• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang cerdas ,berkarakter dan memiliki daya saing. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan pendidikan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan yang diwujudkan dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok.

Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok, disusun sesuai tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga serta berpedoman kepada RPJMD dan merupakan dokumen publik yang mempunyai peran strategis untuk menjabarkan secara operasional visi dan misi Kepala Daerah Kabupaten Solok periode 2010-2015.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Solok disusun berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), sesuai Peraturan

Daerah Kabupaten Solok Nomor 05 Tahun 2010. Selain menjabarkan

visi, misi dan program Kepala Daerah, juga mengacu pada Renstra

sebelumnya (2006-2010), serta Rencana Strategis Dinas Pendidikan

Propinsi Sumatera Barat, Rencana Strategis Kementerian Pendidikan

Nasional Republik Indonesia, serta memperhatikan hasil evaluasi

pencapaian SPM Dinas Pendidikan Kabupaten Solok sebelumnya.

(2)

Bagan alur kedudukan Renstra dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

B. LANDASAN HUKUM

Dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 ini berlandaskan pada :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

(3)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126), Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, Tabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817;

8. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional Tahun 2009 sampai 2014;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan , Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

10. Perda Propinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Sumaetra Barat Tahun 2005-2025.

11. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Tahun No.4 Tahun 2005

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPDP)

Kabupaten Solok Tahun 2006-2015 ( Lembaran Daerah Kabupaten

Solok Tahun 2005 Nomor 28 Seri E 9)

(4)

12. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,

13. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2011-2015

C. Maksud Dan Tujuan

Rencana Strategis ini dimaksudkan untuk mendukung pekaksanaan RPJMD Kabupaten Solok, Menjabarkan Visi dan Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kedalam pembangunan sektor pendidikan Pemuda dan Olah raga, untuk lima tahun kedepan, menjadi pedoman dalam pembuatan rencana kerja tahunan SKPD sehingga dapat lebih efesien dan efektif serta mempertajam program pembangunan pendidikan pemuda dan Olahraga berdasarkan berbagai permasalahan pendidikan Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Solok; dan tujuan penyusunan renstra ini adalah :

1. Sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah

2. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang merupakan realisasi dari tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga.

3. Sebagai acuan dalam penyusunan akuntabilitas kinerja Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah raga.

(5)

D. SISTEMATIKA RENSTRA

Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabuapaten Solok Tahun 2011-2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Kerja 1.4 Sistematika Penyusunan Rencana Kerja

BAB ll GAMBARAN UMUM PELAYANAN DISDIKPORA A. Tugas, Fungsi dan Struktur Disdikpora

B. Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Tiga Tahun Terakhir

BAB III ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DISDIKPORA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, BAB VI INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB VII PENUTUP

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 1. Struktur Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Dinas Daerah, dicantumkan bagan susunan organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sebagai berikut :

Seksi Manajemen

KEPALA DINAS

Kelompok Jab. Fungsional

Sekretariat

Sub. Bag Perencanaan

Sub. Bag Keuangan Sub. Bag

Kepegawaian

Bdg PembPra Sekolah/ SD

Bdg Pemb SLTA

Bdg Pemb PNF

Seksi Kurikulum

Seksi Kurikulum

Seksi Kurikulum

Seksi PAUD Bdg Pemb

SMP

Bdg Pemb PORA

Seksi Manajemen

Seksi Manajemen

Seksi Pembinaan Tenaga

Seksi Kepemudaan

Seksi Olahraga

(7)

Seksi Tenaga

Seksi Tenaga

Seksi Pendidikan Masy. dan

Kesetaraan

UPT

Seksi Tenaga

Seksi Olahraga

(8)

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Solok No 8 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga mempunyai tugas pokok “melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga sesuai dengan kewenangannya”. Dalam menyelenggarakan tugas dimaksud Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan, pemuda, dan olahraga; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

I. Sekretariat a. Fungsi :

1. Penyusunan Program

Dalam penyelenggaraan penyusunan program meliputi penyusunan program dan anggaran.

2. Penyelenggaraan Ketatausahaan

Dalam penyelenggaraan penyusunan ketatausahaan meliputi : urusan rumah tangga, kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan masyarakat.

3. Penyelenggaraan urusan keuangan dan kelengkapan Dalam penyelenggaraan urusan keuangan dan kelengkapan meliputi urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi, tindak lanjut LHP, dan perlengkapan.

b. Sekretariat Mempunyai Subag Sebagai Berikut :

1. Sub Bagian Perencanaan, Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

(9)

2. Sub Bagian Kepegawaian 3. Sub Bagian Keuangan II. Bidang Pembinaan TK dan SD

a. Fungsi

1. Pembinaan dan Penyelenggaraan kurikulum TK dan SD 2. Pembinaan dan Penyelenggaraan ketenagaan TK dan SD 3. Pembinaan dan Penyelenggaraan sarana dan prasarana TK

dan SD

b. Bidang Pembinaan TK dan SD mempunyai seksi sebagai berikut

1. Seksi Kurikulum

2. Seksi Tenaga Kependidikan

3. Seksi Manajemen dan Sarana dan Prasarana TK dan SD III. Bidang Pembinaan SMP

a. Fungsi

1. Pembinaan dan Penyelenggaraan kurikulum SMP 2. Pembinaan dan Penyelenggaraan ketenagaan SMP

3. Pembinaan dan Penyelenggaraan sarana dan prasarana SMP 4. Penyelenggaraan dan Pengelolaan SMP bertaraf Internasional 5. Pemantauan dan Evaluasi SMP bertaraf Internasional

b. Bidang Pembinaan SMP mempunyai seksi sebagai berikut : 1. Seksi Kurikulum

2. Seksi Tenaga Kependidikan

3. Seksi Manajemen dan Sarana dan Prasarana

(10)

IV. Bidang Pembinaan SLTA a. Fungsi

1. Pembinaan dan Penyelenggaraan kurikulum SLTA 2. Pembinaan dan Penyelenggaraan ketenagaan SLTA

3. Pembinaan dan Penyelenggaraan sarana dan prasarana SLTA

4. Penyelenggaraan dan Pengelolaan SLTA bertaraf Internasional

5. Pemantauan dan Evaluasi SLTA bertaraf Internasional b. Bidang Pembinaan SLTA mempunyai seksi sebagai berikut :

1. Seksi Kurikulum

2. SeksiTenaga Kependidikan

3. Seksi Manajemen dan Sarana dan Prasarana V. Bidang Pembinaan Pendidikan Non Formal

a. Fungsi

1. Pembinaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini 2. Pembinaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Masyarakat dan

Kesetaraan

3. Pembinaan Tenaga Kependidikan Non Formal

b. Bidang Pembinaan Pendidikan Non Formal Mempunyai seksi:

1. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini

2. Seksi Pendidikan Masyarakat dan Kesetaraan 3. Seksi Pembinaan Tenaga Kependidikan Non Formal

VI. Bidang Pembinaan Pemuda dan Olahraga a. Fungsi

1. Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga 2. Pendidikan dan Pelatihan keolahragaan

3. Pengembangan IPTEK keolahragaan

4. Pengembangan kemitraan Pemerintah dengan masyarakat dalam pembanguna olahraga

5. Pengaturan system penganugrahan, penghargaan dan kesejahteraan pelaku olahraga

(11)

6. Pengaturan pelaksanaan standarisasi, akkreditasi dan sertifikasi keolahragaan

7. Pemberdayaan dan pemasyarakatan olahraga serta peningkatan kebugaran jasmani masyarakat

8. Pelatihan dan pendidikan keolahragaan

9. Pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga termaksud olahraga unggulan

10. Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang keolahragaan

11. Pengembangan keserasian kebijakan dan pemberdayaan 12. Pengembangan Manajemen wawasan dan kreatifitas

kemitraan dan kewirausahaan 13. Pengembangan IPTEK dan IMTEQ

14. Pengaturan system penganugrahan prestasi pembangunan kapasitas dan kompetensi lembaga kepemudaan

15. Pembangunan pusat pemberdayaan pemuda

16. Pengaturan wawasan terhadap pelaksanaan norma dan standar di bidang kepemudaan

17. Pengembangan kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam pembangunan

18. Pendidikan dan Pelatihan kepemudaan tingkat Kabupaten 19. Pembinaan terhadap kegiatan kepemudaan

20. Pembinaan koordinasi pemerintahan antar susunan pemerintahan di bidang kepemudaan

21. Pembinaan, penyusunan pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kepemudaan 22. Pembinaan pendidikan dan pelatihan di bidang kepemudaan b. Bidang Pembinaan Pemuda & Olahraga Mempunyai seksi

1. Seksi Kepemudaan 2. Seksi Olahraga Prestasi 3. Seksi Olahraga Masyarakat

3. Data Sumber daya.

(12)

Data sumberdaya yang ada adalah sumber daya ketenagaan, sarana prasarana dan Keuangan.Data Sumber daya ketenagaan yang ada adalah tenaga structural dan fungsional, data structural terdiri dari data personil disdikpora, kecamatan dan pegawai TU yang ada disekolah sedangkan data fungsional adalah Guru, Pengawas sekolah dan Penilik Pendidikan Non Formal. Data tersebut seperti berikut :

1. Data Sumber Daya Manusia.

 Jumlah Personil Kantor Dinas = 72 orang

 Jumlah Personil Kecamatan dan sekolah = 449

 Jumlah Pengawas SMP/SLTA = 14 orang

 Jumlah pengawas TK/SD/SMP = 75 Orang

 Jumlah Guru PAUD = 956 orang

 Jumlah Guru SD=4082 orang

 Jumlah Guru SMP=1356

 Jumlah Guru SMA dan SMK =626

 Jumlah penilik Luar sekolah =295 2. Data Sumber Daya Sarana Prasarana

 Jumlah Lembaga PAUD dan TK = 368 lembaga

 Jumlah SD = 334 buah

 Jumlah SMP=64 buah

 Jumlah SMA =19 buah

 Jumlah SMK=12 buah

 Jumlah UPT Pendidikan Prasekolah dan SD =14 buah 3. Sumber Daya Keuangan

Untuk mendukung pelayanan pendidikan Kabupaten Solok menggunakan dana dari berbagai sumber dana antara lain.

 APBD yang terdiri dari Dana DAU dan DAK

 APBN yang terdiri dari dana BOS dan dana bloc Grant Sumber dana dari masyarakat.

B. Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan Tiga Tahun Terakhir a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

(13)

Lembaga pendidikan Anak Usia Dini , yang merupakan jenjang pendidikan prasekolah lebih banyak didapati di daerah yang dekat ke ibu kota kecamatan , indikasi ini dapat diasumsikan, pendidikan anak usia dini di Kabupaten Solok belum sepenuhnya dapat menjangkau kebutuhan masyarakat pedesaan atau daerah terpencil. Berbagai alasan dapat dikemukakan, diantaranya, Pertama : pendidikan anak usia dini terutama TK relatif mahal, khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawah, Kedua : lembaga ini bukan sebagai sarana belajar Pendidikan Dasar, sehingga tidak ada kewajiban orang tua untuk memasuki anak kelembaga Paud dan Ketiga : belum sepenuhnya masyarakat menyadari pentingnya pendidikan Paud sebagai sarana pengembangan sikap dan mental anak sebelum memasuki pendidikan sekolah.

(14)

Mengingat pentingnya Paud dikabupaten solok diharapkan pada setiap jorong memiliki lembaga PAUD.dan berdasarkan data pada tahun 2010 jumlah lembaga Paud di Kabupaten Solok sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pokok PAUD Kabupaten Solok Tahun 2010

No Nama Lembaga

Jumlah Jml

Lmbg Jml Guru Jml Murid

1 Kelompok Bermain 188 416 3.869

2 Tempat Penitipan Anak 7 11 121

3 Satuan Paud Sejenis 16 32 389

4 TK 159 497 4.517

b. Sekolah Dasar (SD)

Dilihat dari rata-rata siswa per kelas dan siswa per sekolah yang belum mencapai kondisi ideal, jumlah SD di Kabupaten Solok lebih dari cukup, dan hampir dapat dipastikan bahwa setiap nagari terdapat SD.

Kondisi ini merupakan akses yang luas guna memberikan kesempatan bagi anak usia 7-12 tahun untuk dapat bersekolah. Jumlah SD negeri jauh lebih banyak dibandingkan SD swasta.

Di daerah ibu kecamatan rasio siswa per kelas cukup padat, kondisi ini berbeda dengan daerah jauh dari ibu kecamatan Dengan jumlah siswa per kelas relatif kecil. Secara teoritis terjadi inefisiensi, namun kita tidak dapat bergitu saja melakukan regrouping antar sekolah berdekatan, kerena kondisi geografis sulit bagi kita melakukan penggabungan antar sekolah yang kekurangan siswa, namun demikian bagi kecamatan tertentu sekolah gendongan dan RKB masih kita butuhkan.

(15)

Tabel 2.

DATA POKOK SD KABUPATEN SOLOK TAHUN 2008, 2009 DAN 2010

No Komponen 2008 2009 2010

1 Sekolah 329 332 334

2 Siswa 50.802 50.883 51.419

3 Guru 4.060 4.078 4.082

4 Kelas 2.278 2.339 2.350

6 Lulusan 6.736 6.767 6.895

7 Mengulang 5.737 5.986 5.215

8 Putus sekolah 216 202 195

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Solok 2008-2010

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jumlah SMP di Kabupaten Solok terjadi peningkatan pada tahun 2009 yaitu menjadi 62 unit dari tahun 2008 yang baru 56 unit, dan pada tahun 2010 menjadi 64 unit. Kebijakan desentralisasi pendidikan memberikan kesempatan bagi Kabupaten Solok untuk menambah jumlah SMP di daerah masing-masing. Dalam upaya perluasan kesempatan

(16)

belajar bagi anak usia 13-15 tahun kedepan masih membutuhkan penambahan SMP disamping program-program lainnya guna meningkatkan angka partisipasi kasar bagi penduduk usia 13-15 tahun di Kabupaten Solok.

Tabel 3

DATA POKOK SMP KABUPATEN SOLOK TAHUN 2008, 2009 DAN 2010

No Komponen 2008 2009 2010

1 Sekolah 56 62 64

2 Siswa 12.335 13.492 13.793

3 Guru 1.352 1.349 1.356

4 Rombel 443 480 512

5 Lulusan 3.763 3.675 3.884

6 Mengulang 299 133 262

7 Putus Sekolah 96 121 117

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Solok 2008-2010

(17)

Sekalipun pada tahun 2010 terjadi penambahan jumlah SMP menjadi 64 unit, namun kenaikan ini tidak diikuti dengan peningkatan jumlah siswa secara signifikan. Walaupun tahun 2009 terjadi penambahan jumlah sekolah adanya peningkatan jumlah siswa yang cukup besar dan merata di setiap kecamatan , ini juga dapat dilihat dari penurunan jumlah angka putus sekolah. Diasumsikan intervensi program Bantuan Oparasional Sekolah (BOS) untuk SMP dan MTs dan bea siswa bagi kelurga kurang mampu sedikit banyak mempengaruhi peningkatan jumlah siswa SMP atau pendidikan sederajat lainnya.

d. Sekolah Menengah (SMA/SMK)

Dari komposisi jumlah siswa SMA dengan SMK belum cukup ideal, dengan perbandingan 73 : 27, dilain pihak tahun 2012 perbandingan ini diharapkan menjadi 60 : 40, hal ini dimaksudkan untuk penyiapan lebih banyak tenaga kerja menengah yang profesional, oleh kerena itu dua tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Solok melalui dana APBD dan APBN terus meningkatkan jumlah SMK di Kabupaten Solok, sedangkan untuk pembangunan USB SMA diharapkan dibiayai dengan sharing dana antara pemerintah propinsi dengan pemerintah Kabupaten.

Disamping perbandingan jumlah siswa yang belum ideal, juga diikuti dengan perbandingan jumlah sekolah. Pada tahun 2010 jumlah SMA di Kabupaten Solok sebanyak 19 unit sedangkan SMK 12 unit.

Tabel 4

Data Pokok SMA dan SMK Kabupaten Solok Tahun 2008, 2009 Dan 2010

No Komponen 2008 2009 2010

SMA

1 Sekolah 17 18 19

(18)

2 Siswa 6.577 6.439 6.218

3 Guru 579 591 626

4 Rombel 195 215 218

6 Lulusan 1.689 1.943 1.931

7 Mengulang 38 107 173

8 Putus Sekolah 30 32 27

SMK

1 Sekolah 10 11 12

2 Siswa 2.124 2.142 2.316

3 Guru 218 234 295

4 Rombel 76 84 94

6 Lulusan 357 275 385

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Solok 2008-2010

e. Perkembangan APK dan APM

Sampai tahun 2010 Kabupaten Solok telah memiliki SD/MI sebanyak 343 sekolah (SD 334 dan MI 11). Sementara jumlah siswa yang tercatat tahun 2010/2011 sebanyak 51.419 siswa, yang tergambar dalam APK SD/MI pada tahun 2010/2011 sebesar 113,46 % dan APM sebesar 96,76.%.

Selanjutnya pada jenjang Pendidikan di tingkat SMP dan MTs berjumlah sebanyak 97 sekolah dengan perincian SMP 64 sekolah dan MTs 33

(19)

sekolah. Jumlah siswa SMP dan MTs pada tahun 2010/2011 sebanyak 18.261 siswa dengan perincian siswa SMP 13.793 dan MTs 4.478 yang tergambar dalam APK SMP/MTs pada tahun 2010/2011 sebesar 84.02 % dan APM sebesar 65.29 %.

Pada Jenjang Pendidikan Menengah Jumlah siswa SMA/MA dan SMK pada tahun 2010/2011 berjumlah sebanyak 6.522 siswa dan lulusan sebanyak 2.854 siswa, yang tergambar dalam APK SMA/MA dan SMK pada tahun 2010/2011 sebesar 50,88.% dan APM sebesar 38,60 %.

Perkembangan APK dan APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA perjenjang pendidikan dari tahun 2008 s/d 2010 sebagaimana tergambar pada data di bawah.

(20)

Tabel 5

Prosentase Perkembangan APM/APK Kabupaten Solok Tahun 2008, 2009 Dan 2010

No Komponen 2008 2009 2010

1 APM

- SD/MI 96.66 96.70 96.76

- SMP/MTs 64.40 64.72 65.29

- SMA/SMK//MA 38.42 38.53 38.60

2 APK

- SD/MI 110.61 111.20 113.46

- SMP/MTs 81.79 82.96 84.02

- SMA/SMK/MA 46.29 48.70 50.88

Sumber : Profil Pendidikan Kabupaten Solok 2008-2010

Apabila digambarkan perkembangan APM dan APK Kabupaten Solok seperti grafik berikut ini :

(21)

110.61

96.66

111.2

96.7

113.46

96.76

85 90 95 100 105 110 115

2008 2009 2010

Grafik 1 : Perkembangan APK dan APM SD/MI Di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010

APK APM

81,79 64,40

82,96 64,72

84,02 65,29

0 20 40 60 80 100

2008 2009 2010

Grafik II : Perkembangan APK dan APM SMP/MTs di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010

APK APM

(22)

46,29 38,42

48,70 38,53

50,88 38,60

0 10 20 30 40 50 60

2008 2009 2010

Grafik III : Perkembangan APK dan APM SMA, MA dan SMK di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010

APK APM

(23)

6. Sarana dan Prasarana sekolah.

Ruang kelas sebagai wahana untuk melakukan proses belajar mengajar pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) berjumlah sebanyak 2.066 dengan keadaan fisik 1.209 kondisi baik, 522 kondisi rusak ringan dan 335 rusak berat. Pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) berjumlah 37 ruang kelas dengan keadaan fisik 25 kondisi baik, 8 rusak ringan dan 4 dalam kondisi rusak berat, Total ruangan dan kondisi fisiknya sebagaimana tergambar pada grafik IV.

Grafik IV : Kondisi Fisik Gedung Sekolah SD/MI Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011

1209

522

335

25 8 4

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

SD MI

Sementara itu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI telah tersedia fasilitas perpustakaan sebanyak 46 buah dan UKS 18 buah.

Pada jenjang SMP/MTs Siswa-siswa ditampung pada ruang kelas SMP sebanyak 500 RK dengan kondisi fisik 396 baik, 79 rusak ringan dan 25 rusak berat. MTs berjumlah 33 sekolah yang mempunyai 177 ruang kelas dengan kondisi fisik 109 baik, 60 rusak ringan dan 8 rusak berat, Total ruangan belajar SMP /MTs dengan kondisi fisiknya sebagaimana tergambar pada grafik dibawah ini.

(24)

Grafik V : Keadaan Gedung SMP/MTs di Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011

363

79

25 109

60

8 0

50 100 150 200 250 300 350 400

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

SMP MTs

Untuk menunjang proses Pembelajaran terdapat fasilitas perpustakaan sebanyak 45 buah ruang, UKS 13 ruang dan laboratorium 58 ruang.

Pada tingkat SLTA untuk menampung siswa tersedia ruang kelas sebanyak 716 ruang dimana 535 ruang kondisi baik, 142 ruang rusak ringan dan 39 ruang rusak berat. Ruang kelas tersebut berada pada tingkat SMA sebanyak 239 ruang dengan kondisi fisik 223 ruang baik, 14 ruang rusak ringan dan 2 ruang rusak berat. Tingkat MA sebanyak 69 ruang dengan kondisi fisik 42 ruang baik dan 17 ruang rusak ringan sedangkan 10 ruang rusak berat. Tingkat SMK sebanyak 72 ruang dengan kondisi fisik 63 ruang baik dan 3 ruang rusak ringan sedangkan 6 ruang rusak berat. Total ruang pada SMA/SMK dan MA dengan kondisi fisiknya sebagaimana tergambar pada grafik dibawah.

(25)

Grafik VI : Keadaan Gedung SMA/MA dan SMK di Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011

363

79

25 109

60

8 63

3 6

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

SMA MA SMK

Selanjutnya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar tersedia fasilitas perpustakaan sebanyak 24 buah, lapangan olah raga 6 buah, UKS 5 ruang, laboratorium 58 buah, keterampilan 6 buah, BP 13 buah, serba guna 7 buah, ruang praktek 1 buah.

6. Kelayakan Guru mengajar

Guru sebagai human yang akan menstransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik, pada jenjang Pendidikan SD dan MI berjumlah 3.706 orang.

Berdasarkan kepada PP 74 Tahun 2008 tentang Guru yang mensyaratkan standar kelayakan guru dengan latar belakang ijazah S.I adalah guru yang layak mengajar, D.II dan D.III dianggap semi layak dan guru latar belakang ijazah D.I atau SLTA adalah tidak layak mengajar, maka kelayakan mengajar guru SD/MI menurut latar belakang Pendidikannya adalah 33,40 % tergolong layak mengajar, 52.83% semi layak dan 13,77 % tergolong tidak layak mengajar. Untuk lebih jelasnya proporsi kelayakan mengajar guru berdasarkan tingkat Pendidikannya dapat dilihat dalam grafik dibawah.

(26)

Grafik VII : Proporsi Kelayakan Guru di SD/MI di Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011

1238

1958

510

0 500 1000 1500 2000 2500

Layak Semi Layak Tidak Layak

SD/MI

Guru yang mengajar di SMP dan MTs berjumlah sebanyak 1.630 orang.

Berdasarkan latar belakang Pendidikannya 77,67 % tergolong layak mengajar (berijazah S1), 15,83 % semi layak ( berijazah D.II ) dan 6,50 % tidal layak mengajar.( berijazah Dibawah.II) terlihat grafik Kelayakan Mengajar Guru pada jenjang Pendidikan SMP/MTs.

Grafik VIII : Proporsi Kelayakan Mengajar Guru SMP/MTs di Kabupaten Solok Tahun 2010/2011

1266

258

106 0

200 400 600 800 1000 1200 1400

Layak Semi Layak Tidak Layak

SMP/MTs

Guru yang mengajar di SMA, SMK dan MA sebanyak 879 orang dimana 819.orang (93,17%) layak mengajar (berijazah S1), 42 orang (4,78%) semi layak dan 18 orang (2,05%) tidak layak mengajar, ( berijazah dibawah D.III) Proporsi kelayakan Guru Mengajar dapat dilihat dari table berikut.

(27)

Grafik IX :

Proporsi Kelayakan Guru SMA/MA dan SMK di Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011

819

42 18

0 200 400 600 800 1000

Layak Semi Layak Tidak Layak

SMA/MA dan SMK

7. Rasio siwa ,Guru, kelas dan ruang kelas

berikutnya perbandingan antara siswa per sekolah, siswa per kelas, siswa per guru, kelas per ruang kelas dan kelas per guru sebagai berikut:

 Perbandingan siswa per sekolah terpadat terdapat pada jenjang Pendidikan tingkat SD/MI dengan angka 154 : 1. Hal itu menunjukkan bahwa sekolah di Kabupaten Solok sangat heterogen. Siswa per kelas yang pada saat pembangunan sekolah seharusnya di isi dengan 40 anak, ternyata pada kenyataannya Rasio siswa per kelas di tingkat SD/MI yaitu 22 : 1.

 Rasio siswa per guru terdapat pada tingkat SD/MI yaitu 14 : 1 besarnya rasio siswa per guru di SD/MI bukan berarti guru SD lebih banyak, karena jumlah ini dinyatakan untuk guru kelas dimana 1 kelas untuk 1 guru.

 Selanjutnya Kelas / Ruang Kelas adalah 0,98 hal ini berarti, bahwa pada tingkat tersebut masih memerlukan ruang kelas tambahan jika diharapkan jumlah Ruang kelas sama dengan jumlah kelas sehingga tidak ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali.

 Kemudian kelas / guru adalah 0,5 menggambarkan masih kurangnya guru pada jenjang SD/MI, gambaran rasio pada tingkat SD/MI dapat dilihat pada tabel grafik dibawah ini.

(28)

153154154

25 26 22 14 14 14 0,960,970,98 0,50,50,5 0

50 100 150 200

Sisw/Seklh Siswa/Kelas Siswa/Guru Kelas/R.

Kelas

Kelas/Guru

Grafik X : Proporsi Siswa/Sklh, Siswa/Kls, Siswa/Guru, Kls/R.Kls dan Kls/Guru pada SD/MI di Kabupaten Solok Tahun

2008 s/d 2010

2008 2009 2010

Berikutnya perbandingan antara siswa per sekolah, siswa per kelas, siswa per guru, kelas per ruang kelas dan kelas per guru pada jenjang SMP/MTs dapat digambarkan sebagai berikut :

 Pada tahun 2010 rasio siswa per sekolah pada jenjang Pendidikan di tingkat SMP/MTs berada pada 188. Kemudian siswa per kelas yang pada saat pembangunan sekolah seharusnya di isi dengan 40 anak, ternyata pada kenyataannya Rasio siswa per kelas di tingkat SMP/MTs yaitu 27 siswa.

 Rasio siswa per guru terdapat pada tingkat SMP/MTs yaitu 11:1 kecilnya rasio siswa per guru di SMP/MTs bukan berarti guru pada SMP/MTs berlebih, karena jumlah ini menyatakan rata di Kabupaten 1 orang guru mengajar untuk 30 orang anak untuk 11 bidang studi tertentu.

 Selanjutnya Kelas/ Ruang Kelas adalah 0,94. Hal ini berarti pada tingkat tersebut tidak memerlukan ruang kelas tambahan, namun pada sekolah tertentu yang masih melaksanakan belajar pagi dan sore masih memerlukan tambahan ruang belajar jika diharapkan jumlah ruang kelas sama dengan jumlah kelas pada sekolah tersebut, sehingga tidak ada ruang kelas digunakan lebih dari sekali.

 Kemudian kelas / guru adalah 0,33 menggambarkan masih kurangnya guru pada jenjang SMP/MTs, gambaran rasio pada tingkat SMP/MTs dapat dilihat pada tabel grafik di bawah ini :

(29)

204 203188

26 27 27 11 12 11 0,910,920,94 0,330,330,33 0

50 100 150 200 250

Sisw/Seklh Siswa/Kelas Siswa/Guru Kelas/R. Kelas Kelas/Guru Grafik XI : Proporsi Siswa/Sklh, Siswa/Kls, Siswa/Guru, Kls/R.Kls dan Kls/Guru

pada SMP/MTs di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010 2008 2009 2010

Berikutnya perbandingan antara siswa per sekolah, siswa per kelas, siswa per guru, kelas per ruang kelas dan kelas per guru pada jenjang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga SMA/SMK/MA dapat digambarkan sebagai berikut :

 Pada tahun 2010 rasio siswa per sekolah pada jenjang Pendidikan di tingkat SMA/SMK/MA dengan angka 257. Kemudian siswa per kelas yang pada saat pembangunan sekolah seharusnya di isi dengan 40 anak, ternyata pada kenyataannya Rasio siswa per kelas di tingkat SMA/SMK/MA yaitu 30.

 Rasio siswa per guru terdapat pada tingkat SMA/SMK/MA yaitu 12.

Kecilnya rasio siswa per guru di SMA/SMK/MA bukan berarti guru pada SMA/SMK/MA berlebih, karena jumlah ini menyatakan rata di Kabupaten 1 orang guru mengajar untuk 30 orang anak untuk 11 bidang studi tertentu.

 Selanjutnya Kelas/ Ruang Kelas adalah 0,94. Hal ini berarti, bahwa pada tingkat tersebut masih memerlukan ruang kelas tambahan pada sekolah tertentu yang masih melaksanakan belajar pagi dan sore masih memerlukan tambahan ruang belajar jika diharapkan jumlah ruang kelas sama dengan jumlah kelas pada sekolah tersebut, sehingga tidak ada ruang kelas digunakan lebih dari sekali.

 Kemudian kelas / guru adalah 0,33 menggambarkan masih kurangnya guru pada jenjang SMA/SMK/MA, gambaran rasio pada tingkat SMA/SMK/MA dapat dilihat pada tabel grafik di bawah ini :

(30)

256 259 257

32 31 30

14 13 12 0.910.920.94 0.330.330.33 0

50 100 150 200 250 300

Sisw/Seklh Siswa/Kelas Siswa/Guru Kelas/R. Kelas Kelas/Guru Grafik XII : Proporsi Siswa/Sklh, Siswa/Kls, Siswa/Guru, Kls/R.Kls dan Kls/Guru pada SMA, MA dan SMK di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010

2008 2009 2010

(31)

BAB III

ISU-SU PENTING PENYELENGGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam melaksanakan pelayanan dibidang pendidikan, pemuda dan olahraga sebagai berikut :

a. Belum tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di Kabupaten Solok.

b. Belum terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan.

c. Belum tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan untuk semua kecamatan.

d. Belum tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Non Formal dan Informal, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

e. Belum ada system dan tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya pelayanan prima pendidikan.

f. Belum tersedia dan terjangkaunya layanan pembinaan yang bermutu bidang pemuda dan olah raga di Kabupaten Solok.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka disusun perencanaan dengan menggunakan indikator – indikator sebagai berikut :

a. APK PAUD Kabupaten Solok mencapai 67 %

b. Seluruh satuan pendidikan anak usia dini formal menerapkan system pembelajaran yang membangun karakter (kejujuran,kepedulian,tanggung jawab dan toleransi) dan menyenangkan bagi anak.

c. APM SD/MI Kabupaten Solok mencapai 98,00 %

d. APK SMP/MTs dan Paket B Kabupaten Solok mencapai 94,02 %.

e. APM SMP/MTs dan Paket B Kabupaten Solok mencapai 85%.

(32)

f. Seluruh kepala sekolah dan guru telah memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D4, untuk pengawas kualifikasi minimal pendidikan S2.

g. Sekurang-kurangnya 15% SD/SDLB/MI dan 27 % SMP/MTs terakreditasi minimal B.

h. Meningkatnya tingkat efisiensi internal yang ditandai dengan meningkatnya angka melanjutkan minimal 95 % dan menurunnya angka putus sekolah maksimal 1 % untuk jenjang pendidikan dasar.

i. Seluruh satuan pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/MTs menerapkan pembelajaran berakarakter

j. APK SLTA Kabupaten Solok mencapain 60 %.

k. Sekurang-kurangnya 95 % SMA/MA berakreditasi, dan 40 % berakreditasi B

l. Sekurang-kurangnya 90 % SMK berakreditasi, dan 30 %-nya berakreditasi minimal B.

m. Seluruh kepala sekolah dan pengawas SMA/MA dan SMK mengikuti pelatihan professional berkelanjutan.

n. Sekurang-kurangnya 98 % guru SMA/MA dan SMK berkualifikasi S1/D4, dan sekurang-kurangnya 90 % bersertifikat Profesi Pendidik

o. Seacara bertahap SMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan.

p. Meningkatnya tingkat efisien internal yang ditandai dengan meningkatnya angka melanjutkan minimal 95 % dan menurunnya angka putus sekolah maksimal 0,1% untuk jenjang pendidikan menengah.

q. Seluruh satuan pendidikan SMA/MA/SMK menerapkan pembelajaran yang membangun karakter.

r. Sekurang-kurangnya 30 % program keahlian lembaga kursus dan pelatihan berakreditasi dan 25% lulusan program kecakapan hidup (PKH) bersertifikat kompetensi.

s. Sekurang-kurangya 50% telah mengutamakan gender dalam pendidikan.

(33)

t. Sekurang-kurangnya 50% memeberikan layanan faslitas parenting education.

u. Seluruh penyelenggara fungsi pendidikan di jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok mengacu kepada Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tahun 2011-2015.

v. Seluruh jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Agar terlaksananya program dengan indikator tersebut diatas, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

I. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

a. Penyediaan pendidik PAUD berkompeten yang merata meliputi pemenuhan guru TK/RA berkompeten dan penyediaan tutor PAUD non formal berkompeten.

b. Penyediaan manajemen PAUD berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas dan tenaga administrasi.

c. Penyediaan dan Pengembangan system pembelajaran, data dan informasi berbasis riset dan standar mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD.

d. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran TK berkualitas yang merata.

e. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan TK berkualitas yang merata.

f. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran PAUD Non Formal berkualitas yang merata.

II. Pendidikan Dasar (SD dan SMP)

Untuk menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :

(34)

a. Penyediaan pendidikan dasar berkompeten yang merata meliputi pemenuhan guru SD/SDLB/MI dan SMP/MTs serta tutor paket A dan Paket B berkompeten.

b. Penyediaan manajemen SD/SDLB/MI dan SMP/MTs serta paket a dan Paket B berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala sekolh dan pengawas pada SD/SDLB dan MI;

c. Penyediaan dan pengembangan system pembelajaran dan standar mutu pendidikan dasar, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan dasar.

d. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk SD/SDLB/MI dan SMP/MTs yang berkualitas.

e. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/MTs’

f. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran Paket A dan B’

III. Pendidikan Menengah (SMA/SMK)

Untuk tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan dicapai dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Penyediaan pendidik pendidikan menengah berkompeten yang meliputi pemenuhan guru SMA/MA/SMK serta tutor Paket C berkompeten.

b. Penyediaan manajemen SMA/MA/SMK serta Paket C berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala sekolah pengawas dan tenaga administrasi.

c. Penyediaan dan pengembangan system pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan menengah serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan menengah.

(35)

d. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran SMA/MA berkualitas yang merata.

e. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran SMK berkualitas yang berbasis keunggulan lokal dan relevan dengan kebutuhan daerah yang merata.

f. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA/MA/SMK berkualitas yang merata.

g. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran Paket C yang berkualitas.

IV. Pendidikan Non Formal

Agar tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Non Formal berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut :

a. Penyediaan tutor berkompeten yang merata meliputi pemenuhan tutor keaksaraan fungsional dan pendidikan kecakapan hidup.

b. Penyediaan dan pengembangan system pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keorangtuaan (parenting education), serta keterlaksanaan akreditasi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan Non Formal.

c. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran pendidikan orang dewasa berkualitas yang merata.

V. Sistem dan Tata Kelola

Tersedianya system tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan, pemuda dan olahraga

(36)

Kabupaten Solok, dicapai dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Penguatan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi antar penyelenggara pendidikan dan Jajaran Pendidikan.

b. Penguatan pengendalian dan pengawasan penerapan system pendidikan, pemuda dan olah raga kabupaten Solok.

VI. Pemuda dan Olahraga

Untuk menjamin terselenggaranya layanan prima pemuda dan olahraga Kabupaten Solok, dicapai dengan menggunakan strategi :

a. Penyediaan pan peningkatan pembinaan cabang – cabang olahraga di sekolah.

b. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang berbasis keunggulan lokal dan relevan dengan kebutuhan daerah yang merata

c. Peningkatan pengembangan usaha pemuda dan pemberdayaan pemuda.

(37)

BAB IV

VISI , MISI DAN TUJUAN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA, DAN OLAHRAGA

A. VISI DAN MISI

“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Cerdas, Berkarakter Dan Memiliki Daya Saing”

Sumber daya manusia cerdas yang dimaksud dalam visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok yaitu Cerdas Spritual, Cerdas Emosional dan Sosial, Cerdas Intelektual dan Cerdas Kinestetis dan Estetis.

Cerdas Spiritual yaitu beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.

Cerdas Emosional dan Sosial adalah beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya serta kompetensi untuk mengekspresikannya.

Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial :

a. membina dan memupuk hubungan timbal balik b. demokratis

c. empatik dan simpatik

d. menjunjung tinggi hak asasi manusia e. ceria dan percaya diri

f. menghargai kebhinekaan dalam masyarakat dan bernegara

g. berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga Negara.

Cerdas Intelektual adalah beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif, inovatif dan imajinatif.

(38)

Cerdas Kinestetis dan estetis adalah beraktualisasi diri melalui olahraga untuk mewujudkan insane yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil dan trengginas. Beraktualisasi diri melalui kreasi dan apresiasi terhadap seni untuk membentuk insan yang berbudi luhur dan santun. Aktualisasi insan adiraga dan seni.

Sumber manusia yang berkarakter adalah insan manusia yang memiliki watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak yang memiliki nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social dan tanggung jawab.

Sedangkan untuk insane manusia yang memiliki daya saing adalah:

1. berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan 2. bersemangat juang tinggi

3. mandiri

4. pantang menyerah

5. pembangunan dan pembina jejaring 6. bersahabat dengan perubahan 7. inovatif dan menjadi agen perubahan 8. produktif

9. sadar mutu

10. berorientasi global

11. pembelajaran sepanjang hayat 12. menjadi rahmat bagi semesta alam.

Untuk mencapai visi di atas maka di rumuskan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan.

2. Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan.

3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan.

(39)

4. Mewujudkan kesetaraan dalam memeperoleh layanan pendidikan.

5. Menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

6. Meningkatkan kualitas serta pembinaan pemuda dan olahraga.

B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS TAHUN 2011-2015

Untuk merealisasikan visi dan misi pembangunan pendidikan, pemuda dan olahraga di Kabupaten Solok dirumuskan tujuan dan sasaran strategis tahun 2011-2015 yang lebih jelas menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi.

Dengan demikian tujuan dan sasaran strategis tersebut diharapkan mendukung terwujudnya kondisi yang diharapkan pada akhir tahun 2015 yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2011-2015, yaitu:

1. memantapkan akses dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan formal, informal dan non formal,

2. mengembangkan pendidikan Non formal dan Informal di tengah masyarakat,

3. Peningkatan mutu, daya saing dan relevansi pendidikan dengan menerapkan "Pendidikan Berkarakter" berbasis "Potensi personal"

pada "sekolah efektif",

4. Peningkatan peran serta semua komponen masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,

5. Pembinaan kepemudaan dan peningkatan prestasi olahraga.

Pembangunan bidang pendidikan, pemuda dan olahraga di Kabupaten Solok juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah yang didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan dan menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.

II. Tujuan Strategis

Tujuan strategis pembangunan pendidikan, pemuda dan olah raga tahun 2011-2015 di Kabupaten Solok dirumuskan berdasarkan jenjang layanan

(40)

pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima sebagaimana yang dikhendaki dalam rumusan visi dan misi pembangunan pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Solok.

Dengan demikian tujuan strategis tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

1. Tersedianya dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di Kabupaten Solok.

2. Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan.

3. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan untuk semua kecamatan.

4. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan Non Formal dan Informal , bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

5. Tersedianya system dan tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya pelayanan prima pendidikan.

6. Tersedia dan terjangkaunya layanan pembinaan yang bermutu bidang pemuda dan olah raga di Kabupaten Solok.

III. Sasaran Strategis 2011-2015

Tujuan starategis pembangunan pendidikan pemuda dan olahraga diatas dijabarkan kedalam sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada akhir tahun 2015. Sasaran strategis untuk tiap tujuan strategis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis 1:

a. APK PAUD Kabupaten Solok mencapai 67 %

b. Seluruh satuan pendidikan anak usia dini formal menerapkan system pembelajaran yang membangun karakter (kejujuran,kepedulian,tanggung jawab dan toleransi) dan menyenangkan bagi anak.

2. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis 2 a. APM SD/MI Kabupaten Solok mencapai 98,00 %

b. APK SMP/MTs dan Paket B Kabupaten Solok mencapai 94,02 %.

(41)

c. APM SMP/MTs dan Paket B Kabupaten Solok mencapai 85%.

d. Seluruh kepala sekolah dan guru telah memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D4, untuk pengawas kualifikasi minimal pendidikan S2.

e. Sekurang-kurangnya 15% SD/SDLB/MI dan 27 % SMP/MTs terakreditasi minimal B.

f. Meningkatnya tingkat efisiensi internal yang ditandai dengan meningkatnya angka melanjutkan minimal 95 % dan menurunnya angka putus sekolah maksimal 1 % untuk jenjang pendidikan dasar.

g. Seluruh satuan pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/MTs menerapkan pembelajaran berakarakter

3. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis 3 a. APK SLTA Kabupaten Solok mencapain 60 %.

b. Sekurang-kurangnya 95 % SMA/MA berakreditasi, dan 40 % berakreditasi B

c. Sekurang-kurangnya 90 % SMK berakreditasi, dan 30 %-nya berakreditasi minimal B.

d. Seluruh kepala sekolah dan pengawas SMA/MA dan SMK mengikuti pelatihan professional berkelanjutan.

e. Sekurang-kurangnya 98 % guru SMA/MA dan SMK berkualifikasi S1/D4, dan sekurang-kurangnya 90 % bersertifikat Profesi Pendidik

f. Seacara bertahapSMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan kewirausahaan.

g. Meningkatnya tingkat efisien internal yang ditandai dengan meningkatnya angka melanjutkan minimal 95 % dan menurunnya angka putus sekolah maksimal 0,1% untuk jenjang pendidikan menengah.

h. Seluruh satuan pendidikan SMA/MA/SMK menerapkan pembelajaran yang membangun karakter.

4. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis 4

(42)

a. Sekurang-kurangnya 30 % program keahlian lembaga kursus dan pelatihan berakreditasi dan 25% lulusan program kecakapan hidup (PKH) bersertifikat kompetensi.

b. Sekurang-kurangya 50% telah mengutamakan gender dalam pendidikan.

c. Sekurang-kurangnya 50% memeberikan layanan faslitas parenting education.

5. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis 5

a. Seluruh penyelenggara fungsi pendidikan di jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok mengacu kepada Renstra Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tahun 2011-2015.

b. Seluruh jajaran Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok melaksanakan Standar Pelayanan Minimal 6. Sasaran a untuk mencapai tujuan strategis 6

C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan Renstra Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 dirumuskan berdasarkan pada visi, misi, tujuan pembangunan pendidikan, pemuda dan olahraga tahun 2011-2015 serta mengacu kepada RPJMD kabupaten Solok 2011-2015 dan evaluasi capaian pembangunan pendidikan sampai tahun 2010.

Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan melalui pencapaian sasaran-sasaran strategis dari tujuan tersebut. Tiap strategi menjelaskan komponen-komponen penyelenggaraan layanan pendidikan yang harus disediakan untuk mencapai sasaran strategis dari tiap tujuan strategis. Komponen-komponen tersebut meliputi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, system pembelajaran, data dan informasi, serta system dan prosedur yang bermutu.

1. Strategi pencapaian Tujuan Strategis 1

Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan dicapai dengan menggunakan sebagai berikut :

(43)

g. Penyediaan pendidik PAUD berkompeten yang merata meliputi pemenuhan guru TK/RA berkompeten dan penyediaan tutor PAUD non formal berkompeten.

h. Penyediaan manajemen PAUD berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas dan tenaga administrasi.

i. Penyediaan dan Pengembangan system pembelajaran, data dan informasi berbasis riset dan standar mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD.

j. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran TK berkualitas yang merata.

k. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan TK berkualitas yang merata.

l. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran PAUD Non Formal berkualitas yang merata.

Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan strategis T1 yang dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan di kabupaten Solok dijabarkan pada gambar berikut :

Tabel 1. Pentahapan pencapaian sasaran strategis dari tujuan strategis T1

No Sasaran Strategis

Kondisi Awal (2010)

Tahun

2011 (%)

2012 (%)

2013 (%)

2014 (%)

2015 (%)

1 APK PAUD 23 30 40 50 60 67

2 Persentase Guru TK/RA Berkualitas S1/D4

10 15 25 35 45 60

3 Persentase Guru TK/RA bersertifikat 3 15 25 35 45 60

4 Persentase tutor PAUD Non Formal mengikuti PPB

65 70 75 80 90 100

5 Persentase satuan pendidikan PAUD menerapkan system pembelajaran yang berkarakter

40 55 60 65 70 75

(44)

2. Strategi pencapaian Tujuan Strategis 2

Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan dengan menggunakan strategi sebagai berikut :

g. Penyediaan pendidikan dasar berkompeten yang merata meliputi pemenuhan guru SD/SDLB/MI dan SMP/MTs serta tutor paket A dan Paket B berkompeten.

h. Penyediaan manajemen SD/SDLB/MI dan SMP/MTs serta paket a dan Paket B berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala sekolh dan pengawas pada SD/SDLB dan MI;

i. Penyediaan dan pengembangan system pembelajaran dan standar mutu pendidikan dasar, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan dasar.

j. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk SD/SDLB/MI dan SMP/MTs yang berkualitas.

k. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SD/SDLB/MI dan SMP/MTs’

l. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran Paket A dan B’

Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan strategis T2 yang dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan di kabupaten Solok dijabarkan pada gambar berikut :

Tabel 2. Pentahapan pencapaian sasaran strategis dari tujuan strategis T2

No Sasaran Strategis

Kond isi Awal (2010

)

Tahun

2011 (%)

2012 (%)

2013 (%)

2014 (%)

2015 (%)

1 APK SD/SDLB/MI/ Paket A 113,46 113,76 114,16 114,50 114,75 115

2 APM SD/SDLB/MI/ Paket A 96,76 96,96 97,16 97,36 96,56 98

(45)

3 Persentase Pengawas SD/SDLB /MI mengikuti PPB

30,10 50,00 60,00 75,00 100 100

4 Persentase Kepala Sekolah SD/SDLB/MI mengikuti PPB

35,75 60,00 75,00 85,00 100 100

5 Persentase satuan pendidikan SD/SDLB/MI menerapkan system pembelajaran yang membangun karakter

0 10,00 30,00 50,00 75,00 100

6 Persentase Peserta didik SD/SDLB/MI putus sekolah

1,70 1,50 1,30 1,00 0,90 0,70

7 Persentase Lulusan SD/SDLB/MI yang melanjutkan ke SMP/MTs

95,00 95,50 96,00 96,50 97,00 97,50

8 Persentase SD/SDLB/MI

berakreditasi

51,87 72,04 86,45 100 100 100

9 Persentase SD/SDLB/MI

berakreditasi minimal B

31,70 43,22 57,63 72,04 86,45 100

10 Persentase SD/SDLB/MI memiliki fasilitas internet dan menerapkan e- pembelajaran

10,00 15,00 20,00 35,00 50,00 55

11 Persentase Guru SD/SDLB berkualifikasi S1/D4

75,00 90,00 100 100 100 100

12 Persentase Guru SD/SDLB bersertifikat

85 90 100 100 100 100

No Sasaran Strategis

Kond isi Awal (2010

)

Tahun

2011 (%)

2012 (%)

2013 (%)

2014 (%)

2015 (%)

13 APK SMP/MTs/ Paket B 84,02 90,50 91,60 92,90 94,80 98

14 APM SMP/MTs/ Paket B 65,29 80,00 85,00 86,00 89,00 85

15 Persentase Pengawas SMP/MTs/

Paket B mengikuti PPB

80,00 80,00 85,00 86,00 89,00 90

16 Persentase Kepala Sekolah SMP/MTs/ Paket B mengikuti PPB

10,00 15,00 30,00 50,00 75,00 88,00

(46)

17 Persentase satuan pendidikan SMP/MTs/ Paket B menerapkan system pembelajaran yang membangun karakter

0 15,00 25,00 35,00 50,00 75,00

18 Persentase Peserta didik SMP/MTs/

Paket B putus sekolah

1,89 1,60 1,50 1,40 1,20 1,00

19 Persentase Lulusan SMP/MTs/ Paket B yang melanjutkan ke SMA/MA/SMK

94,00 94,00 95,00 96,00 98,00 99,00

20 Persentase SMP/MTs/ Paket B berakreditasi

66,80 80,00 86,00 89,00 96,00 98,00

21 Persentase SMP/MTs/ Paket B berakreditasi minimal B

20,00 22,60 26,80 32,20 34,50 38,00

22 Persentase SD/SDLB/MI memiliki fasilitas internet dan menerapkan e- pembelajaran

8 15 37 49 58 64

23 Persentase Guru SD/SDLB berkualifikasi S1/D4

70,00 75,00 79,00 85,00 90,00 95,60

24 Persentase Guru SD/SDLB bersertifikat

45,00 65,00 78,00 86,00 90,00 100

3. Strategi pencapaian Tujuan Strategis 3

Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut :

a. Penyediaan pendidik pendidikan menengah berkompeten yang meliputi pemenuhan guru SMA/MA/SMK serta tutor Paket C berkompeten.

b. Penyediaan manajemen SMA/MA/SMK serta Paket C berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala sekolah pengawas dan tenaga administrasi.

c. Penyediaan dan pengembangan system pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan menengah serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan menengah.

(47)

d. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran SMA/MA berkualitas yang merata.

e. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran SMK berkualitas yang berbasis keunggulan lokal dan relevan dengan kebutuhan daerah yang merata.

f. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan SMA/MA/SMK berkualitas yang merata.

g. Penyediaan subsidi pembiayaan pendidikan untuk penerapan system pembelajaran Paket C yang berkualitas.

Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan strategis T3 yang dikaitkan dengan program dan kegiatan pembangunan pendidikan di kabupaten Solok dijabarkan pada gambar berikut :

Tabel 3. Pentahapan pencapaian sasaran strategis dari tujuan strategis T3

No Sasaran Strategis

Kondisi Awal (2010)

Tahun

2011 (%)

2012 (%)

2013 (%)

2014 (%)

2015 (%)

1 APK SMA/MA/SMK /Paket C 50,88 60,00 60,25 60,50 60,60 60,70

2 APM SMA/MA/SMK /Paket C 38,60 39,10 39,50 39,80 40,10 40,50 3 Persentase SMA/MA berakreditasi 25,00 50,00 60,00 75,00 90,00 100

4 Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B

20,00 50,00 60,00 70,00 80,00 100

5 Persentase SMA/MA/SMK memiliki internet dan menerapkan e- pembelajaran

20,00 35,00 50,00 65,00 80,00 90

6 Persentase Guru SMA/MA berkualifikasi S1/D4

98,00 99,00 100 100 100 100

7 Persentase Guru SMA/MA bersertifikat

80,00 85,00 92,00 94,00 97,00 100

Gambar

Tabel 1. Data Pokok PAUD Kabupaten Solok Tahun 2010
Grafik II : Perkembangan APK dan APM SMP/MTs  di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010
Grafik III : Perkembangan APK dan APM SMA, MA dan  SMK di Kabupaten Solok Tahun 2008 s/d 2010
Grafik IV : Kondisi Fisik Gedung Sekolah SD/MI  Kabupaten Solok Tahun Pelajaran 2010/2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

UN Women yang dalam hal ini sebagai organisasi Internasional mengupayakan penghapusan diskriminasi terhadap kaum perempuan di Mesir membangun Rezim Kesetaraan Gender

Islam merupakan agama yang disampaikan menggunakan simbol- simbol yang bersifat permanen doktrinal. Secara doktriner, Islam bersifat elitis dalam arti bahwa secara normatif

Optimasi dilakukan dengan metode Factorial Design yang bertujuan untuk melihat efek dan interaksi dari kombinasi explotab dan amilum ditinjau dari sifat fisik tablet yang baik,

Activity Diagram digunakan untuk mendefinisikan urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Asahan merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mengacu pada Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Parepare Tahun 2020 BAB I PENDAHULUAN 1 1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan daerah disusun sebagai

Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal kompetensi pedagogic guru-guru pendidikan anak usia dini yang ada di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada tahun ajaran

Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota Banjarmasin disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarmasin yang