• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemil"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PEMILIHAN PROYEK JARINGAN AKSES

MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE BERDASARKAN

METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

(Studi Kasus: PT ZTE Indonesia)

TESIS

Oleh

GUSTAV BERNUAR

55407120002

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

ABSTRAKSI

NGN (Next Generation Network) atau jaringan telekomunikasi masa depan adalah sebuah

model jaringan baru yang berbasis Internet Protokol (IP) dalam melayani produk produk

seperti voice, multimedia, video dan sebagainya. Dulu circuit switch di gunakan dalam

teknologi PSTN sangat di andalkan, namun kini pamornya sudah mulai memudar ketika

dihadapkan dengan fenomena jaringan wireless dan voice over packet. Ketersediaan

Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN : Multi Service Access Network) sebagai menjadi

sangat penting ketika sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi (operator

telekomunikasi) ingin menggelar jaringan NGN di wilayah operasionalnya. Jaringan Akses Multi Layanan merupakan solusi pendukung yang sesuai dengan standar industri

pada bagian-bagian didalam arsitektur jaringan NGN.

PT ZTE Indonesia sebagai perusahaan subsidiary ZTE Corporation merupakan

produsen perangkat jaringan akses (vendor telekomunikasi) dan juga melakukan

pekerjaan instalasi perangkat bagi operator telekomunikasi negara-negara di dunia,

termasuk salah satunya Indonesia. Dalam pelaksanaannya, PT ZTE Indonesia masih

menghadapi kendala dalam pemilihan proyek-proyeknya terutama dalam

mengkalkulasikan perhitungan prioritas pemilihan antar proyek. Dampak langsung yang

terlihat jelas adalah keuntungan yang tidak terlalu signifikan atau kemungkinan kerugian

dari sebagian proyek-proyek yang dimenangkan tersebut.

Kajian terhadap permasalahan tersebut meliputi identifikasi masalah, proses

pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP

(Analytic Hierarchy Process) didukung software Expert Choice dan memberikan

kesimpulan terhadap hasil analisa data berupa rancangan program persiapan proses tender

yang ditunjang dengan rencana implementasi, pemantauan dan komitmen manajemen

diharapkan dapat mengatasi masalah diatas sehingga sasaran proyek dan tujuan

(3)

ABSTRACT

NGN (Next Generation Network) or the future of telecommunications networks is a new

network model based on Internet Protocol (IP) in the service product such as voice,

multimedia, video and so on. First circuit switches used in PSTN technology is the

reliable, but are now already beginning to fade the reputation when confronted with the

phenomenon of wireless networks and voice over packet. Availability of Multi-Service

Access Network (MSAN: Multi Service Access Network) as the becomes very important

when a company's telecommunications service provider (telecom operator) wants to hold

NGN networks in the operational area. Multi Service Access Network is a support

solution in accordance with industry standards in those parts in the NGN network

architecture.

PT ZTE Indonesia as subsidiary company ZTE Corporation is the manufacturer of the

access network device (vendor telecommunications) and also do installation work for

telecommunication operators in the countries of the world, including one Indonesian. In

practice, PT ZTE Indonesia still faces obstacles in the selection of projects, especially in

the calculation to calculate inter-project selection priorities. Direct impacts are obvious

benefits that are not too significant or possible loss of some of the projects that won it.

The study of these issues include identification of issues, the process of data collection,

followed by data processing using the method of AHP (Analytic Hierarchy Process)

Expert Choice software support and provide conclusions on the results of data analysis

preparation program design tendering process supported by the implementation plan,

monitoring and commitment management is expected to overcome the above problems so

(4)

PENGESAHAN TESIS

Judul Tesis : Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan

Akses Menggunakan Expert Choice Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy

Process (Studi Kasus : PT ZTE Indonesia)

Nama : Gustav Bernuar

NIM : 55407120002

Program : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

Konsentrasi : Manajemen Telekomunikasi

Tanggal :

Mengesahkan.

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro

Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus

Pembimbing Utama

(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

seluruh tulisan dan pernyataan dalam Tesis ini :

Judul Tesis : Analisa Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan

Akses Menggunakan Expert Choice Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy

Process (Studi Kasus : PT ZTE Indonesia)

Nama : Gustav Bernuar

NIM : 55407120002

Program : Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

Konsentrasi : Manajemen Telekomunikasi

Tanggal :

Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan

bimbingan Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program Studi

Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.

Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister pada pogram sejenis di

perguruan tinggi lain. Semua informasi, data dan hasil pengolahannya yang digunakan,

telah dinyatakan secara jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenarannya.

Jakarta, 13 Januari 2010

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisa Sistem Penunjang

Keputusan Pemilihan Proyek Jaringan Akses Menggunakan Expert Choice

Berdasarkan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus : PT ZTE

Indonesia)” tepat pada waktunya.

Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Jurusan Manajemen Telekomunikasi di Fakultas Teknik

Elektro Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini

terlaksana dengan adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Iwan Krisnadi, MBA., selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan

tesis ini.

2. PT. ZTE Indonesia, yang telah bersedia untuk menjadi tempat studi kasus dalam

penelitian dan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tesis.

3. Keluarga dan sahabat atas dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini dengan baik.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jakarta, 13 Januari 2010

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ………...……….. i

ABSTRACT. ………...……….………… ii

LEMBAR PENGESAHAN....………..………...……….………… iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN..…………...……….……...…… iv

KATA PENGANTAR...………...……….………… v

DAFTAR ISI ………...………...….………… vi

DAFTAR GAMBAR ………...…………...……… vii

DAFTAR TABEL ………...………...……….…… viii

SINGKATAN ..…...………...……….…….…… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………...………..……… 1

1.2. Identifikasi Permasalahan ………...………..……… 2

1.3. Pembatasan Masalah ………...………..………... 3

1.4. Tujuan Penelitian ………...………….…...……… 4

1.5. Manfaat Penelitian ………...…………....……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Profil Perusahaan ………...…… 5

2.2. Teknologi dan Produk Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN) ……..…...…… 7

2.3. Proyek Jaringan Akses Multi Layanan (MSAN) PT ZTE Indonesia ……...…. 10

2.4. Analityc Hierarchy Process (AHP) …..………....……..…. 14

2.5. Penggunaan Metode AHP……… ……….……..…. 18

2.6. Expert Choice……...…… ………...…….……..…. 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ...………...…...…….. 28

3.2. Software Tools yang digunakan...………...…...…...……... 28

3.3. Metode Pengumpulan Data………...………...………. 29

3.4. Proses Penentuan Prioritas ………...………...……… 30

3.5. Metode Analisis ……...………...………...……….. 30

3.6. Keterkaitan Data dan Analisis terhadap metode AHP & Expert Choice... 31

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Perhitungan Menggunakan Metode AHP ………...……….. 32

4.2. Perhitungan Menggunakan Perangkat lunak Expert Choice ...……….45

(8)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.....……….……...……. 66

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Platform Universal MSAN ...………...8

Gambar 2.2 ZXMSG5200 tipe indoor ...……….……...8

Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT 40E ....……….………...9

Gambar 2.4 ZXMSG5200 OUT 20E ....……….……...9

Gambar 2.5 Solusi dari MSAN ZTE ...……….……...10

Gambar 2.6 Sistem Konfigurasi MSAN ....………....………...12

Gambar 2.7 Ilustrasi Kendala Pengambilan Keputusan...…….………...14

Gambar 2.8 Hierarki Analitik ...…………....……….………...16

Gambar 2.9 Struktur Hierarki pada Expert Choice ………...23

Gambar 2.10 Tampilan Kriteria-kriteria.………...……….………...23

Gambar 2.11 Tampilan Inkosistensi.... ....………..……...27

Gambar 2.12 Sintesis Prioritas....…….……...………...……...………...………...27

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Table of Services MSAN...13

(11)

DAFTAR SINGKATAN

AHP Analityc Hierarchy Process

ALU Additional Line Unit

CI Consistency Index

CR Consistency Ratio

DDN Digital Distribution Frame

EC Expert Choice

EMS Element Management System

EPON Ethernet Passive Optical Network

ISDN Integrated Services Digital Network

IP Internet Protokol

ISP Inside Plan

MSAN Multi Services Access network

NGN Next Generation Network

OSP Outside Plan

PC Personal Computer

POTS Plain Old Telephone System

RK Rumah Kabel

RKS Rencana Kerjasama

TeNOSS Telkom National Operation Support System

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I………...69

Lampiran II...………...86

Lampiran III…….………...95

Lampiran IV………...116

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan terhadap jaringan telekomunikasi berbasis IP (Internet

Protocol) di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang signifikan, oleh karena itu

permintaan terhadap jaringan akses yang berbasis IP juga meningkat sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. Kebutuhan terhadap jaringan akses multi layanan (MSAN) dari

operator telepon bergerak lebih cepat dibandingkan dengan penyedia jasa internet. Untuk

masa depan, orang akan lebih banyak mengakses internet melalui telepon bergerak dan

tidak lagi lewat komputer pribadi (PC). Selain itu, peningkatan jumlah pelanggan serta

perkembangan teknologi itu sendiri juga akan mendorong operator telekomunikasi untuk

mulai menyediakan kapasitas kecepatan dalam jumlah besar. Para operator juga harus

mulai menggunakan jaringan NGN (Next Generation Network) yang mampu memenuhi

akan kebutuhan karena jika melihat trendnya, telepon tanpa kabel generasi mendatang

akan menyediakan aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kapasitas dalam jumlah besar,

termasuk untuk internet.

Operator membutuhkan jaringan akses multi layanan (MSAN) yang mampu memberikan

kapasitas dalam jumlah lebih besar. Jika hanya mengandalkan jaringan tanpa kabel

(wireless), seperti yang selama ini digunakan oleh para operator di Indonesia, mereka

akan tertinggal. Untuk mengantisipasi itu, para operator harus melakukan up-grade

jaringan aksesnya. Jaringan ini, harus mampu membawa traffic suara, video, dan data

sebanyak-banyaknya sesuai yang dibutuhkan konsumer dan konsumer bisnis sehingga

umumnya serat optik tidak dibangun di jalan-jalan kecil, melainkan jalan besar yang

membutuhkan informasi yang lebar. Dengan kata lain jaringan akses multi layanan

sekarang sudah menjadi tumpuan bagi infrastruktur utama yang berada di belakang

kelancaran arus informasi di negeri ini.

Terkait dengan kebutuhan pembangunan jaringan akses multi layanan yang meningkat,

sebuah perusahaan kontraktor telekomunikasi (vendor) berusaha memenangkan tender

untuk mendapatkan beberapa permintaan pekerjaan dari satu maupun beberapa operator.

(14)

dengan hasil maksimal juga besar. Hal yang paling dekat adalah harga perangkat yang

ditawarkan oleh vendor kurang kompetitif, ruang lingkup pekerjaan yang tidak bisa

dipenuhi, dan lain-lain. Dalam kondisi yang demikian, penting bagi sebuah perusahaan

vendor untuk mempertimbangkan dengan matang ketika akan mengikuti sebuah tender

dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya terhadap semua elemen yang berkaitan,

untuk mendapatkan proyek yang memang dipandang perlu untuk dimenangkan.

Dengan melihat aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang lingkup

pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh

operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator, mencoba memberikan

usulan dengan menganalisa aspek-aspek yang terkait, sehingga diharapkan vendor

mampu menentukan proyek yang diinginkan secara efektif dan efisien, sehingga

keuntungan dari proyek dapat tercapai.

Semua informasi itu disampaikan secara jelas dan lengkap di dalam dokumen tender yang

disebut dengan dokumen RKS (Rencana Kerjasama). Disamping informasi yang

disampaikan secara tertulis oleh operator, terdapat juga informasi yang sifatnya tidak

tertulis seperti informasi tentang jumlah anggaran untuk proses tender tersebut, dimana

informasi itu sangat penting untuk memprediksi seberapa besar nilai kontrak, kemudian

nilai strategis dari tender yang ada terkait dengan peluang ekspansi kedepannya.

Dengan kondisi demikian penting bagi PT. ZTE Indonesia untuk mempertimbangkan dan

mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dalam rangka memenangkan tender

tersebut. Dari beberapa tender yang ada, akan ditentukan prioritas yang sesuai dengan

target pencapaian dan perencanaan bisnis dari PT. ZTE Indonesia itu sendiri, sehingga

diharapkan PT. ZTE Indonesia mampu mengelola tender secara efektif dan efisien, dan

tujuan perusahaan dapat tercapai

1.2. Identifikasi Permasalahan

PT ZTE Indonesia memiliki beberapa kontrak pekerjaan pembangunan jaringan akses

multi layanan (MSAN) dengan operator di Indonesia. Dari keterikatan beberapa kontrak

tersebut, PT ZTE Indonesia menemui kendala dalam penentuan pemilihan

(15)

pemecahan masalah terhadap aspek penentuan strategi harga, metode pembayaran, ruang

lingkup pekerjaan, dan penetapan prioritas dalam pemilihan proyek yang ditawarkan oleh

operator berdasarkan aturan tender pada masing-masing operator.

Berawal dari permasalahan di atas, mencoba untuk memberikan sebuah solusi melalui

kegiatan penelitian ini. Kajian dalam penelitian ini meliputi identifikasi masalah, proses

pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode AHP

(Analytic Hierarchy Process) didukung software Expert Choice dan memberikan

kesimpulan terhadap hasil analisa data berupa rancangan program persiapan proses tender

yang ditunjang dengan rencana implementasi, pemantauan dan komitmen manajemen

diharapkan dapat mengatasi masalah diatas sehingga sasaran proyek dan tujuan

perusahaan dapat tercapai.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini, memberikan batasan masalah agar pembahasan tidak

terlalu meluas, dan diharapkan bisa fokus terhadap pokok permasalahan. Berikut adalah

batasan-batasan yang diberikan oleh :

a. Penelitian dikhususkan pada proyek pembangunan jaringan akses multi layanan

menggunakan perangkat MSAN, sehingga pembahasan diluar itutidak dilakukan.

b. Penelitian dilakukan untuk proses pre sales, yaitu proses sebelum tender itu

dimenangkan.

c. Penelitian dilakukan dengan mengambil studi kasus di PT. ZTE Indonesia,

sehingga penulisan didasarkan pada kondisi perusahaan yang terkait.

d. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan tender yang dilakukan oleh

operator-operator yang ada di Indonesia.

(16)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk :

a. Menentukan pemilihan prioritas dari sebuah proyek jaringan akses multi layanan

MSAN dari beberapa operator, ditinjau dari faktor-faktor yang menjadi

pertimbangan dalam memenangkan tender bagi PT. ZTE Indonesia, yang pada

akhirnya akan membuat proses tender maupun tahap implementasi dapat berjalan

dengan baik.

b. Memberikan usulan bagi PT. ZTE Indonesia agar mampu mengelola

tender-tender yang ada dengan baik.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang dapat dijadikan sebagai masukan

bagi PT. ZTE Indonesia, yaitu:

a. Memberikan nilai tambah bagi PT. ZTE Indonesia dalam berkompetisi dengan

vendor lain.

b. Memberikan pedoman bagi PT. ZTE Indonesia dalam membaca peluang dari

(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Profil Perusahaan

PT. ZTE Indonesia adalah perusahaan PMA yang merupakan salah satu cabang dari ZTE

Corporation yang berpusat di Shen Zhen, China. ZTE kepanjangan dari Zhong Xing

Telecommunication. PT ZTE Indonesia mulai berdiri pada tahun 2000 dengan kantor

pertama di Gedung The East Lt. 26, Jl. Lingkar Mega Kuningan Kav. E 3.2 No. 1 Jakarta

12950, Indonesia.

PT. ZTE Indonesia merupakan salah satu vendor telekomunikasi yang menyediakan

layanan perangkat dan jasa telekomunikasi. Produk yang dihasilkan ZTE pada dasarnya

terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Produk yang berupa perangkat keras untuk pembangunan infrastruktur

telekomunikasi. Contoh: perangkat BSS, BTS, BSC untuk infrastruktur jaringan

seluler dan perangkat SOFTSWITCH & MSAN untuk infrastruktur jaringan

transmisi akses.

2. Produk terminal yang berupa handset dan telepon. Contoh: Modem, handpone,

perangkat untuk antena wireless, USB dan lain-lain.

2.1.1. Sejarah PT. ZTE Indonesia

ZTE didirikan di China pada tahun 1985 dan mengawali produksi pertama berupa switch

dengan kapasitas kecil. Setelah tahun 1987 ZTE mulai membuat lembaga riset dan

development untuk pengembangan produk baru. Setelah tahun 1992 ZTE mulai

memfokuskan diri untuk mengarahkan produknya ke arah produk telekomunikasi.

Mulai tahun 1993 ZTE memfokuskan diri pada penjualan produk dengan market utama di

China, kemudian ZTE juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah China dan

kemudian dijadikan sebagai salah satu BUMN pemerintah China. Pada tahun 1996 ZTE

meningkatkan perkembangan produknya tidak hanya di switch saja tetapi juga produk

(18)

Daerah pertama kali yang dijadikan pasar utama ZTE adalah Pakistan, kemudian ZTE

mendirikan kantor cabang di Pakistan. Setelah itu ZTE lebih fokus melakukan perluasan

market ke arah Asia, Afrika dan Eropa. Pada tahun 1997 ZTE mulai go public. ZTE

mulai mengembangkan market di Indonesia pada tahun 2000 dengan mendirikan

cabangnya di Jakarta dengan nama PT. ZTE Indonesia.

2.1.2. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Visi PT. ZTE Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Memberikan solusi bagi customer terkait dengan masalah Telekomunikasi dan IT.

b. Memberikan kesejahteraan kepada pegawai.

c. Meningkatkan pendapatan perusahaan dan keuntungan para shareholder.

Ketiga visi utama ZTE tersebut terungkap dalam semboyannya yaitu Talking To The

Future

Misi PT. ZTE Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Tahun 2009 ZTE menjadi perusahaan pemimpin dalam penyedia jasa dan

perangkat industri telekomunikasi.

b. Tahun 2015 ZTE menjadi pemimpin market di dunia telekomunikasi.

Untuk mewujudkan visi dan misi ZTE menerapkan beberapa kebijakan terhadap pegawai

yaitu sebagai berikut :

a. Pegawai ZTE akan mendapatkan training sebelum mulai bekerja dengan fasilitas

peralatan yang lengkap serta diserta praktek secara langsung sehingga ketika

sudah mulai bekerja masalah human error bisa dikurangi..

b. ZTE memberikan kebijakan terhadap pegawainya dengan system penilaian

kemampuan tiap individu dalam bekerja. Dengan system rewards dan punishment

ZTE memberlakukan system tersebut terhadap pegawainya sehingga kemampuan

(19)

c. Dengan etos dan semangat “ Only the best people “, ZTE memiliki pegawai

dengan usia muda dan produktif dengan rata-rata umur 30 tahun.

d. Dengan penyediaan pelatihan yang berkelanjutan, ZTE memberikan kesempatan

pengembangan karir dan motifasi diri terhadap pegawainya.

2.2Teknologi dan Produk Jaringan Akses Multi Layanan PT ZTE Indonesia

ZTE memiliki perangkat MSAN yang dapat memenuhi kebutuhan industri dengan

arsitektur standar dengan layer NGN, dimana komunikasi antar elemen – elemennya pada

layer dengan standar interface yang berbeda dengan mencapai sistem yang stabil dan

fleksibel. Dengan kemampuan perangkat MSAN ZTE sangat mudah untuk dioptimisasi

perangkatnya untuk memenuhi kebutuhan diatas tersebut.

MSAN adalah generasi terbaru dari sistem jaringan akses multi layanan yang mana dapat

menyediakan berbagai macam layanan melalui satu platform yang universal. Artinya

bahwa beberapa operator tidak perlu lagi membangun berbagai macam jenis jaringan

akses contohnya satu untuk POTS, satu untuk data dan yang lain untuk video; operator

hanya butuh membangun sebuah jaringan akses yang dapat mengakses berbagai macam

layanan, termasuk layanan terbaru kedepannya. Hanya dengan membangun sebuah

jaringan akses melalui MSAN, para operator dapat memotong sebagian biaya investasi

dan bisa memfokuskan untuk memberikan kualitas layanan yang terbaik kepada

pelanggan dengan biaya investasi yang terpotong tersebut. Dibandingkan dengan

Jaringan Akses yang tradisional , MSAN mengadopsi arsitektur bus multi layanan dan

built-in teknologi MSTP technology untuk menyediakan kemampuan multi akses

layanan. MSAN benar-benar mewujudkan akses multi layanan pengguna, transmisi multi

layanan yang kompak dan konvergensi multi layanan. Sehingga sangat mudah untuk

menyediakan layanan POTS, ISDN, DDN, xDSL , EPON ,dan layanan berbasis IP

(20)

Gambar 2.1: Platform Universal MSAN1

Jenis-jenis produk jaringan akses multi layanan MSAN PT ZTE Indonesia :

1. ZXMSG5200: Standar untuk tipe indoor (kabinet 19D06H20)

Gambar 2.2 ZXMSG5200 tipe indoor2

1

Sumber : Dokumen Proposal Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)

(21)

2. ZXMSG5200: OUT40E

Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT40E3

3. ZXMSG5200: OUT20E

Gambar 2.4 ZXMSG5200 OUT20E4

3

Sumber : Dokumen Spesifikasi Teknis, PT ZTE Indonesia untuk Proyek Pengadaan Dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM)

(22)

Gambar 2.5 Solusi dari MSAN ZTE5

2.3. Proyek Jaringan Akses Multi Layanan PT ZTE Indonesia

Adapun beberapa proyek pembangunan jaringan akses multi layanan (MSAN)

yang pernah dilakukan oleh PT ZTE Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 (TELKOM).

2. Pengadaan dan Pemasangan MSOAN DivRe I 2006 (TELKOM)

Sebagai bahan referensi untuk penentuan kriteria-kriteria dalam membuat hierarki, akan

diambil salah satu dari beberapa proyek di atas, yaitu Buku Acuan Tender TELKOM

(Rencana Kerja dan Syarat : RKS TELKOM) Proyek Pengadaan dan Pemasangan

MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 dan juga beberapa Buku acuan Tender yang biasa

digunakan pada INDOSAT mengenai Pengadaan Perangkat Jaringan Akses, karena pada dasarnya buku acuan tender berbeda antara operator satu dengan operator lainnya namun

didalam operator itu sendiri memiliki kecenderungan aturan tender yang sama untuk

proyek yang berbeda. Dalam proyek tersebut memiliki tujuan untuk membangun

jaringan akses multi layanan menggunakan perangkat MSAN sebagai perangkat

pendukung NGN (Next Generation Network).

(23)

2.3.1. Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008

(TELKOM)

Pada RKS ini Mitra Pengadaan atau Vendor diminta mengajukan penawaran untuk

pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan MSAN ALU & Akses Sekunder 2008 dengan

tanggung jawab tunggal dan bertanggung jawab penuh secara sistem.

Secara umum ruang lingkup pekerjaan proyek pengadaan MSAN dan Akses Sekunder

2008 ini adalah sebagai berikut :

a) Pembangunan jaringan akses fiber optik menggunakan teknologi MSAN secara

sistem.

b) Pelaksanaan kontrak menggunakan sistem turnkey project dimana mitra

bertanggung jawab pada hal-hal sebagai berikut:

c) Pengiriman, penyediaan dan instalasi seluruh barang.

d) Penyediaan seluruh jasa yang dibutuhkan dan material instalasi sistem lengkap

sampai dengan sistem selesai terpasang, berhasil dites dengan baik, ready for service dan

dapat diserahkan ke TELKOM.

e) Integrasi dengan jaringan TELKOM eksisting (Softswitch, Metro ethernet,

jaringan Broadband, dan TeNOSS – Telkom National Operation Support System).

Waktu pelaksanaan proyek selama 120 hari kalender.

KONFIGURASI SISTEM

Definisi sistem dalam RKS ini adalah infrastruktur lengkap yang siap untuk

komersialisasi dan operasi. Sistem yang ditawarkan terdiri dari sistem elemen berikut:

a) Sistem elemen Inside Plat (ISP):

i) Perangkat MSAN

ii) Element Management System (EMS)

(24)

c) Konfigurasi sistem yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6. Sistem Konfigurasi MSAN6

d) Model Konfigurasi sistem yang ditawarkan ada 4 tipe yaitu:

i) Model 1 : Additional Line Unit (ALU) dengan jumlah subscriber ≤ 480 SSL

Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN adalah langsung di dalam ruang terminal block kabinet MSAN.

ii) Model 2 : Additional Line Unit (ALU) dengan jumlah subscriber > 480 SSL

Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder baru ke perangkat MSAN adalah melalui Rumah Kabinet (RK) baru dan jumpering tie line

iii) Model 3 : Modernisasi jaringan akses eksisting tanpa reboundary

Untuk model ini, terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting ke perangkat MSAN adalah melalui RK eksisting menggunakan tie line baru. Proses cut over dan migrasi ke perangkat baru menjadi tanggung jawab mitra.

iv) Model 4 : Modernisasi jaringan akses eksisting dengan reboundary

Untuk model ini, RK eksisting direboundary area layanannya dengan kapasitas per area layanan baru < 480 subscriber sehingga terminasi OSP jaringan akses sekunder eksisting

Model 3 : Modernisasi tanpa reboundary SoW

(25)

langsung ke perangkat MSAN. Proses cut over dan migrasi ke perangkat baru menjadi tanggung jawab mitra

LOKASI PROYEK

Lokasi pekerjaan proyek pengadaan MSAN ALU dan Akses Sekunder 2008 dilakukan di 7 (tujuh) Divre, sebagai berikut :

DIVRE TABEL DIVRE JUMLAH

SITE

LAYANAN TOTAL LAYANAN

POTS

Tabel 2.1 Table Of Services MSAN7

7

(26)

2.4. Analityc Hierarchy Process (AHP)

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif

atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam

bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai

numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis

berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas

paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Metode AHP

ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menstruktur suatu hirarki

kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik berbagai pertimbangan

guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan

dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis

berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita

secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.

(27)

Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu

prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative

Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud

adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan

kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam

proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan

beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam

memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu

memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Lengkap

Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan

dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.

2. Operasional

Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil

keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada,

disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.

3. Tidak berlebihan

Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.

4. Minimum

Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman

terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis.

Dekomposisi

Setelah persoalan didefinisikan maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu memecah

persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat,

pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sehingga didapatkan beberapa

tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka proses analisis ini dinamai hirarki

(Hierarchy). Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa

banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan-lah yang

(28)

hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki

semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan

hirarki tidak lengkap.

Gambar 2.8 Hierarki Analitik

Penilaian komparatif

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu

tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan

inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari

penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise

comparison. Dalam melakukan penialaian terhadap elemen-elemen yang

diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:

1. Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

2. Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, perlu

dipahami tujuan yang diambil secara umum. Dalam penyusunan skala kepentingan, Saat

(29)

Tabel 2.2 Skala Kepentingan

Dalam penilaian kepentingan relative dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika

elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka elemen j harus sama dengan 1/3

kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama

akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja

dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise

comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun

matriks ini adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal dan elemen-elemen diagonalnya

sama dengan 1.

Sintesis Prioritas

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vectornya untuk

mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada

setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara

local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur

(30)

Konsistensi Logik

Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa dapat

dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Arti kedua adalah menyangkut

tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.5. Penggunaan Metode AHP

AHP dapat digunakan dalam memecahkan berbagai masalah diantaranya untuk

mengalokasikan sumber daya, analisis keputusan manfaat atau biaya, menentukan

peringkat beberapa alternatif, melaksanakan perencanaan ke masa depan yang

diproyeksikan dan menetapkan prioritas pengembangan suatu unit usaha dan

permasalahan kompleks lainnya. Secara umum, langkah-langkah dasar dari AHP dapat

diringkas dalam penjelasan berikut ini:

1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk

memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan

pengembangan alternatif.

2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang kompleks

dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.

3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini

menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot

tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah

menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks,

sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

C merupakan kriteria dan memiliki n dibawahnya, yaitu A1 sampai dengan An. Nilai

perbandingan elemen Ai terhadap elemen Aj dinyatakan dalam aij yang menyatakan

hubungan seberapa jauh tingkat kepentingan Ai bila dibandingkan dengan Aj. Bila nilai

aij diketahui, maka secara teoritis nilai aji adalah 1/aij, sedangkan dalam situasi i=j

adalah mutlak 1. Nilai numerik yang dikenakan untuk perbandingan diatas diperoleh dari

skala perbandingan yang dibuat oleh Saaty pada tabel diatas. Untuk menyusun suatu

matriks yang akan diolah datanya, langkah pertama yang dilakukan adalah menyatukan

(31)

Aij = (Z1,Z2,Z3,…,Zn)1/n

Dimana aij menyatakan nilai rata-rata geometrik, Z1 menyatakan nilai perbandingan

antar kriteria untuk responden ke 1, dan n menyatakan jumlah partisipan. Pendekatan

yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan langkah-langkah

berikut:

a. Menyusun matriks perbandingan

b. Matriks perbandingan hasil normalisasi

4. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang

didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks

perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang

dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam

batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah

selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks. Untuk melakukan

perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap

(32)

Dengan tetap menggunakan matriks diatas, pendekatan yang digunakan dalam pengujian

konsistensi matriks perbandingan adalah:

a. Melakukan perkalian antara bobot elemen dengan nilai awal matriks & membagi jumlah perkalian bobot elemen & nilai awal matriks dengan bobot untuk mendapatkan

nilai eigen.

b. Mencari nilai matriks

Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai eigen yang didapatkan dari perhitungan

sebelumnya.

c. Mencari nilai Consistency Index (CI)

d. Mencari nilai Consistency Ratio (CR)

(33)

5. Melakukan pengujian konsistensi hirarki. Pengujian ini bertujuan untuk menguji

kekonsistensian perbandingan antara kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki. Total

CI dari suatu hirarki diperoleh dengan jalan melakukan pembobotan tiap CI dengan

prioritas elemen yang berkaitan dengan faktorfaktor yang diperbandingkan, dan

kemudian menjumlahkan seluruh hasilnya. Dasar dalam membagi konsistensi dari suatu

level matriks hirarki adalah mengetahui konsistensi indeks (CI) dan vektor eigen dari

suatu matriks perbandingan berpasangan pada tingkat hirarki tertentu.

dimana,

CR Hij = Rasio konsistensi hirarki dari matriks perbandingan berpasangan matriks i

hirarki pada tingkat j yang dikatakan konsistensi jika nilainya <10%.

CI Hij = Indeks konsistensi hirarki dari matriks perbandingan i pada tingkat j.

RI Hij = Indeks random hirarki dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki

tingkat j.

CIi,j = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j.

EVi,j = Vektor eigen dari matriks perbandingan berpasangan i pada hirarki tingkat j yang

berupa vektor garis.

CIi,j + 1 = Indeks konsistensi dari matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi

matriks i pada hirarki tingkat j+1 berupa vektor kolom.

RIi,j = Indeks random dari matriks perbandingan berpasangan i hirarki pada tingkat j.

RIi,j + 1 = Indeks rasio dari orde matriks perbandingan berpasangan yang dibawahi

(34)

Eigenvector

Dalam matematika, eigenvalue, eigenvector, dan konsep-konsep berkaitan eigenspace

dalam bidang aljabar linear. Awalan eigen adalah kata Jerman untuk bawaan.. Aljabar

linear studi transformasi linear, yang diwakili oleh matriks yang bekerja pada vektor.

Eigennilai, eigenspaces adalah eigenvectors dan sifat-sifat sebuah matriks. Mereka

dihitung dengan metode yang dijelaskan di bawah ini, memberikan informasi penting

tentang matriks, dan dapat digunakan dalam faktorisasi matriks. . Mereka juga memiliki

aplikasi dalam bidang matematika terapan beragam seperti keuangan dan mekanika

kuantum.

Secara umum, matriks bekerja pada sebuah vektor dengan mengubah baik yang besar dan

arahnya. Namun, suatu matriks dapat bertindak atas vektor tertentu hanya dengan

mengubah besar mereka, dan meninggalkan mereka berubah arah (atau mungkin

kebalikannya). Sebuah matriks bekerja pada sebuah eigenvector dengan mengalikan

besarnya dengan faktor, yang positif bila arahnya tidak berubah dan negatif jika arahnya

dibalik. Faktor ini adalah eigenvalue yang terkait dengan eigenvector. Sebuah eigenspace

adalah himpunan semua eigenvectors yang memiliki eigenvalue yang sama..

Konsep-konsep yang tidak dapat secara formal didefinisikan tanpa prasyarat, termasuk

pemahaman tentang matriks, vektor, dan transformasi linier.

Transformasi linear dari ruang vektor, seperti rotasi, refleksi, peregangan, kompresi,

geser atau kombinasi dari ini, dapat divisualisasikan dengan efek yang mereka hasilkan

pada vektor.. Secara formal, dalam ruang vektor L, sebuah fungsi vektor A didefinisikan

jika untuk setiap vektor x L ada yang unik sesuai vektor y = A (x) L. Demi keringkasan,

tanda kurung di sekitar vektor transformasi yang bertindak seringkali dihilangkan. A

vector function A is linear if it has the following two properties: Sebuah fungsi vektor A

adalah linier jika memiliki dua sifat berikut:

Aditivitas: A (x + y) = A x + A y

Homogenitas: A (α x) = α A x

di mana x dan y adalah dua vektor ruang vektor L dan α adalah setiap skalar. seperti fungsi secara berbeda-beda disebut transformasi linear, linear operator, atau linier

(35)

Definisi

Mengingat transformasi linear A, non-nol vektor x didefinisikan sebagai sebuah

transformasi eigenvector jika memenuhi persamaan eigenvalue

untuk beberapa skalar λ. Dalam situasi ini, skalar λ disebut eigenvalue dari A

sesuai dengan eigenvector x.

Persamaan kunci dalam definisi ini adalah persamaan eigenvalue, A x = λ x. Itu adalah

untuk mengatakan bahwa vektor x memiliki properti yang arahnya tidak diubah oleh transformasi A, tetapi bahwa hanya skala dengan faktor λ. Kebanyakan vektor x akan tidak memuaskan seperti persamaan: khas vektor x berubah arah ketika dipengaruhi oleh

A, sehingga bahwa A x bukan kelipatan x. Ini berarti bahwa hanya khusus tertentu x adalah vektor eigenvectors, dan hanya tertentu λ adalah skalar khusus eigennilai. Tentu saja, jika A merupakan kelipatan dari matriks identitas, maka tidak ada perubahan vektor

arah, dan semua non-nol vektor adalah eigenvectors.

Persyaratan bahwa non-eigenvector nol dikenakan karena persamaan A 0 = λ 0 berlaku untuk setiap A dan setiap λ. Karena persamaan selalu sepele benar, bukan merupakan kasus yang menarik. Sebaliknya, sebuah eigenvalue dapat menjadi nol dalam sebuah cara

trivial Setiap eigenvector dikaitkan dengan eigenvalue tertentu. Satu eigenvalue dapat

dikaitkan dengan beberapa atau bahkan dengan jumlah tak terbatas eigenvectors.

Gambar. 2. Sebuah tindakan untuk meregangkan vektor x, tidak mengubah arah, jadi x adalah

(36)

Geometris (Gambar 2), persamaan eigenvalue berarti bahwa di bawah transformasi

Sebuah eigenvectors hanya mengalami perubahan besar dan tanda-arah A x adalah sama dengan x. The eigenvalue λ hanyalah jumlah "peregangan" atau "menyusut" sebuah vektor yang terkena ketika diubah oleh A. Jika λ = 1, vektor tetap tidak berubah (tidak terpengaruh oleh transformasi). Sebuah transformasi 1 di mana sebuah vektor x tetap tidak berubah, aku x = x, didefinisikan sebagai transformasi identitas. Jika λ = -1, vektor membalik ke arah yang berlawanan, ini didefinisikan sebagai refleksi.

Jika x adalah eigenvector dari transformasi linear A dengan eigenvalue λ, maka setiap skalar beberapa x α juga merupakan eigenvector A dengan eigenvalue yang sama. . Demikian pula jika lebih dari satu saham eigenvector eigenvalue λ yang sama, setiap kombinasi linear eigenvectors ini sendiri akan menjadi eigenvector dengan eigenvalue λ.

Bersama dengan vektor nol, yang eigenvectors A dengan eigenvalue yang sama

membentuk suatu subspace linier dari ruang vektor disebut eigenspace.

Yang berkorespondensi dengan berbeda eigenvectors eigennilai tersebut adalah linear

independen yang berarti, khususnya, bahwa dalam n-dimensi transformasi linier A tidak

bisa memiliki lebih dari n eigenvectors dengan eigennilai berbeda.

Jika dasar didefinisikan dalam ruang vektor, semua vektor dapat dinyatakan dalam

komponen. Untuk terbatas dimensi ruang vektor dengan dimensi n, transformasi linier

dapat diwakili dengan n × n matriks persegi. Sebaliknya, setiap matriks persegi tersebut

sesuai dengan transformasi linear untuk dasar tertentu. Jadi, dalam dua dimensi ruang

vektor R2 dilengkapi dengan dasar standar, maka eigenvector persamaan untuk

transformasi linear A dapat ditulis dalam representasi matriks berikut:

dimana matriks penjajaran menunjukkan perkalian matriks.

Sebuah matriks dikatakan rusak jika ia gagal memiliki n eigenvectors linear independen.

Semua cacat matriks memiliki kurang dari n eigennilai berbeda, tapi tidak semua matriks

(37)

2.6. Expert Choice

Software Expert Choice (EC) adalah alat bantu untuk menentukan prioritas sebuah

keputusan multi-kriteria berdasarkan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), sebuah

teori matematika yang pertama dikembangkan di Wharton School of the University of

Pennsylvania oleh salah satu orang pendiri Expert Choice, Thomas L. Saaty.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan AHP dan Expert Choice:

 Bertukar pikiran melalui wawancara dan diskusi dan buat struktur keputusan sebagai

model hirarki

 Buat grup pemodelannya

 Tentukan tipe dan model perbandingan pairwise atau fungsi grid data

 Masukkan data ke Expert Choice melalui database external

 Perbandingan pairwise dari kriteria-kriteria untuk menentukan tingkat kepentingan

dalam pengambilan keputusan

 Tentukan alternatif terbaik

 Lakukan analisis sensitivity

 Export data ke external databases

Expert Choice mempunyai metode yang unik dengan perbandingan pairwise untuk

mendapatkan prioritas secara akurat yang merefleksikan nilai dan persepsi dari pihak

yang berwenang dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem software.

Expert Choice menyediakan sintesis dari beberapa penilaian dengan pemodelan grup.

Expert Choice juga sangat berguna untuk perkiraan, penghitungan resiko dan masalah

(38)

Beberapa tampilan dari software Expert Choice di berikan seperti gambar berikut ini :

Gambar 2.9 Struktur Hierarchy di Expert Choice

(39)

Gambar 2.11 Tampilan Inkonsistensi

Gambar 2.12 Sintesis Prioritas

(40)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja

penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang

diharapkan.

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan langkah-langkah kerja penelitian, dimulai dari awal

penelitian sampai didapatkan tujuan akhir dari penelitian tersebut. Rancangan penelitian

ini dapat dinyatakan diagram alir penelitian agar langkah kerja yang akan dikerjakan

lebih jelas dan terarah sehingga tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan.

Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

(41)

Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi :

a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari bahan-bahan referensi yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Dengan mencari buku-buku, jurnal-jurnal mengenai pemilihan

prioritas maupun melalui internet.

b. Wawancara dengan pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan.

c. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan

software pendukung Expert Choice.

3.2. Software Tools yang Digunakan

Expert Choice v.11

Dipergunakan sebagai alat bantu untuk menampilkan hasil analisa dari :

- Data perbandingan antara kriteria – kriteria yaitu harga, metode pembayaran, ruang

lingkup pekerjaan, jadwal pekerjaan, metode pengiriman barang, nilai strategis proyek

terhadap proyek pembangunan jaringan akses multi layanan MSAN di Telkom, Indosat

dan Biznet.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data – data diperoleh dari dokumen-dokumen tender pekerjaan proyek yang

terkait dan melakukan wawancara maupun diskusi dengan pihak-pihak pengambil

keputusan terhadap kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan sebuah tender

mendapatkan prioritas untuk dimenangkan.

Sumber data primer diperoleh dari lapangan yaitu dengan mengevaluasi

dokumen-dokumen tender PT. ZTE Indonesia serta hasil wawancara dan diskusi dengan pihak PT.

ZTE Indonesia yang berwenang dalam mengambil keputusan terhadap sebuah tender.

Sumber data sekunder diperoleh dari referensi-referensi dan pencarian data terkait di

(42)

3.4. Proses Penentuan Prioritas Sebuah Proyek

Di dalam mengikuti tender sebuah proyek di beberapa operator telekomunikasi perlu

diperhatikan kriteria dan alternatif dari tiap-tiap proyek melalui dokumen-dokumen yang

dinyatakan secara tertulis maupun informasi-informasi lainnya yang tidak tertulis.

Informasi-informasi yang diperoleh dari sumber tertulis disebut dengan kriteria dan

operator-operator yang mengadakan tender tersebut disebut dengan alternatif. Dari

kriteria dan alternatif yang diperoleh ditentukan peringkat untuk mendapatkan kriteria

dan alternatif yang terpenting terhadap tujuan pemilihan tender proyek jaringan akses

multi layanan MSAN dengan melibatkan pihak yang berwenang dari PT. ZTE Indonesia

dalam pengambilan keputusan terhadap suatu tender proyek dan didukung dengan

software expert choice sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan multi-kriteria

dengan menyederhanakan kompleksitas yang ada. Dari hasil pengolahan data

menggunakan expert choice diperoleh prioritas sebuah proyek yang akan dipilih dengan

melihat dan mempertimbangkan semua kriteria dan alternatif yang ada dan disesuaikan

dengan tujuan dan kepentingan perusahaan yang hendak dicapai dari pemilihan proyek

tersebut.

3.5. Metode Analisis

Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan

keputusan pemilihan proyek dapat dibuat hierarki keputusan dari tingkat paling atas

adalah tujuan, yaitu pemilihan sebuah tender, kemudian di level kedua adalah

kriteria-kriteria dari sebuah pekerjaan proyek pembangunan jaringan akses multi layanan

menggunakan perangkat MSAN, dan di level ketiga terdapat alternatif-alternatif yaitu

operator-operator yang melakukan pembangunan jaringan transmisi optik tersebut. Dari

pengolahan data diperoleh kriteria dan alternatif dengan bobot terbesar, sebagai bahan

(43)

3.6. Keterkaitan Data dan Analisis Terhadap Metode AHP & Expert Choice

Data dalam penelitian ini terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif.

Adapun tujuan dari sebuah proses tender adalah pemilihan proyek dalam suatu tender.

Kriteria yang diperoleh meliputi :

1) Harga, yaitu besarnya nilai sebuah proyek.

2) Metode pembayaran, yaitu termin pembayaran terhadap proyek yang akan

dilaksanakan.

3) Ruang lingkup pekerjaan, yaitu lingkup pekerjaan yang menjadi tanggungjawab

dari vendor.

4) Jadwal pekerjaan, yaitu waktu yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan

pekerjaan.

5) Metode pengiriman barang, yaitu tujuan akhir dari proses pengiriman perangkat.

Pengiriman bisa dilakukan sampai ke lokasi di mana perangkat tersebut dipasang

atau hanya sampai ke lokasi gudang vendor, dan pengiriman ke lokasi

pemasangan menjadi tanggungjawab operator.

6) Nilai strategis proyek, yaitu peluang ke depan terhadap proyek yang akan diikuti,

seperti peluang ekspansi, peluang pengembangan terkait dengan perkembangan

teknologi, dan lain-lain.

Sedangkan alternatif merupakan operator-operator di Indonesia yang memiliki kegiatan

tender pembangunan jaringan akses multi layanan menggunakan perangkat MSAN, yaitu

TELKOM, INDOSAT, dan BIZNET.

Dalam hal ini, AHP merupakan proses perumusan kebijakan yang powerful dan fleksibel

dalam menentukan prioritas, membandingkan kriteria, alternatif dan membuat keputusan

yang terbaik ketika pengambil keputusan harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan

kualitatif. AHP mengurangi kerumitan suatu keputusan menjadi rangkaian perbandingan

satu-satu, kemudian mensintesis hasil perbandingan tersebut. Dengan demikian, AHP

tidak hanya bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang terbaik tetapi juga memberikan

dasar yang kuat bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik.

Estimasi dengan menggunakan metode AHP dapat dilakukan dengan mudah dengan

(44)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dilakukan analisis menggunakan perhitungan secara manual dan

analisis menggunakan tool yaitu software Expert Choice untuk menentukan prioritas

sebuah tender proyek jaringan akses MSAN. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan

data yang memiliki faktor penting terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan

sebuah tender yang akan diikuti. Data diperoleh dengan melakukan proses wawancara

dengan pihak pengambil keputusan dari PT. ZTE Indonesia mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pemilihan proyek dapat dibuat

perhitungan secara manual berdasarkan Metode AHP.

4.1. Perhitungan manual menggunakan metode AHP.

4.1.1 Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan.

Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari perhitungan menggunakan metode AHP adalah

menentukan pilihan sebuah proyek di dalam proses tender, yang di dasarkan pada skala

prioritas yang di peroleh untuk tiap-tiap alternatif. Dalam hal ini fungsi dari metode AHP

itu sendiri adalah untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif.

4.1.2 Menyusun masalah dalam struktur hirarki.

Setelah ditentukan masalah dan tujuannya, langkah selanjutnya adalah menyusun

permasalahan yang ada ke dalam suatu hirarki. Dengan maksud agar masalah yang

kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur. Seperti yang ditunjukkan

(45)

Pemilihan Proyek Dalam Suatu

Harga Barang Dibayar Per

Subsistem Lumpsum Parsial FOB (Hanya Sampai Port

(46)

4.1.3 Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki.

4.1.3.1 Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki kriteria.

A. Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

Suatu Tender"

1) Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

Suatu Tender"

2) Matrik Perbandingan Kriteria Terhadap Tujuan "Pemilihan Proyek Dalam

Suatu Tender" (dalam bentuk desimal)

(47)

Metode

Pembayaran 0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00

Jadwal

Pekerjaan 1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00

Ruang Lingkup Pekerjaan

0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00

Nilai Strategis

Proyek

2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00

Metode Pengiriman

Barang

0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00

Membuat peringkat prioritas dari matrik perbandingan dengan menentukan eigenvector,

yaitu:

1) Mengkuadratkan matrik perbandingan (dalam bentuk desimal).

1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00 1.00 4.00 3.00 5.00 0.50 8.00 0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00 0.25 1.00 2.00 5.00 0.33 4.00 1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00 X 1.00 0.50 1.00 3.00 0.20 5.00 0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00 0.20 0.20 0.33 1.00 0.17 3.00 2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00 2.00 3.00 5.00 6.00 1.00 9.00 0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00 0.13 0.25 0.20 0.33 0.11 1.00

2) Hasil pengkuadratan adalah sebagai berikut :

(48)

3) Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil penguadratan cara (a), kemudian

dinormalisasi (cara: membagi jumlah baris dengan total baris), hingga diperoleh nilai

eigenvector (1).

Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :

Nilai Eigen Vector

8.04 + 14.00 + 26.17 + 44.67 + 4.66 + 66.50 = 164.04 4.69 + 6.00 + 12.08 + 20.58 + 2.48 + 38.00 = 83.84 3.78 + 7.45 + 12.00 + 16.37 + 2.13 + 30.80 = 72.52 1.51 + 2.63 + 5.52 + 6.02 + 0.90 + 11.60 = 28.18 12.12 + 19.95 + 33.00 + 55.00 + 6.01 + 89.00 = 215.08 1.61 + 1.92 + 3.55 + 6.23 + 0.63 + 10.03 = 23.96 +

587.61 164.04 : 587.61 = 0.28

83.84 : 587.61 = 0.14 72.52 : 587.61 = 0.12 28.18 : 587.61 = 0.05 215.08 : 587.61 = 0.37 23.96 : 587.61 = 0.04

+

1.00

4) Untuk mengecek ulang nilai eigenvector, matriks hasil penguadratan nomor (2)

dikuadratkan kembali dan lakukan kembali cara nomor (3), hingga diperoleh eigenvector

yang baru. Kemudian, bandingkan eigenvector pertama dan kedua. Jika di antara

keduanya, tidak ada perubahan nilai atau hanya sedikit mengalami perubahan maka nilai

eigenvector pertama sudah benar. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka nilai eigenvector

pertama masih salah dan lakukan kembali cara nomor (1) sampai dengan nomor (3),

(49)

Mengkuadratkan hasil pengkuadratan di atas :

8.04 14.00 26.17 44.67 4.66 66.50 8.04 14.00 26.17 44.67 4.66 66.50

4.69 6.00 12.08 20.58 2.48 38.00 4.69 6.00 12.08 20.58 2.48 38.00

3.78 7.45 12.00 16.37 2.13 30.80 X 3.78 7.45 12.00 16.37 2.13 30.80

1.51 2.63 5.52 6.02 0.90 11.60 1.51 2.63 5.52 6.02 0.90 11.60

12.12 19.95 33.00 55.00 6.01 89.00 12.12 19.95 33.00 55.00 6.01 89.00

1.61 1.92 3.55 6.23 0.63 10.03 1.61 1.92 3.55 6.23 0.63 10.03

Hasil pengkuadratan adalah sebagai berikut :

460.16 729.32 1330.00 2015.00 237.82 3472.61 233.79 368.04 670.52 1027.62 119.70 1752.54 210.67 331.40 602.64 925.64 108.43 1591.73 84.02 134.11 241.74 370.08 43.42 636.89 614.81 970.18 1772.00 2707.92 317.64 4645.86

68.46 108.53 198.47 303.76 35.46 517.65

Diperoleh nilai Eigen Vector adalah sebagai berikut :

460.16 + 729.32 + 1330.00 + 2015.00 + 237.82 + 3472.61 = 8244.90 233.79 + 368.04 + 670.52 + 1027.62 + 119.70 + 1752.54 = 4172.21 210.67 + 331.40 + 602.64 + 925.64 + 108.43 + 1591.73 = 3770.52 84.02 + 134.11 + 241.74 + 370.08 + 43.42 + 636.89 = 1510.26 614.81 + 970.18 + 1772.00 + 2707.92 + 317.64 + 4645.86 = 11028.40 68.46 + 108.53 + 198.47 + 303.76 + 35.46 + 517.65 = 1232.34 + 29958.64 8244.90 : 29958.64 = 0.275

(50)

Perbedaan nilai eigenvector (1) dan eigenvector (2) :

Hasil perbedaan kedua eigenvector menunjukkan tak ada perubahan, sehingga nilai

eigenvector (1) sudah tepat. Dengan demikian, peringkat kriteria dapat ditentukan berdasarkan nilai eigenvector, sebagai berikut:

Harga 0.28 Kriteria terpenting kedua

Metode Pembayaran 0.14 Kriteria terpenting ketiga Jadwal Pekerjaan 0.12 Kriteria terpenting keempat Ruang Lingkup

Pekerjaan 0.05 Kriteria terpenting kelima

Nilai Strategis

Proyek 0.37 Kriteria terpenting pertama

Metode Pengiriman

Barang 0.04 Kriteria terpenting keenam

5) Perhitungan rasio konsistensi

(a) Menentukan vektor jumlah tertimbang (weighted sum vector)

(51)

Matriks Prioritas :

Harga 0.28 Kriteria terpenting kedua

Metode Pembayaran 0.14 Kriteria terpenting ketiga

Jadwal Pekerjaan 0.13 Kriteria terpenting keempat

Ruang Lingkup

Pekerjaan 0.05 Kriteria terpenting kelima

Nilai Strategis Proyek 0.37 Kriteria terpenting pertama

Metode Pengiriman

Barang 0.04 Kriteria terpenting keenam

Hal ini dilakukan dengan mengalikan baris pertama matriks PRIORITAS dengan kolom

pertama matriks PERBANDINGAN, kemudian baris kedua matriks PRIORITAS

dikalikan dengan kolom kedua matriks PERBANDINGAN, dan terakhir adalah

mengalikan baris ketiga matriks PRIORITAS dengan kolom ketiga matriks

PERBANDINGAN. Dan seterusnya sampai baris dan kolom keenam. Kemudian hasil

perkalian tersebut dijumlahkan untuk setiap baris atau secara mendatar sebagai berikut.

Vektor Jumlah Tertimbang (VJT) =

0.28 x 1 0.14 x 4 0.12 x 3 0.05 x 5 0.37 x 0.50 0.04 x 8 1.77

0.28 x 0.25 0.14 x 1 0.12 x 2 0.05 x 5 0.37 x 0.33 0.04 x 4 0.88

0.28 x 1 0.14 x 0.50 0.12 x 1 0.05 x 3 0.37 x 0.20 0.04 x 5 = 0.80

0.28 x 0.20 0.14 x 0.2 0.12 x 0.33 0.05 x 1 0.37 x 0.17 0.04 x 3 0.31

0.28 x 2 0.14 x 3 0.12 x 5 0.05 x 6 0.37 x 1 0.04 x 9 2.40

(52)

(b) Menghitung vektor konsistensi (VK)

Langkah selanjutnya adalah membagi masing-masing elemen VJT dengan masing

masing elemen matriks PRIORITAS.

(c) Menghitung Lambda dan Indeks Konsistensi

Lambda (λ) adalah nilai rata-rata Vektor Konsistensi. Dalam kasus di atas:

6.34 + 6.15 + 6.46 + 6.49 + 6.56 + 6.66

λ =

6

λ = 6.44

Formula untuk menghitung Indeks Konsistensi adalah:

Dimana n adalah jumlah faktor yang sedang dibandingkan. Dalam hal ini, n=6. Hasil

kalkulasi IK adalah sebagai berikut.

6.44 - 6 IK =

6 - 1

IK = 0.09

(53)

(d) Perhitungan Rasio konsistensi

Rasio Konsistensi merupakan Indeks Konsistensi dibagi dengan Indeks Random/Acak

(IR).

Indeks Random adalah fungsi langsung dari jumlah alternatif atau sistem yang

sedang diperbandingkan. Indeks Random disajikan pada tabel berikut.

Jumlah alternatif yang diperbandingkan sebanyak 6 (n=6) sehingga Indeks Random yang

digunakan adalah 1.24, dengan demikian,

0.09 RK = 1.24

RK = 0.07

Rasio konsistensi hasil penilaian di atas bernilai kurang dari 10 persen, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil penilaian tersebut konsisten.

Ukuran ini merupakan salah satu elemen penting dalam proses penentuan prioritas

berdasarkan pairwise comparison. Semakin besar rasio konsistensi, semakin tidak

konsisten. Rasio konsistensi yang acceptable adalah kurang dari atau sama dengan 10

persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar dari 10 persen

(54)

Dengan menggunakan perhitungan yang sama, diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk

rincian perhitungan terdapat pada lampiran.

Tabel 4.2 Nilai Vektor Eigen untuk Kriteria Terhadap Tujuan

Tujuan Kriteria Nilai Eigen Vektor /

Urutan Prioritas Total

Pemilihan Proyek Dalam

Suatu Tender

Harga 0.28

1

Metode Pembayaran 0.14

Jadwal Pekerjaan 0.12

Ruang Lingkup

Tabel 4.3 Nilai Vektor Eigen untuk Sub Kriteria Terhadap Kriteria

Kriteria Sub Kriteria Nilai Eigen Vektor /

Urutan Prioritas Total

(55)

Tabel 4.4 Nilai Vektor Eigen untuk Alternatif Terhadap Kriteria

Kriteria Alternatif Nilai Eigen Vektor /

Urutan Prioritas Total

(56)

A. Peringkat alternatif

Peringkat alternatif ditentukan dengan mengalikan nilai eigenvector alternatif dengan

nilai eigenvector kriteria sebagai berikut:

Har

Hasil perkalian kedua matriks tersebut adalah :

INDOSAT 0.29 → Alternatif terpenting ketiga

TELKOM 0.40 → Alternatif terpenting pertama

(57)

4.2 Perhitungan secara perangkat lunak menggunakan ExpertChoice.

Data berikut ini merupakan hasil keluaran dari perhitungan menggunakan alat bantu

perangkat lunak Expert Choice.

Rincian langkah penggunaan perangkat lunak tersebut terdapat pada lampiran 2.

Tabel 4.5 Hasil keluaran perangkat lunak Expert Choice

Alternatif Kriteria Sub Kriteria Prioritas

Persen INDOSAT 29.3

INDOSAT Persen Harga (L: .290 G: .290) 14.8

INDOSAT Harga (L: .290 G: .290) Harga barang

(L: .833 G: .241) 0.144

INDOSAT Harga (L: .290 G: .290) Harga jasa

(L: .167 G: .048) 0.004

INDOSAT Persen Jadwal pekerjaan (L: .101 G: .101) 2.1

INDOSAT Jadwal pekerjaan (L: .101 G: .101) 0.021 INDOSAT Persen Metode pembayaran (L: .144 G: .144) 3.9

INDOSAT Metode pembayaran (L: .144 G: .144)

Setelah seluruh pekerjaan selesai

(L: .125 G: .018) 0.003

INDOSAT Metode pembayaran (L: .144 G: .144)

Dibayar per sub sistem

(L: .875 G: .126) 0.036

INDOSAT Persen Metode pengiriman barang (L: .028 G: .028)

INDOSAT Metode pengiriman barang (L: .028 G: .028)

DDP

(L: .750 G: .021) 0.013

INDOSAT Persen Nilai strategis proyek (L: .387 G: .387) 4.4

INDOSAT Nilai strategis proyek (L: .387 G: .387) 0.044 INDOSAT Persen Ruang lingkup pekerjaan

(L: .050 G: .050)

Gambar

Gambar 2.1: Platform Universal MSAN1
Gambar 2.3 ZXMSG5200 OUT40E3
Gambar 2.5  Solusi dari MSAN ZTE5
Gambar 2.6.  Sistem Konfigurasi MSAN6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi memiliki kemungkinaan

Penelitian ini berusaha untuk mengkonstruksi suatu metode ukuran kinerja IC untuk perbankan syariah dengan melakukan kajian men- dalam terhadap metode Penilaian yang telah ada

 Flow dan error control piggybacked pada frame information  Supervisory - ARQ ketika piggyback tidak digunakan  Supervisory - ARQ ketika piggyback tidak digunakan  Unnumbered

Wealth Tech adalah platform yang mengintegrasikan berbagai layanan produk keuangan dan penunjang yang disediakan oleh suatu Perusahaan Grup Konglomerasi dan Mitra

dapat dianalisa bahwa nilai tegangan dan pola data pada sampel yang diambil dari kios penjual solar eceran lokasi D memiliki kemiripan dengan solar yang dicampur dengan

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif

Tujuan yang kedua adalah meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dengan sasaran peningkatan partisipasi aktif masyarakat serta meningkatkan

Seiring dengan perkembangan hardware komputer, game adventure jenis inipun mengalami banyak evolusi meskipun cara bermainnnya tetap sama, hampir semua game adventure