• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar muatan Matematikasebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripisi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 2 di SDN Pati Kidul 01, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 2, untuk mengetahui kondisi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar kelas 2.

Penelitian ini dilakukan di SDN Pati Kidul 01 pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 . Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dengan jumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Karakteristik daya serap pembelajaran siswa kelas 2 heterogen. Daya serap yang heterogen ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik.

Studi awal penelitian dilakukan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran dan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Pada studi awal ini dapat diketahui bahwa hasil belajar masih rendah, hal ini disebabkan

(2)

pembelajaran di kelas hanya bersifat transfer ilmu pengetahuan saja dan dilakukan secara konvensional dengan menyampaikan materi pelajaran sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kebutuhan siswa, kurangnya motivasi belajar, rendahnya rasa ingin tahu, terbatasnya ruang ekspresi yang kreatif dan rasa takut untuk menyampaikan pendapat, serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan kompetensi hasil belajar.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Selasa, 28 September 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 2 di SDN Pati Kidul 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang muncul terkait dengan hasil belajar yang rendah pada muatan Matematikadipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Daya serap siswa terhadap materi muatan Matematikadan rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran merupakan faktor dari siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar muatan Matematika. Minat dan rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Keadaan ini membuat guru mendominasi di setiap proses pembelajaran karena guru selalu memberikan instruksi yang harus dilakukan oleh siswa. Faktor penyebab lainnya dari guru yang mengakibatkan hasil belajar muatan Matematikarendah antara lain masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran kreatif yang mampu menumbuhkan rasa antusias siswa untuk belajar, guru masih menerapkan pembelajaran metode ceramah yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan.Selanjutnya pemanfaatan media pembelajaran kreatif juga jarang digunakan oleh guru, sekolah memang sudah menyediakan beberapa media mengajar namun guru merasa penggunaan media dirasa tidak penting. Hal

(3)

tersebut diketahui karena guru yang kurang memahami fungsi dari media, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling baik untuk menyampaikan materi kepada siswa, karena guru beranggapan yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa. Padahal sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 2SDN Pati Kidul 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi ajar.Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar muatan Matematikayang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75).Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan penentuan KKM dari SDN Pati Kidul 01 untuk mengukur aspek pengetahuan dari muatan Matematikasaja.

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya siswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 semester I tahun 2016/2017. Data hasil evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 13- 53 4 11% 2. 54-64 5 13 % 3. 65-75 11 30 % 4. 76-86 10 27 % 5. 87-100 7 19 % Jumlah Siswa 37 100 % Nilai Rata-rata 73 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 13

(4)

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai evaluasi muatan Matematikamenunjukkan hasil belajar muatan Matematikamasih rendah. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal MATEMATIKA (KKM ≥ 75) ada 37 siswa dan yang tuntas KKM ada 17 siswa. (Daftar nilai evaluasi muatan Matematikasemester I dapat dilihat pada lampiran nilai kondisi awal).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas ≥ 75 17 46 2. Belum Tuntas < 75 20 54 Jumlah 20 100

(5)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasilmencapai kentutasan minimal.

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar muatan Matematikayang masih rendah, dibuktikan dengan nilai evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya (Tema Kerukunan Dalam Bermasyarakat) siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar muatan Matematikamelalui penelitian tindakan kelas pada tema selanjutnya (Tena Sehat Itu Penting) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Tindakan 4.2.1 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali

Belum Tuntas 60 %

Tuntas 40 %

(6)

pertemuan pembelajaran yaitu pembelajaran dua dan pembelajaran lima pada sub tema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan.

4.2.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada pembelajaran dua dan pertemuan kedua). Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu pertama bulan November. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model problem basd learning dengan Kompetensi Dasar 3.4 Mengenal nilai tukar anat pecahan uang dan Kompetensi Dasar 4.4 Membedakan berbagai jenis mata uang berdasarkan nilai satuan pecahan uanga. Indikator pada pertemuan pertama antara lain 3.4.1 Menyebutkan nilai mata uang, 4.4.1 Menunjukkan nilai pecahan uang . Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model problem Based Learning ialah: (1) dengan mengamati berbagai pecahan mata uang dan menyebutkan nilai pecahan mata uang, (2) siswa mengamati berbagai pecahan mata uang dan membedakan nilai ratusan dan ribuan. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat tentang rangka manusia.Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan

(7)

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media berbagai nilai mata uang yang terdapat di kelas .Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, soal dan jawaban mengenai pecahan mata uang. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 2 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)

(2) Pertemuan kedua

Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model problem basd learning dengan Kompetensi Dasar 3.4 Mengenal nilai tukar anat pecahan uang dan Kompetensi Dasar 4.4 Membedakan berbagai jenis mata uang berdasarkan nilai satuan pecahan uanga. Indikator pada pertemuan pertama antara lain 3.4.1 Menyebutkan nilai mata uang, 4.4.1 Menunjukkan nilai pecahan uang Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model problem based learning ialah: (1) dengan mengamati berbagai pecahan mata uang dan menyebutkan nilai pecahan mata uang, (2) siswa mengamati berbagai pecahan mata uang dan membedakan nilai ratusan dan ribuan.Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media yang digunakan berbagai nilai mata uang dan latihan pengenalan pecahan mata uang (berjumlah masing-masing sepuluh)Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 2agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

(8)

(1). Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan.pada hari Selasa tanggal 4 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sunarni, S.Pd.SD selaku guru kelas 2SDN Pati Kidul 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media rangka manusia dari ruang laboratorium Matematika. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apa yang kalian pikirkan tentang media pecahan mata uang?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya nilai ratusan dan ribuan . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi nilai pecahan mata uang .

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan (buku siswa) tentang materi rangka manusia. Guru meminta siswa untuk mengamtai pecahan mata uang. Siswa mencatat hasil identifikasi mereka pada buku catatan. Guru menggali pengetahuan siswa tentang pecahan mata uang . Guru memberikan pertanyaan “Apakah kalian memiliki uang?” (guru menunjuk pada media uang )..Siswa diminta menyebutkan uang yang mereka ketahui dengan media pecahan mata uang. Setiap siswa memilik jawaban yang beragam. Dengan media mengamati pecahan mata uang, siswa menyebutkan nilai mata uang.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari lima siswa. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang susunan rangka manusia. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Untuk mempermudah dalam presentasi materi mata uang.

(9)

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang niali mata uang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(2). Pertemuan kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Kamis tanggal 6 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sunarni, S.Pd.SD selaku guru kelas 2 SDN Pati Kidul 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media rangka manusia dari ruang laboratorium Matematika. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apa yang kalian pikirkan tentang media pecahan mata uang?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya nilai ratusan dan ribuan . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi nilai pecahan mata uang .

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan (buku siswa) tentang materi rangka manusia. Guru meminta siswa untuk mengamtai pecahan mata uang. Siswa mencatat hasil identifikasi mereka pada buku catatan. Guru menggali pengetahuan siswa tentang pecahan mata uang. Guru memberikan pertanyaan “Apakah kalian memiliki uang?” (guru menunjuk pada media uang )..Siswa diminta menyebutkan uang yang mereka ketahui dengan media pecahan mata uang. Setiap siswa memilik jawaban yang beragam. Dengan media mengamati pecahan mata uang, siswa menyebutkan nilai mata uang.

(10)

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari lima siswa. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang penyakit rangka manusia yang lain yang belum dijelaskan oleh guru. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Untuk mempermudah dalam presentasi materi pecahan mata uang, siswa mengamati gambar yang ada dibuku .Media hasil karya siswa kemudian digunakan untuk sarana pendukung dalam presentasi di muka kelas. Perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan media kreatif rangka manusia dari kardus bekas. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang penyakit pada rangka manusia dan faktor penyebabnya dengan bertanya jawab bersama siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dMatematikahami oleh siswa. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.2.1.3 Pelaksanaan Observasi siklus I

Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model problem based learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 23 indikator aktivitas guru dan 18 indikator aktivitas siswa. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

(11)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam.

2. Mengatkitkan materi

pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik. 3. Mengajukan pertanyaan pada

siswa.

4. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran.

5. Menemostrasikan sesuatu yag terkait dengan tema.

B. Mengorientasi peserta didik terhadap maslah

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

2. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

3. Menyajikan masalah sebagai pembahasan materi

pembelajaran.

4. Menyajikan materi secara sitematis.

C. Mengorganisasi peserta didik untuk belajara

1. Kemampuan dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

2. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati

3. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 1. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

2. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(12)

E. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

2. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran 3. Menumbuhkan

keceriaan/antusiasme peserta didik

F. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

1. Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah mengenai pecahan uang

2. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah √ √ √ √ √ PENUTUP 1. Memberi evaluasi 2. Mengumpulkan hasil tes

3. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

√ √ √

Berdasarkan catatan dari observer bahwa masih ada siswa yang bermain dan menggangu teman nya sehingga kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru masih canggung dalam memberikan pertanyaan pada siswa.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam.

2. Mengatkitkan materi

pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik.

√ √

(13)

3. Mengajukan pertanyaan pada siswa.

4. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran.

5. Menemostrasikan sesuatu yag terkait dengan tema.

B. Mengorientasi peserta didik terhadap maslah

5. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

6. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

7. Menyajikan masalah sebagai pembahasan materi

pembelajaran.

8. Menyajikan materi secara sitematis.

C. Mengorganisasi peserta didik untuk belajara

4. Kemampuan dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

5. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati

6. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 3. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

4. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar. E. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya 4. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran 6. Menumbuhkan

keceriaan/antusiasme peserta didik

F. Menganalisis dan mengevaluasi

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(14)

proses pemecahan 3. Guru membantu siswa

mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah mengenai pecahan uang

4. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

√ √

PENUTUP

4. Memberi evaluasi 5. Mengumpulkan hasil tes

6. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

√ √ √

Berdasarkan catatan dari observer bahwa masih ada siswa yang bermain dan menggangu temannya sehingga kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru cukup menguasai materi pembelajaran dan dapat menguasai anak dikelas.

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model problem basd learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 20 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian.

(15)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan

memberi salam.

2. Mengatkitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik.

3. Mengajukan pertanyaan pada siswa.

4. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran.

5. Menemostrasikan sesuatu yag terkait dengan tema.

B. Mengorientasi peserta didik terhadap maslah

9. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

10. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

11. Menyajikan masalah sebagai pembahasan materi

pembelajaran.

12. Menyajikan materi secara sitematis.

C. Mengorganisasi peserta didik untuk belajara

7. Kemampuan dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

8. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati

9. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 5. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

6. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(16)

E. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 7. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

8. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

pembelajaran 9. Menumbuhkan

keceriaan/antusiasme peserta didik

F. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

5. Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah mengenai pecahan uang

6. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah √ √ √ √ √ PENUTUP 7. Memberi evaluasi 8. Mengumpulkan hasil tes

9. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

√ √ √

Hasil observasi aktivitas guru catatan dari observer bahwa masih ada siswa yang bermain dan menggangu temannya sehingga kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru cukup menguasai materi pembelajaran dan dapat menguasai anak dikelas.

2) Pertemuan Kedua

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

G. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam.

2. Mengatkitkan materi

(17)

pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik. 3. Mengajukan pertanyaan pada

siswa.

4. Menyampaikan tujuan materi pembelajaran.

5. Menemostrasikan sesuatu yag terkait dengan tema.

6. Mengorientasi peserta didik terhadap maslah

13. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.

14. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

15. Menyajikan masalah sebagai pembahasan materi

pembelajaran.

16. Menyajikan materi secara sitematis.

7. Mengorganisasi peserta didik untuk belajara

10. Kemampuan dalam

menyampaikan materi kepada siswa.

11. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati

12. Memancing peserta didik untuk bertanya

8. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 7. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

8. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar. 9. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya 10. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

11. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 12. Menumbuhkan keceriaan/antusiasme peserta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

(18)

didik

10. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

7. Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah mengenai pecahan uang

8. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah √ √ √ PENUTUP 10. Memberi evaluasi 11. Mengumpulkan hasil tes

12. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

√ √ √

Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati diperoleh penilaian pada spek apersepsi dan motivasi mendapatkan skor 2, pada aspek mengorientasikan peserta didik mendapat skor 2, pada aspek mengorganisasikan peserta didik untuk belajar mendap skor 21, pada aspek membimbing mendapat skor 2, pada aspek mengembangklan dan menyajikan hasil karya mendapat skor 4, pada aspek menganalisis dan mengvaluasi mendapat skor 2, dan pada penutup mendapat skor 2. Jadi toral keseluruhan skor 16.

4.2 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai muatan Matematikasiklus II sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 48–58 3 8 %

2. 59–69 1 3 %

3. 70–80 5 13 %

4. 81–91 13 35 %

(19)

Jumlah Siswa 37 100 %

Nilai Rata-rata 87

Nilai Tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai muatan Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 87 pada siklus I menjadi 85,00 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.15 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas < 75 4 11 % 2. Belum Tuntas ≥ 75 33 89 % Jumlah 37 100

Dari tabel 4.8 ketuntasan belajar siswa pada siklus I menjadi 89 tuntas.Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut:

(20)

Diagram 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I

Dari hasil siklus I penelitian diharapkan memperbaiki kekurangan siswa dalam pembelajaran anatara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang masih kurang. Sedangkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik pada sebagian siswa telah dapat meyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Pada siklus II dilakukan perbaikan adar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik. 4.2.1 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 2A.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan modelproblem based learning melalui pendekatan saintifik, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based learning melalui pendekatan saintifik guru

(21)

dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan pembelajaran dengan model problem based learning melalui pendekatan saintifik,siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan problem based learning menjadikan materi pelajaran dapat dMatematikahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara kreatif dan berbeda melalui media kreatif yang dibuat oleh siswa sendiri.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 3 yaitu sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 12 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 6 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek membimbing siswa tentang langkah-langkah problem based learning. Dengan pembelajaran model problem basd learning melalui pendekatan saintifik, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

4.2.2 Siklus II

Pada sub unit siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi satu kali pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.2.2.1 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama

(22)

pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 2A. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 2 sudah dapat menerapkan model problem based learning dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan model problem based learning menjadikan siswa menguasai keterampilan saintifik dan memecahkan masalah secara kreatif dan menyenangkan.

4.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai muatan Matematikasiklus II sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 0 3 8 %

2. 100 34 92 %

Jumlah Siswa 37 100 %

Nilai Rata-rata 92

Nilai Tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai muatan Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus II, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 87 pada siklus I menjadi 85,00 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dinyatakan dalam diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:

(23)

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar MATEMATIKA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1. Tuntas < 75 3 8 % 2. Belum Tuntas ≥ 75 34 92 % Jumlah 37 100

Dari tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa pada siklus II menjadi 92 tuntas.Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.10 berikut:

(24)

4.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 2A. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 2sudah dapat menerapkan model problem basd learning dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan model problem basd learning menjadikan siswa menguasai keterampilan saintifik dan memecahkan masalah secara kreatif dan menyenangkan.

Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 20 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 94%, pertemuan kedua meningkat menjadi

(25)

98%.Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut:

Diagram 4.6 Peningkatan Persentase Observasi Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar persentase yang diperoleh 91%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 96%. Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dan kedua sebanyak 5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut:

(26)

Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Observasi Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka pada siklus II semua siswa tuntas.Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 100%.Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I, yang dapat diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru.

2) Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik, terlihat dari respon positif siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban.

3) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran.

(27)

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yang direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:

1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learningsehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa.

3) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa.

4.5 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan

Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar muatan Matematikayang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.11

Perbandingan Ketuntasan Belajar muatan MATEMATIKA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 75 17 46 33 89 34 92

2. Belum Tuntas < 75 20 54 4 11 3 8

Jumlah 37 100 37 100 20 100

(28)

Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan ketuntasan belajar muatan Matematika, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar muatan Matematikasiswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 100% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus IIdapat dilihat pada diagram 4.18 berikut:

Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar muatan Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar muatan Matematikadapat dilihat pada diagram 4.19 berikut ini:

(29)

Diagram 4.9 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 2SDN Pati Kidul 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah, guru menilai pembelajaran menggunakan metode ceramah lebih praktis darMatematikada menggunakan model pembelajaran inovatif yang memerlukan banyak persiapan lebih di dalam pelaksanaannya. Pemanfaatan media dalam pembelajaran juga masih jarang dilakukan oleh guru, guru merasa kurang terampil dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengesampingkan pemanfaatan sebuah media, padahal sebuah media pembelajaran dapat menambah ketertarikan siswa dan membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 2di SDN Pati Kidul 01 tersebut menyebabkan siswa kelas 2 pasif di dalam proses pembelajaran, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membangun sebuah konsep materi, kegiatan dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam

(30)

pelaksanaan pembelajaran terkesan monoton dan tidak menyenangkan. Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01.Berdasarkan kondisi yang demikian maka perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learningmelalui pendekatan saintifik.

Berikut ini tabel 4.16 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.12

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Pertemuan I

Siklus I

Pertemuan II Siklus II Perolehan Skor Perolehan Skor Perolehan

Skor

Aktivitas Guru 82 91 100

Aktivitas Siswa 77 89 100

Berdasarkan tabel 4.16 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa diketahui terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 82, Pelaksanaan Siklus I pertemuan II perolehan skor aktivitas guru mencapai 91 dan pada siklus II perolehan sktivitas guru mengalami peningkatan 100. Seirig peningkatan aktivitas guru, perolehan skor aktivitas siswa mengalami peningkatan, pada siklus I pertemuan I aktivitas siswa 89 kemudian pada siklus II perolehan skor menjadi meningkat 100. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.20 sebagai berikut:

(31)

Diagram 4.10 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.20 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model Problem Based Learning melalui pendekatan saintifik tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik hasil belajar muatan Matematikayang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai KKM ≥ 75. Kondisi ini terbukti dari nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.17 sebagai berikut:

(32)

Tabel 4.13

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Muatan Matematika Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar muatan

MATEMATIKA 87 92

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 87 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 73 dengan pencapaian ketuntasan belajar muatan Matematika. siswa mencapai 89%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar muatan Matematika., tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih belum maksimal, maka dari itu masih diperlukan perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar muatan Matematika. semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa 92 dengan pencapaian ketuntasan belajar muatan Matematikasiswa mencapai 92%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berhasil karena siswa tuntas 92%. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui diagram 4.21 sebagai berikut:

(33)

Diagram 4.11 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses pembelajaran saintifik maupun hasil tindakan pembelajaran saintifik semakin baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan modelProblem Based Learningmelalui pendekatan saintifik pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model problem based learning melalui pendekatan saintifik memberikan banyak halpositif bagi siswa, dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran menambah manfaat dari pelaksanaan PTK ini, adanya media membuat siswa dapat berpikir secara konkrit tentang materi disampaikan guru. Selain itu dengan model problem based learning melalui pendekatan saintifik siswa mampu mengidentifikasi materi dan

(34)

mampu memecahkanpermasalahan yang ada dalam pembelajaran muatan Matematika. Bahkan siswa dengan kreatif mampu membuat media pembelajaran sebagai bentuk antusias siswa terhadap materi yang disampaikan guru.dengan media yang siswa buat sendiri, memudahkan siswa memahami materi secara kreatif. Dapat dikatakan bahwa model Problem Based Learningdapat meningkatkan aktivitas belajar secara kognitif, peningkatan aktifitas belajar secara kognitif tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar muatan Matematika. siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 setelah dilaksanakannya tindakan penelitian menggunakan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik.

Berdasarkan uraian penelitian, maka penerapan model problem based learning pendekatan saintifik dalam pembelajaran tema Sehat itu Penting pada muatan Matematikapada siswa kelas 2 Semester I SDN Pati Kidul 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dari penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran Matematika meningkat dari 77 pada siklus I menjad 89 pada siklus II setelah penerapan model problem based learning selanjutnya penelitian oleh Ibnu Purwanto juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran Matematika bahwa dengan menerapkan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan nilai rata-rata siswa dari 87 menjadi 92. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar.

Gambar

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika  Kondisi Awal
Diagram 4.2   Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika  Siklus I
Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar MATEMATIKA  Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Maka dirumuskan generalisasi (11) „Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif dengan besarnya usaha untuk bekerja sama dengan pemuka pendapat. Waktu bagi agen

Valid berarti instrumen tersebut dapatdigunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010: 348).Untuk menguji tingkat validitas instrument penelitian

Yaitu dengan membuat analisis sistem, batasan sistem, DAD , dan flowchart yang akan digunakan untuk membangun atau mengembangkan perangkat lunak

Alternatif yang layak untuk dijalankan ialah alternatif 1 karena suku bunga yang ditawarkan lebih dari faktor diskon, sedangkan alternatif 2 dan alternatif 3 tidak layak karena

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus dengan melaksanakan asuhan keperawatan pada dua klien dengan diagnosa medis stroke non hemoragic

Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya,pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak

Based on the analysis and evaluation, it is necessary to conduct the design plan to optimize and develop the water supply system in Purwokerto city. The development is being planned