• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM KURSUS PARA-PROFESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM KURSUS PARA-PROFESI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Agustus 2008, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,42 juta orang (8,48%) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. Dari jumlah 9,42 juta orang penganggur tersebut, terdiri dari 5,24 juta orang (52,3%) berada di perkotaan, dan 4,2 juta orang (47,7%) berada di pedesaan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan para penganggur tersebut, 27,09% berpendidikan SD ke bawah, 22,62% berpendidikan SLTP, 25,29% berpendidikan SMA, 15,37% berpendidikan SMK dan 9,63% berpendidikan Diploma sampai Sarjana.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, diantaranya: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour), dan Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global. Dari keempat faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran tersebut di atas maka perlu dikembangkan program-program kursus dan pelatihan dalam rangka mempercepat penurunan angka pengangguran.

Menyikapi kondisi tersebut, maka masalah pengangguran dan kemiskinan menjadi focus sasaran program-program Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Ditjen PNFI. Salah satu program unggulan dalam upaya untuk menangani masalah pengangguran dan kemiskinan di atas melalui kursus dan pelatihan adalah program Kursus Para-Profesi (KPP).

Berkaitan dengan hal tersebut maka pedoman program KPP ini disusun dalam upaya untuk memberikan acuan/panduan pada seluruh lembaga calon pelaksana program KPP dapat mengakses dan melaksanakan program sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pengertian KPP

Kursus Para Profesi (KPP) adalah program pelayanan pendidikan dan pelatihan berorientasi pada Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang diberikan kepada peserta didik agar memiliki kompetensi di bidang keterampilan tertentu setingkat operator dan teknisi yang bersertifikat kompetensi sebagai bekal untuk bekerja.

(2)

2 Program KPP dilaksanakan dengan pendekatan “4 in 1”, yaitu (1) melalui analisis kebutuhan pelatihan (training need assessment-job order); (2) pelatihan berbasis kompetensi (competency based training/CBT); (3) sertifikasi; dan (4) jaminan penempatan kerja (job placement).

C. Tujuan Pedoman

Memberikan acuan yang jelas bagi lembaga kursus, pelatihan dan lembaga PNF lainnya serta stakeholders dalam proses perencanaan, pengusulan program, penyaluran dana, pengawasan, dan pelaporan penyelenggaraan program Kursus Para-Profesi (KPP).

D. Tujuan Program

Tujuan pemberian dana penyelenggaraan program Kursus Para-Profesi kepada lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga PNF lainnya adalah: 1) memberikan kesempatan bagi para peserta didik usia produktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental sesuai dengan kebutuhan/peluang pasar kerja yang tersertifikasi serta fasilitasi penempatan kerja pada dunia usaha/industri (DUDI) dalam negeri dan luar negeri; 2) memberikan peluang bagi lembaga kursus dan pelatihan serta satuan PNF lainnya untuk berpartisipasi dalam pengentasan pengangguran dan kemiskinan.

(3)

3

BAB II

RUANG LINGKUP PROGRAM KURSUS PARA-PROFESI

A. Penyelenggara Program KPP

1. Kriteria penyelenggara program Kursus Para-Profesi (KPP), adalah lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga PNF lainnya yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notaris yang bergerak di bidang jasa pendidikan dan pelatihan.

b. Memiliki ijin operasional dari instansi berwenang, seperti Dinas Pendidikan, Disnakertrans, Dinas Kesehatan, dll.

c. Memiliki struktur organisasi kelembagaan yang jelas.

d. Memiliki Job Order atau Demand Letter Attachement (pesanan tenaga kerja) dan bukan MoU magang.

e. Memiliki tenaga instruktur yang berkompeten dibidangnya dengan jumlah yang memadai;

f. Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap terutama untuk belajar praktek, sesuai jenis keterampilan/vokasi yang diusulkan dan memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat pendidikan/ pelatihan;

g. Sanggup melaksanakan proses pembelajaran dan sertifikasi yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan Kesanggupan.

h. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif atas nama lembaga (bukan rekening dan NPWP pribadi). Alamat lembaga, rekening dan NPWP harus sama.

i. Mendapat rekomendasi dari:

1) Subdin PLS Kab/Kota atau UPTD SKB untuk proposal yang diajukan ke P2PNFI dan BPPNFI.

2) Subdin PLS Provinsi atau P2PNFI/BPPNFI, untuk proposal yang diajukan ke Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Ditjen PNFI, Depdiknas Jakarta

(Contoh surat rekomendasi terlampir).

2. Lembaga penyelenggara KPP diantaranya: a) lembaga penyelenggara Kursus (LPK), b) Lembaga pelatihan yang tergabung dalam APKPPI, , dan lembaga PNF lainnya. Khusus dalam rangka pengembangan model, BPKB, BPPNFI dan P2PNFI dapat menyelenggarakan program KPP.

Catatan: Lembaga yang pernah menerima dana bantuan sosial PKH, apabila dinilai berhasil dalam pelaksanaan program serta telah menyampaikan laporan dan success story diperbolehkan untuk mengajukan proposal.

B. Peserta Didik

1. Kriteria Peserta Didik

(4)

4 a. Penduduk usia produktif (18-35 tahun), perempuan maupun

laki-laki, yang tidak sekolah dan tidak bekerja.

b. Pendidikan minimal tamat SMP atau yang sederajat.

c. Memiliki kemauan untuk belajar dan bekerja, dibuktikan dengan Surat Pernyataan Kesanggupan peserta didik.

d. Prioritas berdomisili tidak jauh dari tempat penyelenggara KPP.

Catatan: peserta didik program KPP tidak boleh siswa sekolah dan/atau siswa reguler di lembaga kursus/pelatihan penyelenggara KPP

2. Jumlah Peserta Didik

Jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah pesanan tenaga kerja (job order) yang dimiliki oleh lembaga.

3. Rekruitmen dan Seleksi Peserta Didik

a. Lembaga penyelenggara KPP dapat melakukan rekruitmen dan seleksi peserta didik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan setelah ditetapkan sebagai calon penyelenggara KPP oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan dan/atau P2PNFI/BPPNFI. b. Rekruitmen dan seleksi dapat dilakukan dengan bekerjasama: 1)

PKBM, SKB dan satuan PNF lainnya, 2) petugas desa/kelurahan.

C. Jenis Keterampilan/Vokasi

Keterampilan yang diselenggarakan dalam program KPP adalah jenis keterampilan yang sesuai dengan pesanan tenaga kerja (job order) yang dimiliki oleh lembaga penyelenggara KPP.

Prioritas Jenis keterampilan yang dapat diselenggarakan melalui program KPP, antara lain :

1. Otomotif 2. Elektronika 3. Spa 4. Komputer 5. Akupunktur 6. PLRT plus 7. Garmen/menjahit 8. Baby Sitter 9. Care Giver 10. House Keeping 11. Pariwisata (perhotelan)

12. Jenis keterampilan lainnya sesuai job order.

D. Pendekatan Penyelenggaraan Program KPP

Program KPP diselenggarakan dengan pendekatan ”4 in 1”, yaitu : 1. Training Need Assesment (TNA)/job order

(5)

5 Jenis keterampilan yang dilaksanakan oleh lembaga kursus dan pelatihan harus berdasarkan atas hasil penilaian kebutuhan pelatihan (TNA) yang dalam program KPP berupa job order oleh DUDI.

2. Competency Based Training (CBT)

Untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan oleh pemesan tenaga kerja (DUDI), maka pelatihan dilaksanakan harus berbasis kompetensi (CBT) serta menggunakan kurikulum dan bahan ajar berbasis kompetensi.

3. Sertifikasi

Untuk membuktikan peserta didik telah memiliki/menguasai kompetensi yang dipersyaratkan oleh DUDI, maka setiap LPK harus melaksanakan uji kompetensi kepada setiap lulusan. Uji kompetensi dapat dilaksanakan di TUK atau lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya yang terakreditasi.

4. Job placement

Setiap lembaga kursus dan pelatihan wajib menempatkan lulusan ke DUDI. Bagi lembaga kursus dan pelatihan yang tidak dapat menyalurkan dalam satu kali penempatan, dapat dilakukan dalam beberapa tahap penempatan lulusan dengan jadual penempatan yang jelas.

E. Pemanfaatan Dana

Besar dana penyelenggaraan program KPP disesuaikan dengan: 1) jenis keterampilan yang diusulkan, 2) indikator hasil yang dicapai (menyalurkan kerja ke luar/dalam negeri) dan 3) jumlah peserta didik, dengan alokasi biaya:

1. Biaya Operasional (maksimal 50%), dipergunakan untuk rekrutmen peserta didik, honorarium pengelola dan pendidik, bahan dan peralatan praktek, biaya sertifikasi lulusan, laporan dan success story, bahan habis pakai termasuk ATK, dan biaya operasional tidak langsung seperti biaya daya dan jasa, pemeliharaan peralatan serta biaya operasional lainnya yang menunjang proses pembelajaran.

2. Biaya Personal (minimal 40%), dipergunakan untuk kepentingan peserta didik, misalnya: akomodasi/konsumsi dan biaya penyaluran/penempatan kerja lulusan.

3. Biaya manajemen (maksimal 10%), dipergunakan untuk keperluan manajemen penyelenggaraan program, misalnya: penyusunan proposal, biaya rapat-rapat, dan biaya-biaya lain yang menunjang kelancaran penyelenggaraan program.

Catatan: Bantuan dana penyelenggaraan program Kursus Para-Profesi, tidak diperkenankan untuk membiayai investasi lembaga.

(6)

6

BAB III

PENYUSUNAN DAN PENGAJUAN PROPOSAL

A. Penyusunan Proposal

1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara program KPP wajib menyusun proposal. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan dilaksanakan, antara lain meliputi; a) What; apa jenis keterampilan yang akan diusulkan dan apa tujuannya, b) Why: mengapa program itu diusulkan, c) Who: siapa/lembaga penyelenggaranya, siapa calon instruktur, dan siapa calon warga belajarnya, d) When: kapan program itu akan dilaksanakan, e) Where: dimana program akan dilaksanakan, dan f) How: bagaimana rencana penyelenggaraannya. (sistematika proposal terlampir) ;

2. Proposal dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program KPP, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, dan memperoleh rekomendasi dari aparat yang berwenang sesuai persyaratan yang tercantum dalam Bab II.A.1. point i.

B. Mekanisme Pengajuan Proposal

Anggaran untuk penyelenggaraan program KPP dialokasikan di Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, P2PNFI Regional I Bandung, P2PNFI Regional II Semarang dan BPPNFI Regional IV Surabaya :

1. Untuk Proposal yang diajukan ke P2PNFI/BPPNFI harus memperoleh rekomendasi dari subdin PLS Kab/Kota atau UPTD SKB.

2. Untuk Proposal yang diajukan ke Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan harus mendapat rekomendasi dari Subdin PLS Provinsi atau P2PNFI/BPPNFI.

Catatan: Setiap lembaga tidak boleh mengajukan program KPP atau program bantuan sosial PKH lainnya secara bersamaan ke Provinsi, UPT dan Direktorat Pembinaan Kursus & Kelembagaan.

(7)

7 C. Waktu Pengajuan Proposal

Mengingat waktu yang tersedia untuk memilih lembaga dan menyalurkan dana bantuan sosial sangat singkat, maka dalam pengajuan proposal baik ke Pusat (Dit. Binsuskel), P2PNFI maupun BPPNFI, diatur sebagai berikut :

• Periode I Februari s.d. Maret 2009 • Periode II Mei s.d. Juni 2009

• Periode III Agustus s.d. September 2009 • Periode IV November 2009

Jika masih dianggap perlu dan kuota anggaran dana bantuan sosial masih ada, maka dimungkinkan untuk melakukan tahap berikutnya,

(8)

8

BAB IV

PENILAIAN PROPOSAL DAN PENETAPAN LEMBAGA

PENERIMA SUBSIDI PROGRAM KURSUS PARA-PROFESI

A. Tim Penilai

Tim penilai proposal terdiri atas: 1. Tim Penilai Pusat

a. Tim penilai proposal dibentuk, ditetapkan, dan bertanggungjawab kepada Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas.

b. Tim penilai minimal terdiri atas unsur organisasi mitra, praktisi, akademisi dan instansi yang relevan.

c. Struktur tim penilai minimal terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan 3 orang anggota serta didukung oleh tim sekretariat. d. Tim penilai proposal bekerja setelah mendapat Surat Keputusan

dan melaporkan hasil penilaian kepada Direktur Binsuskel Ditjen PNFI Depdiknas.

2. Tim Penilai di P2PNFI/BP-PNFI:

a. Tim penilai proposal dibentuk, ditetapkan, dan bertanggungjawab kepada Kepala P2PNFI/BP-PNFI.

b. Tim penilai minimal terdiri atas unsur organisasi mitra, praktisi, akademisi dan instansi yang relevan.

c. Struktur tim penilai minimal terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan 3 orang anggota serta didukung oleh tim sekretariat. d. Tim penilai proposal bekerja setelah mendapat Surat Keputusan

dan melaporkan hasil penilaian kepada Kepala P2PNFI/BP-PNFI.

3. Tim Penilai pusat dan P2PNFI/BPPNFI bertugas : a) melakukan penilaian kelayakan jenis keterampilan yang diajukan oleh lembaga pengusul, b) meneliti kelengkapan dokumen proposal yang diusulkan, dan c) melakukan verifikasi ke lapangan.

B. Mekanisme Penilaian Proposal

Penilaian proposal dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu :

1. Tahap pertama, seleksi kelayakan jenis keterampilan. Jenis keterampilan yang dianggap layak yaitu memiliki job order dari perusahaan/industri dan bukan merupakan pekerja kontrak jangka pendek ( kurang dari 1 tahun).

2. Tahap Kedua, verifikasi proposal meliputi:

a. Kejelasan isi proposal sesuai dengan sistematika yang disyaratkan.

b. Akta notaris/badan hukum lembaga.

c. Surat rekomendasi sesuai dengan persyaratan. d. Rekening dan NPWP atas nama lembaga

e. Surat izin operasional menyelenggarakan kursus dan pelatihan.

f. Job order atau demand letter attachment.

(9)

9 h. Dokumen-dokumen pendukung lainnya.

Bagi proposal yang dinilai memenuhi persyaratan akan dilakukan verifikasi lapangan oleh tim penilai.

3. Tahap ketiga: visitasi/verifikasi ke lembaga pengusul.

Tim penilai melakukan kunjungan lapangan atau visitasi untuk memverifikasi : a) lokasi lembaga, b) kelayakan fasilitas; c) kebenaran dokumen, d) kompetensi dan kesungguhan calon penyelenggara.

4. Tahap keempat: penetapan lembaga penyelenggara program KPP. Tim penilai akan merekomendasikan kepada Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan atau kepala P2PNFI/BPPNFI apabila : a) memiliki job order yang jelas, b) lolos verifikasi proposal dan c) lolos verifikasi lapangan. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan atau kepala P2PNFI/BPPNFI akan menetapkan lembaga penyelenggara program KPP setelah memperoleh rekomendasi dari tim penilai.

Catatan: Setiap tahapan penilaian, mulai dari penilaian jenis keterampilan, verifikasi proposal dan verifikasi lapangan akan dibuatkan Berita Acara Penilaian, yang ditandatangani oleh seluruh anggota Tim Penilai.

C. Penetapan Lembaga Penyelenggara KPP

1. Penetapan lembaga penyelenggara KPP oleh P2PNFI/BPPNFI wajib mengundang Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan untuk menghindari terjadinya pemberian bantuan sosial ganda.

2. hasil penetapan wajib di kirimkan ke Direktorat Pembinaan Kursus dan kelembagaan.

3. Lembaga kursus yang ditetapkan wajib melakukan rekrutmen peserta didik dan menyusun jadual penyelenggaraan program untuk dilampirkan pada saat penandatanganan akad kerjasama.

4. Penetapan Lembaga Penerima dana bantuan sosial program KPP, sedapat mungkin diatur :

• Periode I Bulan April 2009 • Periode II Bulan Juli 2009 • Periode III Bulan Oktober 2009 • Periode IV Bulan November 2008

Jika pada akhir November masih ada kuota anggaran dana bantuan sosial dan masih ada lembaga yang mengajukan maka diperbolehkan melaksanakan penetapan tahap ke V, yaitu awal bulan Desember 2009.

D. Penyaluran Dana

Mekanisme penyaluran dana program PKH dilakukan sebagai berikut : 1. Lembaga yang ditetapkan sebagai penyelenggara program akan

(10)

10 Kursus dan kelembagaan atau kepala P2PNFI/BPPNFI dengan pimpinan lembaga calon penyelenggara program KPP.

2. Setelah SK penetapan lembaga dan akad kerjasama ditandatangani, kemudian Direktorat Pembinaan Kursus dan kelembagaan atau P2PNFI/BPPNFI mengajukan usulan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk membayarkan/mengirimkan dana penyelenggaraan program KPP ke rekening lembaga penerima.

3. Setelah menerima dana, lembaga penyelenggara program KPP yang bersangkutan wajib melaksanakan program/kegiatan pembelajaran sesuai dengan proposal yang telah disetujui (paling lambat 1 minggu setelah dana diterima).

E. Pelaporan Kegiatan

1. Lembaga penyelenggara KPP diwajibkan untuk membuat dan menyampaikan laporan (yang berisi laporan teknis dan keuangan) dengan dilampiri success story secara tertulis kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan dan/atau P2PNFI/BPPNFI dengan tembusan kepada Subdin PLS Provinsi atau Subdin PLS Kab/Kota/UPTD SKB;

2. Laporan disampaikan paling lambat 2 minggu setelah akhir masa program pembelajaran.

3. Khusus untuk success story dapat dilaporkan secara bertahap sesuai rencana penempatan kerja lulusan.

(11)

11

BAB V

INDIKATOR KEBERHASILAN DAN PENGENDALIAN MUTU

A. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan program Kursus Para-Profesi dapat dilihat dari: 1. Adanya laporan penyelenggaraan program pembelajaran,

keuangan, dan Success Story Program KPP.

2. Minimal 90% peserta didik menyelesaikan program pembelajaran PKH dengan tuntas dan memperoleh sertifikat.

3. Minimal 80% lulusan bekerja pada DUDI.

B. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu terhadap pelaksanaan program KPP oleh lembaga kursus dan pelatihan serta lembaga PNF lainnya dilakukan:

1. Unsur Internal:

Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaanan, Inspektorat Jenderal Depdiknas, P2PNFI, BPPNFI, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Kabupaten/Kota;

2. Unsur Eksternal: a. BPKP/BPK/KPK

b. Instansi lain yang ditugaskan oleh Ditjen PNFI

Aspek pengendalian mutu meliputi:

1. Manajemen penyelenggaraan program, yaitu: a. Manajemen lembaga penyelenggara

b. Pengelolaan dana oleh lembaga penyelenggara c. Mutu layanan pembelajaran Program KPP. d. Sertifikasi lulusan

e. Penempatan kerja lulusan.

2. Laporan, yang meliputi: (sistematika laporan terlampir) a. Laporan Teknis, yang berisi minimal

1) Tingkat keberhasilan program 2) Masalah dan kendala yang dihadapi 3) Upaya penanggulangan permasalahan 4) Tindak lanjut terhadap lulusan

5) Rekomendasi program di masa depan b. Laporan Keuangan

1) Pembukuan pengelolaan keuangan/dana bantuan sosial 2) Tanda bukti pengeluaran anggaran

3) Tanda bukti pembayaran pajak

c. Success Story, berupa matrik yang memuat: 1) Identitas Peserta didik

2) Tempat kerja 3) Penghasilan 4) Kontak person

(12)

12

BAB VI

PENUTUP

Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan, rujukan dan petunjuk bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraan program Kursus Para-Profesi.

Apabila ada hal yang belum jelas, dapat menghubungi Tim Teknis pada Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan dengan nomor Telepon 021-5755503, Fax. 021-5725503/5725041 dan dapat mengunjungi website www.infokursus.net

Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini, akan ditindak lanjuti dengan Surat Edaran atau surat resmi Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan.

(13)

13 Lampiran 1

A. SISTEMATIKA PROPOSAL KURSUS PARA PROFESI (KPP) 1. Judul

a. Judul program “Kursus Para Profesi (KPP)”, Berisi informasi tentang :

a) Jenis keterampilan yang akan diselenggarakan b) Karakteristik umum warga belajar/peserta didik c) Nama, alamat, identitas dan perijinan lembaga Contoh :

a) KATA PENGANTAR

b) HALAMAN REKOMENDASI

Berupa surat rekomendasi yang menjelaskan bahwa proposal yang diajukan layak dipertimbangkan mendapatkan kesempatan untuk menjadi penyelenggara program KPP, surat rekomendasi dari :

(1) Subdin PLS Kab/Kota atau UPTD SKB untuk proposal yang diajukan ke P2PNFI dan BPPNFI.

(2) Subdin PLS Provinsi atau P2PNFI/BPPNFI, untuk proposal yang diajukan ke Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Ditjen PNFI, Depdiknas Jakarta

(3) Selain memiliki rekomendasi dari lembaga tersebut diatas, memperoleh rekomendasi dari Asosiasi Profesi yang relevan, akan memiliki nilai tambah.

c) Bukti pesanan tenaga kerja berupa “Job Order/Demand Letter Attachement” dari lembaga/perusahaan/negara baik dari luar negeri atau dalam negeri.

PROPOSAL KURSUS PARA PROFESI

Bidang : Spa Terapist Bagi

Pemuda Putus Sekolah di Desa Karangrejo Kecamatan Pager, Kabupaten Tulung Betung

Jawa Tengah

LEMBAGA PELATIHAN DAN KETERAMPILAN “Pondok Bambu”

Jl. Jenderal Sudirman No. 1

Kec. Pager, Kab. Tulung Betung, Prov. Jawa Tengah Telp.

(14)

14 d) DAFTAR ISI

1. BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang: Jelaskan cara memperoleh job order dan prospek kerja di DUDI yang diperoleh oleh lembaga pengusul. b. Pengertian: jelaskan pengertian bidang keterampilan yang

akan dilatihkan sesuai job order.

c. Tujuan: jelaskan tujuan penyelenggaraan program KPP dengan rumusan yang singkat, padat dan terukur serta relevan dengan Pendidikan Kecakapan Hidup yang akan diselenggarakan

2. BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM Berisi uraian tentang :

a. Organisasi penyelenggara: lembaga penyelenggara dan struktur organisasinya, penanggungjawab program dilengkapi dengan kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki.

b. Sasaran : siapa sasarannya (criteria sasaran: usia, pendidikan, dan latar belakang social ekonomi)

c. Narasumber/Pendidik/Instruktur: (kualifikasi, kompetensi dan pengalaman dilengkapi dengan sertifikat yang dimiliki)

d. Fasilitas yang dimiliki: jelaskan jenis dan jumlah serta kepemilikan gedung dan sarana prasarana pembelajaran teori dan praktek.

e. Tempat pelaksanaan: jelaskan lokasi pembelajaran teori dan praktek.

f. Kurikulum: jelaskan kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran (harus berbasis kompetensi).

g. Bahan ajar yang digunakan: jelaskan judul dan jenisnya. h. Evaluasi dan sertifikasi: jelaskan bentuk evaluasi dan

sertifikasi yang akan dilakukan.

i. Networking: rencana organisasi, lembaga yang akan diajak kerjasama.

3. BAB III LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN a. Tahap persiapan

Jelaskan tahap-tahap mulai dari memperoleh job order, penyusunan proposal, rekruitmen calon peserta didik, penyusunan kurikulum dan bahan ajar.

b. Proses Pembelajaran

Jelaskan secara rinci tahap-tahap pembelajaran teori dan praktek termasuk waktu dan jadual.

c. Proses sertifikasi

Jelaskan dimana, kapan, dan lembaga sertifikasi. d. Proses penempatan

(15)

15 4. BAB IV RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN

Jelaskan secara rinci penggunaan anggaran dengan mengacu pada pedoman.

5. BAB V TOLOK UKUR KEBERHASILAN

a. Jelaskan berapa jumlah peserta didik yang berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran sampai tuntas (bersertifikat).

b. Jelaskan berapa jumlah peserta didik yang disalurkan bekerja. c. Jelaskan kesanggupan untuk melaporkan pelaksanaan

program (success story).

d. Jelaskan kesanggupan mengadministrasikan kegiatan dengan tertib.

6. LAMPIRAN

a. Legalitas lembaga:

• Akta notaris/badan hukum lembaga.

• Surat rekomendasi sesuai dengan persyaratan. • Rekening dan NPWP atas nama lembaga

• Surat izin operasional menyelenggarakan kursus dan pelatihan.

• Penghargaan/bukti sukses yang pernah dicapai lembaga b. Dokumen pendukung:

• Struktur organisasi

• Daftar nama pendidik (identitas dilengkapi dengan ijazah, sertifikat dan penghargaan yang relevan)

• Daftar fasilitas pembelajaran teori dan praktek yang dimiliki lembaga.

Catatan : daftar nama peserta didik dan jadual pembelajaran wajib dilampirkan pada saat penandatanganan AKAD kerjasama.

(16)

16 Lampiran 2

KOP LEMBAGA YANG MEMBERIKAN REKOMENDASI

REKOMENDASI Nomor: ...

Berdasarkan hasil verifikasi lembaga dan dokumen proposal yang diajukan, dengan ini kami memberikan rekomendasi kepada:

Nama lembaga : ... Penanggung jawab : ... Alamat lembaga : ... ... Telp. ... Fax. ...

Untuk ikut berkompetisi sebagai calon penyelenggara program ..., dengan jenis keterampilan ...

Apabila proposal disetujui, kami bersedia ikut membina dan memantau pelaksanaan program oleh lembaga tersebut di atas.

Demikian, rekomendasi ini diberikan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

..., ...2009

Tanda tangan dan cap stempel lembaga pemberi rekomendasi

Nama lengkap NIP.

(17)

17 Lampiran 3

SISTEMATIKA LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang: Jelaskan cara memperoleh job order dan prospek kerja di DUDI yang diperoleh oleh lembaga pengusul dan pengalaman dalam melaksanakan program KPP.

 Pengertian: jelaskan pengertian bidang keterampilan yang akan dilatihkan sesuai job order.

 Tujuan: jelaskan tujuan penyelenggaraan program KPP dengan rumusan yang singkat, padat dan terukur serta relevan dengan Pendidikan Kecakapan Hidup yang akan diselenggarakan

BAB II RUANG LINGKUP PROGRAM

Berisi uraian tentang :

• Organisasi penyelenggara: lembaga penyelenggara dan struktur organisasinya, penanggungjawab program dilengkapi dengan kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki. • Sasaran : jumlah sasaran/garapan yang dilatih sesuai akad

kerjasama (criteria sasaran: usia, pendidikan, dan latar belakang social ekonomi)

• Narasumber/Pendidik/Instruktur: jelaskan narasumber selama proses pelaksanaan (kualifikasi, kompetensi dan pengalaman dilengkapi dengan sertifikat yang dimiliki) • Fasilitas yang dimiliki: jelaskan fasilitas yang digunakan

selama proses pembelajaran (jenis dan jumlah serta kepemilikan gedung dan sarana prasarana pembelajaran teori dan praktek).

• Tempat pelaksanaan: jelaskan lokasi pembelajaran teori dan praktek selama proses pembelajaran.

• Kurikulum: jelaskan kurikulum yang dipakai dalam proses pembelajaran (harus berbasis kompetensi) yang telah dilaksanakan.

• Bahan ajar yang digunakan: jelaskan judul dan jenis bahan ajar yang telah digunakan dalam proses pembelajaran. • Evaluasi dan sertifikasi: jelaskan bentuk evaluasi dan

sertifikasi yang dilakukan.

• Jaringan kerja : jelaskan dinas/instansi/organisasi/dudi yang diajak bekerjasama dalam proses pelaksanaan kegiatan.

(18)

18 BAB III LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN

• Tahap persiapan

Jelaskan tahap-tahap mulai dari memperoleh job order, penyusunan proposal, rekruitmen calon peserta didik, penyusunan kurikulum dan bahan ajar.

• Proses Pembelajaran

Jelaskan secara rinci tahap-tahap pembelajaran teori dan praktek termasuk waktu dan jadual yang telah dilaksanakan.

• Proses sertifikasi

Jelaskan dimana, kapan, dan dengan lembaga sertifikasi yang telah dilaksanakan.

• Proses penempatan

Jelaskan proses dan jadual penempatan lulusan ke DUDI.

BAB IV PENGGUNAAN ANGGARAN

Jelaskan secara rinci penggunaan anggaran selama pelaksanaan kegiatan.

BAB V HASIL KEGIATAN

• Jumlah peserta didik yang memperoleh sertifikat. • Jumlah peserta didik yang disalurkan bekerja.

BAB VI PENUTUP

• Masalah dan Kendala

• Solusi untuk memecahkan masalah dan kendala • Usulan kebijakan

LAMPIRAN

• Fotocopy sertifikat peserta didik • Dokumen penempatan kerja • Matrik sukses story

• Kuitansi-kuitansi penggunaan anggaran • Foto-foto atau VCD pelaksanaan kegiatan.

(19)

19 Lampiran 4

MATRIK SUCCESS STORY

No. Foto Nama L/P Alamat Jenis Ket/Vokasi Tempat Kerja Penghasilan Kontak Person Ket …………,………2008 (……….……….) Ketua/Pimpinan Lembaga………….

(20)

20 Lampiran 5

Contoh :

Matrik penggunaan dana penyelenggaraan program KPP

No Dana diterima

Penarikan Penggunaan

No Penarikan Jumlah (Rp) No Uraian

Pengeluaran

Banyaknya Jumlah (Rp)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Tanggal : ………..2009

1 21 Februari 2009 5.000.000,- 1.1. Pembelian ATK a. Kertas b. Tinta printer 5 rim 2 buah 200.000,- 600.000,-

2. Rp. 100.000.000,- 1.2. Bahan belajar 40 set 4.800.000,-

Sub Total 1 5.000.000,- 2 30 Maret 2009 7.000.000,- 2.1 Honorarium Instruktur 3 orang 3.000.000,- 2.2. Transport WB 40 orang 4.000.000,- Sub Total 2 7.000.000,- 3 ……… ……….. ….. ……… ………. ………. ….. ……… ………. ………. Sub Total 3 Total Penarikan 12.000.000,- Total Pengeluaran

(sub total 1 + 2 +…) 12.000.000,- Sisa 88.000.000,- …………,………2009 Ketua/Pimpinan Lembaga…………. (……….……….) Keterangan:

(1) Baris 1, diisi tanggal masuknya dana di rekening lembaga Baris 2, diisi besar dana bantuan sosial yang diterima (2) Diisi dengan no urut penarikan dari Bank.

(3) Di isi tanggal penarikan dari bank.

(4) Diisi dengan jumlah dana yang ditarik dari bank

(5) Nomor urut pengeluaran/penggunaan dana, sekaligus dilampirkan bukti (kuitansi/nota) pengeluaran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

(6) Diisi dengan uraian/rincian pengeluaran/penggunaan dana.

(7) Diisi dengan banyak/jumlah pembelian/pembayaran, seperti: 2 rim, 3 orang, 5 buah, dst.

(8) Diisi dengan jumlah dana yang dikeluarkan.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan Kegiatan

Dari persamaan model regresi berganda Cobb-Douglas yang diperoleh keempat variabel bebas tersebut (jumlah bahan bakar/BBM, ukuran kapal, daya mesin, dan lama trip)

Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik dan buruk dengan sekilas tanpa melihat akibatnya.. dengan sekilas pandang. Kekuatan

iv Esrayanti, 201310225126, Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan Judul skripsi “ Pengembangan Sistem Informasi Rute Bus Transjakarta

PENERAPAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DALAM KELENGKAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RUANG SHOFA MARWAH RS SITI KHODIJAH SEPANJANGi.

25 orang Peserta rapat persiapan/penyusunan instrumen penilaian BP3K berprestasi Pengembangan dan Penguatan Permodalan Kelompok Pertanian 112,000,000 UPTD 620,000,000

Pusat Studi Mikroelektronika Dan Pengolahan Citra – Universitas Gunadarma Page 5 Secara Khusus tahap dalam Desain VLSI / IC CMOS merupakan tahap yang terdiri dari pembuatan

tangga yang memenuhi kriteria: Mengelola usaha pertanian milik sendiri, Mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan Berusaha dibidang jasa pertanian (Namun data ST2003