• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RENCANA KERJA Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian PPN/Bappenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RENCANA KERJA Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian PPN/Bappenas"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RENCANA KERJA

2016

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Kementerian PPN/Bappenas

(2)

Ja n u a r i 2 0 1 6

Kata Pengantar

Sebagai salah satu Unit Kerja Eselon (UKE) II pada lingkup Kedeputian Bidang Pengembangan Regional, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya. Pada tahun 2016, kegiatan yang akan dilaksanakan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan diarahkan untuk mendukung implementasi visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Kementerian PPN/Bappenas.

Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2016 disusun untuk menjadi dokumen acuan pelaksanaan kegiatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diembannya. Melalui penyusunan Rencana Kerja 2016 diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam rangka mendukung peningkatan kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas serta mengawal implementasi RPJMN 2015-2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015.

Jakarta, Januari 2016

Plt.Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

(3)

J a n u a r i 2 0 1 6

(4)

Ja n u a r i 2 0 1 6

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Istilah ... vii

1. Profil Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 1

1.1. Pendahuluan ... 1

1.2. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam Lingkup Kedeputian Bidang Pengembangan Regional ... 1

1.3. Tugas dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 2

1.3.1. Sub Direktorat Tata Ruang ... 2

1.3.2. Sub Direktorat Pertanahan ... 3

1.3.3. Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan ... 3

1.3.4. Sekretariat BKPRN ... 3

1.3.5. Tim Koordinasi Strategis Sekretariat RAN ... 4

1.4. Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 4

2. Kondisi Lingkungan Strategis Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015 ... 7

2.1. Isu Strategis Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan ... 7

2.1.1. Bidang Tata Ruang ... 7

2.1.2. Bidang Pertanahan ... 9

2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan .. 11

2.3. Hasil Evaluasi Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015 ... 12

3. Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2016 ... 19

3.1. Penyusunan RKP Tahun 2017 ... 19

3.2. Pemantauan dan Evaluasi ...20

3.3. Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan... 22

3.4. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ... 23

3.5. Rencana Kerja Subdit Tata Ruang ... 23

3.5.1. Penyusunan RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang ... 23

3.5.2. Perencanaan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2016 Bidang Tata Ruang ... 24

(5)

J a n u a r i 2 0 1 6

3.5.4. Koordinasi Bidang Tata Ruang ... 26

3.5.5. Penulisan Laporan Tahun 2016 dan Penyusunan KAK Tahun 2017 ... 27

3.6. Rencana Kerja Subdit Pertanahan ... 27

3.6.1 Kajian Persiapan Perubahan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif 28 3.6.2 Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Tanah Lintas K/L ...30

Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Tanah Lintas K/L ...30

3.6.3 Koordinasi Pelaksanaan Reforma Agraria ...30

3.6.4 Koordinasi Pelaksanaan Perpres Reforma Agraria ... 31

3.6.5 Koordinasi Penyusunan Perpres Bank Tanah ... 31

3.7 Rencana Kerja Subdit Informasi dan Sosialisasi TRP ... 32

3.7.1 Sosialisasi Hasil Pengkajian Kebijakan di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2016 ... 32

3.7.2 Pelaksanaan Sosialisasi Hasil Pengkajian Kebijakan di Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ... 33

3.7.3 Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Nasional di Bidang Informasi Tata Ruang dan Pertanahan ... 35

3.7.4 Inventarisasi dan Analisa Kebijakan berbagai Kebijakan dan Informasi Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ... 35

3.8 Rencana Kerja Sekretariat BKPRN ... 37

3.8.1 Penyusunan Agenda Kerja BKPRN 2016-2017 ... 37

3.8.2 Penyusunan Rencana Kerja Sekretariat BKPRN 2016 ... 37

3.8.3 Penyusunan Laporan ... 38

3.8.4 Pelaksanaan Kajian ... 40

3.8.5 Fasilitasi dan Mediasi ... 41

3.8.6 Pelaksanaan Pemantauan ... 42

3.8.7 Pengembangan Sistem Informasi Terpadu ... 43

3.9 Rencana Kerja Tim Koordinasi Stretagis Sekretariat RAN... 43

3.9.1 Rencana Kebijakan ... 43

3.9.2 Koordinasi Lintas Sektor dan Daerah ... 51

3.9.3 Publikasi dan Sosialisasi... 54

3.10 Rencana Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 55

4. Penutup ... 58

(6)

Ja n u a r i 2 0 1 6

Daftar Tabel

Tabel 1 Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 5

Tabel 2 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun Anggaran 2016 ... 11

Tabel 3 Pencapaian Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015 ... 13

Tabel 4 Keterkaitan Sub-output, IKU, IKK, dan Komponen Kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015 ... 16

Tabel 5 Rencana Kerja Penyusunan RKP Tahun 2016 ... 19

Tabel 6Rencana Kerja Pemantauan dan Evaluasi ... 21

Tabel 7 Rencana Kerja Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan ... 22

Tabel 8 Rencana Kerja Penyusunan LKj Tahun 2015 ... 23

Tabel 9 Rencana Kerja RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang ... 244

Tabel 10Rencana Kerja Perencanaan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2016 Bidang Tata Ruang ... 255

Tabel 11 Rencana Kerja Pemantauan dan Evaluasi Bidang Tata Ruang ... 25

Tabel 12 Rencana Kerja Koordinasi Bidang Tata Ruang ... 26

Tabel 13 Rencana Kerja Penulisan Laporan Tahun 2016 dan Penyusunan KAK Tahun 2017 ... .277

Tabel 14 Rencana Kerja Subdit Pertanahan 2016 ... Error! Bookmark not defined.8 Tabel 15 Rencana Kerja Kajian Persiapan Perubahan Sistem Pendaftara Tanah Publikasi Positif ... Error! Bookmark not defined.9 Tabel 16 Rencana Kerja Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Tanah Lintas K/L .... 33

Tabel 17 Rencana Kerja Penyusunan Profil Pertanahan ... 34

Tabel 18 Rencana Kerja Koordinasi Pelaksanaan Perpres Reforma Agraria ... 351

Tabel 19 Rencana Kerja Penyusunan Profil Pertanahan ... 362

Tabel 20 Rencana Kerja Sosialisasi Hasil Pengkajian Kebijakan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ... 373

Tabel 21 Rencana Kerja Sosialisasi Hasil Pengkajian Kebijakan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan ...384

Tabel 22 Rencana Kerja Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Nasional di Bidang Informasi Tata Ruang dan Pertanahan ... 385

Tabel 23 Rencana Kerja Penyusunan Rencana Kerja ... 406

Tabel 24 Rencana Kerja Penyusunan Agenda Kerja BKPRN 2016-2017 ... 427

Tabel 25 Rencana Kerja Penyusunan Rencana Kerja ... 428

Tabel 26 Rencana Kerja Penyusunan Laporan ... 38

(7)

J a n u a r i 2 0 1 6

Tabel 28 Rencana Kerja Fasilitasi dan Mediasi ... 46

Tabel 29 Rencana Kerja Pelaksanaan Pemantauan ... 472

Tabel 30 Rencana Kerja Pengembangan Sistem Informasi Terpadu ...483

Tabel 31 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif... 495 Tabel 32 Rencana Kerja Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif ... 49

Tabel 33 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kebijakan Redistribusi Tanah dan Reform ... 50 Tabel 34 Rencana Kerja Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform ... 51

Tabel 35 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kebijakan Penyediaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum ... 52

Tabel 36 Rencana Kerja Kebijakan Penyediaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum ... 52

Tabel 37 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kebijakan Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan ... 53

Tabel 38 Rencana Kerja Kebijakan Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan ... 53

Tabel 39 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kegiatan Sertipikasi Tanah Transmigrasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 40 Rencana Kerja Kegiatan Sertipikasi Tanah TransmigrasiError! Bookmark not defined. Tabel 41 Para Pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi PRODA Provinsi Kalimantan Timur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 42 Rencana Kerja Kegiatan Koordinasi PRODA Provinsi Kalimantan Timur ... 554

Tabel 43 Rencana Kerja Kegiatan Publikasi melalui Media CD ... 54

Tabel 44 Rencana Kerja Kegiatan Pembentukan Media Online ... 55

Tabel 45 Rencana Kegiatan dan Alokasi Anggaran Direktorat TRP Tahun 2016 ... 55

Tabel 46 Koordinator Kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 2016 ... 56

Daftar Gambar

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 5

(8)

Ja n u a r i 2 0 1 6

Daftar Istilah

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

ATR/BPN : Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Bappenas :Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BIG : Badan Informasi Geospasial

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

FB : Facebook

FGD : Focus Group Discussion GEF : Global Environment Facility

Ha : Hektar

ICPEU :International Conference Planning in the Era of Uncertainty

IKU : Indikator Kinerja Utama

IKK : Indikator Kinerja Kunci

IRSA : Indonesian Regional Science Association

K/L : Kementerian/Lembaga

KAK : Kerangka Acuan Kerja

KBI : Kawasan Barat Indonesia

Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri Kemenkeu : Kementerian Keuangan

KM :Knowledge Management

KP2B : Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B)

KTI : Kawasan Timur Indonesia

LAKIP : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Musrenbangnas : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional PERMENKO : Peraturan Menteri Koordinator

P4T : Penguasan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah Perda : Peraturan Daerah

Perpres : Peraturan Presiden PNS : Pegawai Negeri Sipil

PP : Peraturan Pemerintah

PPG : Project Preparation Grant

PPN : Perencanaan Pembangunan Nasional PPNS : Penyidik Pegawai Negeri Sipil

PRODA : Program agraria daerah

PRSCO : The Pacific Regional Science Conference Organisation PRUN : Pengelolaan Ruang Udara Nasional

(9)

J a n u a r i 2 0 1 6

RAN : Reforma Agraria Nasional Renja : Rencana Kerja

Renstra : Rencana Strategis

RKA : Rencana Kerja dan Anggaran RKP : Rencana Kerja Pemerintah

RP : Rencana Pembangunan

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPK : Rencana, program dan kegiatan

RRTR : Rencana Rinci Tata Ruang

RT : Rancangan Teknokratik

RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RZWP-3-K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

SDM : Sumber Daya Manusia

Simtanas : Sistem informasi manajemen pertanahan nasional SOP : Standard Operating Procedure

SPPN : Sistem Perencanaan Pembangunana Nasional TIK : Teknologi Informasi dan Komputerisasi TORA : Tanah obyek reforma agraria

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan Tusi : Tugas dan fungsi

UB :Universitas Brawijaya

UKE : Unit Kerja Eselon

UU : Undang-undang

(10)

Ja n u a r i 2 0 1 6

(11)
(12)

J a n u a r i 2 0 1 6

1. Profil Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

1.1. Pendahuluan

Isu utama pembangunan wilayah dalam RPJMN 2015-2019 adalah masih besarnya kesenjangan antarwilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Oleh karena itu, diperlukan arah pengembangan wilayah yang dapat mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.

Kebijakan, program, dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor dibutuhkan untuk mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan penataan ruang dan pengelolaan pertanahan. Upaya peningkatan pembangunan ekonomi di semua pusat pertumbuhan, harus mengacu pada Rencana Tata Ruang (RTR) sebagai pedoman bagi pemanfaatan sumberdaya alam yang optimal dan lestari dengan memperhatikan risiko bencana serta menjadi dasar bagi pembangunan sarana dan prasarana pembentuk struktur ruang nasional. Di sisi lain, pemanfaatan tanah secara berkeadilan perlu diwujudkan melalui pengelolaan pertanahan yang dilakukan secara utuh dan terintegrasi melalui Reforma Agraria. Reforma Agraria diharapkan mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan turut mendukung pembangunan berkelanjutan yang efisien, efektif serta penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip keadilan dan transparansi.

1.2. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam Lingkup Kedeputian

Bidang Pengembangan Regional

Sebagai bagian dari unsur pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Deputi Bidang Pengembangan Regional mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pengembangan regional dan otonomi daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Pengembangan Regional menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

b. Koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

c. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

d. Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan perencanaan pembangunan nasional di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan;

e. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang kewilayahan, otonomi daerah, perekonomian daerah, serta perkotaan, tata ruang dan pertanahan; dan

(13)

J a n u a r i 2 0 1 6

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas sesuai dengan bidangnya.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, Kedeputian Bidang Pengembangan Regional terbagi menjadi 5 (lima) direktorat, sesuai dengan bidang yang ditangani. Salah satu bidang yang ditangani adalah bidang tata ruang dan pertanahan yang dilakukan oleh unit kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan.

1.3. Tugas dan Fungsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Berdasarkan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor PER. 005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara PPN/Bappenas, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi pelaksanaan penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan serta pemantauan dan penilaian atas pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan;

b. Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan;

c. Pelaksanaan penyusunan rencana pembangunan nasional dan rencana pendanaannya di bidang tata ruang dan pertanahan dalam jangka panjang, menengah, dan tahunan;

d. Pengkajian kebijakan perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan;

e. Pemantauan, evaluasi, dan penilaian kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional di bidang tata ruang dan pertanahan;

f. Penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsinya serta evaluasi dan pelaporan pelaksanaannya; dan

g. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan pejabat fungsional perencana di lingkungan direktorat.

Dalam rangka pelaksanaan tugas direktorat, unit kerja dalam lingkup Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan terbagi menjadi 3 (tiga) Sub Direktorat, yaitu Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, dan Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan. Selain tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan juga melaksanakan penugasan khusus untuk Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) serta Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

1.3.1. Sub Direktorat Tata Ruang

Sub Direktorat Tata Ruang memiliki tugas melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang tata ruang serta melaksanakan pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaanya. Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian kebijakan dan peraturan di bidang tata ruang;

b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang tata ruang;

(14)

J a n u a r i 2 0 1 6

d. Penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang tata ruang;

e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang tata ruang;

f. Pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan program-program pembangunan di bidang tata ruang.

1.3.2. Sub Direktorat Pertanahan

Sub Direktorat Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian kebijakan dan penyiapan penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pertanahan serta melaksanakan pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian kebijakan dan peraturan di bidang pertanahan;

b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang pertanahan;

c. Penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang pertanahan;

d. Penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang pertanahan;

e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang pertanahan;

f. Pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan program-program pembangunan di bidang pertanahan.

1.3.3. Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan memiliki tugas mengumpulkan data dan informasi tata ruang dan pertanahan, melaksanakan inventarisasi kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan serta melakukan sosisalisasi dalam pelaksanaannya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan sosialisasi hasil pengkajian kebijakan di bidang tata ruang dan pertanahan;

b. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan nasional di bidang informasi tata ruang dan pertanahan;

c. Penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang informasi tata ruang dan pertanahan;

d. Penyusunan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan;

e. Pelaksanaan inventarisasi dan analisis berbagai kebijakan dan informasi yang berkaitan dengan penyiapan rencana pendanaan pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan; dan

f. Pemantauan, evaluasi, penilaian, dan pelaporan atas pelaksanaan rencana, kebijakan, dan program-program pembangunan di bidang informasi tata ruang dan pertanahan.

1.3.4. Sekretariat BKPRN

Sekretariat BKPRN merupakan salah satu unit kerja di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang menjalankan program penugasan khusus. Dalam hal ini Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) berkedudukan sebagai Sekretaris merangkap Anggota

(15)

J a n u a r i 2 0 1 6

BKPRN yang bertugas memberikan dukungan kesekretariatan dalam pelaksanaan tugas-tugas BKPRN (PERMENKO No. PER-02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN Pasal 2 Ayat (4)). Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) dibentuk sebagai respon atas kebutuhan berbagai instansi pemerintah dalam menangani isu-isu penataan ruang bagi kepentingan pembangunan yang terkoordinasi.

Pelaksanaan tugas Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai Sekretaris BKPRN dibantu oleh Sekretariat BKPRN yang dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional sebagai Penanggung Jawab Sekretariat BKPRN, sedangkan pelaksanaan harian Sekretariat BKPRN diketuai oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan.

Tugas Sekretariat BKPRN, antara lain:

a. Menyusun jadwal dan rencana kerja tahun BKPRN berdasarkan hasil Sidang BKPRN;

b. Menyusun agenda dan menyiapkan bahan Sidang BKPRN;

c. Mengumpulkan dan mengolah bahan, data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas BKRPN;

d. Memfasilitasi pelaksanaan koordinasi yang dilakukan oleh Ketua BKPRN (Menko Perekonomian), Wakil Ketua I (Menteri Pekerjaan Umum) dan Wakil Ketua II (Menteri Dalam Negeri);

e. Menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang nasional untuk disampaikan oleh Ketua BKPRN kepada Presiden RI;

f. Mendistribusikan hasil-hasil Sidang BKPRN kepada seluruh Anggota BKPRN dan pihak terkait;

g. Melaksanakan fungsi administratif dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas BKPRN;

h. Menyusun jadwal dan rencana kerja kegiatan Sekretariat BKPRN;

i. Menyusun laporan tentang pelaksanaan tugas Sekretariat BKPRN dan menyampaikannya kepada Ketua BKPRN;

j. Melakukan kegiatan kehumasan, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi. 1.3.5. Tim Koordinasi Strategis Sekretariat RAN

Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat RAN bertujuan untuk melakukan koordinasi dan penyusunan kebijakan serta rencana program dan kegiatan dalam mengawal pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia. Adapun tujuan khusus pembentukan Tim Koordinasi Strategis Sekretariat RAN, antara lain:

a. Melaksanakan pengkajian, perumusan dan pengembangan kebijakan pertanahan nasional yang mendukung pelaksanaan reforma agraria;

b. Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan (RPK) terkait reforma agraria nasional serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan RPK tersebut; dan

c. Melaksanakan diseminasi kebijakan pertanahan, membangun konsensus, dan mendapatkan dukungan komitmen dari pelaku terkait pelaksanaan reforma agraria.

1.4.Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Berdasarkan tugas dan fungsi yang diemban, struktur organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut:

(16)

J a n u a r i 2 0 1 6

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dipimpin oleh Direktur TRP yang sekaligus bertindak sebagai Ketua Tim Pelaksana Sekretariat BKPRN dan Koordinasi Strategis RAN. Direktur TRP membawahi 3 (tiga) Sub Direktorat yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Sub Direktorat. Selain itu terdapat Pejabat Fungsional Perencana, Tenaga Administrasi dan Tenaga Pendukung lainnya. Berikut adalah rincian Sumber Daya Manusia dalam organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan.

Tabel 1. Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan No. Jabatan/Posisi Nama Pegawai

1 Plt. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Drs. Oktorialdi, MA, Ph D

2 Fungsional Perencana 1. Ir. Rinella Tambunana, MPA 2. Ir. Nana Apriyana, MT 3. Hernydawaty, SE, ME

3 Administrasi

Staf 1. Sylvia Krisnawati

2. Cecep Saryanto Staf Teknis:

1. Pratiwi Khoiriyah, SS 2. Sukino

4 Sub Direktorat Tata Ruang

Kepala Sub Direktorat Mia Amalia ST, MSI, Ph.D

Staf 1. Aswicaksana, ST, MT, MSc

2. Elmy Yasinta Ciptadi, ST Staf Teknis: Riani Nurjanah, ST

5 Sub Direktorat Pertanahan

Sekretariat

BKPRN

Tim

Koordinasi

Strategis

Sekretariat

RAN

Tenaga Pendukung

(17)

J a n u a r i 2 0 1 6

No. Jabatan/Posisi Nama Pegawai

Kepala Sub Direktorat Uke Mohammad Hussein, S.Si, MPP

Staf Rafflie Noor, S.Si

Staf Teknis: Idham Khalik, S.Si, Msi

6 Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi TRP

Kepala Sub Direktorat Santi Yulianti, SIP, MM

Staf Staf Teknis:

1. Rini Aditya Dewi, S.I.Kom 2. Dwiky Sarahidha, ST

7 Sekretariat BKPRN

Staf Teknis 1. Zaharatul Hasanah, ST 2. Aulia Oktriana Latifiadji, SH 3. Meddy Chandra Himawan 4. Putri Ade Yanita Gogani

8 Tim Koordinasi Strategis Sekretariat RAN

Staf Teknis 1. Gita Nurrahmi, ST 2. Fadiah Adlina Ulfah, ST 3. Edi Setiawan, S.Si 4. Mustanir Afif, ST

9 Tenaga Pendukung

Staf Teknis 1. Sukwad

2. Ujang Supriyatna 3. Maman

4. Mahfudin 5. Widodo

(18)

J a n u a r i 2 0 1 6

2. Kondisi Lingkungan Strategis Direktorat Tata

Ruang dan Pertanahan Tahun 2015

Rencana kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2016 disusun berdasarkan: (i) Isu Strategis bidang Tata Ruang dan Pertanahan dalam RPJMN 2015-2019; (ii) Rencana Strategis Unit Kerja Eselon I Kedeputian Bidang Pengembangan Regional (Renstra Kedeputian Regional) 2015-2019; serta (iii) Rekomendasi dari hasil evaluasi Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan 2015.

2.1. Isu Strategis Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan

Sebagaimana diuraikan dalam RPJPN 2005-2025, arahan bagi pembangunan Bidang Tata Ruang tercantum pada Misi 5 (mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan), yang sekaligus merupakan arahan bagi Bidang Pertanahan, dan Misi 6 (mewujudkan Indonesia asri dan lestari). Kedua misi tersebut bagi pembangunan Bidang Tata Ruang memberi penekanan khusus pada: (i) Keserasian rencana pembangunan dengan RTR; dan (ii) Peran kunci RTR sebagai acuan kebijakan spasial lintas sektor. Dalam RPJPN juga dinyatakan bahwa untuk mencapai kedua hal tersebut, perlu ditingkatkan (i) Kompetensi sumberdaya manusia dan kelembagaan di Bidang Tata Ruang; (ii) Kualitas RTR; dan (iii) Efektivitas penerapan dan penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupun pengendalian pemanfaatan ruang. Kata kunci pembangunan Bidang Tata Ruang pada tahapan ketiga RPJPN, sebagaimana termuat pada RPJMN 2015-2019, adalah “kapasitas kelembagaan penataan ruang yang mantap” dan “ketersediaan infrastruktur yang sesuai rencana tata ruang”.

Sementara itu untuk bidang pertanahan, yang dijabarkan dalam Misi 5 – Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, arah pengelolaan pertanahan meliputi: (i) Penerapan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien dan efektif; (ii) Pelaksanaan penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan demokrasi; (iii) Penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan pelaksanaan land reform, agar masyarakat golongan ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas tanah; (iv) Penyempurnaan sistem hukum dan produk hukum pertanahan melalui inventarisasi peraturan perundang-undangan pertanahan dengan mempertimbangkan aturan masyarakat adat; (v) Peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan; dan (vi) Penyempurnaan kelembagaan pertanahan sesuai dengan semangat otonomi daerah dan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia bidang pertanahan di daerah.

Berdasarkan arahan pembangunan serta kondisi eksisting, isu-isu strategis bidang Tata Ruang dan Pertanahan untuk periode RPJMN 2015-2019 teridentifikasi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1. Bidang Tata Ruang

Di dalam visi dan misi pembangunan nasional, sebagaimana diuraikan dalam RPJPN, dari 8 (delapan) misi yang ada, 2 (dua) misi memberikan arahan bagi pembangunan Bidang Tata Ruang, yaitu misi kelima (mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan) dan misi keenam (mewujudkan Indonesia asri dan lestari). Kedua misi tersebut memberi

(19)

J a n u a r i 2 0 1 6

penekanan khusus pada: (1) keserasian rencana pembangunan dengan RTR; dan (2) peran kunci RTR sebagai acuan kebijakan spasial lintas sektor. Dalam RPJPN juga dinyatakan bahwa untuk mencapai kedua hal tersebut, perlu ditingkatkan (1) kompetensi sumberdaya manusia dan kelembagaan di Bidang Tata Ruang; (2) kualitas RTR; dan (3) efektivitas penerapan dan penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupun pengendalian pemanfaatan ruang.

Dalam pembangunan Bidang Tata Ruang, isu-isu strategis telah teridentifikasi dalam RPJMN 2015-2019:

1. Belum efektifnya pemanfaataan dan pengendalian pemanfaatan ruang

Mempertimbangkan masih ada RTR dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) yang belum selesai, maka tahapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang belum dapat dilaksanakan secara efektif. Salah satu faktor penyebabnya belum seluruh daerah memiliki RTR dan RZWP-3-K adalah belum tersedianya peta berskala besar.

2. Belum efektifnya Penyelenggaraan Penataan Ruang

Permasalahan kelembagaan mencakup masih belum memadainya kualitas, kuantitas dan kompetensi SDM Bidang Tata Ruang, yang berdampak pada cenderung rendahnya kualitas RTR.

3. Belum diacunya Rencana Tata Ruang sebagai acuan pembangunan berbagai sektor Hingga saat ini RTR belum menjadi pedoman bagi pembangunan sektoral. Selain itu, RTR juga belum selaras dengan rencana pembangunan yang menjadi acuan pembiayaan pembangunan.

Untuk menjawab isu strategis tersebut, terdapat 4 (empat) sasaran pembangunan Bidang Tata Ruang Tahun 2015-2019 yang selanjutnya dijabarkan ke dalam indikator output kegiatan. Kegiatan yang dijadikan prioritas Bidang Tata Ruang untuk dipercepat penyelesaiannya Tahun 2016 antara lain:

1. Penyediaan peta skala 1:5000 untuk RDTR yang mutakhir dan sesuai dengan kebutuhan penataan ruang;

2. Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

3. Penyusunan dan Penetapan RDTR di Kawasan Perbatasan Negara; 4. Penyelesaian Rencana Rinci Tata Ruang;

5. Penyusunan Pedoman Kerja PPNS;

6. Penyusunan standarisasi Instansi Penyelenggara Tata Ruang;dan 7. Harmonisasi UU yang berkaitan dengan Bidang Tata Ruang.

Selain itu, terdapat beberapa indikator output kegiatan bidang tata ruang yang erat kaitannya dengan visi, misi, dan program aksi “Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian” yaitu:

1. Memperkuat sistem pertahanan melalui penyusunan peraturan perundangan tentang Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN);

2. Memperkuat jati diri sebagai negara maritim, salah satunya dengan penetapan RTR Laut Nasional;

3. Membangun transparansi dan tata kelola pemerintahan dengan pembangunan sistem informasi tata ruang yang handal;

4. Menjalankan reformasi birokrasi yang dapat mendukung kelembagaan PPNS Bidang Tata Ruang yang Handal;

(20)

J a n u a r i 2 0 1 6

5. Membuka partisipasi publik dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha secara aktif dalam penyelenggaraan penataan ruang; serta

6. Mewujudkan kedaulatan pangan dengan integrasi perencanaan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) dengan RTR Wilayah Provinsi yang diamanatkan oleh UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan peraturan turunannya.

Kegiatan bidang tata ruang tersebut akan dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, BNPB, BIG, LAPAN, dan Kementerian Pertanian. Sub Direktorat Tata Ruang akan mengawal percepatan penyelesaiannya di Tahun 2016.

2.1.2. Bidang Pertanahan

Berkenaan dengan pengelolaan Bidang Pertanahan, terdapat isu-isu strategis sebagai berikut:

Jaminan Kepastian Hukum Hak Masyarakat Atas Tanah

Jaminan kepastian hukum hak masyarakat atas tanah masih menjadi isu utama, manakala faktor-faktor utama yang mempengaruhi kondisi kepastian hukum hak atas tanah belum dapat diperbaiki secara signifikan. Faktor-faktor dimaksud, antara lain adalah rendahnya cakupan peta dasar pertanahan (23,26 persen), rendahnya jumlah bidang tanah yang telah bersertipikat (51,8 persen), rendahnya kepastian batas kawasan hutan dan non hutan (49,96 persen), rendahnya tingkat penyelesaian kasus pertanahan, dan rendahnya penetapan batas tanah adat/ulayat (hingga saat ini baru 1 (satu) tanah adat/ulayat yang ditetapkan yaitu Tanah Adat Badui, Provinsi Banten). Saat ini, bila terjadi sengketa pertanahan antara dua pihak atau lebih dan tidak dapat diselesaikan melalui musyarawah, maka penyelesaian sengketa dapat dilakukan secara litigasi dengan berperkara di pengadilan. Diperoleh fakta ada beberapa jenis pengadilan yang berbeda dengan kemungkinan keputusan pengadilan yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan kepastian hukum masyarakat terhadap hak atas tanah tidak dapat terjamin bahkan oleh lembaga peradilan yang ada.

Ketimpangan Penguasan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) serta Kesejahteraan Masyarakat

Ketimpangan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah (P4T) masih menjadi masalah, terlihat dari luas wilayah darat nasional di luar kawasan hutan seluas 65 juta Ha, hanya sekitar 39,6 juta Ha yang dikuasai oleh petani. Sensus pertanian 2013 menunjukkan, 26,14 juta rumah tangga tani hanya menguasai lahan rata-rata 0,89 hektar (Ha) dan 14,25 juta rumah tangga tani hanya mengusai lahan kurang dari 0,5 Ha per keluarga. Meskipun secara menerus telah diupayakan redistribusi tanah dari berbagai sumber tanah, namun disadari bahwa sumber tanah untuk kegiatan redistribusi hanya tinggal berasal dari tanah terlantar dan pelepasan tanah hutan. Sepanjang tahun 2004 hingga tahun 2013 hanya berhasil ditetapkan seluas 68.953,21 hektar tanah terlantar.

Dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi petani amat miskin, disadari bahwa pemberian sebidang tanah melalui kegiatan redistribusi tanah belum dapat efektif meningkatkan kesejahteraannya sehingga perlu dilengkapi dengan pemberian bantuan lain yang dapat meningkatkan kemampuan penerima bidang tanah dalam mengolah dan memanfaatkan bidang tanah tersebut. Terkait dengan hal

(21)

J a n u a r i 2 0 1 6

tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN tidak memiliki program dan kegiatan pemberdayaan. Sementara K/L lainnya memiliki program pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan sebagai bantuan pendukung redistribusi tanah.

Kinerja Pelayanan Pertanahan

Upaya terus menerus yang dilakukan Pemerintah dalam memperbaiki kinerja pelayanan pertanahan, antara lain adalah dengan membangun dan mengembangkan sistem informasi manajemen pertanahan nasional (Simtanas). Sepanjang tahun 2010-2014 telah dikembangkan aplikasi sistem informasi pertanahan pada seluruh Kantor Wilayah Pertanahan. Namun demikian tetap dirasakan bahwa pelayanan pertanahan belum optimal.

Kemudian, teridentifikasi bahwa kurangnya kinerja pelayanan pertanahan karena masyarakat harus menunggu cukup lama untuk dapat menyelesaikan pelayanan pertanahannya sebagai akibat kurangnya jumlah Juru Ukur Pertanahan. Data tahun 2014 menunjukkan komposisi perbandingan Juru Ukur pada keseluruhan pegawai Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN hanya mencapai 15 persen atau 3.013 orang untuk melayani pelayanan pertanahan di seluruh Indonesia. Sementara keseluruhan jumlah pegawai BPN tahun 2014 berjumlah 19.493 orang. Kondisi yang demikian menunjukkan adanya proporsi yang tidak seimbang antara juru ukur pertanahan dan non juru ukur sehingga memengaruhi kinerja pelayanan pertanahan menjadi tidak optimal.

Ketersediaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Ketersediaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum menjadi permasalahan bidang pertanahan terlihat dari pembebasan tanah yang berlarut-larut dan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. UU No. 2/2012 tentang Pengadaaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Perpres No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dan Perpres No. 40/2014 tentang Perubahan Perpres No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, serta perangkat hukum turunannya, memberi kepastian dari sisi waktu pengadaan melalui pembatasan waktu maksimal pengadaan tanah. Namun demikian, peraturan tersebut belum dapat mengantisipasi permasalahan kepastian dari sisi perencanaan dan penganggaran pengadaan tanah.

Dalam rangka mendukung visi, misi dan program aksi “Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”, isu strategis utama bidang pertanahan terkait erat dengan agenda Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya dengan menjamin kepastian hukum hak kepemilikan tanah dan melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat.

Agenda lain yang terkait dengan bidang pertanahan adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui komitmen untuk implementasi reforma agraria melalui: (i) Pendistribusian aset terhadap petani melalui distribusi hak atas tanah petani melalui land reform dan program kepemilikan lahan bagi petani dan buruh tani; menyerahkan lahan sebesar 9 juta Ha; (ii) Peningkatan akses petani gurem terhadap kepemilikan lahan pertanian dari rata-rata 0,3 Ha menjadi 2,0 Ha per KK tani, dan pembukaan 1 juta Ha lahan pertanian kering di luar Jawa dan Bali.

(22)

J a n u a r i 2 0 1 6

Selain itu, bidang pertanahan juga berkaitan erat dengan berbagai agenda pembangunan lainnya, termasuk di dalamnya agenda: (i) Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya melalui pengelolaan pelayanan Teknologi Informasi dan Komputerisasi (TIK) dalam pelayanan pertanahan untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas; (ii) Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik melalui perbaikan proporsi penerimaan SDM Juru Ukur Pertanahan untuk perbaikan kualitas pelayanan publik; dan (iii) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.

2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan

Berdasarkan penetapan kinerja Dit. TRP Tahun anggaran 2015, arah kebijakan Kedeputian Regional diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional yang berkaitan dengan pendekatan kewilayahan. Kebijakan tersebut dilakukan melalui strategi di dalam organisasi (internal) dan keluar organisasi (eksternal) Kedeputian Regional. Pada lingkup Kedeputian Regional akan dilaksanakan Program Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas utama Kementerian PPN/Bappenas dalam proses perencanaan, pemantauan, evaluasi, kajian dan koordinasi kebijakan pembangunan.

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sebagai salah satu Unit Kerja Eselon (UKE) II pada lingkup Kedeputian Regional turut melaksanakan Program Perencanaan Pembangunan Nasional melalui kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Pendanaan/Penganggarannya, baik antarwaktu, sektor, wilayah maupun antartingkat/fungsi pemerintahan. Kegiatan tersebut mencakup komponen-komponen koordinasi pelaksanaan perencanaan pembangunan nasional, pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan nasional, dan evaluasi atas pelaksanaan rencana pembangunan nasional dan kajian serta evaluasi kebijakan pembangunan sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan/atau perumusan kebijakan pembangunan.

Berikut uraian sasaran strategis dan indikator kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang masih berdasarkan Renstra Kedeputian Regional Tahun 2015.

Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun Anggaran 2016

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA DIT. TRP TARGET

1. Tercapainya perencanaan yang terintegrasi, sinkron dan sinergis antardaerah, antarruang, antar-waktu, antarfungsi pemerintah dengan penganggarannya Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

% kesesuaian antara muatan RKP 2015 dengan RPJMN 2015-2019 Bidang TRP

100% % kesesuaian muatan Rencana Kerja

Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2015 dengan RKP 2015 Bidang TRP

80%

% kesesuaian rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L) 2015 Bidang TRP dengan target dan sasaran RKP 2015

50%

2. Terlaksananya program program pembangunan Bidang Tata Ruang dan

% kesesuaian kajian pendukung perencanaan, pemantauan, evaluasi dengan lingkup Bidang TRP

(23)

J a n u a r i 2 0 1 6

Pertanahan sesuai dengan rencana

% program atau kegiatan di dalam RKP 2015 yang dipantau dan tahun sebelumnya yang dievaluasi untuk lingkup Bidang TRP

60% 3. Meningkatnya peran Kementerian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya

% dokumen perencanaan atau pelaporan lainnya yang disetujui/disepakati oleh pemberi tugas (Presiden, Wapres, Menko)

100%

% K/L/P yang menindaklanjuti program-program penugasan khusus lingkup Bidang TRP

50%

Sumber: Penetapan Kinerja Dit. TRP Tahun Anggaran 2015

2.3. Hasil Evaluasi Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan Tahun 2015

Berdasarkan hasil evaluasi Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melaksanakan beberapa kegiatan strategis dengan capaian sebagai berikut:

a. Penyusunan RPJMN 2015-2016 dan RKP 2016 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; b. Tersusunnya laporan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan program pembangunan

bidang tata ruang dan pertanahan;

c. Koordinasi Bidang Tata Ruang untuk Penyediaan Peta Skala 1:5.000.

d. Penyusunan Materi Teknis Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan;

e. Pelaksanaan kegiatan Anugerah Pangripta Nusantara Tahun 2015; f. Penyepakatan target sertipikasi tanah lintas K/L tahun 2015;

g. Tersusunnya laporan kajian dan roadmap pembentukan bank tanah;

h. Pengembangan Knowledge Management (KM) di lingkungan Deputi Bidang Regional

i. Tersusunnya Laporan BKPRN 2009-2014 dan Laporan Semester I tahun 2015; j. Review kelembagaan koordinasi penataan ruang nasional;

k. Penyusunan kajian pembelajaran penyelarasan implementasi UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; l. Pelaksanaan fasilitasi dan mediasi terkait i)Implikasi UU Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah terhadap Penataan Ruang; ii)Penyusunan RDTR Kawasan Industri Prioritas (KIP) dan sekitarnya; dan iii)Penyiapan substansi Rakernas BKPRN 2015.

Atas berbagai capaian strategis yang telah diraih, realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan pada tahun 2015 menyerap 99,46% dari alokasi anggaran atau sejumlah Rp. 3.968.759.335,- (tiga milyar sembilan ratus enam puluh delapan juta tujuh ratus lima puluh sembilan ribu tiga ratus tiga puluh lima rupiah) dari total pagu Rp. 4.019.630.000,- (empat milyar sembilan belas juta enam ratus tiga puluh ribu rupiah). Uraian sasaran strategis, indikator kinerja, target, pencapaian Direktorat dan setiap unit kerja, serta kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015, tertuang dalam tabel berikut.

(24)

Tabel 2 Pencapaian Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015

No Sasaran Indikator Target (%) Pencapaian IKU (%) Kegiatan Dit. TRP Sub Direktorat/Sekretariat Tata Ruang Pertana

han Infosos BKPRN RAN

1 Tercapainya perencanaan yang terintegrasi, sinkron dan sinergis antardaerah, antarruang, antar-waktu, antarfungsi pemerintah dengan penganggarannya

1 % kesesuaian antara muatan RKP 2015 dengan RPJMN 2015-2019

100 100 100 100 - - - Koordinasi

penyusunan

perencanaan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

2 % kesesuaian muatan Renja K/L 2015 dengan RKP 2015

80 50% 50% 50% - - -

3 % kesesuaian rancangan RKA K/L 2015 dengan target dan sasaran RKP 2015

50 60% 30% 30% - - -

4 % kesesuaian kajian pendukung perencanaan, pemantauan, evaluasi dengan lingkup Bidang TRP

100 100 100 100 100 - 100 a) Penyusunan

kajian Bidang Tata Ruang dan Pertanahan b) Pengembangan Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) Bidang TRP c) Koordinasi Strategis Sekretariat RAN 2 Terlaksananya program program pembangunan Bidang TRP sesuai dengan rencana

(25)

No Sasaran Indikator Target (%) Pencapaian IKU (%) Kegiatan Dit. TRP Sub Direktorat/Sekretariat Tata Ruang Pertana

han Infosos BKPRN RAN

5 % program atau kegiatan di dalam RKP tahun 2014 yang dipantau dan tahun 2013 yang dievaluasi lingkup Bidang TRP

60 100 100 100 - - - Pemantauan dan evaluasi pembangunan 3 Meningkatnya peran Kementerian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebijakan pembangunan nasional lainnya

7 % dokumen perencanaan atau pelaporan lainnya yang disetujui/disepakati oleh pemberi tugas (Presiden, Wapres, Menko) 100 100 - - - 100 - Koordinasi strategis Sekretariat BKPRN 8 % K/L/P yang menindaklanjuti program-program penugasan khusus Bidang TRP 50 50 - - - 50 -

(26)

J a n u a r i 2 0 1 6

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015, direkomendasikan beberapa langkah, sebagai berikut:

1. Terkait penyusunan RPJMN 2015-2019 dan RKP 2017, perlu disusun SOP komunikasi antarbidang dalam bentuk Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas dalam rangka mensinergikan kegiatan antarbidang;

2. Dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) K/L, perlu penyesuaian kriteria penetapan dana dekonsentrasi sehubungan dengan terbentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN) sebagai mitra kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan;

3. Dalam rangka pengawalan Bappenas terhadap implementasi RPJMN 2015-2019 dan RKP 2016, perlu mekanisme penyampaian hasil kesepakatan pembahasan anggaran oleh DPR RI dan K/L kepada Bappenas;

4. Berkenaan dengan adanya ketidaksesuaian antara indikator output dengan target pencapaian, diperlukan pembahasan dan kesepakatan dengan Kementerian ATR/BPN terutama untuk nomenklatur dan indikator target yang akan digunakan bagi kegiatan prioritas;

5. Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, diharapkan kegiatan evaluasi RKP 2015 dan pemantauan RKP 2016 dapat dilaksanakan setiap triwulanan dengan catatan SOTK Kementerian ATR/BPN telah selesai;

6. Perlunya koordinasi intensif antara Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Kementerian Agraria Tata Ruang/BPN untuk penyediaan peta skala 1:5.000 sesuai roadmap penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang disusun oleh Kementerian Agraraia Tata Ruang/BPN;

7. Pelaksanaan Knowledge Management (KM) pada lingkup Kedeputian Pengembangan Regional dengan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sebagai koordinator dalam melakukan pengintegrasian berbagai kumpulan data dan informasi lingkup Kedeputian Pengembangan Regional yang berbasis tupoksi (perencanaan, koordinasi, evaluasi, monitoring kajian dan penugasan lainnya).

8. Diharapkan pembahasan kelembagaan koordinasi penataan ruang nasional (BKPRN) dapat diselesaikan tahun 2016. Hal ini mengingat perlunya kepastian hukum dan eksistensi kelembagaan penataan ruang baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, peran Kementerian ATR/BPN juga perlu dioptimalkan sehingga mampu menjawab permasalahan penataan ruang yang terjadi.

Selain itu dilakukan peninjauan terhadap keterkaitan Sub-output, Indikator Kinerja Utama Kedeputian Regional, Indikator Kinerja Kunci Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, serta komponen kegiatan. Hasil peninjauan tersebut disajikan pada tabel berikut.

(27)

Tabel 3 Keterkaitan Sub-output, IKU, IKK, dan Komponen Kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2015

KEGIATAN : Perencanaan Pembangunan terkait Lingkup Tata Ruang dan Pertanahan

OUTPUT : Dokumen Rancangan Rencana Pembangunan Nasional terkait Lingkup Tata Ruang dan Pertanahan

NO SUB-OUTPUT INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) KOMPONEN KEGIATAN 1 Rancangan Rencana

Pembangunan Tahunan RKP Lingkup Tata Ruang dan Pertanahan

Persentase (%) kesesuaian muatan Renja K/L 2015 dengan RKP 2015

Persentase (%) kesesuaian antara Renja K/L dengan RKP Bidang Tata Ruang dan

Pertanahan Sinkronisasi RPJMN 2015-2019

dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria Tahun 2016

Persentase (%) kesesuaian rancangan RKA K/L 2015 dengan target dan sasaran RKP 2015

Persentase (%) kesesuaian antara RKA K/L dengan RKP Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

- Persentase (%) program atau kegiatan di dalam RKP tahun berjalan yang dipantau dan tahun sebelumnya yang dievaluasi Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria

2 Rancangan

Kebijakan untuk Mendukung RPJMN bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Persentase (%) kesesuaian antara muatan RT-RPJMN 2015-2019 dengan RPJPN 2005-2025

Persentase (%) kesesuaian antara muatan RPJMN dengan RPJPN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Koordinasi Penyelesaian RPJMN 2015-2019 dan Penelaahan Renstra K/L Mitra Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

- Persentase (%) kesesuaian Renstra K/L dengan RPJMN Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

-

Persentase (%) kesesuaian kajian pendukung perencanaan, pemantauan, evaluasi Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Kajian Penyusunan Materi Teknis Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

- Koordinasi Strategis Reforma Agraria

Nasional (RAN)

- Pemantapan dan Sosialisasi Sistem

(28)

NO SUB-OUTPUT INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU) INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK) KOMPONEN KEGIATAN

dan Pertanahan dalam Lingkup Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otda

3 Rancangan Pelaksanaan

Koordinasi Strategis Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

Persentase (%) dokumen perencanaan atau pelaporan lainnya yang disetujui/disepakati oleh pemberi tugas (Presiden, Wapres, Menko)

Persentase (%) kesesuaian rencana kerja Sekretariat BKPRN dengan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015

Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN

Persentase (%) K/L/P yang menindaklanjuti program-program penugasan khusus Bidang TRP

Persentase (%) K/L/P yang menindaklanjuti kegiatan dalam agenda kerja BKPRN 2014-2015

(29)

J a n u a r i 2 0 1 6

(30)

J a n u a r i 2 0 1 6

3. Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan Tahun 2016

Secara garis besar, fokus kegiatan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan pada tahun 2016 meliputi: (i) Penyusunan RKP 2017 termasuk perencanaan anggaran K/L mitra; (ii) Pelaksanaan kegiatan pemantauan RKP 2016 dan evaluasi RKP 2015; (iii) Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan (Lampid); dan (iv) Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015. Berikut adalah uraian Rencana Kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2016 yang secara detail telah disiapkan oleh masing-masing Sub Direktorat, Sekretariat BKPRN dan Sekretariat RAN.

3.1. Penyusunan RKP Tahun 2017

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) merupakan salah satu amanat UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunana Nasional (UU SPPN). RKP 2016 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan RPJMN 2015-2019. Kementerian PPN/Bappenas (c.q Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan) berkoordinasi dengan Mitra Kerja K/L yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk menyusun RKP 2016 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Koordinasi dengan mitra K/L dimaksudkan untuk menyusun kerangka awal isu strategis dan permasalahan, serta program dan kegiatan yang akan menjadi prioritas dalam RKP 2016.

Secara umum, penyusunan RKP 2016 dimulai dengan penyusunan rancangan awal dengan didahului evaluasi singkat mengenai pelaksanaan program dan kegiatan bidang tata ruang dan pertanahanpada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, kecenderungan (tren) pencapaian pembangunan bidang tata ruang dan pertanahan serta arahan RPJPN 2005–2025 dan RPJMN 2015–2019. Output yang diharapkan dari pelaksanaan koordinasi ini adalah tersusunnya program maupun kegiatan prioritas bidang tata ruang dan pertanahan pada Tahun 2016.

Secara pararel akan dilakukan pula penyusunan APBN-P 2015 yang direvisi berdasarkan struktur Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang baru terbentuk dan juga untuk mengakomodasi prioritas program pemerintah baru. Selain itu juga akan dilakukan pembahasan RKA-K/L 2016 setelah ditetapkannya RKP 2016. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun dokumen RKA-K/L dan memastikan bahwa target yang tertuang dalam RKP 2016 sesuai dengan target di dalam RKA-KL 2016. Secara keseluruhan kegiatan tersebut melibatkan tiga pihak yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Bappenas.

Tabel 4 Rencana Kerja Penyusunan RKP Tahun 2016 No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 Penyusunan RKP 2017 Tersusunnya RKP 2017 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

(31)

J a n u a r i 2 0 1 6

No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2.1 Penulisan draftt rancangan awal RKP 2017

Tersusunnya rencana program dan kegiatan bidang tata ruang dan pertanahan 2.2 Pembahasan bilateral meeting RKP 2017 dengan Deputi Pendanaan Pembangunan Bappenas Tersusunnya program maupun kegiatan prioritas bidang tata ruang dan pertanahan

2.3 Penyepakatan usulan inisiatif baru dalam RKP Penyempurnaan draftt RKP 2017 2.4 Trilateral meeting dengan Kementerian ATR/BPN Tercapainya kesepahaman

substansi program dan prioritas bidang 2.5 Musrenbangnas 2014 Tersusunnya dokumen trilateral desk 2.6 Finalisasi rancangan RKP 2016 Tersusunnya dokumen RKP 2017 2.7 Penelaahan RKA-K/L Kementerian Agraria dan Tata Ruang

Tersusunnya dokumen RKA-K/L

3.2. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan diperlukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai permasalahan pelaksanaan rencana pembangunan masing-masing bidang. Kegiatan pemantauan menelaah pencapaian sasaran kegiatan dan penyerapan anggaran sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam PP No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan. Pada tahun 2016, dengan telah terbitnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, perlu dilakukan pemantauan tahunan terhadap RPJMN termasuk penyusunan dan penetapan indikator kegiatan pemantauan dan evaluasi untuk RPJMN 2015-2019.

Kegiatan pemantauan juga dilaksanakan dalam rangka memahami dinamika permasalahan dan isu-isu tematik Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reforma Agraria. Untuk itu dibutuhkan informasi mengenai implementasi Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang, implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan RTR Pulau di daerah, kesesuaian pemanfaatan ruang dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), konflik pemanfaatan ruang antarsektor, peran RTRW dalam proses pemberian izin, tingkat pencapaian program penyelenggaraan penataan ruang dan program pengelolaan pertanahan

(32)

J a n u a r i 2 0 1 6

nasional, kesiapan kelembagaan dalam pengendalian tata ruang di daerah, dan informasi terkait lainnya.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk: (i)Menelaah pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015; (ii)Mengkaji pembelajaran implementasi RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015; (iii) Mengukur pencapaian pelaksanaan Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reformasi Agraria tahun 2015 yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, termasuk pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi di daerah; (iv) Penyempurnaan indikator outcome Bidang Reforma Agraria dan indikator outcome Bidang Tata Ruang untuk pemantauan dan evaluasi implementasi RPJMN 2015-2019; dan (v) Menjaring informasi mengenai perkembangan isu tata ruang dan pertanahan.

Tabel 5 Rencana Kerja Pemantauan dan Evaluasi

No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 Pemantauan dan Evaluasi Tersusunnya Laporan Pemantauan dan Evaluasi 3.1 Rapat Teknis Internal Terlaksananya pertemuan tingkat teknis sebagai persiapan pelaksanaan rapat koordinasi dengan mitra K/L baik dari substansi maupun teknis pelaksanaan pertemuan 3.2 Rapat Koordinasi Bersama mitra K/L Tercapainya Kesepakatan Substansi Monitoring dan Evaluasi 3.3 Pengumpulan data primer: FGD, Kunjungan Lapangan, dan uji coba indikator outcome Terhimpunnya hasil evaluasi terhadap capaian sasaran RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015 serta pembelajarannya; pencapaian pelaksanaan Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Reformasi Agraria Tahun 2015, Hasil uji coba

(33)

J a n u a r i 2 0 1 6

No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

penggunaan indikator outcome Bidang Tata Ruang, Tersusunnya indikator outcome Bidang Reforma Agraria, dan terjaringnya isu-isu tata ruang dan pertanahan. 3.4 Penyusunan Laporan Pemantauan dan Evaluasi Tersusunnya Laporan Pemantauan dan Evaluasi

3.3. Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan

Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden RI akan disampaikan pada Sidang Paripurna DPR, DPD pada tanggal 16 Agustus 2016. Pidato tersebut menyampaikan progress capaian pembangunan nasional sampai dengan Juni 2016. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan menyusun Lampiran Pidato Presiden Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Adapun rencana kerja penyusunan lampiran pidato tersebut meliputi penyampaian surat permohonan data dan informasi bidang tata ruang dan pertanahan kepada mitra K/L (Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN), pengumpulan data dan penyusunan narasi lampiran pidato. Berikut rencana kerja penyusunan lampiran pidato dimaksud.

Tabel 6 Rencana Kerja Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan

No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 Penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan Tersusunnya Bahan Lampiran Pidato kenegaraan 4.1 Penyampaian surat ke mitra K/L untuk permintaan data Surat permintaan data 4.2 Pengumpulan data dan informasi Data terkait realisasi program dan kegiatan 4.3 Finalisasi Lampiran Pidato Bahan Lampiran Pidato

(34)

J a n u a r i 2 0 1 6

3.4. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016

Melanjutkan kegiatan evaluasi penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian PPN/Bappenas tahun 2015, Subdit Informasi dan Sosialisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan menjadi koordinator penyusunan Laporan Kinerja (LKj) 2015 Kedeputian Bidang Pengembangan Regional di tahun 2016 dan Lkj 2015 bidang tata ruang dan pertanahan. Review dan evaluasi LKj 2015 dilakukan pada awal Januari sampai dengan Maret 2016. Untuk Lkj 2016 akan direview dan dievaluasi pada tahun 2017.

Tabel 7 Rencana Kerja Penyusunan LKj Tahun 2015 No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 5.1 Penyusunan LKj

2016

Tersusunnya LKj bidang tata ruang tahun 2016

3.5. Rencana Kerja Subdit Tata Ruang

Berdasarkan hasil evaluasi pada tahun 2015 dan berdasarkan IKU yang harus dicapai pada Tahun 2016, maka kegiatan yang akan dilakukan oleh Sub Direktorat Tata Ruang adalah i) Penyusunan RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang, ii) Perencanaan Anggaran K/L Tahun 2017 Bidang Tata Ruang, iii) Pemantauan RKP Tahun 2016 dan Evaluasi RKP Tahun 2015Bidang Tata Ruang; iv) Koordinasi Bidang Tata Ruang Tahun 2016; dan v) Penyusunan Buku Profil Tata Ruang Provinsi.

3.5.1. Penyusunan RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Penyusunan RKP Tahun 2017 merupakan penyusunan rencana kerja pemerintah di tahun ketiga dari pelaksanaan RPJMN 2015-2019. Penyusunan RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang dilakukan berkoordinasi dengan 2 (dua) Direktorat Jenderal di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN yaitu Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Koordinasi dilakukan untuk menyusun rancangan awal isu strategis dan permasalahan agar dapat menentukan program dan kegiatan yang menjadi prioritas RKP 2017 dalam rangka menjawab isu dan permasalahan Bidang Tata Ruang tersebut. Secara umum, penyusunan RKP 2017 dimulai dengan evaluasi singkat mengenai pelaksanaan program pada Tahun 2015 yang telah berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga mitra Direktorat TRP yaitu Kementerian Agraria dan Tata Ruang, selain itu juga melibatkan K/L yang juga mendukung kinerja Bidang Tata Ruang Tahun 2017 yaitu KKP, BIG, Lapan, Kemdagri, BNPP, BNPB, dan Kemhan (kordinasi dilakukan dalam mendukung pencapaian target RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang). Output dari kedua kegiatan tersebut akan dihasilkan rancangan awal RKP Tahun 2017 terdiri dari program maupun kegiatan prioritas bidang tata ruang pada Tahun 2017.

(35)

J a n u a r i 2 0 1 6

Tabel 8 Rencana Kerja RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Penyusunan RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang Tersusunnya RKP Tahun 2017 Bidang Tata Ruang

1.1 Input dari evaluasi RKP 2015

Teridentifikasinya isu strategis yang harus diselesaikan pada tahun 2016

1.2 Koordinasi dengan berbagai subdit mitra kerja terkait (KKP, BIG, Lapan, Kemdagri, BNPP, BNPB, Kemhan, BPN) Mendapatkan status kemajuan pelaksanaan Agenda yang terkait RPJMN 2015-2019 1.3 Penulisan Rancangan Awal RKP Tersusunnya Rancangan Awal RKP 1.4 Rakorbangpus Terlaksananya Rakorbangpus 1.5 Penyiapan bahan Tersusunnya Bahan 1.6 Pramusrenbangnas Terselenggaranya Pramusrenbangnas 1.7 Musrenbangnas Terselenggaranya Musrenbangnas 1.8 Penulisan Rancangan Akhir RKP Tersusunnya Rancangan Akhir RKP 1.9 Penulisan Laporan Kegiatan Tersusunya Laporan Kegiatan

3.5.2. Perencanaan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2016 Bidang Tata Ruang

Kegiatan Perencanaan Anggaran K/L Tahun 2016 Bidang Tata Ruang terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu i) Penelaahan Renja K/L; ii) Penelaahan RKA K/L; dan Pembahasan APBN-P Tahun 2016. Pada kegiatan Penelaahan Renja K/L dan Penelaahan RKA K/L Sub Direktorat Tata uang akan menyusun rekomendasi perbaikan Renja K/L dan RKA K/L dalam rangka penyesuaian dengan RKP Tahun 2017.

(36)

J a n u a r i 2 0 1 6

Tabel 9 Rencana Kerja Perencanaan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2016 Bidang Tata Ruang

No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2. Perencanaan Anggaran K/L Tahun 2016 Bidang Tata Ruang 2.1 Penelaahan Renja K/L  Tersusunnya rekomendasi untuk perbaikan Renja K/L  Kesesuaian Renja K/L dengan RKP 2017 2.2 Penelaahan RKA K/L  Tersusunnya rekomendasi untuk Perbaikan RKA K/L  Kesesuaian RKA K/L dengan RKP 2017 2.3 Pembahasan APBN-P 2016 Tersusunnya rekomendasi untuk perbaikan APBN-P 2016

3.5.3. Pemantauan dan Evaluasi Bidang Tata Ruang

Permasalahan pelaksanaan rencana pembangunan bidang tata ruang diidentifikasi melalui kegiatan pemantauan. Kegiatan pemantauan dilakukan melalui penelaahan pencapaian sasaran kegiatan dan penyerapan anggaran sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam PP No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan. Kegiatan pemantauan juga dilaksanakan dalam rangka memahami dinamika permasalahan dan isu-isu tematik Bidang Tata Ruang. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan pemantauan: i) pengumpulan data sekunder dan pemantauan langsung kegiatan K/L; ii) Pemantauan dana dekonsentrasi ke Provinsi; iii) penyusunan laporan pemantauan.

Kegiatan evaluasi bertujuan untuk: (i) Menelaah pencapaian sasaran RPJMN 2015-2019 dan RKP 2015; (ii) Mengukur pencapaian pelaksanaan Prioritas Nasional dan Prioritas Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang tahun 2015 yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, termasuk pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi di daerah; (iii) Menjaring informasi mengenai perkembangan isu tata ruang.

Data dari kegiatan pemantauan dan evaluasi dijadikan bahan untuk menyusun Lampiran Pidato Presiden Tahun 2016.

Tabel 10 Rencana Kerja Pemantauan dan Evaluasi Bidang Tata Ruang No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3 Pemantauan dan Evaluasi Bidang Tata Ruang Terselenggaranya kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Bidang Tata Ruang

(37)

J a n u a r i 2 0 1 6 3.1 Pengumpulan data evaluasi dari K/L dan provinsi untuk dana dekonsentrasi  Teridentifikasinya dana dekonsentrasi dari K/L dan Provinsi 3.2 Evaluasi RKP 2015  Terlaksananya Evaluasi RKP 2015 3.3 Penulisan Lampiran Pidato  Tersusunnya Lampiran Pidato Presiden 3.4 Pengumpulan data sekunder pemantauan dan pemantauan langsung kegiatan K/L Terkumpulnya data sekunder 3.5 Pemantauan dana dekonsentrasi ke provinsi Terlaksananya pemantauan dana dekonsentrasii 3.6 Penyusunan laporan pemantauan dan evaluasi Tersusunnya laporan

3.5.4. Koordinasi Bidang Tata Ruang

Koordinasi Bidang Tata Ruang merupakan kegiatan selaku anggota Tim Pelaksana Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) yang dilakukan selama tahun 2016 dengan sub kegiatan yaitu penyusunan paparan sebagai narasumber dalam rapat, penyusunan masukan/bahan dalam rapat, dan keikutsertaan dalam rapat.

Tabel 11 Rencana Kerja Koordinasi Bidang Tata Ruang No KEGIATAN TARGET TAHUN 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 Koordinasi Bidang Tata Ruang Tersusunnya paparan, masukan/bahan, dan keikutsertaan dalam rapat

4.1 Pokja 1 Masukan untuk perbaikan rancangan peraturan perundangan dan persetujuan substansi RTR

4.2 Pokja 2 Masukaan untuk evaluasi Perda dan perbaikan kelembagaan RTR 4.3 Pokja 3 Masukan untuk kajian

perencanaan dan programming BKPRN 4.4 Pokja 4 Masukan untuk resolusi

konflik pemanfaatan ruang nasional

Gambar

Tabel  1.  Struktur Organisasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan
Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan  Tahun Anggaran 2016
Tabel 2  Pencapaian Kinerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2015
Tabel 5 Rencana Kerja Pemantauan dan Evaluasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel data nilai psikomotorik di atas, didapat pejudo yang memperoleh nilai ≥ 80% (sangat baik) adalah 20 orang dan nilai 60- 79 (baik) adalah 10 orang dan

Latar Belakang: Overweight dan obesitas yang keduanya didefinisikan sebagai kelebihan berat badan, secara umum merupakan keadaan kegemukan dengan perbedaan tingkatan

Ketika melihat pada pembahasan Terpidana Hukuman percobaan, dalam UU No.10/2016 Pilkada Pasal 7 ayat (2) huruf g berbunyi ― Tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan

Mulai timbul katarak akibat degenerasi lensa Belum menyerap cairan mata ke dalam lensa Kekeruhan ringan dalam lensa, tajam penglihatan belum terganggu..

juga harus berdasarkan prinsip-prlnsip keadilan memiliki hak yang sama dengan generasi yang sekarang untuk menikmati lingkungan yangsama." Hak untuk menikmati lingkungan yang

Mereka yang menolak konsep ini (adnan dan Gaffakin 1997) beralasan bahwa semua makhluk adalah fana (tidak dapat hidup selamanya) dan hanya Allah yang akan terus

Obyek penelitian adalah variabel yang diteliti yang terdapat dalam tema penelitian Pengaruh Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial Terhadap Pajak

Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 2005-2025 Tahun 2006 yang memberikan landasan akademik terhadap 6 (enam) bidang fokus pembangunan IPTEK,