• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan dit pembinaan smp paparan 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kebijakan dit pembinaan smp paparan 5"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

DIREKTORAT

PEMBINAAN

SMP

Departemen

(2)

MASALAH UTAMA

AKSES PENDIDIKAN SMP MASIH

RELATIF RENDAH (APM= 63,67%;

APK=85,22%; APS=85,65%)

RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN SMP

(3)

MASALAH AKSES PENDIDIKAN

 JUMLAH ANAK USIA 13-15 TAHUN YANG TIDAK

MENDAPATKAN LAYANAN PENDIDIKAN SMP MASIH TINGGI (14,78% ~1,9 JUTA; 54,92% (Maluku Utara) ~ 102,86% (DKI Jakarta)

 ANGKA MELANJUTKAN DARI SD/MI KE

SMP/MTS MASIH RELATIF RENDAH (83,38% -NASIONAL; 67,38% (KALBAR) ~121,56% (DKI JAKARTA)

 ANGKA PUTUS SEKOLAH SMP MASIH TINGGI

(4)

Data APK Tahun 2005

(5)

Pencapaian APK SMP Tahun 2005

berdasarkan Kabupaten/Kota

APK

Komponen

< 75 % 75% - 85% 85% - 95% Tuntas

Jumlah

kabupaten 118 94 96 106

(6)

MASALAH MUTU PENDIDIKAN (1):

AKADEMIK DAN NON AKADEMIK

 BIDANG AKADEMIK:

 UAN:

 NASIONAL(2003/04) = 5,28; 4,31 (BABEL) ~ 5,71 (BALI)  NASIONAL (2004/05)= 6,25

 22% SMP (4.703) mempunyai rata-rata UN di

bawah 5,5.

 TIMSS 2003:

 MATEMATIKA= 411 (RERATA= 466), RANK= 34 DARI 45

NEGARA;

 SAINS= 420 (RERATA=473), RANK= 36 DARI 45 NEGARA

 NON-AKADEMIK:

 MORAL DAN DISIPLIN KURANG;

(7)

Berdasarkan Jumlah Sekolah

2001/ 2002 2002/ 2003 2003/ 2004 2004/ 2005

1 A (baik sekali) 6 135 182 2.042 No. Level Tahun Ajaran

2001/ 2002 2002/ 2003 2003/ 2004 2004/ 2005

1 A (baik sekali) 0,03% 0,70% 0,88% 9,32% 2 B (baik) 2,03% 4,49% 7,12% 29,23% 3 C (cukup) 21,52% 23,61% 36,70% 39,97% 4 D (kurang) 67,90% 57,21% 51,48% 18,39% 5 E (kurang sekali) 8,52% 14,00% 3,83% 3,08%

J umlah 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

No. Level Persentase

Berdasarkan Jumlah Persentase

PERTUMBUHAN KONDISI MUTU SMP S/N BERDASARKAN UAN

(8)

Grafik Pertumbuhan Kondisi Mutu SMP

Berdasarkan Jumlah Sekolah

Grafik Pertumbuhan Kondisi Mutu SMP (berdasarkan jumlah sekolah)

0

A (Baik Sekali) B (Baik) C (Sedang) D (Kurang) E (Kurang Sekali)

(9)

Grafik Pertumbuhan Kondisi Mutu SMP

(10)

MASALAH MUTU PENDIDIKAN (3):

SUMBERDAYA PENDIDIKAN

 Kecukupan, kualifikasi (66%), dan kompetensi

(40%) tenaga kependidikan di bawah standar;

 Buku dan bahan ajar bagi siswa kurang memadai;

 Fasilitas belajar banyak yang tidak layak (27,3%

rusak berat dan ringan);

 Pembiayaan pendidikan tidak standar

(under-financed schools)- Target Rp 1,9 juta/siswa/tahun – BOS –Rp. 324.5 ribu/siswa/tahun

 Manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan

(11)

TARGET – 2008/09

 95% ANAK USIA PENDIDIKAN SMP,

KHUSUSNYA ANAK PEREMPUAN, ANAK MISKIN DAN KURANG BERUNTUNG

MENDAPAT LAYANAN PENDIDIKAN DASAR YANG LAYAK DAN BERMUTU

 MENINGKATNYA SEMUA ASPEK PENDUKUNG

(12)

Data dan Proyeksi APK SMP

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(13)
(14)

PENINGKATAN AKSES

 Mengoptimalkan daya tampung sekolah yang tersedia baik

pada SMP negeri maupun swasta

 Membangun unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru

(RKB) bagi daerah yang membutuhkan;

 Mengembangkan pendidikan dasar terpadu (SD-SMP satu

atap) di daerah-daerah terpencil, kepulauan dan terisolasi.

 Memberdayakan sekolah alternatif: SMP Terbuka, kelas

jauh/filial, dsb

 Memberikan pendidikan layanan khusus bagi: anak daerah

terpencil, anak jalanan, anak daerah kumuh, anak daerah konflik, pekerja anak.

 Menyediakan bantuan operasional sekolah (BOS) bagi

(15)

PENINGKATAN MUTU (1):

INPUT PENDIDIKAN

 Pengangkatan guru dan peningkatan kualifikasi,

kompetensi tenaga kependidikan;

 Pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar, buku dan

alat pembelajaran minimal;

 Rehabilitasi sekolah-sekolah yang tidak layak

pakai;

 Penataan dan standarisasi sistem pembiayaan

(16)

PENINGKATAN MUTU (2) :

PROSES PENDIDIKAN

 Peningkatan proses pembelajaran yang efektif

(berbasis kompetensi, pembelajaran kontekstual, kecakapan hidup, belajar tuntas, mendorong

kreativitas);

 Peningkatan efektivitas penilaian pendidikan di

tingkat kelas (classrom-based assesment);

 Pembenahan manajemen dan kepemimpinan

(17)

PENINGKATAN MUTU (3) :

OUTPUT PENDIDIKAN

 Pelaksanaan sistem ujian nasional untuk

mengukur kompetensi siswa dan sebagai bentuk akuntabilitas publik;

 Pelaksanaan akreditasi sekolah untuk

menentukan tingkat kelayakan SMP negeri dan swasta;

 Pelaksanaan kompetisi akademik dan non

(18)

PENINGKATAN EFISIENSI

 Menekan jumlah anak mengulang dan putus sekolah

melalui: sekolah gratis, pemenuhan kondisi minimal untuk belajar, dan peningkatan efektivitas pembelajaran;

 Menata sistem pembiayaan sekolah, minimal untuk

memenuhi minimum condition of learning (sarana belajar, buku, dan guru)

 Memberdayakan dan meningkatkan manajemen

pendidikan di semua tingkatan manajemen: pusat, propinsi, dan kabupaten/kota

 Meningkatkan peranserta masyarakat, khususnya dewan

pendidikan dan komite sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan

 Meningkatkan sistem manajemen informasi, perencanaan,

(19)

Gambar

Grafik Pertumbuhan Kondisi Mutu SMP (berdasarkan jumlah sekolah)
Grafik Pertumbuhan Kondisi Mutu SMP (berdasarkan persentase)

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah merupakan tempat untuk menimba ilmu dan mencetak para generasi bangsa. Banyak hal yang didapatkan dari sekolah melalui program-program atau kegiatan yang ada

Untuk mewujudkan program Wajib Belajar 12 Tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjamin seluruh warga usia sekolah untuk mendapatkan pelayanan pendidikan

Berkaitan dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan efektivitas kerja guru dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kemampuan Kepala Sekolah untuk

Pedoman evaluasi pengelolaan dan pembiayaan obat digunakan dalam upaya efektivitas dan efisiensi, melalui (a) peningkatan kemampuan tenaga pengelolaan obat untuk meng- hitung

Untuk mewujudkan program Wajib Belajar 12 Tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menjamin seluruh warga usia sekolah untuk mendapatkan pelayanan pendidikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas efektifitas penggunaan sumber belajar Buku Sekolah Elektronik (BSE) terhadap hasil belajar siswa pada

Pedoman evaluasi pengelolaan dan pembiayaan obat digunakan dalam upaya efektivitas dan efisiensi, melalui (a) peningkatan kemampuan tenaga pengelolaan obat untuk meng- hitung

Meningkatkan efektivitas kelembagaan pemerintahan melalui peningkatan kapasitas SDM, dan ketersediaan sarana prasarana yang memadai, serta memberi ruang bagi masyarakat untuk