• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PT. Perkebunan Sumatera Utara didirikan berdasarkan peraturan daerah tingkat I Sumatera Utara No.15 Tahun 1979 dengan bentuk badan hukum pertama sekali berupa Perusahaan Daerah (PD). Kemudian disempurnakan dengan peraturan nomor 24 tahun 1985 yang disahkan keputusan menteri dalam negeri nomor 539.22-1434 tanggal 16 oktober 1985 dan diundangkan dalam lembaran daerah Provinsi Sumatera Utara tanggal 29 januari 1986.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya mengandalkan sektor perkebunan. PT. Perkebunan Sumatera Utara itu sendiri sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan menjadi satu-satunya BUMD di bidang perkebunan di Indonesia.

Dalam rangka mengantisipasi era globalisasi dan perdangan bebas serta turut membantu pemerintah dalam menggerakan ekonomi kerakyatan, dipandang perlu meningkatakan peran dan fungsi perusahaan daerah Perkebunan Sumatera Utara sehingga mampu menarik minat investor baru untuk turut serta dalam penyertaan modal, dan berdasarkan pertimbangan tersebut, Perusahaan Daerah Perkebunan Sumatera Utara merubah bentuk badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan peraturan daerah No. 4 tahun 2004 sesuai akte pendirian Perseroan Terbatas (PT) No. 98 yang dibuat di hadapan Notaris Alina Hanum, SH tanggal 29 Agustus 2005. Struktur pemodalan perusahaan sesuai akte pendirian adalah 99% saham yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara dan 1% dimiliki oleh koperasi karyawan perkebunan kantor Medan.

Tujuan utama pendirian perusahaan adalah untuk mengembangkan perekonomian daerah dan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara, adapun kontribusi perusahaan terhadap setoran pendapatan asli daerah (PAD) pemerintah provinsi sumatera utara dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.

(2)

2

Tabel 1.1

Setoran PAD ke kas PEMPROVSU

(Dalam Ribu Rupiah)

Tahun Setoran PAD

2010 15.000.000 2011 26.354.322 2012 28.000.000 2013 15.000.000 2014 17.500.000 Jumlah 101.854.322

Sumber: PT.Perkebunan Sumatera Utara, 2015.

Perolehan Laba perusahaan untuk 5 tahun terakhir laba bersih (sesudah pajak) maupun laba kotor (sebelum pajak) di gambarkan pada tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2

Laba PT. Perkebunan Sumatera Utara

(Dalam Ribu Rupiah)

Tahun Laba Sebelum Pajak Laba Sesudah Pajak (Laba Kotor) (Laba Bersih)

2010 61.636.276 44.732.665 2011 69.296.599 52.008.020 2012 42.243.359 30.243.511 2013 34.717.440 25.022.906 2014 29.030.278 22.063.165 Jumlah 175.287.676 129.337.602

Sumber: PT.Perkebunan Sumatera Utara, 2015.

Komoditi yang dikelola PT. Perkebunan Sumatera Utara meliputi kelapa sawit dan tanaman karet, dengan luas 14.276,55 Ha, memiliki 6 (enam) unit operasional lahan perkebunan yang tersebar di beberapa kabupaten di Sumatera Utara, yaitu di Kabupaten Batubara, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Mandailing Natal. Jenis produk yang dihasilkan perusahaan berupa: Crude Palm Oil (CPO), Inti Kelapa Sawit/Kernel (IKS), Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Karet dalam bentuk Rubber Smoked Sheet (RSS) dan

(3)

3 Lumps. Dan memiliki 2 buah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Kebun Tanjung Kasau dan kebun Simpang Gambir.

Visi perusahaan adalah “Menjadi perusahaan perkebunan yang unggul dan diperhitungkan secara Nasional dengan tata kelola yang berbasis pada penerapan secara penuh prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik”. Untuk mewujudkan visi maka perusahaan memiliki misi yaitu:

a. Menghasilkan produk berkualitas terbaik bagi pelanggan.

b. Menciptakan kontribusi yang terbaik bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.

c. Memperlakukan tenaga kerja secara manusiawi dan memandangnya sebagai asset yang tidak ternilai yang harus terus dikembangkan kemampuan dan kesejahteraannya.

d. Meningkatkan peran dalam tanggung jawab lingkungan dan sosial melalui program CSR yang terukur dan terarah.

e. Mengembangkan usaha melalui inovasi dan investasi secara berkesinambungan.

f. Mengurangi ketergantungan bisnis pada komoditi primer dengan berupaya mengembangkan industri di sektor hilir berbasis perkebunan. PT. Perkebunan Sumatera Utara menganut struktur organisasi garis dan fungsional, wewenang dan tanggungjawab masing masing bagian sangat jelas. Sistem akuntansi pertanggungjawaban PT. Perkebunan Sumatera Utara berbasis aktivitas. sehingga perusahaan memfokuskan pengendalian pada aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya, bukan pada konsumsi sumber dayanya. Dengan tingkat produksi yang cukup besar, maka masalah pelimpahan tanggungjawab dan pendelegasian wewenang menjadi masalah yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk produksi ini tidak sedikit sehingga untuk mengawasi pengeluaran biaya ini dibutuhkan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban ini sendiri dapat dijadikan sebagai untuk menilai kinerja manajer yang bertanggungjawab terhadap biaya tersebut.

Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana sistem akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk menilai kinerja manajerial pada PT.

(4)

4 Perkebunan Sumatera Utara itu sendiri. Dengan penggunaan sistem akuntansi pertanggungjawaban, perusahaan mengharapkan kinerja para manajer beserta karyawan lainnya dapat lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas, yang pada akhirnya akan menambah nilai perusahaan di masyarakat Provinsi Sumatera Utara dan menambah kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Setiap bentuk perusahaan menjalankan kegiatan usahanya untuk mencapai beberapa tujuan antara lain: memperoleh laba yang maksimal, mencapai pertumbuhan yang pesat dan menjaga serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Semua tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membututuhkan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan dicapai dengan efektif dan efisien.

Kinerja manajerial adalah kinerja individu dalam kegiatan-kegiatan manajerialnya (Kurnianingsih, 2000:237). Variabel kinerja manajerial diukur dengan self rating yang dikembangkan oleh Mahoney et.al (1963). Penggunaan self rating dipilih dengan alasan untuk menghindari kemungkinan pengukuran kinerja yang tidak representatif (Heneman, 1974 dalam Kurnianingsih 2000). Responden diminta untuk menilai kinerja sendiri dibandingkan dengan rata kinerja responden, dengan menggunakan skala satu (jauh di bawah rata-rata) sampai dengan sembilan (jauh di atas rata-rata-rata). Instrumen ini terdiri dari delapan dimensi kinerja personel yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan.

Akuntansi pertanggungjawaban disusun dan disesuaikan dengan struktur organisasi. Struktur organisasi yang sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawahan untuk menjalankan wewenang yang dilimpahkan padanya, dan memisahkan secara tegas antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.

(5)

5 Pemisahan ini dimaksudkan untuk menghindari tanggung jawab yang keliru. Oleh karena itu hendaknya struktur organisasi dirancang sesuai dengan sifat, jenis, ataupun daerah operasinya. Semakin besar ukuran suatu organisasi maka garis pertanggungjawaban akan menjadi lebih panjang dan lebih banyak.

Suatu bagan organisasi menunjukkan posisi manajemen utama dari suatu entitas, membantu untuk mendefinisikan wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas serta penting dalam mengembangkan suatu sistem akuntansi biaya yang dapat melaporkan tanggungjawab dari para individu. (Carter 2009)

Akuntansi pertanggungjawaban terbagi atas 4 (empat) pusat pertanggungjawaban yaitu: pusat biaya, pusat laba, pusat pendapatan, dan pusat investasi. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai manajer yang bertanggung jawab atas kegiatan yang terjadi di dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya, dan secara periodik manajer akan mempertanggungjawabkan hasil kinerjanya kepada pimpinan perusahaan. Berdasarkan hasil kinerja manajer pusat pertanggungjawaban tersebut, kemudian akan dinilai prestasi yang telah dicapainya. Pelaksanaan pertanggungjawaban ini harus dilakukan secara objektif karena menjadi salah satu penentu kebijakan perusahaan di masa depan. pelaporan pertanggungjawaban juga berfungsi sebagai salah satu alat penilaian kinerja atau prestasi terhadap para manajer tingkat bawah. Penilaian prestasi kerja yang telah dilaksanakan adalah dengan membandingkan realisasi pelaksanaan dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. adanya tolok ukur penilaian prestasi akan mendorong dan memotivasi para pelaksana pada pencapaian tujuan perusahaan.

Setiap manajer pusat pertanggungjawaban harus melaporkan hasil kerjanya sehingga atasannya dapat mengetahui hasil yang telah dicapai dan pengaruhnya terhadap perusahaan secara keseluruhan. Namun seiring dengan pertumbuhan dunia usaha, struktur organisasi harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan, dan para manajer juga harus bekerja lebih keras dan giat lagi. Karena rumitnya bisnis maka para peneliti mencoba terus mengusahakan agar upaya pencapaian tujuan perusahaan dapat lebih efektif. Untuk itu maka dalam

(6)

6 teori bisnis banyak diperkenalkan berbagai metode, salah satunya adalah akuntansi pertanggungjawaban.

PT. Perkebunan Sumatera Utara dalam menjalankan bisnisnya melakukan penyusunan dan pelaksanaan Rencana Anggaran Kerja dan Rencana Anggran Pendapatan dan Biaya (RAK/RAPB) Perusahaan.

Penyusunan RAK/RAPB Perusahaan Tahun Buku 2014 disusun oleh Direksi Perusahaan berdasarkan estimasi harga dan produksi kelapa sawit dan karet tahun 2014 serta realisasi tahun-tahun sebelumnya. Selanjutnya RAK/RAPB tersebut diajukan kepada Dewan Komisaris untuk dibahas bersama. Hasil pembahasan tersebut diajukan ke Pemegang Saham untuk disahkan dalam RUPS.

Dalam hal ini penulis mengambil fenomena yang diangkat mengenai Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Anggaran Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya (RAK/RAPB) Perusahaan yang digunakan oleh PT. Perkebunan Sumatera Utara pada tahun 2014. Pelaksanaan RAK/RAPB PT. Perkebunan Sumatera Utara pada pendapatan usaha, beban eksploitasi, dan Investasi dijelaskan dalam uraian tabel-tabel dibawah ini:

a. Pendapatan Usaha

Perbandingan realisasi pendapatan usaha dengan anggran tahun 2014 dengan realisasi tahun 2013 dijelaskan pada tabel 1.3.

Tabel 1.3

Pelaksanaan RAK/RAPB Pendapatan Usaha

(dalam ribuan rupiah)

Uraian Realisasi

2014 Anggaran 2014 Realisasi 2013 % Realisasi 2014 Terhadap Anggaran 2014 Realisasi 2013 Pendapatan Usaha Pendapatan Karet Pendapatan PMKS Jumlah Pendapatan Usaha Pendapatan Lain-Lain 7.070.592 498.263.367 6.621.652 510.342.689 10.649.198 450.268.186 106,78% 97,63% 66,40% 110,66% 505.333.959 7.174.005 516.964.341 7.641.521 460.917.383 5742.610 99,01% 93,88% 109,64% 124,93% Jumlah Pendapatan 512.507.964 524.605.862 466.659.993 97,69% 109,82% Sumber: PT. Perkebunan Sumatera Utara, 2015.

(7)

7 Dari tabel diatas terlihat bahwa pendapatan perusahaan (termasuk pendapatan lain-lain) mencapai 97,69% dari anggaran dan bila dibandingkan dengan tahun 2013 adanya kenaikan sebesar 9,82%. Pendapatan usaha mencapai 99,01% dari anggaran dan apabila dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 9,64%. Kenaikan ini tersebut terjadi karena ada nya kenaikan dalam jumlah produksi dan bertambahnya luas areal tanaman produktif yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Sumatera Utara.

b. Beban Eksploitasi

Perbandingan realisasi beban eksploitasi dengan anggaran tahu 2014 dan realisasi tahun 2013 dijelaskan pada tabel 1.4.

Tabel 1.4

Pelaksanaan RAK/RAPB Beban Eksploitasi

(dalam ribuan rupiah)

Uraian Realisasi 2014 Anggaran 2014 Realisasi 2013 % Realisasi 2014 Terhadap Anggaran 2014 Realisasi 2013 Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Biaya Lain-Lain 391.826.234 67.389.305 3.374.261 398.586.420 72.308.992 15.768.610 345.223.561 56.769.080 8.373.539 98,30% 93,20% 21,40% 113,50% 118,71% 40,30% Jumlah Biaya 462.589.800 486.664.002 410.366.180 95,05% 112,73% Sumber: PT. Perkebunan Sumatera Utara, 2015.

Dari tabel di atas terlihat bahwa beban eksploitasi tahun 2014 lebih kecil dari anggaran yaitu sebesar 95,05% dan apabila dibandingkan denagn tahun 2013 meningkat sebesar 112,73%. Kenaikan tersebut terjadi antara lain karena kenaikan harga beli Tandan Buah Segar (TBS) luar dan kenaikan gaji/upah tenaga kerja.

c. Investasi

Perbandingan realisasi dengan anggaran investasi tahun 2014 dan realisasi tahun 2013 dijelaskan pada tabel 1.5.

(8)

8

Tabel 1.5

Pelaksanaan RAK/RAPB Investasi

(dalam ribuan rupiah)

Uraian Realisasi 2014 Anggaran 2014 Realisasi 2013 % Realisasi 2014 Terhadap Anggaran 2014 Realisasi 2013 Investasi Rutin

Investasi Non Rutin Investasi Simpang Koje Investasi Kampung Baru 5.942.875 2.331.057 8.490.875 89.574.261 3.265.584 37.740.339 31.651.274 50.093.165 2.632.03 10.957.805 36.875.621 40.772.726 181,99% 6,18% 26,83% 178,82% 225,79% 21,27% 23,03% 219,69% Jumlah Investasi 106.339.068 122.750.362 91.238.183 86,63% 116,55% Sumber: PT. Perkebunan Sumatera Utara, 2015.

Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi investasi tahun 2014 lebih kecil dari anggaran sebesar 13,37% dan bila dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2013 maka pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 16,65%. Kenaikan terjadi antara lain karena investasi tanaman kelapa sawit di Simpang Koje dan pembukaan lahan di Kebun Kampung Baru.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut kemungkinan hal itu terjadi disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal yaitu pengaruh akuntansi pertanggunggjawaban yang diterapkan oleh PT. Perkebunan Sumatera Utara, sedangkan faktor eksternal seperti pada masa panen, hasil yang diperoleh bergantung pada lingkungan dan cuaca. Secara logis dalam kondisi seperti ini perusahaan menciptakan wilayah pertanggungjawaban dan menugaskan manajer dibawahnya untuk menangani masalah tersebut. Sehingga peran akuntansi pertanggungjawaban merupakan hal yang penting untuk diterapkan karena dapat menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkan, iIyang Sari (2013), meneliti pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap prestasi kerja. Iyang Sari (2013) menyimpulkan bahwa bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap prestasi kerja. Linda Dyah (2013), meneliti pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial dengan motivasi sebagai

(9)

9 variabel intervening

.

Linda Dyah (2013), menyimpulkan bahwa bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Temmy D. Watung, David Saerang & Lidia Mawikere (2014) menyimpulkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh negative terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian penulis tertarik untuk mencoba melakukan suatu penelitian mengenai akuntansi pertanggungjawaban dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Sumatera Utara)”.

1.3 Perumusan Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat tercapai begitu saja, tanpa adanya usaha secara maksimal dari perusahaan tersebut. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditetapkan dengan tepat dan metode pencapaiannya harus direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang menjadi tanggung jawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Perkebunan Sumatera Utara?” .

1.4 Pertanyaan Penelitian

Dari latar belakang dan uraian masalah dalam penelitian diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

(10)

10 1) Bagaimana Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja

Manajerial pada PT. Perkebunan Sumatera Utara?

2) Seberapa besar pengaruh dari Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Sumatera Utara?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban dan Kinerja Manajerial yang terdapat pada PT. Perkebunan Sumatera Utara.

2) Untuk menguji besarnya pengaruh dari Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Perkebunan Sumatera Utara.

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak yang berkepentingan, dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:

1.6.1 Aspek Teoritis

Kegunaan aspek teoritis yang ingin dicapai dari suatu pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, antara lain:

1) Bagi penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis, sarana untuk mengaplikasikan dan mengintegrasikan pengetahuan, pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian, dan penerapan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

(11)

11 2) Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung penelitian lain dalam mengkaji bidang yang sama dan dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya.

1.6.2 Aspek Praktis

1) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Perkebunan Sumatera Utara untuk bahan masukan yang berkaitan dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban dan kinerja manajerial.

2) Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan dalam bidang akuntansi manajement terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja manajerial. Selain itu Pemenrintah Daerah sebagai pemegang saham perusahaan BUMD dapat melihat kinerja perusahaaan tersebut berdasarkan kinerja manajerial yang diteliti dalam penelitian ini.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan yang akan diteliti agar penelitian dapat lebih terarah dan sesuai tujuan penelitian. Berikut merupakan ruang lingkup penelitian ini:

1) Data penelitian ini merupakan data dari PT. Perkebunan Sumatera Utara. 2) Variabel yang digunakan adalah Akuntansi Pertanggungjawaban.

3) Objek penelitian adalah PT. Perkebunan Sumatera Utara.

1.8 Sistematika PenulisanTugas Akhir

Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

(12)

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang menyangkut fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumentasi teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian ini secara teoritis dan praktis, serta sistematika penulisan secara umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengungkapkan dengan jelas, ringkas, dan padat mengenai landasan teori dari variabel penelitian yaitu penerapan akuntansi pertanggungjawabandalam kaitannya dengan penilaian kinerja. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil dari analisis penelitian, pengujian yang dilakukan, dan analisis hipotesis. Sehingga akan jelas gambaran permasalahan yang terjadi dan hasil dari analisis pemecahan masalah.

(13)

13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu juga bab ini berisi keterbatasan dan masalah yang dihadapi selama proses penelitian, sehingga dapat berguna dan menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Duri yang berasal dari daun disebut sebagai spina phyllogenum, misal pada kaktus (Cactus sp). Judul Percobaan: Daun Lengkap, Bentuk Daun, Ujung Daun, Pangkal Daun,

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dari gambar Karikatur Cicak vs Buaya dalam Surat Kabar Jawa Pos Edisi 17 September 2009

Lalu jika diberi bias positif, yaitu dengan memberi tegangan potensial yang lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan bergerak untuk mengisi

Pelayanan publik adalah urusan baru pada Pemerintah Kota Ambon yang dibentuk berdasarkan Perda Kota Ambon No.10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pengujian dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui kebenaran konsep teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan e- learning

Salah satu teknik ekstraksi ciri yang digunakan dalam program ini adalah menggunakan histogram warna dan citra yang diklasifikasikan adalah citra dengan format warna

Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji tentang “Implementasi Model Komunikasi dalam Mitigasi Bencana Studi Evaluasi Bencana Erupsi Gunung Kelud pada Badan Penanggulangan

Disiplin kerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak