial AR, oknum anggota dewan berinisial HM, mantan kepala dinas Transmigrasi berinisial RM, dan kepala Dusun Jeringo Punjak berinisial AK.
transimigran. Namun, dari ratusan hektare lahan itu, 45 hektare diantaranya diduga bermasalah. Tercatat 34 warga yang mengklaim lahan itu miliknya.
Sumber:
1. Lombok Post, Polda NTB Periksa Ahli Aset Daerah, Dugaan Korupsi Lahan Jeringo, Jumat, 12 Februari 2016.
2. Suara NTB, Kasus Jeringo A lot, Polda Libatkan Ahli Depdagri, Jumat, 12 Februari 2016.
Catatan:
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah).
Barang Milik Negara/Daerah yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan
Negara/daerah dapat dipindahtangankan. Pasal 54 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 menyatakan bahwa pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dengan cara:
1. Penjualan;
2. Tukar Menukar;
3. Hibah; atau
4. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah.
Selanjutnya dalam Pasal 55 ayat (2) dan (3) PP 27 Tahun 2014 dijelaskan bahwa
Negara/Daerah berupa tanah dan/atau bangunan tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, apabila:
1. Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
2. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran;
3. Diperuntukkan bagi pegawai negeri;
4. Diperuntukkan untuk kepentingan umum; atau
5. Dikuasai Negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis.
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (Pasal 1 angka 28 KUHAP).
i Korupsi, 1. setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonornian negara; setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
2. penyelewengan atau penggelapan (uang negara, perusahaan, dsb) untuk kepentingan pribadi, orang
lain, golongan, dan bersifat melawan hukum; tindak pidana korupsi.
ii assets/aktiva/kekayaan, semua pos pada jalur debet suatu neraca keuangan yang terdiri dari