44
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
Mariya Rahmawati1, Rezky Nefianthi Wahab1, Syahbudin1
1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks H. Iyus Blok A No.18 RT.23
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin dalam pembelajaran biologi pada materi perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah dengan menerapkan model pembelajaran problem solving. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X- MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin, tahun ajaran 2013/2014. Data keterampilan berpikir kritis siswa dikumpulkan melalui lembar penilaian kinerja proses. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan berpikir kritis siswa muncul pada indikator mengenal masalah, menemukan cara-cara yang digunakan untuk menangani masalah, mengumpulkan dan menyusun informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan, masing-masing telah mencapai kategori baik.
Kata kunci: keterampilan berpikir kritis, problem solving
Published: Juni 2015
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Mulyasa, 2013).
Menurut Paul, Fisher, and Nosich menyatakan bahwa berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil , struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar. kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan pengelolaan proyek. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi (Fisher, 2008).
45
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah terdapat beberapa kompetensi yang terkait dengan penguasaan keterampilan berpikir kritis, yaitu bahwa lulusan harus dapat: a) membangun, menggunakan dan menerapkan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif, b) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, c) menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya, d) menunjukkan kemampuan memecahkan masalah, e) menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar, f) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya (BIMTEK, 2013).
Aspek keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 indikator, yaitu: mengenal masalah, menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah, mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, menganalisis data dan menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas X SMA Negeri 6 Banjarmasin, permasalahan yang sedang dihadapi adalah rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa di Sekolah tersebut khususnya kelas X masih belum mampu untuk mengasah keterampilan berpikir kritis mereka, karena masih selalu mengharapkan guru menyampaikan materi secara ceramah, sehingga siswa hanya memperoleh informasi dari penjelasan guru saja, tanpa mencoba mencari informasi sendiri.
Dalam mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas, guru bisa menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif langsung dalam menyelesaikan permasalahan, dengan begitu siswa bisa memahami apa yang sedang mereka pelajari, dan membuat siswa dapat berusaha sendiri untuk mencari informasi sendiri, tidak harus bergantung pada guru.
Model yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pembelajaran problem solving. Model pembelajaran ini dapat membuat siswa terlibat langsung dalam menyelesaikan permasalahan.
Menurut Barrows kemampuan problem solving termasuk keterampilan berpikir dan menalar (thinking and reasoning skill), yang di dalamnya juga tercakup kemampuan metakognitif dan berpikir kritis. Ada banyak langkah pendekatan dari seseorang dalam memecahkan masalah, bergantung tingkat kesulitan masalah, namun urutannya adalah langkah-langkah kreatif yang biasa dilakukan dalam problem solving (Peng, 2004).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui pengkajian beberapa siklus (siklus I dan siklus II). Setiap siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Tempat penelitian SMA Negeri 6 Banjarmasin. Pada tahun ajaran 2013/2014, yang dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin tahun ajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri 24 siswa berjenis kelamin perempuan dan 10 siswa berjenis kelamin
46
laki-laki. Objek penelitian ini adalah keterampilan bepikir kritis siswa di SMA Negeri 6 Banjarmasin, khususnya kelas X-MIA 2.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan penilaian kinerja proses keterampilan berpikir kritis. Data kualititatif dianalisis dengan pemberian skor. Pemberian skor untuk berpikir kritis berdasarkan rubrik keterampilan berpikir kritis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Melalui model pembelajaran problem solving, siswa mampu menyelesaikan sebuah permasalahan dan mampu mengasah keterampilan memcahkan suatu permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, yang berhubungan dengan perubahan lingkungan.
Keterampilan berpikir kritis dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan tersaji dalam Tabel 1. Tabel 1. Perolehan Skor Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Keterampilan Berpikir Kritis
Siklus I Siklus II ∑Nilai Kategori
Mengenal masalah 3,16 3,58 3,37 Sangat baik
Menemukan cara-cara yang digunakan untuk menangani masalah 3,02 3,50 3,26 Baik Mengumpulkan dan menyusun informasi 2,35 2,93 2,64 Baik
Menganalisis data 2,50 2,81 2,66 Baik
Menarik kesimpulan 2,30 3,00 2,65 Baik
Rata-rata 2,67 3,16 2,92 Baik
Keterampilan berpikir kritis siswa kelas X- MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin saat mennggunakan model pembelajaran problem solving tergolong kategori baik. Keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, itu artinya siswa sudah mampu melatih keterampilan berpikir kritisnya. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin dapat terlihat pada Gambar 1.
47
Para siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin saat mengerjakan lembar penilaian kinerja proses keterampilan berpikir kritis telah mampu mengenal masalah (merumuskan masalah) menemukan cara-cara yang digunakan untuk menangani masalah (membuat hipotesis), mengumpulkan dan menyusun informasi (mengumpulkan data dalam praktikum), menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
Peningkatan keterampilan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II karena pada setiap tahap proses pembelajaran problem solving membuat siswa lebih mudah merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang telah diselesaikan.
Siswa disajikan sebuah gambar yang berhubungan dengan materi pembelajaran dan gambar tersebut dapat membantu siswa mengetahui masalah secara umum, dari informasi yang telah diperoleh. Siswa mengumpulkan data atau informasi berdasarkan rumusan masalah, rumusan hipotesis, menganalisis data dan kesimpulan yang telah dibuat.
Berdasarkan pendapat Anggelo, berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi (Mardiana, 2013).
Keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran pada konsep perubahan lingkungan/ iklim dan daur ulang limbah dengan menerapkan model pembelajaran problem solving mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, dari lima indikator keterampilan berpikir kritis, siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin cenderung memperoleh nilai yang sangat tinggi pada keterampilan dasar, yaitu keterampilan mengenal masalah dengan memperoleh nilai 3.37 dengan kategori sangat baik, sedangkan untuk aspek menemukan cara-cara yang digunakan untuk menangani masalah, mengumpulkan dan menyusun informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan, juga telah tergolong baik, karena telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Namun, secara keseluruhan keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin telah tergolong Baik.
Model pembelajaran problem solving telah mampu melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar, karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan tidak hanya dari guru tetapi dapat memperoleh pengetahuannya sendiri, karena keterlibatan mereka dalam pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai penyaji masalah dan pemberi fasilitas penelitian.
Kecakapan berpikir kritis sesuai dengan tujuan akhir pembelajaran, dimana bagi seseorang untuk bisa berhasil dalam bidang apapun, maka dia harus memiliki kecakapan untuk berpikir kritis (Filsaime, 2008)
SIMPULAN
Berasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-Mia 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin dengan menerapkan model pembelajaran problem solving pada konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah telah tegolong kategori baik dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
48 DAFTAR RUJUKAN
Bimbingan Teknik (BIMTEK) Bandung. 2013. 4-model-pembelajaran-saintifik-mp. biologi. (Online).
http://www.math pekalongan.or.id(fileku)
indexphp?dir=kurikulum2013/BIMTEK%2019%20mapel/&file=4.%20model%20pembelajaran%20sain tifik%20mp%20biologi.docx. Diakses tanggal 4 April 2013.
Filsaime, K. Dennis. 2007. Menguak Raahasia Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Fisher, Alec. 2008. Berpikir Kritis. Jakarta: Penerbit Erlangga
Hassoubah, Z. I. 2004. Develoving Creative & Critical Thinking Skills (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia
Mardiana, Harissa. 2013. Ketrampilan Berpikir Kritis, Cara Mengajarkan Dan Cara Mengukurnya (Online). http://www. slideshare.net/2013/05/ keterampilan-berpikir-kritis-cara.html. Diakses tanggal 24 April 2013 Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Penerbit PT Remaja
Rosdakarya
Peng, C.N. 2004. Successful Problem-Based Learning for Primary and Secondary Classrooms (PDF.e-Book). Singapore: Federal Publications.