Pilar Penelitian Lingkungan
Kluster Ecocampus dan Ecovillage
Persoalan lingkungan hidup saat ini semain komplek, terlebih dengan adanya perubahan iklim. Perubahan iklim telah menyebabkan perubahan musim. Untuk negara tropis seperti di Indonesia, adanya perubahan musim berpotensi terhadap terjadinya gagal panen karena musim kering yang berkepanjangan, dan sebaliknya pada musim penghujan curah hujan yang tinggi menimbulkan banjir sehinga banyak lahan pertanian yang terendam.
Persoalan kemiskinan di perdesaan juga telah memaksa masyarakat setempat merambah hutan, baik untuk mengambil kayu bakar, menebang pohon untuk di pakai maupun di jual, serta membuka hutan secara illegal dijadikan lahan pertanian. Rusak dan berkurangnya lahan hutan menyebabkan daerah resapan semakin berkurang yang pada gilirannya di musim kemarau daerah di hilir menjadi kekurangan air. Sebaliknya dimusim penghujan, karena air yang meresap berkurang telah menyebabkan terjadinya peningkatan air larian dan pada akhirnya menimbulkan banjir. Disamping itu, curah hujan yang tinggi dan rusaknya hutan juga meningkatkan potensi longsor.
pengaruhnya terhadap degradasi dan deplesi SDA di wilayahnya maupun dalam kaitanya dengan pemerataan kesejahteraan yang merupakan amanat Undang Undang Dasar 1945 yang sekaligus menjadi tangggung jawab pemerinah. Salah satu upaya untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan di suatu komunitas dan sekaligus menciptakan komunitas yang berwawasan lingkungan, yang dikenal sebagai konsep eco-village, telah banyak dilakukan diberbagai negara. Konsep eco-village ini mulai diterapkan sejak tahun1987. Saat ini sekurangnya telah tercatat 178 komunitas yang melaksanakan eco-village yang tercatat di Global Ecovillage Network.
Di negara maju, yang masyarakatnya telah sejahtera, program eco-village tidak ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan namun lebih ditekankan untuk membangun dan mengembangkan komunitas yang ramah lingkungan, harmoni dengan alam termasuk mempererat ikatan sosial. Di Indonesia, pengembangan eco-village secara formal belum banyak dilakukan. Program eco-village di Indonesa yang sudah dan sedang dikembangkan di beberapa komunitas, seperti Tabu ecovillage yang ada diwilayah Banten, ecovillage Samosir di Medan, Poncosari Ecovillage di Bantul Yogjakarta, dan ecovillage Banjar di Bali.
saat ini telah ada tools untuk menilai kinerja Eco atau Green Campus yang dikenal sebagai Green Metric.
Dalam rangka turut aktif dalam mengurangi terjadinya degradasi dan deplesi sumber daya alam dan lingkungan, serta berpartisipasi dalam mitigasi perubahan iklim, dan juga membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang berwawasan lingkungan, Universitas Padjadjaran merasa perlu untuk menerapkan kampusnya menjadi Eco Campus, dan juga melaksanakan program eco-village di salah satu komunitas di perdesaan Jawa Barat.
Program eco campus Universitas Padjadjaran selain ditujukan menjadi kampus ramah lingkungan juga diharapkan dapat meningkan citra Univeristas Padjadjaran baik di dalam maupun luar negeri, sedangkan program eco-village yang akan dikembangkan diharapkan dapat dijadikan contoh untuk pengembangan masyarakat perdesaan di berbagai daerah lainnya di Jawa Barat.
Klaster 1 Eco Campus 1.1. Latar Belakang
kesehatan, ekonomi, sosial, sumberdaya serta lingkungan. Dilihat dari aspek lingkungan, standar lingkungan yang ideal harus menunjukkan perkembangan yang harmonis antara alam dengan kebutuhan manusia, yaitu antara proses penciptaan, kreatifitas dan keindahan ruang alamiah. Akan tetapi, hal tersebut tidak dapat dijalankan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan sinergisitas dari semua elemen masyarakat, termasuk di dalamnya adalah universitas.
Universitas sebagai pusat pendidikan memiliki potensi yang besar dalam membangun pengelolaan lingkungan yang terintegrasi, menyeluruh dan berkelanjutan. Universitas diharapkan dapat menjadi tombak penerapan standar lingkungan dan memegang peranan penting sebagai perintis pembangunan berkelanjutan pada komunitas yang lebih besar. Oleh karena itu, universitas perlu mengembangkan sebuah konsep yang dapat menyatukan semua elemen dalam sebuah sistem pengelolaan lingkungan.
Sistem tersebut diharapkan dapat membangun kesadaran tentang pentingnya sebuah pengelolaan lingkungan hidup untuk mengurangi dampak lingkungan dari aktifitas manusia di lingkungan universitas. Konsep yang dapat dikembangkan untuk pengelolaan lingkungan hidup tersebut adalah eko-kampus (eco-campus). Di Indonesia istilah eko-kampus lebih ditekankan sebagai istilah kampus yang ramah lingkungan atau kampus berwawasan lingkungan. Artinya, suatu konsep yang menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup yang baik di lingkungan kampus.
implementasi serta evaluasi pengelolaan lingkungan. Pelaksanaan eko-kampus di luar negeri ditekankan untuk memperoleh penghargaan Sistem Manajemen Lingkungan yang mampu meningkatkan performa universitas. Sedangkan di Indonesia, penerapannya lebih berdasarkan pada refleksi kebijakan Pimpinan Universitas untuk menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan di Lembaga/Biro/Unit dalam lingkup Rektorat maupun Fakultas beserta unit kerja.
Konsep eko-kampus diterapkan berdasarkan isu lingkungan serta bertujuan untuk mendorong universitas menerapkan prinsip-prinsip lingkungan yang berkelanjutan melalui sistem operasional dan praktik manajemennya. Hal ini sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok – PIP Unpad yaitu Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup, dimana Universitas Padjadjaran memiliki komitmen dalam membantu penyelesaian masalah lingkungan di Jawa Barat, nasioanal bahkan internasional.
Komitmen dalam mengimplementasikan Pola Ilmiah Pokok Unpad tersebut tertuang dalam Salah satu Pilar Penelitian Universitas Padjadjaran, yaitu Pilar Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dengan Tema Penelitian Eko-Kampus. Tema ini tujuannya untuk mewujudkan Unpad sebagai kampus yang berwawasan lingkungan yang merupakan miniatur masyarakat ideal yang seimbang anatara komponen makhluk hidup yang menempatinya dengan lingkungan tempat mereka hidup. Melalui Tema Penelitian Lingkungan Eko-Kampus ini, diharapkan semua elemen yang ada di universitas dapat bekerjasama mewujudkan suatu kondisi dimana segala aktivitas yang dilakukan di lingkungan universitas dipertimbangkan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap lingkungan secara luas, sehingga tercipta kampus berwawasan lingkungan.
1.2. Maksud dan Tujuan.
1. Tersedianya data dasar kondisi eksisting lingkungan serta permasalahan dalam pengelolaan lingkungan di kawasan kampus Unpad.
2. Tersusunnya rekomendasi Grand Design Eco Campus Unpad. Tujuannya adalah :
1. Meningkatkan kesadaran sivitas akademika dan warga kampus akan adanya dampak lingkungan atas kegiatan/aktivitas di dalam kampus. 2. Menciptakan lingkungan sehat, bersih dan nyaman melalui
pengendalian penggunaan sumber daya serta mencegah terjadinya pencemaran.
3. Meningkatkan kepedulian akan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
4. Mewujudkan Pengelolaan Kegiatan di Lingkungan Kampus yang efektif dan efisien dalam penggunaan berbagai sumber daya.
1.3. Ruang Lingkup.
Untuk mencapai lingkup penelitian lingkungan yang mengkaji berbagai permasalahan di kampus Unpad dan sekitarnya, ruang lingkup penelitian lingkungan yang akan dikaji dibagi kedalam :
b. Kajian lingkungan ke dua difokuskan untuk mempelajari kegiatan serta aktivitas kampus yang berdampak terhadap masyarakat disekitar kampus baik secara langsung maupun tidak langsung [ eco-relationship]. Selain kajian dampak tersebut, ruang lingkup penelitian ini juga mengangkat bagaimana keterlibatan Unpad dan sivitas akademikanya untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan lingkungan di masyarakat dan lingkungan sekitar kampus [campus for environment]
Secara umum ruang lingkup penelitian pilar lingkungan tema eco campus disajikan pada Gambar 1.
1.4. Benchmarking.
Penerapan eko-kampus yang telah dilaksanakan pada beberapa perguruan tinggi di tingkat nasional maupun internasional secara umum menerapkan dua pendekatan, yaitu pertama, konsep formal eko-kampus sebagai bentuk keunggulan dalam bentuk memperoleh penghargaan Sistem Manajemen Lingkungan [environmental management systems] untuk menunjukkan performa [citra] suatu perguruan tinggi, dan kedua penerapannya yang merefleksikan kebijakan Pimpinan Perguruan Tinggi dalam menerapkan Sistim Manajemen Lingkungan di Lembaga/Biro/Unit dalam lingkup Rektorat maupun Fakultas/Jurusan/Prodi.
Kedua pendekatan formal tersebut akan memberikan keragaman atau variasi penerapan eko-kampus pada setiap perguruang tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini seperti yang terlihat dari penerapan acuan standar dari World Univeristy Ranking [WUR] Base on Green Metric
yang merupakan standar paling umum yang dipergunakan oleh berbagai perguruan tinggi yang mengedepankan lima katagori utama dengan beberapa kriteria penilaian, yaitu:
1. Setting Infrastructure [21 kriteria] 2. Energy and Climate Change [8 kriteria] 3. Waste [5 kriteria]
4. Water [3 kriteria]
5. Transportation [3 kriteria]
Sedangkan Indiana University menggunakan standar yang berbeda dengan WUR, yaitu delapan katagori dengan kriteria yang lebih rinci seperti sebagai berikut :
1. Energy and Built Environment [26 katagori] 2. Environmental Quality: Land Use [14 kriteria] 3. Environmental Quality: IPM [3 kriteria]
4. Environmental Quality: Chemical Use [4 kriteria]
5. Environmental Quality: Environmental Education [3 kriteria] 6. Environmental Quality: Environmental Education [4 kriteria] 7. Stormwater [44 kriteria]
Dua contoh katagori yang dipergunakan pada perguruan tinggi tersebut lebih dilandasi kepada strategi eko-kampus yang diterapkan oleh setiap perguruan tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penyusunan pilar lingkungan tema [cluster] eko-kampus yang akan dipergunakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat - LPPM Unpad selain mengacu kepada kaidah empirik juga mengedepankan karakteristik kawasan dimana kompleks Universitas Padjadjaran kampus Jatinangor berada, yaitu:
1.4.1. Katagori Pertama [Setting Infratsructure, Energy dan Climate Change disebut juga Eco Building], mencakup
a. Pembangunan dan pengelolaan bangunan, meliputi :
Identifikasi dan evaluasi kesesuaian tata ruang kawasan kampus, Inventaris dan evaluasi kondisi dan kesesuaian bentuk bangunan
yang telah ada,
Pemeliharaan dan penyesuaian pengunaan bangunan,
Penerapan green architecture pada pembangunan gedung meliputi perancangan pencahayaan, sirkulasi udara, sirkulasi air serta pengolahan limbah yang disesuaikan dengan kapasitas gedung untuk bangunan-bangunan baru,
Penerapan eco roof dan wall vegetation,
Mitigasi daya dukung lingkungan. b. Konservasi energi, meliputi :
a. Pengelolaan dan penghematan sumber daya energi,
b. Penggunaan teknologi hemat energi dalam penunjang operasional bangunan,
c. Efisiensi sumberdaya energi melalui perancangan dan pembangunan berbasis green architecture.
d. Penggunaan sumber energi alternatif.
Perancangan tata ruang kawasan kampus, kecukupan KDB dan KLT kampus,
Membuat dan mengembangkan kebijakan penetapan kawasan yang memiliki nilai estetika dan pemandangan alam tinggi.
Peningkatkan nilai estetika kampus melalui penataan taman, fasilitas pendukung akademik, pengaturan kawasan parkir, serta sarana dan prasarana kampus lainnya,
Pengelolaan dan pengolahan sampah terpadu melalui program minimalisasi sampah serta 3R.
b. Konservasi ekosistem, keanekaragaman hayati dan fungsi lindung, meliputi :
Penetapan kawasan lindung dalam kampus yang memiliki nilai konservasi tinggi,
Perlindungan keanekaragaman hayati liar dalam kampus,
Peningkatan pengetahuan dan kewaspadaan mengenai habitat alami dan keanekaragaman hayati.
Penyediaan ruang terbuka hijau kampus,
Mendukung dan membiayai perbaikan ekosistem dan kawasan lindung bernilai konservasi tinggi,
Kampus sebagai penyedia sumberdaya plasma nutfah pada bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
c. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, meliputi:
Peningkatan dan perbaikan kualitas sumberdaya air [hidrologi dan hidroorologi] didalam kampus,
Pengelolaan dan pelestarian kawasan penyedia pasokan air kampus,
Pengelolaan dan pengendalian pencemaran, membangun sistem daur dan sirkulasi ulang limbah cair, pembangunan wastewater treatment tunggal maupun komunal dan Membangun sistem pengelolaan limbah cair dengan pendekatan batch [pengelolaan untuk jenis limbah]
Peningkatan kemampuan menyimpan air dan menekan timbulan air larian dengan biopori atau sumur resapan,
Health Safety Eenvironmental – HSE dari pengelolaan laboratorium dari kampus
1.4.3. Katagori Ketiga [Environmental Education, disebut juga Eco Behaviour]
a. Pendidikan dan Penelitian Leadership
Tersedianya dokumen PPE [perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi] tentang pengelolaan lingkungan
Pendidikan dan pengetahuan lingkungan pada sivitas Unpad dan masyarakat lingkungan Unpad
Peningkatan awaraness sivitas Unpad dalam program eco-campus Penelitian tentang “penyelesaian” masalah lingkungan di
lingkungan sekitar Unpad dan penelitian-penelitian lingkungan lainnya
Sosialisasi penerapan program eko kampus melalui lokakarya, website, poster atau leaflet.
Pelatihan atau diklat mengenai program eko kampus yang diterapkan seperti pemilahan sampah, pelatihan daur ulang dan lain-lain.
Kampanye seperti kampanye udara bersih. Mengikuti pameran lingkungan hidup.
Lomba lingkungan hidup baik lomba karya tulis atau lomba produk ramah lingkungan.
Memasukkan konsep mata kuliah dasar pada beberapa mata kuliah di lingkungan Program Studi di Unpad
Peran serta civitas kampus dalam membantu mengelola lingkungan : yaitu mengubah budaya dari komponen kampus. Kongres mahasiswa BEM – HIMA untuk melakukan apa/bagi
Menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder
1.4.4. Katagori Keempat [Eco Relationship merupakan program keberlanjutan kampus]
Katagori keempat [eco relationship] merupakan contoh katagori dari sub-tema eko kampus yang tidak akan ditemukan pada katagori-katagori eko kampus lainnya, khususnya di perguruan tinggi di luar negeri termasuk WUR. Hal ini merupakan kajian yang menarik berkaitan dengan upaya Universitas Padjadjaran dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat di sekitar kampus yang dapat mendukung penyediaan lingkungan akademik yang baik bagi sivitas akademik Unpad, khususnya mahasiswa.
a. Hubungan Universitas Padjadjaran dengan Berbagai Stakeholder di Wilayah Jatinangor.
Meningkatkan peran perguruan tinggi [Unpad] dalam peningkatan kualitas hidup untuk masyarakat melalui pengembangan konsep, norma, paradigma dan perilaku masyarakat dalam mengelola lingkungan,
Meningkatkan “layanan sosial kampus pada masyarakat”
Meningkatkan sumbangsih “penyelesaian” masalah lingkungan di masyarakat .
b. Penjalinan Kerjasama
Peningkatkan kerjasama antar perguruan tinggi dikawasan pendidikan Jatinangor dalam pengelolaan lingkungan kampus dan wilayah sekitar kampus,
Peningkatan kerjasama antar sivitas akademik Unpad dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar kampus dalam mengelola lingkungan,
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak swasta dan industri yang mampu mengolah atau mendistribusikan limbah atau produk-produk lingkungan universitas,
Pendekatan theology lingkungan dalam pengembangan perbaikan lingkungan sosial
1.4.5. Katagori Kelima [Campus for Environment merupakan program keperdulian kampus terhadap penyelesaian masalah lingkungan di sekitar kampus ]
Implementasi dokumen PPE [perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi] tentang pengelolaan lingkungan kampus ramah lingkungan,
Penelitian, pengembangan dan implementasi dari karya-karya terbaik sivitas akademik untuk membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar kawasan kampus, peningkatan kualitas hidup masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat,
Menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk penelitian dan pengembangan potensi sumberdaya yang tersedia.
Gambar 2. Lifecycle kegiatan Eko Kampus diberbagai perguruan tinggi
1.5. Target Dan Sasaran Penelitian.
Tabel 1. Target dan Sasaran Penelitian
BUILDING KARAKTERISTIK KOMPONEN SASARAN INDIKATOR/TOLOK UKUR
Eko
Kampus Eco Building Setting Infratsructure, dan
Energy
Bangunan-bangunan lama dikampus Unpad Jatinangor, Desain bangunan baru, dan Masjid dilingkungan kampus
Indikator : Bangunan kampus yang hemat energi, efisiensi penggunaan sumberdaya air, aman dan nyaman
Tolok Ukur : Efisiensi konsumsi sumberdaya energi [listrik] dan efisiensi sumberdaya konsumsi suberdaya air
Energy dan Climate Change
Bangunan-bangunan lama dikampus Unpad Jatinangor, Desain bangunan baru, dan Masjid dilingkungan kampus
Indikator : Efisiensi konsumsi sumberdaya energi
Tolok Ukur : Kontribusi penurunan emisi karbon dari konsumsi sumber energi Eco Place Land Use, Perencanaan tata ruang kawasan kampus
Jatinangor Indikator : Koefisien dasar bangunan – KDBdan koefisien lahan terbangun – KLB kampus Jatinangor
Tolok Ukur : Kesesuaian penyediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbangun
Environmental Quality,
Transportation
Perencanaan integrasi tata ruang bangunan dengan penyediaan area parkir dikawasan kampus Jatinangor, Perencanaan koridor hijau/koridor pejalan kaki
Indikator : ketertiban, kenyamanan dan keamanan lingkungan kampus Jatinangor Tolok Ukur : Sarana dan prasarana pendukung kampus yang memadai
Water, Storm Water Penyediaan kawasan penyimpan air/kawasan lindung mata air, penyediaan biopori, penyediaan sumur resapan, teknologi pemanenan air hujan
Indikator : Kemampuan penyimpanan air dikawasan kampus, water harvesting dan pendaurulangan limbah cair
BUILDING KARAKTERISTIK KOMPONEN SASARAN INDIKATOR/TOLOK UKUR
Chemical Use, Waste Sumber limbah padat dan cair domestik [perkantoran dan kantin], sumber limbah padat, cair, B3 dan organik laboratorium, sumber limbah padat organik tanaman
Indikator : Minimasasi limbah cair, padat dan B3 dari kegiatan kampus terhadap lingkungan kampus dan sekitarnya
Tolok Ukur : Sarana dan prasarana pengolah limbah padat, cair dan B3
Biodiversity dan
kawasan lindung Perencanaan tata ruang kawasan kampus Jatinangor dan perlindungan kampus sebagai zona larangan berburu/penangkapan satwa liar, ( serta meningkatnya fungsi arboretum)
Indikator : Kampus sebagai kawasan konservasi ek-situ dan pelestarian plasma nutfah serta kampus sebagai penyedia habitat satwa liar perkotaan/perdesaan Tolok Ukur : Ketersediaan ruang terbuka hijau, penyediaan habitat satwa liar, sebagai
stock agent, tingginya keanekaragaman hayati didalam kampus
Eco Behaviour Environmental
Education Sivitas akademika Unpad, Mahasiswa, Dosen, Pimpinan Universitas, Karyawan/Staf Unpad
Indikator : Penyelenggaraan program eko kampus atau penyelenggaraan kampus ramah lingkungan yang berkelanjutan Tolok Ukur : Pemahaman, keperdulian dan kemampuan melaksanakan program eko kampus oleh seluruh sivitas akademika Unpad
Eco Relationship Stakeholder dan Kerjasama
Kerjasama dengan pemerintah daerah dan kelompok masyarakat Jatinangor
Indikator : Harmonisasi antara kampus dengan lingkungan masyarakat sekitar kampus
Tolok Ukur : Program-program kampus untuk pemberdayaan dan peningkatan kualitas masyarakat yang mendukung penyelenggaraan pendidikan Unpad Campus for
Environment Peningkatan dan Pengembangan Potensi Sumberdaya Alam, Hayati dan Budaya dan
Perencanaan penelitian dan kegiatan PKM LPPM, Fakultas maupun swadana dosen dan mahasiswa.
BUILDING KARAKTERISTIK KOMPONEN SASARAN INDIKATOR/TOLOK UKUR
Penyelesaian Permasalahan Lingkungan
Tolok Ukur : Penelitian dan PKM berbasis kampus untuk masyarakat dan lingkungan sekitar kampus
1.6. Road Maps Penelitian.
1.7. Fasilitas Penelitian.
Fasilitas penelitian yang diperlukan untuk mendukung pencapaian pilar lingkungan cluster eko kampus sesuai dengan ruang lingkup yang akan dicapai adalah seluruh laboratorium pada tingkat prodi dan fakultas serta universitas serta laboratorium maupun perpusatakaan yang dimiliki oleh pusat-pusat penelitian dan pengembangan LPPM Unpad.
Selain fasilitas yang dimiliki oleh berbagai laboratorium prodi dan fakultas, fasilitas yang dimiliki oleh institusi lain juga diperlukan, hal ini didasarkan kepada sarana dan prasarana penunjang penelitian dan analisis yang teknologinya dimiliki oleh institusi diluar Unpad.
1.8. Kerjasama.
Tabel 2. Daftar Judul Penelitian Lingkungan dengan Tema Eko Kampus
No Tema Penelitian Aspek
Output Penelitian Eco
Building PlaceEco BehaviourEco RelationshipEco EnvironmentCampus for 1 Status pengelolaan lingkungan kampus unpad
sebagai eko-kampus
Lingkungan - ekologi
√ √ √ √ √
2 Efektifitas Tanaman di Taman Universitas Padjadjaran Jatinangor dalam Menyerap Zat Pencemar Udara (SOx, partikulat dan Timbal)
Bio- Kehati √
3 Keanekaragaman dan Potensi Serangan Rayap Tanah di Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
Bio- Kehati √ √
4 identifikasi tinggalan sejarah dan kesenian di
Kawasan Jatinangor Sosial danBudaya √
5 Pengetahuan lingkungan pengelola kantin dan
pedagang kaki lima sekitar kampus Sosial danBudaya √ √
6 Kebijakan tata ruang kampus dalam mendukung kebijakan eco-campus di jatinangor
Sosial dan
Budaya √ √
7 Kajian meteorologi kawasan kampus jatinangor sebagai bagian dalam mendukung kawasan ecocampus
Fisik - Iklim √
8 Studi tentang tumbuhan yang digunakan untuk mereduksi polutan (Analisis polutan
terakumulasi, analisis anatomi tumbuhan terpapar polutan)
Bio- Kehati √
9 Potensi berbagai jenis limbah kampus sebagai
No Tema Penelitian Aspek
Output Penelitian Eco
Building PlaceEco BehaviourEco RelationshipEco EnvironmentCampus for 10 Pemanfaatan limbah tahu sebagai media
pertumbuhan bibit dan produksi serta kadar protein jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus Jacq Ex Kummer)
Bio -Teknologi
√
11 Ketersediaan & Penggunaan SD Air di kampus Fisik - SD Air
√
12 Pemanfaatan bahan organik di arboretum
unpad untuk "Bio intensif garden" TeknologiBio - √ 13 Peningkatan kualitas air limbah domestik asal
kampus serta pemanfaatannya untuk medium sayuran organic
Fisik
-teknologi √
14 Pemeriksaan bahan baku air minum sekitar kampus untuk peningkatan kesehatan mahasiswa
Fisik -kesehatan
√
15 Reduksi emisi gas rumah kaca melalui
pengelolaan limbah di lingkungan kampus PerencanaanFisik - √
16 Penentuan Kebutuhan dan footprint Kertas Kerja Optimal di Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Bio
-lingkungan √
17 Pemetaan Pencemaran Udara oleh SOx,
Partikulat dan Timbal di Kawasan Jatinangor PerencanaanFisik - √
18 Tata Ruang Terbuka Hijau Di Lungkungan Kampus Sebagai Pendukung Suasana Akademik
Fisik -Lansekap
√
No Tema Penelitian Aspek
Output Penelitian Eco
Building PlaceEco BehaviourEco RelationshipEco EnvironmentCampus for
Jatinangor air
21 Prospek Usaha Komoditas Perikanan di
Jatinangor ekonomiSosial - √
22 Model prediksi biomassa dan kebutuhan energi dalam kaitannya dengan pengembangan ecocampus.
fisik √
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.In t
J. Nas
AK J N
a s
Pro c Int
Pro c Na
s HKI Pro toti pe
Pr o d u k 1 Status pengelolaan
lingkungan kampus unpad sebagai eko-kampus
Lingkungan -
ekologi v
2 Efektifitas Tanaman di Taman Universitas Padjadjaran Jatinangor dalam Menyerap Zat Pencemar Udara (SOx, partikulat dan Timbal)
Bio- Kehati
v v
3 Keanekaragaman dan Potensi Serangan Rayap Tanah di Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
Bio- Kehati
v
4 identifikasi tinggalan sejarah dan kesenian di Kawasan Jatinangor
Sosial dan
Budaya v
5 Pengetahuan lingkungan pengelola kantin dan pedagang kaki lima sekitar kampus
Sosial dan
Budaya v
6 Kebijakan tata ruang kampus dalam mendukung kebijakan eco-campus di jatinangor
Sosial dan
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.In t
J. Nas
AK J N
a s
Pro c Int
Pro c Na
s HKI Pro toti pe
Pr o d u k 7 Kajian meteorologi kawasan
kampus jatinangor sebagai bagian dalam mendukung kawasan ecocampus
Fisik - Iklim
v
8 Studi tentang tumbuhan yang digunakan untuk mereduksi polutan (Analisis polutan terakumulasi, analisis anatomi tumbuhan terpapar polutan)
Bio- Kehati
v
9 Potensi berbagai jenis limbah kampus sebagai sumber daya energi
Fisik - Energi
v
10 Pemanfaatan limbah tahu sebagai media pertumbuhan bibit dan produksi serta kadar protein jamur tiaram putih ( pleurotus ostreatus jacq ex kummer
Bio - Teknologi
v v v
11 Ketersediaan & Penggunaan
SD Air di kampus Fisik - SD Air v v
12 Pemanfaatan bahan organik di arboretum unpad untuk "Bio intensif garden"
Bio -
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian J.In t J. Nas AK J N a s Pro c Int Pro c Na
s HKI Pro toti pe Pr o d u k 13 Peningkatan kualitas air
limbah domestik asal kampus serta
pemanfaatannya untuk medium sayuran organic
Fisik - teknologi
v v v v
14 Pemeriksaan bahan baku air minum sekitar kampus untuk peningkatan kesehatan mahasiswa
Fisik -
kesehatan v
15 Reduksi emisi gas rumah kaca melalui pengelolaan limbah di lingkungan kampus
Fisik -
Perencanaan v
16 Penentuan Kebutuhan dan
footprint Kertas Kerja Optimal di Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Bio -
lingkungan v
17 Pemetaan Pencemaran Udara oleh SOx, Partikulat dan Timbal di Kawasan Jatinangor
Fisik -
Perencanaan v
18 Tata Ruang Terbuka Hijau Di Lungkungan Kampus Sebagai Pendukung Suasana Akademik
Fisik -
Lansekap v
19 Geologi Teknik Kampus
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.In t
J. Nas
AK J N
a s
Pro c Int
Pro c Na
s HKI Pro toti pe
Pr o d u k 20 Model sistem air tanah di
Kampus UNPAD Jatinangor Fisik - SD air v
21 Prospek Usaha KomoditasPerikanan di Jatinangor ekonomiSosial - v
22 Model prediksi biomassa dan kebutuhan energi dalam kaitannya dengan
pengembangan ecocampus.
Klaster 2 Eco Village 2.1. Latar Belakang
Proses pembangunan yang berlangsung sejauh ini tidak hanya menyebabkan ketimpangan antar wilayah, tapi juga mengakibatkan semakin timpangnya desa-kota. Fakta menunjukkan bahwa secara umum, kondisi kawasan perdesaan masih tetap dicirikan oleh masih besarnya jumlah penduduk miskin, terbatasnya alternatif lapangan kerja, dan rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja perdesaan. Kondisi tersebut terkait berbagai kendala yang melekat seperti: 1) rendahnya tingkat penguasaan lahan pertanian oleh rumah tangga petani dan tingginya ketergantungan pada kegiatan budidaya pertanian (on farm), 2) lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan dan jasa penunjang serta keterkaitan antara kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan, 3) rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat perdesaan, 4) rendahnya akses masyarakat kepada sumber permodalan dan sumber daya ekonomi produktif lainnya, dan 5) masih terbatas serta belum meratanya tingkat pelayanan prasarana dan sarana dasar bagi masyarakat.
Untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antara desa
dan kota, konsep eco-village bisa menjadi solusi. Ecovillage adalah konsep tata ruang dan wilayah yang memperhatikan kualitas penduduk dan kualitas ekologis secara holistic. Ecovillage merupakan pembangunan kawasan perdesaan yang mempertimbangkan pencapaian kualitas individu, keluarga, masyarakat serta kualitas lingkungan alam yang berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan akan terjadi arus balik dari kota ke desa yang dapat mengurangi masalah kependudukan, masalah urbanisasi, masalah energi, serta masalah sosial perkotaan yang makin kompleks.
healthy human development and can be successfully continued into the indefinite future.” Definisi tersebut mengandung lima prinsip, yaitu : prinsip ke 1. Human scale memiliki arti bahwa pada ukuran (suatu populasi) di mana orang dapat mengenal dan dikenal oleh orang lain di masyarakat, dan di mana setiap anggota masyarakat merasa mampu dalam mempengaruhi arah pembangunan di lingkungannya. Prinsip ke 2, Full-featured yang berarti bahwa saat di mana semua fungsi utama dari kehidupan yang normal , seperti tempat tinggal, ketersediaan makanan, produksi, rekreasi, kehidupan sosial, dan perdagangan, tersedia dan dalam proporsi yang seimbang. Prinsip ke 3, In which human activities are harmlessly integrated into the natural world , adalah ide kesetaraan antara manusia dan bentuk kehidupan lainnya, sehingga manusia tidak mencoba untuk mendominasi alam melainkan menemukan tempat mereka di dalamnya.
Hal penting lainnya dalam prinsip ini adalah penggunaan siklus sumber daya material, bukan pendekatan linear (menggalinya, menggunakannya sekali, membuangnya selamanya) yang mencirikan masyarakat industri. Prinsip ke 4, In a way that is supportive of healthy human development mengandung arti bahwa dalam eco-village tanpa sejatinya kesehatan manusia , komunitas ini tidak mungkin akan sukses. Pembanguna kesehatan manusia tersebut adalah merupakan pembangunan yang seimbang dan terpadu dari semua aspek kehidupan manusia - fisik, emosional, mental, dan spiritual. Sedangkan prinsip yang terakhir yaitu and can be successfully continued into the indefinite future
demikian eco-village adalah merupakan tempat yang tidak harus selalu sama dengan perdesaan maupun perkotaan.
Dismping definisi tersebut di atas, Ada pula yang mengartikan eco-village sebagai suatu praktek upaya memanfaatkan teknologi energi hijau, teknik bangunan berwawasan lingkungan, mengurangi eksploitasi sumber daya alam, dan upaya memfasilitasi kemandirian masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam lanskap Eco-village , penataannya mengikuti atau diselaraskan dengan kondisi lingkungan setempat, jadi tidak didominasi oleh rekayasa, namun tetap mempertimbangkan ketersediaan air, lahan untuk pertanian tanaman pokok serta aksesibilitas.
Dalam GEN, eco-village secara sederhana didefinisikan sebagai komunitas perkotaan atau pedesaan yang berusaha untuk mengintegrasikan lingkungan dan mendukung sosial guna menciptakan model kehidupan berkelanjutan dengan menimbulkan dampak negatip yang rendah. Rancangan eco-village di sesuaikan dengan karakteristik lingkungan setempat yang mencakup empat dimensi yaitu dimensi sosial, ekologi, ekonomi dan spiritual yang dikembangkan melalui pendekatan holistic serta mendorong pengembangan kemampuan pribadi masyarakatnya.
Konsep ecovillage di Indonesia mulai berkembang manakala berbagai masalah pembangunan seperti kemiskinan, pengangguran, urbanisasi dan masalah
kependudukan, mengarahkan berbagai pihak untuk melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan, salah satunya dengan menurunkan ketimpangan kemajuan antar wilayah dan antara perkotaan dan pedesaan. Kebijakan dan
program pembangunan hendaknya mengembangkan pendekatan yang
berimbang dan saling mendukung, serta kesaling-ketergantungan seluruh aspek kehidupan antara kawasan perkotaan dan perdesaan, atau yang dikenal sebagai rural-urban linkage development approach.
2.2. Benchmarking
kolaborasi di mana penduduk secara aktif berpartisipasi dalam desain dan operasi dari lingkungan mereka sendiri; Cohousing merupakan perumahan semi-komunal yang terdiri dari sekelompok rumah-rumah pribadi dan ruang yang bisa digunakan bersama , seperti untuk ruang fasilitas untuk memasak, mencuci dan tempat bermain anak. Penghuni rumah secara aktif turut berpartisipasi dalam mendesain dan mengelola rumah/fasilitas secara bersama-sama. Mereka mencermati adanya ketimpangan Yin dan Yang yaitu adanya ketimpangan antara laki dan perempuan yang juga dapat diartikan terjadinya ketimbapangan pembangunan antara desa dan kota. Mereka kemudian mencetuskan gagasan untuk dapat mengatur hidup berdampingan satu sama lain dan sekaligus harmoni dengan alam/lingkungannya. Kemudian melalui Gaia Trust (1987) mereka mendirikan Desa Gaia (Yin) dan Teknologi Gaia (Yang) dengan konsep ecovillage.
Pada tahun 1991, Diane dan Robert Gilman dari Gaia Trust, melakukan surnei untuk memilih ecovillage yang terbaik untuk dijadikan contoh. Dalam laporannya yang berjudul “Eco-Villages and Sustainable Communities” , Sejak dicetuskan dan diimplementasikannya gagasan eco-village oleh Hildur dan Ross Jackson, praktik eco-village kemudian banyak dicoba oleh berbagai negara. Sejalan dengan berkembangnya eco-village , pada konferensi Findhorn Intentional Community di Skotlandia tahun 1995, dalam rangka peningkatan inisiatip Ecovillage maka didirikan The Global Ecovillage Network (GEN). Selanjutnya untuk mengembangkan dan meningkatkan jejaring ecovillage, kemudian dibentuk Divisi GEN seperti GEN Eropa dan Afrika, GEN Oceania/Asia dan GEN Amerika.
saat ini juga diadopsi dalam kegiatan turisme, yaitu berupa penyediaan pemondokan yang berbasis ecovillage.
Sejak pertama uji coba konsep ecovillage tahun1987, sampai saat ini sekurangnya telah tercatat 178 komunitas yang melaksanakan eco-village yang secara formal tercatat di Global Ecovillage Network. Seperti telah diuraikan di muka, di Indonesia saat ini konsep ecovillage telah diterapkan sekurangnya di empat komunit, Tabu ecovillage yang ada diwilayah Banten, ecovillage Samosir di Medan, Poncosari Ecovillage di Bantul Yogjakarta, dan ecovillage Banjar di Bali. Namun demikian seluruh konsep eco-village yang dierapkannya difokuskan utuk kegiatan wisata. Contohnya di Bali dan di Medan terfokus pada penyediaan penginapan yang bernuansa perdesaan. Sementara konsep eco-village yang difokuskan untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan melalui optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan sumber daya alam secara keseluruhan belum ada. Dan konsep inilah yang akan dicoba diterapkan oleh Unpad.
2.3. Sasaran Eco-village
Secara umum sasaran penelitian dan penerapan konsep eco village di komunitas perdesaan yang akan di lakukan oleh unpad adalah untuk mewujudkan masyarakat / komunitas di perdesaan yang sejahtera dan mandiri, baik dilihat dari dimensi social, ekologi, budaya maupun ekonomi. Menurut GEN, target dari
setiap dimensi ini mencakup: (sumber GEN :
http://gen.ecovillage.org/ecovillages/4pillarsofsustainabili ty.html) a. Target Dimensi Sosial / Komunitas :
- Melindungi dan berbagi sumber daya - Meningkatkan pendidikan
- Meningkatkan praktek preventif dalam aspek kesehatan - Peduli dan membantu kelompok marginal
- Menyediakan/memfasilitasi ruang untuk ekspresi budaya
b. Target Dimensi Ekologis
- Meningkatkan penggunaan material lokal untuk pembangunan tempat tinggal.
- Mengembangkan dan memanfaatkan energi terbarukan - Menjaga keragaman hayati
- Mengembangkan bisnis dengan prinsip ekologis
- Meningkatkan penghematan penggunaan berbagai sumber daya. - Melindungi terjadinya pencemaran/kontaminasi air, tanah dan udara.
c. Target Dimensi Budaya / Spiritual
- Meningkatkan semangat gotong royong.
- Menumbuhkan dan mengembangkan kreatifitas seni dan budaya. - Menghormati dan mendukung spiritual semua anggota masyarakat - Meningkatkan kesatuan dan harmoni semua komponan masyarakat
d. Target Dimensi Ekonomi
- Meningkatnya ketahanan keuangan masyarakat/wilayah
- Meningkatkan diversifikasi bisnis dari dan untuk komunitasnya
- Mengembangkan dan meningkatkan kehandalan instutusi keuangan lokal.
2.4. Karakteritik Eco-village
Konsep eco-village yang akan diterapkan pada komunitas perdesaan oleh Unpad, akan mencakup beberapa aspek dan komponen sebagaimana yang di terapkan di berbagai Negara lain seperti disajikan pada Tabel 4. Sedangkan karakteristik dan indikatornya disajikan pada table 5.
Tabel 4. Aspek dan Komponen pada Ecovillage
N
o EV Component: Localcontext
EV Aspects: Local context
1. People/Community Sustainable
Society
Ecological Village (Ecovillage)
2. Ecosystem & Biodiversity
Sustainable environment
3. Landscape and water
4. Physical Environ. (air, water, soil) & Health
5. Settlement & infrastructure
6. Food & Agriculture Sustainable
economy
Tabel 5. Karakteristik, komponen dan Indikator Eco-village
BUILDING KARAKTERISTIK KOMPONEN INDIKATOR
Eco-Village
Sustainable Society
People/Community Komunitas ecovillage memiliki dan mengembangkan persepsi yang ramah terhadap lingkungan serta spiritualitas yang kuat, mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal dan budaya konservasi, mengadopsi “gaya hidup” dengan dampak lingkungan rendah, aktif dalam pemeliharaan lingkungan, dan menjunjung nilai-nilai
kesetaraan, keadilan dan harmoni antar komponen ecovillage
Sustainable Environment
Ecosystem &
Biodiversity Komunitas ecovillage hidup serasi dengan lingkungan alami yang dicirikan oleh keberlanjutan
keanekaragaman hayati dan keutuhan layanan ekosistem lokal, kecukupan sumberdaya air, aman dari bencana geologi, reduksi pencemaran lingkungan, serta lingkungan yang sehat. Sementara lingkungan buatan (pemukiman, sarana/prasarana pendukung, infrastruktur, dll.) dibangun ramah lingkungan, aman, hemat energi dan sumberdaya Landscape and
water
Physical Environ. (air, water, soil) & Health
Settlement & infrastructure
Sustainable economy
Food & Agriculture Kegiatan ekonomi masyarakat, baik produksi maupun konsumsI, yang mengadopsi prinsip-prinsip carbon footprint rendah, efisiensi
sumberdaya, efisiensi energi, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, waste to product, zero waste & zero emission, diversifikasi sumberdaya, ekonomi berbasis lokal. Sektor produksi utama ecovillage: pertanian dan bisnis lokal; sektor konsumsi penting ecovillage: konsumsi energi dan sumberdaya oleh rumah tangga
Local business
Energy
Household consumption
Tabel 6. Target dan Tahap Penelitian
NO ASPEK TAHAP 1 TARGET PENELITIAN TAHAP 2 TARGET PENELITIAN TAHAP 3 PENELITIANTARGET
1 SOSIAL-BUDAYA Pemetaan dan Identikasi Sosial Ekonomi Masyarakat Data base kondisi dan potensi social ekonomi
Pengembangan Dan Monitoring
Kelembagaan Sosial & sistem ekonomi Masyarakat Model pengembangan social ekonomi Evaluasi Model Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat yang Berkelanjutan Pengembangan social ekonomi 2 MAKANAN/ PERTANIA N
Identifikasi Potensi pangan & sistem produksi pangan lokal
Database Jenis-jenis pangan potensial; sistem produksi pangan lokal
Pengembangan pangan & sistem produksi pangan lokal
Teknologi pemanfaatan pangan lokal; sistem produksi pangan ramah lingkungan
Perancangan sistem produksi pangan EV
Rancangan sistem produksi pangan yang sesuai
3 EKOSISTEM/KEHATI Identifikasi potensi Kehati & Ekosistem lokal Database jenis-jenis kehati dan ekosistem lokal
Pengembangan pengelolaan & konservasi Kehati/ekosistem
Praktek pengelolaan & konservasi ramah lingkungan perancangan pengelolaan & konservasi Kehati/ekosistem EV Rancangan pengelolaan & konservasi Kehati/ekosistem yang sesuai
4 LANSEKAP/SD AIR Identifikasi karakteristik lansekap & potensi SD air
Database karakteristik llansekap lokal; sumber-sumber air
Pengembangan teknologi pengelolaan &
konservasi SD air
Teknologi pengelolaan & konservasi air & lansekap transferable
Perancangan pengelolaan & konservasi air dan lansekap EV
rancangan pengelolaan & konservasi lansekap & SD air yang sesuai
5 EKONOMI LOKAL Identifikasi potensi usaha &sistem perekonomian lokal Database jenis-jenis usaha lokal potensial & sistem perekonomian eksisting
Pengembangan usaha & perekonomian lokal
Jenis usaha & sistem perekonomian yg transferable/implementable
Perancangan & uji coba perekonomian ecovillage
Rancangan sistem perekonomia lokal yang sesuai
6 KUALITAS LING KUNGAN
Identifikasi permasalahan pencemaran & limbah
Database persoalan pencemaran limbah & sampah utama
Pengembangan teknologi pemulihan lingkungan & pemanfaatan
sampah/limbah
Teknologi remediasi & pendekatan 3R yang sesuai
Perancangan sistem pemeliharaan lingkungan EV Rancangan sistem pemeliharaan lingkungan; pemanfaatan limbah untuk EV
7 ENERGI Identifikasi potensi energi lokal Database energi baru/terbarukan lokal
Pemanfaatan & pengembanagan energi lokal
Energi alternatif lokal &
teknologi pemanfaatannya Perancangan energi EV Rancangan supply energyalternative EV
8 PEMUKIMAN & INFRA STRUKTUR
Identifikasi kondisi lahan & potensi material
konstruksi/sarana-prasarana
Peta kondisi lahan & database material
konstruksi/sarana-prasarana lokal
Pemanfaatan material lokal & designing hunian berkelanjutan
Material konstruksi/sarana-prasarana lokal & teknologi pemanfaatannya; design hunian berkelanjutan
Perancangan hunian
2.6. Fasilitas Penelitian.
Fasilitas penelitian yang diperlukan untuk mendukung pencapaian eko village, mencakup semua fasilitas yang ada di laboratorium yang dimiliki oleh setiap fakultas/prodi yang terlibat dan atau terkait dengan program eko kampus. Namun demikian bila dalam pelaksanaannya terdapat fasilitas yang tidak dimiliki oleh unpad, maka prodi atau fakultas akan menjalin kerjasama dengan institusi lain.
2.7. Kerjasama.
Tabel 7. Target dan Sasaran Penelitian Eco-Village
BUILDING KARAKTERISTIK KOMPONEN SASARAN Tolok ukur
Eco-Village
Sustainable Society
People/Community Meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masyarakat dalam program ecovillage; memelihara budaya dan kearifan lokal
Jumlah anggota masyarakat yang terlibat dalam program ecovillage meningkat
Sustainable Environment
Ecosystem &
Biodiversity Meningkatkan layanan ekosistem dan terjaganya sumberdaya hayati lokal Meningkatnya keragaman hayati, meningkatnya kesuburan tanah, meningkatnya iklim mikro, meningkatnya sumberdaya air Landscape and water Menata penggunaan dan pemanfaatan
lahan (untuk meminimalisasi resiko bencana, dan meningkatkan potensi sumberdaya air)
Jumlah sumber air meningkat; kejadian bencana alam (longsor, banjir, dll) menurun
Physical Environ. (air, water, soil) & Health
Menurunkan timbulan limbah dan meningkatkan sanitasi lingkungan
Timbulan limbah menurun; meningkatnya sanitasi lingkungan (tertatanya MCK)
Settlement & infrastructure
Menciptakan rancangan rumah ramah lingkungan (hemat energy listrik dan air, tahan gempa, material lokal, sehat)
Terbentuknya prototipe rumah ramah lingkungan
Sustainable economy
Food & Agriculture Menciptakan swasembada pangan Berkurangnya penggunaan bahan pangan dar luar
Local business Meningkatkan ketahanan ekonomi
lokal Terciptanya usaha-usaha baru berbasis lokal; terbentuknya kelembagaan ekonomi lokal Energy Meningkatkan efisiensi dan
pemanfaatan/penggunaan sumber energy alternative (angin, surya, limbah biomassa)
Tabel 8. Daftar Judul Penelitian Eco-Village dengan Output Penelitian
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian
sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur 1 Studi status ecovillage di
Komunitas Karangwangi, Jayanti/Rancabuaya.
Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √ √ √ √ √ √ √ √
2 GrandDesign ecovillage
secara partisipatif di kawasan pantai selatan kjawa Barat
(multidisiplin)
Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √
3 studi potensi dan resolusi konflik di di kawasan pantai selatan Jawa Barat
Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √ √
4 Studi Potensi
Agroekosistem Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √ √
5 Biodiversitas avifauna di tataguna lahan kawasan Jawa Barat Selatan (Rancabuaya-Jayanti
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
√ 6 Konteks, status, dan
praktek sosial komunitas pedesaan Karang Wangi
Sosial dan
Budaya √
7 Aspek Hukum
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur Selatan
8 Penggunaan Media Komunikasi Berbasis Kearifan Lokal Dengan kebutuhan Informasi Mengenai Mitigasi Bencana Masyarakat Sosial dan Budaya √
9 Model Kerjasama Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Antara Masyarakat
sosial dan Budaya
√ v
10 Kearifan Masyarakat Dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sosial dan
Budaya √
11 Studi Etnoekologi dan Kearifan Ekologi Penduduk Dalam Menghadapi Bencana Alam Sosial dan Budaya √ 12 Kondisi Kesehatan
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur lingkungan
13 Tingkat eutrofikasi pada lingkungan perairan pantai selatan Jawa Barat
Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan √
14 Pola penyakit pada berbagai tingkat usia di
Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan √ 15 Penatalaksanaan penanganan gizi buruk oleh keluarga Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan √
16 Kewirausahaan pedesaan untuk meningkatkan pendapatan (produksi tikus, mencit untuk hewan
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur 17 Model pengelolaan
perubahan sosial menuju eco-village
Sosial dan Budaya
√ 18 Kajian Akademik
(Naskah Akademik) Peraturan Daerah tentang Eco Village di Jawa Barat Selatan
Sosial dan Budaya
√ 19 Model Pelibatan
Masyarakat Dalam Pembangunan Pedesaan Melalui Komunikasi Dialogis sosial dan Budaya √ 20 Rancangan Model
Komunikasi Kelompok Dalam Menunjang Ekonomi Kerakyatan Di Lingkungan pedesaan
Sosial dan Budaya
√ 21 Studi sistem
kelembagaan ecovillage (partnership-base ecovillage governance system) di... (lokasi yg telah ditetapkan)
Sosial dan Budaya
√ 22 Stidi potensi wisata
berkelanjutan pada kawsan-kawsan yg telah
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur ditetapkan...
23 Potensi limbah ternak, pertanian dan domestik untuk energi dan pupuk
Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan √
24 Kajian Hukum Peran serta masyarakat dalam pengembangan kawasan eco village Sosial dan Budaya √ 25 Evaluasi Perubahan sosial
menuju eco-village Sosial dan Budaya √ 26 Evaluasi pengembangan
kawasan ecovillage di kawasan pantai selatan kjawa Barat
(multidisiplin)
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
√ 27 Strategi Penyebaran
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian sosial-buday a makana n/ pertania n ekosist em/ke hati lan sek ap/ sd air eko no mi lok al kualit as ling kunga n energi pemu kima n & infra strukt ur 28 Pengembangan System
kelembagaan dan tata kelola lahan pada kawasan ecovillage (lokasi yg telah ditetapkan)
Sosial dan Budaya
√ 29 Identifikasi Ikan dan
Rumput Laut serta potensi penyakit nya
Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √
30 Identifikasi penyakit dan Parasit Ikan Secara genetis
Ekosistem dan Keanekaragama
nhayati √
31 Studi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Pantai Ranca Buaya dan/atau Cidaun
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
√ 32 Model Pengelolaan dan
Pemanfaatan Terumbu Karang di Pantai Ranca Buaya dan/atau Cidaun
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
√ 33 Percontohan Pengelolaan
dan Pemanfaatan
Terumbu Karang di Pantai Ranca Buaya dan/atau Cidaun
Ekosistem dan Keanekaragama nhayati
√ 34 Model sistem akifer dan
pola aliran air tanah di
Bentang alam (landscape) dan
No Tema Penelitian Aspek Output Penelitian
sosial-buday a
makana n/ pertania
n
ekosist em/ke hati
lan sek ap/ sd air
eko no mi lok al
kualit as ling kunga
n
energi pemu kima n & infra strukt
ur daerah Ranca Buaya sumberdaya air
35 Prilaku dan Pola Usaha Budidaya dan
Penangkapan Ikan di Rancabuaya Pamengpeuk
Makanan dan pertanian
√√ 36 Analisis Kesesuaian lahan
Untuk Budidaya Ikan Makanan dan pertanian
√ 37 Bioekonomi Sumberdaya
Lobster dan Sidat Usaha (Bisnis) lokal
√ 38 Prospek Usaha Komoditas
Perikanan di Pamengpeuk Usaha (Bisnis) lokal
√ 39 Studi kegiatan ekonomi
masyarakat dan perilaku pasar pada kawasan ecovillage (lokasi yg telah ditetapkan)
Usaha (Bisnis) lokal
√ 40 Model prediksi biomassa
dan kebutuhan energi dalam kaitannya dengan pengembangan
ecovillage.
fisik
Tabel 9. Daftar Judul Penelitian Eco-Village dengan Keluaran Penelitian
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.I nt
J. Nas
AK NasJ ProcInt ProcNas HKI Pro toti
pe dukPro 1 Studi status ecovillage
di Komunitas Karangwangi, Jayanti/Rancabuaya.
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
2 GrandDesign ecovillage secara partisipatif di kawasan pantai selatan kjawa Barat (multidisiplin)
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
3 studi potensi dan resolusi konflik di di kawasan pantai selatan Jawa Barat
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
4 Studi Potensi
Agroekosistem Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian J.I nt J. Nas AK J Nas Proc Int Proc Nas HK I Pro toti pe Pro duk 5 Biodiversitas avifauna
di tataguna lahan kawasan Jawa Barat Selatan (Rancabuaya-Jayanti Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
6 Konteks, status, dan praktek sosial komunitas pedesaan Karang Wangi Sosial dan Budaya v
7 Aspek Hukum Lingkungan Pengembangan Eco Village di Jawa Barat Selatan
Sosial dan Budaya
v
8 Penggunaan Media Komunikasi Berbasis Kearifan Lokal Dengan kebutuhan Informasi Mengenai Mitigasi Bencana Masyarakat Sosial dan Budaya v
9 Model Kerjasama Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Antara Masyarakat sosial dan Budaya v
10 Kearifan Masyarakat Dalam Perlindungan dan Pengelolaan
sosial dan
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian J.I nt J. Nas AK J Nas Proc Int Proc Nas HK I Pro toti pe Pro duk 11 Studi Etnoekologi dan
Kearifan Ekologi Penduduk Dalam Menghadapi Bencana Alam Sosial dan Budaya v
12 Kondisi Kesehatan Lingkungan Dalam Penataan Lingkuangan Pedesaan Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan v
13 Tingkat eutrofikasi pada lingkungan perairan pantai selatan Jawa Barat Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan v
14 Pola penyakit pada berbagai tingkat usia di
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.I nt
J. Nas AK
J Nas
Proc Int
Proc Nas
HK I
Pro toti pe
Pro duk tanah) dan
kesehatan lingkungan
16 Kewirausahaan pedesaan untuk meningkatkan pendapatan (produksi tikus, mencit untuk hewan percobaan, daphnia)
Usaha (Bisnis) lokal
v
17 Model pengelolaan perubahan sosial menuju eco-village
Sosial dan Budaya
v
18 Kajian Akademik (Naskah Akademik) Peraturan Daerah tentang Eco Village di Jawa Barat Selatan
Sosial dan Budaya
v
19 Model Pelibatan Masyarakat Dalam Pembangunan Pedesaan Melalui Komunikasi Dialogis
sosial dan Budaya
v
20 Rancangan Model Komunikasi Kelompok Dalam Menunjang Ekonomi Kerakyatan Di Lingkungan
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian J.I nt J. Nas AK J Nas Proc Int Proc Nas HK I Pro toti pe Pro duk 21 Studi sistem
kelembagaan ecovillage (partnership-base ecovillage governance system) di... (lokasi yg telah ditetapkan)
Sosial dan Budaya
v
22 Stidi potensi wisata berkelanjutan pada kawsan-kawsan yg telah ditetapkan... Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
23 Potensi limbah ternak, pertanian dan domestik untuk energi dan pupuk
Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan lingkungan v
24 Kajian Hukum Peran serta masyarakat dalam pengembangan kawasan eco village
Sosial dan Budaya
v
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.I nt
J. Nas AK
J Nas
Proc Int
Proc Nas
HK I
Pro toti pe
Pro duk (multidisiplin)
27 Strategi Penyebaran Informasi Kesehatan Lingkungan Dalam Penataan Lingkuangan Pedesaan
Kualitas lingkungan fisik (air, udara, tanah) dan kesehatan
lingkungan v
28 Pengembangan System kelembagaan dan tata kelola lahan pada kawasan ecovillage (lokasi yg telah ditetapkan)
Sosial dan Budaya
v
29 Identifikasi Ikan dan Rumput Laut serta potensi penyakit nya
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
30 Identifikasi penyakit dan Parasit Ikan Secara genetis
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
31 Studi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Pantai Ranca
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian J.I nt J. Nas AK J Nas Proc Int Proc Nas HK I Pro toti pe Pro duk 32 Model Pengelolaan dan
Pemanfaatan Terumbu Karang di Pantai Ranca Buaya dan/atau Cidaun
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
33 Percontohan Pengelolaan dan Pemanfaatan Terumbu Karang di Pantai Ranca Buaya dan/atau Cidaun
Ekosistem dan Keanekara gamanhaya
ti v
34 Model sistem akifer dan pola aliran air tanah di daerah Ranca Buaya
Bentang alam (landscape) dan sumberday
a air v
35 Prilaku dan Pola Usaha Budidaya dan
Penangkapan Ikan di Rancabuaya Pamengpeuk Makanan dan pertanian v
36 Analisis Kesesuaian lahan Untuk Budidaya Ikan Makanan dan pertanian v 37 Bioekonomi Sumberdaya Lobster dan Sidat Usaha (Bisnis) lokal v
38 Prospek Usaha
Komoditas Perikanan di Pamengpeuk
Usaha (Bisnis)
No Tema Penelitian Aspek Keluaran Penelitian
J.I nt
J. Nas AK
J Nas
Proc Int
Proc Nas
HK I
Pro toti pe
Pro duk 39 Studi kegiatan ekonomi
masyarakat dan perilaku pasar pada kawasan ecovillage (lokasi yg telah ditetapkan)
Usaha (Bisnis) lokal
v
40 Model prediksi biomassa dan
kebutuhan energi dalam kaitannya dengan pengembangan ecovillage.
fisik