• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG SKRIPSI"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 DUAMPANUA

KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH RIFKAH AZISAH NIM : 10519251015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

ABSTRAK

RIFKAH AZISAH. 105 192 510 15. 2020. Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang. Dibimbing oleh Baharuddin dan Mustahidang Usman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) disiplin kerja guru di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang, (2) Minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang dan (3) ada tidaknya pengaruh disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang yang jumlahnya 232 orang. Sampel penelitian ini mengambil 20% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket dan interview untuk variable disiplin kerja guru dan minat belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial untuk uji hipotesis yaitu menggunakan uji t.

Berdasarkan hasil uji t dalam penelitian ini, diperoleh thitung=2,022 dengan taraf signifikan 5% uji dua pihak, db = n – 2 = 46 di peroleh t0.025(44) = 2,019 jadi thitung =6.06 > t0.025(44) = 2,019. Secara signfikan 87,25% sangat berpengaruh disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII sementara 13,75% belum maksimal karena masih ada guru yang belum disiplin dalam kegiatan mengajar. Hasil tersebut menggambarkan bahwa terdapat pengaruh yang positif sebesar 2,022 antara disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII. Diharapkan penelitian ini dapat membuka wawasan yang lebih luas secara teoritis dan praktis, dan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diharapkan penelitian ini menggunakan sampel yang lebih besar lagi sehingga akan mendapatkan hasil yang representatif, serta diharapkan memperluas dengan variabel yang lainnya.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ِمي ِح َّرلٱ ِن َٰ م ۡح َّرلٱ ِهَّللٱ ِم ۡسِب

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan seluruh isi alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita, baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tercurah kepada pimpinan Islam yang telah membawa sinar kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang benar.

Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan pemikiran dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-jasanya yang diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi ini, tak lupa penulis ungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.

1. Kedua orang tua tercinta, Drs. Mahamuddin, S.Pd dan Dra. Manniga, yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.

(8)

viii

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. Baharuddin, M.Pd. dan Ibu Dra. Mustahidang Usman, M.Si selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat tersusun.

6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak Syamsir, S.Pd., M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak/Ibu guru SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang. 9. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan

(9)

ix

10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak menyelesaikan skripsi ini.

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah- mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 25 Jumadil Awal 1441 H 20 Januari 2020 M

RifkahAzisah 10519251015

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH………... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… v

SURAT PERNYATAAN ………...vi

ABSTRAK ... ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ... xi

DAFTAR TABEL ... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 1. Manfaat Teoritis ... 6 2. Manfaat Praktis ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Disiplin Kerja Guru ... . 7

1. Pengertian Disiplin Kerja Guru ... . 7

2. Prinsip- Prinsip Disiplin Kerja Guru dan Karakteristik Disiplin Kerja Guru ... 10

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ... 14

4. Kompetensi Guru ... .16

5. Fungsi dan Aspek- Aspek Disiplin Kerja Guru ... .20

6. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru ... .22

B. Minat Belajar Siswa ... .24

(11)

xi

2. Dasar dan Tujuan Minat Belajar ………. 27

3. Ruang Lingkup Minat Belajar ……….. 28

4. Prinsip Minat Belajar ... 28

5. Fungsi Minat Belajar ... 30

6. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... ...41

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... ...41

C. Variabel Penelitian ... ...41

D. Defenisi Operasional Variabel ... ...42

E. Populasi dan Sampel... ...43

F. Instrumen Penelitian ... .... ...48

G. Teknik Pengolahan Data ... ...49

H. Teknik Analisis Data ... ...50

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif ... ...50

2. Teknik Analisis Statistik Infrensial ... .. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... ...55

B. Hasil Penelitian... ...64

a. Gambaran Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Duampanua Kabupaten Pinrang ... ...64

b. Gambaran Minat Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang ... .. 71

c. Analisis Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang ... ... 78

(12)

xii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 85 B. Saran ...86 DAFTAR PUSTAKA …. ... … 88 LAMPIRAN ……… 91

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Tugas Guru Bidang Studi ... 43

Tabel 3.2 Data Kepegawaian Administrasi ... 45

Tabel 3.3 Guru Kelas VII ………... 45

Tabel 3.4 Keadaan Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Duampanua ... 46

Tabel 3.5 Keadaan Sampel Siswa SMP Negeri 1 Duampanua ... 46

Tabel 4.1 Daftar nama-nama Kepala Sekolah ... 56

Tabel 4.2 Tabel Identitas Siswa ... ….57

Tabel 4.3 Daftar Rekapitulasi Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Duampanua ………... 61

Tabel 4.4 Rekapitulasi Keadaan Guru ... 62

Tabel 4.5 Data Kepegawaian Administrasi ... 63

Tabel 4.6 Rekapitulasi Siswa-Siswi SMP Negeri 1 Duampanua ... 64

Tabel 4.7 Data Responden Untuk Disiplin Kerja Guru ... 65

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru ... 67

Tabel 4.9 Tabel Nilai Rata-rata Disiplin Kerja Guru ... 67

Tabel 4.10 Tabel Nilai Presentasi ... .67

Tabel 4.11 Menghitung Standar Deviasi Disiplin Kerja Guru ... .69

Tabel 4.12 Mengkategorikan Skor Disiplin Kerja Guru ……….. 71

Tabel 4.13 Data Responden Minat Belajar Siswa Kelas VII ..……… 72

Tabel 4.14 Tabel Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa Kelas VII ...74

Tabel 4.15 Tabel Nilai Rata-rata Minat Belajar Siswa Kelas VII ... 74

Tabel 4.16 Menghitung Nilai Presentasi ... ... 75

Tabel 4.17 Menghitung Standar Deviasi Minat Belajar Siswa Kelas VII .. 76

Tabel 4.18 Mengkategorikan Skor ... 77

Tabel 4.19 Tabel Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua ……… 78

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang tugasnya sangat mulia dalam membina, mendidik, membimbing dan melatih sejumlah manusia secara teratur dan kontiniu. Guru mempunyai fungsi yang sangat penting serta sangat menentukan di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik, efektif, dan efisien sehingga siswa sebagai peserta didik dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Guru juga dituntut untuk menguasai strategi pembelajaran agar proses pembelajaran didalam kelas bergairah dan menyenangkan, selain itu guru juga diharapkan disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Disiplin merupakan sikap yang harus dimiliki oleh guru karena dengan disiplin kerja yang tinggi diharapkan tujuan dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu sekolah. Disiplin kerja adalah suatu sistem yang tidak terlepas dari aturan dan tata tertib kelompok manusia tergabung didalamnya. Para pendidik perlu menyadari dan menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh dan teladan serta disiplin, karena disiplin merupakan latihan bathin agar segala tindakan dan tingkah laku seseorang selalu mentaati

(15)

peraturan- peraturan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan tata tertib yang telah digariskan.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kedisiplinan guru bukan sekedar yang bersangkutan datang mengajar dan pulang tepat waktu, tetapi lebih dari itu dituntut juga perilaku, sikap dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis serta mampu untuk bertanggung jawab dengan tugas dan perannya sebagai seorang guru yang memberikan contoh kepada siswanya.

Dengan cara demikian siswa secara perlahan-lahan dalam pribadinya akan tumbuh dorongan (Motivasi) untuk mengikuti jejak gurunya yang tepat waktu masuk. Karena itu siswa pun akan tepat waktu datang dan masuk kelas serta bersemangat, termotivasi dan berminat dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Minat dalam hal ini adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu di ikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan”.1

1Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

(16)

Menurut Soegeng Rijadarmint, SH. Didalam bukunya Tulus Tu’u mengatakan bahwa disiplin itu sebagai kondisi tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan atau kedisiplinan. Dengan demikian disiplin di sekolah dapat diartikan sebagai keadaan tertib, ketika guru, kepala sekolah dan staf, serta peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.2

Disiplin sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya, mengatasi, dan mencegah timbulnya problem- problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan.Dengan demikian, disiplin sekolah dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu berdiri sendiri (help for self help) dalam memecahkan berbagai permasalahan sehingga dapat menggapai hasil belajar yang optimal dengan proses yang menyenangkan.3

Dewasa ini masalah disiplin sering disepelekan, bahkan banyak sekali pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat terhadap peraturan yang telah disepakati dan ditetapkan, contoh: membuang sampahs embarangan, menutup jalanan umum tanpa izin pemerintah serta

2TulusTu’u, Peranan Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: PT. Gramedia Widia

Sarana Indonesia,2004, h. 31.

3 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan

(17)

mengganggu keamanan lingkungan. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa di masyarakatlah tempat dimulainya proses interaksi antara seseorang dengan orang lain. Demikian halnya di sekolah, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi miniature masyarakat dalam membina disiplin ternyata tidak dapat diandalkan. Tidak sedikit pelanggaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, maupun peserta didik, mulai dari penyalahgunaan dana bantuan operasional oleh kepala sekolah, pembocoran soal atau kunci jawaban oleh guru yang bermuara pada tawuran dan perkelahian pelajar. Semua itu disebabkan antara lain karena kurangnya atau lemahnya disiplin yang memerlukan pembinaan. Rendahnya disiplin kerja guru akan mengakibatkan buruknya mutu pendidikan di sekolah.

Minat belajar siswa dapat dimulai dari kebiasaaan yang sering dilakukan diantaranya siswa mampu mempergunakan waktu yang cukup baik, memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap organisasi kelas dan menyusun jadwal pelajaran. Dengan adanya rasa kesadaran diri untuk melaksanakan disiplin kerja maupun minat belajar diharapkan semua kegiatan yang dilaksanakan sehari-hari di sekolah dapat membuahkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang juga merupakan tujuan dari pendidikan nasional.

Kesadaran guru terhadap disiplin kerja masih sangat kurang, terbukti hampir semua guru tidak memiliki disiplin kerja, tidak menguasai materi dan

(18)

kurang penguasaan kelas. Guru hanya memberi materi ajar tanpa memberi penjelasan materi yang diajarkan. Akibat dari ketidak disiplinan guru, banyak yang masih kurang paham dengan materi yang diberikan.

Beranjak dari permasalahan diatas, penulis akan meneliti apakah ada pengaruh yang positif antara disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh antara disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang ?

C. TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah dan memperdalam wawasan dan khasanah peneliti dan pembaca terutama mengenai persoalan disiplin kerja guru dan minat belajar siswa.

(19)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai Feed Back dalam memperbaiki kelemahan diri sendiri sehingga ada usaha untuk meningkatkan disiplin kerja.

b. Bagi Siswa dapat dijadikan masukan agar lebih meningkatkan disiplin belajarnya.

c. Bagi Kepala Sekolah dapat dijadikan masukan sehingga kepala sekolah dapat meningkatkan supervise pendidikan.

(20)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Disiplin Kerja Guru

1. Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan- peraturan yang berlaku, Baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.4

Menurut Soegeng Prijodarminto dalam bukunya (Tulus Tu’u) Disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetian, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui suatu proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman “.5

Disiplin merupakan hal yang sangat penting pada guru secara intens dalam melakukan kegiatan- kegiatan kerja. Secara individu kedisiplinan guru adalah out put dari minat siswa belajar. Disiplin tidak hanya berlaku pada siswa akan tetapi kedisiplinan juga berlaku kepada guru, setiap guru harus mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh sekolah dan bertanggung jawab atas tugasnya. Kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap karakter

4 Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi

dan Operasional, Jakarta:Bumi Aksara, 2003,h.291

5 Tulus Tu’u, Ibid,h.31

(21)

siswa karena apabila gurunya kurang disiplin dalam mengajar maka para siswa juga akan kurang disiplin dalam belajar, siswa akan mengikuti apa yang diperbuat oleh guru.

Disiplin erat kaitannya dengan pemanfaatan waktu secara efektif, sebagaimana juga dijelaskan dalam firman Allah Swt. Surah Al-Ashr ayat

(13).

Terjemahnya: 1. Demi masa.

2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran

dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.6

Surah tersebut menjelaskan tentang pentingnya penggunaan waktu sebaik mungkin. Orang- orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu termasuk orang- orang yang merugi kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Seorang guru harus bisa memanfaatkan waktu sebaik- baiknya, guru yang professional akan selalu menghargai waktu dan memposisikan waktu sesuai dengan konteks yang dapat diatur oleh dirinya. Waktu adalah sesuatu yang terus berputar dan tak akan kembali lagi. Oleh

(22)

karena itu, betapa banyak manusia yang tersesali oleh waktu. Orang yang tidak pandai memanfaatkan waktu maka dia sulit untuk mencapai kesuksesan, karena kunci kesuksesan adalah disiplin dalam menggunakan waktu. Dalam Hadist Rasulullah Saw juga dijelaskan tentang pemanfaatan waktu yaitu:

غارفا او ةحصلا سانا نم ريشك امهيف نوبغم ناتمغن

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.(HR. Bukhari no. 6412,dari Ibnu Abbas).7 Sementara, menurut Ali Imron bahwa “ Disiplin guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki guru dalam bekerja disekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap diri sendiri, teman sejawat dan terhadap sekolah secara keseluruhan”.8

Disiplin kerja guru adalah suatu ketaatan serta kepatuhan seorang pendidik dalam menjalankan segala peraturan atau tata tertib yang telah diberlakukan di sekolah dengan penuh kesadaran dari dalam dirinya. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen , bab 1 ayat 2 yaitu:.

7Muhammad Fuad Abdul Baqi,Kumpulan Hadist Shaih Bukhari Muslim,Bekasi: Insan

Kamil,2010

(23)

“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”9

Guru memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap proses pembelajaran dan perilaku para siswanya. Jika para guru dapat bersikap disiplin terhadap tata tertib yang ada di sekolah, maka cenderung para siswa pun akan meniru sikap disiplin para gurunya tersebut. Dengan membiasakan diri untuk bersikap disiplin, maka diharapkan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diembannya dan dapat mewujudkan suasana pembelajaran yang baik.

2. Prinsip- Prinsip Disiplin Kerja Guru dan Karakteristik Disiplin Kerja Guru

 Prinsip disiplin guru

Menurut Hendry Simamora, terdapat tujuh prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan disiplin guru, yaitu:

1). Prosedur dan kebujakan yang pasti

Kepala sekolah perlu memberikan perhatian terhadap berbagai keluhan guru. Hal ini akan mendorong pertumbuhan disiplin kerja guru di sekolah. Pimpinan perlu menentukan jenis perilaku yang dikehendaki dan bagaimana cara melakukannya. Prosedur- prosedur disiplin harus mengikuti aturan yang sudah disepakati dari awal. Pimpinan harus berpegang teguh terhadap aturan yang ada dan konsisten dalam pelaksanaannya. Tujuan dibuatnya prosedur dan kebijakan yang pasti adalah untuk menciptakan bentuk disiplin yang konstruktif dan positif melalui kepemimpinan yang sehat dan pelatihan yang memadai bagi para guru.

(24)

2). Tanggung Jawab kepengawasan

Tanggung jawab kepengawasan harus diperhatikan baik- baik. Untuk menjaga disiplin kerja guru, perlu ada pengawas yang memiliki otoritas dalam memberikan peringatan lisan maupun tulisan. Sebelum memberikan teguran, biasanya pengawas berkonsultasi terlebih dahulu dengan atasannya.

3). Komunikasi berbagai aturan

Para guru hendaknya memahami peraturan dan standar disiplin serta konsekuensi pelanggarannya. Setiap guru hendaknya memahami secara penuh kebijakan- kebijakan dan prosedur- prosedur disiplin. Kebijakan dan prosedur tersebut dapat disosialisasikan melalui buku manual kerja guru. Guru yang melanggar peraturan diberi kesempatan untuk memperbaiki perilakunya.

4). Tanggung jawab pemaparan bukti

Setiap guru haruslah dianggap tidak bersalah sampai benar- benar ada bukti bahwa guru tersebut dinyatakan bersalah. Hukuman baru bisa dijatuhkan apabila bukti- bukti telah terkumpul secara meyakinkan. Perlu diperhatikan bahwa bukti tersebut hendaknya didokumentasikan secara cermat sehingga sulit untuk dipertentangkan. Selain itu, guru yang diduga bersalah harus diberi kesempatan untuk membela diri dan mendapatkan pembelaan.

5). Perlakuan yang konsisten

Konsisten peraturan merupakan salah satu prinsip yang penting, tetapi sering diabaikan. Segala peraturan dan hukuman harus diberlakukan secara konsisten tanpa diskriminasi. Pemberlakuan aturan yang berbeda antara satu pihak dengan pihak lain akan merusak efektivitas dari sistem disiplin.

6). Pertimbangan atas berbagai situasi

Konsistensi pemberlakuan peraturan bukanlah berarti memberi hukuman yang sama pada pelanggaran yang identik. Besarnya hukuman perlu mempertimbangkan berbagai faktor. Situasi di lapangan dan fakta- fakta yang menggambarkan pelanggaran patut menjadi pertimbangan dalam pemberian hukuman.

7). Peraturan dan hukuman yang masuk akal

Peraturan dan hukuman hendaknya dibuat secara masuk akal. Peraturan dan hukuman yang masuk akal akan membuat orang mudah menerimanya. Hukuman hendaknya wajar. Hukuman berat yang diberikan kepada guru yang melakukan pelanggaran ringan justru akan menciptakan perasaan tidak adil di antara para pegawai. Peraturan dan hukuman yang tidak wajar akan menimbulkan sikap negatif di antara

(25)

para guru dan menumbuhkan sikap tidak kooperatif terhadap atasannya.10

Pemimpin yang kurang baik, yang memakai kekuasaannya dengan sewenang- wenang dan menggunakan ancaman terus- menerus, kadang dapat memperoleh apa yang tampak sebagai disiplin yang baik, namun rasa gelisah dan tidak tentram yang timbul dari peraturan yang keras dan paksaan saja, dapat meledak dimuka pemimpin setiap waktu.

Dengan kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat berbuat banyak untuk menciptakan iklim kerja yang memungkinkan penegakan disiplin sebagai proses wajar, karena para pegawai akan menerima serta mematuhi peraturan- peraturan dan kebijakan- kebijakan sebagai pelindung bagi keberhasilan pekerjaan dan kesejahteraan pribadi mereka.11

 Karakteristik disiplin guru

Guru merupakan seorang pemimpin dan merupakan seorang yang akan dicontoh oleh muridnya dilingkungan sekolah. Sehingga guru itu harus memberikan contoh yang baik untuk muridnya agar bisa ditiru. Karena perilaku guru menjadi dasar bagi murid untuk menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

Menurut Prof. Dr. Sa’adun Akbar, M.Pd. Guru adalah kurikulum yang hidup. Pola berpikirnya, ucapannya, serta sikapnya menjadi model bagi murid- muridnya. Ketika murid- muridnya dituntut disiplin untuk patuh pada

10Barnawi dan Mohammad Arifin, Op.Cit, h.117-119 11Edy Sutrisno, Op.Cit, h. 92

(26)

berbagai aturan, maka guru sepatutnya berperilaku lebih disiplin dari kedisiplinan murid- muridnya.12

Guru dan kedisiplinan menjadi dua sisi mata koin yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa kedisiplinan dalam melaksanakan tugas profesinya, maka tujuan mulia dari proses pembelajaran tidak akan tercapai. Sesuai dengan perintah Allah dalam Al- Qur’an yang berbunyi (QS An-nisa;59) :

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Guru sebagai pendidik juga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan disiplin diri siswa. Dengan mengembangkan disiplin diri kepada siswa maka penanaman disiplin dilakukan oleh guru dapat dikatakan sudah menciptakan situasi proses belajar mengajar yang dapat mendorong siswa untuk lebih lagi berdisiplin diri dalam belajarnya yang mulanya tidak disiplin, menjadi disiplin karena atas dorongan atau pengajaran dari gurunya. Sebagai contoh guru tepat waktu dalam mengajar, guru tepat waktu datang di

12https://jatengprov.go.id/beritadaerah/agar-siswa-berkarakter-guru-dituntut-disiplin/. Diakses

(27)

sekolah serta ikut upacara bendera yang sering dilakukan pada hari senin. Ini merupakan hal- hal kecil yang dilakukan guru kemudian dapat ditiru oleh siswanya.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Guru merupakan orang tua kedua di sekolah yang diberi amanat untuk mendidik, melatih, membimbing dan mengarahkan potensi yang dimiliki peserta didik dalam mewujudkan apa yang telah dicita-citakan. Guru sebagai pendidik harus mampu memberikan pendidikan dengan sebaik-baiknya kepada peserta didik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Seorang guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa kepuncak cita-cita. Oleh karena itu sudah layaknya guru dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang professional, baik secara akademik maupun non akademik.13

Secara umum guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mendidik, sedangkan secara khusus guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan

13Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

(28)

mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.14

Ag. Soejono, yang dikutip Ahmad Tafsir merinci tugas pendidik (termasuk guru) sebagai berikut:

a. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.

b. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.

c. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didiknya memilih dengan tepat.

d. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan peserta didik berjalan dengan baik.

e. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemukan kesulitan dalam mengembangkan potensinya.15

Tugas pendidik itu jangkauannya luas diantaranya pendidik harus mengerti karakteristik masing-masing siswanya, pendidik harus memberikan tauladan yang positif serta menekankan peserta didiknya untuk tidak berperilaku negatif dan guru harus mengadakan evaluasi serta memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menjadi lebih baik lagi dalam mengembangkan potensinya.

Imam Al-Ghazali, dikutip oleh Helmawati dalam bukunya Pendidikan Keluarga, mengemukakan “ Tugas pendidik yang utama adalah berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan dan mensucikan hati sehingga menjadi dekat

14 Al-Rashidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, PT. Ciputat Press, 2005,

Cet. H. 41.

15Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

(29)

dengan Khaliqnya. Para pendidik hendaknya mengarahkan untuk mendekatkan peserta didik untuk mengenal Allah lebih dekat melalui ciptaan-Nya”.16

Pada kenyataan yang sebenarnya, seorang yang telah memilih profesi sebagai guru sesungguhnya telah menyangkutkan dirinya dalam suatu persoalan yang genting. Oleh karena itu, sebaiknya guru harus bisa menjaga segala macam tingkah laku serta tugasnya sebagai pengajar.

Dalam melakukan tugasnya seorang pendidik harus mempunyai sikap tanggung jawab yang tinggi. Dalam kegiatan belajar mengajar pendidik juga dituntut tanggung jawabnya sehingga dapat menghasilkan proses yang bermutu. Tugas seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas tetapi seorang guru juga melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang sesuai dengan profesinya sebagai guru.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab guru bukan hanya mengajarkan ilmu yang dimiliki, tetapi juga mengelola ilmu itu sendiri. Selain memberikan pendidikan dan bimbingan kepada peserta didik, guru juga dijadikan sebagai suri tauladan yang harus bisa memberikan contoh yang baik bagi para peserta didik di sekolah.

4. Kompetensi Guru

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kaulitas

(30)

guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentrasfer ilmunya kepada peserta didik. Sebagai seorang pendidik, guru bertugas mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan sikap kepada siswanya. Untuk melaksanakan tugasnya tersebut, diperlukan berabagai kemampuan serta kepribadian. Sebab, guru juga dianggap sebagai contoh oleh siswa sehingga ia harus memiliki kepribadian yang baik sebagai seorang guru.

Berdasarkan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang terdapat pada pasal 10 ayat 1 tantang guru dan dosen bahwasanya setiap guru memiliki empat kompetensi guru diantaranya:

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi pedagogik adalah:

1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip- prinsip perkembangan kognitif, prinsip- prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

(31)

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, materi ajar serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5) Mengembangkan seperti didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembanga berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

(32)

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Sub kompetensi kepribadian yaitu:

1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

2) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

3) Kepribadian yang berwibawa yaitu memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

4) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan yaitu bertindak sesuai dengan norma religious (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

(33)

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu.

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang dimampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5) Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

1) Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, ras, kondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.

2) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. 3) Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah RI yang

memiliki keragaman sosial budaya.

(34)

5) Fungsi dan Aspek-aspek Disiplin Kerja Guru

Sebagai kunci keberhasilan suatu sekolah/madrasah guru agama dituntut memiliki disiplin kerja yang tinggi. Disiplin kerja sebagai ketaatan menjalankan peraturan mempunyai bebrapa fungsi. Diantaranya disiplin berfungsi sebagai peningkatan produktivitas yang tinggi, kreatifitas dan aktifitas serta motivasi guru dalam mengajar agar tercipta proses belajar menngajar yang efektif dan efisien.

Dengan demikian jelaslah bahwa disiplin sangat mempengaruhi dalam meningkatkan mutu pendidikan sebab dengan adanya disiplin semua ketentuan dan tindakan terutama mengenai proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Disisi lain disiplin kerja guru juga berfungsi untuk memperteguh guru dan memberikan kemudahan dalam memperoleh hasil kerja yang memuaskan, memberikan kesiapan bai guru dalam melaksanakan proses kerja dan akan menunjang hal-hal yang positif dalam melakukan berbagai fungsi kegiatan dan proses kerja guru.

Dengan demikian betapa pentingnya disiplin kerja guru. Sehingga jelas guru yang memiliki disiplin kerja diharapkanmampu meningkatkankerja. Jadi, produktifitas kerja ditentukan oleh disiplin kerja.Disiplin kerja guru akan berfungsi apabila guru terutama guru agama/PAI memiliki aspek-aspek sebagai berikut:

a. Hadir dan pulang tepat waktu. b. Menandatangani daftar hadir.

(35)

c. Membuat program dan persiapan sebelum mengajar. d. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

e. Melaksanakan penilaian terhadap pelaksanaan KBM.

f. Menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secara baik dan teratur.

g. Memelihara dan menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang menyenangkan.17

Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa antara disiplin dan kerja terdapat hubungan yang sangat erat sehingga satu sama lain sangat mempengaruhi. Disiplin yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi, begitu juga sebaliknya disiplin yang rendah akan menghasilkan semangat kerja yang rendah pula.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru

Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja seperti yang dikemukakan oleh IG. Wursanto, meliputi:

a. Faktor kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting, karena kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan/tindakan dan tingkah

17Departemen Agama RI, Undang-Undang danPeraturan Pemerintah Tentang

(36)

laku orang lain. Oleh sebab itu kepala sekolah selaku pemimpin diharapkan mampu menggerakkan dan mempengaruhi serta membina guru-guru agar dapat mengajar dengan disiplin yang tinggi guna mencapai tujuan institusi yang efektif.

b. Faktor kebutuhan

Pemenuhan kebutuhan merupakan suatu tujuan dari semua tingkah laku manusia (guru) dalam segala kegiatan/pekerjaan, kebutuhan manusia yang diperlukan adalah kebutuhan yang materil dan moril. Jika kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik, maka hal itu merupakan andil yang cukup besar bagi usaha menegakkan disiplin guru dan diharapkan semua kewajiban sebagai tenaga pengajar akan berjalan baik. Namun sebaliknya, jika kebutuhan tersebut terabaikan maka individu guru akan berusaha mencapainya dengan cara-cara yang cenderung melanggar disiplin.

c. Faktor pengawasan

Faktor pengawasan/controlling sangat penting dalam usaha mendapatkan disiplin kerja yang tinggi. Pengawasan hendaknya dilaksanakan secara efektif, jujur dan objektif.

(37)

Pengawasan perlu dilaksanakan untuk menegakkan disiplin kerjaguru yang sifatnya memang membantu setiap personil agar selalu melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.18

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja guru merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas professional sebagai seorang pendidik yang membimbing peserta didik menjadi personal yang lebih baik.Disipin kerja guru sejatinya adalah hal ikhwal dalam dunia pendidikan sebab proses pembelajaran tidak akan berjalan jikalaulah tidak di inisiatif oleh guru, serta tuntutan untuk membimbing, mengarahkan, memfasiitasi dan mengevaluasi peserta didik menjadikan disipin kerja sangat penting bagi guru.

B. Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat Belajar

Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan, minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan ataupun belajar.

18 IG. Wursanto, Dasar- dasar Manajemen Personalia, Jakarta, Pustaka Dian, 1988, Cet. 2,

(38)

Hardjana mengemukakan bahwa minat belajar merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan yang dirasa ataupun tidak dirasa atau keinginan hal tertentu.19

Muhammad Faturrohman dan Sulistyorini menyatakan bahwa: Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi keaktifan dalam belajar.20

Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik bagi siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Jika siswa yang kurang minat terhadap pelajaran, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal- hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal- hal yang berhubungan dengan cita- cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.21

Menurut Slameto “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

19Hardjana, Kiat Sukses di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Kanisius,1994),h.5 20 Muhammad Faturrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta:

Teras,2012),h.174

(39)

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.22

Dalam pandangan Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang relevan dengan tuntunan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping tentu saja dirinya sendiri. Hal ini dilakukan untuk memperoleh derajat kehidupan yang lebih baik dunia akhirat.

Allah berfirman Q.S al-Mujadalah/58:11

Terjemahnya:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.”23

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang tujuannya untuk mengubah dan membentuk tingkah laku dan pola piker baru. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai

22 Slameto,… Ibidh. 57.

(40)

serta sikap dan seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan rasa suka dan tidak ada paksaan dari pihak luar.

2. Dasar dan Tujuan Minat Belajar

Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Tujuan yang hendak dicapai agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku siswa dalam belajar. Belajar dan strategi belajar merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan siswa. Dalam proses belajar mengajar, hal yang paling berperan adalah cara guru mengajar atau menyampaikan pelajaran yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa.

Faktor lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah minat siswa untuk belajar dan berusaha. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak dan optimal Jika siswa tersebut menunjukkan keseriusannya dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi untuk belajar. Siswa yang telah termotivasi dalam belajar Pendidikan Agama Islam, ia akan lebih bersemangat dalam mempelajarinya sehingga menimbulkan minat belajarnya. Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi akan selalu berusaha mencari, menggali dan

(41)

mengembangkan potensi dasar (bakatnya), sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri.

3. Ruang Lingkup Minat Belajar

Lingkungan belajar di sekolah merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar individu. Kondisi lingkingan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal.

Yang menjadi ruang lingkup minat belajar dalam pembahasan ini dapat diatasi oleh seorang pendidik di sekolah dengan cara :

d. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berani.

e. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap mata pelajaran yang sedang diajarkan.

f. Mengembangkan kebiasaan yang teratur atau tertata rapi. g. Meningkatkan kondisi fisik siswa.

h. Mempertahankan cita- cita dan aspirasi siswa i. Menyediakan sarana penunjang yang memadai.

4. Prinsip Minat Belajar

a. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi, siswa terpacu untuk membuat karya yang unik.

(42)

b. Guru menerima berbagai jawaban siswa terhadap pertanyaan tertentu, siswa belajar berpikir luas.

c. Guru menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, siswa terpacu rasa ingin tahunya.

d. Guru memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum siswa memulai pekerjaanya, siswa mendapat pengetahuan awal secara efektif.

e. Guru menggunakan alat peraga, siswa mempunyai modal awal yang lebih terbayang.

f. Guru menerangkan dengan eksperimen, siswa terpacu rasa ingin tahunya dan belajar mengamati terjadinya suatu fenomena.

g. Guru memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan siswa, siswa memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh. h. Guru mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat siswa,

siswa belajar berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.

i. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bercerita, siswa belajar mengungkapkan apa yang dipikirkan dan mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur.

j. Guru membimbing siswa tampil di depan forum, siswa belajar berani berkreasi di depan banyak orang.

k. Guru melakukan pendampingan secara pribadi kepada siswa, siswa memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi.

(43)

l. Guru melayani pertanyaan- pertanyaan siswa, siswa nyaman untuk berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya.

m. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba lagi, siswa belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru.

n. Guru menjalin kedekatan, siswa memiliki rasa aman secara psikologis untuk berkreasi.

o. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, siswa merasa ikut memiliki dan tumbuh minat belajarnya.

p. Guru melibatkan diri dalam kegiatan siswa, siswa lebih bersemangat dalam berkreasi.

q. Guru menciptakan suasana menyenangkan, siswa menyenangi materi dan memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi.

r. Guru menciptakan suasana bersemangat dalam belajar, siswa lebih termotivasi.

s. Guru menjaga konsentrasi siswa, siswa efektif dalam mendalami materi.24

5. Fungsi Minat Belajar

Fungsi minat dalam belajar menurut The Liang Gie sebagaimana dikutip oleh Iyus Ruslan adalah:

24

(44)

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta, yaitu perhatian yang datang secara spontan, tanpa pemaksaan, bersifat wajar sehingga bertahan lama dalam diri seseorang.

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.

c. Minat mencegah gangguan perhatian diluar, seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat belajarnya kurang.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, ingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulang- ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat.

e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama- tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar- besarnya.25

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat berfungsi sebagai pendorong siswa untuk belajar, karena siswa yang

25 -http://Iyus-ruslan.blogspot.com/2013/10/minat-dalam-belajar.html. Diakses pada tanggal

(45)

mempunyai minat terhadap suatu pelajaran akan mendorong ia untuk terus belajar agar memperoleh hasil yang baik.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Dalam belajar diperlukan berbagai faktor, sehingga kadang- kadang bila faktor itu tidak ada, dapat menyebabkan minat untuk belajar bagi siswa akan berkurang, bahkan menjadi hilang sama sekali. Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Faktor Intern

1) Faktor Jasmani (biologis)

Yang termasuk dalam faktor biologis meliputi faktor kesehatan. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan/ kelainan- kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahklan ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

Menurut Slameto “proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu”. Selain itu juga akan cepat lelah, kurang semangat belajar. Agar seseorang berminat dalam belajar maka haruslah

(46)

diusahakan kesehatannya dengan mengatur pola makan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.26

Dalam hadist Rasulullah Saw juga bersabda tentang pentingnya menuntut ilmu yaitu:

“Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua dan hormatilah guru- gurumu serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” (HR. Tabrani).27

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor jasmani seperti kesehatan dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Apabila siswa menjaga kesehatan dengan baik maka siswa akan nyaman dalam belajar, sebaliknya jika siswa kurang menjaga kesehatannya maka siswa tersebut kurang semangat dalam belajar dan dapat mempengaruhi minat belajarnya.

2) Faktor Psikologis

Keadaan psikologis siswa sangat berpengaruh terhadap belajar siswafaktor- faktor psikologis tersebut tersebut adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan motif belajar siswa. Mengenai faktor psikologis yang mempengaruhi minat belajar siswa akan dijelaskan sebagai berikut.

26 Slameto,… Ibid h.54.

(47)

a) Intelegensi

Intelegensi merupakan potensi bawaan yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak belajar disekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya anak sekolah.28 Menurut David Wechsler “intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif.29 Dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan berpikir dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup seseorang.

b) Perhatian

Perhatian merupakan proses dalam belajar dimana seseorang memilih dan merespon sekian dari banyak rangsangan yang diterima dari lingkungan sekitarnya. Ada banyak sekali ransangan yang masuk dalam satu waktu. Contoh dalam kegiatan belajar, siswa berada dalam sebuah ruang kelas dimana terdapat banyak hal yang dapat diperhatikan misalnya menulis, berbicara dengan teman ataupun kegiatan lainnya. Ketika guru masuk kelas, saat itu juga seluruh perhatian siswa tertuju pada guru dan mengabaikan perhatiannya pada hal- hal lain, yang tadinya menulis ataupun berbicara dengan temannya mereka mengehentikan perhatian

28 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 135. 29 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, Cet 4, Jakarta: Kencana, 2011, h. 134.

(48)

pada apa yang dilakukannya dan fokus memperhatiakn guru yang akan mengajar. Perhatian merupakan salah satu hal penting dalam belajar. Tanpa adanya perhatian dan focus maka proses transfer informasi ataupun materi tidak akan dapat berjalan dengan maksimal.30

3) Minat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.31 Slameto menjelaskan bahwa “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, minat memiliki pengaruh yang besar terhadap proses belajar dan hasil belajar”.32 Jika pelajaran yang diajarkan oleh guru tidak sesuai dengan minat siswa, maka pelajaran tersebut akan sulit dipahami oleh siswa tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan rasa suka dan tidak ada paksaan dari pihak luar.

4) Bakat

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berperilaku kearah yang lebih baik. Bakat dapat tercapai melalui pelatihan- pelatihan serta keterampilan pengetahuan, seperti kemampuan untuk

30 Slameto,… Ibidh. 54.

31 http://kbbi.web.id/minat diakses tanggal 5 mei 2019 32 Slameto,… Ibid h. 55.

(49)

berbicara menggunakan bahasa yang baik dan benar. Misalnya seseorang memiliki bakat menggambar, jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan, maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat menggambar dan mengusahakan agar ia dapat pengalaman yang sebaik- baiknya untuk mengembangkan bakatnya, dan anak itu juga menunjukkan minat yang besar untuk mengikuti pendidikan menggambar, maka ia akan dapat mencapai prestasi unggul untuk bidang tersebut.

5) Motif

Sadirman A.M menjelaskan kata “motif” diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”.33 Dalam proses belajar mengajar, harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian merencanakan dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan belajar. Dapat disimpulkan bahwa Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu.

b. Faktor Ekstern

33 Sadirman, A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(50)

Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa yaitu:

1) Faktor keluarga

Menurut Sri Lestari keluarga adalah “unit” terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.34 Menurut penulis keluarga adalah komponen yang terdiri dari ayah, ibu yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya mencapai tahapan tertentu yang mengahantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang memiliki tanggung jawab membimbing anak-anaknya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Keadaan lingkungan keluarga sangat menentukan sikap dan kebiasaan pada diri anak untuk meningkatkan nilai-nilai positif ataupun sebaliknya terhadap minat belajar anak.

2) Faktor sekolah

Sekolah dapat diartikan sebagai sebuah lembaga tempat proses belajar-mengajar pada sebuah sistem pendidikan yang diakui oleh Negara. Meskipun demikian terdapat juga beberapa sistem pendidikan yang

34 Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga,

(51)

bertujuan layaknya. Setiap sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh wakilnya dan guru-guru.35 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap peningkatan minat belajar anak. Sekolah memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa agar lebih semangat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

3) Faktor masyarakat

Menurut sulistyowati, lingkungan masyarakat tidak kecil pengaruhnya terhadap minat belajar. Ada pengaruh yang positif dan ada pengaruh yang negative, tergantung dari bagaimana cara menghadapinya. Siswa harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk, menghindarkan diri dari pengaruh yang dianggap kurang baik.36 Dapat disimpulkan bahwa Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan didalam kelompok kumpulan manusia tersebut.

35 http://www.eurekapendidikan.com/2015/pengertian-dan-sejarah-sistem-sekolah.html

diakses pada tanggal 5 mei 2019

36Sulistyowati Sofchah, Cara Belajar Yang Efektif dan Efisien, (Pekalongan: Cinta Ilmu

(52)

C. Kerangka Berpikir

Disiplin pada hakikatnya merupakan salah satu unsur penting dalam keseluruhan perilaku dan kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Dengan disiplin, perilaku seorang individu atau kelompok akan lebih serasi, selaras, dan seimbang dengan tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang lebih bermakna. Disiplin kerja yang baik juga mencerminkan kepribadian seorang guru yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, selain mempunyai intelektual yang tinggi dan wawasan yang luas dan berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Minat belajar dapat dimulai dari kebiasaan yang sering dilakukan, diantaranya siswa mampu mempergunakan waktu yang cukup baik, memiliki rasa tanggung jawab terhadap organisasi kelas dan menyusun jadwal pelajaran. Jika antara guru dan siswa telah tercipta sikap disiplin yang baik, maka dapat dipastikan bahwa proses pembelajaran yang sedang berlangsung akan berjalan dengan baik pula. Sehingga dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah dicita-citakan bersama.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa upaya menciptakan proses disiplin guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa, tentunya dapat dilakukan dengan langkah awal yaitu membiasakan sifat disiplin terhadap guru, sehingga memberikan contoh kepada siswa, Guru pendidikan agama Islam dalam hal ini sangat diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai sifat disiplin sehingga mendorong minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

(53)

dengan penuh perhatian, penuh semangat dan bergairah, terutama pada pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini hanya dapat dilakukan dengan data yang ada dilapangan.

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, dimana rumusan masalah sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.37 Hipotesis yang diajukan peneliti yang akan dilakukan adalah terdapat pengaruh disiplin kerja guru terhadap minat belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang.

Dugaan sementara yang dapat saya simpulkan yaitu:

Ha : Ada pengaruh antara variabel X (Disiplin Kerja Guru) terhadap variabel Y (Minat Belajar Siswa).

Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel X (Disiplin Kerja Guru) terhadap variabel Y (Minat Belajar Siswa)

37Sugiono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Cet.XXV;Bandung:

(54)

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. yaitu penelitian yang memerlukan angka- angka dalam meneliti variabel namun data yang berupa angka tersebut dijelaskan secara deskriptif.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Duampanua yang beralamat di Jl. Lasinrang No. 147 Pekkabata kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang. Berikut alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Peneliti memilih di sekolah SMP Negeri 1 Duampanua karena tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini untuk mengetahui keterkaitan antara kedisiplinan guru terhadap minat belajar siswa.

2. Tersedianya data dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemusian ditarik kesimpulan.38

38Emzir, Metodologi Pendidikan: kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),

(55)

Dalam penelitian ini penulis mengkaji dua variabel utama, yaitu:

1. Variabel bebas (independent), adalah variabel yang mempengaruhi yaitu disiplin kerja guru, yang diberi simbol (X).

2. Variabel terikat (dependent), adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu minat belajar siswa, yang diberi simbol (Y)

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Disiplin Kerja Guru

Yang dimaksud disiplin kerja guru dalam penelitian ini adalah disiplin kerja yang dilakukan oleh guru di SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang. Maka pada penelitian ini disiplin kerja guru dibatasi pada kehadiran, tanggung jawab pada tugas, kerjasama dengan guru lain dan semangat kerja disekolah. Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seorang guru. Tanpa adanya kedisiplinan yang besar di dalam setiap diri guru maka alam kelabu akan selalu menutupi dunia pendidikan dan pengajaran.

2. Minat Belajar Siswa

Yang dimaksud minat belajar siswa dalam penelitian ini adalah minat siswa dari beberapa hal diantaranya adanya perasaan senang, pernyataan lebih menyukai daripada yang lain, adanya rasa ketertarikan pada pelajaran tertentu, adanya peningkatan perhatian, adanya pemusatan perhatian, serta keterlibatan secara aktif pada kegiatan tersebut

(56)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian maka tentu diperlukan populasi. Sugiono dalam bukunya mengatakan, “Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah genaralisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yangn mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’’.39 Populasi merupakan kumpulan dari sejumlah elemen, berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, kelas, organisasi, dan lain-lain.40

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas VII dan siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Duampanua pada tahun 2018/2019, meliputi 20 guru bidang studi dan 8 kelas berjumlah 232 orang.41

Tabel III.I

Pembagian Tugas Guru Bidang Studi

No Nama Bidang Studi yang Di Ajarkan

1 Syamsir, S. Pd, M. Pd Kepala Sekolah

2 Nurbeti, S. Pd Matematika 3 Hj. Hartati, S. Pd IPS 4 Suhadi, S. Pd Penjas 5 Hj. Radiah, S. Pd KIRT 6 Hj. Amirah, T, S. Pd Bhs. Inggris

39Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Cet. 20; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 80

40 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung, Sinar Baru

Algesindo, 2009.h. 84

Gambar

Tabel III.I
Tabel III.2
Tabel III.4
Tabel IV.2  Tabel Identitas Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengaruh persepsi siswa tentang profesi guru terhadap minat menjadi guru ada siswa kelas XII di SMA NEGERI 1

Terbuktinya kontribusi variabel Penampilan Guru terhadap Motivasi Belajar siswa SMP Negeri Gondangrejo Kabupaten Karanganyar sekaligus mendukung teori

Disiplin kerja guru merupakan persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam

Hasil penelitian: (1) Pengelolaan disiplin kerja guru dalam administrasi pembelajaran dilakukan kepala sekolah dengan memperhatikan kesiapan guru dalam menyusun

Hasil penelitian menunjukkan upaya yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan minat belajar siswa dari sisi penguasaan bahan ajar yaitu guru PAI di SMP Negeri 2

Dari data penelitian yang ditulis oleh Dhita Setiyawan (2013) bahwa peran guru sebagai motivator sebesar 67,7% atau dapat dikatakan sangat tinggi sehingga peran guru

tunjangan profesi guru berpengaruh prositif dan signifikan terhadap kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Tapanuli Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kesulitan–kesulitan yang dialami siswa kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam menyelesaikan persoalan aljabar yang berkaitan dengan