151
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI LOSMEN IBU HJ. TARJO PALEMBANG
Dewi Martati1, Eni Cahyani2, Rusma Rizal3 Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Anika Email : dewimartati8@gmail.com1, eniegan@gmail.com2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor –faktor fasilitas, harga dan lokasi yang mempengaruhi pengambilan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan sampel sebanyak 160 responden yang merupakan konsumen dari losmen. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara juga observasi dan diolah dengan program SPSS versi 24. Data diolah dengan uji validitas dan reliability. Analisis data dengan persamaan regresi linier berganda dengan persamaan Y = a+b1X1+b2X2+b3X3. Berdasarkan uji
R2, nilai R Squares sebesar 0,615 yang artinya variabel Karakteristik Individu (X1) Fasilitas,
(X2) Harga, dan (X3) Lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menginap. Variabel fasilitas (X1) merupakan faktor yang tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan. Dimana bisa dikatakan jika fasilitas bukan menjadi salah satu alasan bagi tamu untuk menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo, karena Losmen Ibu Hj Tarjo hanya memiliki fasilitas sederhan dan tidak memiliki fasilitas pendukung lain yang menjadi pendukung dalam pengambilan keputusan. Harga menjadi faktor dalam pengambilan keputusan menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan. Sedangkan Lokasi menjadi faktor dalam terhadap pengambilan keputusan. bahwa lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengambilan keputusan menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo, Losmen Ibu Hj Tarjo memiliki lokasi yang startegis mudah di jangkau, kelancaran arus lalu-lintas, lingkungan Losmen yang yang nyaman dan dekat dengan fasilitas umum.
Kata kunci : Losmen, pengambilan keputusan, harga, fasilitas dan Lokasi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini Pariwisata menjadi objek
utama bagi Pemerintah untuk
menompamg pertumbuhan ekonomi
khususnya kota Palembang banyak objek wisata yang dapat di kunjungi merupakan keuntungan tersendiri bagi Pemerintah Daerah. Dikutip dari Kompas.com data terbaru dari Badan pusat Statistik, terncatat ada 2.622 wisata mancanegara yang masuk melalui Bandara Sultan Mahmud Badarudin II pada periode Januari- Februari 2019 dibandingkan Januari- Februari 2017 sebanyak 1.515
Wisata Mancanegara. Dengan jumlah kenaikan wisatawan hingga mencapai 73%, memungkinkan peluang membuka bisnis di bidang penjualan jasa
Akomodasi. Para pembisnis mulai
memambah nilai jual terbukti dengan pembangunan hotel, Wisma, Penginapan yang bersaing. Mengutip dari Tribun Sumsel.com menurut ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)
Summsel Bapak Herlan Aspiudidin
ditahun 2015 saja terdapat 8.500 kamar hotel yang beroperasi, pada tahun 2018 terdapat sekitar 3.500 kamar hotel baru dan berbagai kelas, sehingga totalnya
152
mencapai 12.000 kamar termasuk
didalamnya hotel- hotel lux.
Dengan semakin banyaknya jumlah kamar dalam setiap hotel, terjadi persaingan yang begitu kuat, sehingga pihak Manajemen hotel akan melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan jumlah tamu yang menginap. Banyak hal
yang dapat mempengaruhi maju
mundurnya usaha perhotelan, salah satunya adalah bagaimana pihak hotel
dapat menarik pelanggan serta
mempertahankan mereka dengan cara memberikan kualitas pelayanan terbaik agar para tamu puas terhadap layanan yang diberikan. Dalam persaingan bisnis sekarang ini, layanan merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan untuk startegi diferensiasi ketika menjual produk yang sama. Pelayanan yang baik akan menyelamatkan makan yang tidak enak, sebaliknya hidangan utama yang lezat tidak menjamin dan dapat menyelamatkan pelayanan yang buruk (Orilio, 2005) disamping dengan memberikan pelayanan yang baik ada beberapa faktor pendukung yang perlu ditinjau secara terperinci. Seperti fasilitas harga hingga lokasi agar para calon tamu dapat mengambil keputusan menginap dan mendapatkan kepuasan tersendiri.
Hotel adalah salah satu jenis
akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,makanan dan minuman,serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara
komersial. (SK Menteri Pariwisata, Pos
dan Telkomunikasi No.KM 37/PW.
340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (20011). Tingkat persaingan yang tinggi di bidang jasa perhotelan menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan sehingga
menuntut pihak hotel untuk
mengidentifikasi faktor faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan konsumen
menginap dan menerapakan strategi yang tepat untuk meningkatkan jumlah tamu yang menginap.
Kegiatan marketing yang dilakukan oleh pelaku bisnis bertujuan untuk
memuaskan kebutuhan (needs) dan
keinginan pelanggannya (wants) dalam hal lain yaitu tamu hotel. Keputusan pembelian menurut Buchari Alma (2011) adalah suatu keputusan konsumen yang di pengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan
process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengelola segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa tanggapan yang muncul produk apa yang akan dibeli.
Keputusan pembelian begitu sangat
berpengaruh terhadap kesuksesan
perusahaan dalam melaksanakan
pemasarannya, sehingga terdapat beberapa indikator yang menyebabkan terjadinya keputusan konsumen dalam menentukan produk mana yang akan dibeli.Menurut Tjiptono (2005) keputusan pembelian adalah sebuah proses di mana konsumen mengenal masalanya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat
memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.
Dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, konsumen akan mencari tahu informasi permasalahan dan menganalisa kebutuhan dan keinginan yang mendasari keputusan pembelian yang nantinya akan mengaktifkan proses keputusan. Konsumen akan mencari tahu informasi baik dari ingatan maupun lingkungan, banyak anternatif dan mengevaluasi pilihan dengan kondisi yang diharapkan dan menyempitakan pilihan
153
hingga dapat memutusakan mana
keputusan yang paling tepat.
Konsumen menetapkan pilihan atau dapat mengganti dengan pilihan yang
dapat diterima. Hasil konsumen
mengevaluasi apakah pilihan yang diambil memenuhi harapan dan kebutuhan setelah digunakan. Dari sudut pandang yang berbeda biasanya calon pembeli akan mempertimbangkan seberapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan, oleh karena itu harga suatu jasa akan menjadi panutan dalam mengambilan keputusan.
Harga Menurut Kolter dan
Amstrong (2004 ) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapat manfaat dari memiliki dari atau menggunakan barang atau jasa, ketika harga yang dibayarkan sesuai dengan kebutuhan yang
didapat dan dapat menyelesaikan
permasalahan maka konsumen akan
mendapatkan manfaat yang diinginkan. Fasilitas Menurut Sulastiyono (2006)adalah penyediaan perlengkapan- perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatannya, sehingga kebutuhan- kebutuhan dapat terpenuhi selama tinggal di hotel dan akan menjadi prioritas berdasarkan persepsi yang ia peroleh terhadap fasilitas yang tersedia. Dalam membangun sebuah usaha
diperlukansebuah tempat dimana
perusahaan akan mendirikan bangunan. Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian (Tjiptono, 2000).
Mayoritas dari para pengguna jasa Losmen adalah mereka yang berasal dari luar daerah yang sedang milik urusan disekitar Losmen itu berada baik dalam
urusan bisnis maupun untuk tujuan wisata ataupun hanya tempat trasit sementara untuk kemudian melanjutkan perjalan. Oleh karena itu Losmen yang strategis
akan memudahkan konsumen untuk
mendapatkan akses terhadap Losmen tersebut, kedekatan Losmen dengan beberapa tempat tujuan wisata dan fasilitas-fasilitas umum akan menjadi nilai lebih bagi perusahaan. Menurut Heizer (2001) lokasi memiliki kekuatan untuk mensukseskan ataupun menghancurkan strategi perusahaan, oleh karena itu penyediaan jasa harus benar-benar mempertimbangkan, menyeleksi, dan memilih lokasi yang reponsifterhadap
kemungkinan perubahan ekonomi,
demografis, budaya, persaingan, dan
peraturan dimasa mendatang.
Sehingga calon pelanggan dapat memberikan keputusan pembelian yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Konsumen dapat
mengevaluasi apakah pilihan yang diambil
memenuhi harapan dan kebutuhan
sesudah digunakan dan
merekomendasikan kepada calon
pelanggan lain.
Berdasarkan urain latar belakang di atas peneliti bermaksud untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk menginap di Losmen, dalam penelitian ini dipilih variabel yang diduga kuat sebagai faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yakni fasilitas, harga dan lokasi sebagai fokus dari penelitian ini.
1.2Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam mementukan suatu pilihan yang akan menjadi keinginannya
154 1.3Manfaat Penelitian
Dapat menganalisis informasi yang mempengaruhi faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses pengambilan
keputusan konsumen dalam menginap dan mengetahui kebutuhan yang diinginkan konsumen.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hotel
Hotel adalah salah satu jenis
akomodasi yang mempergunakan
sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan,makanan dan minuman,serta jasa penunjang lainnya
bagi umum yang dikelola secara
komersial. (SK Menteri Pariwisata, Pos
dan Telkomunikasi No.KM 37/PW.
340/MPPT-86 dalam Sulastiyono
(20011)..
Menurut Menteri perhubungan, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut beserta makan dan
minum (SK.menhub.RI.No.PM
10/PW391/PHB-77). Menurut AHMA (American Hotel And Mote Associations), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan dan minuman serta pelayananlainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal utuk sementara waktu. Menurut Webster, hotel adalah suatu
bangunan atau lembaga yang
menyediakan kamar untuk menginap, makanan dan minuman serta pelayaana lainnya untuk umum.
2.2 Jasa
Pengertian jasa menurut Kotler (2000) adalah a service is any act or performance that one perty can offer to another that is essentially intangible and does not result the ownership of anything.
Its production may or may not be toed to a physical product. Definisi ini menjelaskan bahwa jasa adalah suatu tindakan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang secara fisik tidak berwujud dan tidak memberikan pemilikan sesuatu. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik. Jasa beriorietasi pada aspek proses dan aktivitas dikemukan oleh Gronroos (2000) dalam Tjiptono (2006), bahwa jasa adalah proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas intangible yang biasanya terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang atau jasa sistem penyediaan jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.
Menurut Kotler dan Keller (2007) menyatakann bahwa terdaapat empat karakteristik jasa yang berdampak pada desain pemasaran jasa, yaitu:
1. Tidak berwujud (tangibillity)
Sifat jasa yang tidak berwujud mengakibatkan suatu jasa tidak dapat mencium, melihat, mendengar, meraba,
merasakan hasilnya sebelum
membelinya. Untuk mengurangi
ketidak pastian konsumen akan mencoba mencari informasi tetang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, rekam jejak kinerja perusahaa dan apa yang akan didapat dari perusahan tersebut jika kita melakukan transaksi seta hal-hal lainnya.
2. Tidak dapat dipisahkan
(inseparabillity)
Jasa umumnya diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika seseorang melakukan pembelian jasa, maka penyedia jasa tersebut dan menunggu sampai jasa tersebut diproduksi, maka interaksi jasa dan konsumen merupan ciri utama dari pemasaran jasa.
155
Jasa tergantung kepada siapa penyedia jasa tersebut dan kapan serta dimana jasa diproduksi, mengakibatkan jasa memiliki hasil yang berbeda-beda. Misalnya sebuah hotel yang sangat tamah melayani tanggap terhadap keluhan- keluhan tamunya, sedangkan hotel yang lain tidak. Hal ini mengakibatkan pembelian jasa sangat berhati-hati terhadap adanya pembelian ini, sehingga seringkali meminta pendapat dari orang lain sebelum memilih suatu jasa.
4. Tidak tahan lama ( perishabillity)
Jasa tidak dapat disimpan.
Karakteristik perishabillity tidak akan menjadi masalah jika permintan tetap, tetapi jika perusahaan berfluktuasi,
maka perusahaan jasa
mengalamimasalah. Misalnya
perusahaan transportasi harus
menyediakan lebih banyak kendaraan selama jam-jam sibuk untuk memenuhi permintaan konsumen.
Industri jasa sangat beragam, sehingga
tidak mudah untuk menyamakan
pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat membantu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan memanfaatkan pengalaman industri lain yang mempunyai masalah dan karakteristik yang sama untuk diterapakan pada suatu bisnis jasa.
2.3 Perilaku Konsumen
Tujuan utama pemasaran adalah melayani dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu pemasaran perlu bagaimana perilaku konsumen dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Solomon (1999) perilaku konsumen adalah studi mengenai proses-proses yang terjadi saat indivindu atau kelompok menyeleksi,
membeli, menggunakan, atau
menghentikan pemakaian produk, jasa,
ide, atau pengalaman dalam rangka
memuaskan keinginan dan hasrat
tertentu.Engel et al (2001) menyatkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan
langsung untuk mendapatkan,
mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Kotler dan Amstrong (2000)
mengemukakan bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik indivindu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Ada dua elemen penting dari perilaku konsumen tersebut yaitu :
1. Proses pengambilan keputusan.
2. Kegiatan fisik, semua ini melibatkan indvindu dalam menilai, mendapatkan,
dan mempergunakan
barang-barangatau jasa-jasa ekonomi
Tjiptono (2006) menyatakan bahwa perilaku konsumen jasa terdiri dari tiga tahap yaitu pebelian, konsumsi, dan evaluasi purna beli.
1. Tahap para pembeli mencangkup semau aktifitas konsumen yang terjadi sebelum terjadi transaksi pembelian dan pemakain jasa. Tahap ini meliputi tiga proses yaitu identidas kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif.
2. Tahap konsumsi merupakan tahap proses keputusan konsumen, dimana konsumen membeli atau mengunakan produk atau jasa.
Sedangkan tahap evaluasi pembelian merupakan tahap proses pembuatan konsumen sewaktu konsumen menetukan
apakah konsumen sudah melakukan
keputusan pemebelian yang tepat.
2.4 Keputusan Menginap
Menurut Kotler dan Amstrong (2016) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah tahap atau proses
156
keputusan dimana konsumen secara nyata
(aktua) melalukan pembelian
produk.Buchari Alma (2011) keputusan pembelian adalah suatu keputusan
konsumen yang dipengaruhi oleh
Ekonomi, Keuangan, Teknologi, Budaya, Produk, Harga, Lokasi, Promosi, physical evidence people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengelola segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa tanggapan
yang muncul produk apa yang akan dibeli.Sedangkan menurut Tjiptono (2005) keputusan pembelian adalah sebuah
proses dimana konsumen mengenal
masalanya, mencari informasi mengenai
produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.
Gambar 1 Tahap- tahap pengambilan keputusan Pembelian
Sumber : Tjiptono,2005
Terdapat tahap- tahap pengambilan keputusan pembelian
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketiaka pembelian mengenali masalah atau kebutuahan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan ini akan
berubah menjadi dorongan,
berdasarkan dorongan yang ada pada diri konsumen maka konsumen akan mencari objek yang diketahui untuk dapat memuaska n dorongan tersebut. 2. Pencarian informasi
Peter dan Donnelly dalam Tjiotono
(2006) mengimpulkan sumber
informasi konsumen kedalam lima katagori berikut:
a) Sumber internal, berupa
pengalaman sebelumnya dalam menagani kebutuhan serupa.
b) Sumber kelompok, yaitu pihak-pihak relevan lain (seperti teman, keluarga, tetangga, dan rekan kerja) yang diyakini konsumen memiliki keahlian khusus dalam keputusan pembelian.
c) Sumber pemasaran, berupa iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, dan pajangan.
d) Sumber publik, meliputi publisitas (seperti artikel korang tentang
produk) dan pemeringkatan
independen terhadap produk
(contohnya, laporan hasil riset produk dan warta konsumen). e) Sumber Eksperiensial, yaitu
menangani menilai, dan mungkin pula mencoba produk atau jasa sewaktu bebelanja.
3. Evaluasi Alteratif
Beberapa konsep dari proses evaluasi konsumen: Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi antenatif Keputusan pembelian Perilaku Pasca pembelian
157
a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
b) Konsumen mencari manfaat
tertentu dari solusi produk
c) Konsumen memandang masing-
masing produk sebagai sekumpula atribut dengan kemapuan yang berbeda- beda dalam memberikan manfaat yang digunakana untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi para
konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada didalam
kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang disukai, namun ada dua fsktor yang dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Pertama; adalah sikap orang lain sejauh mana sika orang lain menguragi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu intesitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Kedua faktor kodisi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan menguba niat pembelian. Faktor – faktor tersebut diantaranya seperti faktor pendapatan, keluarga, harga dan keuntungan dari produk tersebut, dalam
melaksanakan niat pembelian,
konsumen dapat membuat sub
keputusan pembelian ; keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kualitas, keputusan waktu, dan keptusan metode pembayaran.
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah membeli produk maka
konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidak puasan, jika
produk dan perusahaan
memperlakukan konsumen sesui
dengan harapan maka konsumaen puas,
jika melebihi harapan konsumen akan sangat puas jika produk dan perusahaan memperlakukan konsumen kurang dari harapan maka konsumen akan tidak
puas. Kepuasan konsumen akan
membawa implikasi pada perilaku pembelian ( repurchase) atau bahkan
merekomendasikan (recommended)
produk tersrbut kepada oranng lain untuk membelinya.
2. 5 Harga
Menurut Kolter dan Amstrong (2000) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapat manfaat dari memiliki dari atau menggunakan barang atau jasa. Perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan, jika harganya ternyata lebih tinggi dari pada nilai yang diterima, perusahaan kemungkinan untuk memetik laba, jika harganya terlalu rendah dari pada nilai yang diterima, Perusahaan tersebut tidak akan berhasil menuai kemungkinan memperoleh laba (Beyamin Molan 2005).
2.6 Fasilitas
Menurut Sulastiyono (2006)
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan - perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada para tamu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatannya, sehingga kebutuhan- kebutuhan dapat terpenuhi selama tinggal di
hotel.Fasilitas-fasilitas dalam suatu hotel
(Sulastiyono,2006) adalah kamar tidur,
dengan segalah perlengkapannya,
restoran/caffe,dengan pendukungnya. Fasilitas tambahan (fasilitas olahraga atau hiburan), dan lain- lain.
Fasilitas adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono,
158
1997). Segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, perlengkapan, desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus diperhatikan terutama berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. 2.6.1 Unsur – unsur dalam mentukan fasilitas
Ada beberapa unsur - unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas jasa, yaitu (Tjiptono, 2000) :
a) Pertimbangan atau perencanaan parsial Aspek - aspek seperti proposi, tekstur, warna, dan lain - lain perlu dipertimbangkan,
dikombinasikan, dan
dikembangkan untuk memancing
respon intelektual maupun
emosional dari pemakai atau orang yang melihatnya.
b) Perancang ruang Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur seperti penempatan perabotan dan perlengkapan dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain - lain, seperti penempatan
ruang pertemuan perlu
diperhatikan selain daya
tampungnya, juga perlu
diperhatikan penempatan
perabotan atau perlengkapan. c) Perlengkapan atau perabotan
Perlengkapan berfungsi sebagai sarana pelindung barang - barang
berharga, sebagai tanda
penyambutan bagi para konsumen.
d) Tata cahaya Yang perlu
diperhatikan dalam tata cahaya adalah warna jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan.
e) Warna Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan.
Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa diperlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih
2.6.2 Hubungan Fasilitas dengan
keputusan pembelian
Pemberian fasilitas yang memadai akan membantu meningkatkan empati konsumen terhadap setiap kondisi yang tercipta pada saat konsumen melakukan pembelian. Sehingga secara psikologis
mereka akan memberikan suatu
pernyataan bahwa mereka puas dalam melakukan pembeliannya (Kertajaya, 2004). Fasilitas yang baik maka dapat membentuk persepsi di mata pelanggan. Di sejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa di mata pelanggan (Tjiptono, 2006). Raharjani (2005) menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan jasa mempunyai fasilitas yang memadai sehinggga dapat memudahkan konsumen
dalam menggunakan jasanya dan
membuat nyaman konsumen dalam
menggunakan jasanya tersebut, maka akan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian jasa.
2.7 Lokasi
Menurut (Tjiptono 2016) pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut;
1. Akses yaitu kemudahan untuk
menjangkau lokasi yang mudah dilalui
atau mudah dijangkau sarana
transfortasi umum.
2. Visibilitas yaitu lokasi yang mudah telihat dengan jelas dari tepi jalan maupun dari dalam kendaraan.
a) Lalulintas, Lalulintas terbagi 2 yakni;
b) Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar terjadinya impuls buying
159
yang merupakan proses pembelian yang tidak terencana atau terjadi secara tiba- tiba
c) Kepadatan dan kemacetan bisa menjadi hambatan secara otomtis orang- orang akan berpikir jarak tempuh dan kondisi lalulintas sangat di perhitunkan untuk memaksimalkan waktu.
3. Tempat parkir yang luas, tentunya salah satu fasilitas yang harus dimiliki,
kemudahan dalam memarkirkan
kendaraan seperti memarkirkan
kedaraan digarasi rumah mereka sendiri.
4. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian hari maka akan terciptanya daya imajenasi konsumen terhadap lahan tersebut akan
bangunan yang akan dibangun
dikemudian hari.
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan, kebersiahan dan keindahan lingkungan akan sangat mendukung terutama lingkungan sosial yang baik akan menimbulakn image yang baik.
6. Persaingan, yaitu lokasi dengan pesaing sejenis sangat mempengaruhi tingakat hunian, karena jarak lokasi pesaing sangat dekat maka pelaku bisnis akan melakuakan strategi dalam meningkatakan jumalah hunian.
7. Peraturan pemerintah, peraturan pemerintah sangatlah penting dalam menjankan bisnis, misanya tidak diperbolehkan tamu membawah senjata api, Narkoba, dan lain sebagainya. Menurut Heizer dan Render (2006) tujuan
strategi lokasi adalah utuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan harus memilih lokasi yang strategis untuk dapat penempatan volume bisnis dan pendapatan. Ditambah
Sumarwan (2003) bahwa pengusaha akan berusaha mencari lokasi bisnis yang strategis, yang mudah dilihat dan dijangkau oleh konsumen.
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan penelitian ini antara lain,
penelitian Dwifebri (2006) yang meneliti pengaruh pelayanan terhadap minat konsumen. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa variabel
kualitaspelayanan berpengaruh
signitifikan dan positis. Hal tersebut dapat dilihat dari koefesien variabel kualitas pelayanan pada persamaan regresi yaitu sebesar 0,478%. Variabel kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang paling kuat.
Penelitian yang dilakukan oleh Lukasyanti ( 2006) yang meneliti pengaruh kualitas pelayanan, keputusan penggunaaan jasa rumah sakit. Pada penelitian ini diteliti tentang keputusan dalam memilih jasa rumah sakit. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa variabel kualitas pelayananberpengaruh singnifikat dan positif. Hal tersebut dapat
dilihat dari koefisien variabel
kualitaspelayanan pada persamaan regesi yaitu sebesar 0.777, konstribusi pengaruh yang diberikan adalah 77,7. Hal ini berati kualitas pelayanan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap keputusan menggunakan suatu jasa.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahajani (2005) yang meneliti pengaruh lokasi, pelayanan, dan fasilitas terhadap keputusan pembelian. Dalam penelitian ini diteliti tentang keputusan pembelian di pasar swalayan. Hasil penelitian tesebut menunjukan bahwa variabel lokasi, pelayanan dan fasilitas berpengaruh terhadap pembelian dipasar swalayan, hal ini bisa dilihat dari koefisien variabel lokasi sebesat 0,323, variabel pelayanan
160
0,097 dan variabel fasilitas 0,168. Berdasarkan penelitian tersebut variabel lokasi berpengaruh paling kuat terhadap keputusan berbelanja diswalayan.
2.9 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun
sebuah kerangka pemikiran teoritis seperti yang tersaji dalam gambar berkut.
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.10 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide
untuk mencari fakta yang harus
dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pertayaan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Hubungan antara variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
H1 : Fasilitas memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan menginap H2 : Lokasi memiliki pengaruh yang
signifikan keputusan menginap H3 : Harga memiliki pengaruh yang
signifikan keputusan menginp
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua tamu Losmen Ibu Hj Tarjo yang
menginap yang menggunakan jasa dan fasilitas dari pihak Losmen tersebut.
3.1.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017:81) yang dimaksud dengan sampel dalam penelitian Kuantitatif, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan oleh peneliti
dengan mengunakan sampling non
probability sampling yaitu teknik
sampling yang tidak memberikan
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel.
Penetuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut (Ferdinand, 2006). n = (5 sampai 10 x jumlah indikator yang digunakan) = 5 x 32 indikator = 160 sampel dari hasil perhitungan rumus di atas dapat diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah 160 responden.
161 3.2 Jenis dan Sumber Data
Data adalah semua keterangan yang dijadiakan responden, maupun yang berasal dari dokumen, baik dalam bentuk statistik/ dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian. Data diperoleh dengan nilai satu atau lebih variabel dalam sampel populasi (kuncoro, 2001). Data dapat klasifikasikan menjadi data kuntitatif dan data kualitatif. Sedangkan menurut (Indrianto dan Supomo, 1999) berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasar dari :
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data mengenai responden terhadapa variabel fasilitas, harga dan lokasi serta data yang menunjukan keputusan menginap yang dilakukan responden. 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi keperpustakaan, untuk memperoleh informasi dari buku-buku referensi, dan sumberlainnya yang perhubungan dengan penelitian. Data sekunder ini mengacu pada objek penelitian yakni Losmne Ibu Hj Tarjo.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dipenelitian ini meliputi tiga macam yaitu :
1. Wawancara
Merupakan salah satu cara teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka langsung, dengan mengadakan tanya jawab kepada Responden. Dengan daftar pertanyaan untuk diisi dengan keterangan- keterangan oleh responden selama
proses wawancara. Wawancara
dilakukan dengan seluruh tamu
Losmen Ibu Hj Tarjo ketika akan cek in.
2. Kuesioner
Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan –pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka dengan jawaban yang telah disediakan,dan harus diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu anternatif yang tersedia besserta alasannya. Kuesioner di berikan kepada tamu yang cek in di
Losmen Ibu Hj Tarjo sebagai
responden dan memberikan penilain pada jawaban yang sudah tersedia. 3. Studi keperpustakaan
Merupakan pengumpulan data denagn tujuan untuk mengetahui berbagai pengetahuan atau teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, diantaranya beraal dari buku, majalah, jurnal, ataupun berbagai literatur yang relevan dengan penelitian.
3.4 Variabel penelitian dan definisi operasional
Varibel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atauk kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan okeh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001). Adapun definisi kedua variabel tersebut yaitu:
Variabel Dependen (dependent variable) atau variabel tidak bebas, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen sering pula disebut variabel respon yang dilambangkan dengan huruf Y.
Variabel Independen (Independent variable) atau variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengarunya) variabel dependen (variabel tidak bebas). Variabel
162
Independen sering disebut predikator yang dihubungkan dengan X.Berkaitan dengan penelitian ini maka variabel dependen dan independen diuraikan sebagai berikut: Variabel Dependen, yaitu Y : Keputusan menginap dan Variabel Independen, yaitu : X1 : Fasilitas, X2 : Harga dan X3 : Lokasi
Indikator fasilitas dan variabel ini Kamar yang nyaman, Fasilitas Lobi yang nyaman, Fasilitas keluaga yang nyaman dan Tersedianya tempat parkir yang memadai. Lokasi dapat didefinisikan sebagai tempat bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan atau usaha sehari
– hari. Inikator dari variabel
Lokasivariabel lokasi ini adalah : Keterjangkauan, Kelancaran arus lalu lintas, Lingkungan hotel yang nyaman dan Dekat dengan fasilitas umum. Keputusan konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan konsumen untuk memakai jasa Losmen Ibu Hj Tarjo atas dasar kecocokan dan kepuasan dari apa yang dicari dan dibutuhkan. Indikator dari varabel ini yaitu : Mendapat skala
prioritas, Tidak akan berpindah
Memberikan rekomendasi kepada orang lain dan Sesuai dengan kebutuhan
Indikator – indikator diatas diukur dengan skala liker yang memiliki lima tingkat preferensi jawaban yang masing – masing mempunyai skor 1-5 dengan rincian sebagi berikut :
1 = Sangat tidak setuju (STS) 2 = Tidak setuju (TS)
3 = Ragu – ragu atau netral (N) 4 = Setuju (ST)
5 = Sangat setuju (SS)
Dengan jumlah responden 160 orang, maka nilai indeks dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai indeks = ((F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5) ) /5
Dimana :
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan
F3 adalah frekuensu responden yana menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan
F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan
F5 adalah frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Kuantitatif dan Kuantitaf
Analisis Kuantitatif melalui beberapa tahap, data kualitatif merupakan data berupa informasi uraian dalam bentuk bahasa prosa, kemudian dikaitkan
dengan data-data lainnya untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu
kebenaran sehingga memperoleh
gambaran baru atau memperkuat suatu gambaran yang sudah ada sebelumnya.
3.5.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya satukuesioner (Ghozali, 2001) satu kuesioner dinyatakn valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesiner mampu mengungkap suatu yang akan diukuroleh kuesionertersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung pada tabel Correlations pada total nilai pearson correlationsuntuk tiap indikator variabel dengan nilai r tabel dengan ketentuan untuk degree offreedom ( df )= n-k, dimana n adalh jumlah sampel yang digunakan dan k adalah jumlah variabel independennya (Ghozali,2001). Dengan jumlah sampel (n) adalah dan tingkat signifikansi 0,05
163
maka r tabel pada penelitian ini adalah : r
(0,05;160-2) = 158
Bila : r hitung > r tabel , berati pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.
r hitung <r tabel , berarti pernyataan tersebut
dinyatakan tidak valid
3.5.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukurkuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika masing- masing penyataan dijawab responden secara konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan handal jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 ( Ghaozali 2001).
3.5.4 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu; fasilitas (X1), harga (X2) Lokasi (X3)
terhadap keputusan menginap (Y)
konsumen dalam keputusan pembelian
jasa penginapan. Adapun bentuk
persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalan penelitian ini sebagai berikut: Y = a+b1X1+b2X2+b3X3 Keterangan: Y = keputusan menginap a = Konstanta b1, b2, b3= Koefisien regresi X1 = Fasilitas X2 = Harga X3 = Lokasi
3.5.5 Uji Goodness Of Fit (Uji F dan R)
Uji goodness of fit dilakukan untuk mengukur ketepata fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual (Ghozali, 2001). Secara statistik dapat diukur dengan menggunakan :
1. Uji F (Uji Simultan). Uji F bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaasukan kedalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaru terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001).
a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-tes diatas yaitu :
H0 : b1 = b2 = b3 = 0Artinya tidak
ada pengaruh yang signifikat dari variabel independen yaitu fasilitas (X1), harga (X2), dan lokasi (X3)
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan menginap (Y).
Ha : b1 – b3 > 0Artinya : ada
pengaru yang signifian dari fariabel independen yaitu fasilitas (x1), harga
(X2), dan lokasi (X3) secara simultan
terhadap variabel dependen yaitu keputusan menginap (Y).
b. Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikan sebesar 5% maka :
1) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, berati masing- masing variabel bebes secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikat terhadap variabel terikat.
2) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima, berati masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tersebut.
2. Koefisien Determinasi (R2). Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < R2 < 1. Koefisien
determinasi yang mendekati satu berati
164
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Penggunaan R
square adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan variabel variabel independen kedalam model, maka R square pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel
independen tersebut berpengaru secara signifikan atau tidak, tidak seperti R square, nilai adjusted R square dapat naik turun apabila terdapat tmbahan variabel independen kedalam model. Oleh karena itu sebaiknya digunakan
nilai adjusted R square untuk
mengealuasi model regresi terbaik (Ghozali, 2001)
3. Uji Hipotesis (Uji t). Uji t digunakan untuk menunjukan apakah suatu variabel indefenden secara inidividual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2001). Hipotesis yang dapat dipakai adalah :
1) H0 : bi = 0 , artinya suatu variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
2) Ha : bi > 0 , artinya suatu variabel
independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen
Kriteria pengujian dengan tingkat signitifikan (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut: Apabilah t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Apabila t
hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Losmen Ibu Hj Tarjo mulai di bangun pada tahun 2010, dan mulai beroperasi di tahun 2014 yang awal nya hanya memanfaatkan lahan kosong yang dahulu hanya di pakai untuk kebun rumah
dan taman bermain. Karena bertempat di lokasih yang strategis mulai di lakukan perencanaan pembangunan yang dapat mengasilakan dalam jangka panjang, berawal untuk kos kosan sekolah maupun mahasiswa, tetapi banyak yang kurang mendukung atas perencaan tersebut jika untuk kos-kosan maka pengawasan dalam pengeluaran susah untuk di atur, belum lagi jika ada mahasiswa/ anak kos yang mebawa teman lakia-laki/ teman wanita
nya untuk menginap dapat dapat
menyebakan prasangka negatif terhadap lingkungan sekitar.
Maka diputus kan untuk membuat
penginapan harian yang memegang
peraturan secara sya’ria, dan tidak memperbolehkan tamu menginap jika tidak dengan pasangan yang halal dalam arti suami istri, sesama laki-laki, perempuan sama perempuan, peraturan itu dilakukan untuk menjaga image dan lingkungan sekitar agar terhindari dari penyimpangan norma yang berlaku, hingga saat ini Losmen Ibu Hj Tarjo sudah berjalan selama 5 tahun dan sudah di kenal oleh bayak orang, mitra yang di milki pun sudah banyak mulai dari PTPN 7, Mitra Bangunan, PT Nufarm, PT Bayer, dan masih banyak lagi, perluasan markerting di lakukan mulai dari online
seperti traveloka, Boking.com,
Agoda.com, Pegi-pegi.com saat ini Losmen Ibu Hj Tarjo menjadi pilihan utama di rekomendasiaka para travenista. Lokasi yang sangat stategis yang letaknya dekat airport, dekat dengan Taman wisata hutan Punti Kayu, Amazing Waterpan, D’matto Art. Bapak H Tarjo merupakan pemilik dari Losmen Ibu Hj Tarjo yang kini di kelolah oleh anaknya yang bernama Bapak setiawan sejauh ini respon dari masyarakat sangat baik terlihat dari reting dan kepuasan dari para tamu yang menginap.
165
Tabel 4.1 jumlah Tamu Losmen Ibu Hj Tarjo tahun 2017- 2020
Tahun Jumlah tamu per
tahun
2017 6.120
2018 4.400
2019 4.400
2020 2,880
Sumber: Losmen Ibu Hj Tarjo
Target pasar Losmen Ibu Hj Tarjo adalah kalangan menengah ke bawah, dengan daftar harga sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tarif Losmen Ibu Hj Tarjo
Jenis kamar Tarif
Doubel bad Rp.170.000
Singgel bad Rp. 165.000
Family Room Rp.250.000
Extrabed Rp.60.000
Sumber: Losmen Ibu Hj Tarjo
Dengan harga yang murah sudah dapat fasilitas yang bagus seperti bearkpast, kamar full Ac, tv, Area parkir
yang luas, Smoking Area. Yang
menjadikan Losmen Ibu Hj Tarjo menjadi Pilihan untuk menginap.
4.2 Deskripsi Responden
Penelitian Responden dari penelitian ini adalah tamu yang menginap di Losmen Ibu Hj TarjoGambaran umum obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan berdasarkan data primer yang telah diolah, maka hasil persebaran responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel 4.3 Responden berdasarkan Usia
Usia Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30 Tahun 60 37,5 37,5 37,5
31- 50 tahun 100 62,5 62,5 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : data Primer yang diolah spss.242020
Berdasarkan dari data tabel 4.3 dapat disimpulkan bahawa tamu yang menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo dari 160 responden 62,5% berusia 31-50 tahun. Sedangkan sisanya 37,5% berusia 20-30 tahun.
166 Tabel 4.4
Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 120 75,0 75,0 75,0
Perempuan 40 25,0 25,0 100,0
Total 160 100,0 100,0
Sumber : data Primer yang diolah,2020
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 160 responden diperoleh hasil berdasarkan jenis kelamin, 75,0% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya 25,0% berjenis kelamin perempuan yang artinya tamu yang meginap di Losmen Ibu Hj Tarjo lebih banyak pengunjung Laki-Laki.
4.3Analisis data 4.3.1 Hasil uji validitas
Uji validitas akan menguji masing-maasing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, dimana keseluruan variabel penelitian memuat 32 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: tingkat kepercayaan 95% (α = 5), derajat kebebasan ( df) = n – 2 =160 - 2 = 158, didapat r tabel = 0,1552. Jika r hitung ( untuk setiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom corrected item – Total Correllation) lebih besar dari pada r tabel dan nilai r positif, maka hasil pengujian validitas dapat di tunjukan pada tabel 4.5 sebagai berikut ;
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item pertanyaan r hitung r tabel keterangan
Fasilitas 1. 0,815 0,1552 Valid 2 0,692 0,1552 Valid 3 0,668 0,1552 Valid 4 0,759 0,1552 Valid 5 0,798 0,1552 Valid 6 0,437 0,1552 Valid 7 0,860 0,1552 Valid 8 0,660 0,1552 Valid
Variabel Item pertanyaan r hitung r tabel keterangan
Harga 1. 0,736 0,1552 Valid 2 0,783 0,1552 Valid 3 0,661 0,1552 Valid 4 0,323 0,1552 Valid 5 0,774 0,1552 Valid 6 0,764 0,1552 Valid 7 0,660 0,1552 Valid 8 0,670 0,1552 Valid Lokasi 1. 0,786 0,1552 Valid
167 2 0,895 0,1552 Valid 3 0,772 0,1552 Valid 4 0,851 0,1552 Valid 5 0,836 0,1552 Valid 6 0,904 0,1552 Valid 7 0,838 0,1552 Valid 8 0,822 0,1552 Valid
Variabel Item pertanyaan r hitung r tabel keterangan
Keputusan menginap 1. 0,861 0,1552 Valid 2 0,886 0,1552 Valid 3 0,867 0,1552 Valid 4 0,845 0,1552 Valid 5 0,845 0,1552 Valid 6 0,836 0,1552 Valid 7 0,859 0,1552 Valid 8 0,867 0,1552 Valid
Sumber: Data primer yang diolah dengan spss 25.0, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel keseluruan indikator yang diuji bernilai positif dan dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruan butir indikator yang digunakan dalam penelitian ini lolos uji validitas dan dinyatakan valid.
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas untuk mengukur kosistensi kontruk atau variabel penelitian. Untuk mengukur uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statik Cronbach Alpa (α), suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai koefisien Alpha
lebih besar dari pada 0,60 (Nunnaly, 1967 ; dalam Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Penelitian Cronbach
Alpha
Cut Of Value Keterangan
Fasilitas 0,864 0,60 Reliabel
Harga 0,754 0,60 Reliabel
Lokasi 0,936 0,60 Reliabel
Pengambilan keputusan 0,948 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah dengan spss.24, 2020
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai koefisien
Alpha dan variabel-variabel yang diteliti menunjukan hasil yang beragam akan
168
tetapi, semua item pernyataa variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) tersebut memiliki nilai koefisien Alpha lebih besar 0,60. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwaalat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel
dependen (Y). Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda untuk membuktikan hipotesis pelitian. Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda gunakan untuk melihat pengaru fasilitas, harga dan lokasi terhadap pengambilan keputusan dalam menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo yang dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,001 2,549 3,138 ,002 Total_X1 -,262 ,141 -,217 -1,853 ,066 Total_X2 ,572 ,115 ,447 4,967 ,000 Total_X3 ,494 ,117 ,470 4,227 ,000
a. Dependent Variable: Total_Y
Sumber: Data Primer yang diolah spss24, 2020
Nilai sig, harus lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan, maka persamaan regresi linear berganda yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = 8,001+ -021,7 + 0,447 + 0,470 + e Keterangan : Y = Keputusan menginap X1 = Fasilitas X2 = Harga X3 = Lokasi
Interprestasi model regresi adalah sebagai berikut:
1. Konstanta (α) = 8,001menunjukan nilai konstanta atau nilai tetap yang berpengaruh oleh variabel karakteristik individu, fasilitas, harga dan lokasi. Artinya apabila karateristik individu (X1) faasilias, (X2) harga, (X3) lokasi, sama dengan 0, maka pengambilan keputusan (Y) sebesar 8,001 dengan asumsi variabel lain tidak berubah atau ceteris paribus.
2. XI = variabel fasilitas dengan koefisien X1 = -0,217 tanda Negatif yang dapat diartikan bahwa fasilitas tidak mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Fasilitas bukan memjadi alasan tamu menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo.
3. X2 = variabel harga dengan koefisien 0,447 berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam memilih Losmen Ibu Hj Tarjo.
4. X3 =variabel lokasi dengan koefisien 0,470, maka lokasi memberiakan pengaruh terdadap pengambilan keputusan konsumen dalam memilih Losmen Ibu Hj Tarjo
4.3.4 Uji t ( Uji parsial)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signitifikasi pengaruh independen (fasilitas, harga, dan lokasi) secara parsial atau individual terhadap
variabel dependen (pengambilan
169
Hj Tarjo). Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,001 2,549 3,138 ,002 Total_X1 -,262 ,141 -,217 -1,853 ,066 Total_X2 ,572 ,115 ,447 4,967 ,000 Total_X3 ,494 ,117 ,470 4,227 ,000
a. Dependent Variable: Total_Y
Sumber: data primer yang diolah spss 24, 2020
a) Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung variabel fasilitas (X1) lebih
kecil dari t tabel ( -1,853< 1,97529)
dengan tingkat signifikansi 0,066 maka H0 diterima dan Ha ditolak , maka
variabel fasilitas (X1) tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dimana bisa dikatakan jika fasilitas bukan menjadi salah satu alasan bagi tamu untuk menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo tersebut, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulastiyono (2006) Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan - perlengkapan fisik untuk memberikan kemudahan kepada
para tamu dalam melaksanakan
aktivitas atau kegiatannya, sehingga kebutuhan- kebutuhan dapat terpenuhi selama tinggal di hotel.
b) Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung variabel harga (X2) lebih
besar dari t tabel (4,967 >1,97529)
dengan tingkat signifikansi 0,00 maka H0 ditolak dan Ha diterima , maka
variabel harga (X2) berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Menurut Kolter dan Amstrong (2000) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapat manfaat dari memiliki dari atau menggunakan barang atau jasa.Losmem Ibu Hj Tarjo memiliki harga yang terjangkau dan
berada pada harga yang bersaing dan
cendrung memiliki keputusan
menginap yang lebih tinggi. Hasil ini
menunjukan bahwa harga yang
ditentukan dalam proses pengambilan keputusan akan membatu konsumen dalam menetukan pembelian.
c) Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa nilai t hitung variabel harga (X3) lokasi
lebih besar dari t tabel ( 4,227> 1,97529)
dengan tingkat signifikansi 0,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima, maka
variabel lokasi (X3)berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Hasil analisis ini sejalan degan penelitian yang dilakan oleh Mandasari (2011) yang meninjukan bahwa lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengambilan keputusan menginap. Sumarwan (2003) bahwa pengusaha akan berusaha mencari lokasi bisnis yang strategis, yang mudah dilihat dan dijangkau oleh konsumen
4.3.5 Uji f (uji simultan)
Uji Fdigunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen secara simultan ( bersama – sama ). Hasil uji F dapa dilihat pada tabel.
170
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1989,611 3 663,204 42,226 ,000b
Residual 2450,133 156 15,706
Total 4439,744 159
a. Dependent Variable: Total_Y
b. Predictors: (Constant), Total_X3, Total_X2, Total_X1
Sumber : Data Primer yang diolah spss24, 2020
Berdasarkan dari tabel di atas dengan nilai F hitung sebesar 24,226 lebih
besar dari pada Ftabel 2,66 atau F hitung > F tabel dan tingkat signifikasinya sebesar
0,000 <0,05 maka Ho di tolak yang artinya
secara simultan variabel karakteristik individual (X1) Fasilitas, (X2) Harga,
(X3) Lokasi, berpengaruh secara
signifikan terhadap pengambilan
keputusan (Y).
4.3.6 Interpretasi Koefisiensi Determinasi
Interpretasi determinan digunakan
untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel- variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Nilai koefisien determinasi untuk variabel bebas lebih dari 2 digunakan adjusted R square.
Tabel 4.10 Uji R Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,669a ,448 ,438 3,96308
a. Predictors: (Constant), Total_X3, Total_X2, Total_X1 b. Dependent Variable: Total_Y
Sumber : Data Primer yang diolah, spss24, 2020
Berdasarkan pada tabel 4.10 di atas, nilai R Squares sebesar 0,438 yang artinya variabel Karakteristik Individu (X1) Fasilitas, (X2) Harga, dan (X3) Lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menginap.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukann oleh peneliti diperoleh: sebagian besar tamu yang menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo berjenis kelamin Laki-laki, berusia 31-50 tahun. Fasilitas
(X1) tidak berpengaruh terhadap
pengambilan keputusanbahwa nilai t hitung
variabel fasilitas (X1) lebih kecil dari t
tabel ( -1853< 1,97529) dengan tingkat
signifikansi 0,66 maka H0 diterima dan Ha
ditolak , Variabel fasilitas merupkan variabel yang tidak berpengaru secara parsial terhadap pengambilan keputusan, Dimana bisa dikatakan jika fasilitas bukan menjadi salah satu alasan bagi tamu untuk menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo, karena fasilitas kamar yang dimiliki oleh Losmen Ibu Hj Tarjo berupa Ac, tv, serta fasilitas pendukung lainya seperti sarapan pagi, dan juga lobi yang dimiliki hanya sebatas ruang tunggu, dekorasi ruangan biasa saja. Raharjani (2005) menyatakan bahwa apabila suatu perusahaan jasa mempunyai fasilitas yang memadai sehinggga dapat
memudahkan konsumen dalam
171
nyaman konsumen dalam menggunakan jasanya tersebut, maka akan dapat
mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian jasa. Selain itu perusahaan yang memberikan suasana menyenangkan dengan desain fasilitas
yang menarik akan mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian. Pengaruh harga (X2) terhadap pengambilan keputusan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai t
hitung variabel harga (X2) lebih kecil dari t tabel ( 4,967 > 1,97529) dengan tingkat
signifikansi 0,000 maka H0 ditolak dan Ha
diterima , maka variabel harga (X2)
berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Harga memiliki pengaruh yang
signifikat terhadap pengambilan
keputusan, hal ini bahwa konsumen akan memilih produk tanpa memperhatikan harganya, dalam penelitian ini konsumen akan menilai Losmem Ibu Hj Tarjo memiliki harga yang terjangkau dan berada pada harga yang bersaing dan cendrung memiliki keputusan menginap yang lebih tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa harga yang ditentukan dalam proses pengambilan keputusan akan membatu konsumen dalam menetukan pembelian. , jika harganya ternyata lebih tinggi dari pada nilai yang diterima, perusahaan kemungkinan untuk memetik laba, jika harganya terlalu rendah dari pada nilai yang diterima, perusahaan tersebut tidak akan berhasil menuai kemungkinan memperoleh laba (Beyamin Molan 2005).
Lokasi (X3) perpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dengan adanya nilai t hitung variabel Lokasi (X3) lebih
besar dari t tabel ( 4,227> 1,97529) dengan
tingkat signifikansi 0,000 maka H0 ditolak
dan Ha diterima , maka variabel lokasi
(X3) berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. bahwa lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap pengambilan keputusan menginap. Losmen Ibu Hj Tarjo memliki Lokasi yang strategis yang dapat diakses dari berbagai akses, dan juga Losmen Ibu Hj Tarjo dengan fasilitas Umum seperti Airport, stasiun LRT, Asrama Haji, Kantor polisi ysng mendukung keamanan serta tempat-tempat wisata seperti Taman wisata alam punti kayu, Amazing water park, Gramedia, yang semuanya merupakan faktor pendukung dalam pengambilan keputusan untuk menginap di Losmem Ibu Hj Tarjo. Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar konsumen dan
cukup kuat untuk mengubah pola
berbelanja dan pembelian (Tjiptono, 2000).
5. SIMPULAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji R2, nilai R Squares sebesar 0,615 yang artinya variabel Karakteristik Individu (X1) Fasilitas, (X2) Harga, dan (X3) Lokasi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan menginap. Variabel fasilitas (X1) merupakan faktor yang tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengambilan keputusan. Dimana bisa dikatakan jika fasilitas bukan menjadi salah satu alasan bagi tamu untuk menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo, karena Losmen Ibu Hj Tarjo hanya memiliki fasilitas sederhan dan tidak memiliki fasilitas pendukung lain
yang menjadi pendukung dalam
pengambilan keputusan.
Harga menjadi faktor dalam pengambilan keputusan menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, Losmen Memiliki harga kamar per malam nya sebesar Rp.170.000 untuk standar room dan Rp.250.000 untuk family room.
172
pengambilan keputusan. bahwa lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap pengambilan keputusan menginap di Losmen Ibu Hj Tarjo, Losmen Ibu Hj Tarjo memiliki lokasi yang startegis mudah di jangkau, kelancaran arus lalu-lintas, lingkungan Losmen yang yang nyaman dan dekat dengan fasilitas umum.
5.2 Saran
Disarankan untuk pengelola untuk dapat menambahkan fasilitas untuk perempuan, dikarenakan kebanyakan yang menginap laki-laki, maka Losmen Ibu Hj Tarjo harus menambah fasilitas untuk perempuan agar tingkat hunian di Losmen Ibu Hj Tarjo semakin meningkat. Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya menambah variabel yang diteliti yaitu tidak hanya, fasilitas, harga dan lokasi
dalam mempengaruhi pengambilan
keputusan menginap.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada sampel yang digunakan yaitu sebanyak 160 responden. Keterbatasan penelitian ini adalah variabel yang digunakan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu hanya fasilitas, harga dan lokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achamad, Kuncoro, 2001. Cara
Menggunakan dan memaknai Analisis Asumsi Klasik, Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.
Agus, Sulastiyono. 2011.Manajemen Penyelenggaraan Hotel, Bandung: Alfabeta.
American Hotel & Motel Association (AH&MA). Membuat komite
E-BusinessBertukar Informasi dan Ide Terkait E-Busuness Dalam Industri perhotelan 21 Maret 2001. < Https://www.hospitalitynet.org/new s/4007413.html
Ari Budi Sulastiono, 2010.Pengaruh pelayanan fasilitas dan Lokasi Terhadap keputusan Menginap, (Studi pada Tamu Hotel Srondol Indah Semarang), Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Di Ponegoro Semarang. Arief Basuki Rohekan, Rabu, 13 Januari,
2016, 2018.Hotel di Palembang Mencapai160,Tribun Sumsel.com. Augusty, Ferdinand, 2006. Metode
Penelitian Manajeme: Pedoman Penelitian untuk sripsi, Tesis dan Disetai Ilmu Manajemen. Semarang: universitas Diponegoro
Barry, Render dan Jay Heizer, 2001.
Prinsip-prinsip manajemen
Operasional Operations
Management, Salemba Empat, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Palembang. 2019.
Palembang 2.622 Wisata. Palembang: Badan Pusat Statistik Palembang.
Buchari Alma, 2011.Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Kesembelian, Alfabeth, Bandung.
Dwifebri, Anastasia. 2006. Analisis Strategi Diferensi, Promosi, Dan Kualitas
Pelayanan Dalam Meningkatkan Minat Beli (Studi Kasus pada Patra
173
Semarang Convention Hotel).
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Engel, J.F, 2001. Perilaku konsumen, Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara. Fandy Tjiptono, 2005.Pemasaran Jasa,
Edisi pertama, Yogyakarta;Penerbit Bayumedia Publising.
Granroos, Cristian, 2000 Servis
Management And Markerting: A Moment of Truth. Singapore: Maxwell Macmillan International.
Ghanimata, Fifyani. 2012.” Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Lokasi Terhadap Keputusan Konsumen Pembelian (Studi pada Pembeli Produk Bandeng Juwana Elrina Semarang)”. Sripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponogoro. Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan program SPSS. Semarang: Badan Penelitian Uiversitas Diponegoro.
Heizer, J.dan Render, B. 2006.
Manajemen Operasi, Edisi 7. Jakarta: Salembang
Empat.
Hendri, Ma’ruf, 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pusta Umum. Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo,
1999. Metode Penelitian dan Bisnis.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kertajaya, Hermawan, 2004. On Brand,
Bandung; Mizan Pustaka.
Kotler, Philip, 2000, Manajemen
Pemasaran, Analisis, Perencanaan Impementasi, dan Kontrol.Edisi
Milenium, Prentice
HallInternasional Inc, Upper Saddle River. NewJersey.
Kotler, Amstrong, 2004. Prinsip- Prinsip Pemasaran , Erlangga, Jakarta.
Kotler, philip,2005. Manajemen
Pemasaran. Edisi Revisi Jilid 1.
Penerjemah Beyamin Molan.
Jakarta PT. Indeks.
Kotler, Philip and Gary Amstrong, 2006.
Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi 13 jilid
1.Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip, dan Keller, 2007.
Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi
Kedua belas, PT. Indeks, Jakarta. Kotler, Keller dan Amstrong, Gary, 2006.
Pricipal of Markerting, 15th Pearson Education Limited.
Kotler dan Amstrong, 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran, edisi kedua belas, jilid 1. Jakarta: Erlangga. Loudon, D.L, dan Della Bitta, A.J,
1993.Consumer Behavior: Concepts And Application, Singapore: Mc.Grow-Hill, Inc.
Lukasyanti, Dewi. 2006. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan menggunakan Jasa Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kraton Kabupaten Pekalongan”.
http;//cari-pdf.com/, Fakultas Ekonomi
174
Orilio, W ,2005. Moment Of truth: Small gesture make a big difference in caring For customers. Nation’s Restaurant New. New York: Mar 14, Vol. 39.
Raharjani, J., Paul. J.C Olson, 2005. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.
Raharjani, J, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja. (Studi Pada pasar Swalayan di Kawasan Seputar Simpang Lima Semaran). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. 2 (1): - 5.
Silvita Agmasari, Selasa, 2 April
2019.Awal Tahun1 kunjungan
Wisman ke Palembang Naik 99% , Ini Sebabnya. Kompas.com.
Solomon, 1999.The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah. Sugiyono, 2017.Metode Penelitian
Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta
Sugiyono, 2001. Metode Penilaian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sulastiyo,2006. Manajemen
penyelenggara Hotel. Bandung; Alfabeta.
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku
konsumen; Teori dan Penerapannya
dalam Pemasaran, Cetakan Pertama, Jakarta: Ghalia Indonesia Tjiptono, 2000. Manajemen jasa, Edisi
Kedua, Andy offset, Yogyakarta
Tjiptono, Fandy, 2006. Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset
Tjiptono, Fandi, 2005. Strategi
Pemasaran. Edis Kedua.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, 1997. Stategi Pemasaran. Edisi 1. Penebit Andi, Yogyakarta .