• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL FAKTOR PENYEBAB REMAJA PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL FAKTOR PENYEBAB REMAJA PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL FAKTOR PENYEBAB REMAJA PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN

PADANG PARIAMAN

Reska Radiati1, Rahma Wira Nita2, Ryan Hidayat Rafiola2 1

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat reskaradiati@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the existence of the phenomena which occurred in the field i.e. the teenager who have not interest for school, they prefer to busy playing or just spending time at their home, therefore, it makes the researcher want to know about, 1) The internal factors that cause the teenager dropping out of school. 2) The external factors that cause the teenager dropping out of school. This research was done by qualitative approach with descriptive design. The main informant of this research were 3 teenagers who dropped out of school, the additional informant there were 2 parents and 1 the aunt of the teenagers who dropped out of school. Instrument that used in this research were interview guidelines, technique that used in data processing through data reduction, presentation of data, and conclusion. The result of this research revealed as follows. 1) The internal factors that cause the teenager dropping out of school because physical tired by reason of stay up all night with their friends thus causing they were sleepy in the class, and the teenager who helped their parents to trade, the teenagers’ ability who was still lacking and they had experienced failing a grade because the teenagers’ less interested to learn, 2) The external factors that cause the teenager dropping out of school i.e. because the condition of family’s economic status that was less supportive. The researcher suggests to the teenagers who dropped out of school to be more spirited and trying to make their parents happy through helping them then improving their confidence in order to do not always feel embarrassed with their friends that exist in their environment, thus their environment can be comfortable place for them.

Keywords: Causative Factor of Dropping Out of School

PENDAHULUAN

Masa remaja disebut juga masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan

(2)

organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Purnama ningrum 2009:10)

Menurut Sunarto

(Abdullah:2011) sekolah artinya bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran. Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan kepala sekolah dibantu oleh wakilnya. Bangunan sekolah disusun secar meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan sarana pada suatu sekolah memiliki peranan penting dalam terlaksananya proses pendidikan

Seperti yang kita ketahui bahwa banyaknya faktor penyebab anak yang putus sekolah diantaranya adalah faktor internal dan faktor ekternal. Dilihat dari faktor internalnya seperti dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi ke sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan

karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekolah karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ketidakmampuan ekonomi keluarga dalam menopang biaya pendidikan yang berdampak terhadap masalah psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam pergaulan dengan teman sekolahnya selain itu adalah peranan lingkungan.

Sedangkan faktor

eksternalnya adalah seperti keadaan status ekonomi keluarga, dalam keluarga miskin cenderung timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak sering dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga merasa terbebani dengan masalah ekonomi ini sehingga mengganggu kegiatan belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran, ada juga dari perhatian orang tua. Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak, perhatian orang tua makin diperlukan, dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Salah satu penyebab kenakalan anak adalah

(3)

kurangnya perhatian orang tua dan hubungan orang tua kurang harmonis. Hubungan keluarga tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua, hubungan antar keluarga tidak saling peduli, keadaan ini merupakan dasar anak mengalami permasalahan yang serius dan hambatan dalam pendidikannya sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah.

Suyanto (2010:356) menjelaskan faktor utama penyebab anak putus sekolah adalah kesulitan ekonomi atau karena orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak-anaknya. Di samping itu tidak jarang terjadi orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena mereka membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua. Di daerah perkotaan, anak-anak di bawah usia bekerja di pabrik-pabrik untuk membantu ekonomi orang tua.Adapun di daerah pedesaan, selain disektor pertanian dan perkebunan, biasanya anak-anak bekerja di sektor industri kecil, sektor informal, dan perdagangan tradisional, faktor kelelahan fisik, dan sejenisnya, di tambah lagi

pengaruh lingkungan teman seusia yang rata-rata memang kurang perhatian kepada kegiatan belajar adalah faktor gabungan yang menyebabkan anak-anak yang terpaksa bekerja acap kali prestasi belajarnya di sekolah relatif rendah, dan bahkan DO sebelum waktunya.

Anak putus sekolah ialah anak yang mengalami kegagalan mengikuti pendidikan di sekolah, sehingga ia berhenti sekolah sebelum waktunya. Anakputus sekolah merupakan anak yang terdaftar di sekolah SD, SMP, SMA namun belum mengelesaikan sekolahnya.

Anak yang putus sekolah sangat berbeda psikologinya dengan anak yang masih menempuh dunia pendidikan. Bahkan anak yang putus sekolah cenderung berperilaku yang tidak baik, ego yang sangat tinggi, mementingkan diri sendiri, membentuk kelompok atau geng yang bisa meresahkan masyarakat dan lain-lain, kemudian yang masih dalam bangku pendidikan psikologi anak akan baik, cara berfikir baik, mudah menerima seseorang yang tidak memiliki kesamaan, berfikir

(4)

sebelum bertindak dan tidak memilih-milih teman

( Muhibinsyah:2013:131).

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah adalah kegiatan pada waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang ialah mempelajari cara berhitung, membaca huruf-huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendamping dalam kegiatan sekolah anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan-kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajarannya.

Namun kenyataannya masih ada remaja yang memilih untuk tidak sekolah, Setelah penulis melakukan observasi awal di lapangan pada bulan Februari 2017 Dikecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, bahwa terdapat adanya remaja yang membantu orang tuanya

berjualan pada pagi hari, adanya remaja yang berkumpul dengan temannya pada pagi hari dan seharusnya anak seusia mereka pergi sekolah, adanya remaja yang tidak memiliki minat untuk belajar dan tidak mengetahui bahwa pendidikan itu penting, adanya remaja yang memiliki saudara yang banyak sehingga kurangnya perhatian orang tua kepada remaja, adanya orang tua remaja yang sering bertengkar karena masalah uang, dan adanya remaja yang merasa minder dengan teman sebayanya, namun di samping itu orang tua juga harus memiliki peran penting untuk memberikan pendidikan kepada anaknya, agar anaknya bisa menjadi lebih baik dan memiliki pengetahuan yang baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang meng-hasilkan data deskriptif. Dalam penelitian ini yang akan diungkap oleh peneliti adalah faktor penyebab remaja putus sekolah. Penelitian ini di laksanakan di kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.

(5)

Penelitian dilaksanakan dari tanggal 26 juli sampai 2 Agustus 2017. Kecamatan Batang Anai ini dijadikan lokasi penelitian mengingat bahwa peneliti menemukan adanya remaja yang kurang memiliki minat untuk tidak Sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, adapun hasil dan pembahasan dalam penelitian ter-sebut adalah:

1. Faktor Internal Penyebab Remaja Putus Sekolah dilihat a. Kelelahan Fisik

Berdasarkan hasil penelitian dari temuan peneliti, terungkap

bahwa remaja merasa kelelahan fisik

karena pergi dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, karena sekolah remaja yang jauh dari rumahnya, dan remaja juga tidak bisa diantar oleh orang tuanya, karena tidak memiliki kendaraan, remaja juga yang kelelahan fisik karena yang sering bergadang dan membantu orangtuanya berjualan pada malam hari,sehingga remaja merasa kecapekkan dan merasa mengantuk jika berada didalam kelas.

Hasil temuan lain ketika wawancara dengan informan kunci juga mengungkapkan bahwa, remaja kelelahan fisik karena remaja yang sering pergi berkumpul dengan teman-temannya sehingga pulang sering larut malam,sehingga pagi ketika mau pergi sekolah remaja merasa mengantuk di kelas,apa lagi ketika remaja ingin masuk SMP, remaja merasa tidak sanggap, karena SMP yang bisa di masuki remaja lumayan jauh dari rumah,dan remaja sangat merasa yakin bahwa pasti dia lebih sering terlambat,sehingga remaja tidak mau melanjutkan sekolahnya kembali.

b. Kemampuan

Berdasarkan hasil penelitian dari temuan peneliti, terungkap

bahwa kemampuan remaja adalah

kurang, karena remaja yang sering malas untuk datang kesekolah, remaja yang juga pernah tinggal kelas, dan orangtua remaja yang juga menilai bahwa kemampuan yang dimiliki anaknya kurang baik, karena orantuanya yang jarang melihat remaja belajar dirumah.

Hasil temuan lain yaitu Informasi yang diperoleh dari

(6)

informan tambahan yaitu ibu dari informan kunci, ia mengatakan bahwa anak nya memiliki kemampuan yang baik karena remaja tidak pernah tinggal kelas dan ia menganggap anak yang mampu, mampu menjadi anak yang mandiri, karena ia jarang sekali membantu anaknya dalam membuat tugas, remaja juga tidak pernah menuntut orang tuanya agar di antar kesekolah dengan kendaraan.

c. Usaha Belajar

Berdasarkan hasil

penelitian dari temuan peneliti,

terungkap bahwaUsaha Belajar

yang dimiliki remaja adalah kurang, karena ia sering malas membuat tugas, dan ia juga sering malas jika disuruh gurunya tampil didapan kelas.

Hasil temuan lain dengan informan kunci mengatakan bahwa usaha belajar yang remaja lakukan adalah selalu membeli buku-buku yang disuruh oleh gurunya, dan fasilitas yang ia miliki cukup, tapi hanya saja remaja tidak mau dan merasa malu jika gurunya menyuruh ia

tampil kedepan untuk membuat hasil latihan yang sudah di buat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Usaha Belajar yang dimiliki remaja adalah kurang, karena ia sering malas membuat tugas, dan ia juga sering malas jika disuruh gurunya tampil didapan kelas.

2. Faktor Eksternal Penyebab Remaja Putus Sekolah yang dilihat dari

a. Keadaan Status Ekonomi Keluarga

Informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu remaja mengatakan bahwa Keadaan status ekonomi orang tua nya menengah kebawah, karena orang tua remaja memiliki 6 orang anak, sehingga sangat membutuhkan biaya yang banyak, sedangkan ayah remaja bekerja hanya sebagai nelayan, dan ibunya bekerja menjual sayur di pasar, semua saudaranya hanya tamat SMP, tetapi hanya ia saja yang tamat sampai kelas 4 SD, Sebenarnya ia sangat merasa sedih akibat putus sekolah hanya sampai kelas 4 SD, tetapi disisi lain ia juga merasa sedih melihat

(7)

kedua orang tua nya yang hanya bekerja yang tidak mendapatkan pengahsilan yang tidak tetap tersebut.

Hasil temuan lain dengan informan tambahan yaitu, orangtua remaja mengatakan bahwa keadaan ekonominya masih tergolong kurang mampu, karena memilki enam orang anak yang membutuhkan biaya yang besar, sedangkan ia hanya bekerja sebagai penjual sayur, dan suaminya hanya seorang nelayan, sehingga ia tidak bisa memberi pendidikan yang tinggi kepada enam anaknya.

Berdasarkan hasil

penelitian dari temuan

peneliti, terungkap bahwa

Keadaan status ekonomi informan kunci adalah kurang mampu, karena orangtuanya yang bekerja dengan penghasilan yang tidak tetap, sehingga orang tua remaja merasa tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya.

b. Kurang Perhatian Orang Tua Informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu remaja mengatakan bahwa ia merasa kurang perhatian lantas orang tua nya yang bekerja pergi pagi sampai terbenam nya matahari, sehingga yang membuatkan makanan siangnya hanya kakak, dan jika ada tugas hanya ia sendiri yang berusaha membuatnya, dan ketika ia putus sekolah karena bermasalah dengan guru dan ingin pindah kesekolah lain tetapi orang tuanya tidak mau mengurus surat pindah remaja tersebut untuk sekolah kembali.

Hasil temuan juga diperoleh informasi sebagai berikut, Informasi yang diperoleh dari informan kunci mengatakan bahwa ia merasa kurang perhatian karena mempunyai adek dua orang lagi yang masih kecil, dan ketika orang tuanya bekerja iia kadang di suruh untuk menjaga adeknya dirumah, ia yang sering membuatkan makan untuk adeknya,dan ia merasa ibu kedua dirumahnya yang sering merawat adeknya yang masih kecil. Dan adapun Informasi yang diperoleh dari

(8)

informan tambahan yaitu ibu dari informan kunci mengatakan bahwa dia yang mempunyai anak balita dan juga harus bekerja, sehingga ia selalu berharap anaknya bisa membantu mengurus adeknya dirumah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perhatian dari orang tua remaja kurang, karena remaja yang memiliki banyak saudara,sehingga perhatian orangtuanya kurang terhadap remaja, sehingga remaja sering terabaikan dalam masalah apapun.

c. Hubungan Orang Tua Kurang Harmonis

Informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu ia mengatakan bahwa yang membuat orang tuanya sering bertengkar karena masalah ekonomi, karena memiliki 6 orang anak tentunya membutuhkan biaya yang banyak,apa lagi kakak remaja yang hanya bisa membantu dengan menanam sayur yang akan dijual ibu nya kepasar, dan kakak nya tidak bekerja dengan mendapatkan gaji, karena hanya itu yang bisa dia kerjakan untuk membantu orang tuanya.

Hasil temuan juga mengungkapkan bahwa yang

membuat orang tuanya sering bertengkar karena masalah ekonomi, karena memiliki 10 orang anak tentunya membutuhkan biaya yang banyak,dan kakak remaja sering bertengkar dengan remaja karena remaja yang sering pulang larut malam, remaja juga mengatakan bahwa yang membuat orang tuanya sering bertengkar karena masalah ekonomi juga, karena orang tuanya memiliki tujuh orang anak yang membutuhkan biaya

Jadi dapat disimpulkan bahwa Hubungan Orang tua remaja kurang harmonis karena kebutuhan ekonomi yang kurang dan masalah adeknya yang sering bertengkar sehingga membuat orang tuanya marah.

d. Pengaruh Teman Sebaya

Informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu ia mengatakan bahwa salah satu dia berhenti sekolah akibat bertengkar dengan teman sebayanya di kelas, remaja telah membuat teman nya sering menangis, dan temannya mengatakan bahwa remaja tersebut sering memukul dan menganggunya sampai dia menangis, sehingga guru-guru remaja pun marah dan mengatakan

(9)

bahwa remaja adalah anak yang nakal, dan sering menganggu temannya, dan remaja merasa malu dan merasa tersisih akibat persepsi gurunya yang buruk kepadanya, sehingga ia tidak mau sekolah lagi disana. Dan orangtua remaja juga mengatakan bahwa salah satu anaknya berhenti sekolah akibat ia sering dipanggil kesekolah karena anaknya tersebut bertengkar dengan teman sebayanya di kelas, ia telah membuat teman nya sering menangis, sehingga ketika remaja berhenti dari sekolah tersebut orangtuanya tidak mau lagi untuk memindahkannya kesekolah lain karena orantuanya yang merasa kelelahan karena perilaku remaja yang sering membuat temannya menangis dan orangtuanya sering terpanggil kesekolah akibat perilaku remaja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penagruh Teman sebaya adalah salah satu faktor remaja berhenti sekolah, karena remaja yang sering dihina oleh teman sekelasnya Pengaruh Teman Sebaya terhadap remaja adalah salah satu ia berhenti Sekolah, Karena remaja yang sering membuat

temannya menangis, dan sehingga orang tuanya sering dipanggil kesekolah akibat kenakalan yang remaja lakukan, sehingga orang tuanya tidak mau mengurus surat agar remaja pindah kesekolah lain

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Profil Faktor Penyebab Remaja putus sekolah di kecamatan Batang Anai kabupaten padang pariaman Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor internal penyebab remaja putus sekolah karena kelelahan fisik karena sering begadang dengan teman-teman sehingga mengantuk di dalam kelas, dan adanya remaja yang membantu orangtuanya berjualan telur asin dan bakso keliling sehingga membuat remaja tersebut merasa kelelahan dan sehingga absen untuk tidak bisa datang kesekolah, dari segi kemampuan remaja yang masih kurang dan pernah mengalami tinggal kelas karena minat belajar remaja yang masih kurang.

(10)

2. faktor ekternal remaja putus sekolah yaitu karena keadaan status ekonomi keluarga yang masih kurang,orang tua remaja yang memiliki anak banyak sehingga kurangnya perhatian yang diberikan orang tua remaja kepada setiap anak-anaknya,dan juga karena pengaruh dari teman sebayanya yang membuat remaja menjadi minder dan malas datang kesekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Purnamaningrum. 2009. Jurnal

Perkembangan Perilaku

Remaja.

Suyanto.2010.Masalah Sosial Anak. Jakarta: Fajar Interpratama Mandir.

Muhubbinsyah. 2014. Psikologi

Pendidikan. Bandung :

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Formulasi Biskuit dan Uji Potensi Penurunan Kolesterol Serat Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Mencit (Mus musculus) ” Periode November 2017

Penilaian dalam akuntansi merupakan proses pemberian jumlah moneter (kuantitatif) yang bermakna pada aktiva. Salah satu tujuan dari penilaian adalah untuk menyajikan

Data-data yg dikumpulkan kemudian diolah hingga menjadi hasil Pada bab 5, pembahasan hasil penelitian berisi tentang Penerapan dan hasil belajar Metode Tutor Sebaya Di Luar

Produksi buah yang melimpah pada saat panen serta umur simpan yang relatif pendek ini dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi produk olahan yang dapat dikonsumsi pada

Perdebatan dan perbincangan tentang kajian ketidakupayaan me- nerusi model perubatan yang bersifat kebajikan, dan model sosial yang melibatkan persekitaran dan sikap manusia,

Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan yang dialami masyarakat sebagai penerima kredit dan UPK sebagai pelaksana kegiatan atau pemberi kredit dalam proses pemberian

Hasil dari penelitian ini menggambarkan bagaimana kondisi terkini antropometri dan kondisi fisik yang dimiliki pemain sepakbola wanita kota dan kabupaten Kediri,

Berendah hati banyak manfaat Dalam bergaul orang kan hormat Saudara suka sahabat mendekat Hidup beramai semakin erat Manfaatnya dapat dunia akhirat Tunjuk Ajar Melayu mengajarkan agar