• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, ( Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, ( Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BOBOT

IKAN GELODOK (FAMILI : GOBIIDAE) DI PANTAI BALI

DESA MESJID LAMA KECAMATAN TALAWI

KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Identification and Lenght Weight Relationship Analysis Of Mudskipper (Family: Gobiidae) At The Bali Beach, Mesjid Lama Village, Sub-District Talawi, District

Of Batu Bara, North Sumatra Province

Sabilah Fi Ramadhani 1), Yunasfi 2), Ahmad Muhtadi Rangkuti 2)

1)

Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, (Email : sabilafi@gmail.com)

2)

Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Bali beach is one of the beaches in the Batu Bara, precisely located in the Mesjid Lama Village, Sub-district of Talawi, District of Batu Bara, North Sumatra Province. There is a coastal mangrove forests in this area. Mangrove is a good habitat for mudskipper. The research aims to determine identification and lenght weight analysis of mudskipper. The research was conducted from March until June 2014. The Method of the research is purposive sampling. For fishing example, the stations or area was used consisted of three transects of which are with beaches, mangroves, and rivers. There are four types of fish can be found in those areas, which are Periophthalmus chrysospilos, Periophthalmus gracilis, Boleophthalmus boddarti and Periophthalmonodon schlosseri. If we sorted that length weight relationship were 3.26 cm, 0.91 cm, 3.06 cm, and 3.01 cm. Keywords: Bali Beach, identification, length weight relationship, Mudskipper.

PENDAHULUAN

Mangrove menjadi daerah yang memiliki wilayah yang basah dan kering dalam suatu waktu tertentu. Menghadapi lingkungan yang seperti ini biota yang hidup didalamnya telah mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. Satu diantara contoh biota yang mampu hidup dalam keadaan tersebut adalah ikan gelodok.

Pantai Bali merupakan salah satu pantai yang terdapat di pesisir daerah memiliki hutan mangrove yang masih alami di Desa Mesjid

Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Hutan mangrove merupakan habitat yang baik bagi ikan gelodok, karena ikan tersebut masih banyak ditemukan disana.

Ikan gelodok merupakan ikan yang unik, ikan ini dapat bergerak menggunakan siripnya sebagai bentuk adaptasi morfologi terhadap kondisi tempat tinggalnya. Ikan ini memiliki nama internasional mudskipper.

Menurut Al-Behbehani dan Ebrahim (2010) ikan gelodok mampu bertahan di daerah pasang surut karena memiliki kemampuan

(2)

bernafas melalui kulit tubuhnya dan lapisan selaput lendir di mulut serta kerongkongannya.

Pada ekosistem mangrove ikan gelodok merupakan konsumen tingkat pertama maupun tingkat kedua dalam rantai makanan. Menurut Polgar dan Lim (2011), ikan gelodok merupakan jenis ikan yang berukuran kecil yang menempati posisi konsumen primer dan sekunder dalam rantai makanan.

Informasi tentang kajian mengenai ikan gelodok di Indonesia masih sedikit. Untuk itu diperlukan informasi lebih lanjut tentang ikan gelodok meliputi identifikasi jenis dan hubungan panjang bobot. Hal ini

dapat membantu dalam

pemanfaatannya pada masa yang akan datang.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2014 di Pantai Bali Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan contoh ikan gelodok dilakukan dengan interval waktu selama 2 minggu selama 1 bulan. Identifikasi jenis ikan menggunakan buku Kottelat, dkk (1993) dilakukan di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah alat tangkap tanggok, indikator pH, refraktometer, timbangan digital Ohaus dengan ketelitian 0,01 g, cool box, plastik, tali rafia, Global Positioning System (GPS), alat tulis, kamera, penggaris, kertas millimeter. Bahan yang digunakan adalah ikan gelodok, KOH-KI, MnSO4, Na2S2O3,

H2SO4, amilum, formalin 4%,

alkohol, aquades.

Metode Pengambilan Contoh Metode yang digunakan adalah Purposive Sampling yang dibagi menjadi 3 stasiun. Ukuran setiap transek adalah 10 x 10 m. Pengambilan contoh dilakukan mulai dari pantai ke arah dalam hutan mangrove menuju sungai.

Deskripsi Stasiun Pengambilan Contoh

Stasiun I : Terletak pada titik koordinat 3o 14' 01.1" LU dan 99o 34' 09.7" BT.

(3)

Stasiun II : Terletak pada titik koordinat 3o 14' 07.5" LU dan 99o 33' 54.1" BT.

Gambar 2. Lokasi Stasiun II Stasiun III : Terletak pada titik

koordinat 3o 14' 15.7" LU dan 99o 33' 36.6" BT.

Gambar 3. Lokasi Stasiun III Pengambilan Contoh Ikan Gelodok (Famili : Gobiidae)

Pengambilan contoh ikan gelodok dilakukan dengan 3 kali ulangan untuk tiap transek. Ikan gelodok yang terdapat dalam transek diambil menggunakan alat tangkap tanggok dan tangan. Setelah ditangkap ikan-ikan tersebut dimasukkan ke dalam plastik yang nantinya akan diamati jenis ikan gelodok dan diukur panjang-bobot ikan gelodok. Identifikasi ikan yang diukur adalah jari-jari sirip punggung pertama dan kedua, sirip ekor, sirip perut, sirip dada, sirip dubur.

Analisis Data

Hubungan Panjang Bobot dengan Faktor Kondisi

Untuk mencari hubungan antara panjang dan bobot tubuh ikan digunakan persamaan sebagai berikut (Effendie, 1997):

W = aLb Keterangan :

W = Bobot tubuh ikan gelodok (gram)

L = Panjang ikan gelodok (cm) a dan b = Konstanta

Nilai b digunakan untuk menduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis.

Hipotesis yang digunakan adalah : 1. Jika nilai b = 3 maka disebut pola

pertumbuhan isometrik (pola pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan bobot). 2. Jika nilai b ≠ 3 maka disebut

allometrik yaitu :

a. Jika b > 3 disebut pola pertumbuhan allometrik positif (pertumbuhan bobot lebih dominan).

b. Jika b < 3 disebut pola

pertumbuhan allometrik

negatif (pertumbuhan lebar lebih dominan).

Faktor kondisi ini menunjukkan keadaan kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi (Effendie, 1997). FK = W aLb Keterangan: FK = Faktor kondisi W = Bobot (gram) L = Panjang (cm)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Identifikasi Ikan Gelodok

Hasil identifikasi menggunakan buku Kottelat, dkk (1993) terdapat 4 jenis ikan gelodok di Pantai Bali Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Jenis yang ditemukan adalah Boleophthalmus boddarti, Periophthalmus chrysospilos, Periophthalmus gracilis dan Periophthalmonodon schlosseri.

B. boddarti memiliki D1

IV-VI, D2 I, 24-25, P. 18 – 20, A. I. 25,

C. 14, bobot 0,5-10,40 g dan panjang 3,60-11,10 cm. Badan dan sirip punggung memiliki bintik-bintik berwarna biru mengkilap kadang terlihat berwarna biru-kehijauan, tubuh memiliki garis berwarna hitam kecokelatan, bagian kepala juga dipenuhi bintik berwarna kebiruan dan garis hitam, bagian bawah tubuh berwarna putih (Gambar. 4).

Gambar 4 . B. boddarti

P. gracilis bagian punggung tubuhnya berwarna cokelat keabu-abuan, bagian perut berwarna putih, memiliki bergaris berwarna cokelat gelap berbentuk miring dan berbintik-bintik abu-abu keperakan pada bagian tubuh (Gambar 5). Ukuran yang ditemukan 3-5,5 cm untuk panjang dan bobot 0,3-1,3 g, D1 V-VI, D2 X-XI, P. 4-5, A. I,

10-14, C. 13.

Gambar 5. P. gracilis

Pada jenis P. chrysospilos memiliki ukuran bobot 0,1-9,5 g dengan panjang 2-9,6 cm. Berwarna kecokelatan, tubuhnya berbintik-bintik keemasan, pada sirip punggung pertama memiliki warna hitam di bagian atas lalu putih pada bagian bawah, sirip punggung kedua miliki bintik berwarna emas disertai dengan garis berwarna hitam. D1

VII-X, D2 I, 12-13, P. 6, A. I. 10, C. 10.

Jenis P. chrysospilos disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. P. chrysospilos Jenis Pn. schlosseri, berwarna cokelat muda, memiliki garis panjang berwarna gelap pada tubuh mulai dari bagian atas mata hingga pangkal ekor, berbintik hijau keperakan pada bagian bawah tubuh. Ukuran tubuhnya memiliki panjang 11,2-25,5 cm dengan bobot 14,2-150 g. D1 III-IV, 2-6, D2 I, 11-12,

P.16-17, A. I, 11-12, C.12-16. Pn. schlosseri disajikan pada Gambar 7.

(5)

Hubungan Panjang Bobot Ikan Gelodok

Jumlah ikan yang diperoleh untuk masing-masing jenis berbeda-beda, hal ini disebabkan kondisi daerah penangkapan yang berbeda dari setiap jenis dan kemunculan ikan tersebut ketika akan ditangkap. Sehingga jumlah ikan yang akan ditangkap kurang sesuai dengan kaedah statistik dan regresi untuk hubungan panjang dan bobot akan tetapi data ini dapat mewakili sebagai data dasar tentang ikan gelodok. Hasil perhitungan untuk panjang dan bobot dikelompokan perjenis ikan dari total waktu pengambilan contoh. Jumlah P. chrysospilos yang ditangkap selama masa penelitian adalah 50 ekor, dengan nilai b yang diperoleh adalah 3,26 (Gambar 8). Nilai tersebut menunjukkan bahwa b > 3 yang memiliki arti bahwa pola pertumbuhannya adalah allometrik positif yaitu pertumbuhan bobot lebih dominan daripada panjang. Pada jenis P. chrysospilos ukuran yang terpanjang adalah 9,60 cm dan terberat dengan bobot 9,50 g.

P. gracilis yang ditangkap selama masa penelitian adalah 15 ekor, dengan nilai b adalah 0,91. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jenis P. gracilis memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif yaitu pertumbuhan panjang lebih dominan daripada bobot. Jenis ini memiliki ukuran terpanjang yaitu 5,50 cm dan bobot terberat 1,30 g (Gambar 9).

Pada masa penelitian ditemukan jenis B. boddarti berjumlah 18 ekor. Nilai b yang diperoleh adalah sebesar 3,06 (Gambar 10) yang menggambarkan bahwa b > 3. Hasil tersebut berarti untuk ikan gelodok B. boddarti memiliki hubungan panjang dan bobot allometrik positif, ukuran bobot lebih dominan daripada panjang tubuh. Jenis ini memiliki ukuran panjang maksimal adalah 11,10 cm dan bobot terberat adalah 10,40 g.

Pn. schlosseri adalah jenis ikan gelodok besar, atau sering disebut sebagai giant mudskipper. Jenis ini memiliki ukuran paling besar diantara jenis lainnya sesama ikan gelodok. Nilai yang diperoleh pada ikan ini adalah b = 3,01 dengan jumlah ikan sebanyak 9 ekor. Nilai tersebut tergolong b > 3 yang berarti pertumbuhan bobot lebih dominan daripada panjang tubuh. Ukuran terpanjang adalah 25,50 cm dan bobot terberat adalah 150 g. Hubungan panjang bobot Pn. schlosseri disajikan pada Gambar 11. Faktor Kondisi

Hasil faktor kondisi (FK) ikan gelodok berdasarkan hubungan panjang dan bobot jenis P. chrysospilos merupakan ikan yang paling montok dengan nilai 1,444.

(6)

Gambar 8. Hubungan Panjang dan Bobot P. chrysospilos

Gambar 9. Hubungan Panjang dan Bobot P. gracilis

Gambar 10. Hubungan Panjang Bobot B. boddarti

(7)

Tabel 1. Faktor Kondisi Ikan Gelodok Berdasarkan Jenis Jenis Rata-rata W (g) Rata-rata L (cm) FK P. chrysospilos 2,72 6,26 1,444 P. gracilis 0,78 3,91 1,115 B. boddarti 5,51 8,19 1,228 Pn. schlosseri 69,31 18,43 1,239 Pembahasan

Identifikasi Ikan Gelodok

Hasil identifikasi jenis ikan menunjukkan kesesuaian dengan buku panduan, tidak terlalu berbeda jauh. Menurut Kottelat, dkk (1993) Pn. Schlosseri D (VI-) VIII-IX; D2 I,

11-12; A I, 11-13, 15-17 jari-jari sirip dada, tidak ada sisik pada kepala dan kedua sirip perut bersatu membentuk cakram. P. chrysospilos D VII-X; D2 I, 11-12; A I, 10-12,

terdapat lipatan kulit antara kedua sirip perut (Lampiran 6.c). Bagian tengah jari-jari sirip perut mempunyai membran yang mempersatukan kedua sirip membentuk cakram; tidak ada bintik atau garis pada sirip punggung pertama. Periophthalmus gracilis D IX-XI; D2 I, 11-12; A I, 10-11.

B.boddarti D V; D2 I, 25; A I,

23-25, badan dan sirip punggung berbintik-bintik biru mengkilap. Pada jenis ini sirip punggung pertama lebih tinggi daripada tinggi tubuhnya memiliki ukuran 0,4 - 1,5cm sedangkan sirip punngung berukuran 0,9 – 2 cm.

Pada B. boddarti bintik biru pada tubuh. Pn. schlosseri memiliki ukuran paling besar diantara ketiga jenis lainnya. Pada P. gracilis merupakan ukuran yang paling kecil dari semua jenis yang diperoleh.

Hubungan Panjang dan Bobot Ikan Gelodok

Hasil analisis hubungan panjang dan bobot dibagi sesuai dengan jenis. Pada penelitian ini ditemukan 4 jenis ikan gelodok yang mewakili 3 genus yaitu Boleophthalmus, Periophthalmus dan Periophthalmonodon.

Genus Boleophthalmus yang diperoleh adalah jenis B. boddarti diperoleh persamaan hubungan panjang dan bobot adalah W = 0,0072L3,06 dengan kisaran nilai b sebesar 3,06.

Berdasarkan nilai b yang diperoleh diketahui bahwa B. boddarti di Pantai Bali Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara memiliki pertumbuhan isometrik artinya pertumbuhan bobot dengan panjang adalah seimbang. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliasusanty (2000) di Perairan Ujung Pangkah nilai yang diperoleh adalah b = 3,05 setelah melakukan uji-t nilai tersebut menunjukkan kepada nilai b = 3 yang memiliki pola pertumbuhan isometrik. Perbedaan karakteristik habitat dan lingkungan di suatu daerah akan mempengaruhi pola pertumbuhan ikan.

P. gracilis memiliki ukuran yang paling kecil diantara jenis ikan gelodok lainnya yang tertangkap. Ikan ini memiliki nilai hubungan panjang dan bobot adalah W = 0,2033L0,9065, dengan nilai b adalah

(8)

0,91. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jenis ini memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif. Hubungan panjang bobot pada P. gracilis menunjukkan bahwa ikan ini tergolong ikan yang pertambahan panjangnya lebih cepat daripada pertambahan bobot.

Pada P. chrysospilos diperoleh hasil analisis hubungan panjang dan bobot W = 0,0048L3,2562 dengan nilai b yang diperoleh adalah 3,26. Nilai tersebut menunjukkan bahwa b > 3 yang memiliki arti bahwa pola pertumbuhannya adalah allometrik positif. Pola pertumbuhan allometrik positif adalah pola pertumbuhan yang menunjukkan bahwa pertambahan bobot lebih dominan daripada pertambahan panjang tubuh ikan. Jenis ini ditemukan di daerah pantai. Lingkungan mempengaruhi hubungan panjang dan bobot ikan seperti kondisi suhu dan kualitas air, apabila dua faktor tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan ikan gelodok maka penambahan panjang dan bobot akan terhambat.

Pn. schlosseri adalah jenis ikan gelodok besar, atau sering disebut sebagai giant mudskipper. Analisis panjang dan bobot menunjukkan nilai W = 0,0088L3,0052 dengan nilai adalah b = 3,1. Nilai tersebut tergolong b > 3 yang berarti pola pertumbuhannya adalah allometrik positif. Pola pertumbuhan allometrik positif adalah pola pertumbuhan yang menunjukkan bahwa pertambahan bobot lebih dominan daripada pertambahan panjang tubuh ikan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaironizam dan Norma (2002) di Selangor, Malaysia, jenis Pn. schlosseri memiliki pertumbuhan isometrik dengan W= 1,766L3.06.

Hasil analisis hubungan panjang dan bobot memiliki perbedaan pada keempat jenis ikan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendie (1997) bahwa perbedaan tersebut karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu: (1) suhu dan kualitas air; (2) ukuran; (3) umur dan jenis ikan gelodok; (4) jumlah ikan-ikan lain yang memanfaatkan sumber makanan yang sama.

Persamaan hubungan panjang dan bobot ikan gelodok secara umum memiliki korelasi yang erat kecuali pada jenis P. gracilis. Nilai koefisien korelasi (R2) memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dan mendekati angka 1 atau berkisar antara 0,962 – 0,9824 sedangkan P. gracilis memiliki nilai koefisien korelasi 0,1119. Nilai R2 menunjukkan bahwa setiap penambahan bobot akan diiringi dengan penambahan panjang setiap waktu pengamatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hartnoll (1982), yang menyatakan bahwa besarnya koefisien korelasi menunjukkan bahwa pertambahan panjang diikuti dengan pertambahan bobot tubuh.

Berdasarkan hasil analisis faktor kondisi (FK) ikan gelodok di Pantai Bali Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara, menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap jenisnya. Pada jenis P. chrysospilos bernilai 1,444, P. gracilis adalah 1,115, B. boddarti adalah 1,228 dan Pn. schlosseri adalah 1,239. Faktor kondisi menggambarkan kondisi kemontokan ikan. Ikan gelodok yang paling montok dari keempat jenis tersebut adalah P. chrysospilos.

Nilai – nilai yang diperoleh dari setiap jenis ikan tersebut menunjukkan tubuh yang kurang pipih. Menurut Effendie (1997), bila

(9)

nilai faktor kondisi berkisar 1 – 2 menunjukkan tubuh ikan kurang pipih. Menurut Suwarni (2009) perubahan nilai faktor kondisi dipengaruhi pada waktu gonad ikan terisi dengan jenis kelamin dan mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Jenis ikan gelodok yang ditemukan di Pantai Bali Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara ada 4 jenis yaitu B. boddarti, P. chrysospilos, P. gracilis, Pn. schlosseri.

Hubungan panjang bobot ikan gelodok P. chrysospilos, B. boddarti dan Pn. schlosseri memiliki nilai b > 3 yang menunjukkan pola pertumbuhan allometrik positif sedangkan P. gracilis memiliki nilai b < 3, yang memiliki pertumbuhan allometrik negatif.

Saran

Penelitian ini adalah langkah awal untuk mengetahui jenis ikan yang hidup di kawasan hutan mangrove. Ikan gelodok merupakan ikan yang unik dan layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan hubungan panjang bobot berdasarkan jenis kelamin, kebiasaan makanan, tingkat kematangan gonad dan kandungan yang terdapat dalam tubuh ikan. Ikan gelodok apabila dapat dikelola dengan baik dapat memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat setempat di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Behbehani, B. E dan H. M. A. Ebrahim. 2010. Enviromental Studies on The Mudskippers In The Intertidal Zone of Kuwait Bay. Nature and Science. 8 : 79-87.

Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Hartnoll, R. G. 1983. Growth in The

Biology of Crustacea Embriology, Morfology, and Genetic. Academic Press. New York.

Khaironizam, M.Z. dan Norma, R. 2002. Lenght-Weight Relationship of Mudskippers (Gobiidae: Oxudercinae) in Coastal Areas of Selangor, Malaysia. NAGA, WorldFish Center Quartely. 25 : 3-4. Kottelat, M. Anthony, J. Sri N. K.

dan Soetikno, W. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition. Jakarta.

Muliasusanty, S. 2000. Studi Pertumbuhan Ikan Blodok Boleophthalmus boddarti di Perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. [Skripsi] Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(10)

Polgar, G. dan R. Lim. 2011. Mudskippers: Human Use, Ecotoxicology And Biomonitoring Of Mangrove And Other Soft Bottom Intertidal Ecosystems. Institute of Biological Sciences, Institute of Ocean and Earth Sciences, Faculty of Science, University of Malaya Kuala Lumpur. Malaysia.

Suwarni. 2009. Hubungan Panjang-Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Butana Acanthurus mata (Cuvier, 1829) yang Tertangkap di Sekitar Perairan Pantai Desa Mattiro Deceng, Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan. Torani. 19 (3) : 160-165.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Stasiun I
Gambar 2. Lokasi Stasiun II  Stasiun III  :  Terletak  pada  titik
Gambar 4 . B. boddarti
Gambar 8. Hubungan Panjang dan Bobot P. chrysospilos

Referensi

Dokumen terkait

Penyimpanan kekayaan Reksa Dana dihual o l eh Direksi Row Dana dengan Bank K us

Koefisien aroma (X 4 ) sebesar 0,089 dengan signifikan uji t sebesar 0,113 yang berarti bahwa semakin baik aromanya maka kepuasan akan semakin tinggi, tetapi tidak ada pengaruh

Durasi waktu berwudhu rata-rata 64,2 detik dengan interval 32,6 – 116,1 detik ini dipengaruhi oleh faktor: 1) kebiasaan sampel dalam berwudhu, yaitu; a) mengerjakan perkara wajib

Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis hasil yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi alternatif bersaing yang tepat untuk

Perlindungan ini dimaksudkan agar masyarakat memberikan dukungan atas upaya perlindungan terhadap anak korban tindak pidana kesusilaan dan tidak mengucilkan anak korban

Berdasarkan karakter pengguna sistem akan merekomendasikan motif karawo yang dapat digunakan yang mengandung nilai filosofis budaya Gorontalo serta memberikan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dikemukakan beberapa simpulan yaitu pengetahuan orang tua tentang stimulasi dini pada anak usia 4-5 tahun di

Khidmaat Ka Tahqueeqi Wa Tanqueedi Jaiza” , submitted to Aligarh Muslim University, Aligarh in partial fulfillment of the requirements for the award of the degree of