PENGARUH EKSTRAK SAMBILOTO (AndrographispaniculataNees.) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA EJAKULAT MENCIT
(Musmusculus L.) SWISS WEBSTER
Oleh:
Rahmapela Zaima1, Ramadhan Sumarmin2, Rina Widiana1.
1
Program StudiPendidikanBiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Jurusan Biologi FMIPA UniversitasNegeri Padang
ABSTRACT
Sambiloto(Ind) or Bitter(Eng) Andrographis paniculata Nees., can used in the treatment of various diseases, such as influenza, cancer, antiinflammatory, antiHIV, antimitotic and antifertility.This study aimed to determine the effect of the herbal bitter (Andrographis paniculata Nees.) to ejaculated sperm quality mice (Mus musculus L.). This research was conducted using Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 6 replications, water and fed adlibitum. First treatment is given solvent extract. Second treatment extract were given 0.2 gram, third treatment were given 0,4 grams of extract and fourth treatment were treated exstrac 0,6 gram the orally for 36 days. After the mice decapitated, dissected and take sperm from vas deferens. Then, the sperm preparation determined using the improved Neubauer. Data were analyzed by ANOVA (Analysis of Varians).The results shoured at doses of 0,2 gram, the average sperm count was 12,00 x decrease significant when compared with the control in which the average number of sperm 28,08 x . So with this research the effective doses to decrease sperm count and can be used as a contraception medication dosage was 0,2 gram. It can be conclude that the extract of bitter (Andrographis paniculata Nees.) can decrease the quality of the ejaculated sperm of mice (Mus musculus L.)
Keyword: Andrographis paniculata Nees., Andrographolide, Ejaculated Sperm.
PENDAHULUAN
Program Keluarga Berencana (KB) telah dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai program nasional. Salah satu usaha yang telah dilaksanakan dalam program KB adalah penyediaan sarana kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi
pada prinsipnya adalah untuk mencegah terjadinya pembuahan atau peleburan antara sel sperma dengan sel telur. Sarana kontrasepsi ini lebih banyak ditujukan pada kaum wanita, sedangkan pada pria masih terbatas, sehingga perkembangan kontrasepsi pria jauh
tertinggal dibandingkan dengan kontrasepsi wanita (Hartini, 2011).
Salah satu tanaman yang diharapkan dapat menjadi anti fertilitas adalah sambiloto (Andrographis paniculata Nees.). Sambiloto banyak digunakan sebagai tumbuhan obat yang mempunyai banyak khasiat di berbagai negara, antara lain sebagai anti oksidan, anti diabetik, anti fertilitas, anti HIV, anti flu, anti malaria, anti diare dan lain sebagainya (Widyawati, 2007).
Secara kimia tanaman ini mengandung diterpenoid lakton. Pada lakton komponen utamanya adalah andrographolid, yang merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Selain itu kandungan lain yang dijumpai pada tanaman ini yaitu panikulin dan flavonoid. Dari berbagai penelitian, kandungan yang dipercaya dapat melawan penyakit adalah andrographolide. Disamping itu daun sambiloto mengandung saponin, alkaloid dan tanin (Dalimunthe 2009).
Dari sekian banyak senyawa kimia yang terdapat dalam sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) senyawa yang berperan sebagai anti fertilitas adalah andrografolid. Menurut Christianji (2007) andrografolid adalah zat aktif yang terdapat dalam sambiloto
yang berfungsi untuk mencegah pembelahan sel (sitokenesis). Dapat mempengaruhi sel-sel spermatogenesis yang terjadi dalam tubulus seminiferus.
Menurut Halim (2004) ekstrak sambiloto yang diberikan pada mencit jantan secara oral dapat menurunkan jumlah spermatozoa epididimis. Akibat menurunnya jumlah spermatozoa yang terdapat di epididimis dan terganggunya pematangan sel-sel sperma maka dapat diduga akan berpengaruh terhadap sperma ejakulat yang terdapat pada vas deferens. Untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya, maka dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Terhadap Kualitas Spermatozoa Ejakulat Mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster.
BAHAN DAN METODE
PENELITIAN Bahan
Penelitian ini menggunakan hewan uji mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster yang berumur11-12 minggu dengan berat badan 20-30 gram yang diperoleh dari Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UNP. Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) didapatkan dari berbagai proses yang dilakukan di
Laboratorium Zoologi FMIPA UNP. Tanaman sambiloto tersebut diperoleh dari daerah Pisang kota Padang Sumatera Barat dalam kondisi yang sudah berbunga.
MetodePenelitian
Mencit dikelompokkan dalam 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan. Masing masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Kelompok kontrol hanya diberi pelarut ekstrak dan makanan yang sama dengan kelompok perlakuan. Kelompok II, III dan IV adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak sambiloto
secara oral selama 36 hari dengan dosis 0,2 g, 0,4 g dan 0,6 g.
Setelah pegujian selesai pada masing-masing kelompok, hewan uji didekapitasi, dibedah dan dipotong vas deferens bagian kiri dan kanan, tempatkan di Petridis yang telah diisi dengan 10 mikron PBS (Phosphate Buffered Saline). Untuk menghitung jumlah sperma, dilakukan dengan menggunakan metode Improved Neubauer. Sedangkan untuk melihat morfologi spermatozoa, dilakukan pewarnaan dengan menggunakan eosin. Data hasil pengamatan dianalisis dengan ANOVA (AnalisisOf Varians).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian ini dapat diketahui pengaruh ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.)
terhadap jumlah spermatozoa ejakulat mencit (Mus musculus L.) adalah sebagaimana Gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1.Histogram Jumlah Spermatozoa Ejakulat Mencit pada Berbagai Perlakuan Ekstrak Sambiloto. Histogram yang diikuti huruf kecil yang berbeda, berbedanyata pada taraf α 5%.
Setelah pemberian ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dengan dosis0,2 g, 0,4 g dan 0,6 g pada mencit (Mus musculus L.) selama 36 hari terdapat adanya penurunan jumlah spermatozoa ejakulat. Menurut Hartini (2011) jumlah spermatozoa yang dihasilkan sangat tergantung pada proses langsung yang terjadi selama proses spermatogenesis dalam tubulus seminiferus. Bila spermatogenesis berlangsung normal maka akan dihasilkan jumlah spermatozoa yang normal juga. Sebaliknya jika selama proses spermatogenesis terjadi gangguan, maka perkembangan sel spermatogonium akan mempengaruhi jumlah spermatozoa yang terbentuk. Jadi dengan adanya gangguan
pembelahan selama proses spermatogenesis, maka diduga akan berakibat terhadap perubahan atau kerusakan spermatozoa yang dihasilkan sehingga diduga perubahan dan kerusakan tersebut akan memberikan pengaruh berupa penurunan jumlah spermatozoa ejakulat.
Berdasarkan hasil uji dapat dilihat bahwa pemakaian dosis 0,2 g adalah yang paling efektif untuk menurunkan jumlah spermatozoa ejakulat dan bias digunakan sebagai obat anti fertilitas. Pada dosis 0,2 g ini diperoleh rata-rata jumlah sperma 12,00 x dan sudah terlihat penurunan jumlah spermatozoa yang signifikan dibandingkan dengan kontrol yang memiliki rata-rata 28,08 x 105.
Gambar 2.Histrogram Jumlah Spermatozoa Ejakulat Normal Mencit Pada Berbagai Perlakuan Ekstrak Sambiloto. Histogram yang diikuti huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada taraf α 5%.
Dari pemeriksaan morfologi sperma normal (Gambar 2) pada vas deferens mencit (Mus musculus L.) diperoleh rata-rata persentase morfologi sperma normal dosis 0,2 g, 0,4 g dan 0,6 g lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol dan setelah dilakukan uji lanjut secara statistic terdapat pengaruh akibat pemberian ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata
Nees.). Pada penelitian ini semakin tinggi dosis yang diberikan semakin sedikit jumlah spermatozoa normal yang dihasilkan. Jadi dosis yang bias digunakan sebagai obat anti fertilitas adalah pada perlakuan B dengan dosis 0,2 g karena dapat menghambat atau mengurangi jumlah sperma yang normal.
Gambar 3.Histrogram Jumlah Spermatozoa Ejakulat Abnormal Mencit Pada Berbagai Perlakuan Ekstrak Sambiloto. Histogram yang diikuti huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada taraf α 5%.
Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak sambiloto (Andrographi spaniculata Nees.) juga menimbulkan sperma abnormal. Abnormalitas pada sperma mencit (Mus musculus L.) diduga karena adanya gangguan maturasi spermatozoa pada fase spermiogenesis hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bardin (1986) bahwa didalam tubulus seminiferus, androgen
berfungsi dalam mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis dan proses spermiogenesis. Pada penelitian ini diduga senyawa antimitosis yang terdapat didalam andrografolid telah menghambat dihasilkannya androgen, sehingga terjadi gangguan pada fase spermiogenesis. Jadi jika hormon androgen yang merupakan hormon yang berperan dalam proses spermatogenesis
bila ketersediaannya sedikit maka akan menyebabkan proses itu terganggu dan dapat mengakibatkan abnormalitas sperma pada saat spermiogenesis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dapat menurunkan jumlah spermatozoa ejakulat mencit (Mus musculus L.) dan mengurangi jumlah sperma normal dengan kata lain ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) dapat menurunkan kualitas spermatozoa ejakulat mencit (Mus musculus L.).
DAFTAR PUSTAKA
Bardin, C.W. 1968 Pituitary Testiscular Axis dalam Reproductive Endocrionology (2 nded). Edit. S.S C Yen and R. B. Jaffe.Philadhepia Saunders.
Christianji, Wulan. 2007. Efek Anti fertilitas Ekstrak Daun Sambiloto Pada Kualitas Spermatozoa Mencit. Diaksestanggal 22 Agustus 2013.
Dalimunthe, Aminah. 2009. Interaksi Sambiloto (Andrographis
paniculata). Departemen
Farmakologi Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Diakses 5 April 2013.
Halim, V.S., Soegihardjo, C.J. dan Rizal, D.M. 2004. Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Sambiloto (Andrografis paniculata (Burm.f.) Nees.)terhadap Spermatogenesis Mencit Jantan Dewasa dan Uji Kualitatif Kromatografi Lapis Tipis. Diakses tanggal 10 desember 2013.
Hartini. 2011. Pengaruh Dekok Daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Terhadap Jumlah Kecepatan dan Morfologi Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). Diakses tanggal 24 April 2013.
Widiyawati, Tri. 2007. Aspek Farma kologi Sambiloto. Diakses 3 April 2013.