• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelajaran sejarah di dunia pendidikan Indonesia sangat identik dengan fakta-fakta mengenai kejadian, tahun kejadian, tempat dan tokoh. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelajaran sejarah di Indonesia sangat membosankan karena memiliki materi yang diulang mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat menengah. Seperti diungkapkan oleh Abdul Syukur, dosen Jurusan Sejarah di Universitas Negeri Jakarta yang mengatakan bahwa, sejarah saat ini hanya dipandang sebagai beban mata pelajaran saja. Fenomena pelajaran sejarah yang membosankan juga sejalan dengan pendapat Guru Besar Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, Hamid Hassan, dalam diskusi “Sejarah Pemaknaan Nilai-Nilai Kepahlawanan dari Sudut Pandang Multikulturalisme Indonesia” yang mengatakan bahwa penyebab sejarah dianggap kurang menarik yaitu buku sejarah yang sangat membosankan karena hanya penuh dengan fakta-fakta. Isi buku sejarah tidak membangkitkan keinginan untuk meniru atau meneladani sikap dan perbuatan tokoh pahlawan. Padahal pendidikan sejarah dan penanaman nilai-nilai kepahlawanan sangat penting dan perlu ada upaya identifikasi nilai-nilai yang perlu disosialisasikan pada anak didik. Internalisasi nilai itu proses yang panjang dan seharusnya dimulai sejak jenjang pendidikan dasar.

Selain sejarah nasional, sejarah lokal di berbagai daerah di Indonesia juga memiliki peran yang penting. Menurut Mukhlis Paeni, Staf Ahli Menteri Bidang Pranata Sosial Departemen Kebudayaan dan Pariwisata pada acara Sosialisasi Pedoman Penulisan Sejarah Lokal yang mengatakan bahwa sejarah daerah juga penting untuk diangkat sehingga menjadi sumber

(2)

inspirasi bagi masyarakat di daerah tersebut. Mukhlis mengatakan hal tersebut tidak lepas dari fenomena yang terjadi mengenai sejarah lokal yang diabaikan dan akhirnya mulai dilupakan oleh masyakarat setempat. Padahal menurutnya jika sejarah lokal dikembangkan dalam berbagai aspek maka tidak menutup kemungkinan sejarah lokal tersebut dapat meningkatkan tingkat pendidikan, ekonomi dan juga pariwisata.

Di Jawa Barat sendiri, menurut Heni Fajria Rifati, salah satu staf ahli di Balai Pengelolaan Kepurbakalaan yang masih bagian dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, mengatakan bahwa sejarah lokal di tiap daerah memiliki keunikannya masing-masing. Namun bila diurutkan berdasarkan keberagaman waktu sejarah, Kabupaten Kuningan memiliki tingkat keberagaman sejarah paling tinggi dibanding daerah lain. Hal itu dikarenakan Kabupaten Kuningan memiliki peninggalan sejarah dan purbakala, mulai dari prasejarah hingga kemerdekaan Indonesia. Kuningan juga memiliki peranan penting pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia sehingga membuat daerah Kabupaten Kuningan memiliki potensi sejarah lokal yang tinggi.

Potensi mengenai sejarah lokal tersebut telah disadari oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, seperti yang diungkapkan oleh Emup Muplihuddin, Kepala Seksi Pendidikan Dasar dari Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan, bahwa Pemerintah Kabupaten Kuningan sedang berusaha melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas kearifan lokal di Kabupaten Kuningan. Salah satu rencana dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kearifan lokal Kuningan di bidang pendidikan yaitu mengintegrasikan materi sejarah lokal sebagai muatan lokal pelajaran sejarah di setiap jenjang pendidikan sekolah di Kabupaten Kuningan. Rencana pengintegrasian sejarah lokal tersebut untuk sekarang ini akan difokuskan di tingkat pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar di Kabupaten

(3)

Kuningan. Dengan harapan dapat meningkatkan kualitas kearifan lokal sedini mungkin.

Dengan adanya upaya Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan untuk meningkatkan kualitas kearifan lokal di bidang pendidikan melalui integrasi sejarah lokal ke dalam muatan lokal di sekolah, maka diperlukan media pembelajaran mengenai sejarah lokal yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari sejarah lokal.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang maka masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Pelajaran sejarah dianggap hanya menjadi beban mata pelajaran bagi para siswa.

2. Penyebab sejarah dianggap kurang menarik yaitu buku sejarah yang membosankan karena hanya penuh dengan fakta-fakta. Isi buku sejarah tidak membangkitkan keinginan untuk meniru atau meneladani sikap dan perbuatan tokoh pahlawan.

3. Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Dasar Kuningan belum memiliki media pengajaran sejarah Kuningan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan berupa beberapa pertanyaan yaitu:

1. Bagaimana mendesain buku pembelajaran sejarah Kuningan yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa-siswi terhadap sejarah Kuningan?

2. Bagaimana mendesain elemen visual pada media pembelajaran sejarah Kuningan yang komunikatif sebagai upaya untuk meningkatkan minat siswa-siswi mempelajari sejarah Kuningan?

(4)

1.4. Ruang Lingkup

Perancangan media pembelajaran sejarah Kuningan ini merupakan uji coba sebelum disosialisasikan ke seluruh sekolah dasar di kabupaten Kuningan. Dengan ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Apa

Upaya untuk meningkatkan minat siswa-siswi di Kabupaten Kuningan untuk mempelajari sejarah Kuningan.

2. Siapa

Dalam rencana pengintegrasian sejarah Kuningan, Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan memiliki segmentasi utama yaitu siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 4 di Kabupaten Kuningan. Penetapan khalayak sasaran ini berdasarkan wawancara dengan sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan.

3. Dimana

Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan menargetkan 649 Sekolah Dasar di Kabupaten Kuningan. Dengan melibatkan semua Sekolah Dasar di Kabupaten Kuningan, diharapkan upaya ini dapat menjangkau seluruh segmentasi di Kabupaten Kuningan. 4. Kapan

Dinas Pendidikan, Pemuda Dan olah Raga Kabupaten Kuningan berencara untuk mengintegrasikan materi sejarah Kuningan ke dalam muatan lokal di tahun ajaran baru 2016. Maka akan dilakukan pengumpulan data selama periode Februari dan Maret 2015 yang kemudian dilanjutkan untuk perancangan media yang akan digunakan dilakukan pada bulan April hingga Juni 2015. Sedangkan untuk persiapan media dan kebutuhan pendukung dilakukan pada bulan Juli hingga peluncuran media yang dijadwalkan pada bulan Juli ditahun ajaran baru 2016.

(5)

5. Bagaimana

Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan berencana untuk mengintegrasikan materi sejarah Kuningan ke dalam muatan lokal. Dan media yang digunakan yaitu berupa media utama sebuah buku pelajaran sejarah Kuningan yang akan tersedia di seluruh Sekolah Dasar di Kabupaten Kuningan.

1.5. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan media pembelajaran sejarah Kuningan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan minat siswa-siswi Sekolah Dasar di Kabupaten Kuningan terhadap sejarah Kuningan.

2. Untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai luhur yang disisipkan dalam sejarah Kuningan.

1.6. Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan pada perancangan media pembelajaran sejarah Kuningan ini dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan penulis, yaitu:

1.6.1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data yaitu:

1. Sumber Data Primer

Wawancara dengan bapak Dedi Supardi dari pihak Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kuningan untuk

(6)

memperoleh data mengenai rencana pengintegrasian sejarah Kuningan ke dalam muatan lokal dan bapak Uus Sunanto selaku guru di Sekolah Dasar Unggulan Kuningan untuk memperoleh data mengenai konten buku pembelajaran sejarah Kuningan yang ideal.

2. Sumber Data Sekunder

Informasi atau sumber data lainnya yang menunjang penelitian. Dapan berupa studi pustaka, jurnal dan penelitian sebelumnya.

1.6.2. Metode Analisis

Metode yang digunakan untuk menganalisis data perancangan, penulis menggunakan metode kualitatif dan analisis secara visual dengan menguraikan elemen-elemen visual sebagai tolak ukur perancangan. Elemen visual yang dimaksud adalah berbagai potensi khas daerah yang dapat dijadikan identitas visual untuk diaplikasikan ke dalam perancangan media pembelajaran sejarah Kuningan.

(7)

1.7. Kerangka Perancangan

Gambar 1.1. Skema Perancangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(8)

1.8. Sistematika Penulisan

Struktur yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

1. BAB I: Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah danpenjabaran mengenai masalah yang diangkat berdasarkan fenomena yang terjadi, serta menjelaskan fokus permasalahan dengan rumusan, batasan masalah, serta tujuan penelitian. Pada bab ini juga dijelaskan metode pengumpulan data yang akan dilakukan, kerangka perancangan, data yang digunakan, dan kerangka teori yang digunakan sebagai acuan untuk proses penelitian.

2. Bab II: Dasar Pemikiran

Menjelaskan teori yang digunakan sebagai panduan dalam merancang berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh penulis.

3. Bab III: Data dan Analisis Masalah

Pemaparan data-data hasil wawancara dan kuesioner serta menjelaskan hasil analisis dari data yang didapatkan dengan menggunakan teori yang telah diuraikan pada Bab II untuk dijadikan strategi perancangan.

4. Bab IV: Konsep dan Hasil Perancangan

Menjelaskan konsep perancangan yang terdiri dari konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media dan konsep visual. Serta menampilkan hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visualisasi pada media.

5. Bab V: Simpulan dan Saran

Berisi simpulan, saran dan masukan yang membangun pada waktu sidang.

Gambar

Gambar 1.1. Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, bahwa dengan kita meneliti Penelitian tentang penerapan dalam penggabungan atau perampingan di Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta Utara Tahun

dihasilkan program PPL Utama berupa pendataan siswa berprestasi dan pelatih di bidang Pemuda dan Olahraga di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman. Secara

Kearifan lokal yang masih terjaga dalam upaya menjaga sumber mata air bersih bagi keberlangsungan hidup masyarakatnya terjadi di Kawasan Hutan Adat Wonosadi, Desa Beji,

LKIP Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung tahun 2018 dapat menggambarkan presentasi dari Dinas Pemuda dan Olahraga (dispora) Kota Bandung dan

Adapun pencapaian kinerja Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang dari segi pengukuran kinerja kegiatan yang dituangkan dalam Laporan Kinerja dibawah ini

a) Masalah yang di alami kesenian Keling di dusun Mojo desa Singgahan kecamatan Pulung kabupaten Ponorogo. b) Upaya dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga

Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan tugasnya dengan mendorong keunggulan lokal (daerah), memantapkan pelaksanaan wajib belajar pendidikan

Terkait dengan hal tersebut, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2004-2009 telah memasukkan bidang pemuda dan olahraga