ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARANPROBLEM SOLVINGPADA MATERI
POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Oleh Andrian Saputra
menun-jukkan bahwa pembelajaran materi kesetimbangan kimia dengan modelproblem solvinglebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
✁✂✄ ☎✆✄ ✝✄☎✞✟✞ ✠✞✡☛☞ ✌✍✎ ✏✑✒✌✎ ✓ ✔ ✕✖✆✞✂✞ ✞✗✄✠ ✘
✆✁✙✁✙✙✄✚✄✗ ✘ ✝✞✡ ✛✞✡✙ ✘ ✘✞✜✡✗✜ ✙ ✄✡ ✘✡ ✛✙✞✗ ✙✞✡
✙✄✗✄✠✞ ✆ ✘☎✞✡✝✄✠✆ ✘✙ ✘✠✙✠ ✘✗ ✘ ✚✚✘ ✚✢✞
Oleh
✞✡✂✠ ✘✞✡✚✞✆✜✗ ✠✞
✚kripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✣✤✥✦ ✧★✦ ✣✩ ✦✧ ✪✫✪ ✬✪✭PROBLEM SOLVING★✪✥✪✣✪✮✦ ✬ ✯
★✤✰✤✰✰✦✱✦ ✮ ✯ ✣✩✪✭✲✪✭✰✯ ✣ ✯✪✳✭✮✳ ✰✣✦✭ ✯✭✲✰✪✮✰✪✭
✰✦ ✮✦ ✬✪ ✣★ ✯✧✪✭✩✦ ✬★ ✯✰✯✬✰✬ ✯✮ ✯✱✱✯✱✴✪
✵✱kr✶p✷ ✶✸
✤l✹✺
✪✭✥✬ ✯✪✭✱✪★✳✮ ✬✪
✻✪✰ ✳✧✮ ✪✱✰✦✲✳✬✳✪✭✥✪✭✯✧✣✳★✦ ✭✥ ✯✥ ✯✰✪✭
✳✭✯ ✼✦ ✬✱✯✮✪✱✧✪ ✣★✳✭✲
✩✪✭✥✪✬ ✧✪ ✣★✳✭✲
x
DA❀❁ ❂❃❄ ❂❅❆ ❂❃
Gambar Halaman
1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 32
2.
Rata-rata❇ ❈❉ ❊❋●kemampuan berpikir kritis❍A■❏ ❑▲▼ ◆▼
H❖P ❖◗ ❖❘
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9
B. Model❙❚ ❯❱ ❲❳❨ Solving... 11
C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 13
D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
E. Konsep ... 20
F. Lembar Kerja Siswa ... 25
G. Kerangka Pemikiran ... .. 26
H. Anggapan Dasar ... 27
I. Hipotesis Umum ... 27
❩ ❩❩❬ ❭❪❫ ❴DE PENELITIAN... 28
A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
B. Jenis dan Sumber Data ... 29
C. Metode dan Desain Penelitian ... 29
D. Variabel Penelitian ... 30
E. Instrumen Penelitian... 31
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 31
G. Analisis Data ... 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data... 38
B. Pembahasan ... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Simpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ... 59
2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ... 65
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 67
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 94
5. Lembar Kerja Siswa ... 100
6. SoalPretest ... 122
7. Rubrik Penilaian SoalPretest ... 124
8. SoalPostest ... 130
❵❛ Rubrik Penilaian SoalPostest ... 135
10. Perhitungan ... 144
11. Data AktivitasOn TaskKelas Eksperimen ... 148
12. Data AktivitasOn TaskKelas Kontrol ... 154
13. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ... 160
14. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 161
15. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 162
16. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 163
❜❝
❞❡ ❢❣❡❤❣❡✐ ❥ ❦
❧♠♥♦♣ q♠♣♠ r♠s
➈ ➉➊➊➉
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri (Q.S. Ra adu: 11)
Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah lewat, sementara esok adalah cita-cita yang indah dan sekarang adalah kenyataan yang sedang terjadi
➋D➌ ➍➎➏dh Abdullah Al-Qarni)
Merendahlah engkau akan seperti bintang gemintang, yang berkilau dipandang orang dan sang bintang nun jauh tinggi ke angkasa. Janganlah engkau seperti
asap yang mengangkat diri tinggi ke atas namun sebenarnya ia rendah (Rahmat Abdullah)
Untukmu Ayah dan Ibu,
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
➐➑➒➓ ➔ → ➣↔ ➔↕ ➙➛ ➔➜➝ ➞➔➜ ➔➛➣➟ ➔➠ ➔➒➟ ➡➢↕➤➟↕ ________________
➤➑➥ ↔➑➒ ➔↔➟➝→ → ➣ ↔↕➦➧➧↔➨➔➩➟ ➔➠ ➔➒➟ ➡➢↕➤➟↕ ________________
➫➑ ➜➭➓ ➯➟
➲➓ ➥ ➔➜➫➑➳ ➵➟➳ ➵➟ ➜➭→ ➣ ↔➔↕➦➟ ➜➔➐ ➔➩➔↔➟➒ ➜➔➢↕➤➟↕ ________________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
➣ ↔↕ ➸↕➲➓ ➯ ➔➜ ➭➺ ➔➛➳➔➜ ➡➢ ↕➤➟↕ ➻ ➼➽ ➾ ➾➚➻ ➪➻ ➼➶ ➪ ➾➚➻ ➾ ➾➹
➱✃ ❐❒❮❰Ï ❰❰❒
ÐÑÒÓ ÔÒÕ ÒÕÖ Ô×ÔØ ÑÒ ×ÔÙ ÔÚ ÔÒÛ ÔÜ ÝÔÞ ÔßÔØà ÚáÕ âà ÕÕ ÒÕÙÕÞ ÔÚÙ ÑáÞÔâÔÙÚ Ôá ×Ô×ÔÒÓ â ÑáÒ ÔÜÞ Õ ÔãäÚ ÔÒäÒÙäÚØÑØ âÑáåßÑÜÓ Ñß ÔáÚ Ñà ÔáãÔÒÔÔÒÞ ÕàäÔÙä âÑáÓäáäÔÒÙÕ ÒÓ ÓÕ ÞÔÒà Ñâ ÔÒãÔÒÓâ ÑÒÓ ÑÙ ÔÜäÔÒÖ Ô×ÔæÞ ÕÞ ÔßÔØ Ò ×ÔãäÓ ÔÙÕÞÔÚÙ ÑáÞ Ôâ ÔÙÚ Ôá ×ÔÔÙ Ôä â ÑÒÞÔâÔÙ ×ÔÒÓâ ÑáÒ ÔÜÞ ÕÙäßÕàÔÙ ÔäÞ ÕÙ ÑáÛÕÙ Ú ÔÒåßÑÜåá ÔÒÓ ßÔÕ Òæ ÚÑçäÔßÕ×Ô ÒÓà ÑçÔá Ô Ù ÑáÙäßÕàÞÕ ÔçäÞÔßÔØÒ Ôà Ú ÔÜÞ ÔÒÞ Õà ÑÛäÙ Ú ÔÒÞ ÔßÔØÞÔèÙ Ôáâäà Ù ÔÚ Ôé
êâ ÔÛÕ ßÔÙ Ñá Ò ×ÔÙ ÔÚ ÑßÔÚÞ Õ Ú ÑØäÞÕ ÔÒÜ ÔáÕÙ ÑáÛäÚÙÕ ÔÞ ÔÚÑÙÕÞÔÚÛ ÑÒÔá ÔÒÞÔßÔØ â ÑáÒ ×ÔÙ ÔÔÒÖ Ô×ÔÞÕÔÙ Ôà æØÔÚ ÔÖ Ô×ÔÔÚÔÒÛ ÑáÙ ÔÒÓÓäÒÓãÔÝÔÛà Ñâ ÑÒäÜÒ ×Ôé
ëÔÒÞ ÔáìÔØ âäÒÓ æíÔÒäÔri î ïð î
÷øRSEMBAHAN
ùúûüý þúÿú ÿ✁✂✄☎ ✄✆✝✝✄✞✟WT atas rahmat dan ridho-Nya yang tak pernah henti engkau curahkan kepada hamba-Mu. Dengan kerendahan hati kupersembahkan
lembaran-lembaran sederhana ini kepada:
1. Ayah dan Ibu. Terimakasih karena selalu mendoakanku, memberikan cinta,
kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku. Jerih payah
dan kerja keras Ayah dan Ibu tidak akan terlupakan dan semoga Allah SWT
berkenan membalas semua jasa dan pengorbananmu.
2. Kakakku dan Adikku yang selalu memberikan motivasi dan dorongan
kepadaku. Semoga kesuksesan bisa kita raih untuk membahagiakan Ibu.
3. Sahabatku. Semoga Allah membalas budi baik kalian dan mari berjuang
✠udul ✡kripsi ☛ ☞✌✍✎ ✏✑✎ ☞ ✒✎ ✏✓✠ ✓✔ ✓✕✖✗✘BLEM SOLVING✑✓✍ ✓☞ ✓✙✎ ✔✚✑✌✛✌✛
✛✎ ✡✎✙ ✚☞ ✒ ✓✕✜✓✕✛ ✚☞✚✓✢✕✙✢ ✛
☞✎✕✚✕✜ ✛✓✙✛✓✕✛✎✙✎✔✓☞ ✑✚✏✓✕
✒✎✔✑✚✛✚✔✛✔✚✙✚✡✡✚✡✣ ✓ ✕✤✥ ✤☞✤✦ ✤✧ ★sw✤ ☛ ✓✩ ✪✫ ★✤✩ ✡✤putr✤
✕ ✬✥✬✫✑✬✭ ✬✭☞✤✦✤✧ ★sw✤ ☛ ✮ ✯✰ ✱✮ ✲ ✱✮ ✰ ✳ ✑r✬✴r✤✥✡✵ ✪ ★t ☛ ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩✛★✥★✤
✠✵ ✧ ✤✩ur ☛ ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩☞✚✑✓
✷✤✭✵ ✸t✤s ☛ ✛✶✴✵✤✩ur ✪ ✤✩✚✸ ✥u✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩
✹✺ ✻YETUJUI, ✰ ✼✛✬✥ ★✧ ★✑✶ ✥✽★✥✽★✩ ✴
Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Dr. Noor Fadiawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 002 NIP 19660824 199111 2 001
✲✼ ✛✶✵✤t ✠✵✧ ✤✩ur ✑✶✩ ✪ ★✪★✭✤✩☞✚✑✓
✾✿❀❁Y❁❂❃ ✿ ❄❅❆
❇enulis dilahirkan di ❈ ❉❊❋● ❊❍❇❉❊■ ❉❊❏❉■ ❉❑❉❊❍ ❍ ❉▲▼◆❖P ❖◗❘ ❖❙❚❯❯ ❱P ❖❘❉❍❉❲
❏ ● ❑❙ ❉❳❖■ ● ❉■❉❙❲ ❑❲❍ ❉❘ ❖❙ P ❉● ■ ❉❙ ❉❘●❉❨❨❉❑❲❩❬❉❨❭❉▲❲❪❉▲❲ ▲,❩▲◗. ■ ❉❊❫❘●❴ ❵❨❲ ◗❉. P❖❊● ▲❲ P◗ ❖❊❍ ❉w❉▲❲❏ ❖❊■❲■ ❲❳❉❊❛❵❙ ◗❉▲❊y❉■ ❲❈❜❩❊❍❳❉P ❉■ ❲P ❖▲❖P ❉❲❳❉❊❑❉❨●❊
❚❯❯ ▼ ❝❭D❞ ❖❍ ❖❙ ❲❯❈ ❉❊❋●❊❍❇❉❊■ ❉❊❑❉❨● ❊❡❱ ❱❡❝❭❢ ❇❞ ❖❍ ❖❙ ❲ ❚❈❉❊❋●❊❍ ❇❉❊■ ❉❊ ❑❉❨● ❊❡❱ ❱ ❣ ❝❭❢❩❞ ❖❍ ❖❙ ❲❚❈ ❉❊❋● ❊❍❇❉❊■ ❉❊❑❉❨●❊❡❱ ❱❤✐ ❈ ❉❨●❊❡❱ ❱❤❏ ❖❊●▲❲ P ❑❖❙■❉❛❑❉❙P ❖❘❉❍❉❲❢❉❨❉P❲P ❥❉❇❙❵❍❙ ❉◗❭❑●■ ❲❇❖❊■❲■❲❳❉❊❜❲ ◗❲ ❉❪● ❙●P❉❊❇❖❊■❲■ ❲❳❉❊ ❢❫❇❩❦ ❜❫❇❧❊❲♠❖❙P❲ ❑❉P♥❉◗❏●❊❍ ◗❖▲ ❉▲●❲❋ ❉▲● ❙❈ ❖P❭❞ ❢❇❈ ❞✐ ❭❖▲❉◗ ❉◗❖❊❋ ❉■❲ ◗ ❉❨❉P❲ P ❥❉❏ ❖❊● ▲❲ P❏❖❙ ❊ ❉❨ ◗❖❊❋ ❉■❲❩P❲ P ❑❖❊❇❙ ❉❳❑❲❳● ◗❜❲ ◗❲ ❉ D❉P❉❙, ❜❲ ◗❲❉ ♥❉❙●❑ -❉❊ ❝■❉❊◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ ❜❲ ◗❲ ❉❩❊❉▲❲ ❑❲❳❝❋● ❍ ❉P ❖❘ ❉❍ ❉❲❈● ❑❵❙❢ ❉❑❉❜● ▲❲ ❉❨◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ ❜❲ ◗❲ ❉❩❊❉▲❲ ❑❲❳■❉❊◆❉P ❉❙-■❉P❉❙ P❖◗❲ P ❉❨❉❊❩❊ ❉▲❲ ❑❲❳✐ ❇❖❊● ▲❲ P❋● ❍ ❉❲❳● ❑❉❳❑❲❛ ■❉▲❉◗❳❖❍❲ ❉❑❉❊❧❊❲ ❑❜❖❍ ❲ ❉❑❉❊❢ ❉❨❉P❲ P ❥❉❦❉❳●▲❑❉P(❧❜❢-❦) ❦❵❙●◗❇❖◗❘❲ ❊❉❉❊ ■❉❊❇❖❊❍❳❉❋❲ ❉❊❫P ▲❉◗(❦❇❇❫) ❦ ❜❫❇ ❧❊❲ ▲❉■❉❊♦❲ ❊ ❉❴ ❵❨❉❊❲❫P ▲❉◗❢❉❨❉P❲ P ❥❉ (♦❫❴ ♣q❢❩q) ❧❊❲ ▲❉✐ ❭❖▲❉◗ ❉❳●▲❲ ❉❨❏ ❖❊● ▲❲ P◗ ❖❊■❉❏ ❉❑♦❖❉P❲ P ❥❉❇❖❊❲ ❊❍❳❉❑❉❊
❇❙ ❖P ❑❉P❲❩❳❉■ ❖◗❲❳■❉❙❲❜❉❘●❏❉❑❖❊♦ ❖▲❲❑● ❊❍✐ ❇❖❊● ▲❲ P❏❖❙ ❊❉❨◗ ❖❊❋ ❉■ ❲❋● ❉❙❉❚❏ ❉■❉ ♣limpiade ❜❲ ◗❲ ❉❑❲ ❊❍❳❉❑ P❙❵ ♠❲ ❊ P❲♦ ❉❊❍❳❉♦ ❖▲❲ ❑●❊❍■ ❉❊◗ ❖❊❋ ❉■ ❲❳❵❊❑❲ ❊❍ ❖❊P❙❵ -♠❲ ❊P❲♦❉❊❍❳❉♦ ❖▲❲ ❑● ❊❍■❉▲❉◗❉❋ ❉❊❍♣limpiade ❜❲ ◗❲ ❉❑❲ ❊❍❳❉❑❞ ❉P❲❵❊ ❉▲❑❉❨● ❊
200❯✐ ❈ ❉❨● ❊❡ ❱ ❚ ❚❏❖❊●▲❲ P◗❖❊❍❲❳● ❑❲ P❙❵❍❙❉◗ P❖ ❊❍ ❉▲ ❉◗❉❊♥❉❏❉❊❍ ❉❊(PP♥) y❉❊❍
st✉✈t✇A✉A
Puji syukur hanyalah untuk-Mu Allah, Rabb semesta alam, yang senantiasa
men-curahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Model Pembelajaran① ② ③④ ⑤⑥⑦⑧ ③⑤⑨⑩❶❷Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, seorang yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi penulis.
Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. selaku Pembimbing I, terima kasih atas
kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala fasilitas,
sudi menjadi tempat berbagi.
4. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing II, terima kasih atas
kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.
5. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan
saran untuk perbaikan skripsi, kesediaannya memberi bimbingan dan moti-vasi, meminjami segala fasilitas, sudi menjadi tempat berbagi.
6. Ibu Dra. M. Setyorini, M.Si., terima kasih atas bimbingan motivasi dan nasehatnya,
7. Bapak Drs. Sunyono, M.Si., terima kasih atas jurnal-jurnal ilmiahnya, serta
dosen-dosen Program Studi Pendidikan Kimia lainnya, terima kasih atas ilmu yang telah kau bagi.
8. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.
9. Bapak Drs. Hendro Suyono selaku Kepala SMAN 9 Bandar Lampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih juga atas
bimbingan dan masukannya.
10. Bapak Drs. Junaidi Ginting sebagai Guru Mitra atas waktu yang terluangkan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Terima kasih
atas bimbingan saat tindakan kelas.
11. Bapak dan ibu dewan guru, staf TU SMAN 9 Bandar Lampung yang sudi
menerima keberadaan penulis selama penelitian.
12. Ibu dan Ayah. Terima kasih atas restu dan doa yang tak henti-hentinya kau titipkan untuk kelancaran penelitian anakmu dan keberhasilan mengenyam
studi ini.
13. Keluargaku, kak Eko, dek Juanda terima kasih atas semangat, dorongan, dan
bantuan kalian.
14. Rekan-rekan seperjuanganku Mahfudz, Usep, Janwar, Diky, Devi, Vera, Susi, Titin, Agita, Sulas, Dita, Rina, Anggun, Ria, Ika, Hia, Esty, Elsa, Dela, Ena,
Qiqi, Indah, Khususiyah, Dena, Alan, Toro, Obed, Irma, Eti, Reli, Pipit, dan
Joni terima kasih atas kesediaan kalian membantuku, semoga kita tetap solid dan tetap semangat.
15. Rekanku dan temanku di FPPI dan BIROHMAH, dimana pun kalian berada. 16. Murid-muridku pasukan XI IPA 5 dan XI IPA 6 SMAN 9 Bandar Lampung 17. Kakak dan adik tingkatku angkatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2010, dan
2011.
Akhirnya, penulis meminta maaf atas kesalahan ucap, tingkah yang menyakiti, dan prasangka yang kurang baik. Harapannya, semoga skripsi ini menjadi sebuah
kenangan indah dan menjadi bahan rujukan penelitian selanjutnya. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, Oleh karena itu, diperlukan masukan oleh pembaca untuk perbaikan skripsi ini.
Bandarlampung, Januari 2012 Penulis,
Andrian Saputra
❺❻ P❼N❽❾❿ULUAN
A. Latar Belakang
➀endidikan me➁➂ ➃➄kan a➅ ➃➆k ➇ang ➅➄nga➈ pen➈ing dalam membang➂ ➉➃➆ ➁adaban bang➅a➊ ➀endidikan ➇ang be➁k➂ ➄li➈a➅➋ence➁minkan pe➁adaban ➅➂a➈➂➌➄ng➅➄ j➂➍a be➁k➂➄li➈a➅➊ ➎e➁da➅➄ ➁kan ➏ndang➐➂ndang ➑omo➁➒➓➔➄h➂ ➉ ➒➓ ➓ →➈en➈ang ➣i➅➈em
➀endidikan ➑a➅↔onal↕➃endidikan be➁f➂➉g➅↔➂ ➉➈➂➙mengembangkan kemamp➂➄n dan memben➈➂➙➛a➈ak ➅e➁➈a pe➁adaban bang➅➄➇ang be➁ma➁➈aba➈ dalam ➁angka mence➁da➅➙➄n kehid➂ ➃an bang➅a↕ ➋engembangkan po➈en➅↔pe➅➆ ➁➈a didik aga➁ menjadi man➂ ➅↔a ➇ang be➁iman dan be➁➈ak➛a kepada ➔ ➂ ➜➄n ➝➄ng➞➄ ➜➄➟ ➅➄↕ b
er
➄➄klhk muli➄↕ ➄seh↕t➌➂↕erilm➠➄➙➄ ➃↕➙➄retif↕➋➄ndiri↕➡➄ mn➄enjdi w➄r➍➄ n
e
➍➄➄r y➄n dg➄emokrtis sert➄ b➄ertnggung j➄➄➌ ➊w
➀➙➄ienidd n➉ ➄➢➉ ➄si l ➜➄s mru➄mpu m➄enj pmin➄emer➄ ➄t n k➄pesem➄tn pendidi➙➄➉↕ p
en in g k
➄➄tn mutu➡➄n rele➤➄nsi sert➄ efesien➄➉ ➄si mjemen pendidi➙➄➉➊ ➀ening ➐ ➙➄➄tn relev➄nsi p➙➄iidden n d➄➙➅➂➡ ➙➄im n u mtukneng➜➄sil➙➄n lu➂ ➅➄l n y➄ng se➅➂➄i
d e
➉➍➄n tu➄ntutn k➄htuuebn b➌➄er sis potensi sumber ➡➄➄y➄l➄m➥➄➊esinnod ➀ening ➐ ➙➄➄tn efisien➄➉ ➄si mjemen p➙➄endidi n d➄➙➂➙➄il n m➄ellui p➄enerp➄n m➄➉➄jemen
b er
➩
➫e➭da➯ ➲➭kan ➳➵➸ ➵➲n pendidikan na➯ ➺onal ➳e➭➯ ➻b➵ ➳➼ dapa➳ dika➳akan bah➽a dengan pendidikan➼➾➻➯ ➻➭ ➳a didik ➳idak han➚a mendapa➳kan ilm➵penge➳ah➵an ➯➻ma➳a nam➵➪➶embe➭ikan pengalaman belaja➭ kepada pe➯ ➻➭ ➳a didik aga➭ dapa➳menjadi➹ kan me➭eka ➯ ➻bagai man➵➯ ➺a ➚ang mamp➵➘➻➭piki➭➯ ➻ca➭a logi➯➼➴➭i➳i➯➷➲n k➭ea➳if
➚ang nan➳in➚a dengan kemamp➵➲n be➭piki➭➳e➭➯eb➵ ➳ me➭eka dapa➳mengaplika➯ ➺➹ kann➚a di kehid➵➾➲n n➚a➳a ➯ ➻hingga dapa➳ memecahkan pe➭ma➯ ➲lahan di ma➯➚a➹
➭aka➳➬
➮n➳➵➴ ➶encapai ➳➵➸ ➵ ➲n ini➼ ➳e➭dapa➳ bebe➭apa a➯➾ek ➚ang pe➭l➵➷➺benahi ➯ ➲lah ➯ ➲➳➵➪➚a adalah p➭o➯ ➻➯pembelaja➭an➬ ➱aa➳ ini pendidikan di ✃ndone➯➺a memiliki ban➚ak kelemahan pada be➭bagai ➯➺➯ ➺➬ ➱alah ➯ ➲➳➵kelemahan pendidikan✃ndone➹
➯ ➺a adalah pada bebe➭apa ➯➻kolah➼ pembelaja➭an➚ang di➳e➭apkan ma➯ ➺h be➭p➵➯ ➲➳ pada g➵➭➵(t❐❒ ❮her centered learning). ❰➲➷➲ p➻➘➻ Ï➲➸ ➲m r➲n➺➪ ➺➯ ➺sw➲Ð➻➪➷➻r➵➪ Ñ
Ò➲➲ny➘➻➺➪➷➲➴rt ➯ ➻➯ ➵➲➺➷➻➪Ñ➲n➲p➲ y➲nÑ➷➺➺nstr➵➴➯ ➺➴➲nÓÏ➻ÒÑuru, t➲➪➾➲➘➻r➵➯ ➲Ò➲ ➯ ➻➪➷➺➺r u➵➴nt ➶➻➺➴➺m➴➲r n➲➾➲ y➲nÑ➯ ➻➘➲➺➴➪➲y➷➺ Ï➲➴➵➴➲n unt➵➴ ➶➻➪Ð➲➾➲➺ t➵➸ ➵➲n ➘➻ Ï➲➸ ➲rny➲. Ô➻r➻➴➲ t➺➷➲➴➷➲➾➲t m➻n ➸ ➲➷➺➯ ➻or➲nÑ p➻ Ï➲➸ ➲r m➲➪➷➺r➺ y➲nÑ➷➲➾➲t m
➻➘➲➪ Ñm un➴Ó➪➯ ➻p➷➲n ➾➻➲m Ò➲m➲n n➲y➯ ➻➪➷➺➺r.
✃Ïmu➾➻nÑ➻t➲Ò➵ ➲n➲Ï➲m➘➻r➴➲➺t➲n➷➻Ñ➲n nÐ ➲r➲ m➻➪Ð➲➺r t➲Ò➵➳➻nt➲nÑÑ➻➸➲Ï➲➲Ï➲m
➯ ➻ Ð➲➲r➯ ➺st➻m➲➺ts, ➯➻Ò➺➪ Ñ Ñ➲✃❰Õ➘➵➴➲nÒ➲➲yn➾➻nÑ➵➲s➲➲n➴➵ ➶➾➵Ï➲n ➾➻nÑ➻t➲ Ò➵ ➲n y
➲nÑ➘➻r➵➾➲Ö ➲➴➳➲ -Ö ➲➴➳➲, ➴ Ó➪ ➯➻p-➴ Ó➪ ➯➻p, ➲t➲ pu➺rn➯➺p -p➺➪ ➯ ➺r p➯ ➲➸ ➲ t➻t➲➾➺➸ ➵Ñ ➲ m➻ -ru➾➲➴➲n➯ ➵➲tu pÓ➯ ➻r s ➾➻n➻➵ ➲mn. ❰➻➪➷➺➷➺➴➲n✃❰Õ➷➺Ò➲r➲➾ ➴➲n➷➲➾➲t m➻➪➸ ➲➷➺
w
➲Ò➲➪ ➲➘➲Ñ➺➾➻➯ ➻rt➲➷➺➷➺➴ ➵➪ ➳➵➴➶➻m➾➻ Ï➲➸ ➲➺r➷➺➺r➯ ➻➪➷➺➺r➷➲n➲Ï➲m➯ ➻➴➺t➲r, ➯ ➻rt➲ p
ro ➯➾➻➴➾➻nÑ➻➘➲mnÑ ➲nÏ➻➘➺ÒÏ➲➪ ➸ut ➷➲n ➻➪ ➻m r➲➾➴➲nny➲ ➷➲Ï➲m➴➻Ò➺➷➵➾➲n s➻Ò➲➺r
Ú
ÛlmÜÝÞmia meßÜ àakan á âlah áâ ãÜÞlmÜá âináäang memiliki kaßakãeßiá ãik äang á âma dengan Ûåæç åembelajaßan kimia di èéæ dan éæ memiliki ãÜêÜ ân dan fÜ ëìáÞ ãeßãenãÜ íîÞanãaßanäa adalah Ü ë ãÜ ÝïemÜà Ük á Þkap ilmiah äang mencakÜà
á Þkap kßiãiáãeßhadap peßnäaãaan ilmiahíäaiãÜ ãidak mÜ îâh peßcaäa ãanpa adanäa dÜ ÝÜ ëìan haáil obá ðßñâá Þ íïemahami koná ðpòkoná ðp kimia dan peneßapannäa
ÜëãÜÝïenäeleá âikan maáâlah dalam kehidÜà ân áehaßiòhaßiç ónãÜ Ýïencapai ãÜêÜân dan fÜëgá Þ ãeßá ðbÜã maka dipeßlÜ Ýân kemampÜân beßpikißãingkaããinggi á âlah áâ ãÜëäa adalah keãeßampilan beßpikiß kßiãiáç
ôeãeßampilan beßpikiß kßiãiá meßÜ àâkan kemampÜan äang á ângaã eá ðná Þal ÜnãÜÝ kehidÜà âníà ðkeßjaaníîan beßfÜ ëgá Þ efekãif dalam á ðmÜ â aá à ðk kehidÜà ân lainò näaç éenÜ ßÜãõalpen (ö ÷÷ ø), ùðà Þ ÝÞr r Ý ßÞÞts âî âúâûïðùðmî âr â Ýây nÝðtðrâmàÞúân
ââtu strâtðìÞÝü ì ëÞÞ ýt îâúâm mðëðÜÝâtn n tÜêÜ ân. åü á ðr s tðrá ðùÜ ãîÞúâúÜÞá ðtðúâû m
ðë ðÜ Ýânt n tÜêÜân, mðmà ðÞrtùâ ëm ìÝân, îân mðnìâþuúâìnìnsuÝ ðâî âp á âá âârn.
õâúÞ ëÞ mðÜ àâ Ýâr nùðÜ Ýtn ùðà Þ ÝÞr r yânìàðúruî Þ Ýðùâmnì Ýânîâúâm râ nì Ýâ mð -m
ðþâûÝân mâá âúâûíï ðruÜ á Ýâm nÝ ðá ÞàÜúâm , mnðëìàÜúÝâum nùðùâìâÞr Ý ðÜëìm -ÝÞ ëân, îân mðmùÜ ât ÝðputÜá ânÝ ðtÞ Ýâ mðììÜn ëâ Ýâná ðÜ âm ÝððtâràÞúâm n tðrá ðùÜ ã
á ðþââr ðý ðÝãÞ ýîâúâmÝüëãðÝáîân tÞà ð yâìn tðâpt. åðëî âàât á ðëâî âîÞ Ý ðmuÝâ Ýân æëììðúo (ö ÷÷ÿ), ùðràÞ ÝÞr ÝßÞtÞs âîâúâûïðìâàúÞÝâá Þ Ýân n râáÞüëâú, Ýðì ÞââtnùðàÞ ÝÞr r y
✲
dan non con✳oh da✴i ma✳e✴i ✵ang ✶edang dibaha✶ ✷ ✸✹hap be✴ik✺ ✳n✵a ✶✻✶ ✼a mem✽ b✺✹✳ ja✼aban ✶emen✳a✴a da✴i pe✴ma✶alahan✷ ✾elal✺✻ kegia✳an ini✿ ✶✻ ✶ ✼a dapa✳ meningka✳kan ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺❀engem✺❁ ✹kan hipo✳e✶✻ ✶ ✷ ❂e✴i✽ k✺✳n✵a ✶✻ ✶ ✼a akan memb✺ ❁✳ikan kebena✴an da✴i ja✼aban ✶❃men✳a✴a ✳e✴✶❃b✺✳✷
❄ada ✳ahap ini✿ ✶✻ ✶ ✼a akan melak✺kan ob✶❃✴ ❅a✶✻✿❃k✶❆❃✴imen✿✳✺❇ ✹✶✿❈✻ ✶❁ ✺✶✻ dan lain✽lain ✺❉✳✺❁❀emb✺ ❁✳ikan ja✼aban ✶❃men✳a✴a ✵ang me✴eka kem✺ ❁✹kan✶ehing✽ ga akan meningka✳kan ✶ ✹lah ✶ ✹✳✺ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺kemamp✺✹n
✺❉✳✺ ❁❀embe✴ikan ala✶an✷ ✸✹hap ✳e✴akhi✴✵ai✳✺mena✴ik ke✶✻mp✺❊an✷ ❄ada ✳ahap ini ✶✻ ✶✼a di✳✺❉✳✺ ✳✺❉✳✺❁mengkom✺❉✻ka✶✻kan ha✶✻ln✵a kepada ✶✻ ✶ ✼a ✵ang lain dan membe✴ikan penjela✶ ✹n mengapa ✶✻ ✶ ✼a menja✼ab demikian✶❃hingga dapa✳ meningka✳kan ✶ ✹lah ✶ ✹✳✺ke✳e✴ampilan be✴piki✴ k✴i✳i✶✵ai✳✺❀engapa✷ ✾e✶ ❁ip✺❉ b✺❁ ✹nlah model✵ang ✶ ✹ma ✶❃kali ba✴ ✺✿❆ene✴apan model✳e✴✶❃b✺✳ mengalami kemaj✺ ✹n ✵ang pe✶ ✹✳ di ban✵ak ✶❃kolah dan pe✴g✺✴ ✺✹n ✳inggi da✴i be✴bagai di✶✻plin ilm✺❈i nega✴a✽nega✴a maj✺(✸✹n✿ ❋ ● ●❍).
❑
B. Rumusan Masalah
▲e▼da◆ ❖▼kan laPa▼ belakang ◗ang Pelah dikem❘❙ ❖kan❚❯aka ▼❘❯ ❘◆ ❖n ma◆ ❖lah pada peneliPian ini adalah ◆❱bagai be▼ik❘ P❲
▲agaimana efekPi❳ ❨Pa◆model pembelaja▼an❩ ❬❭ ❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡pada maPe▼i pokok ke◆❱Pimbangan kimia ❘❢P❘❙❯eningkaPkan kePe▼ampilan be▼piki▼ k▼iPi◆◆ ❨◆❣a❤
C. Tujuan Penelitian
▲erd❖◆ ❖rk❖n ru❘◆ ❖m n m❖◆ ❖l❖h y❖ telgn❖h dikemuk❖❙❖❢❚ ❯❖❙❖ tu❘ ❖j n peneliti❖n in
i ❖✐❖❖lh untuk mendeskripsik ❖n p❖emelbj❖r❖n ❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡❖yn efekgtif
✐❖l❖m mening k❖t❙ ❖n ❖eterkmpil❖n berpikir kritis sisw❖
D. Manfaat Penelitian
❥❖sil pelitien❖n ini d❦❖i r❖❧❙❖n✐❖p❖t b❖ermnf❖❖t ♠❖gi b♠❖♥❖er i pi❦❖k ❖yitu❲ ♦♣ qisw❖
rg❖enn diter❖❧❙ ❖❖nny model ❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡✐❖l❖m kegi❖t❖ bnel❖j❖r meng s ❖❖jr m❖❙❖❖❙❖n mk❖engin❙t❖n ❖emk❧❘❖m n berpikir sisw❖ ❙ ❖ren❖ sisw❖ bel❖j❖r
b er
✐❖◆ ❖❙ ❖r n m❖s❖l❖h✐❖n tem❘ ❖nny❖ sen♣diri t♣ ✉uru
✈✇✐ ❱l❩❬❭❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡❘❧❖❙❖mer n s❖l❖h◆ ❖tu❖❢❖lter tif model ❖j❖pembelr❖n y
❖ng inov❖tif❚❙▼e❖❚tif✐❖n produktif ♠❖i ggur❘♣ ①♣ qekol❖h
②er❖❧❖en n delom ❩ ❬❭ ❪❫❴ ❵❛❭ ❫❜❝❞ ❡✐❖l❖m p❖belemj❖❖rn merup❖❙❖n ❖❢❖lter tif u
n tu k
③
E. Ruang Lingkup Penelitian
④n⑤⑥ ⑦⑧enghinda⑨i penaf⑩ ❶⑨an❷ang be⑨beda❸beda ⑤e⑨hadap i⑩⑤ilah ❷ang dig⑥ ❹❺❸ kan❻⑧aka pe⑨l⑥❼❶kembangkan bebe⑨apa i⑩ ⑤ilah ⑩❽bagai be⑨ik⑥ ⑤❾
❿➀ ➁➂❼ ❽l➃➄ ➅➆ ➇➈➉➊ ➅ ➇➋➌➍ ➎ ❷ang dig⑥ ❹akan pada peneli⑤ian ini adalah model ➃➄ ➅➆➇➈➉➊ ➅➇➋➌➍➎men⑥⑨⑥ ⑤➏epdikna⑩ (➐ ➑ ➑➒) y❺❶tu ➂ ⑩❽rp s m❽nt❺➓❼❺n ❶nt❽➓❽⑦ -t
⑥❺➓❼❺➓❺m m❽❹❽⑥ ⑦❺m n s⑥ ❺tu m❺⑩ ❺➓❺➔❼❺n m❽❽→❺➔⑦❺m ❺nny➣❽❼❺r s❺r⑦❺n❼❺❺t
❼❺n❶ ❹↔or m❺⑩❶ y❺↕n❺ ⑦⑥❺rt, ⑩❽➔❶ ❹↕↕❺❼❺➙❺t ❼❶❺m➣❶➓ ⑦❽⑩ ❶➙⑥➓❺m n y❺↕n t❽➙❺t ❼❺n
→❽❺rmt . ➛❺n↕⑦❺➔ -➓❺n↕⑦❺➔⑧ ➂❼ ❽➓ ➂rp➣➓❽m⑩➂➓➜❶ ❹↕⑧❽t urun➏epdikna⑩ (➐ ➑ ➑➒) ❺❼❺➓❺➔(❺) ❺❼❺ m❺⑩ ❺➓❺➔❺ ❹↕y ❼❶ ➣❽r❶ ⑦❺n, (➣) m❽❹→❺❶r❼❺❺t ❺❺tu⑦❽❽t❺rn↕❺n y❺ ❹↕
❼❺➙❺t❼❶↕un❺ ⑦❺n u⑥ ⑦nt ⑧❽❽ ➓❽⑩❺❶ ⑦❺yn n m❺⑩ ❺➓❺➔❻(→) m❽❹❽t❺➙⑦❺n➝❺❺ ➣❺w n ⑩❽❽mnt❺r❺❼❺❶r m❺⑩❺➓❺ ➔⑤❽⑩❽➣⑥ ⑤r , (❼) m❽↕⑥➝❶n ⑦❽➣❽❹❺❺rn➝❺w❺ ➣❺n s❽❽m❺nt❺r t
❽⑩❽➣⑥⑤r , ❼❺n (❽) m❽❺n❶ ⑦r ⑦❽⑩ ❶m➙⑥➓❺n
➐➀ ➞❶sw❺ y❺n↕ m❽❹➝❺❼❶⑩ ⑥ ➣ ➝❽⑦❼❺➓❺m➙ ❽n❽➓❶t❶❺n ❶ ❹❶❺❼❺➓❺➔⑩ ❶❺sw⑦❽➓❺s ➟➠➠ ➡➢➤ ❼❺n➟➠➠ ➡➢➥ ➞➁➢➦❽↕ ❽❶r➧ ➨❺ ❹❼❺r ➛❺↕nmup ➩ah⑥ ❹➡elaja⑨an ➐➑❿ ❿➫➐➑❿➐ ➭➀ ➯e⑤e⑨ampilan be⑨piki⑨ k⑨i⑤i⑩❷ang di⑤eli⑤i adalah ke⑤e⑨ampilan be⑨piki⑨ k⑨i⑤i⑩
men⑥ ⑨⑥ ⑤➲❹ ❹❶⑩ (❿ ➧➒➤) y❺❶tu (❺) m❽m➣❽r❶ ⑦❺n p❽❹➝❽➓❺⑩ ❺n⑩❽❼ ❽r➔❺ ❹❺ ❼ ❽↕❺n n
❶❹❼❶ ⑦❺tor ➣❽rt❺n❺y❼❺n m❽❹ ➝❺w❺ ➣➙ ❽❺rt❺❺ny n y❺↕n➣❽r↔➂⑦⑥ ⑩➙❺❼❺ ⑩⑥➣❶ ❹❼❶ ⑦❺tor m
➳
(➵➸ ➺ont ➻➼n nno➵➸➺ont ),➻➼n (➽) m➽n➾➼tur t➼ ➚➪➶➚➻➼n str➼➽➾ ➶t ➻➽n➾➼n➶ ➹ ➻➶ ➚➼tor m
➽ ➹➽nt➘➚➼n➴ ➘➼tu t➶ ➹➻➼ ➚➼n y➼n➾➷➽r➬➸➚➘ ➴➮➼ ➻➼➴ ➘➷➶ ➹ ➻➶ ➚➼tor ➽ ➹➻➽➬➶ ➹➶➴➶ ➚➼m n m
➼➴➼➱➼ ➺
✃❐ ❒➼➽t➶r➮➽m➷➽➱➼❮➼➼rn y➼➾n➻➶➷➽➶ ➚➼r n➼ ➻➼➱➼ ➺➚➽➴➽➶t➷➼ ➹m ➾ ➼n➚➶➶➼m ➻➽n➾➼n m
➼➽t➶r➮➸ ➚➸ ➚➚ ➸➹➴➽p➚➽s➽t➶m➷➼ ➹➾➼n➻➶ ➹➼➶ms, t➽➼➮➼t n➚➽➴➽➶t➷➼mn➾➼n➻➼n st
➸➶ ➚➶om➽tr➶➚➽➴➽t➶➷➼ ➹➾ ➼m n➚➶m➶➼➴➽➼rt ➮➽➾➽➴➽r ➼rn➚➽➴➽➶t➷➼ ➹➾ ➼m n (➼➴➼s ❰➽ Ïha➪elieÐ)
Ö Ö×Ø ÖÙÚ ÛÜÛÙÝ ÜÞ ØÛß Û
Û× Ýàáàmâ ãâl â är ßonstruktivis àm
åæçè éè êëì çíîïð æ éñ æî ò(óô õô) dalamöï çç æç÷åè ð êïñï ÷òï çø æùï éúû çï ü ýè
(þ ÿ ÿó) matak benyanaahw ✁ì çð êéè ù êû✂ûð✄æ✄æéè☎ïù ï çð ïîï üð ï êèïîû éï ç ñûîð ïñï ê
☎æç✆æêï üè ï çýï ç✆✄æçæùï çùï ç✝ï üúï☎æç✆æêï üèï çù û êï✄æéè☎ïùï çüïðûîù ì çð✞ êéèù ðû (btu) kenkanita sendiri. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil
kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.
Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan
akan sangat mustahil terjadi. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat
di-transfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum
mem-punyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep,
ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan
dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya (Triyanto, 2007).
Menurut Von Glaserfeld (1989) dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu
(2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:
1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali penga-laman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut. 2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan
10
pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaan-nya untuk selanjutperbedaan-nya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengeta-huannya.
3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain(selective conscience). Melalui suka dan tidak suka inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pemben-tukan pengetahuannya.
Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan
memba-ngun pengetahuan dan pemahaman. Menurut Piaget dalam Rita L. Atkinson
(1991) bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang
men-cari jawaban dengan melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa
yang terjadi. Hasil dari eksperimen miniatur itu menyebabkan anak menyusun
pengetahuannya sendiri. Piaget menyebutnya skema tentang bagaimana dunia
fisik dan sosial beroperasi. Saat menemukan benda atau peristiwa baru, anak
ber-upaya untuk memahaminya berdasarkan skema yang telah dimilikinya. Piaget
menyebut hal ini proses asimilasi yaitu upaya anak untuk mengasimilasikan
peris-tiwa baru ke dalam skema yang telah ada sebelumnya. Jika skema lama tidak
cu-kup untuk mengakomodasi peristiwa baru, maka anak seperti layaknya seorang
ilmuwan akan memodifikasi skema dan dengan demikian memperluas teori
ten-tang dunia. Paradigma konstruktivisme oleh Jean Piaget melandasi timbulnya
strategi kognitif yang disebut teorimeta cognition. Meta cognitionmerupakan
keterampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol
proses berpikirnya. Menurut Preisseisen (1985)meta cognitionmeliputi empat
jenis keterampilan, yaitu:
11
2. Keterampilan pengambilan keputusan (decisión making), yaitu keteram-pilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memilih suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengum-pulan informasi, perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alter-natif, analisis informasi, dan pengambilan keputusan yang terbaik berda-sarkan alasan-alasan yang rasional.
3. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking), yaitu keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya yang mencakup menganalisa argu-men, memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasio-nal, analisis asumsi, serta interpretasi logis.
4. Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), yaitu keterampilan indi-vidu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk menghasilkan gagasan yang baru, konstruktif berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang rasional maupun persepsi, dan intuisi individu.
Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain: (1)
penge-tahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak
pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam
pro-ses belajar lebih pada propro-ses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan
partisipasi siswa, dan (6) guru adalah fasilitator.
✟✠✡ ☛☞✌lP✍✎ ✏✑✒✓Solving
Masalah pada hakikatnya merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Masalah
yang sederhana dapat dijawab melalui proses berpikir yang sederhana, sedangkan
masalah yang rumit memerlukan langkah-langkah pemecahan yang rumit pula.
Masalah pada hakikatnya adalah suatu pertanyaan yang mengandung jawaban.
Suatu pertanyaan mempunyai peluang tertentu untuk dijawab dengan tepat, bila
pertanyaan itu dirumuskan dengan baik dan sistematis. Ini berarti, pemecahan
suatu masalah menuntut kemampuan tertentu pada diri individu yang hendak
memecahkan masalah tersebut. Pemecahan masalah adalah suatu proses mental
dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya
12
tepat dan cermat. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan peserta
didik berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri
infor-masi untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Dengan kata
lain, pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk
membuat keputusan tertentu (Hidayati, 2006).
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam proses pembelajaran dikemukakan
oleh John Dewey (1920), yakni :
1. siswa menghadapi masalah, artinya dia menyadari adanya suatu masalah tertentu
2. siswa merumuskan masalah, artinya menjabarkan masalah dengan jelas dan spesifik
3. siswa merumuskan hipotesis, artinya merumuskan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut yang masih perlu diuji kebenarannya
4. siswa mengumpulkan dan mengolah data atau informasi
5. siswa menguji hipotesis berdasrkan data atau informasi yang telah dikumpulkan dan diolah
6. menarik kesimpulan berdasrkan pengujian hipotesis dan jika ujinya salah maka kembali ke langkah 3 dan 4 dan seterusnya
7. siswa menerapkan hasil pemecahan masalah pada situasi baru
Pemecahan masalah bukan perbuatan yang sederhana, akan tetapi lebih kompleks
daripada yang diduga. Pemecahan masalah memerlukan keterampilan berpikir
yang banyak ragamnya termasuk mengamati, melaporkan, mendeskripsi,
meng-analisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramalkan, menarik
kesim-pulan, dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang dikumpulkan dan
diolah. Untuk memecahkan masalah kita harus melokasi informasi,
menampil-kannya dari ingatan lalu memprosesnya dengan maksud untuk mencari hubungan,
pola, atau pilihan baru.
Langkah-langkah modelproblem solving(Depdiknas, 2008) yaitu meliputi : 1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
13
2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan kegiatan lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi (Nessinta, 2009).
✔✕✖✗✗tr✘il✘✙pm ✚✗rpikir✖ritis
Keterampilan adalah kecakapan untuk melaksanakan tugas, dimana
keterampil-an tidak hketerampil-anya meliputi gerakketerampil-an motorik, tetapi juga melibatkketerampil-an fungsi mental
yang bersifat kognitif, yaitu suatu tindakan mental dalam usaha memperoleh
pengetahuan. Proses berpikir berhubungan dengan pola perilaku yang lain dan
membutuhkan keterlibatan aktif pemikir. Menurut Presseisen dalam Costa (1985)
pengertian ini mengindikasikan bahwa berpikir adalah upaya yang kompleks dan
reflektif bahkan suatu pengalaman yang kreatif. Berpikir membuat seseorang
da-pat mengolah informasi yang diterima dan mengembangkannya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Arifin (2003) menyatakan bahwa berpikir merupakan
proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Berpikir juga merupakan
kemampuan jiwa taraf tinggi yang dapat dicapai dan dimiliki oleh manusia.
Ada-nya kemampuan berpikir pada manusia merupakan pembeda yang khas antara
ma-nusia dengan binatang. Melalui berpikir, mama-nusia dapat mencapai kemajuan yang
luar biasa dan selalu berkembang dalam peradaban dan kebudayaan. Menurut
14
proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Walaupun demikian, aspek
kog-nitif berkaitan dengan cara-cara bagaimana mengenal sesuatu seperti persepsi,
penalaran, dan intuisi. Kemampuan berpikir menitikberatkan pada penalaran
se-bagai fokus utama dalam aspek kognitif. Menurut Costa dalam Liliasari (2007)
membagi keterampilan berpikir menjadi dua, yaitu keterampilan berpikir dasar
dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Berpikir kompleks atau
tingkat tinggi dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan
masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Diantara
proses berpikir tingkat tinggi, salah satu yang digunakan dalam pembentukan
sistem konseptual IPA adalah berpikir kritis. Berpikir kritis sangat diperlukan
oleh setiap individu untuk menyikapi permasalahan kehidupan yang dihadapi.
Berpikir kritis membuat seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah atau
memperbaiki pikirannya sehingga dia dapat bertindak lebih cepat. Seseorang
di-katakan berpikir kritis, apabila ia mencoba untuk membuat berbagai pertimbangan
ilmiah untuk menentukan pilihan terbaik dengan menggunakan berbagai kriteria.
Berpikir kritis berbeda dengan berpikir biasa. Berpikir biasa tidak mempunyai
standar dan sederhana, sedangkan berpikir kritis lebih komplek dan berdasarkan
standar objektif, kegunaan atau kemantapan.
Presseisen dalam Costa (1985) mengatakan bahwa berpikir kritis diartikan sebagai keterampilan berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, me-mahami asumsi yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model
presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.
Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan, sebagai apa
15
Terdapat enam komponen atau unsur dari berpikir kritis menurut Ennis (1989)
yang disingkat menjadi FRISCO, seperti yang tertera pada tabel 2.1.
✛ ✜✢✣l ✤✥ ✦nsur ✧unsur k✣✣tr✜mpil✜★✢✣rpikir kritis
No Unsur Keterangan
1 Focus Memfokuskan pemikiran, menggambarkan
poin-poin utama, isu, pertanyaan, atau permasalahan. Hal-hal pokok dituangkan di dalam argumen dan pada akhirnya didapat kesimpulan dari suatu isu, pertanyaan, atau permasalahan tersebut.
2 Reasoning Ketika suatu argumen dibentuk, maka harus
disertai dengan alasan (reasoning). Alasan dari argumen yang diajukan harus dapat
mendukung kesimpulan dan pada akhirnya alasan tersebut dapat diterima sebelum membuat keputusan akhir.
3 Inference Ketika alasan yang telah dikemukakan benar,
apakah hal tersebut dapat diterima dan dapat mendukung kesimpulan
4 Situation Ketika proses berpikir terjadi, hal tersebut
dipengaruhi oleh situasi atau keadaan baik (keadaan lingkungan, fisik, maupun sosial).
5 Clarity Ketika mengungkapkan suatu pikiran atau
pendapat, diperlukan kejelasan untuk membuat orang lain memahami apa yang diungkapkan
6 Overview Suatu proses untuk meninjau kembali apa yang
telah kita temukan, putuskan, pertimbangkan, pelajari, dan simpulkan.
Moore dan Parker (dalam Liliasari, 2011) menyatakan bahwa berpikir
kritis memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Menentukan informasi mana yang tepat atau tidak tepat. 2. Membedakan klaim yang rasional dan emosional. 3. Memisahkan fakta dari pendapat.
4. Menyadari apakah bukti itu terbatas atau luas.
5. Menunjukkan tipuan dan kekurangan dalam suatu argumentasi orang lain. 6. Menunjukkan analisis data atau informasi.
7. Menyadari kesalahan logika dalam suatu argumen.
8. Menggambarkan hubungan antara sumber-sumber data yang terpisah dan informasi.
16
10. Membangun argumen yang meyakinkan. 11. Memilih data penunjang yang paling kuat. 12. Menghindari kesimpulan yang berlebihan.
13. Mengidentifikasi celah-celah dalam bukti dan menyarankan pengumpulan informasi tambahan.
14. Menyadari ketidakjelasan.
15. Mengusulkan pilihan lain dan mempertimbangkannya dalam pengambilan keputusan.
16. Mempertimbangkan semua pemangku kepentingan atau sebagiannya dalam pengambilan keputusan.
17. Menyatakan argumen dan kontek untuk apa argumen itu. 18. Menggunakan bukti secara benar.
19. Menyusun argumen secara logis dan kohesif.
20. Menghindari unsur-unsur luar dalam penyusunan argumen.
21. Menunjukkan bukti untuk mendukung argumen yang meyakinkan.
Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis (KBKr)
yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima
kelom-pok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary
clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan
(interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta
stra-tegi dan taktik (strategy and tactics). Adapun kedua belas indikator tersebut
adalah:
1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen.
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan. 4. Mempertimbangkan kredibilitas sumber.
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10. Mengidentifikasi asumsi.
17 e. Melihat struktur dari suatu
argumen
18
19
Pada penelitian ini, indikator yang dikembangkan adalah
✸o ✹✺lompok Indikator Sub Indikator
membuat isi definisi (contoh dan non contoh)
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan hasil penelitian terkait model pembelajaranproblem
solving :
1. Hasil penelitian Sulistiana (2008) yang menemukan bahwa model
pembela-jaran paduanproblem solvingdan kooperatif tipe STAD dalam
meningkat-kan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA memberimeningkat-kan hasil yang
lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Hasil penelitian Baer (1993) yang menemukan bahwa proses pembelajaran
yang melatih siswa untuk memecahkan masalah (problem solving) dapat
meningkatkan kecakapan berpikir kritis-kreatif siswa.
3. Rofi udin (2000) menemukan bahwa kegiatan pembelajaran yang
memberi-kan kebebasan kepada siswa dalam menentumemberi-kan topik atau masalah yang
20
divergen, melakukan eksplorasi, semua ini dapat melatih keterampilan
ber-pikir kritis siswa.
4. Hasil penelitian Widyastuti (2010) yang menemukan bahwa model
pembela-jaranproblem solvingdapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis
Siswa.
✻✼✽on✾✿p
Herronet al.(1977) dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada
defi-nisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
disamakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011)
mendefinisi-kan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada
satu-pun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan
suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep,
sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.
Lebih lanjut lagi, Herronet al.(1977) dalam Fadiawati (2011) mengemukakan
bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian
konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan
nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut
20
Tabel 3. Analisis konsep materi kesetimbangan kimia.
❀❁ ❂ ❃❄ ❅l ❆ons❅p ❇❅❈inisi ❆ons❅p
Jenis Konsep
Atribut Konsep Konsep
Contoh Non Contoh
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
21
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
22
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
23
Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat
25
F. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS). Media pembelajaran adalah alat bantu untuk
me-nyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses
pembe-lajaran. Melalui penggunaan media pembelajaran akan memudahkan bagi guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut Ismail (2003), Lembar
Ker-ja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas
yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan
pengeta-huan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain:
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar 2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar
4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar
7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis
Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk
menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok
mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus
me-ngemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini, LKS
digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. LKS
26
1. LKS eksperimen
LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun secara
kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan
dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan
kon-sep klasifikasi zat, serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan pada
materi pokok yang bersangkutan.
2. LKS non eksperimen
LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep
pada submateri pokok yang tidak dilakukan praktikum.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan sebelumnya bahwa pada tahap
pertama model pembelajaranproblem solving,siswa dihadapkan pada masalah
untuk siswa selesaikan. Pada tahap tersebut, diharapkan siswa akan terstimulus
untuk mendefinisikan masalah yang mereka hadapi. Pada tahap kedua yakni
mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah,
siswa akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang sedang
dihadapi sehingga siswa pun diharapkan dapat membuat isi definisi dalam bentuk
contoh dan non contoh. Kemudian, pada tahap ketiga yakni menetapkan jawaban
sementara dari permasalahan yang diberikan, siswa akan dilatih untuk dapat
me-ngemukakan hipotesis. Pada tahap keempat yakni menguji kebenaran dari
jawab-an sementara, siswa akjawab-an terpacu untuk melakukjawab-an eksperimen dalam rjawab-angka
un-tuk memecahkan masalah berdasarkan fakta dalam eksperimen tersebut. Dengan
27
dibuat. Pada tahap kelima yakni menarik kesimpulan, ketika siswa telah
menda-patkan kesimpulan dari permasalahan diharapkan siswa dapat
mengkomunikasi-kan hasilnya dengan yang lain dan memberimengkomunikasi-kan penjelasan sederhana dari data
yang didapat untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, berdasarkan uraian
dan langkah-langkah di atas, diharapkan model pembelajaranproblem solving
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
H. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
Faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan berpikir
kritis materi pokok kesetimbangan kimia siswa kelas XI semester ganjil SMA
Negeri 2 Bandar Lampung TP 2011-2012 pada kedua kelas diusahakan sekecil
mungkin sehingga dapat diabaikan.
I. Hipotesis Umum
Sebagai pemandu dalam melakukan analisis maka perlu disusun hipotesis umum
dengan perumusan sebagai berikut:
modelproblem solvingpada materi pokok kesetimbangan kimia lebih efektif
dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis daripada pembelajaran
28
❴ ❴❴ ❵❛ ❜❝ ❞ ❡❜❢ ❜❣ ❜❤❴ ❝❴ ✐❣
✐❵❢❥ ❦❧♠♥♦ ♣q ♥rs♥t ❦✉♠❢ ✉r✉♠♣✈ ♣♥r
✇ ❵❢❥❦❧♠♥♦ ♣
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 192 siswa. Siswa
tersebut merupakan satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan
sebagai berikut:
a. Siswa-siswa tersebut merupakan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Bandar
Lampung.
b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu semester ganjil.
c. Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa-siswa tersebut diajar dengan kurikulum
yang sama (KTSP), dan jumlah jam belajar yang sama (enam jam pelajaran
dalam setiap minggu).
①❵s♥t ❦✉♠
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik② ③④ ② ⑤⑥ ⑦⑧⑨⑥ ⑩❶② ❷⑦❸❹ ❺ ❻ ③④ ② ⑤⑥ ⑦v⑨ ⑥ ⑩❶
-②❷⑦❸❹ yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Setelah diperoleh dua kelas sampel maka
diten-tukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh
29
❽❾ ❿➀➁➂➃, sedangkan kelas berikutnya adalah kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan pertimbangan dari peneliti dan guru mitra
maka diambil 2 kelas sampel yaitu kelas XI IPA 5 dan XI IPA 6 kemudian
ditentu-kan kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas
kontrol.
➄. ➅ ➆➇➈➉➊➋➇➌➍➎ ➏➆ ➐➑ ➋➒➋
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat
kuantitatif. Data primer yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (➓ ➔ → -t
→st ), hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (p❾ ❽➣→st ) siswa dan data aktivitas❾➂ t
↔ ❽↕➙
➛➜➝➆ ➒➞ ➊➆➊➋➇➑➆ ➉ ➋➈➇➟➆➇➆➠ ➈➒➈➋➇
➡ ➜➝ ➆ ➒➞➊➆➢➆➇➆➠ ➈➒➈➋➇
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Di dalam penelitian ini
tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Tes
yang dilakukan sebelum perlakuan disebut➓➔ →➣→❽➣dan sesudah perlakuan disebut
➓ ❾ ❽➣→❽➣. Kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini meliputi:
a. Pelaksanaan pretes untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis awal siswa.
Soal➓➔ →➣→❽➣terdiri dari 10 soal essay
b. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal penyajian materi pokok dan
dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
30
➤➥➦➧➨➩ ➫➭➯ ➧➭➧➲ ➫➳ ➫➩ ➭
Penelitian ini menggunakan➵ ➸➺➻➼ ➽➾v➚ ➪➶➺ ➹ ➶ ➘ ➴ ➶t➶st -➘ ➸➷➬ ➶st ➮➸➺ ➬ ➴➸ ➪➱➴ ➸➽✃❐ ➶➷➾ ❒➺ (Creswell, 1997). Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu
urutan kegiatan penelitian yaitu :
Tabel 4. Desain penelitian
➘ ➴➶t➶st Perlakuan ➘ ➸ ➷➬ ➶st
Kelas kontrol O1 X1 O2
Kelas eksperimen O1 X2 O2
O1adalah✃➴➶t➶st yang diberikan sebelum diberikan perlakuan, O2adalahp➸➷➬ ➶st yang diberikan setelah diberikan perlakuan. X1adalah pembelajaran konvensional
dan X2adalah perlakuan berupa penerapan model✃ ➴ ➸❮ ➪➶❰➷ ➸➪➾➺❒v . Soal pada✃➴➶ -t
➶s dan✃ ➸ ➷t➶stberbeda tetapi indikator yang diukur pada masing-masing nomor sama.
➦➥ Ï➩Ð➫➩Ñ➧➲ Ò➧➭➧➲ ➫➳ ➫➩➭
Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai
variabel bebas adalah pembelajaran yang menggunakan model✃ ➴ ➸❮ ➪➶❰➷ ➸➪➾➺❒v dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan berpikir
31
Ó.Ô ÕÖ× ØÙÚÛ ÕÜÛ ÕÛ ÝÞ× Þß Õ
Adapun bentuk instrumen penelitian yang digunakan adalah :
1. Soalàá âãâä ãdanà åä ãâä ãyang masing-masing berisi 10 soal essay 2. Lembar observasi aktivitas siswa.
æç ÜØè ÖÛ éÙØÜÛ ÝßêÖ ßÕß ßÕÜÛ ÕÛ ÝÞ× Þß Õ
Langkah-langkah yang digunakan penelitian ini adalah:
1. Observasi pendahuluan
a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 9 Bandar Lampung untuk
melaksanakan penelitian.
b. Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian sebanyak 2 kelas.
2. Pelaksanaan penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan, peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan instrumen tes.
b. Tahap pelaksanaan proses pembelajaran, adapun prosedur pelaksanaan penelitian
adalah (1) melakukanà á âãâä ãdengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, (2) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi
kesetim-bangan kimia sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing
kelas, pembelajaran dengan modelàá åëìâíä åì îïð ñdi kelas eksperimen dan pem-belajaran konvensional di kelas kontrol, (3) melakukan postes dengan soal-soal
yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan (4) melakukan tabulasi
32
Analisis konsep-konsep pada materi kesetimbangan kimia
Kelas eksperimen Kelas kontrol
Validasi instrumen
Rencana pembelajaran
ò ó ôõ ö÷øù ô öúûü ý
Pembuatan kisi-kisi butir soal
Butir soal tes
Pembelajaran konvensional þó ôõö÷øÿ ôöúûüý
þ ó ÷÷tst þó ÷t÷st
Validasi instrumen
Rencana pembelajaran konvensional
Pembuatan kisi-kisi butir soal
Butir soal tes
þ ôùt÷st
þôù÷st Analisis data
Kesimpulan
Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan
di bawah ini:
Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
✁✂✄☎✆ ✝✞✟ ✞✟✠✆ ✡✆
Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti
yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah,
tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Skoròó ÷÷ù danòôù÷ù dirumuskan sebagai berikut:
33
Data yang diperoleh kemudian dicari☛ ☞✌✍ternormalisasinya kemudian dianalisis menggunakan uji homogenitas dua varians.
✎✏Ga✑✒✓ ✔✕✖✗ ✕✘ ✙✚✛✜ ✙✜ ✛
Setelah sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari hasil✢✣ ✤✥✤✦ ✥ dan✢✧✦✥✤✦ ✥, dianalisis untuk mengetahui besarnya perolehan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Meltzer besarnya
peroleh-an dihitung dengperoleh-an rumus✍ ✧✣★☞ ✩✌zed gain, yaitu :
N-gain = ...(2)
Hasil perhitunganN-gainkemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi dari Hake seperti terdapat pada tabel berikut:
Tabel 5. KlasifikasiN-gain( g )
DataN-gainternormalisasi yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya
kemudian digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian.
✪✏✫✛✬ ✗✓ ✔✜ ✛✜ ✭✓ ✙✓✛✜ ✓✛✮
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).
Hipotesis :
1. Berpikir kritis
H0 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok
kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih Besarnya g Interpretasi
g > 0.7 Tinggi
0,3 < g 0,7 Sedang
34
rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
dengan pembelajaran konvensional.
H0: µ1x µ2x
H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok
kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih
tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan
pembe-lajaran konvensional.
H0: µ1x> µ2x
Keterangan :
µ1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran menggunakan
modelproblem solving.
µ2 : rata-rata keterampilan berpikir kritis dengan pembelajaran konvensional
x : keterampilan berpikir kritis
✯✰✱✲✳✴✵ ✶✵ ✷✸✹ ✳✺ ✻t
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
ber-awal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan
statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas
dilaku-kan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau
tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
H0= 2 2 1 2
(data penelitian mempunyai variansi yang homogen)
H1= 2 2 1 2
(data penelitian mempunyai variansi yang tidak homogen)
Untuk menguji kesamaan dua varians dalam Sudjana (2002)
35
Kriteria : Pada taraf 0,05, tolak H0hanya jika F hitung F ½ ( 1, 2)
Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak, maka Fhitung
dikon-sultasikan dengan Ftabel menggunakan = 5 % dengan dk pembilang = banyaknya
data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil
diku-rangi satu. Jika Fhitung< Ftabelmaka H0diterima. Yang berarti kedua kelompok
ter-sebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen.
✼✽✾✿❀❁❂❃❄❂❅❆❆ ❇❅❆u❃❆ ❈❆ -❃❆❈❆
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perlakuan
terhadap sampel dengan melihatN-gainternormalisasi keterampilan berpikir kritis
kesetimbangan kimia yang lebih tinggi antara pembelajaran dengan modelproblem
solvingdengan pembelajaran konvensional dari siswa SMA Negeri 9 Bandar
Lampung.
Rumusan hipotesis
H0 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok
kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih
rendah atau sama dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
dengan pembelajaran konvensional.
H1 : rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok
kesetim-bangan kimia yang diterapkan model pembelajaranproblem solvinglebih
tinggi dari pada rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa dengan
pembe-lajaran konvensional.
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
36
X =N-gainrata-rata kelas eksperimen
2
X =N-gainrata-rata kelas kontrol
s2 = varians
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
2 1
s = varians kelas eksperimen
2 2
s = varians kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian: terima H0jika t< t1- dengan derajat kebebasan d(k) = n1+
n2 2 dan tolak H0untuk harga t lainnya. Dengan menentukan taraf signifikan =
5% peluang (1- ).
Namun jika kedua sampel berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka
penguji-an menggunakpenguji-an uji statistik parametrik, yaitu melalui uji-t dengpenguji-an rumus
37
Keterangan:
1
X = Nilai rata-rata kelas eksperimen
2
X = Nilai rata-rata kelas kontrol
n1= Jumlah siswa kelas eksperimen
n2= Jumlah siswa kelas kontrol
2 1
s = varians kelas eksperimen
2 2
s = varians kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian: tolak H0jika t dan terima H0jika terjadi
sebaliknya, dengan :
= ; =
=
, ( ) dan = , ( )
dengan derajat kebebasan d(k) = n1+ n2 2 dan tolak H0untuk harga t lainnya.
❉❊
❋●❍■ ❏❑▲▼ ◆❖P◆❖❍ ◆◗◆❖
◆ ●❍❘❙ ❚❯❱❲❳
❨❩❬❭ ❪❫❪❬ ❴❪ ❵❛❪❫ ❜❝❞❩ ❵❩ ❝❜❡ ❜❪ ❵❭ ❪ ❵❞❩ ❢❣❪ ❛❪❫ ❪ ❵❭ ❪❞ ❪❡❭ ❜❫ ❜❢❞ ❤ ❝❴ ❪ ❵❣❪ ❛✐❪❥ ❦❧ ♠❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❪ ❵❭❩ ❵ ♦❪ ❵❢♣❭ ❩ ❝qr st ✉✈✇①s ✉②③④ ⑤❝❩❣❜❛❩ ⑥❩❴❡ ❜⑥❤ ❵❡❤❴❢❩ ❵ ❜❵ ♦⑦
❴❪❡❴ ❪ ❵❴ ❩❡❩❬❪ ❢❞ ❜❝❪ ❵❣ ❩❬❞❜❴ ❜❬❴ ❬ ❜❡ ❜❫❫ ❜❫ ✐❪❭ ❪❬ ❜❞❪❭ ❪❭❩ ❵ ♦❪ ❵❞❩ ❢❣❩ ❝❪ ♥❪❬ ❪ ❵ ❴♣❵⑧❩ ❵❫ ❜♣ ❵❪ ❝
⑨❧ ⑩❪❡❪ ⑦❬❪❡❪❴ ❩ ❢❪ ❢❞❤ ❪ ❵❣❩ ❬❞ ❜❴❜❬❴ ❬ ❜❡ ❜❫❫ ❜❫✐❪❭❩ ❵ ♦❪ ❵❫ ❤❣❜❵❭ ❜❴ ❪❡♣ ❬ ❢❩ ❵ ♦❪❞ ❪❶ ❴❩ ❢❪ ❢❞ ❤❪ ❵❤ ❵❡❤❴❢❩ ❢❣ ❩❬ ❜❴ ❪ ❵❪ ❝❪❫ ❪ ❵❶ ❢❩ ❵ ♦❩ ❢❤ ❴ ❪❴❪ ❵❛ ❜❞ ♣ ❡❩❫ ❜❫ ❶❢❩ ❢❣ ❤❪❡ ❜❫ ❜❭❩ ⑥❜❵ ❜❫ ❜ (❷♣❵❡♣❛❭ ❪ ❵❵♣❵❷♣❵❡♣❛)❶ ❭❪ ❵❢❩ ❵❭ ❩ ⑥❜ ❵❜❫ ❜❴ ❪ ❵❢❪❫❪ ❝❪ ❛❞ ❪❭❪❢❪❡❩❬❜ ❞♣ ❴♣ ❴❴❩❫ ❩❡ ❜❢❣ ❪ ❵♦❪ ❵❴❜❢ ❜❪❸❪ ❵ ♦❭❜❣ ❩❬ ❜❞ ❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❪ ❵❢❩ ❵ ♦ ♦❤❵❪❴ ❪ ❵❢♣❭ ❩ ❝ qr st✉✈✇①s✉②③④⑤❝❩❣ ❜❛❡ ❜❵♦ ♦❜❭❜❣❪ ❵❭ ❜❵ ♦❴ ❪ ❵❭❩ ❵ ♦❪ ❵❸❪ ❵ ♦❭ ❜❣ ❩❬ ❜❞❩ ❢❣❩ ❝❪♥❪❬ ❪ ❵ ❴♣❵⑧❩ ❵❫ ❜♣ ❵❪ ❝❞ ❪❭❪❫ ❜❫ ✐❪❹❺❻❼❩ ♦❩❬❜❽❨❪ ❵❭❪❬❾❪ ❢❞❤❵♦❧
B●❍ ❲❿❲❳
❨❩❬❭ ❪❫❪❬ ❴❪ ❵❛❪❫ ❜❝❞❩ ❵❩ ❝❜❡ ❜❪ ❵❸❪ ❵ ♦❡❩ ❝❪ ❛❭ ❜❝❪❴ ❤❴ ❪ ❵❶❭ ❜❫ ❪❬❪ ❵❴❪ ❵❣ ❪ ❛✐❪❥
❦❧ ❾❩ ❢❪❬❜❪❫ ❪ ❢❫❪ ❵ ♦❪❡❭ ❜❞ ❩❬ ❝❤ ❴❪ ❵❤❵❡❤❴❢❩ ❢❣ ❩ ❝❪♥❪❬❴ ❪ ❵❢❪❡❩❬ ❜❴❩❫ ❩❡ ❜❢❣ ❪ ❵♦❪ ❵ ❴ ❜❢ ❜❪❫ ❩ ❛❜❵ ♦♦❪❭ ❜❛❪❬❪❞ ❴❪ ❵❴ ❩❞❪❭ ❪❫ ❩❡ ❜❪❞❫❩❴ ♣ ❝❪ ❛❢❩ ❵❩ ❵ ♦❪ ❛❪❡❪❫❤ ❵❡❤ ❴ ❢❩ ❢ ❜❝❜❴ ❜❝❩ ❢❪❬ ❜❪❫ ❪ ❢❧
➁➂