• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA JAWA DAN PELAKSANAAN SīLA TERHADAP PENGENDALIAN DIRI MAHASISWA STAB NEGERI SRIWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ETIKA JAWA DAN PELAKSANAAN SīLA TERHADAP PENGENDALIAN DIRI MAHASISWA STAB NEGERI SRIWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2015/2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH ETIKA JAWA DAN PELAKSANAAN SīLA TERHADAP PENGENDALIAN DIRI MAHASISWA STAB NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

ABSTRACT

Wibowo. 2016. Java ethic and sila implementation on self-control of STAB Negeri

Sriwijaya 2015/2016 students. Final essay. Major Dharmacarya.

Sriwijaya Buddhist State of College Tangerang Banten. Advisor I Waluyo, M.Pd. and Tri Amiro, S.Ag., M.Pd.B.

Key words: Java ethic, sīla implementation, and self-control.

This Research has been done because of many deviation cases practiced by students who have lack of self-control. Some factors that affected by the lack of student's self-control were Java ethic and sila implementation. Base on that fact, The writer did research to know how influential of Java ethic and sila implementation for having self-control to Sriwijaya Buddhist State of College Tangerang Banten 2015/2016.

This reseach was made by quantitative and using ex post facto method. These samples were taken by using nonprobability sampling, saturated sampling Technique and census. Research's Instrument was using likert ratio questionnaire and tested by 40 Javanese students at NALANDA Buddhist State of College. Technique of data analysis using descriptive and iferensial.

The result of hypothesis testing showed that the possible value stated 0,000 < from 0,05 it meant H0 was rejected and H1 was accepted. The result showed that Java ethic and sīla implementation affected self-control of STAB Negeri Sriwijaya students. Java ethic and sila implementation (R Square) had self-control of Sriwijaya Buddhist State of College Tangerang Banten 2015/2016. student in amount 0,307 or 30,7%. Regression line obtained by this research was Y= 31,987 + 0,487+ 0,235X2.

Base on research, the conclusion is Java ethic and sila implementation have affected self-control of Sriwijaya Buddhist State of College Tangerang Banten 2015/2016. The researcher advice to improve Java ethic and sīla Implementation for getting the maximum self-control.

Pendahuluan

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, universitas, institut maupun sekolah tinggi. Mahasiswa sebagai agen perubahan bangsa

(2)

2

mengemban tanggung jawab besar. Mahasiswa memiliki peran moral, sosial, dan intelektual dalam masyarakat. Peran moral mahasiswa dapat diciptakan dalam diri sendiri. Dalam tahap perkembangan mahasiswa termasuk dalam tahap dewasa. Dalam tahap dewasa seharusnya mahasiswa sudah memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap diri sendiri. Peran moral menjadi penting karena mahasiswa harus menjadi pelopor moral yang baik. Peran sosial mahasiswa adalah menyadari bahwa yang dilakukan tidak untuk diri sendiri namun juga masyarakat sekitar. Peran intelektual mahasiswa dapat diciptakan dalam masyarakat sekitar dengan menerapkan ilmu yang didapat selama menjalani pendidikan di pergurun tinggi.

Perguruan tinggi atau universitas merupakan tempat bagi mahasiswa untuk menempuh pendidikan lanjutan yang lebih tinggi, sesuai dengan jurusan yang dipilih. Mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap moral masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang ada dalam masyarakat. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi bagi lingkungan sekitar. Mahasiswa sebagai orang yang disebut insan berintelektual harus dapat mewujudkan makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan memberikan perubahan yang membawa kemajuan bagi ranah pendidikan. Perguruan tinggi harus disertai fasilitas yang menunjang pendidikan, maka dari itu kebanyakan letaknya di kota-kota besar. Dengan kondisi ini banyak mahasiswa dari desa pindah ke kota untuk belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa yang jauh dari tempat tinggal biasanya mencari kos atau tinggal di asrama untuk menetap di

(3)

3

kota dan disebut mahasiswa rantau. Mahasiswa rantau cenderung bebas melakukan sesuatu untuk dirinya tanpa adanya kontrol dari orangtua, dan mereka dituntut untuk mandiri.

Pergaulan bebas dapat terjadi karena pada dasarnya mahasiswa yang tinggal di luar daerah tidak secara langsung diawasi oleh orangtua. Mereka yang merasa sudah dewasa dapat melakukan hal apapun yang mereka anggap itu benar, tanpa ada larangan dari orangtua. Pergaulan yang terjadi kapan saja serta dengan siapa saja, baik dengan sesama jenis, lawan jenis, dengan yang muda maupun yang tua, dalam kepentingan apa saja yang penting mereka merasa nyaman. Mereka yang telah merasa nyaman akan berbuat apa saja tanpa ada orang yang menghalangi keinginannya. Pergaulan bebas mahasiswa dapat menimbulkan hal-hal negatif seperti mahasiswa mabuk-mabukan, merokok, tidak mempunyai sopan santun, sikap konsumtif dengan mengedepankan gaya hidup yang mewah (Observasi, 22 September 2015).

Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Negeri Sriwijaya Tangerang Banten memiliki 99% mahasiswa rantau yang jauh dari orangtua dan sebagian besar berasal dari pulau Jawa (Observasi, 11 Agustus 2015). Mahasiswa sebagian besar tinggal di asrama dengan pengawasan yang kurang dari pihak pengelola, lalu beberapa memilih untuk tinggal di rumah sewa (kos). Kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keluarga yang dekat dengan kampus, sehingga merasa memiliki kebebasan. Kebebasan itulah pelopor munculnya hal-hal negatif dan menyimpang tanpa ada kontrol diri.

(4)

4

Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya Tangerang-Banten, sering keluar malam untuk nongkrong dengan teman-temannya dan tidak jarang mereka melakukan minum-minuman keras dan merokok (Observasi, 1 Oktober 2015). Aktivitas tersebut terjadi karena kurangnya kontrol diri dan lengahnya pengawasan dari orang terdekat, seperti keluarga, kerabat, atau lingkungan. Kurangnya kesadaran dan pengawasan dikhawatirkan akan memberi kesempatan mahasiswa untuk terus melakukan hal yang menyimpang tersebut. Hal itu terjadi karena mahasiswa merasa memiliki kebebasan dan tidak ada yang mempedulikan hidupnya.

Wujud penyimpangan tingkah laku yang lainnya adalah adanya perilaku seks di luar nikah oleh mahasiswa. Peristiwa ini ditandai oleh beberapa mahasiswa yang hamil di luar nikah (Observasi, 9 Oktober 2015). Hal ini juga dikarenakan tidak ada pengawasan dari orangtua dan rendahnya pengawasan dari pihak sekitar. Perilaku seks di luar nikah jelas menunjukkan pengendalian diri mahasiswa yang rendah.

Saat mahasiswa berada di kampus STAB Negeri Sriwijaya Tangerang-Banten, banyak yang tidak memiliki etika atau sopan santun. Banyak diantara mereka cenderung tidak menghargai orang yang lebih tua, seperti saat bertemu dengan dosen, pegawai, dan kakak kelas tidak menyapa atau sekadar menegur (Observasi, 1 Oktober 2015). Kejadian ini menandakan bahwa etika dari mahasiswa sangat kurang dan dilupakan. Mahasiswa bertindak semaunya sendiri dan kurang menghargai orang lain.

(5)

5

Sifat mengesampingkan etika lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya Tengerang-Banten adalah gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif mahasiswa terlihat dari mahasiswa yang mengajukan beasiswa tidak mampu tetapi gaya hidup mereka mewah. Beasiswa tidak mampu atau prestasi digunakan untuk membeli sesuatu yang menunjang gaya hidupnya. Gaya hidup mewah ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang dekat dengan pusat perbelanjaan (Observasi, 25 November 2015).

Dari contoh kasus yang ada merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma, etika, dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai bentuk penyimpangan tingkah laku: ketergantungan alkohol, perilaku seks di luar nikah, sikap kurang sopan dan sikap menentang terhadap orang yang lebih dewasa. Penyimpangan tingkah laku mahasiswa ini disebabkan beberapa faktor yaitu emosional, lingkungan serta pendidikan budi pekerti yang kurang maksimal. Penyimpangan ini cenderung melanggar nilai sosial, norma, dan etika yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, serta rendahnya pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten.

Rendahnya kontrol atau pengedalian diri pada mahasiswa terjadi karena kurangnya pemahaman tentang konsep-konsep seperti yang ada dalam etika Jawa dan ajaran agama Buddha. Ajaran etika Jawa dan agama Buddha yang dimaksud menyangkut tentang pengendalian diri setiap individu. Etika Jawa adalah keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk mengetahui bagaimana seharusnya menjalani hidup. Ajaran Buddhis sebenarnya latihan moralitas yang baik untuk dilaksanakan.

(6)

6

Latihan moralitas yang sesuai untuk mahasiswa adalah Pañcasīla Buddhis. Manfaat dari latihan tersebut adalah mettā atau cinta kasih, kedermawanan,

santhuti atau mudah puas dengan apa yang dimiliki, sacca atau kejujuran, dan samādhi atau konsentrasi yang baik. Sifat-sifat positif ini dapat meningkatkan

keyakinan mahasiswa terhadap ajaran agama yang dianutnya dan memiliki pengendalian diri dalam bergaul, sehingga dapat terhindar dari perilaku menyimpang karena menerapkan rasa malu dan takut dalam setiap perilakunya.

Etika Buddhis yang dilaksanakan mahasiswa sebagai pengendalian diri, memiliki keserasian dengan etika yang terdapat di dalam kehidupan bermasyarakat. Pelaksanaan latihan moralitas dengan benar disertai pengendalian diri memungkinkan mahasiswa terhindar dari perilaku menyimpang. Dengan demikian etika Buddhis yang dilaksanakan sebagai latihan moralitas secara benar merupakan alat pencegahan dan penanggulangan terhadap perilaku menyimpang pada mahasiswa. Namun hal ini belum dipraktikkan secara optimal oleh mahasiswa di STAB Negeri Sriwijaya.

Berdasarkan penyimpangan tingkah laku mahasiswa di STAB Negeri Sriwijaya yang sebagian besar mahasiswa berasal dari pulau Jawa, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang “Pengaruh Etika Jawa dan Sīla terhadap Pengendalian Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya”. Alasan peneliti tertarik untuk meneliti yakni karena peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh Etika Jawa dan Sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa.

(7)

7

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten?”

Adapun tujuan penelitian ini secara operasional adalah mendeskripsikan pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan ex

post facto. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan perubahan variabel bebas

yang terjadi secara alami tanpa memberikan perlakuan (Sugiyono, 2011: 383). Metode ini digunakan untuk menentukan ada tidaknya pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa di STAB Negeri Sriwijaya tahun akademik 2015/2016.

Pembahasan

Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya adalah generasi penerus agama Buddha dengan pengetahuan dan tindakan yang dimilikinya. STAB Negeri Sriwijaya didominasi oleh mahasiswa berasal dari suku Jawa maupun keturunan suku Jawa. Hal tersebut mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menerapkan etika Jawa. Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya tidak hanya berasal dari keturunan suka Jawa, melainkan banyak mahasiswa dengan suku lain. Dengan demikian mahasiswa yang berbeda suku akan saling tukar etika suku masing-masing. Etika Jawa dan pelaksanaan sīla memiliki pengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya.

(8)

8

Etika Jawa dan pelaksanaan sīla sesuai diterapkan oleh mahasiswa untuk menumbuhkan pengendalian diri. Jika mahasiswa dapat menerapkan etika Jawa dan pelaksanaan sīla, maka pengendalian diri mahasiswa dapat bertambah karena ada kontrol dari kedua hal tersebut. Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya dalam bertindak mempunyai kesadaran dalam diri yaitu pengendalian diri. Pengendalian diri mahasiswa suku Jawa di STAB Negeri Sriwijaya dapat dipengaruhi oleh etika Jawa dan pelaksanaan sīla. Hal tersebut dibuktikan secara empiris melalui penelitian berjudul “Pengaruh Etika Jawa dan Pelaksanaan sīla terhadap Pengendalian Diri Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya”.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya. Hasil analisis data untuk mencari pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y dengan nilai F sebesar 18,848 dan probabilitas (p) sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa.

Sumbangan variabel etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa nilai signifikansi 30,7% sedangkan sisanya 69,3% merupakan sumbangan dari faktor lain. Faktor lain merupakan hal yang tidak diteliti dalam penelitian ini yaitu faktor pelaksanaan norma atau etika lain yang berlaku di masyarakat dan ajaran Buddha lainnya seperti dalam sutta atau vinaya. Faktor tersebut tidak diteliti karena penelitian ini hanya memiliki fokus pada pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri. Nilai kontribusi sumbangan sebesar 30,7% terhadap pengendalian diri mahasiswa

(9)

9

hanya disumbang oleh dua faktor yaitu etika Jawa dan pelaksanaan sīla. Hal tersebut menunjukkan bahwa etika Jawa dan pelaksanaan sīla berpengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa.

Nilai kontribusi sebesar 30,7% menunjukkan nilai pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya tidak hanya dipengaruhi oleh etika Jawa dan pelaksanaan sīla. Pengaruh yang tidak terlalu besar dikarenakan gaya hidup dan modernisasi mahasiswa meningkat dan mengesampingkan etika Jawa dan pelaksanaan sīla.

Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa etika Jawa dan pelaksanaan sīla secara simultan berpengaruh terhadap pengendalian diri. Hal tersebut berdasarkan pada aspek yang ada dalam etika Jawa yaitu kerukunan, rasa hormat, dan keselarasan dengan pelaksanaan sīla yaitu ucapan benar, perbuatan benar, dan mata pencaharian benar. Aspek tersebut akan mempengaruhi pengendalian diri seseorang jika dipraktikkan. Kerukunan yang diciptakan, rasa hormat kepada orang lain, dan menjaga keselarasan dalam lingkungan dengan disertai mempraktikkan ucapan benar, perbuatan benar, dan mata pencaharian benar maka seseorang akan berpengendalian diri. Dengan demikian etika Jawa merupakan salah satu faktor pendukung adanya pengaruh terhadap variabel pengendalain diri. Perngaruh tersebut disebabkan etika Jawa dapat dipraktikkan semua orang untuk berpengendalian diri.

Etika Jawa dan pelaksanaan sīla mempengaruhi pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya sebesar 30,7%. Hasil ini menunjukkan walau

(10)

10

tidak terlalu besar namun secara bersama-sama keduanya dapat mempengaruhi pengendalian diri mahasiswa. Mahasiswa yang berasal dari suku Jawa dapat mempraktikkan keduanya untuk menjadi bekal dalam kehidupan rantau. Dengan mempunyai pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya akan mampu menghadapi tantangan yang ada dan melewatinya. Mahasiswa yang menerapkan etika Jawa secara otomatis akan mempunyai pengendalian diri. Hal tersebut dipengaruhi bahwa mahasiswa yang menerapkan etika Jawa sehari-hari akan selalu menghormati pada sesama mahasiswa. Hal tersebut jika dilakukan terus-menerus oleh mahasiswa akan tercapai keharmonisan. Kerukunan akan tercipta karena mahasiswa yang menerapkan etika Jawa akan menjaga kerukunan di mana pun tempatnya. Peneranan etika Jawa juga akan mempengaruhi keselarasan lingkungan. Dengan demikian mahasiswa yang menerapkan etika Jawa akan mampu menghadapi tantangan yang ada. Pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya tidak hanya dipengaruhi oleh etika Jawa namun juga pelaksanaan sīla. Kedua faktor tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa.

Pengaruh etika jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri mahasiswa menunjukan nilai yang rendah yaitu 30,7%. Hal tersebut disebabkan pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang semakin menurun. Dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiwa STAB Negeri Sriwijaya tidak terlalu mempraktikkan sīla yaitu ucapan benar, perbuatan benar, dan matapencaharian benar. Dari hasil penelitian ketiga sīla tersebut tidak berpengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa. Dengan demikian dapat

(11)

11

disimpulkan bahwa mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang bersuku Jawa kurang melaksanaan sīla.

Berdasarkan uji korelasi parsial diketahui bahwa etika Jawa berpengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang berasal dari suku Jawa dengan nilai korelasi parsial 0,488 dengan signifikansi 0,000. Pengaruh etika Jawa tersebut diketahui dari nilai yang didapat mahasiswa setelah menjawab angket etika Jawa dengan indikator yaitu: mengendalikan rasa romat terhadap sesama, kerukunan, dan keselarasan lingkungan sekitar. Variabel etika Jawa mempunyai tiga aspek besar yaitu kerukunan, rasa hormat, dan keselarasan. Aspek kerukunan dalam etika Jawa dapat dilihat dengan indikator yaitu: memberi manfaat kepada orang lain, menyenangkan orang lain, penjaga keselarasan dalam pergaulan, saling memberi, dapat memposisikan diri, tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan, berlaku adil, dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi. Mahasiswa yang mempunyai sikap demikian akan dapat mengendalikan diri karena pada dasarnya indikator dari etika Jawa adalah sikap-sikap positif yang harus dikembangkan seseorang. Dengan demikian etika Jawa dapat dipraktikkan oleh semua mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya untuk mengendalikan diri.

Mahasiswa yang pada kesehariannya menerapkan etika Jawa dengan selalu memberikan manfaat kepada orang lain akan dapat mengendalikan diri. bermanfaat kepada orang lain dapat diterapkan mahasiswa dengan membantu teman ataupun semua orang yang membutuhkan bantuan baik secara moril maupun materil. Kemudian mahasiswa juga dapat mengikuti acara-acara bakti sosial untuk meningkatkan rasa cinta kasih kepada semua makhluk.

(12)

12

Menyenangkan orang lain juga dapat dilakukan mahasiswa dengan mengihubur teman yang sedang sedih atau dengan ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh teman seperti senang ataupun susah. Menjadi pendengar yang baik dan penengah saat teman sedang mengalami permasalahan juga dapat membantu mahasiswa dalam melatih pengendalian diri.

Secara korelasi parsial variabel pelaksanaan sīla (X2) tidak mempunyai pengaruh dengan pengendalian diri (Y) mahasiwa STAB Negeri Sriwijaya yang berasal dari suku Jawa jika etika Jawa (X1) dikendalikan. Indikator pelaksanaan

sīla yaitu: mengendalikan ucapan benar, perbuatan benar, dan mata pencaharian

benar. Nilai korelasi parsial pelaksanaan sīla sebesar 0,185 dengan signifikansi 0,103. Angket pelaksanaan sīla mempunyai indikator yaitu: ucapan benar, perbuatan benar, dan mata pencaharian benar. Aspek tersebut diturunkan menjadi indikator yang menjadi butiran pernyataan dalam angket. Indikator dari ucapan benar yaitu ketika seseorang berucap dengan benar dan ucapan harus tepat pada waktunya. Indikator perbuatan benar dilihat dari jika seseorang menahan diri dari pembunuhan, menahan diri dari pencurian, dan menahan diri dari perilaku seksual. Indikator mata pencaharan benar dilihat dari seseorang yang tidak berdagang senjata, tidak berdagang manusia, tidak berdagang makhluk hidup, tidak berdagang barang yang dapat melemahkan kesadaran, dan tidak berdagang racun. Berdasarkan penelitian indikator-indikator tersebut tidak berpengaruh terhadap pengendalian diri mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang berasal dari suku Jawa. Hal tersebut disebabkan tingkat moralitas mahasiswa rendah.

(13)

13

Dengan demikian mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang berasal dari suku Jawa dapat mempunyai pengendalian diri hanya dengan menerapkan etika Jawa tanpa melaksanakan sīla. Jika ingin melaksanakan pengendalian diri berdasarkan agama Buddha dapat menggunakan etika Jawa dan pelaksanaan sīla secara bersama-sama. Namun mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya adalah calon-calon orang terdepan dalam agama Buddha, dengan demikian mahasiswa dapat menjalankan etika Jawa dan pelaksanaan sīla secara bersama-sama. Hal tersebut akan mencerminkan mahasiswa Buddhis yang sesungguhnya.

Penutup Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan yaitu: terdapat pengaruh etika Jawa dan pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri dengan nilai F sebesar 18,484 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai korelasi (R) yang diperoleh sebesar 0,570 dengan kategori sedang. Sumbangan yang diberikan etika Jawa dan pelaksanaan sīla secara bersama-sama terhadap pengendalian diri yaitu 0,307 atau 30,7%, terdapat pengaruh etika Jawa terhadap pengendalian diri jika pelaksanaan sīla dikendalikan dengan nilai t sebesar 4,906 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,488 dengan kategori korelasi sedang, Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan sīla terhadap pengendalian diri jika etika Jawa dikendalikan dengan nilai t sebesar 1,652 dan signifikansi sebesar 0,103. Nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,185 dengan kategori korelasi rendah.

(14)

14 Implikasi

Kesimpulan penelitian ini memberikan implikasi bahwa pengendalian diri mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dapat ditingkatkan apabila mahasiswa memiliki etika Jawa dan pelaksanaan sīla, pengendalian diri mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya dapat ditingkatkan apabila hanya memiliki etika Jawa. Namun dengan latar belakang mahasiswa yang bersekoah di bidang agama dapat diimbangi dengan pelaksanaan sīla, etika Jawa berpengaruh positif terhadap pengendalian diri mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya. Oleh karena itu diperlukan pengembangan etika Jawa bagi mahasiswa.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, penelitian memberikan saran sebagai dosen hendaknya selalu mempraktikkan etika Jawa dan pelaksanaan sīla pada kehidupan sehari-hari baik dilingkungan kampus ataupun masyarakat. Mahasiswa hendaknya dapat mempraktikan etika Jawa dan pelaksanaan sīla dalam kehidupan sehari-hari agar memiliki pengendalian diri yang baik, Mahasiswa hendaknya dapat melaksanakan etika Jawa dengan sepenuh hati agar berpengendalain diri yang lebih baik, dan Mahasiswa STAB Negeri Sriwijaya yang notabennya adalah mahasiswa buddhis maka harus melaksanakan

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi pakan ikan sama yaitu memerlukan kandungan berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.pemilihan bahan baku pakan buatan

Windows 95 diperkenalkan dengan menggunakan rancangan menu &#34;Start&#34;, menu inovatif untuk mengakses grup program (pengganti Program Manager ),

terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 96% (Departemen Koperasi, 2008). Depot Dapur Jawa merupakan salah satu UMKM di Surabaya yang bergerak di bidang

Pola pertumbuhan allometrik positif adalah pola pertumbuhan yang menunjukkan bahwa pertambahan bobot lebih dominan daripada pertambahan panjang tubuh ikan.. Jenis

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur dalam mempertanggungjawabkan kinerja koperasi selama satu periode yang telah

Biaya tata niaga, sebaran harga dan persentase margin pedagang pengolah beras organik yaitu lembaga kelompok dan beras anorganik yaitu pengolah lebih besar dibandingkan

Kesehatan lingkungan rumah diperkirakan mempunyai peranan cukup besar terhadap tingginya proporsi ibu maupun bayi yang melakukan tradisi sei sebagai akibat