Redaksi Account menerima
artikel penelitian untuk
dimuat pada terbitan
berikunya yang sesuai dengan
ruangl lingkup jurnal
ac-count.
Kirim artikel anda ke
akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan
an-da dengan format yang
terse-dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi
request for format ke email
diatas
Account
Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan
ISSN 2338-9753
Kinerja Pasar Modal Terkait Perubahan Satuan Perdagangan Dan Fraksi
Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia. Hal 170-177. Ida Syafrida ,
Ahmad Adib.
Analisis Hubungan Antara Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja
Keu-angan dan Return Saham Pada Perbankan yang Terdaftar Di BEI.
Hal 178-186. Mohamad Heykal, Monica Hennisia Wijayanti.
Pengaruh Transaksi Electronic Banking Terhadap Fee Based Income Pada
Pt. Bank CIMB Niaga, Tbk. Hal 187-194. Pebriani Utaminingsih, Lana
Sularto.
Analisis Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate
dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Delisting Di BEI Periode
2008 – 2013. Hal 195-203. Reza Prabowo, Wibowo.
Komparasi Efisiensi Perbankan BUMN Dan BUSN Dengan Pendekatan
Data Envelopment Analysis Berbasis Balanced Scorecard, Hal 204-211.
Sujarwo, Bambang Waluyo.
Analisis Faktor-Faktor Internal Perusahaan yang Mempengaruhi
Imple-mentasi Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT Bank Central
Asia, Tbk). Hal 212-219. Megawati Rahayu Chandra, Tetty Rimenda,
Frianto Pandia.
Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Promosi Kartu Prabayar Terhadap
Minat Beli Nasabah pada PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Jatinegara.Hal 220-228. Heri Abrianto, Astrid Oktavia.
Implementasi Mudharabah pada Pembiayaan di Bank Syariah. Hal
229-236. Bambang Waluyo.
Studi Kebutuhan Soft Skill dalam Upaya Penyusunan Model
Pembelaja-ran Soft Skill yang Terintegrasi Dengan Mata Kuliah Akuntansi. Hal
237-246. Titi Suhartati, Yenni Nuraeni, Nedsal Sixpria.
Pengaruh Hubungan Pemanfaatan Aplikasi Core Banking System
Ter-hadap Kinerja Individu Karyawan PT. Bank BRI Syariah. Hal 247-255.
Firdha Kurnia, Agus Supriyadi, Ali Masjono.
Volume 1 No 3 Juni 2015
Ruang Lingkup: Account merupakan jurnal yang diterbitkan untuk memberikan
ma-sukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dibidang akuntansi, keuangan dan
per-bankan. Artikel yang dimuat di jurnal ini merupakan kajian teoritis dan hasil riset
terapan dibidang akuntansi, keuangan dan perbankan
R
edaksi Account
menerima artikel
penelitian untuk dimuat
pada terbitan berikutnya
yang sesuai dengan ruang
lingkup jurnal account.
Kirim artikel anda ke
akunjurnal2013@gmail.com.
Sesuaikan format tulisan
an-da dengan format yang
terse-dia di halaman belakang,
atau kirim email dengan isi
request for format ke email
Volume 1 No 3 Juni 2015
ISSN 2338-9753
Dari Redaksi
Syukur Alhamdulillah, jurusan akuntansi Politeknik Negeri Jakarta dapat
mener-bitkan jurnal ilmiah yang ketiga “Account” dengan No ISSN 2338-9753. Dalam
kesempatan terbitan ketiga ini (Vol 1 No 3 Edisi Juni 2015) diturunkan tulisan hasil
penelitian para dosen program studi akuntansi, program studi keuangan dan
per-bankan konvensional dan syariah dimana pada edisi ini ada sumbangan artikel dari
Perguruan Tinggi lain, redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.
Pada edisi kedua ini diterbitkan tulisan dengan topic keuangan dan perbankan,
di-antaranya mengenai implementasi Kinerja Pasar Modal, Analisis Merger an
Akui-sisi, Studi Transaksi Elektronik Banking.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada tim editor yang telah bekerja sama
da-lam menyukseskan terbitan kedua ini. Besar harapan dari redaksi bahwa para
dosen dari seluruh Indonesia yang berkepentingan dengan publikasi hasil penelitian
dapat berpartisipasi dengan mengirimkan artikelnya ke redaksi.
Semoga bermanfaat
Depok Juni 2015
Volume 1 No 3 Juni 2015
ISSN 2338-9753
Susunan Redaksi:
Pengarah:
Abdillah, Fachrudin Mukhtar, Agus Supriadi, Lenny Brida, Zainal Nur Arifin
Penangung Jawab
:
Elly Mirati
Pimpinan Redaksi
Ali Masjono
Tim Redaksi:
Agus Purwaji, Titi Suhartati, Petrus Hari Kuncoro Seno, Nur Hasyim,
Ah-mad Abror, Bambang Waluyo, Silvia Roza, Supriatnoko.
Mitra Bestari:
Dr. Cipto Wardoyo SE. M.Pd. M.Si., Ak. CA. (Universitas Negeri Malang)
Dr. Lana Sularto SE. M.M.Si. (Universitas Gunadharma)
Utami Puji Lestari. Ph.D. (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Silvia Roza (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Supriatnoko (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Endang PB (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Nurhasyim (Politeknik Negeri Jakarta)
Dr. Ade Sukma Mulya (Politeknik Negeri Jakarta)
Layout dan sirkulasi : Darwin dan Afriza Wijaya
Artikel yang dimuat di Account, jurnal akuntansi, keuangan dan perbankan berupa
hasil penelitian sesuai dengan ruang lingkup jurnal yang ditulis oleh dosen, praktisi,
mahasiswa, pelaku ekonomi, dan siapa saja yang berminat dalam pengembangan
bidang akuntansi, keuangan dan perbankan.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini untuk menyediakan forum khusus untuk publikasi
hasil penelitian bagi para praktisi, dosen atau siapa saja yang berminat. Untuk
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 195
Analisis Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate
dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Delisting Di BEI Periode
2008 – 2013
Reza Prabowo
FakultasEkonomiUniversitasTrisakti
Wibowo
FakultasEkonomiUniversitasTrisakti
wibi_wibowo@hotmail.com
Abstract
This research objective is to know the best delisting predictor in Indonesia Stock Exchange (IDX). There are three famous bankruptcy predictors namely The Altman Model, The Zmijewski Model, and The Springate Model. This research uses these three models to predict delisting. This research took all the data delisting IDX data year 2008 - 2013 unless the data bank delisting. To obtain a good comparison, this study took a sample of non-delisting companies that include LQ45 for 3 consecutive periods with the same lot number for the same category. This study used a descriptive statistif of SPSS. The results of this study indicate that the Altman model is the best predictor of delisting with an accuracy of 71%. Model Springate came second with an accuracy of 70%. While the model Zmijewski was third with 65% accuracy.
Keywords :Delisting, The Altman Model, The Zmijewski Model, The Springate Model.
Pendahuluan
LatarBelakang
Perkembangan zaman yang diikuti dengan perkembangan teknologi dan perubahan siklus ekonomi menyebabkan dunia usaha juga terus mengalami perubahan. Perubahan ini berdampak pada persaingan ketat yang dialami semua kalangan pelaku dalam dunia bisnis. Perusahaan diharapkan tidak hanya mampu beradaptasi dengan keadaan, tetapi juga dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan di tengah perubahan yang terus terjadi (Sinambela, 2009).
Asumsi going concern digunakan suatu entitas bisnis dalam menjalankan usahanya.Dengan adanya going concern suatu entitas dianggap mampu mempertahankan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek. Going concern digunakan sebagai asumsi dasar dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terdapat bukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan(contrary information).
Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuanusaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan
penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No. 30).
Pada dasarnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal dapat dijadikan sebagai alat untuk merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus. Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting (Atmini, 2005).
Prediksi kebangkrutan merupakan peningkatan penting untuk tata kelola perusahaan. Dunia ekonomi telah menjadi berhati-hati atas risiko yang terlibat dalam tanggung jawab perusahaan, terutama setelah kematian organisasi raksasa likeWorldCom dan Enron. Salah satu tujuan utama dari Peraturan Basel II adalah untuk meminimalkan
Account: Reza Prabowo, Wibowo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 196
risiko kredit. Banyak model yang berbeda telah digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Metode ini semua memiliki kekuatan khusus mereka dan kelemahan, dan memilih di antara mereka untuk aplikasi empiris tidak langsung (Aziz dan Dar, 2006).
Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pentingnya suatu model prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan, dan manajemen (Zu’amah, 2005).
Indikator perusahaan bangkrut di pasar modal adalah perusahaan delisted. Perusahaan yang
delisted dari Bursa Efek Indonesia merupakan
perusahaan yang dihapuskan atau dikeluarkan dari daftar perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di BEI. Setelah sebuah perusahaan dikeluarkan dari bursa, maka semua kewajiban yang dimiliki perusahaan tersebut akan ikut terhapus, termasuk kewajiban untuk menerbitkan Laporan Keuangan. Bagi investor, perusahaan yang sudah delisted adalah identik dengan bangkrut, karena mereka sudah tidak bisa lagi melakukan investasi di perusahaan tersebut. Delisting dapat dilakukan atas permintaan perusahaan yang menerbitkan saham atau atas perintah BEI. Delisting atas perintah BEI biasanya karena perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban dan aturan yang telah ditetapkan. Kebangkrutan perusahaan adalah solusi akhir yang tersedia untuk sebuah organisasi yang tidak mampu membayar kewajiban utangnya. Sebuah kebangkrutan dilakukan dengan benar dirancang untuk melikuidasi aset perusahaan dan kepemilikan lainnya dan mendistribusikan mereka untuk penggunaan yang lebih produktif dalam perekonomian. Sementara sebagian besar perusahaan saat ini membawa utang untuk beberapa derajat atau lain untuk membiayai operasi sehari-hari, secara umum diterima bahwa banyak sekali jumlah utang, terutama bila dibandingkan dengan aset yang dimiliki, adalah faktor utama dalam mempercepat kebangkrutan perusahaan (Haseley 2012)
Penelitian tentang kebangkrutan suatu perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia. Akan tetapi penelitian tentang perusahaan delisted serta perbandingan model prediksi kebangkrutan yang tepat masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor
delisting terbaik dengan menggunakan model
Altman Z-Score, model Zmijewski, dan model Springate.
Perumusan Masalah
1. Apakah model Altman adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan delisted di BEI?
2. Apakah model Zmijewski adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan delisted di BEI?
3. Apakah model Springate adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan delisted di BEI?
TujuanPenelitian
1. Untuk menguji apakah model Altman adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan delisted di BEI 2. Untuk menguji apakah model Zmijewski
adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan
delisted di BEI
3. Untuk menguji apakah model Springate adalah model yang paling tepat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan delisted di BEI
Review Pustaka
Model – model Prediksi Kebangkrutan The Altman Model
Altman (1968) menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan yaitu working capital to total asset, retained earning to total asset, earning before interest and taxes to total asset, market value of equity to book value of total debts, dan sales to total asset.
The Zmijewski Model
Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu
The Springate Model
Model ini dikembangkan oleh Springate (1978) dengan menggunakan analisis multidiskriminan, dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 197
sampelnya. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keakuratan 92,5%
Kebangkrutan
Brigham dan Gapenski dalam Fachrudin (2008:2-3) mengatakan kebangkrutan dapat diartikan dalam beberapa cara tergantung masalah yang dihadapi oleh perusahaan:
a. Kegagalan Ekonomi (Economic Failure) Kegagalan ekonomi mengindikasikan bahwa pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biaya totalnya, termasuk biaya modal.
b. Kegagalan Usaha (Business Failure)
Istilah business failure digunakan untuk mengelompokkan kegiatan bisnis yang telah menghentikan operasinya kemudian berakibat kerugian bagi para kreditur.
c. Insolvensi Teknis (Technical Insolvency) Perusahaan dianggap mengalami insolvensi teknis jika tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Insolvensi teknis mengindikasikan tingkat likuiditas yang sangat rendah dan mungkin hanya bersifat sementara. Insolvensi dalam Pengertian Kebangkutan
d. (Insolvency in Bankruptcy)
Hal ini terjadi ketika kewajiban total perusahaan melebihi nilai total aktivanya. Kondisi ini jauh lebih serius dari insolvesi teknis dan cenderung mengarah pada likuidasi. e. Kebangkrutan secara Resmi (Legal
Bankruptcy)
Perusahaan tidak akan secara resmi dinyatakan bangkrut kecuali:
1. Perusahaan mengalami kebangkrutan berdasarkan kriteria yang telah dibuat oleh federal bankruptcy act (undang-undang kebangkrutan).
2. Telah dinyatakan bangkrut oleh pengadilan.
PenelitianTerdahulu
Purnajaya dan Merkusiwati (2014), hasil penelitian inimenunjukkan bahwa Potensi kebangkrutan dari ketiga model dikomparasikan dengan uji
Kruskal-Wallisdengan tingkat signifikansi 0,005 dan
diperolehhasil tingkat signifikansi sebesar 0,001 dimana berarti terdapat perbedaan potensi kebangkrutan industri kosmetik yang terdaftar di BEI dengan metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski. Penelitian ini meneliti tentang apakah terdapat perbedaan potensi kebangkrutan industri kosmetik yang terdaftar di BEI dengan metode ZScore Altman, Springate, dan Zmijewski Pambekti (2014), hasil penelitian ini menunjukan bahwa model Altman, model Zmijewski, Springate, dan Grover dapat digunakan untuk prediksi
financial distress karena signifikansi (Sig F)
menunjukkan signifikan kuat. Akan tetapi model Zmijewski merupakan model yang paling tepat digunakan untuk prediksi financial distress karena memiliki tingkat signifikansi paling kuat dibanding model yang lainnya.
Prihanthini dan Ratna (2013) melakukan penelitian prediksi kebangkrutan dengan model Grover, Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski pada perusahaan Food and Beverage di BEI”. Hasil penelitian tersebut adalah Model Grover merupakan model prediksi yang paling sesuai diterapkan pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena model ini memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi dibandingkan dengan model prediksi lainnya yaitu sebesar 100%. Sedangkan model Altman Z-Score memiliki tingkat akurasi sebesar 80%, model Springate 90% dan model Zmijewski sebesar 90%.
Prihanthini dan Sari (2013), hasil pengujian penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan antara model Grover dengan model Altman
Z-Score, model Grover dengan model Springate, serta
model Grover dengan model Zmijewski serta tingkat akurasi tertinggi yang diraih model Grover kemudian disusul oleh model Springate, model Zmijewski, dan terakhir model Altman Z-score. Penelitian menggunakan alat analisis teknik uji
paired samplet-test dengan bantuan program Microsoftexcel.
Avenhuis (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara daya prediksi model prediksi. Ketika teknik statistik asli yang digunakan, tingkat akurasi untuk sampel validasi untuk model Altman (1968), Ohlson (1980), dan Zmijewski (1984) model masing-masing 80,6%, 93,8%, dan 95.3%.Penelitian ini menguji kekuatan prediksi dari model prediksi kebangkrutan Altman
Account: Reza Prabowo, Wibowo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 198
(1968), Ohlson (1980), dan Zmijewski (1984). Model prediksi kebangkrutan ini menggunakan profitabilitas, leverage dan likuiditas rasio untuk memprediksi kebangkrutan. Perbedaan antara
model ini adalah teknik statistik (analisis diskriminan berganda, regresi logistik, dan probit regresi) dan variabel penjelas
Kerangka Pemikiran Teoritis
Variabel Independen
Variabel Dependen
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, menganalisis prediksi
delisting perusahaan dengan menggunakan metode
Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate. Jenis Penelitian ini secara deskriptif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan model Altman’s Z-Score, Zmijewski, dan Springate. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa efek Indonesia pada tahun buku 2008 – 2013. Tehnik pengambilan data dengan menggunakan metode Purposive
sampling. Data yang diperoleh didapat dari Bursa
Efek Indonesia (BEI) serta dari situs www.idx.com.
Definisi Variabel dan Pengukuran Model Altman Z-Score
Salah satu variable independen dalam penelitian ini merupakan model Altman Z-Score. Model ini diukur dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
Z = 1.2WCTA + 1.4RETA + 3.3EBITTA + 0.6MVEBVD + 1SATA Notasi:
WCTA= working capital/total asset RETA= retained earnings/total assets EBITTA= earnings before interest and
taxes/total asset
MVEBVD= market value of equity/book
value of debt
SATA= sales/total asset
Cut-off yang digunakan model ini adalah,
Z > 2,90sebagai perusahaan sehat, sedangkan Z < 1,20 sebagai perusahaan potensial bangkrut dan Z antara 1,20 sampai 2,90 sebagai perusahaan pada Grey Area atau daerah kelabu (Peter dan Yoseph, 2011)
Model Zmijewski
Salah satu variable independen dalam penelitian ini merupakan model Zmijewski. Model ini diukur dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
X =−4.3−4.5ROA +5.7DR −0.004CR Notasi:
ROA = Profit before income and
tax/total asset
DR = Total Liabilities/total asset CR = Current Asset/current
liabilities
Cut-off yang digunakan dalam model ini
adalah 0 dimana jika nilai Z bernilai positif, berarti perusahaan berpotensi mengalami kebangkrutan. Sedangkan semakin negatif nilai Z dari perusahaan maka semakin jauh perusahaan dari potensi mengalami kebangkrutan. (Imanzadeh: 2011)
Altman Z-Score
Zmijewski
Springate
Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 199
Model Springate
Salah satu variable independen dalam penelitian ini merupakan model Springate. Model ini diukur dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
S =1.03WCTA+ 3.07EBITTA+ 0.66NBCL+ 0.4SATA Notasi:
WCTA = working capital/total asset EBITTA= net profit before interest and
taxes/total asset
NBCL = net profit before taxes/current
liabilities
SATA = sales/total asset
Nilai cut-off yang berlaku untuk model ini adalah 0,862. Nilai Z yang lebih kecil dari 0,862 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut diprediksi akan mengalami kebangkrutan.
Kebangkrutan Perusahaan
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebangkrutan perusahaan. Pengukuran kebangkrutan perusahaan menggunakan nilai cut off dari masing masing model.
Pembahasan
Deskripsi Data
Deskripsi objek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan–perusahaan yang delisted dari Bursa Efek Indonesia periode 2008–2013 dan perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ45 konsisten selama 3 periode berturut – turut periode Februari 2012 – Juli 2012, Agustus 2012 – Januari 2013, dan Februari 2013 – Juli 2013. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka sebanyak 20 perusahaan delisted dan 20 perusahaan LQ45 akan diuraikan berdasarkan model Altman Z-Score, Model Springate, dan Model Zmijewski.
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari nilai mean, standard
deviation, nilai maksimum, dan nilai minimum dari
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif masing-masing variabel dari seluruh model akan dibagi dua berdasarkan kategorinya.
Perhitungan Model Prediksi Kebangkrutan Altman
Kriteria Penilaiannya yaitu Z-Score > 2,675 dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.Z-Score <2,675 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar. Selanjutnya skor antara 1,20 sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah kelabu dengan “cut-off” untuk indeks ini adalah 2,675.
Tabel 1
Rekap Perhitungan Model Altman
Rekap Prediction Delisted Listed Real Delisted 43 17 60 Listed 18 42 60 Total 61 49 120 Akurasi 71% Tipe 1 error 28% Tipe 2 error 31% Sumber: diolah
Berdasarkan tabel metode Altman terlihat bahwa dari total sampel 60 perusahaan yang sebenarnya
Delisted, model Altman Z-Score memprediksi 43
perusahaan yang mengalami Delisted dan 17 perusahaan yang mengalami Listed. Sedangkan dari 60 perusahaan yang pada kenyataannya dikategorikan Listed, model Altman Z-score memprediksi 42 perusahaan yang Listeddan 18 lainnya Delisted. secara keseluruhan bahwa model Altman memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 85 sampel, atau tingkat akurasi sebesar 71%.
Perhitungan Model Prediksi Kebangkrutan Zmijewski
Model Zmijewski mempunyai standar dimana perusahaan yang mempunyai skor Z >0 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 0 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.
Tabel 2
Rekap Perhitungan Model Zmijewski
Rekap Prediction Delisted Listed Real Delisted 21 39 60
Account: Reza Prabowo, Wibowo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 200
Listed 3 57 60 Total 96 24 120 Akurasi 65% Tipe 1 error 65% Tipe 2 error 5% Berdasarkan tabel metode Zmijewski terlihat bahwa dari total sampel 60 perusahaan yang sebenarnya Delisted, model Zmijewski memprediksi 21 perusahaan yang mengalami
Delisted dan 39 perusahaan yang mengalami Listed. Sedangkan dari 60 perusahaan yang pada
kenyataannya dikategorikan Listed, model Zmijewski memprediksi 57 perusahaan yang
Listeddan 3 lainnya Delisted. secara keseluruhan
bahwa model Zmijewski memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 78 sampel, atau tingkat akurasi sebesar 65%.
Perhitungan Model Prediksi Kebangkrutan Springate
Model Springate mempunyai standar dimana perusahaan yang mempunyaiskor Z > 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut.
Tabel 3
Rekap Perhitungan Model Springate
Rekap Prediction Delisted Listed Real Delisted 37 23 60 Listed 13 47 60 Total 50 70 120 Akurasi 70% Tipe 1 error 38% Tipe 2 error 22%
Berdasarkan tabel metode Springate terlihat bahwa dari total sampel 60 perusahaan yang sebenarnya
Delisted, model Springate memprediksi 37 perusahaan yang mengalami Delisted dan 23 perusahaan yang mengalami Listed. Sedangkan dari 60 perusahaan yang pada kenyataannya dikategorikan Listed, model Springate memprediksi 47 perusahaan yang Listeddan 13 lainnya Delisted. secara keseluruhan bahwa model Springate memiliki jumlah prediksi benar sebanyak 84 sampel, atau tingkat akurasi sebesar 70%.
Perbedaan Dalam Setiap Model
Berdasarkan pada tabel 1, 2, dan 3 maka hasil tersebut menyatakan bahwa metode yang paling akurat dalam penelitian ini adalah metode Altman. Metode Altman dapat memprediksi sampel secara akurat sebanyak 85 sampel atau 71%. Untuk model Springate tidak jauh berbeda dengan hasil dari model Altman, metode ini dapat memprediksi sampel secara akurat sebanyak 84 sampel atau 70%. Sedangkan untuk model Zmijewski cukup berbeda dengan kedua model tersebut, model Zmijewski hanya dapat memprediksi secara akurat sebanyak 78 sampel atau 65%. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dapat dibuat tabel kesimpulan sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Akurasi
No Model Tingkat Akurasi
1 Altman Z-Score 71% 2 Springate 70% 3 Zmijewski 65%
Kesimpulan
Simpulan
Dari hasil penelitian data dan analisis yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil pengujian prediksi delisting perusahaan antara model Altman, model Zmijewski, dan model Springate
2. Model Altman dapat memprediksi dengan akurat sebanyak 85 sampel dari 120 sampel yang ada sehingga model Altman memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 71%.
3. Model Zmijewski hanya dapat memprediksi dengan akurat sebanyak 78 sampel dari 120 sampel yang ada sehingga model Zmijewski hanya memiliki tingkat akurasi ketepatan sebesar 65%.
4. Model Springate dapat memprediksi dengan akurat sebanyak 84 sampel dari 120 sampel yang ada sehingga model Springate memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 70%.
Berdasarkan data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode prediktor delisting terbaik adalah metode Altman yang memiliki akurasi ketepatan sebesar 71%, selanjutnya diposisi
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 201
kedua adalah metode springate yang memiliki akurasi ketepatan tidak jauh berbeda dengan metode Altman yaitu sebesar 70%, dan diperingkat terakhir adalah metode Zmijewski yang hanya memiliki akurasi ketepatan sebesar 65%.
Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah sampel dan periode terbatas hanya 2008 – 2013
2. Perusahaan delisted yang dapat dijadikan sampel hanya perusahaan yg sudah terdapat di Bursa Efek selama 3 tahun. 3. Penelitian ini hanya menggunakan 3
model prediktor delisting, sedangkan masih ada model prediktor delisting lainnya yang sudah ditemukan
4. Penelitian ini hanya sebatas membandingkan prediksi Model Altman (Z-Score), Zmijewski (X-Score), dan Springate (S-Score), bukan menciptakan model prediksi yang baru.
Implikasi
Implikasi hasil dari penelitian ini dapat ditujukan untuk kontribusi terhadap literatur, bagi perusahaan analisis dari prediktor delisting berguna untuk mendeteksi potensi perusahaan mengalami bangkrut, dan bagi pihak investor analisis prediktor
delisting dapat menjadi pertimbangan keputusan
investasi, secara lebih terperinci yakni :
1. Kontribusi Terhadap Literatur
Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa metode yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan delisting adalah Model Altman (Z-Score). Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat lebih memperkaya lagi pengetahuan mengenai analisis prediksi
delisting .Hasil dari penelitian ini, juga
diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Dengan memperhatikan hasil dari penelitian maka diharapkan perusahaan lebih dapat memahami analisis dari prediksi delisting pada perusahaan, sehingga nantinya akan membantu perusahaan di dalam pengambilan keputusan, agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan. 3. Bagi Investor
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat membantu investor dalam menganalisis dan memutuskan apakah akan melakukan investasi
pada suatu perusahaan atau tidak. Dengan adanya hasil penelitian ini, maka diharapkan dapat membantu investor untuk dapat melihat potensi delisting pada suatu perusahaan, sehingga keputusan investasi menjadi semakin baik.
Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:
1. Periode data yang digunakan sebaiknya lebih dari tiga tahun agar lebih baik dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya ditambah sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih akurat lagi.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan model – model prediksi lain yang ada.
Daftar Pustaka
Abor, Kingsley Opoku Appiah Joshua. 2009.
Predicting corporate failure: some empirical evidence from the UK. Benchmarking: An International Journal,
Vol. 16 Iss 3 pp. 432 – 444
Adnan, Hafiz dan Dicky Arisudhana. 2010. Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-Score dan Springate Pada Perusahaan Industri Properti.Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur. Jakarta.
Altman, Edward L. 1968 . Financial Ratios,
Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy.The Journal of Finance, Vol. 23
Anggraeni, Atika dan Syamsul Hadi. 2008.
Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik (Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model, dan The Springate Model). Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
Arief. 2013. Analisis Perbandingan Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode Z- Score Altman, Springate, dan Zmijewski Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. FE Universitas Trisakti
Atmini, S. dan Wuryan, A. 2005.Manfaatlaba dan
Arus Kas untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Textile Mill Products dan Appareal and Other Textile Productsyang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII: hal
Account: Reza Prabowo, Wibowo
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 202
Avenhuis, Jeroen Oude. 2013. Testing the
generalizability of the bankruptcy prediction models of Altman, Ohlson and Zmijewski for Dutch listed and large non-listed firms.Thesis. University of Twente
Aziz, M. Adnan dan Humayon A. Dar. 2006.
Predicting Corporate Bankcruptcy: Where We Stand?. The international journal of business in society, Vol. 6 Iss 1 pp. 18 –
33
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting, ed.8. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Analisis Kritis Atas
laporan Keuangan. Yogyakarta
Harahap, Soyfan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan. Jakarta.
Haseley, Michael. 2012. An Analysis of the
Efficacy of the Altman and Springate Bankruptcy Models in Companies Listed on the Stock Exchange pf Thailand (2006-2012). Bangkok.
Ida dan Sandy Santoso. 2010. Analisis Kebangkrutan Dengan Menggunakan Metode Springate. Skripsi. Universitas
Kristen Maranatha.
Imanzadeh, Peyman., Jouri-Mehdi Maran and Petro Sepehri. 2011. A Study of the Application
of Springate and Zmijewski Bankruptcy Prediction Models in Firms Accepted in Tehran Stock Exchange. Australian Journal of Basic and Applied Sciences,
5(11): 1546-1550 . Islamic Azad University, Iran.
Kim, Yeo Hwan Choi dan Im Soo. 2013. The
Usefulness of Z-Score Model on Bankruptcy Forecast. Korea International Accounting Review Vol. 52, 2013, 12:
465-478.
Pambekti, Galuh Tri. 2014. Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, Zmijewski, Dan Grover Untuk Prediksi Financial Distress. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Purnajaya, Komang Devi Methili dan NI K. Lely
A. Merkusiwati. 2014. Analisis Komparasi
Potensi Kebangkrutan Dengan Metode Z-Score Altman, Springate dan Zmijewski pada Industri Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntasi
Universitas Udayana.
Nurhasanah. 2012. Analisis Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama dan Altman Modifikasi pada Perusahaan Sub Sektor Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.
Prihanthini, Ni Made Evi Dwi dan Maria M. Ratna Sari. 2013. Prediksi Kebangkrutan Dengan
Model Grover, Altman Z-Score, Springate Dan Zmijewski Pada Perusahaan Food And Beverage Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Bali.
Qisthi, Dafi, Suhandak, dan Siti Ragil Handayani. 2013. Analisis X-Score (Model Zmijewski)
Untuk Memprediksi Gejala Kebangkrutan Perusahaan. Universitas Brawijaya.
Rachmawati, Adelita Shanti. 2011. Pengaruh
Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Assets) Terhadap Financial Distrees (Studi pada: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Kekhususan Keuangan. Depok.
Safitri, ApriliadanUlil Hartono. 2014. UjiPenerapan Model Prediksi Financial Distress Altman, Springate, Ohlson, danZmijewskiPada Perusahaan SektorKeuangan di Bursa Efek Indonesia.JurusanManajemen,
FakultasEkonomi, UniversitasNegeri Surabaya,
Sandin, Ariel R. dan Marcela Porporato. 2008.
Corporate bankruptcy prediction models applied to emerging economies". International Journal of Commerce and Management, Vol. 17 Iss 4 pp. 295 – 311.
Sinambela, Sarton. 2009. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Makanan Dan Minuman: Dengan Pendekatan Metode Altman Pada Perusahaan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007. Majalah
Forum Ilmiah. 3(7). Fakultas Ekonomi
Universitas Mpu Tantular. Subramanyam, K. R. & Wild, John. 2010. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan ed. Baru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Taqwa, Cahaya Santika. 2012. Analisis Prediksi
Kebangkrutan Dengan Metode Springate Konvensional dan Metode Fuzzy Springate Pada Perusahaan Industri Farmasi. Universitas Gunadarma
Yoseph dan Peter. 2011. Analisis Kebangkrutan dengan Metode Z-Score Altman, Springate dan Zmijewski pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Periode 2005 – 2009. Dalam
Politeknik Negeri Jakarta, 2015
Halaman 203
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 04 Tahun ke-2 Januari-April 2011.
Zu’amah, S. 2005. Perbandingan Ketepatan
Klasifikasi Model Prediksi Kepailitan
Berbasis Akrual dan Berbasis Aliran Kas.