29
3.1
Gambaran Umum Wilayah Studi
Kota Probolinggo merupakan salah satu kota yang terletak
di Propinsi Jawa Timur, dimana posisinya berada pada 7º 43’ 41”
- 7º 49’ 04” Lintang Selatan dan 113º 10’ - 113º 15’ Bujur Timur
dengan luas wilayah sebesar 56,667 Km². Kota Probolinggo juga
merupakan
daerah
transit
yang
menghubungkan
Kota
Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang (di
sebelah timur Kota Probolinggo) dengan Kota Pasuruan, Malang
dan Surabaya (di sebelah barat Kota Probolinggo).
Adapun lokasi Kota Probolinggo dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 3.1
Peta Lokasi Kota Probolinggo
Secara administrasi, Pemerintahan Kota Probolinggo terbagi
dalam 5 (tiga) Kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan, yaitu
Kecamatan Mayangan, Kecamatan Kademangan, Kecamatan
Tisnonegaran, Kecamatan Kedopok dan Kecamatan W onoasih.
Batas administrasi Kota Probolinggo adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara
: dibatasi oleh Selat Madura
- Sebelah Timur
: dibatasi oleh Kecamatan Dringu Kabupaten
Probolinggo
- Sebelah Selatan : dibatasi
oleh
Kecamatan
Leces,
Wonomerto,
Bantaran dan Sumberasih
Kabupaten Probolinggo
- Sebelah Barat
: dibatasi
oleh
Kecamatan
Sumberasih
Kabupaten Probolinggo.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Probolinggo
tahun 2009 - 2028, disebutkan bahwa pembangunan Jalur Lingkar
Utara (JLU) Kota Probolinggo bertujuan untuk mengurangi
pergerakan kendaraan berat pada jalur Surabaya Probolinggo
-Situbondo - Banyuwangi dan untuk mendukung pengembangan
kegiatan industri dan pergudangan di kawasan Pelabuhan Kota
Probolinggo. Adapun lokasi Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota
Probolinggo tersebut, khususnya yang menjadi wilayah studi
dalam Tugas Akhir ini, yaitu Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota
Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan Kota
Probolinggo, dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 3.2
Lokasi Wilayah Studi
(Sumber : Laporan Pendahuluan Pembuatan Peta Teknik dan
Tematik Pemerintah Kota Probolinggo, 2007 )
Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di
Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo , terdiri dari lima jalan
tipe II kolektor sekunder, yaitu Jl. Anggrek, Jl. Ikan Tongkol, Jl.
Ikan Belanak, Jl. Lingkar Utara dan Jl. Raden Wijaya. Untuk lebih
jelasnya mengenai ruang lingkup wilayah studi dalam Tugas
Akhir ini, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Ruang Lingkup Wilayah Studi
No. Nama Jalan Panjang
Jalan (m) Kelurahan
1. Jl. Anggrek 1.453 Sukabumi
2. Jl. Ikan Tongkol 1.179 Sukabumi Mayangan 3. Jl. Ikan Belanak 342 Mayangan 4. Jl. Lingkar Utara 2.180 Mangunharjo 5. Jl. Raden Wijaya 1.400 Mangunharjo Wiroborang
(Sumber : Laporan Akhir Pengaruh Perkembangan Industri/ PPP
(Pelabuhan Perikanan Pantai) Terhadap Harga Tanah Dan Tata
Guna Lahan Di Jalan Lingkar Utara Kota Probolinggo , 2008)
3.2
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Analisa karakteristik nilai t anah dilihat dari variabel penentu
nilai tanah
Dengan menggunakan tabel rerata, data Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) bumi
tahun 2000 dan 2008
diklasifikasikan menjadi beberapa kelas untuk mengetahui
karakteristik dari nilai tanahnya.
Kemudian dengan menggunakan analisa korelasi
dapat diketahui bagaimana dan berapa besar pengaruh dari
tiap - tiap variabel penentu nilai tanah yang diuji terhadap
nilai tanah.
2. Analisa Model Pendugaan Nilai Ta nah
Dari data Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2008
dibuat suatu model pendugaan nilai tanah dengan
menggunakan analisis regresi dengan peubah boneka
(dummy variable).
3.3
Alat dan Data
3.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas
Akhir ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Hardware
-
Notebook Intel® Core Duo T2300 (1,66 GHz, 667 FSB,
2 MB L2 cache), 14,1” WXGA LCD, Mobile Intel®
945 GM Express Chipset, 80 GB HDD, DVD/CD -RW
Combo, 512 MB DDR2 667, 802.11 a/b/g wireless
LAN
2. Software
-
Map Info Professional 7.0
-
Autodesk Land Desktop 2004
-
SPSS 15.0 for Windows
-
Microsoft Office 2007
3.3.2 Data
Data - data yang digunakan dalam pelaksaan Tugas
Akhir ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Nilai Jual Obyek Pajak ( NJOP) bumi tahun 2000 dan 2008
untuk obyek PBB yang terletak di sepanjang koridor Jalur
Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di
Kecamatan Mayangan dan yang tercantum dalam daftar
obyek PBB terkena dampak bypass yang disusun oleh
BAPPEDA Probolinggo .
2. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) tahun 2000 dan 2008 untuk
sepanjang koridor Jalur Lingkar Utara
(JLU) Kota
Probolinggo yang berada di wilayah Kecamatan Mayangan .
3.4
Metodologi Penelitian
Tahap kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan
Tugas Akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram alir
berikut ini :
Gambar 3.3
Diagram Alir Penelitian
YA Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data Karakteristik Nilai Tanah dan
Variabel Penentu Nilai Tanah a. Tabel Rerata b. Grafik Garis
c. Analisa Korelasi Pemodelan Nilai Tanah : Analisa Regresi dengan
dummy variable
Uji Statistik Model
Penyajian Hasil Akhir
TIDAK Kompilasi dan Klasifikasi Data
Penyesuaian data A. Klasifikasi data kuantitatif dan
kualitatif B. Penentuan lebar kelas
Model pendugaan nilai tanah Model statistik dapat diterima? Sig F < 0,05
3.5
Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah
3.5.1 Penentuan Variabel Penentu Nilai Tanah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perumusan
masalah
mengenai
penentuan variabel penelitian yang
merupakan variabel penentu nilai tanah sebagai variabel bebas
dan nilai tanah yang direfleksikan oleh Nilai Jual Obyek Pajak
(NJOP) bumi sebagai variabel terikatnya. Variabel penentu
nilai tanah tersebut didasarkan pada peraturan dan teori pustaka
sebagai berikut :
a. Surat Edaran Depkeu RI, Dirjen Pajak No SE -55/PJ.6/1999
tentang “Petunjuk Teknis Analisis Penentuan Nilai Indikasi
Rata - rata (NIR)”.
b. Teori nilai tanah Golberg dan Chiloy.
Secara
umum
variabel
penentu
nilai
tanah
dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu faktor fisik,
karakteristik legal serta faktor lokasi d an aksesbilitas. Proses
pemilihan variabel penentu nilai tanah tersebut dijabarkan
dalam diagram berikut ini :
Gambar 3.4
Tahapan Penetuan Variabel Penentu Nilai Tanah
Berdasarkan proses pemilihan tersebut maka variabel
penentu nilai tanah yang di gunakan dalam Tugas Akhir ini ada
7 variabel, yaitu :
1. Variabel Luas Tanah (L)
2. Variabel Status Kepemilikan Tanah ( S)
3. Variabel Penggunaan Lahan (P)
4. Variabel Jarak Terhadap Pusat Kota (JPK)
5. Variabel Jarak Terhadap Pasar Induk (JPI)
Variabel Penentu Nilai Tanah Surat Edaran DEPKEU RI Dirjen Pajak No SE-55/PJ.6/1999
Teori Golberg dan Chiloy
Faktor Fisik
Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Luas tanah b. Bentuk tanah c. Sifat fisik/jenis tanah d. Kemiringan tanah e. Ketinggian
Variabel yang diambil : Luas tanah
Faktor Karakteristik Legal
Faktor Lokasi dan Aksesbilitas
Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Status kepemilikan tanah b. Penggunaan lahan
Variabel Penentu Nilai Tanah : a. Jarak terhadap pusat kota b. Jarak dari fasilitas pendukung c. Pola perkembangan kota d. Lokasi secara spesifik e. Kemudahan pencapaian/pola
jaringan transportasi f. Kondisi lingkungan Variabel yang diambil :
Status kepemilikan tanah Penggunaan tanah
Variabel yang diambil : Jarak terhadap pusat kota Jarak terhadap pasar induk Jarak terhadap pelabuhan Jarak terhadap lokasi
6. Variabel Jarak Terhadap Pelabuhan (JP)
7. Variabel Jarak Terhadap lokasi industri dan pergudangan
(JIP)
2.5.2 Populasi Penelitian
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perumusan
masalah mengenai populasi yang digunakan dalam pe laksanaan
Tugas Akhir ini. Secara umum, pelaksanaan Tugas Akhir ini
bertujuan untuk memb uat model pendugaan nilai tanah di
kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo,
khususnya yang terletak di Kecamatan
Mayangan Kota
Probolinggo. Populasi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini
adalah semua obyek PBB di Kecamatan Mayangan Kota
Probolinggo yang berada di sepanjang koridor Jalur Lingkar
Utara (JLU) Kota Probolinggo dan tercantum dalam data obyek
PBB terkena dampak pembangunan bypass Kota Probolinggo
yang disusun oleh BAPPEDA Probolinggo .
Pada dasarnya, kegiatan penilaian tanah ditujukan untuk
estimasi dan memprediksi nilai
tanah
dengan tujuan
mendapatkan perkiraan nilainya (Machfud
2000, dalam
Ernawati 2005). Oleh karena itu, dalam kegiatan penilaian
tanah diperlukan data yang mendekati kondisi nil ai tanah.
Dalam penelitian ini, d ata nilai tanah
yang digunakan
didasarkan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi yang
dikeluarkan oleh KPP Pratama Kota Probolinggo .
Berdasarkan data obyek PBB yang terkena dampak
pembangunan bypass Kota Probolinggo yang disusun oleh
BAPPEDA Probolinggo , terdapat 630 obyek PBB yang
menjadi populasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini. Dari 630
obyek yang semuanya terletak di Kecamatan Mayangan Kota
Probolinggo tersebut,
185 obyek terdapat di Kelurahan
Sukabumi, 208 obyek terdapat di Kelurahan Mayangan, 12 9
obyek di Kelurahan Mangunharjo dan 108 obyek di Kelurahan
Wiroborang.
2.6
Tahap Pengumpulan Data
3.6.1 Survei Sekunder
Survei sekunder dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder yang diperoleh berdasarkan studi literatur ataupun
survei instansi yang terkait.
a.
Studi literatur.
Pada tahap ini dilakukan kajian terhadap beberapa literatur
kepustakaan, hasil penelitian dan peraturan - peraturan
mengenai Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo,
nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah , metode
-metode statistik, perpajakan bumi, jaringan jalan dan
materi - materi lainnya yang terkait dengan materi
pelaksaan Tugas Akhir
b. Survei instansi
Survei instansi bertujuan untuk mencari data
- data
pendukung melalui instansi atau lembaga tertentu yang
berhubungan langsung dengan materi Tugas Akhir atau
pernah melakukan penelitian dengan materi yang serupa.
3.6.2 Survei Primer
Survei primer dilakukan untuk mendapatkan data - data
secara langsung dari lapangan. Adapun metode yang digunakan
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
a.
Survei Instansi
Survei instansi dalam Tugas Akhir ini dilakukan untuk
memperoleh bahan - bahan pertimbangan dalam penentuan
variabel penentu nilai tanah yang diujikan dan identifikasi
tingkat pengaruh variabel penentu nilai tanah.
b. Observasi/Pengamatan Lapangan
Metode observasi merupakan metod e yang digunakan
untuk mengetahui kondisi eksisting di lapangan guna
penyesuaian
data
sekunder.
Observasi/pengamatan
lapangan juga bertujuan untuk mendapatkan data foto
sebagai bahan foto mapping untuk mendukung analisis
data.
3.7
Tahap Pengolahan Data
3.7.1 Kompilasi dan Klasifikasi Data
Pada tahap ini dilakukan proses kompilasi dan
klasifikasi data. Proses ini dilakukan untuk mempermudah
kegiatan analisis data , terutama untuk analisis statistika
deskriptif dalam tahapan analisis karakteristik nilai tanah dan
variabel penentu nilai tanah. Data nilai tanah dan 7 variabel
penentu nilai tanah yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas
Akhir ini diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya.
a.
Klasifikasi data kuantitatif
Variabel yang memiliki satuan ukuran yaitu harga, luas dan
jarak dikelaskan sesuai dengan jumlah data. Penentuan
selang kelas yang akan dibentuk dapat mempergunakan
kaidah empirik yang disebut kaidah Sturge dengan
ketentuan sebagai berikut (Vincent Gaspersz 1989 , dalam
Ernawati 2005) :
C = 1 + 3,3 log N
(3.1)
dimana :
C
=
banyak kelas yang perlu dibentuk
N
=
jumlah pengamatan
Jumlah data dalam Tugas Akhir ini adalah 630, jadi
banyaknya pembagian kelas adalah sebagai berikut :
C = 1 + 3,3 log 630
= 10,238
~ 10 kelas
Variabel yang diklasifikasikan kedalam 10 kelas tersebut
adalah nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual
Obyek Pajak (NJOP) bumi , luas tanah (L), jarak terhadap
pusat kota (JPK), jarak terhadap pasar induk (JPI),
jarak
terhadap pelabuhan (JP) dan jarak terhadap lokasi industri
dan pergudangan (JIP) . Pengkelasan data kuantitatif
digunakan sebagai bahan dalam analisis karakteristik nilai
tanah dan variabel penentu nilai tanah.
b. Klasifikasi data kualitatif
Variabel dengan kelas data kualitatif diklasifikasikan
sesuai dengan penggolongannya
dan diubah menjadi
peubah boneka (dummy variable). Dalam Tugas Akhir ini,
variabel yang memiliki sifat data kualitatif adalah hak
kepemilikan tanah (S) dan pola tata guna lahan (P).
Menurut Draper dan Smith (1992), dalam Ernawati (2005),
secara umum banyaknya variabel dummy yang dibutuhkan
adalah banyaknya kategori pada variabel kualitatif
dikurangi 1. Variabel hak kepemilikan tanah memiliki
jumlah kelas 2 maka jumlah dummy variable adalah 1.
Sedangkan variabel penggunaan lahan memiliki jumlah
kelas 5 maka jumlah dummy variable adalah 4.
Secara lebih jelas mengenai dekomposisi setiap variabel
penentu nilai tanah yang memiliki data kualitatif dengan
peubah boneka (dummy variable) adalah sebagai berikut :
1. Variabel status kepemilikan tanah
Dalam Tugas Akhir ini, status kepemilikan tanah
dibedakan menjadi 2 jenis , yaitu tanah milik dan tanah
negara. Adapun dummy variable untuk variabel status
kepemilikan tanah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Dekomposisi Variabel Status Kepemilikan Tanah
dengan Dummy Variable
Kelas Variabel Status Tanah
S1
Tanah Hak
0
Tanah Negara
1
(Sumber : Modifikasi Mirrer 1990, dalam Imam
Ghazali 2001)
2. Variabel Penggunaan Lahan
Menurut Surat Edaran Departemen Keuangan RI,
Direktorat Jendral Pajak Nomor SE -55/PJ.6/1999
tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan NIR (Nilai
Indikasi Rata-Rata), pola penggunaan lahan dapat
dibedakan
menj adi
5,
yaitu
perumahan ,
perdagangan/perkantoran, industri , sawah dan kebun.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk variabel
penggunaan lahan dibagi menjadi 5 kelas dengan
jumlah dummy variable sebanyak 4, dimana pembagian
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Dekomposisi Variabel Status Pola Penggunaan Lahan
dengan Dummy Variable
Kelas Variabel Penggunaan
Tanah
P1
P2
P3
P4
Perumahan/Lahan Kosong
0
0
0
0
Sawah
1
0
0
0
Industri/Pergudangan
0
1
0
0
Perkantoran/Perdagangan
0
0
1
0
Kebun
0
0
0
1
(Sumber : Modifikasi Mirrer 1990, dalam Imam
Ghazali 2001)
3.7.2 Penentuan Lebar Kelas
Lebar kelas ditentukan berdasarkan nilai minimum dan
maksimum dari data pada setiap variabelnya . Dari nilai
minimun dan maksimum tersebut, dapat dihitung rentangnya
yang kemudian dibandingkan dengan jumlah kelas yang sudah
ditetapkan sebelumnya sehingga akan didapatkan lebar kelas
untuk tiap - tiap variabel.
3.8
Tahap Analisa Data
3.8.1 Karakteristik Nilai Ta nah dan Variabel Penentu Nilai
Tanah
Analisis karakteristik nilai tanah dilakukan
dengan
menggunakan analisis statistika deskriptif melalui tabel rerata
dan grafik garis. Selain itu, juga dilakukan analisis korelasi
sederhana untuk mencari hubungan antara nilai tanah dan
variabel penentu nilai tanah yang digunakan, dimana hasil dari
korelasi tersebut akan menunjukkan kekuatan hubungan antara
nilai tanah dan variabel penentu nilai tanah tersebut. Nilai
koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran angka minus 1
(-1) sampai plus satu (+1). Koefisien korelasi minus
menunjukkan hubungan yang terbalik, sedangkan koefisien
korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah. Semakin
nilai korelasi tersebut mendekati minus satu ( -1) atau plus satu
(+1) maka hubungan antara variabel penentu nilai tanah
tersebut dengan nilai tanah akan semakin kuat.
3.8.2 Model Pendugaan Nilai Tanah
Pada dasarnya proses penilaian tanah meliputi
pengumpulan data dan analisa data tentang karakteristik nilai
tanah yang akan digunakan untuk menghitung nilai tafsiran
dengan menggunakan model penilaian. Model penilaian
merupakan
persamaan
matematis
(yang
umumnya
menggunakan persamaan regresi) yang menyatakan hubungan
antara nilai tanah dan karakteristik dari nilai tanah.
Analisis regresi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini
adalah analisis regresi dengan dummy variable. Adapun model
regresi yang dibuat adalah sebagai berikut :
Y = a + b
1x
1+ b
2x
2+ b
3x
3+ b
4x
4+ ... + b
nx
n(3.2)
dimana :
Y
=
nilai tanah yang diestimasi
a
=
konstanta atau intercept
b
=
slope garis regresi (koefisien)
x
1, x
2,...,x
n=
variabel penentu nilai tanah (variabel bebas)
3.8.3 Uji Statistik Model
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap signifikasi
pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel tak
bebasnya, yaitu dengan uji parsial (t-hitung) untuk mengetahui
pengaruh masing - masing variabel bebas terhadap variabel
terikat dan uji pengaruh simultan (F-hitung) untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara bersama - sama atau simultan
mempengaruhi variabel terikat .
Jika nilai dari F-hitung > F-tabel atau p value <
maka
pemodelan regresi dapat digunakan karena paling tidak ada ≥ 1
variabel penentu nilai tanah yang dapat menjelaskan nilai
tanah. Tapi jika nilai dari F -hitung ≤ F-tabel atau p value ≥
maka pemodelan regresi tidak dapat digunakan karena tidak
ada variabel penentu nilai tanah yang dapat menjelaskan nilai
tanah.
Pengujian
koefisien
regresi
selanjutnya
adalah
pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) untuk
mengetahui apakah variabel penentu nilai tanah secara individu
dapat menjelaskan nilai ta nah.
Jika
2 1
n k hitungt
t
atau p value < α maka variabel
tersebut
memberikan
sumbangan
yang
nyata
dalam
menjelaskan pemodelan nilai tanah. Tapi jika
2 1