• Tidak ada hasil yang ditemukan

J00892

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J00892"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

98

PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMAN 2 SALATIGA

Almuhni Nasi’i

, Sunardi, Tri Widiarto

Pendidikan Sejarah – FKIP Iniversitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRACT

The background of this research is due to low student achievement, interest in learning the lessons of Sociology too low, students are less interested in the teacher's explanation because delivery is not systematic, less variable method and does not involve students actively in the learning process. The study aims to determine whether the use of Jigsaw II learning model to improve learning outcomes of Sociology at class XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga 2013-2014 school year. This type of research is classroom action research consisting of two cycles and each run in two meetings. Then the collection of data using observation sheets and evaluation tests in the first cycle and second cycle, where as data analysis techniques using Comparative Descriptive. The results showed that the initial conditions (pre-cycle) students who graduated KKM just as much as 9 students or 23.68%, while 29 students have not passed or 76.32% with an average value of 71.42. In the first cycle of evaluation test shows 36 students have graduated KKM or 92.11%, and only 2 students who have not passed or 7.89% with an average value of 84.21. Despite the increase, but the results still need to be improved in the second cycle because it has not reached success indicators. From the results of the second cycle of evaluation test shows 38 students have graduated KKM or 100% successful, with an average value of 95.97 class. It can be concluded that the Jigsaw learning model to improve learning outcomes of Sociology at class XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga Academic Year 2013-2014.

Keywords: Achievement, Sociology, Jigsaw method.

PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Na-sional No. 16 tahun 2007 mengenai Stan-dar Kompetensi Guru menyatakan bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi peda-gogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Salah satu aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Hal itu dapat dilakukan antara lain dengan penelitian tindakan kelas.

Guru harus memiliki kompetensi profesional yaitu mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan de-ngan melakukan tindakan reflektif yang diantaranya juga dengan melakukan pene-litian tindakan kelas (Daryanto, 2011:1).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memper-baiki/meningkatkan prestasi belajar siswa dikelasnya.

(2)

99 positif pengaruh guru. Guru juga harus menyediakan forum khusus untuk me-nyampaikan pikiran dan masalah mereka (Pendidikan Karakter, Thomas Lickona, hal 110).

Seperti berdasarkan hasil wawan-cara yang telah dilakukan peneliti di SMAN 2 SALATIGA kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa siswa beranggapan pelajaran Sosi-ologi adalah pelajaran yang kurang dimi-nati oleh siswa karena dianggap sebagai pelajaran hafalan yang membosankan. Dapat dibenarkan bahwa anggapan terse-but muncul bukan hanya dari siswa yang tidak mampu untuk memahami materi pelajaran Sosiologi namun juga dapat dikarenakan pembelajaran guru yang tidak variatif dan berkesan monoton, sehingga memungkinkan siswa dapat merasa bosan dengan mata pelajaran Sosiologi. Dan menjadikan mata pelajaran Sosiologi se-makin memberikan citra membosankan bagi para siswa.

Menyadari hal di atas maka perlu diadakan tindakan untuk mengatasinya de-ngan cara membenahi pendekatan mau-pun metode pembelajarannya. Tanpa ada pembenahan di khawatirkan pembelajaran akan berjalan monoton dan verbalis se-hingga siswa kurang menangkap makna pembelajaran dan dimungkinkan penca-paian hasil belajarnya akan rendah. Disini guru membutuhkan keaktifan siswanya untuk menjadi bagian dari materi pembela-jaran supaya siswa dapat lebih menguasai materi pelajaran yaitu dengan menggu-nakan pembelajaran metode Jigsaw II. Metode Jigsaw II yaitu pembelajaran kooperatif yang mana guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus juga membangun dalam pikirannya. Siswa

mempunyai kesempatan untuk mendapat-kan pengetahuan langsung dalam mene-rapkan ide-ide mereka. Ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dan membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demiki-an, pendidikan hendaknya mampu menja-dikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkit-kan potensi siswa, menumbuhmembangkit-kan aktifitas dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran.

TINJAUAN PUSATAKA

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang ber-langsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap dan perubahan itu bersifat reality (Winkel, 1991:36). Dipertegas dalam Hilgard dan Bower (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang da-lam situasi itu. Dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kema-tangan atau keadaan-keadaan sesaat se-seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.

(3)

100 mempelajari semua materi sendirian. Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi

secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.

Sosiologi adalah studi tentang statika sosial (sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dynamics). Dalam hal ini statika sosial mewakili stabilitas sedangkan dinamika mewakili perubahan.

Departemen Pendidikan Nasional (2004) dalam "Kurikulum Sosiologi tahun 2004", bahwa pembelajaran Sosiologi berperan sebagai wahana pengembangan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya terhadap fenomena kehi-dupan sehari-hari. Sebagai wahana pe-ngembangan kemampuan siswa, materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata hidup bermasyarakat. Materi tersebut sekaligus menjadi pengan-tar bagi siswa-siswa yang berminat men-dalami Sosiologi lebih lanjut.

Adapun Kerangka pikir penelitian ini tergambar dalam diagram sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SMAN 2 Salatiga kelas XI IPS 1. Penelitian dilaksanakan pada semester I, Bulan November sampai Desember tahun ajaran 2013/2014 dan digunakan setting kelas, di mana data diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Salatiga yang berjumlah 38, diantaranya 19 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Wali kelas XI IPS 1 adalah Nani Widiastuti S.Pd yang juga sebagai guru mata pelajaran Sosiologi.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan terdiri dari 2 siklus. Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model peneliti-an ypeneliti-ang dikembpeneliti-angkpeneliti-an oleh Kemmis dpeneliti-an Mc. Taggart.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah evaluasi, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis hasil tes belajar siswa akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan

KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR

Belum Menggunakan

Jigsaw II

Prestasi belajar sosiologi siswa

rendah

Menggunakan Metode Jigsaw II

Siklus 1 JIGSAW II

Siklus 2 JIGSAW II

Prestasi Belajar sosiologi Meningka

t Prestasi

(4)

101 hasil belajar awal dengan niai-nilai hasil belajar setelah mengikuti tes pada siklus I maupun siklus II . Untuk mengetahui nilai rata-rata pra test maupun past test pada tiap siklusnya digunakan rumus ;

R =

∑x

N

Atau

nilai rata-rata =

Jumlah nilai seluruh siswa jumlah siswa

Hasil Observasi dianalisis dengan tekhnik deskriptif kualitatif dan untuk mencari presentase ketuntasan prestasi belajar siswa menggunakan rumus

presentase

Berdasarkan pengumpulan data daftar nilai Tes Tengah Semester, diperoleh dari 38 siswa, hanya 9 siswa atau 23,68% yang lulus dari KKM (men-dapat nilai 75 - 100). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 50 – 74 dengan rata-rata kelas 70. Perolehan nilai rata-rata-rata-rata siswa siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yang telah ditentukan oleh guru kelas XI IPS SMAN 2 Salatiga. Nilai terendah yaitu 60 dari 4 siswa dan nilai tertinggi 77 dari 3 siswa yang dapat disimpulkan bahwa pada kelas XI IPS I tersebut berada pada prestasi yang rendah dalam pembelajaran sosiologi.

DESKRIPSI HASIL SIKLUS I

Pelaksanaan siklus I pada tanggal 4 November, 6 November, dn 11 Novem-ber 2013 di ruang kelas XI IPS 1 SMU N 2 Salatiga.

Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran materi Sosiologi kelas XI IPS 1, kompetensi dasar “Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat”. Setelah mem -buat rencana pembelajaran, dilakukan cara membagi kelompok siswa dengan terlebih

dahulu mengurutkan prestasi siswa rangking dalam kelas. Yaitu jumlah siswa dalam kelas 38 orang, dibagi dalam bagian 25% (rangking 1-9) kelompok sangat baik, 25% (rangking 9-16) kelompok baik, 25 % selanjutnya (rangking 17-24) kelompok sedang. 25% (rangking 25-38) rendah. Selanjutnya dibagi menjadi 5 kelompok (merah, kuning, hijau, putih, ungu) yang isi tiap-tiap kelompok heterogen dalam prestasi belajar sosiologi. Selanjutnya siswa disediakan lembar kerja sebagai pedoman dalam kelompok diskusi metode pembelajaran jigsaw II. Pembagian kelom-pok jigsaw II dan lembar kerja yang diberikan kepada siswa sesuai dengan jad-wal pelaksanaan siklus I. Evaluasi beserta kunci jawaban juga telah disiapkan. Berdasarkan pada hasil pengamatan, diperoleh dari 38 siswa, mendapat nilai rata-rata 84,21 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 60, jumlah siswa tuntas sebanyak 35 atau 92,11% dan 3 atau 7,89% siswa tidak tuntas.

Pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I belum mencapai target yang diinginkan, sedangkan rencana pembela-jaran telah disusun sesuai dengan kerang-ka pembelajaran yang sesungguhnya yaitu pembelajaran menggunakan metode Jig-saw II pada peningkatan prestasi belajar Sosiologi. Melihat titik lemah yang terjadi pada sebagian kecil siswa berkenaan dengan contoh konflik masa sub materi macam-macam konflik sosial maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar pada siswa kelas yang mengalami kesalahan pemahaman atau hambatan dengan me-manfaatkan teman yang telah memahami materi untuk menjelaskannya yang akan dilakukan pada siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

(5)

102 Salatiga. Siklus II diadakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus II akan dilakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I dengan melakukan perubahan perencana-an tindakperencana-an.

Berdasarkan pada hasil peng-amatan, diperoleh dari 38 siswa, mendapat nilai rata-rata 95,9 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75, jumlah siswa tuntas mencapai 35 atau 100%.

Berdasarkan paparan hasil penelitian diatas maka dapat diketahui prestasi belajar siswa kelas XI IPS I SMAN 2 Salatiga setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw II dari nilai ulangan pra siklus, siklus I, dan siklus II yang selalu mengalami peningkatan hingga 100% pada siklus keduanya.

KESIMPULAN

Dari hasil-hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembe-lajaran Jigsaw II ketika diterapkan pada mata pelajaran Sosiologi untuk materi konflik sosial dan mobilitas sosial pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai hasil belajar dan nilai rata kelasnya dari nilai rata-rata prasiklus yaitu 70,42 kemudian siklus I menjadi 84,21, dan pada tahap siklus II 95,97.

Prosentase ketuntasan belajar sis-wa juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus 23,68% kemudian pada siklus I 92,11% dan pada siklus II menjadi 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul syani, 2002, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, penerbit PT Bumi Aksara

Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Cabin dan Dortier. 2004. Sosiologi; Sejarah dan Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Danang dan Mustakim, Roy Killen, 2010. Metode Pembelajaran Jigsaw.

http://bachtiar- toto.blogspot.com/2011/03/teori-

belajar-dan-pembelajaran-jigsaw.html. diunduh tanggal 25 September 2013 pukul 15.00

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfha Beta

Daryanto, 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.Yogyakarta: Gavamedia.

Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Hilgard dan Bower. 1975. Theories of Learning.Yogyakarta: Kanisius

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Kardi dan Nur. 2000. Pembelajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Kuntowijoyo, 1999, Pengantar Ilmu Sejarah,Yogyakarta, Penerbit Yayasan Bentang Budaya.

Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar: Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, IKIP Bandung.

(6)

103 Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media

Luise dan Vern. 2012. Manajemen Kelas Komprehensif - Edisi Kesembilan. Jakarta: Prenada Media.

Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.

Moedjiono dan Dimyati, Moh., 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud

Mulyasa, 2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Nasution.1996. Metode Research.Jakarta: Bumi Aksara

Ratumanan, T.W. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Surabaya: UNESA University Press.

Sandjaja, dan Heriyanto Albertus, 2011, Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustaka Raya.

Saroyo, Boko Adi, 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri I Mrebet Purbalingga Semester Gasal 2011-2012. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning Teach Research dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media

Slavin, Robert. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Indeks

Songgok, Robert. 2009. Motivasi Dalam

Belajar. Sumber:

http://www.oocities.org/usrafidi/m

otivasi.html. diunduh tanggal 24 September 2013 pukul 13.00

Songgok, Robert. 2009. Motivasi Dalam

Belajar. Sumber:

http://www.oocities.org/usrafidi/m otivasi.html. diunduh tanggal 24 September 2013 pukul 13.00

Suharsimi Arikunto, dkk., 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.

Sukmadinata, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdalarya

Tulus Tu'u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Winkel. W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Wiryawan dan Noorhadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Karunika Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

sebagai Ketua Program Studi Farmasi Diploma Tiga Fakultas Vokasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun yang telah membantu dan memberikan

Mereka yang pikirannya mampu ‘menyingkap’ akan menyadari dan gelisah pada kenyataan bahwa saat ini sedang terjadi penindasan secara struktural dalam setiap

“STUDI PERILAKU MAHASISWA DALAM POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA BIMBINGAN BELAJAR (Studi pada Jasa Bimbingan Belajar Mahasiswa Buka Buku dengan Pendekatan

penyesuaian tingkah laku secara spesifik, dua hal ini mempengaruhi pola kepribadian individu dalam perkembangannya.24 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran

Deskripsi data penelitian pada variabel Kepuasan Muzaki yang diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa responden memiliki nilai rata-rata cukup baik diatas 3, yakni sebesar 3,17,

dapat mencegah invasi Diaphorina citri, maka dilakukanlah penanaman jambu biji di sela tanaman jeruk dengan perbandingan populasi jambu bijijeruk: l:8 untuk

Sebagai sastra lisan seloko adat Jambi mempunyai fungsi informasional karena muncul dan berkaitan dengan pemanfaatan seloko adat Jambi itu sendiri yang digunakan untuk penyampaian

kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk menjadi peserta KB pasca salin dibandingkan dengan subyek yang tidak mendapatkan konseling.. Dari hasil analisis data diatas terlihat bahwa