• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum KomInfo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum KomInfo"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 20 TAHUN 2000

TENTANG

PENYELENGGARAAN SANDI DAN TELEKOMUNIKASI DI JAJARAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa pelayanan Sandi dan Telekomunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan, guna menunjang kelancaran pemerintahan;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bidang Sandi dan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang Penyelenggaraan Sandi dan Teleokomunikasi di Jajaran Departemen Dalam Negeri;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);

3. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 199 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

4. Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Susunan Organisasi Departemen; 5. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 A Tahun 1995 tentang Pembagunan Sistem Telekomunikasi Departemen Dalam Negeri (SISKOMDAGRI);

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun 1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENYELENGGARAAN SANDI DAN TELEKOMUNIKASI DI JAJARAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Sandi adalah susunan furuf, tulisan (kata, tanda dan lain sebagainya) yang diproses secara Kriptografis dan menghasilkan suatu bentuk Kriptogram;

2. Sandiman adalah Pegawai Negeri Sipil dan Prajurit TNI yang memiliki keahlian sandi dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas/kegiatan persandian pada instansi pemerintah dan badan-badan lain;

3. Persandian adalah suatu usaha tindakan/Kegiatan yang dilakukan untuk mengamankan setiap berita rahasia dan rahasia negara melalui proses sandi-menyandi (Kriptografis);

4. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan setiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya;

(2)

6. Peralatan Telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi; 7. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang digunakan

dalam rangka bertelekomunikasi;

8. Naskah Dinas adalah alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis;

9. Pendidikan dan Pelatihan adalah wahana pengenalan, pembentukan, peningkatan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan, wawasan, visi, sikap dan perilaku aparat;

10. Operator adalah suatu jenis keahlian yang dimiliki seseorang agar mampu mengoperasikan suatu perangkat telekomunikasi;

11. Teknisi adalah suatu jenis keahlian yang dimiliki seseorang agar mampu merawat serta memperbaiki suatu perangkat sandi dan telekomunikasi.

BAB II

ORGANISASI DAN TATA KERJA Pasal 2

(1) Kedudukan Unit Sandi dan Telekomunikasi Departemen Dalam Negeri berada di Biro Umum Sekretariat Jenderal.

(2) Kedudukan Unit Sandi dan Telekomunikasi Pemerintah Propinsi berada di Sekretariat Daerah Propinsi. (3) Kedudukan Unit Sandi dan Telekomunikasi Pemerintah Kabupaten/Kota berada di Sekretariat Daerah

Kabupaten/Kota.

Pasal 3 Susunan Organisasi Unit Sandi dan Telekomunikasi :

a. Departemen Dalam Negeri ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri; b. Pemerintah Propinsi ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;

c. Pemerintah Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota; Pasal 4

Sandi dan Telekomunikasi di Jajaran Departemen Dalam Negeri diselenggarakan dengan prinsip memperlancar kegiatan pemerintahan.

Pasal 5

Pelayanan Sandi dan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud Pasal 4, dilaksanakan oleh Unit Kerja Khusus yang berkedudukan di Departemen Dalam Negeri dan di masing-masing Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota.

Pasal 6

Pelayanan Sandi dan Telekomunikasi di Jajaran Departemen Dalam Negeri dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7

(1) Unit Sandi dan Telekomunikasi Departemen Dalam Negeri, secara Teknis Operasional bertanggung jawab kepada Menteri Dalam Negeri, secara administratif bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal dan secara Teknis Kriptografis bertanggung jawab kepada Kepala Lembaga Sandi Negara.

(2) Unit Sandi dan Telekomunikasi Pemerintahan Propinsi, secara Teknis Operasional bertanggung jawab kepada Gubernur, secara administratif bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah Propinsi dan secara Teknis Kriptografis bertanggung jawab kepada Kepala Sandi dan Telekomunikasi Departemen Dalam Negeri.

(3) Unit Sandi dan Telekomunikasi Pemerintahan Kabupaten/Kota, secara Teknis Operasional bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota, secara administratif bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota dan secara Teknis Kriptografis bertanggung jawab kepada Kepala Sandi dan Telekomunikasi Propinsi.

Pasal 8

(3)

BAB III KEPEGAWAIAN

Pasal 9

Formasi Kepegawaian Unit Sandi dan Telekomunikasi dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dan mempertimbangkan beban kerja yang dihadapi, jumlah peralatan yang digunakan serta jam kerja khusus yang diberlakukan.

Pasal 10

Sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi, personil Sandi dan Telekomunikasi perlu disiapkan untuk mengikuti latihan dalam Jabatan Fungsional Bidang Sandi, Operator Telekomunikasi, Teknisi Telekomunikasi, serta Teknisi Fungsional lainnya.

Pasal 11

Sesuai dengan jenis serta sifat pekerjaan dan tanggung jawabnya, personil, Sandi dan Telekomunikasi dapat diberi Kompensasi, insentif khusus, atas beban anggaran masing-masing unit kerja sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PERALATAN

Pasal 12

Peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan persandian dan pertelekomunikasian terdiri dari : a. Alat Utama;

b. Alat Penunjang; c. Alat Pendukung;

Pasal 13

Alat Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, merupakan alat yang secara langsung digunakan untuk melakukan kegiatan persandian dan pertelekomunikasian, yaitu :

a. Material Khusus dan Perangkat Lunak Sandi;

b. Sentral Telepon Langganan Otomat beserta alat teleponnya; c. Mesin Faksimili

d. Mesin Telex

e. Perangkat Radio Telekomunikasi; f. Perangkat Sistem Telekomunikasi Satelit; g. Caraka;

Pasal 14

Alat Penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b, merupakan alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan persandian dan pertelekomunikasian, yaitu :

a. Bengkel Perawatan Elektronik; b. Sarana Kerja Bergerak;

Pasal 15

Alat Pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, merupakan alat yang digunakan untuk mendukung keberhasilan dalam kegiatan persandian dan pertelekomunikasian, yaitu ruangan serta peralatannya sesuai dengan persayaratan yang ditentukan;

BAB V JARINGAN

(4)

Sistem Jaringan Sandi dan Telekomunikasi di Jajaran Departemen Dalam Negeri, mencakup jaringan administrasi, komunikasi data dan komunikasi bergerak serta komunikasi komando dan pengendalian.

Pasal 17

(1) Jaringan administrasi digunakan untuk pengiriman dan penerimaan kriptogram, telegram atau naskah dinas lainnya, dengan menggunakan perangkat telekomunikasi radio, telex, kasimili dan telepon.

(2) Jaringan Komunikasi Data dipergunakan untuk menghubungkan antar terminal komputer dengan database baik local/intern mapupun keluar dengan menggunakan perangkat telekomunikasi radio, telepon, dan Sstem Komunikasi Satelit.

(3) Jaringan Telekomunikasi Bergerak digunakan untuk koordinasi yang bersifat instruktif dengan menggunakan perangkat telekomunikasi radio dan telepon.

(4) Jaringan Komando dan Pengendalian digunakan untuk komunikasi tatap muka jarak jauh dengan menggunakan perangkat Sistem Telekomunikasi Satelit.

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 18

(1) Biaya pembinaan dan penyelenggaraan Sandi dan Telekomunikasi di Departemen Dalam Negeri, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(2) Biaya pembinaan dan penyelenggaraan Sandi dan Telekomunikasi di Propinsi, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi.

(3) Biaya pembinaan dan penyelenggaraan Sandi dan Telekomunikasi di Kabupaten/Kota, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota.

BAB VII PEMBINAAN

Pasal 19

(1) Pembinaan Sandi dan Telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan persandian dan pertelekomunikaian yang meliputi penetapan kebijakan, dalam pengaturan, pengawasan dan pengendalian. (2) Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.

(3) Pembinaan Sandi dan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2), dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri.

BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 20

Pengiriman dan penerimaan kriptogram, telegram atau naskah dinas lainnya, harus memenuhi ketentuan tata naskah dinas di jajaran Departemen Dalam Negeri.

Pasal 21

Pengadministrasian dan penyampaian, kriptogram, telegram atau naskah dinas lainnya, dilaksanakan sesuai dengan tata cara Kantor Berita yang telah ditentukan.

BAB IX

(5)

Pedoman pembinaan personil Sandi dan Telekomunikasi dan satndarisasi peralatan yang digunakan menurut jenisnya, akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 23 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal 20 Juni 2000

MENTERI DALAM NEGERI ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber inokulum penyebab penyakit daun keriting kuning cabai pada petak pertanaman cabai merah yang berasal dari pesemaian diberikan sungkup plastik diduga dari tanaman

Pengungkapan sustainability report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Initiative) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip ini tercantum dalam GRI-G3

Berdasarkan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, setiap perusahaan telah

Berdasarkan hasil analisis tes skala sikap siswa terhadap pembelajaran ILD berorientasi CC dapat disimpulkan bahwa sebanyak 96,67% (29 siswa) merasamampu menjelaskan

Tujuan penilaian risiko ialah memberikan landasan dan acuan mengenai apa yang diperlukan untuk memberikan tanggapan yang tepat terhadap risiko yang

Untuk mengetahui apakah korelasi antara variabel X dengan variabel Y tinggi sedang atau rendah, terlihat dalam Nilai Pearson Correlation tersebut sebesar 0,597 berada

n  Hasil ligasi tidak dapat dipotong lagi pada sisi yang sama. o Ligasi ujung tumpul tidak seefisien ligasi

Karya tulis tugas akhir ini ini bertujuan untuk mengetahui strategi CV Trisakom Cipta Media dalam menghadapi persaingan perusahaan outsourcing melalui penguatan