II.1 Konsep Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yng membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suat tujuan. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta – fakta yang ada (Budi Sutejo : 2006 : 168).
II.1.1. Sistem Informasi
Sistem informasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan dari beberapa komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai hasil dari satu tujuan. Pengertian sederhana ini sesuai dengan pendapat O’Brien (2006) Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dn sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.Defenisi tersebut dapat dijelaskan sistem informasi adalah susunan dari orang, data, pemprosesan dan teknologi informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi.
Adapun menurut Turban (2003,p15) ” an information system (IS) collects, process, stores, analyzes, and disseminates information for a specific purpose”.
Defenisi tersebut dapat dijelaskan sistem informasi yaitu mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Pengertian lain tentang sistem informasi adalah “ kumpulan antara sub-sub sistem yang saling berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalammya mencakup input, proses, output yang berhubungan dengan pengelolaan informasi. (Dr. Hj. Henny Hendarti, S.Kom, MM : 2011:1).
II.1.2. Sistem Informasi Geografis
Geographic Information System (GIS), merupakan suatu sistem (berbasiskan komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis :
a. Masukan b. Keluaran
c. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)
d. Analisis dan manipulasi data (Sumber: Eddy Prahasta: 2009: 1)
II.I.3. Arsitektur Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis sebenarnya bukan hanya sekadar sistem tetapi merupakan suatu teknologi. Secara terminologi SIG atau Geographic Information System (GIS) mempunyai beberapa nama. Nama lain dari SIG adalah Sistem Informasi Geo-Dasar (Geo-Base Information System), Sistem Informasi Sumber
Daya Alam (Natural Resource Information System), Sistem Informasi Keruangan (Spatial Information System), dan Sistem Informasi Lahan (Land Information System). Nama-nama lain SIG, umumnya berkaitan erat dengan bidang keahlian para pembuat perangkat lunaknya.Secara garis besar komponen-komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
Data grafis mempunyai dua bentuk, yaitu data vektor dan raster. Keduanya mewakili geometri, topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah objek di permukaan Bumi. Perbedaannya, data vektor mempunyai arah dan jarak, sedangkan data raster berbentuk kotak-kotak piksel. Contoh data vektor, antara lain data hasil digitasi, sedangkan contoh data raster antara lain citra digital, foto udara digital maupun data hasil scan. Data grafis mempunyai tiga elemen yaitu titik (node), garis (arc), dan luasan (poligon) baik dalam bentuk raster maupun vektor.
Data atribut merupakan identitas yang dimiliki oleh data grafis baik itu berbentuk titik, garis, maupun poligon. Seperti pada bagan di samping, data poligon nomor 01 merupakan batas persil tanah milik Pak Hasan, nomor rumah
21 diberikan identitas atau ID berupa angka 1, begitu pula jalan nomor 1011 mempunyai atribut lebar 8 meter dan termasuk jalan kelas 3.
Seperti telah dijelaskan di depan, di dalam SIG data masukan diubah dalam bentuk data numerik (angka) untuk mempermudah pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Subsistem masukan data merupakan pekerjaan yang banyak menyita waktu. Hampir menghabiskan 60% hingga 70% dari keseluruhan proses dalam SIG. Subsistem ini merupakan subsistem yang rumit. Dalam subsistem ini, ketepatan, ketelitian, serta keakuratan data masukan harus terjamin. Langkah pemasukan data yang sebagian besar dilakukan oleh operator (manusia) sebagai brainware juga merupakan langkah penting. Hal ini karena metode pemasukan data dan standar data perlu diketahui sebelum pemasukan serta penggunaan data agar hasilnya benar dan dapat dimanfaatkan.
2.Manipulasi Data
Subsistem ini berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses atau dianalisis dalam SIG. Data dikelompokkan berdasarkan elemennya, apakah itu data titik, garis atau poligon. Pemberian identitas (ID) pada data serta pemberian skor/nilai berdasarkan klasifikasi dilakukan pada subsistem ini. Selain itu, subsistem ini dapat digunakan untuk mengubah format data, seperti format data raster diubah ke format data vektor. Hambatan juga sering muncul pada subsistem ini, sehingga sampai saat ini masih diupayakan mendapatkan perangkat software dengan cara kerja yang lebih cepat. Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan.
Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
3.Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolahan data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar. Subsistem ini digunakan untuk penimbunan data, perbaikan data, pengelompokan data dan menarik kembali dari arsip data dasar. Sebagai contoh, kita telah melakukan pemasukan data ke dalam komputer baik dengan cara digitasi maupun pemrosesan citra (image procesing). Nah, dalam subsistem ini dilakukan perbaikan data dasar dengan cara menambah, mengurangi, maupun koreksi data.
4.Query dan Analisis
Query adalah analisa untuk mencari obyek berdasarkan atribut data yang dimiliki, dan berupa query berdasarkan data atribut yang dimiliki,query berdasarkan lokasi maupun posisi suatu obyek terhadap obyek yang lain,query gabungan antara data atribut dan lokasi/posisi. Analisa Query bertujuan untuk memilih data berdasarkan karakteristik ataupun atribut data tersebut. Metode Spatial Queries meliputi Interactive Selection, yaitu memilih data secara langsung pada layar komputer (on-screen).Selection by Attributes,yaitu memilih data berdasarkan atribut data yang dimiliki Selection by Topology, yaitu memilih data berdasarkan karakteristik spasialnya atau posisi terhadap data yang lain.
5.Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
6.Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Overlay dibentuk olah satu set peta transparan yang masing-masing mempresentasikan distribusi spasial suatu karakteristik lingkungan. Informasi untuk variable acak harus dikumpulkan terlebih dahulu sebagai standar unit geografis di dalam suatu area studi, dan dicatat pada satu rangkaian peta (satu untuk masing-masing variable). Peta ini kemudian di overlay untuk menghasilkan suatu peta gabungan. Hasil peta gabungan memperlihatkan karakter fisik area, sosial, ekologis, tata guna lahan dan karektristik lain yang relevan dan berkaitan dengan tujuan pengembangan lokasi yang diusulkan.
7.Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis. Dalam lingkungan IDG, visualisasi digunakan dalam empat
situasi berbeda :
a. visualisasi dapat digunakan untuk menyelidiki (explore) b. visualisasi digunakan untuk analisis
c. visualisasi digunakan untuk penyajian
d. kemudahan akses data pada data yang berupa peta
Perangkat lunak yang memungkinkan bagi pencarian dan analisis data geospasial dinamakan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG mengenalkan integrasi data geospasial dari beberapa sumber data yang berbeda. Fungsi ini menyebabkan SIG mampu memanipulasi, menganalisis dan memvisualisasi gabungan data. Peta tidak lagi sebagai hasil akhir seperti yang selama ini dipahami. Peta kertas hasil cetakan berfungsi sebagai media untuk menyimpan dan menampilkan data geospasial. Pengenalan pada layar komputer dan hubungan basisdatanya telah membedakan fungsi diantara kedua peta tersebut. Bagi ahli kartografi on screen map telah membawa ketersediaan basisdata dan teknik komputer grafis untuk menghasilkan tampilan yang baru, misalnya bentuk tiga dimensi dan peta animasi. Dalam lingkungan SIG, analisis geospasial selalu diawali dengan peta, dan peta mendukung proses pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, peta memainkan peran yang sangat penting dalam proses analisis geospasial. Hasil operasi analisis geospasial dapat ditampilkan dalam peta yang didesain dengan baik sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh publik. Disiplin kartografi menyediakan aturan desain tersebut secara baku.
II.2. MapServer
Mapserver adalah aplikasi freeware dan open source yang memungkinkan kita menampilkan data spasial (peta) di web. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan di Universitas Minesotta, Amerika Serikat untuk projek ForNet (sebuah projek untuk manajemen sumber daya alam) yang disponsori NASA (National Aeronautics And Space Administration). Support NASA dilanjutkan dengan projek TerraSIP untuk manajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang terbuka (open source), pengembangan MapServer dilakukan oleh pengembangan dari berbagai Negara.
Pengembangan MapServer menggunakan berbagai aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib (http: //shapelib.maptools.org) untuk baca/tulis format data Shapefile, FreeType (http://www.freetype.org) untuk merender karakter, GDAL/OGR (http://www.remotesensing.org/gdal) untuk baca/tulis berbagai format data vektor maupun juga data raster, dan Proj.4 (http.//www.remotesensing.org/proj) untuk menangai beragam proyeksi peta.
Pada bentuk paling dasar, Mapserver berupa sebuah program CGI (Common Gateway Interface). Program tersebut akan dieksekusi di web server, dan berdasarkan bebrapa parameter tertentu (terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP) akan menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser, baik dalam bentuk gambar peta ataupun bentuk lain (Ruslan Nurydin; 2005: 3).
II.2.1. Arsitektur MapServer
Interaksi antara klien dengan server berdasar scenario request dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server web. Karena server web
tidak memiliki kemampuan pemrosesab peta, maka request berkaitan dengan pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan MapServer. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web, terbungkus dalam bentuk file HTML atau applet.
Arsitektur aplikasi pemetaan di web dibagi menjadi dua pendekatan sebagai berikut :
a. Pendekatan Thin Client
Pendekatan ini memfokuskan diri pada sisi server. Hamper semua proses dan analisis data dilakukan berdasarkan permintaan (request) di sisi server. Data hasil pemrosesan kemudian dikirimkan ke klien dalam format standar HTML, ynag di dalamnya terdapat file gambar dalam format standar (misalnya GIF, PGN atau JPG) sehingga dapat dilihat menggunakan sembarang web browser. Kelemahan utama pendekatan ini menyangkaut keterbatasan pilihan interaksi dengan pengguna yang kurang fleksibel.
b. Pendekatan Thick Client
Pada pendekatan ini, pemrosesan data dilakukan di sisi klien menggunakan beberapa teknologi seperti control ActiveX atau applet. Kontrol ActiveX atau applet akan dijalankan di klien untuk memungkinkan web browser dengan kemampuan standar.
MapServer menggunakan pendekatan thin client. Semua pemrosesan dilakukan di sisi server. Informasi petea dikirimkan ke web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar (JPG, PNG, GIF atau TIFF). Untungnya , saat ini kelemahan pendekatan thin client dalam hal interaksi dengan pengguna sudah
jauh berkurang dengan adanya framework aplikasi seperti Chameleon atau CartoWeb.
Gambar II.1. Arsitektur MapServer
II.3. ArcView
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basisdata spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya (Eddy Prahasta: 2009: 1).
II.4. UML (Unified Modeling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah suatu alat Bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar ; 2005 : 17). Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembangan sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain. Meskipun UML sudah banyak menyediakan diagram yang bisa membantu mendefenisikan suatu aplikasi, tidak berarti bahwa semua diagram tersebut akan bisa menjawab persoalan yang ada. Adapun tipe diagram UML yang ada seperti pada Tabel II.1.
Tabel II.1 Tipe Diagram UML
Diagram Tujuan Keterangan
Activity Prilaku prosedural dan paralel Sudah ada di UML 1
Class Class, fitur dan relasinya Sudah ada di UML 1
Communication Interaksi diantara objek. Lebih menekankan kepada link
Di UML 1 disebut collaboration
Component Struktur dan koneksi dari komponen Sudah ada di UML 1 Composite
Structure
Dekomposisi sebuah class saat runtime
Baru untuk UML 2
Deployment Penyebaran/instalasi ke klien Sudah ada di UML 1
Interaction Overview
Gabungan dari activity dan sequence diagram
Baru untuk UML 1
Object Contoh konfigurasi instance Tidak resmi ada di
UML 1
Package Struktur hierarki saat kompilasi Tidak resmi ada di UML 1
Sequence Interaksi antara objek. Lebih menekankan pada urutan.
State Machine Bagaimana event mengubah sebuah objek
Sudah ada di UML 1
Timing Interaksi antar objek. Lebih menekankan pada waktu
Sudah ada di UML 1
Use Case Bagaimana user berinteraksi dengan sebuah sistem
Sudah ada di UML 1
Sumber : ” Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 23)”
II.4.1. Notasi Dasar UML 1. Actor
Actor adalah abstraction dari orang dan system yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target system. Orang atau system bisa muncul dalam bebrapa peran. Perlu dicatat bahwa actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use case. Berikut notasi actor dalam UML:
Gambar II.3 : Notasi Actor pada UML
Sumber : ”Pemodelan Visual dengan UML (Munawar ; 2005 : 64)” 2. Class
Class, dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class menggunakan huruf besar diawal kalimatnya dan diletakkan diatas kotak. Bila calass mempunyai nama yang terdiri dari 2 suku kata atau lebih, maka semua suku kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf besar. Berikut notasi class dalam UML: