PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND
EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
DI KELAS V SD NEGERI 040444 KABANJAHE
T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
TRYA SYAHFITRI NINGSIH 1113311056
Fakultas Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
TRYA SYAHFITRI NINGSIH, NIM: 1113311056, “ Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 040444 Kabanjahe T.A 2014/2015”. Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2015.
Masalah penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA dengan materi peristiwa alam beserta dampaknya di kelas V SD Negeri 040444 Kabanjahe. Dari hasil observasi, siswa tidak berani menyampaikan ide pendapatnya, siswa tidak menggunakan bahasa yang benar, siswa tidak memiliki kemampuan memberikan penjelasan yang berhubungan dengan fakta dan logika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, aktivitas belajar siswa, dan respon siswa terhadap model pembelajaran SFAE.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 040444 kabanjahe T.A 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang siswa pada semester II. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...
i
KATA PENGANTAR ...
ii
DAFTAR ISI ...
v
DAFTAR LAMPIRAN ...
viii
DAFTAR TABEL ...
x
DAFTAR GAMBAR ...
xii
DAFTAR GRAFIK ...
xiii
BAB I PENDAHULUAN ...
1
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Identifikasi Masalah ...
5
1.3 Batasan Masalah ...
6
1.4 Rumusan Masalah ...
6
1.5 Tujuan Penelitian ...
6
1.6 Manfaat Penelitian ...
7
1.6.1 Manfaat Teoritis ...
7
1.6.2 Manfaat Praktis ...
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
8
2.1 Kerangka Teori ...
8
2.1.1 Kemampuan Berpikir Kritis ...
8
2.1.1.1 Defenisi Berpikir ...
8
2.1.1.2 Defenisi Berpikir Kritis ...
9
vi
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif ...
13
2.1.2.1 Hakikat Pembelajaran Kooperatif ...
13
2.1.2.2 Student Facilitator And Explaining ...
16
2.1.2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
... 18
2.1.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Student Faciitator And Explaining
... 19
2.1.3 Pengertian Pembelajaran IPA ...
21
2.1.3.1 Kurikulum IPA di SD ...
23
2.1.3.2 Materi Pembelajaran ...
25
2.2 Kerangka Konseptual ...
29
2.3 Hipotesis Tindakan ...
30
BAB III METODE PENELITIAN ...
31
3.1 Jenis Penelitian ...
31
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...
31
3.3 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...
31
3.4 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ...
32
3.5 Desain Penelitian ...
32
3.6 Prosedur Penelitian ...
33
3.7 Teknik Pengumpulan Data ...
38
3.8 Teknik Analisis Data ...
38
vii
BAB IV HASIL AN PEMBAHASAN PENELTIAN ...
41
4.1 Hasil Penelitian ...
41
4.1.1 Deskripsi Keadaan sekolah ...
41
4.1.2 Deskripsi Siklus I ...
43
4.1.3 Deskripsi Siklus II ...
56
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
74
5.1 Kesimpulan ...
74
5.2 Saran ...
75
DAFTAR PUSTAKA ...
76
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
Tabel 2.2 Tabel Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pelajaran IPA ... 23
Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Siklus I Pertemuan 1 ... 46
Tabel 4.2 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
Pertemuan 1 ... 47
Tabel 4.3 Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Siklus I Pertemuan 2 ... 50
Tabel 4.4 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa siklus I
Pertemuan 2 ... 51
Tabel 4.5 Tabel Perubahan kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ... 52
Tabel 4.6 Kegiatan Mengajar Guru Siklus I ... 53
Tabel 4.7 Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Siklus II Pertemuan 1... 59
Tabel 4.8 Tabel Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
Pertemuan 1 ... 60
Tabel 4.9 Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
pada Siklus II Pertemuan 2 ... 64
Tabel 4.10 Tabel Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
xi
Tabel 4.11 Tabel Perubahan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus
II ... 66
Tabel 4.12 Tabel Kegiatan Mengajar Guru Siklus II ... 67
Tabel 4.13 Tabel Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada
Siklus I Pertemuan 1 dan 2 dan Siklus II Pertemuan 1 dan 2 . 70
Tabel 4.14 Tabel Peningkatan Hasil Obsetvasi siswa ... 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Ganbar 2.1
Gambar Peta Konsep Pelajaran IPA ... 26
Gambar 2.2 Gambar Kerangka Konseptual ... 30
Gambar 3.1 Gambar Desain Penelitian ... 34
Gambar 4.1 Gambar Siswa Sedang Berdiskusi Membuat Peta Konsep
Siklus I Pertemuan 1 ... 46
Gambar 4.2 Gambar Siswa Sedang Mempersentasikan Hasil Diskusi
Pembuatan Peta Konsep Siklus I pertemuan 1 ... 46
Gambar 4.3 Gambar Siswa Sedang Berdiskusi Membuat Peta Konsep
Siklus I Pertemuan 2 ... 50
Gambar 4.4 Gambar Siswa Sedang Mempersentasikan Hasil Diskusi
Pembuatan Peta Konsep Siklus I pertemuan 2 ... 50
Gambar 4.5 Gambar Siswa Sedang Berdiskusi Membuat Peta Konsep
Siklus II Pertemuan 1 ... 59
Gambar 4.6 Gambar Siswa Sedang Mempersentasikan Hasil Diskusi
Pembuatan Peta Konsep Siklus II pertemuan 1 ... 59
Gambar 4.7 Gambar Siswa Sedang Berdiskusi Membuat Peta Konsep
Siklus II Pertemuan 2 ... 63
Gambar 4.8 Gambar Siswa Sedang Mempersentasikan Hasil Diskusi
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Pertemuan 1 . 48
Grafik 4.2
Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Pertemuan 2 .. 52
Grafik 4.3
Perubahan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ... 53
Grafik 4.4
Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Pertemuan 1 . 62
Grafik 4.5
Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Pertemuan 2 . 66
Grafik 4.6
Grafik Perubahan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II ... 67
Grafik 4.7
Grafik Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya yang dimiliki oleh setiap individu. Melalui pendidikan siswa dapat
mengembangkan kemampuan secara optimal dan dapat mewujudkan fungsi
di-rinya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU
Repub-lik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II
me-nyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
men-cerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
di-dik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Kurikulum 2006 yang dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai
anak disamping materi isi yang merupakan pemahaman konsep. Beberapa
rampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah
kete-rampilan berpikir kritis, ketekete-rampilan berpikir kreatif, ketekete-rampilan mengorganisir
otak, dan keterampilan analisis. Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis dapat
membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan
mengevaluasi secara kritis argumen pada buku teks termasuk argumentasi guru
2
Agar terjadi pengkonstruksian pengetahuan secara bermakna, guru
harus-lah melatih siswa agar berpikir secara kritis dalam menganalisis maupun dalam
memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Robert Ennis
dalam Alec Fisher (2009:4) berpikir kritis adalah ”pemikiran yang masuk akal dan
reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau
dilaku-kan. Dalam memecahkan suatu permasalahan diperlukan pemikiran yang masuk
akal dan terfous untuk memtuskan sesuai dengan yang dapat dipercaya oleh akal
manusia”.
Pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Hal ini sejalan dengan Samatowa (2010 : 3 ) alasan IPA dimasukkan kedalam
ku-rikulum” Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni : a) bahwa
IPA berfaedah bagi suatu bangsa. b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat,
maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir
kritis.”
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar umumnya dilakukan oleh guru lebih
banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, . Hal ini
menye-babkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam
meme-cahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari
dalam kehidupan nyata. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis, suatu informasi
atau argumen sehingga kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat
berkem-bang dengan baik. Berpikir kritis diperlukan dalam rangka memecahkan suatu
permasalahan sehingga diperoleh keputusan yang cepat dan tepat.
Berdasarkan hasil komunikasi personal dengan guru kelas dan observasi
3
pembelajaran sains yang cenderung terbatas pada aspek hafalan sehingga kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Dari 30 orang siswa di kelas V
ter-dapat 21 orang yang tidak ter-dapat berpikir sacara kritis. Terter-dapat siswa dalam
me-nyampaikan penjelasan sederhana mengenai materi IPA tidak terfokus dan belum
berani menyampaikan ide gagasannya. Siswa kelihatan tidak bersemangat, siswa
banyak yang mengantuk dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan
guru. Sebagian besar siswa belum mampu memecahkan suatu permasalahan
den-gan baik. Siswa tidak memiliki kemampuan menghubungkan antara apa yang
di-pelajari dengan kehidupannya sehari-hari.
Dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai pembelajaran IPA
ma-teri peristiwa alam dan dampaknya presentase siswa yaitu 43,95 (rendah),
ke-mampuan siswa dalam membangun ketrampilan dasar memiliki presentase 43,12
(rendah) dan kemampuan menyimpulkan memiliki persentase 40,8 (rendah).
Ke-mampuan bernalar siswa belum berkembang dengan baik. KeKe-mampuan bernalar
tak terpisahkan dari kemampuan berpikir kritis. Hal ini mencerminkan
kemam-puan berpikir secara kritis masih rendah.
Saat proses pembelajaran guru juga lebih sering menggunakan metode
ce-ramah dan tanpa menggunakan media apapun. Siswa tidak memiliki pemahaman
yang mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan
ber-pikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa mengindikasikan ada sesuatu
yang salah dan belum optimal dalam pembelajaran di sekolah. Kemampuan
berpi-kir kritis menjadi salah satu standar kompetensi lulusan satuan pendidikan yang
4
dapat memberikan jawaban atau argumen yang logis berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan
dalam pemecahan atau pencarian solusi terhadap masalah yang berkembang.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan agar siswa dapat memahami apa
yang dipelajarinya adalah dengan membimbing siswa menggali pengetahuannya
sendiri yang diperoleh dari pengalaman-pengalamannya sendiri. Selain kurang
maksimalnya pembelajaran yang diterima siswa juga mengakibatkan kurang
tersa-lurkannya kemampuan siswa dalam mengungkapkan hasil pemikiran siswa itu
sendiri dan tidak berkembangnya kemampuan berpikir kritis siswa tersebut. Setiap
pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk kehidupan mereka
sehari-hari, namun kenyataannya siswa masih merasa malas untuk belajar dan kurang
berminat untuk belajar. Keadaan seperti ini berimplikasi pada rendahnya
kemam-puan berpikir kritis siswa dan selanjutnya dapat mengakibatkan kurangnya
ke-mampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pelajaran yang dipelajari.
Model yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan
mengunakan metode kooperatif. Salah satu pengembangan pembelajaran
koopera-tif adalah model pembelajaran siswa akkoopera-tif yaitu Student Facilitator And
Explain-ing. Pembelajaran tipe Student Facilitator And Explaining menjadikan siswa
se-bagai fasilsator yang mampu berfikir secara kreatif sehingga menciptakan proses
pembelajaran yang aktif serta memberikan rasa percaya pada siswa yang
memper-lihatkan karya atau bakat yang dimilikinya pada siswa yang lainnya.
Menurut Istarani (2012:97 model Student Facilitator And Explaining
me-miliki kelebihan diantaranya yaitu , materi ajar disampaikan akan lebih jelas dan
5
dengan demonstrasi, dapat melatih siswa untuk menjadi guru, memacu siswa
un-tuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar, mengetahui kemampuan
siswa dalam menyampaikan gagasannya. Dengan menggunakan metode ini dapat
mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa secara
op-timal dan melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap masalah.
Sehubungan dengan penjelasan yang telah ada, peniliti tertarik untuk
mela-kukan penelitian dengan berpedoman dengan penelitian sebelumnya, dengan
me-minimalkan kelemahan-kelemahan yang terjadi sehingga latar belakang dari
pene-litian tersebut peneliti menulis judul penepene-litian adalah Penerapan Model
Pembela-jaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan
Kemam-puan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri
040444 Kabanjahe T.A 2014/2015
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa
ma-salah penelitian itu, yaitu :
1. Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
ka-rena siswa cenderung hanya ditempatkan sebagai penerima saja.
2. Siswa tidak mampu menghubungkan pembelajaran IPA dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Rendahnya kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana
mengenai pelajaran IPA.
4. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyimpulkan dan memecahkan
6
5. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang disebabkan
oleh terlalu dominannya guru dalam proses pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan judul penelitian dan keterbatasan kemampuan dan waktu,
pe-neliti membatasi masalah pada : Penerapan Model Pembelajaran Student
Facilita-tor And Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Peristiwa Alam dan Dampaknya di Kelas
V SD Negeri 040444 Kabanjahe T.A 2014/2015
1.4 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah di uraikan, maka rumusan masalah
yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Dapat Meningkatkan Ke-mampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 040444 Kabanjahe.
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di kemukakan maka yang
men-jadi tujuan penelitian ini adalah untuk pembuktian meningkatnya kemampuan
berpikir kritis siswa pada pelajaran IPA melalui model pembelajaran student
7
1.6 Manfaat penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa kelas V SD.
1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi siswa
Melalui penggunaan model pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya dan mengembangkan kekritisan siswa
da-lam menuangkan ide atau gagasan dada-lam pembelajaran dan
menyampai-kannya secara komunikatif.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam memilih strategi pembelajaran untuk
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining dalam
kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi peristiwa alam beserta dampaknya di kelas V SD Negeri 040444
Kabanjahe. Pada siklus I, presentase rata-rata siswa dalam kemampuan berpikir
kritis yaitu 21,65 % (sangat rendah) dan pada siklus II presentase rata-rata siswa
dalam kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 76,6 % (tinggi).
Kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
student facilitator and explaining juga meningkat dengan rata-rata siklus I 72,5
(tinggi) meningkat menjadi 93,33 (sangat tinggi) pada siklus II.
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan data penelitian dapat diperoleh
kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator
and explaining dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata
pelajaran IPA pada materi peristiwa alam beserta dampaknya di kelas V SD
Negeri 040444 Kabanjahe, maka peneliti dapat membuat kesimpulan :
Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa melalui penerapan model pembelajaran student facilitator and
explaining adalah (1) memotivasi siswa pada pembelajaran dengan meningkatkan
manfaat dan tujuan pembelajaran; (2) membimbing siswa dalam mengerjakan
tugas kelompok; (3) membimbing siswa agar tidak malu dalam menyampaikan pe
75
bercerita pada saat guru ataupun temannya yang lain menyampaikan ide
pendapatnya di depan kelas.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti menyarankan :
1. Diperlukan perencanaan yang baik dan matang bagi guru khususnya guru
IPA dalam menerapkan model pembelajaran student facilitator and
expalaining .
2. Dalam proses pembelajaran sebaiknya memperhatikan kegiatan yang
dilakukan siswa seperti membimbing siswa dalam membuat peta konsep
sesuai dengan materi.
3. Dalam kegiatan siswa menyampaikan kembali penjelasan guru,sebaiknya
diberikan motivasi yang dapat mendorong siswa agar tidak merasa malu
untuk menyampaikannya di depan kelas.
4. Model pembelajaran student facilitator and explaining dapat dijadikan
sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Azmiyawati, dkk. 2008. IPA Salingtemas. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Deporter,B &Hernacki, M. 2011. Quantum Learning. Bandung: Kaifa.
Dewi, Rosmala. 2010. Pendidikan Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana
UNIMED
Fisher, Alec. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terj. Benyamin H.
Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Kasdin, S dkk.2012. Critical Thinking:Membangun Pemikiran Logis. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Lestari, I dkk.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Ilmu
Pendidikan vol:2 no:1 (http://jurnal PGSD, diakses 12 Desember 2014
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Bandung : Pt Raja Grafindo Persada.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : PT
Indeks.
Samawi, I.2013. The Magic Of Big Thinking. Yogyakarta: Glosaria Media
77
Turohmah, N.H. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
melalui Penerapan Pendekatan. Open ended, 9-11
Wahyuni, S. 2011. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui
pembelajaran IPA Berbasis Problem-Based Learning. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP-UT Diakses melalui
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/12142 pada 2 januari 2015
Yamin, M & Ansari, B.2012. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual