• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF BAGI WANITA PEKERJA DI PERUSAHAAN TIDAR KERINCI AGUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF BAGI WANITA PEKERJA DI PERUSAHAAN TIDAR KERINCI AGUNG KABUPATEN DHARMASRAYA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

19

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

BAGI WANITA PEKERJA DI PERUSAHAAN TIDAR KERINCI AGUNG

KABUPATEN DHARMASRAYA

Evi Hasnita1, Cici Apriza Yanti2*, Afni Hildayeti3

1,2,3Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Fort De Kock *E-mail Korespondensi: ciciaprizayanti@fdk.ac.id2

Info Artikel

Abstract

Masuk: 04 Juni 2021

Revisi: 05 Juni 2021

Diterima: 05 Juni 2021

Keywords:

Formula Milk Promotion, Family Support, Exclusive Breastfeeding.

One effort to increase the quality of resources is by giving exclusive breast milk (ASI) (MOH RI, 2002: 4). The objective The purpose of this study was to examine exclusive breastfeeding Household survey results show that the achievement of exclusive breastfeeding in infants reached only 36% compared with the expected target of 80% of infants. This research was conducted at PT Tidar Kerinci Agung because based on the data obtained there are 388 women working in this company and 138 of them are breastfeeding mother. The sample of this research is mother who has baby age 6 months and above with amount of sample counted 100 people. The design of this research is explanatory research with multiple logistic regression analysis. The results of this study have a significant relationship between independent and dependent variables and in multivariate analysis there are 2 most influential variables that is the promotion of formula milk with p value (0.004) and the role of health personnel with p value (0,003) variable promotion of milk formula milk promotion The formula almost has the effect of p value (0.004) that can be expected to health workers to always give counseling about the benefits of breastfeeding so that mothers have high motivation to give exclusive breastfeeding in view of the more incessant promotion of infant formula.

Abstrak

Kata kunci:

Kata kunci: promosi susu formula, dukungan keluarga, ASI Ekslusif

P-ISSN:

2407 - 2664

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif (Depkes RI, 2002: 4). Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pemberian ASI Ekslusif. Penelitian ini dilakukan di PT Tidar Kerinci Agung karena berdasarkan data yang diperoleh terdapat 388 wanita yang bekerja di perusahaan ini dan 138 diantaranya adalah ibu menyusui. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan ke atas dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Desain penelitian ini adalah explanatory research dengan analisis regresi logistik berganda dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini memiliki hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat dan dalam analisis multivariat terdapat 2 variabel yang paling berpengaruh yaitu promosi susu formula dengan nilai p(0,004) dan peran tenaga kesehatan dengan p value (0,003) variabel promosi susu formula Promosi susu formula hampir memberikan pengaruh p value (0,004) sehingga diharapkan petugas kesehatan selalu memberikan penyuluhan tentang manfaat ASI agar ibu memiliki motivasi yang tinggi untuk memberikan ASI eksklusif mengingat gencarnya promosi susu formula.

(2)

20 PENDAHULUAN

ASI Eksklusif harus diberikan pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran bayi, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan fisik, pembentukan psikomotor, dan akulturasi yang sangat cepat (Solihin Pudjiadi, 2000 :14). Manfaat ASI begitu besar, namun masih banyak ibu yang tidak mau memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dengan beragam alasan. Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi, baik di perkotaan maupun pedesaan, dipengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, tata laksana rumah sakit ataupun tempat bersalin lain yang seringkali tidak memberlakukan bedin (ibu dan bayi berada dalam satu kasur) ataupun rooming-in (ibu dan bayi berada dalam satu kamar atau rawat gabung), selain itu 82% ibu bekerja yang menganggap repot menyusui dalam bekerja (Ria Riksani, 2012 : 49).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia perlu ditingkatkan dan dilestarikan. Dalam upaya pelestarian penggunaan ASI, yang perlu ditingkatkan adalah pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI segera (kurang lebih satu jam setelah setelah lahir) sampai bayi berumur enam bulan dan memberikan kolostrum yang mengandung semua bahan gizi yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir dan melindungi bayi dari penyakit (A. August Burns, dkk, 2000 : 157). Air Susu Ibu (ASI) sangat ideal untuk bayi yang masih tergantung pada air susu untuk mempertahankan kehidupannya. Pemberian ASI akan berjalan dengan baik bila bayi diberikan ASI sesering mungkin dan ibu mau menyusuinya serta mempunyai kepercayaan diri bahwa ibu mampu melakukan hal tersebut (Depkes RI, 2005 : 1).

Sesuai dengan Pasal 128 Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,

kecuali atas indikasi medis. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Kemudian Pasal 129 Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan UU No tahun 2009 pasal 128 &129 tentang ASI eksklusif dapat dilihat dengan jelas bahwa ASI eksklusif merupakan hak yang mesti diperoleh oleh bayi hingga berumur enam bulan. Jika ASI eksklusif merupakan hak bayi maka sebaliknya pemberian ASI eksklusif merupakan kewajiban dari ibu sibayi. Namun dalam undang-undang tersebut ASI eksklusif bukan hanya menjadi beban ibu saja namun pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus. Maka dengan jelas dikatakan seiapa saja yang menghalangi dan atau menghambat pelaksanaan pemberian ASI eksklusif diartikan sebagai pihak yang tidak mendukung pemberian ASI eksklusif dan secara tidak langsung menentang UU No 36 tahun 2009 pasal 128.

Hasil survei rumah tangga menyebutkan bahwa pencapaian pemberian ASI eksklusif pada bayi hanya mencapai 36% dibandingkan dengan target yang diharapkan yaitu 80% bayi. Bayi di Indonesia yang mendapat ASI eksklusif hanya mencapai 47%. Ibu yang tidak memberi ASI kepada bayinya mencapai 4% dan sekitar 40% bayi usia kurang dari 2 bulan sudah diberi makanan pendamping ASI seperti susu formula yang mencapai 9%. Sedangkan pemberian ASI

(3)

(19-29)

21 eksklusif di Jawa Tengah hanya mencapai

49,78% (Dinkes Provinsi Jateng, 2004 : 64). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Asam Jujuhan, 61% ibu memberikan anaknya makanan pendamping ASI seperti pisang, air kelapa muda, dan madu. Mereka memberikan pisang kepada bayinya dengan alasan jika anak tersebut tidak diberi makanan pendamping bayinya tidak bisa tidur dengan nyenyak dan selalu rewel. Hal tersebut menunjukan bahwa para ibu masih kurang tahu akan pentingnya memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Seharusnya para ibu harus bisa memberikan anaknya ASI eksklusif karena kebanyakan diantara mereka adalah ibu rumah tangga sebanyak 85,4% dan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah 56,9%. Para ibu tersebut seharusnya lebih berpeluang untuk memberikan anaknya ASI secara eksklusif,tapi dalam praktiknya para ibu tersebut tidak dapat memberikan anaknya ASI secara eksklusif.

PT. Tidar Kerinci Agung memiliki beberapa bidang pekerjaan seperti administrasi, pemanenan, perawatan, pabrik, dan masih banyak lagi. Pada PT. Tidar Kerinci Agung terdapat 388 wanita yang bekerja diperusahaan ini dan 138 diantaranya merupakan ibu menyusui. Jumlah ini bila dipersentasekan terdapat 34% dari total tenaga kerja wanita yang terdapat pada perusahaan ini. Sealin itu dari total 138 orang ibu menyusui tersebut 59% diantaranya merupakan ibu yang memberikan asi eksklusif bagi anaknya. Semestinya hal ini perlu diperhatikan pihak perusahaan dalam merumuskan berbagai kebijakan terutama yang berhubungan langsung dengan para ibu menyusui.

Angka 34% tersebut merupakan angka yang cukup besar ini dikarenakan lebih dari sepertiga pekerja wanita pada PT. Tidar Kerinci Agung memiliki tanggung jawab yang bertambah di banding dua per tiga karyawan yaitu untuk memberikan asupan ASI kepada anaknya. Untuk mendukung program ASI eksklusif oleh karyawannya, pada PT. Tidar Kerinci Agung terdapat ruang khusus untuk

ibu menyusui yang memudahkan bagi ibu menyusui untuk melakukan pemberian ASI eksklusuif bagi anaknya (pojok ASI).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel yang berhubungan antara variabel independen dan dependen serta variabel mana yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif bagi wanita pekerja pada PT. Tidar Kerinci Agung, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. Variabel independent penelitian ini adalah berupa promosi susu formula, tenaga kesehatan , dan dukungan keluarga status kehamilan , umur ibu terhadap variabel dependent berupa pemberian ASI eksklusif bagi wanita pekerja pada PT Tidak Kerinci Agung.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah survei atau penelitian yang menjelaskan (explenatory

research) menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian cross

sectional yaitu rancangan studi epidemiologi

yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode (Bhisma Murti, 1996:215).

Penelitian ini peneliti meneliti data dan mengambil sampel secara acak, lalu mengumpulkan informasi dari individu-individu masing-masing sampel. Analisa yang akan pada penelitian ini dalam mengambil kesimpulan penelitian berupa pengaruh masing-masing variabel independent melalui variabel intermediary terhadap variabel dependent menggunakan analisa regrasi logistik berganda.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pekerja pada PT. Tidar Kerinci Agung, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017 pemberian ASI eksklusif bagi wanita pekerja yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebanyak 138 orang. Sampel dalam penelitian ini

(4)

22 adalah ibu menyusui yang memiliki bayi usia

6-12 bulandi PT. Tidar Kerinci Agung, Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017.Dalam penelitian ini digunakan teknik acidental ,yaitu setiap anggota atau unit dari populasi merupakan objek dari penelitian sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk dikaji sebagai sampel. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum objek penelitian pada populasitarget dan populasi terjangkau (Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael, 1995:22). Dalam penelitian ini responden harus memiliki bayi yang berusia 6-12 bulan dan bersedia untuk diwawancarai. Sedangkan Kriteria eksklusi adalah sebagian objek yang tidak memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, antara lain bayi kembar dan bayi cacat bawaan (Bibir Sumbing).

Instrumen merupakan alat yang digunakan dalam pengambilan sampel sehingga didapatkan sampel untuk kemudian diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2008 : 142).

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian diperoleh dari penyebaran kuesioner yang telah disebarkan kepada responden. Hasil penelitian ini dibagi menjadi 3, analisis Univariat, Bivariat dan Multivariat. Adapaun hasil penelitiannya seperti berikut: a. Analisis Univariat

Berikut ini adalah gambaran analisa data dari variabel independen dan dependen, berikut datanya seperti table dibawah ini:

Table 1

Distribusi Frekuensi variabel penelitian tentang pemberian ASI Ekslusif

Variabel F %

Pemberian ASI Ekslusif

Tidak 29 29

Ya 71 71

Promosi Susu Formula

Ya 54 54

Tidak 46 46

Peran Tenaga Kesehatan

Kurang Baik 45 45 Baik 55 55 Dukungan Keluarga Kurang baik 49 49 Baik 51 51 Status Kehamilan Kurang 49 49 Baik 51 51 Umur f % Beresiko 59 59 Tidak beresiko 41 41

(5)

(19-29) 23 Motivasi f % Negative 45 45 Positive 55 55 Total 100 100

Berdasarkan table diatas diperoleh bahwa dari 100 orang reponden yang membeikan ASI Eklusif sebanyak 71 (71%). Terdapat 54 (54%) promosi susu formula yang memiliki pengaruh terhadap susu formula. Terdapat 55 (55%) peran tenaga kesehatan yang baik. terdapat 51 (51%) orang respoden memiliki

dukungan keluarga yang baik. Terdapat 51 (51%) orang respoden memiliki status kehamilan yang baik. Terdapat 59 (59 %) orang respoden memiliki umur beresiko dan terdapat 55 (55%) orang memiliki motivasi yang positive dalam pemberian ASI Ekslusif.

b. Analisis Bivariat

Dibawah ini data analisis bivariat dengan menguhubungakan antara variabel Independen seperti: promosi susu formula, peran tenaga kesehatan, dukungan keluarga, peran

tenaga kesehatan, umur dan motivasi dengan perilaku pemberian ASI eklusif pada pekerja wanita di PT Tidar Kerinci Agung di Kabupaten Dharmaraya adapun data sebagai berikut:

Table 2

Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif oleh pekerja wanita di PT Tidar kerinci Agung Kabupaten Dharmasraya

No Variabel

Pemberian ASI Eklusif

pvalue OR

(95% CI) Tidak

ekslusif Ekslusif Total

n % n % n %

1 Promosi Susu formula

Ya 25 46,3 29 53,7 54 100

0,000 9,052

(2,847 – 28,778)

Tidak 4 8,7 42 81,3 46 100

Total 29 29 71 71 100 100

2 Peran tenaga kesehatan

Kurang 18 40 27 60 45 100 0,049 (1,095 – 6,494) 2,667 Baik 11 20 44 80 55 100 Total 29 29 71 71 100 100 3 Dukungan keluarga Kurang 26 53,1 23 46,9 49 100 0,000 18,087 (4,957 – 65,991) Baik 3 5,9 48 94,1 51 100 Total 29 29 71 71 100 100 4 Status kehamilan Kurang baik 22 44,9 27 55,1 49 100 0,001 5,122 (1,930 – 13,595) Baik 7 13,7 44 86,3 51 100 Total 29 29 71 71 100 100 5 Umur Beresiko 29 49,2 30 50,8 59 100 0,000 0,508 (0,396 – 0,653) Tidak resiko 0 0 41 100 41 100

(6)

24 Total 29 29 71 71 100 100 6 Motivasi Negatif 20 44,4 25 55,6 45 100 0,004 4,089 (1,621 – 10,314) Positif 9 16,4 46 39 55 100 Total 29 29 71 71 100 100

Berdasarkan tabel diatas seluruh variabel independen memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif. Ada beberapa variabel yang sangat berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif yaitu Variabel dukungan keluarga juga memliki hubungan yang signifikan dengan pemberian ASI Ekslusif dengan p value (0,000) dan OR 18, artinya dukungan keluarga yang kurang berpeluang 18 kali ibu untuk tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Variabel promosi susu formula

dengan pemberian ASI Ekslusif dengan p Value (0,000) dengan OR 9, yang artinya promosi susu formula memiliki peluang sebanyak 9 kali untuk tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Variabel Status kehamilan juga memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif dimana p value 0,001 dan OR 5, yang artinya ibu dengan status kehamilan yang kurang baik memiliki peluang 5 kali untuk tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya.

c. Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis bivariat diatas dengan semua variabelnya mempunyai hubungan yang bermakna (signifikan) antara variabel independen dan dependen maka dilakukan analisis

multivariate untuk melihat variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3

Analisis pengaruh pemberian ASI ekslusif oleh pekerja wanita PT Tidar Kerinci Agung di Kabupaten Dharmasraya

Variabel Koefisien

(B) p Value OR Lower CI 95% Upper

Langkah 1 Promosi -3.191 0.006 0.041 0.004 0.398 Tenaga Kes -.984 0.286 0.374 0.061 2.278 Dukungan Kel -3.467 0.004 0.031 0.003 0.340 StatusHamil -2.327 0.012 0.098 0.016 0.602 Umur -21.504 0.997 0.000 0.000 Motivasi -1.846 0.055 0.158 0.024 1.044 Konstanta 29.028 0.995 41.92 Langkah 2 Promosi -2.971 0.004 0.051 0.007 0.396 Tenaga Kes -3.469 0.003 0.031 0.003 0.304 Status Hamil -2.451 0.008 0.086 0.014 0.533 Umur -21.239 0.997 0.000 0.000 . Motivasi -1.838 0.049 0.159 0.025 0.996 Konstanta 28.040 0.996 16.78

(7)

(19-29)

25 Berdasarkan tabel diatas analisis

multivariate menggunakan metode backward, terdapat 2 langkah. Pada langkah kedua (II) dari lima variabel yang diolah ada 4 variabel yang bermakna dan p value juga lebih kecil dari langkah yang pertama dimana variabel promosi susu p value (0,004), variabel tenaga kesehatan p value (0,003), Variabel status kehamilan p value (0,008) dan variabel motivasi p value (0,049). Variabel yang paling memiliki pengaruh yaitu tenaga kesehatan dan variabel promosi susu formula Promosi susu formula hampir memiliki pengaruh diperoleh p value (0,004) yang dapat diasumsikan pengaruh yang tidak linier dimana semakin tinggi promosi susu formula, maka pemberian ASI ekslusif oleh ibu yang memiliki bayi di PT Tidar Kerinci Agung semakin rendah.

PEMBAHASAN Analisis Univariat

Analisis gambaran distribusi frekuensi dari masing – masing variabel penelitian

Berdasarkan hasil yang diperoleh lebih dari separoh 71 (71%) orang responden telah memberikan ASI Esklusif kepada bayinya oleh ibu pekerja di PT Tidar Kerinci Agung Kabupaten Dharmasraya tahun 2017. Masih ada dari ibu pekerja yang belum memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya dikarenakan jam kerja yang tidak memungkinkan untuk ibu memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. ibu yang memberika ASI Ekslusif karena dari jam kerja dan jarak rumah yang cukup jauh sehingga tidak memungkinkan ibu untuk pulang untuk memberikan ASI Ekslusif. Terdapat 54 (54%) promosi susu formula yang memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif.

Terdapat 55 (55%) peran tenaga kesehatan yang baik. Dari hasil analisis kuesioner tentang peran tenaga kesehatan dimana dari tujuh pertanyaan tentang peran tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI Esklusif terdapat pertanyaan nomor 1 yang peran tenaga kesehatan yang paling rendah yang mana tenaga kesehatan masih kurang

berperan penting dalam program pemberian ASI Eslusif. Pertanyaan nomor 4 tentang tenaga kesehatan masih kurang dalam dalam menyelenggarakan program program yang membantu ibu dalam pemberian ASI Ekslusif. Pertanyaan nomor 3 tentang tenaga masih kurang dalam mensosialisasikan arti penting ASI Ekslusif bagi Ibu dan Anak (bonding antara ibu dan anak). Kemudian pertanyaan nomor 6 tentang peran tenaga kesehatan kurang memberikan motivasi lebih dalam pelaksanaan pemberian ASI Ekslusif.

Terdapat 51 (51%) orang respoden memiliki dukungan keluarga yang baik. Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden pertanyaan tentang dukungan keluarga dimana dari 5 pertanyaan dimana terdapat 3 pertanyaan yang masih rendah dimana pertanyaan nomor 3 yang paling rendah yaitu lingkungan kelurga masih kurang membatu dalam pemberian ASI Ekslusif. Pertanyaan nomor 2 yang dukungan kelurga yang msih kurang dimana kelurga masih kurang proaktif dalam memotivasi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada ibu. Pertanyaan nomor 1 peran keluarga yang masih kurang yaitu ibu tidak mendapatkan dukungan dari keluarga untuk melaksanakan pemberian ASI ekslusif kepada bayinya.

Terdapat 51 (51%) orang respoden memiliki status kehamilan yang baik. Dimana responden dalam penelitian ini memiliki paritas yang baik dimana memiliki anak tidak lebih dari dua orang. Hal ini dikarenakan juga pada saat penelitian rata – rata umur responden masih dalam masa usia produktif. pemberian ASI Ekslusif. Adapun status kehamilannya seperti jarak anak yang tidak terlalu dekat sehingga pemberian ASI Eklusif dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada ibu. Jumlah anak yang tidak melebihi dari dua orang juga sangat memberikan pengaruh yang positif kepada ibu terhadap pemberian ASI ekslusif. Jumlah anak yang terlalu besar terutama ibu yang bekerja dapat mengurangi kesempatan untuk memberikan ASI secara Ekaslusif kepada bayinya.

Terdapat 59 (59 %) orang respoden memiliki umur beresiko. Adapun kategori

(8)

26 umur yang beresiko adalah umur ibu yang

kurang dari 18 tahun (terlalu muda) dan diatas umur 35 tahun (terlalu tua) pada saat pemberian ASI. Umur yang terlalu tua juga memiliki resiko terhadap status kesehatan ibu sehingga memiliki dampak untuk ketidakberhasilan dalam pemberian ASI kepada bayi. Diharapkan pihak perusahaan untuk dapat mengelurakan kebijakan kepada pekerja wanitanya, agar tidak hamil sebelum umur 18 tahun atau sesudah umur 35 tahun. karena beresiko terhadap bayi dan si ibu.

Terdapat 55 (55%) orang memiliki motivasi yang positive dalam pemberian ASI Ekslusif. Berdasarkan distribusi pertanyaan motivasi, dimana dari 10 pertanyaan yang tealh disebarkan kepada responden dimana masih terdapat motivasi ibu yang masih rendah terutama pada pernyataan pada nomor 2, dimana ibu merasa tenang bila memberikan ASI sesuai dengan jadwal sehingga saat ibu bekerja maka ibu lebih tenang dengan memberikan susu formula sebagai pengganti ASI, selanjutnya motivasi ibu yang rendah pada pernyaataan pada nomor 6 dimana ibu merasa tenang saat bekerja dengan memberikan susu formula pada saat bayi membutuhkan ASI, kemudian pertanyaan nomor 8 dimana ibu tidak merasa takut dengan memberikan susu formula pada saat bayi masih belum berusia 6 bulan, karena kesibukkan dalam pekerjaannya. Pernyataan yang terakhir adalah ibu tidak merasa khawatir dengan tidak memberikan ASI pertama kali keluar kepada bayinya.

Analisis Bivariat

Analisis hubungan yang signifikan antara veriabel independen dan dependen

Berdasarkan hasil yang diperoleh dimana variabel independen memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif. Ada beberapa varibel yang terdapat hubungan yang sangat bermakna dilihat dari p Value dan OR yang tinggi yaitu: promosi susu formula dengan pemberian ASI Ekslusif dengan p Value (0,000) dengan OR 9, yang artinya promosi susu formula memiliki peluang sebanyak 9

kali untuk tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Variabel dukungan keluarga juga memliki hubungan yag signifikan dengan pemberian ASI Ekslusif dengan p value (0,000) dan OR 18, artinya dukungan keluarga yang kurang berpeluang 18 kali ibu untuk tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Variabel umur juga memiliki hubnngan yang bermakna dengan p value (0,000) tetapi tidak memiliki faktor resiko. Status kehamilan juga memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif dimana p value 0,001 dan OR 5, yang artinya ibu dengan status kehamilan yang kurang baik memiliki peluang 5 kali untuk tidak memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Menurut Asumsi peneliti Kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau tenaga terlatih secara rutin pada minggu-minggu pertama awal menyusui agar dapat mengetahui kesehatan ibu dan bayi serta kemajuan menyusui serta memberikan kesempatan para ibu memperoleh teman yang mendukung dan memberi informasi tentang ASI eksklusif. Wanita yang memiliki ketenangan selama persalinan, dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan petugas kesehatan, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan sikap positif terhadap menyusui.

Analisis Multivariat

Analisis veriabel yang paling mempenagruhi terhadap pemberian ASI Ekslusif

Berdasarkan analisis multivariate menggunakan metode backward, pada langkah 1(pertama) terdapat 3 variabel yang paling berpengaruh yaitu diperoleh hasil dimana promosi susu formula diperoleh p Value (0,6), dukungan keluarga diperoleh p value (0,004) dan umur diperoleh p value (0,000), sedangkan pada langkah kedua (II) ternyata hanya 2 variabel yang memiliki pengaruh yaitu umur p value (0,000) dan peran tenaga kesehatan p value (0,031). Promosi susu formula hampir memiliki pengaruh diperoleh p value

(9)

(19-29)

27 (0,051) yang dapat diasumsikan pengaruh

yang tidak linier dimana semakin tinggi promosi susu formula, maka pemberian ASI ekslusif oleh ibu yang memiliki bayi di PT Tidar Kerinci Agung semakin rendah.

Menurut asumsi peneliti dimana variabel peran tenaga kesehatan memiliki peran yang penting demi terwujudnya perilaku menyusui ekslusif dengan promosi susu formula yang semakin gencar, diharapkan tenaga kesehatan untuk dapat memberikan motivasi yang baik terutama kepada pekerja wanita, khususnya PT Tidak kerinci Agung. Bentuk peran tenaga kesehatan dapat dilakukan dengan menjalankan kerjasama yang telah terjalin antara perusahaan dengan Dinas Kesehatan dimana memantau perkambangan ibu dan bayi dengan membentuk kelas ibu menyusui di perusahaan tersebut. Kelas ibu menyusui yang dibentuk diisi dengan memberikan penyuluhan tentang keutamaan ASI daripada susu formula. Dukungan keluarga juga harus diberikan kepada ibu yang memiliki bayi agar dapat memngingatkan kembali ibu untuk selalu lebih mengutamakan pemberian ASI ekslusif dibandingkan pemberian susu formula. Bentuk Dukungan keluarga adalah dengan menjemput ibu pada waktu pemberian ASI, jika si ibu tidak bisa pulang maka keluarga menjemput ASI yang telah dipompa oleh ibu untuk dapat diberikan kepada bayi, agar program ASI ekslusif dapat dilaksanakan. SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dimana seluruh variabel independen memiliki hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif. Variabel dukungan keluarga juga memliki hubungan yag signifikan dengan pemberian ASI Ekslusif dengan p value (0,000) dan OR 18, artinya dukungan keluarga yang kurang berpeluang 18 kali ibu untuk tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

Berdasarkan analisis multivariate menggunakan metode backward, pada langkah kedua (II) dari lima variabel yang diolah ada 4 variabel yang bermakna dan p

value juga lebih kecil dari langkah yang

pertama dimana variabel promosi susu p

value (0,004), variabel tenaga kesehatan p value (0,003), Variabel status kehamilan p value (0,008) dan variabel motivasi p value

(0,049). Variabel yang memiliki pengaruh yaitu tenaga kesehatan dan variabel promosi susu formula Promosi susu formula hampir memiliki pengaruh diperoleh p

value (0,051) yang dapat diasumsikan

pengaruh yang tidak linier dimana semakin tinggi promosi susu formula, maka pemberian ASI ekslusif oleh ibu yang memiliki bayi di PT Tidar Kerinci Agung semakin rendah.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kepada kepala dinas kesehatan Dharmasraya hendaknya dapat mempertimbangkan karyawan yang berstatus sebagai ibu menyusui dengan menyediakan ruangan laktasi dan tempat untuk penitipan anak / bayi, agar ibu yang menyusui tidak terkendala dalam memberikan ASI Eksklusif bagi anaknya. Diharapkan Perusahaan untuk melaksanakan MOU yang telah dibuat antara dinas Kesehatan dan Perusahaan dalam rangka memantau kondisi ibu dan bayi dengan membentuk kelas ibu menyusui di perusahaan sehingga program ASI Ekslusif oleh ibu bekerja dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arini H, 2012, Mengapa Seorang Ibu Harus

Mneyusui, Yogyakarta: FlashBooks.

Arisman, 2004, Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi

Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC.

Depkes RI, 2001, Manjemen Laktasi,

Jakarta: Depkes RI.

_________, 2002, Strategi Nasional Peningkatn

Pemberian Air Susu Ibu sampai Tahun 2005, Jakarta: Kerjasama

Depdagri, Depkes, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigran, Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan, World Health Organization (WHO).

_________, 2005, Direktorat Bina Gizi

Masyarakat. Direktorat Jendral Bina

Kesehatan Masyarakat, Jakarta:

(10)

28 Bhuana Ilmu Populer. Setyo Retno

Wulandari dan Sri Handayani, 2011,

Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.

Yogyakarta: Gosyen Publishing. Dinkes Propinsi Jateng, 2004, Profil

Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

Dinkes Kab. Rembang, 2010, Profil

Kesehatan Kabupaten Rembang.

Eko Budiarto dan Dewi Anggraeni, 2002,

Pengantar Epidemiologi Edisi 2,

Bandung : Penerbit buku kedokteran ECG

Erni Rahmawati, 2007, Faktor- Faktor yang

Berhubungan dengan motivasi Ibu Dalam Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Di Kelurahan Panggang (Kota) dan Di Desa Keling (Desa)

Kabupaten Jepara. Semarang:

Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Handayani L, Kosnin AM, Jiar YK. (2012).

Breastfeeding Education in Term of Knowledge and Attitude through Mother Support Group. Journal of Education and Learning. Vol.6 (1) pp.

65-72.

Gibney, M.J, 2009, Gizi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta:Buku

kedokteran EGC.

Ipuk Dwina Murwwanti, 2005, Beberapa

Faktor yang Mempengaruhi Praktek Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-4 Bulan di Desa Paremono Kecamatan Mungkid Kabupaten

Magelang. Semarang: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Isna Hikmawati, 2008, Faktor-Faktor Risiko

Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua Bulan (Studi Kasus pada Bayi Umur 3-6 Bulan di Kabupaten

Banyumas). Semarang: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Diponegoro Kementerian Negara Pemberdayaan

Perempuan Republik Indonesia, 2005, Gerakan Pedoman Sayang Ibu. Jakarta.

Khrist Gafriela josefa, 2011, Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Perilaku

Pemberian ASI eksklusif pada Ibu,

Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Kong SKF & Lee DFT. (2004). Factors

influencing decision to breastfeed. Journal of Advanced Nursing, 46(4),

369-379.

Lexy J Moleong, 2011, Metode Penelitian

Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Loise Juliyanti Siagian. 2011. Faktor yang

Menyebabkan Kegagalan Ibu dalam

Pemberian ASI Eksklusif Di

Lingkungan XIV Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung Tahun 2011.

Sumatera: Universitas Sumatera Utara.

Mallikarjuna et al., Masalah Selama Pemberian ASI, 19 juni 2012, diakses tanggal 21 januari 2013, (http://www.

Manjilala.info/masalah-selama Pemberian ASI/

Nadesul Handrawan, 2002, Makanan Sehari

untuk Bayi. Jakarta: Puspita Swara.

Novriani Harahap. 2011.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ketidakberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Suku Mandailing di Wilayah Kerja Puskesmas Bantan

Kelurahan Medan Tembung.

Sumatera: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Ratna Susanti. 2000. Hubungan Tingkat

Pendidikan dan Pengetahuan

Tentang ASI dengan Pemberian Kolostrum dan ASI Eksklusif ( Studi Desa Tidu Kecamatan Bikareja).

Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Diponegoro

Rulina, Suradi Suharyono D.K., 1992, ASI

Tinjauan dari Beberapa Aspek.

Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Sally Almira Dalimunthe, 2011, Faktor –

Faktor Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan

(11)

(19-29)

29 Sari YP et al. Int J Res Med Sci. 2015, The

exclusive breastfeeding experiences of working mothers in West Sumatera

(Sumbar) Peduli ASI community

Oct;3(10):2599-2604

www.msjonline.org

Susin, L.B, Giugliani, E.R, Kummer, S.C., Maciel, M, Simon. C., & da Silveira,

L.C. (1999). Does parental

breastfeeding knowledge increase breastfeeding rates? Birth, 26(3), 149-156

Soedigdo Sastroasmoro, 2002, Dasar-dasar

Metodologi Penelitin Klinis, Jakarta:

Binarupa Aksara

Soeharyono. 1979. Air Susu Ibu. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.

Soekidjo, Notoatmodjo, 2003, Pendidikan

dan Perilaku Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

__________________, 2005, Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Soetjiningsih, 1997, ASI Petunjuk

Untuk Tenaga Kesehatan.

Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Sofiyatun, 2008, Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan Praktek

Pemberian ASI eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Jali

Kecamatan Bonang Kabupaten

Demak Tahun 2007. Semarang:

Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Solihin Pujiadi, 2000, Ilmu Gizi Klinis Pada

Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Jakarta.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&DI,

Bandung: Alfabeta.

Sunoto. 2001. Dibalik Kontravensi ASI, Susu

formula. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Sopiyudin Dahlan, 2008, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta: Salemba Medika

Utami Roesli, 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Tubulus Agriwidya.

Referensi

Dokumen terkait

Alfi Thorikatus Shofa, 2013, ANALISIS SISTEM REKRUTMEN, SELEKSI DAN TRAINING TENAGA KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN(Study Kasus Di PT.Bank Negara

produk yang nantinya diuji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pelaksanaan uji coba penelitian diadakan di SMP Negeri 1 Jember di kelas VII I dengan jumlah 32 siswa.

Projects, proje ile aynõ solution içinde yer alan bile ş en kütüphanelerini eklemek için kullanõlõr.. Eklenecek assembly nesnesini seçin ve Select dü ğ

Pada penelitian ini variabel sarana prasarana (X 1 ) dan implementasi standar proses (X 2 ) sebagai variabel bebas yang akan dikaji hubungannya dengan mutu hasil

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Teori .ang dikemukakan oleh )esse Delia tentang konstrukti(isme da+at ,erguna dalam kehidu+an seharihari dalam menginter+retasikan suatu hal* Ketika saat

89,33% responden setuju aplikasi ini membantu dalam melakukan perjalanan ibadah haji, 85,33% responden setuju aplikasi ini mudah digunakan, 84% responden setuju