• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

300

PELATIHAN KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

ANAK USIA DINI PADA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

INDRIE NOOR AINI, M.Pd.

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Singaperbangsa Karawang

ABSTRACT

Early childhood is a figure of individuals who are undergoing a process of rapid development for the next life. At this time the process of growth and development in various aspects is experiencing a period of rapid. The error ECD will affect the quality of education when entering primary school, as an example that is often encountered in mathematics learning in early childhood, children are more often asked to memorize numbers, geometric shapes, various emblems and the language of mathematics, without understanding the basic concepts of mathematics , On the basis of these problems, we conduct trainings on appropriate concept in mathematics instruction in accordance with the level of the child's age. Community service activities is carried out by training with lectures, demonstrations and practical exercises. Target outcomes are expected after the implementation of the program is to improve the ability of early childhood teachers about the concept of numbers and figures, the concept of patterns and relationships, the concept of geometry and space relationships and the concept of selecting and grouping in early childhood. In the implementation of all the participants enthusiastically followed the activities well.

Keywords: mathematical concept of early childhood, early childhood education

ABSTRAK

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat. Adapun kesalahan PAUD akan berpengaruh kepada kualitas pendidikan saat memasuki sekolah dasar, sebagai contoh yang sering ditemui dalam pembelajaran matematika di PAUD, anak-anak lebih sering diminta untuk menghapalkan angka-angka, bentuk geometri, berbagai lambang dan bahasa matematik, tanpa memahami konsep dasar matematika. Atas dasar permasalahan tersebut, kami mengadakan pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara pelatihan dengan metode ceramah, peragaan, dan latihan praktek. Target luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program ini adalah meningkatkan kemampuan guru PAUD tentang konsep bilangan dan angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang dan konsep memilih dan mengelompokan pada anak usia dini. Pada pelaksanaannya semua peserta antusias mengikuti kegiatan dengan baik.

Kata kunci : konsep matematika anak usia dini, pendidikan anak usia dini

PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

Adapun kesalahan PAUD akan berpengaruh kepada kualitas pendidikan saat memasuki sekolah dasar, sebagai contoh yang sering ditemui dalam pembelajaran matematika di PAUD,

anak-anak lebih sering diminta untuk menghapalkan angka-angka, jumlah, bentuk-bentuk geometri, berbagai lambang dan bahasa matematik, tanpa memahami konsep dasar matematika. Bila demikian sangat besar kemungkinan anak akan mengalami kesulitan ketika

(2)

301

memasuki jenjang sekolah dasar. Orang tua kemudian menyadari bahwa anak mereka sesungguhnya belum memahami konsep dasar matematika. Padahal, anak sudah mulai mengembangkan konsep matematika dari berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya ketika bayi, anak tahu bahwa dia kecil sedangkan ibu dan ayahnya besar, meskipun anak belum dapat mengungkapkannya dalam bahasa lisan. Ketika berusia batita, anak tahu bahwa jika ia menumpuk suatu balok pada balok yang lain maka baloknya akan bertambah banyak, maka balok temannya lebih banyak sehingga anak ingin mengambilnya dari temannya.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Early Chilhood Education (ECE) adalah pendekatan pedagogis dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran sampai anak berusia enam tahun (Santi, 2009). Aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa dan pendidikan jasmani tidak dipelajari secara terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Orang dewasa yang sudah lebih dulu dapat menolong diri sendiri akan membantu seorang anak dalam masa perkembangannya dan diharapkan memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang masih memerlukan bantuan.

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Selain itu, PAUD dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya. Begitu pentingnya usia dini, sehingga sering dikatakan sebagai masa keemasan (Golden Age), yaitu suatu masa yang paling tepat untuk mengembangkan

seluruh kemampuan dan aspek perkembangan yang ada pada diri anak. Melalui pemberian stimulasi bagi anak yang bisa dilakukan melalui proses

pendidikan akan membantu

perkembangan seluruh aspeknya. Termasuk aspek dalam pengembangan kemampuan matematik pada anak.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkanlah guru-guru yang mengerti akan konsep pembelajaran matematika dengan tepat, karena dengan mengenal konsep matematika dengan tepat sejak usia dini diyakini akan membantu memperkuat intelektualitas anak di bangku sekolah sehingga dapat membantu anak-anak agar gemar dengan matematika. Dan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru-guru PAUD di Kabupaten Ciamis, maka perlu diadakan kegiatan yang dapat menambah wawasan guru PAUD. Kegiatan yang dimaksud adalah dengan pelatihan Pembelajaran Konsep Matematika Anak Usia Dini sesuai dengan jenjang usia anak pada Guru-guru PAUD di Kabupaten Ciamis. Kegiatan ini akan memberikan pengetahuan bagi Guru dalam mendampingi dan membimbing anak-anaknya untuk mengenalkan konsep matematika. Serta diharapkan dapat memotivasi anak untuk senang belajar serta mengurangi kesulitan yang dialami anak dalam belajar matematika kelak di kemudian hari.

PERMASALAHAN MITRA DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN

Berkenaan dengan pembelajaran mengenal konsep bilangan, ditemukan masih banyak anak yang kesulitan dalam memahami konsep matematika. Pemahaman anak masih sebatas

(3)

302

menghapal dan tidak memperhatikan pola pembelajaran sesuai dengan jenjang usia anak, sehingga ketika anak diminta untuk mengaplikasikannya kedalam Lembar Kerja Anak, cenderung verbalisme, hal ini terlihat pada saat anak dapat menyebutkan bilangan dari 1-10 bahkan lebih, tetapi saat dihadapkan pada benda kongkrit, anak tidak dapat menyesuaikan antara bilangan yang disebut dengan jumlah benda yang ditunjukan guru yang belum memahami konsep matematika yang sesuai. Hal ini terjadi karena sebagian guru hanya mengajarkan lambang bilangan dan penjumlahan tanpa memperhatikan perkembangan otak pada usia tahap perkembangan anak.

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu memberikan pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak. Pelatihan ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengajarkan konsep

yang tepat dalam pembelajaran matematika. Dalam pelatihan ini menggukan modul yang terdapat beberapa materi tentang pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep angka, pengenalan pola dan hubungan matematika dan pengenalan konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini.

TARGET

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu guru-guru PAUD mengenalkan dan mengajarkan konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika, mengembangkan sikap positif terhadap matematika dan mengembangkan kemampuan dasar dalam matematika.

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka target luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut :

Kegiatan Target

Pelatihan tentang konsep yang tepat dalam pembelajaran matematika sesuai dengan jenjang usia anak

Meningkatkan kemampuan guru PAUD yang mengikuti pelatihan mengenai :

1) Konsep bilangan pada anak usia dini 2) Konsep angka pada anak usia dini 3) Konsep pola dan hubungan pada anak

usia dini

4) Konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini

5) Konsep memilih dan mengelompokan pada anak usia dini

METODE PELATIHAN

Dalam pelaksanaan pelaihan ini, dosen-dosen dari Prodi Pendidikan Matematika FKIP UNSIKA bermitra dengan HIMPAUDI Kabupaten Ciamis. Peran HIMPAUDI Kabupaten Ciamis adalah memberikan ijin dalam penerimaan peserta pelatihan dan memberikan fasilitas

tempat pelatihan pembelajaran konsep matematika untuk anak usia dini pada guru paud yang merupakan program pengabdian masyarakat dari LPPM UNSIKA.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara pelatihan dengan metode ceramah, peragaan, dan latihan

(4)

303

praktek yang didukung dengan demonstrasi dan tanya jawab.

MATERI PELATIHAN 1. Pentingnya Matematika

Dalam kehidupan ini kita tidak pernah lepas dengan matematika, maka dari itu matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diperlukan

manusia dalam menjalankan

kehidupannya sehari-hari. Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Saat akan pergi, kita perlu mengingat arah jalan tempat yang akan didatangi, berapa lama jauhnya, serta memilih jalan yang lebih bisa cepat sampai di tujuan, dll.

Berpikir mengenai matematika tidak akan jauh membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan informasi/data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk, perkiraan dan perbandingan. Pengetahuan mengenai matematika sebenarnya sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matema-tika ditemukan dari pengalaman bermainnya. Misalnya saat membagikan permen kepada setiap temannya, menuang air dari satu wadah ke wadah lain, menghitung banyak telur yang dibutuhkan saat membuat kue, atau bertepuk tangan mengkuti pola irama. Mengenalkan Konsep matematika dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.

2. Pentingnya Mempelajari Konsep Operasi Bilangan Pada Anak Usia Dini

Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh

anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya pada jenjang pendidikan formal berikutnya. Bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan (underfined term). Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka.

Bilangan dengan angka menyatakan konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai melainkan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan. Sedangkan yang dimaksud dengan operasi bilangan pengerjaan pada nilai bilangan. Bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda (Sudaryanti, 2006:1).

Fungsi utama pengenalan matematika ialah mengembangkan aspek kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis matematik. Operasi bilangan termasuk dalam hubungan matematis, setelah anak mampu berhitung, anak akan menyampaikanya secara matematis.

Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan maka anak telah berpikir logis dan matematis, meskipun dengan cara yang sangat sederhana.

3. Prinsip-Prinsip Pengenalan Konsep Operasi Bilangan

1) Permainan berhitung diberikan secara bertahap, diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar

2) Pengetahuan dan keterampilan pada permainan berhitung diberikan

(5)

304

secara bertahap menurut tingkat kesukarannya, misalnya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dan dari sederhana ke yang lebih kompleks

3) Permainan berhitung akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri

4) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan benda sebenarnya (tiruan), menarik dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan

5) Bahasa yang digunakan di dalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak. 6. Dalam permainan

berhitung anak dapat

dikelompokkan sesuai tahap penguasa-annya yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.

6) Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. 4. Tahap-tahap Penguasaan Berhitung

Anak Usia Dini

Berdasarkan Depdiknas (2000; 7-8) dalam pedoman permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu

1) Penguasaan konsep Pemahaman dan pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan

peristiwa kongkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.

2) Masa Transisi Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, di mana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini harus dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. Misalnya, ketika guru menjelaskan konsep satu dengan menggunakan benda (satu buah pensil), anak-anak dapat menyebutkan benda lain yang memiliki konsep sama, sekaligus mengenalkan bentuk lambang dari angka satu itu.

3) Lambang Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk. 5. Kemampuan Dasar Berhitung Anak

Usia Dini

Terdapat beberapa kelompok dasar berhitung yang harus di kembangkan untuk anak usia dini yaitu:

1) Mengelompokan (classification)

Mengelompokan merupakan

kemampuan anak dalam

mengelompokan suatu benda berdasarkan sesuatu. Benda tersebut di kelompokan sesuai dengan jenisnya dalam suatu himpunan.

(6)

305

Misalnya: jenis, warna, bentuk, dan lain-lain.

2) Membandingkan (comparation)

Membandingkan merupakan

kemampuan untuk

membandingkan dua buah benda (objek) berdasarkan ukuran ataupun jumlahnya (kualitas).

3) Mengurutkan (seriation) Mengurutkan adalah kemampuan membandingkan ukuran atau kuantitas lebih dari dua benda. Cara mengurutkannya dari paling pendek ke paling panjang.

4) Menyimbolkan (symbolization)

Menyimbolkan merupakan

kemampuan dalam membuat symbol atas kuantitas berupa: angka atau bilangan, simbol tanda operasi dari sebuah proses perhitungan. 6. Aktivitas Pengenalan Konsep Operasi

Bilangan

Pembelajaran matematika

permulaan pada anak yang bertujuan untuk memahami, mengenal konsep bilangan melalui eksplorasi dengan benda-benda konkret sebagai pondasi yang kokoh bagi anak dalam mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya (Alimin, 1996:36).

Tambah, kurang, bagi dan kali merupakan operasi bilangan yang sangat dasar. Kemampuan anak usia dini untuk

menambah, mengurang dan

membandingkan sudah baik. Sebaiknya operasi bilangan diperkenalkan setelah anak memahami bilangan dan angka. Anak usia dini dapat belajar memahami operasi bilangan dengan cara yang amat sederhana dengan melalui kegiatan bermain.

Beberapa aktivitas pengenalan konsep konsep operasi bilangan pada anak usia dini antara lain sebagai berikut: 1) Bermain Bowling

Bowling (bola gelinding) adalah olah raga di dalam ruangan yang

dilakukan dengan cara

menggelindingkan bola khusus pada sebuah jalur untuk merobohkan pin (gada) yang berderet-deret (dalam ensiklopedia, 2005:93). secara garis besar perlengkapan bowling terdiri dari 3 unsur yaitu bola, jalur dan gada.

Metode bermain bowling adalah suatu permainan melempar bola dengan jarak kurang lebih 18,3 meter akan tetapi dalam permainan bowling anak ini yang digunakan yaitu dengan jarak dekat. Permainan bowling dengan jarak yang jauh menjadikan anak akan merasa kesulitan karena dalam pelemparan anak tidak sampai.

Dalam permainan bowling ini, anak diberi diberi kesempatan beberapa kali lemparan. Anak menggelindingkan bola kea rah Pin (gada) yang disusun berderetan sebanyak 5 buah, jika pada lemparan pertama anak berhasil menjatuhkan 3 bola dan langsung dihitung, kemudian pada kesempatan ke 2 anak misalnya berhasil menjatuhkan 4 bola, maka kumpulkan semua pin yang berhasil dijatuhkan

anak dan terakhir anak

menjumlahkannya.

Selain itu, dengan konsep berbeda pengenalan bilangan juga dapat dilakukan dengan Permainan bowling aritmatika. Model permainan ini terdiri dari 10 frame, setiap untuk satu frame dengan angka tertinggi 10 setelah

melakukan lemparan kedua

(7)

306

lemparan pertama yang jatuh adalah frame no. 5 dan lemparan kedua yang jatuh adalah frame no. 4 maka hasil yang akan dicapai adalah 4 + 5 adalah 9. Angka sembilan itu merupakan penjumlahan dari angka 4 ditambah angka 5 maka hasilnya adalah angka 9. Anak diberikan lemparan dengan 2 kali kesempatan melempar. Adapun contoh permainan bowling terdiri dari 10 frame apabila bola dapat menjatuhkan semua pin maka akan diulangi atau mengulang melempar atau tidak akan diberi nilai dan apabila dalam melempar maka pin yang jatuh satu atau dua maka pin yang jatuh tersebut akan dijumlahkan.

2) Menghitung inventaris kelas: Menjumlah di bawah lima

Alat dan bahan: Benda-benda yang ada di kelas. Prosedur: Ajak anak untuk menghitung bersama-sama, “satu”, “dua”, “tiga”, dan seterusnya untuk mengingatkan anak tentang bilangan. Ajak anak bekerja dalam kelompok 3-4 anak. Beri tugas tiap kelompok untuk menghitung benda-benda yang ada di kelas/TK misalnya sebagai berikut: Kelompok A menghitung banyaknya kursi yang ada di kelas. Kelompok B menghitung banyaknya jendela yang ada di kelas. Kelompok C menghitung banyaknya gambar yang ada di kelas, dst. Suruh siswa untuk melaporkan hasilnya di kelas. Beri persoalan pada anak, seperi berapa banyaknya jendela ditambah kursi. Assesmen. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak berlatih menghitung dan menyampaikannya dengan bahasa matematis, jadi jangan dinilai dari benar atau tidaknya jumlah yang sesungguhnya. Contoh

pertanyaan: Bagaimana kamu menghitungnya sehingga kamu menemukan bahwa di kelas adaa 15 kursi?

3) Cerita Binatang

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam penjumlahan, pengurangan. Selain itu melalui kegiatan bercerita dapat mengembangkan aspek kemampuan bahasa anak.

Tema dan/ sub tema : binatang dan kehidupan di hutan

Kompetensi : bilangan dan operasional bilangan

Tujuan : memahami makna operasi dan bagaimana operasi itusaling berhubungan

Indikator :

a. memahami berbagai makna penambahan dan pengurangan bilangan bulat dan hubungan-hubungan antara ke dua operasi b. Memahami efek-efek penambahan

dan pengurangan bilangan bulat Media pembelajaran : Maket hutan, miniature binatang, lembar kerja anak, gambar binatang, lem dan spidol Langkah-langkah pelaksanaan

a. Guru menyediakan maket hutan yang telah dibuat

b. Guru menceritakan tentang kehidupan binatang yang tinggal di hutan (dalam cerita tersebut, guru mengenalkan konsep-konsep penjumlahan. Misalnya seekor gajah sedang asik bermain di tepi hutan, tiba-tiba dating dua ekor temannya ingin bergabung untuk turut bermain. Berapa jumlah gajah sekarang?)

c. Setelah menyimak cerita yang disampaikan guru, anak-anak

(8)

307

mengerjakan lembar kerja penjumlahan berdasarkan cerita yang mereka simak dengan cara menempel gambar binatang sesuai dengan jumlahnya dan menuliskan angkanya.

4) Kegiatan Penambahan

Alat dan bahan: Benda-benda seperti biji-bijian dan manic-manik, serta jari tangan. Prosedur:

a. Mintalah anak menghitung jari tangan kirinya, tanyakan berapa banyak (tentu jawabnya lima). b. Tanyakan berapa banyak jika lima

ditambah dengan dua? Biasanya anak akan menghitung dari satu. c. Latih siswa untuk memulai dari

lima, biasanya dengan cara menyimpan tangan kiri (lima) ke belakang badan. Jadi cara menghitunganya adalah: lima, enam, dan tujuh.

d. Ganti penambahan, seperti lima ditambah satu, tiga, empat, dan lima

e. Gunakan benda-benda yang lain untuk mengganti jari tangan, sampai anak paham cara menghitung bilangan berbasis lima.

Assesmen: Beri anak persoalan seperti di atas dengan benda-benda lainnya untuk menunjukkan bahwa ia memahami cara menghitung benda berbasis lima.

5) Skenario Kegiatan Pengurangan Alat dan bahan: bola atau kelereng yang berukuran sama.

Pelaksanaan:

a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk

memperkenalkan konsep

pengurangan pada anak. Contoh:

b. Mintalah anak untuk mengambil 5 bola.

c. Kemudian dikurangi 2 bola., tanyakan pada anak berapa sisa bola yang ia bawa.

d. Permainan ini dapat dilakukan dengan lagu yang bertemakan tentang pengurangan.

e. Selain bola permainan ini dapat menggunakan lidi, kelereng, korek api, pensil, batu dan lain-lain. 6) Skenario Kegiatan Perkalian

Alat dan bahan : anak (praktek langsung)

Pelaksanaan :

a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk memperkenalkan konsep perkalian pada anak.perkalian pada anak ini merupakan penjumlahan berulang. Contoh:

b. Mintalah 1 anak maju ke depan, kemudian 1 anak lagi maju ke depan dan 1 satu anak lagi maju kedepan.

c. Selanjutnya mintalah anak untuk menjumlahkan jumlah kaki anak yang ada di depan kelas.

Permainan ini dapat dilakukan dengan bernyanyi. Selain itu contoh lain yang dapat digunaka adalah meminta 3 anak maju kedepan, kemudian datang lagi 3 orang, dan maju lagi 3 anak. Anak diminta untuk menghitung berapa jumlaah anak yang maju ke depan. 7) Skenario Kegiatan Pembagian

Alat dan bahan : buah apel atau permen Pelaksanaan :

a. permainan ini merupakan cara praktis dan sederhana untuk

memperkenalkan konsep

(9)

308

b. Jelaskan kepada anak bahwa ada banyak benda yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar, sehingga dapat dibagikan dua kawan atau lebih. c. Potong sebuah apel menjadi 2

bagian, tanyakan kepada anak berapa teman yang dapat menerima potongan tersebut. d. Potong apel itu menjadi 4 bagian.

Tanyakan kepada anak, sekarang berapa kawan yang akan menerima potongan apel itu.

Selain itu apabila merasa ini mudah gunakan buah jeruk. Pisahkan semua bagian sebuah jeruk dan mintalah ia untuk menghitungnya. Atau cobalah berikan seuntai buah anggur dan minta anak untuk membaginya menjadi dua sehingga masing-masing mempunyai jumlah anggur yang sama. Untuk kegiatan pembagian yang menggunakan permen dapat dilakukan dengan cara membagi permen kepada anak sama banyak. 7. Mengembangkan Konsep Angka

Pada Anak Usia Dini

Konsep angka dikembangkan melalui 3 tahap:

1) Menghitung. Tahap awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang. Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi, permainan jari, dll yang menggunakan angka. 2) Hubungan satu-satu. Maksudnya

adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.

3) Menjumlah, membandingkan dan simbol angka.

Ketika orangtua meminta anak mengambilkan 3 buah biskuit, dan anak membawa 3 buah biskuit. Anak tersebut mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa kalau menghitung 3 biskuit dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka, yaitu:

a) Meminta anak menghitung jumlah cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh dengan pasir.

b) Meminta anak menghitung jumlah balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat anak.

8. Mengembangkan Konsep Pola Dan Hubungan Pada Anak Usia Dini

Tujuan mengenalkan pola dan hubungan pada anak usia dini tahun adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan dari kelanjutan pola. Beberapa contoh kegiatan yang bisa

dilakukan orangtua untuk

mengembangkan pola dan hubungan pada anak:

a) Mengajak anak bermain menyusun antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam, merah, hitam, merah, hitam

b) Mengajak anak bermain membuat rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih, biru, hijau.

(10)

309

9. Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri Dan Ruang Pada Anak Usia Dini

Anak belajar mengenal bentuk-bentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri, mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang belajar tentang bangun datar dan bangun ruang serta kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk seder-hana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk geometri.

Beberapa contoh kegiatan yang bisa

dilakukan orangtua untuk

mengembangkan hubungan geometri dan ruang pada anak:

a) Mengajak anak bermain meniup busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada bagian ujungnya sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan. Ajak anak mengamati bahwa bentuk gelembung-gelembung sabun yang ditiup anak seperti bentuk lingkaran.

b) Sediakan kardus-kardus bekas (obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas warna, dll. Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat bermainnya menggunakan barang-barang bekas tersebut.

10. Mengembangkan Konsep

Pengukuran Pada Anak Usia Dini Anak belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi

mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita, sepatu, dll. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding, penggaris, skala, termometer.

Beberapa contoh kegiatan yang bisa

dilakukan orangtua untuk

mengembangkan pengukuran pada anak: a) Mengajak anak mengukur panjang

dan lebar rak mainan menggunakan balok unit.

b) Mengajak anak menghitung jumlah cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah ember kecil.

11. Mengembangkan Konsep

Pengumpulan, Pengaturan Dan Tampilan Data Pada Anak Usia Dini

Pada awalnya anak mulai memilih benda tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan dengan tujuan, misalnya berdasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap yang lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel, misal berdasarkan warna dan bentuk, atau warna, bentuk dan ukuran.

Pengetahuan tentang grafik merupakan bentuk perluasan dari memilih dan mengelompokan. Membuat grafik merupakan cara anak untuk menampilkan bermacam-macam informasi/data dalam bentuk yang berlainan. Misalnya anak membuat grafik sederhana tentang jenis sepatu yang dipakai anak. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengumpulan, pengaturan dan tampilan data pada anak:

(11)

310

a. Mengajak anak mengumpulkan

bermacam-macam

daunan-daunan. Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut. Setelah itu, buatlah daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok daun. b. Mengajak anak membuat grafik

tentang keadaan cuaca setiap hari dalam 1 bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan ini diikuti oleh 46 peserta dari berbagai lembaga di lingkungan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis. Kegiatan dilaksankan sebanyak 8 JP. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh dua orang tim pengabdi dengan masing-masing materi pembahasan. Adanya keterbatasan waktu mengakibatkan demonstrasi alat peraga sederhana materi tidak dilakukan secara detail.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi pembahasan dengan melibatkan peserta melalui pembahasan materi pada modul yang telah disediakan oleh tim pengabdi secara bersama-sama, selanjutnya diadakan tanya jawab dan demonstrasi alat peraga sederhana. Selama kegiatan berlangsung, diselingi dengan ice break yang berhubungan dengan PAUD, agar peserta lebih bersemangat dalam mengikuti pelaihan serta peserta terlibat langsung dalam setiap sesi materi.

Dari pengamatan selama kegiatan berlangsung dapat dijelaskan bahwa motivasi dan partisipasi peserta sangat signifikan positif, indikatornya adalah

pelatihan diikuti oleh 40 lebih peserta, sedangkan targetnya adalah hanya 30 orang. Dengan adanya motivasi tersebut, kami selaku tim pengabdian merasa bahwa pelatihan yang dilaksanakan mencapai target ideal. Kemudian adanya perubahan saat pembelajaran tentang konsep matematika, guru yang sudah mengikuti pelatihan bisa mengaplikasikan pengetahuan yang didapat saat pelatihan. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjelasan pada pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini telah dilaksakan dengan lancar dan hasil yang cukup baik. Sambutan yang sangat baik dari pihak mitra serta peserta yang mengikuti kegiatan ini. Para guru PAUD menyadari pentingnya memiliki kemampuan tentang pengenalan konsep bilangan, pengenalan konsep angka, pengenalan pola dan hubungan matematika dan pengenalan konsep hubungan geometri dan ruang pada anak usia dini. Berdasarkan evaluasi terhadap program pelatihan ini, diharapkan guru dapat dengan mudah menyampaikan konsep matematika pada anak usia dini sesuai dengan jenjang umurnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Rosda.

Dimyati dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

OECD. (2009). Learning Mathematics for Life – A View Perspective for PISA.

(12)

311

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Santi, D. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini -Antara Teori dan Praktek-. Jakarta: Indeks.

Shadiq, F. (2009). Aplikasi Teori Belajar. Yogyakarta: Depdiknas, P4TK Matematika Yogyakarta.

Sujiono, Y. N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Referensi

Dokumen terkait

Dari segi peran dosen, keteladanan menjadi komunikasi yang efektif dalam mengembangkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa; dosen perlu menekankan daya kritis pada

Sinergi Program Bank Wakaf mikro dengan Qardhul Hasan adalah utang yang dapat diberikan baik dalam bentuk uang atau dalam bentuk barang yang dipinjam, seperti mobil,

Kemungkinan metronidazol dapat inaktif oleh bakteri vagina, sehingga pemberian amoksisilin 250 mg 3 kali sehari atau eritromisin 250 mg 4 kali sehari selama 5-7 hari dapat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

Pada perkembangan yang sama, Badan Anggaran DPR mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah mengusulkan pembangunan gedung dan belum tahu proyek tersebut masuk dalam

MSAN adalah generasi terbaru dari sistem jaringan akses multi layanan yang mana dapat. menyediakan berbagai macam layanan melalui satu platform yang

Pengaruh limbah domestik terhadap kualitas perairan Danau Toba studi kasus Desa Marbun Toruan, Desa Napitupulu Bagasan, Kelurahan Pangururan telah diteliti pada bulan

dapat diketahuibahwa untuk masing – masing variabel pada penelitian ini yaitu tekanan ketaatan, independensi, pengalaman, locus of control, persepsi etis,