• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhtarudin Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhtarudin Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung ABSTRAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPLEMENTASI MINERAL SENG ORGANIK DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI NITROGEN

DAN PERTUMBUHAN KAMBING

(The Effect of Organic Zinc Supplementation in the Ration on Nitrogen Retention and Growth in Goat)

Muhtarudin

Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah menentukan pengaruh suplementasi mineral seng organik dalam ransum terhadap retensi nitrogen, parameter darah, dan parameter produksi (pertambahan bobot tubuh dan persentase karkas kambing). Penelitian menggunakan 20 ekor kambing dengan rancangan percobaan acak kelompok 5x4, yaitu 5 perlakuan dan 4 ulangan. Pengelompokan didasarkan atas bobot badan kambing. Perlakuan terdiri dari R1 = tanpa suplementasi; R2 = suplementasi Zn-lisinat; R3 = suplementasi Zn-PUFA (polyunsaturated fatty acid); R4 = suplementasi lisin-Zn-PUFA; dan R5 = suplementasi Zn-proteinat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa retensi N, dan rasio retensi N terhadap konsumsi N pada suplementasi Zn-PUFA dan lisin-Zn-PUFA lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya. Suplementasi Zn-PUFA dan lisin-Zn-PUFA menghasilkan konsentrasi kolesterol, lipida densitas rendah (LDL), dan lipida densitas tinggi (HDL) darah yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya. Pertambahan bobot badan dan persentase karkas tertinggi dicapai pada suplementasi lisin-Zn-PUFA.

Kata kunci: seng organik, retensi N, pertambahan bobot badan, karkas ABSTRACT

The research were objected to determine the supplementation effect of organic zinc on the nitrogen retention and growth in goat. A randomized block design was used in the experiment, with 5 treatments and 4 replications. The treatments were R1 = no supplementation; R2 = Zn-lysinat supplementation; R3 = Zn-PUFA (polyunsaturated fatty acid) supplementation; R4 = lysine-Zn-PUFA supplementation; R5 = Zn-proteinat supplementation.

The results showed that the nitrogen retention and ratio of nitrogen retention to nitrogen consumption were higher in Zn-Pufa and Lysine-Zn-Pufa supplementations than those of other treatments. The Zn-PUFA and lysine-Zn-PUFA supplementations lowered blood low density lipid (LDL) and high density lipid (HDL) concentrations compared to those of other treatments. The highest daily gain and carcass percentage in goat was achieved by lysine-Zn-Pufa supplementation.

(2)

PENDAHULUAN

Pemberian mineral Zn dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen (Putra, 1999) dan meningkatkan penampilan ternak (Hartati, 1998). Little (1986) melaporkan bahwa kandungan seng pada pakan ruminansia di Indonesia berkisar antara 20— 38 mg/kg bahan kering ransum, nilai ini jauh di bawah kebutuh an r umin an sia sesuai yan g direkomendasikan NRC (1988) 40—50 mg/kg bahan kering ransum. Defisiensi Zn ini dapat menyebabkan parakeratosis jaringan usus dan dapat mengganggu peranan Zn dalam metabolisme mikroorganisme ru-men, mengingat kebutuhan Zn bagi mikro-organisme cukup tinggi yaitu 130-220 mg/kg (Hungate, 1966). Larvor (1983) menyatakan Zn sebagai metalloenzim yang melibatkan banyak enzim antara lain polimerase DNA, peptidase karboksi A dan B dan posfatase alkalin. Enzim-enzim tersebut masing-masing berperan dalam proliferasi DNA yang selanjutnya berpen gar uh pada sin tesis pr otein , pr oses pencernaan protein dan absorbsi asam amino, serta metabolisme energi (Church dan Pond, 1976). Aktivitas enzim-enzim tersebut akan terganggu apabila terjadi defisiensi Zn.

Selain dipengaruhi konsumsi Zn, absorbsi Zn juga dipengaruhi oleh prostaglandin terutama pros-taglandin E2 (PGE2) yang produksinya bergantung pada kecukupan asam arakidonat (C20:4n-6) yang banyak terdapat dalam minyak ikan lemuru. Hartati (1998) menemukan ada interaksi antara Zn dan minyak ikan lemuru. Suplementasi Zn peningkatan konsentrasi PGE2 serum. Peningkatan PGE2 mempengaruhi meningkatkan absorbsi seng dan sta-tus Zn yang tercermin pada peningkatan aktivitas alkalin fosfatase dan karboksi peptidase. Oleh sebab itu suplementasi kompleks Zn dengan minyak ikan lemuru diharapkan dapat meningkat-kan absorbsi Zn. Bentuk organik Zn meningkatkan penyerapan Zn pascarumen. Rojas et al. (1995) membandingkan penggunaan Zn-lisin, Zn-metionin, dan ZnSO4 ternyata didapat Zn-lisin terserap lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya yang digambarkan dengan kandungan Zn yang tinggi pada ginjal, liver, dan pankreas. Hartati (1998) mendapatkan bahwa suplementasi 1,5% minyak ikan lemuru dan 75 mg ZnSO4/kg ransum meningkatkan bobot sapi 54%

lebih tinggi dibandingkan dengan sapi yang men gkon sumsi ran sum tan pa suplementasi. Suplementasi Zn 50 mg/kg bahan kering ransum dapat memperbaiki kondisi ekologi rumen dan metabolisme sapi bali bunting, sehingga dapat meningkatkan bobot lahir pedet, meningkatkan produksi susu dan meningkatkan bobot pedet prasapih (Putra, 1999).

Pemberian Zn dalam bentuk Zn-organik meningkatkan jumlah Zn yang ter ser ap dan pemberian asam lemak tak jenuh rantai panjang memberikan pengar uh positip pada ter n ak. Penggabungan lisin, Zn, dan asam lemak tak jenuh rantai panjang sebagai ikatan lisin-Zn-PUFA diharapkan dapat memberikan keuntungan ganda yaitu melindungi lisin dari degradasi dalam rumen dan meningkatkan penyerapan Zn serta PUFA di pascarumen. Tujuan penelitian adalah menentukan pengaruh suplementasi mineral seng organik dalam ransum terhadap retensi nitrogen, parameter darah, dan parameter produksi (pertambahan bobot tubuh dan persentase karkas kambing)

MATERI DAN METODE

Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahap pembuatan suplemen dan percobaan in vitro. Percobaan pertama ini sebagai rintisan untuk mempelajari: cara pembuatan sabun Zn (Zn-PUFA), Zn-lisinat, lisin-Zn-PUFA (polyunsaturated fatty acid) serta Zn-protein at (Muhtarudin, 2002; Muhtarudin, 2003). Penelitian dengan percobaan in vivo ini menggunakan 20 ekor kambing jantan muda. Pada percobaan in vivo ini digunakan 20 ekor kambing jantan muda yang sedang tumbuh. Bobot badan awal kambing adalah kelompok 1 dengan kisaran 14,6—16,5 kg; kelompok 2 dengan kisaran bobot badan 13,6—14,5; kelompok 3 dengan kisaran bobot badan 12,1—13,5; kelompok 4 dengan kisaran bobot badan 11,00—12,00. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok 5x4 dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Pengelompokan ditentukan berdasarkan bobot badan kambing. Lima perlakuan suplementasi yang dicobakan adalah: R1 = Ransum basal

R2 = Ransum basal + Zn-lisinat (20 ppm Zn) R3 = Ransum basal + Zn-PUFA (20 ppm Zn)

(3)

R4 = Ransum basal + Kompleks lisin-Zn-PUFA (20 ppm Zn)

R5 = Ransum basal + Zn-proteinat (20 ppm Zn) Keterangan:

Ransum basal = 60% rumput lapang + 40% konsentrat ( yang terdiri dari: dedak halus + onggok + bungkil kelapa + premiks).

Zn yang ditambahkan diperhitungkan sebesar 20 mg/ kg bahan kering ransum.

Cara pembuatan Zn-lisinat dan lisin-Zn-PUFA sesuai Muhtarudin (2002).

Cara pembuatan ZN-proteinat sesuai Muhtarudin (2003).

Peubah utama yang diamati:

1. Retensi Nitrogen, dihitung dari besarnya konsumsi nitrogen dikurangi dengan jumlah nitrogen dalam feses dan urine. Besarnya retensi nitrogen dapat dinyatakan dengan :

Retensi N (g/h) = Konsumsi N– N feces – N urine 2. Konsentrasi Zn dalam plasma darah 3 jam setelah makan, yang dilakukan satu kali setiap ulangan. Dengan mengambil sampel pada vena jugalaris. Pengukuran Konsentrasi Zn di dalam darah dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Sebanyak 1 ml serum darah dimasukkan ke dalam tabung, lalu ditambahkan dengan 4 ml larutan HCl 0.1 M dan dikocok hingga merata, kemudian campuran diperiksa dengan SSA pada panjan g gelombang 324,2 nm. Konsentrasi Zn dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kosentrasi seng (ppm) = (Absorbance sampel – Absorbance blangko)x fp x 1/slope

Keterangan:

Fp = Faktor pengencer slope = Y/X

3. Kandungan kolesterol, LDL, dan HDL, serta triasil gliserol, serum darah kambing yang dievaluasi pada akhir percobaan.

4. Pertambahan bobot badan yang diukur dengan menimbang kambing setiap minggu.

5. Persentase karkas (%), diperoleh dengan membandingkan bobot karkas (kg) dan bobot potong (kg) dikalikan 100%. Karkas diperoleh dengan cara menimbang tubuh hasil pemotongan setelah dikurangi darah, kepala, keempat kaki bagian bawah (mulai carpus sampai tarsus), kulit saluran pencernaan, saluramn urin, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, hati, dan jaringan lemak yang menempel pada tubuh kambing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Retensi Nitorgen dan Rasio retensi N terhadap konsumsi N

Retensi N dan rasio retensi N terhadap konsumsi N nyata (P<0.05) dipengaruhi oleh perlakuan. Retensi N berkorelasi positif terhadap sintesis protein daging. Nilai retensi N/konsumsi merupakan indikator kualitas protein pakan semakin tinggi nilai retensi N/konsumsi maka kualitas protein pakan semakin tinggi. Selain ditentukan oleh kualitas protein pakan, nilai retensi N/konsumsi juga ditentukan oleh pasokan mikroba rumen yang tercerna dan terserap oleh ternak. Berdasarkan uji lanjutnya perlakuan Zn-PUFA dan campuran lisin-Zn-PUFA memberikan nilai retensi N dan rasio retensi N terh adap kon sumsi N r an sum lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai ini pada perlakuan Zn-PUFA sesuai dengan digambarkan oleh

Tabel 1. Kandungan Zat-zat Makanan Ransum Perlakuan

Ransum Perlakuan Zat-zat Makanan R1 R2 R3 R4 R5 ---% bahan kering--- Abu 10,26 10,62 10,83 10,52 10,51 Protein kasar 9,71 9,89 9,93 9,91 10,22 Lemak kasar 12,06 12,65 12,46 12,66 12,22 Serat kasar 9,12 9,69 10,28 9,82 9,39 BETN 36,59 34,73 34,42 34,84 35,69

R1= ransum + tanpa suplementasi; R2 = ransum + tanpa suplementasi Zn-lisinat; R3 = ransum + tanpa suplementasi Zn-PUFA; R4 = ransum + tanpa suplementasi lisin-Zn-PUFA; R5 = ransum + tanpa suplementasi Zn-proteinat. PUFA (polyunsaturated fatty acid/PUFA berasal dari minyak lemuru)

(4)

parameter rumen yaitu tingginya nilai VFA dan rendahnya nilai protozoa rumen. Hal ini berarti ada peningkatan bioproses dalam rumen dan pasca ru-men yang disebabkan oleh perlakuan Zn-PUFA. Pada perlakuan lisin-Zn-PUFA walaupun nilai VFA lebih rendah namun masih dalam kisaran optimum pertumbuhan mikroba yaitu 75-120 mM. Peranan PUFA pada Zn-PUFA dan campuran lisin-Zn-PUFA memberikan pengaruh positip terhadap pertumbuhan bakteri dalam rumen. Di samping itu, Zn selain menstimulir pertumbuhan mikroba rumen juga berperan terhadap aktivasi enzim-enzim metabolisme yang berhubungan dengan protein sehingga nampak memberikan peningkatan terhadap retensi N dan rasio retensi N terhadap konsumsi N ransum.

Kolesterol, HDL, dan HDL Serum Darah

Nilai kolesterol, HDL, dan LDL nyata (P<0.05) dipengaruhi oleh perlakuan yang dicobakan. Berdasarkan uji lanjut ternyata kolesterol darah terendah pada perlakuan Zn-PUFA dan lisin-Zn-PUFA. Hal ini mengindikasikan bahwa PUFA dari minyak ikan lemuru sangat berperan dalam menurunkan kolesterol darah. Peranan minyak lemuru yang mengandung EPA dan DHA dapat merangsang eksresi kolesterol melalui empedu dari hati ke dalam usus dan dapat merangsang katabolisme kolesterol

dan LDL dalam hati kembali menjadi asam ampedu sehingga menyebabkan kadar kolesterol turun (Sudibya, 1998). Penurunan kolesterol darah juga mengindikasikan penurunan kolesterol dalam jar in gan tubuh. Pen ur un an kolesterol in i mengindikasikan bahwa EPA dan DHA di dalam minyak lemuru yang dilindungi oleh ikatan Zn yang berupa sabun Zn tidak didegradasi di dalam rumen. Pemberian minyak lemuru jika tidak dilindungi akan didegradasi di dalam rumen, sehingga peranan EPA dan DHA tidak nampak menurunkan kolesterol darah. Kook et al., (2002) melaporkan bahwa pemberian minyak ikan yang tidak dilindungi justru akan meningkatkan kolesterol serum darah sapi, hal ini karena ikatan ganda (tak jenuh) dan lemak rantai panjang akan didegradasi di dalm rumen menjadi lemak jenuh dan rantai pendek yang cenderung tidak berperan mengikat kolesterol darah.

High density lipoprotein merupakan lipopro-tein yang dapat menurunkan resiko arterosklerosis. Low density lipoprotein merupakan protein yang bersifat arterogenik. Kenaikan LDL dalam darah juga dapat menyebabkan terjadinya hiperkolesteromia yang merupakan proses dini dari jantung koroner. Perlakuan Zn-PUFA dan lisin-Zn-PUFA nyata (P<0.05) menurunkan nilai LDL darah kambing. Proses penurunan LDL tidak jauh berbeda dengan proses penurunan kolesterol yang disebabkan oleh

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter Rumen dan Retensi Nitrogen Ransum Perlakuan

Parameter` R1 R2 R3 R4 R5

Retensi nitrogen (g/hari) 2,50 b 2,18 b 3,35 a 2,78 a 0,83 c

Retensi N/ Konsumsi N (%) 30,31 b 24,61 c 39,49 a 32,17 a 10,80 c Parameter darah: Kolesterol darah (mg%) 81,00 a 88,50 a 68,25 b 67,00 b 90,50 a LDL (mg%) 22,50 a 21,25 a 14,25 b 13,75 b 20,00 a HDL(mg%) 46,50 b 60,25 a 44,25 b 41,00 b 58,50 a Triasilgliserol (mg%) 62,50 a 61,00 a 62,25 a 56,25 a 61,00 a Zn (ppm) 1,04 a 0,96 a 0,94 a 0,98 a 1,05 a Parameter Produksi:

Pertambahan bobot badan (kg/ekor/hari)

36,43 c 38,01 b 31,65 c 72,03 a 52,04 b

Persentase karkas (%) 39,81 b 39,65 b 41,71 a 42,49 a 42,12 a

R1 = ransum + tanpa suplementasi; R2 = ransum + suplementasi Zn-lisinat; R3 = ransum + suplementasi Zn-PUFA; R4 = ransum + suplementasi lisin-Zn-PUFA; R5 = ransum + suplementasi Zn-proteinat. Ransum terdiri atas 60% rumput lapang + 40% konsentrat (yang terdiri dari: dedak halus + onggok + bungkil kelapa + premix). Zn yang ditambahkan diperhitungkan sebesar 30 mg/kg bahan kering ransum.

Angka merupakan rata-rata dari 4 ulangan pada masing-masing perlakuan (n=4).

a,b,c

(5)

pengaruh PUFA yang ada pada kedua perlakuan tersebut.

Nilai HDL juga mengalami penurunan pada perlakuan Zn-PUFA dan lisin-Zn-PUFA hal ini kemungkinan disebabkan oleh menurunnya jumlah kolesterol dalam darah. Kolesterol juga merupakan komponen penyusun HDL.

Konsentrasi Zn dar ah. Nilai Zn darah tidak dipengaruhi oleh perlakuan yang dicobakan. Nilai Zn darah mengindikasi kecepatan absorbsi Zn 3 jam setelah makan. Yang diharapkan penyerapan Zn tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Penyerapan Zn terlalu cepat akan menyebabkan ketidakseimbangan proses metabolisme dalam rumen. Pengaruh Perlakuan Terhadap Parameter Produksi dan Kualitas Daging. Pertambahan Bobot Badan dan Persentase Karkas. Perlakuan nyata (P<0.05) mempengaruhi pertambahan bobot badan (PBB), per sen tase kar kas, dan persentase daging kambing percobaan. Parameter PBB, persentase karkas, dan persentase daging menggambarkan pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan kambing.

Pada Tabel 2. nampak terlihat nilai PBB, persentase karkas, dan persentase daging tertinggi didapat pada perlakuan lisin-Zn-PUFA. Walaupun, antara perlakuan PUFA, lisin-PUFA, dna Zn-Proteinat nilai persentase karkas dan persentase daging tidak nyata tetapi secara rata-rata perlakuan lisin-Zn-PUFA memiliki nilai yang tertinggi. Nilai PBB dan per sentase karkas yan g tinggi in i menggambarkan bahwa lisin, Zn , dan PUFA pada perlakuan lisin-Zn-PUFA berfungsi dengan baik. Lisin merupakan asam amino pembatas dapat meningkatkan keseimbangan asam amino sehingga metabolisme protein semakin meningkat, hal ini tergambar juga dengan tingginya nilai retensi N. Zn berperan sebagai aktivator berbagai macam enzim per tumbuh an seh in gga den gan adan ya Zn pertumbuhan semakin lebih baik. Hal ini didukung juga dengan adanya PUFA yang menstimulir penyerapan Zn ke dalam jaringan tubuh.

KESIMPULAN

1. Perlakuan Zn-PUFA dan campuran lisin-Zn PUFA memberikan nilai retensi N dan rasio retensi N

terhadap konsumsi N ransum lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.

2. Per lakuan Zn-PUFA dan lisin -Zn -PUFA menghasilkan nilai kolesterol, LDL, dan HDL darah yang rendah dibandingkan perlakuan lainnya.

3. Nilai pertambahan bobot badan dan persentase karkas tertinggi didapat pada perlakuan lisin-Zn-PUFA.

4. Pada parameter produksi nampak perlakuan lisin-PUFA lebih baik dibandingkan perlakuan Zn-PUFA. Berdasarkan pertimbangan tersebut dapat direkomendasikan bahwa perlakuan lisin-Zn-PUFA merupakan suplemen yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Church, D.C. and W.G. Pond. 1976. Digestive Physi-ology and Nutrition of Ruminants. Vol.1 Di-gestive Physiology 2nd. Edition. USA. Hartati, E. 1998. Suplementasi Minyak Lemuru dan

Seng ke Dalam Ransum yang Mengandung Silase Pod Coklat dan Urea untuk Memacu Pertumbuhan Sapi Holstein Jantan. Disertasi, Program Pascasarjana IPB. Bogor.

Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press. New York and London. Kook, K; B.H. Choi, S.S. Sun, Fernando Garcia and

K.H. Myung. 2002. Effect of fish oil supple-ment on growth performance, ruminal metabo-lism and fatty acid composition of longissi-mus longissi-muscle in Korean cattle. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 15 (1): 66-71

Larvor, P. 1983.The Pools of Cellular Nutrients. Min-eral, In: Dynamic Biochemistry of Animal Pro-duction. P.M. Riis. Ed. Elseveir, Amsterdam. Little, D.A. 1986. The Mineral Content of Ruminant

Feeds and the Pontential for Mineral Supple-mentation in South-East. Asia with Particular Reference to Indonesia. Di dalam: R.M. Dixon,

(6)

editor. Ruminant Feeding Systems Utilizing Fibrous Agriculture Residues. IDP. Canberra. Muhtarudin. 2002. Pengaruh Amoniasi, Hidrolisat Bulu Ayam, Daun Singkong, dan Campuran Lisin -Zn -Min yak Lemur u Ter h adap Penggunaan Pakan Pada Ruminansia. Program Studi Ilmu Ternak, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi Doktor.

Muhtarudin. 2003. Pembuatn dan pnggunaan Zn-proteinat dalam ransum untuk meningkatkan nilai hayti dedak gandum dan optimalisasi dalam pencernaan ternk kambing. Jurnl Penelitian Pertanian Terapan. Vol.III (5): 385— 393.

National Research Council. 1988. Nutrient

Require-ment of Dairy Cattle. 6

Th Ed. National Acad-emy Science. Washington, D.C.

Putra, S. 1999. Peningkatan performans sapi bali melalui per baikan mutu pakan dan suplementasi seng asetat. Program Studi Ilmu Ternak, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi Doktor. Rojas, L.X., L.R. McDowell, R.J. Consins, F.G.

Mar-tin. N.S. Wilkinson, A.B. Johnson, and J.B. Velasquez. 1995. Relative bioavailability of two organic and two in organic zinc sources fed to sheep. J. Anim. Sci. 73: 1202.

Sudibya. 1998. Manipulasi kadar kolesterol dan asam lemak omega-3 telur ayam melalui penggunaan kepala udang dan minyak ikan lemuru. Pro-gram Studi Ilmu Ternak, ProPro-gram Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Disertasi Doktor.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayanti (2004) dalam Yumettasari dkk (2008) membandingkan apakah kinerja saham syariah (JII) lebih baik dari saham konvensional

Menggunakan Activity Based Costing (ABC), perhitungan kos overhead menjadi lebih akurat karena sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas dilekatkan ke jasa

Glut pada pangkreas adalah GLUT2, setelah sampai glukosa didalam sel beta pankreas maka akan mengalami glikolisis dan fosforilasi yang nantinya akan menghasilkan ATP, ATP inilah

Analisis manual menggunakan metode menurut Whitlow (1995) untuk tanah multilayer sedangkan analisis program menggunakan software Plaxis V.8.2. Model elastis plastis dan

Pendapat lainnya dikemukakan Wina Sanjaya, pembelajaran jigsaw adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian terhadap Pengawasan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui Jalur Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) di

Ada hubungan antara sosial budaya Ibu nifas dengan Konsumsi sumber protein hewani pada ibu nifas di BPS Sumiati desa Gribig Gebog Kudus tahun

Saran-saran yang dapat digunakan untuk aplikasi industri atau penelitian selanjutnya yaitu : (1) penggunaan pengawet Na-asetat teknis dengan konsentrasi maksimal yang