• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PENGESAHAN. : Laporan Praktek Kerja Lapang PT Idec Abadi Wood. Industries Tarakan Kalimantan Timur. Penguji I,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALAMAN PENGESAHAN. : Laporan Praktek Kerja Lapang PT Idec Abadi Wood. Industries Tarakan Kalimantan Timur. Penguji I,"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang PT Idec Abadi Wood Industries Tarakan Kalimantan Timur

Nama : Darwis Rio Ariessandy

Nim : 100500052

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik pertanian negeri samarinda

Ir. Syafi’i. MP

NIP. 196806101995121001

Lulus ujian Pada Tanggal:

Pembimbing,

Ir. Taman Alex, MP NIP. 196012121989031008

Penguji II,

Ir. JokoPrayitno, MP NIP. 197508081999032002 Penguji I,

Ir. Abdul KadirYusran NIP. 195407101987031003

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhannahuwata’ala, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerjalapangan (PKl) di PT Idec Abadi Wood Industries kotaTarakan Kalimantan Timur.

Dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang (PKL) ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan material maupun moril dalam menyelesaikan studi dan laporan penyusunan laporan praktek kerja lapang (PKL), serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Bapak Ir. Syafii, MP selaku ketua program studiTeknologi Hasil Hutan

4. Bapak Ir. Taman Alex, MP selaku dosen pembimbing

5. Bapak Ir. Yusdiansyah selaku dosen pengantar praktek kerja lapang (PKL) 6. Kepala bagian dan seluruh staff/karyawan yang telah membantu kami selama

proses kegiatan praktek kerja lapang di PT idec Abadi Wood Industries 7. Serta seluruh teman-teman angkatan 2010

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan laporan praktek kerja lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan, tetapi besar harapan penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi pembaca

Samarinda, Mei 2013

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL ...

vi

DAFTAR LAMPIRAN ...

vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

1

B. Tujuan PKL ... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Manajemen Perusahaan dan Ketenaga kerjaan ... 4

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang ... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) A. Proses Pembuatan kayu lapis (Plywood) ... 7

1. Persiapan Bahan Baku ... 7

a. Tujuan ... 7

b. Dasar Teori ... 7

c. Alat dan Bahan ... 8

d. Prosedur Kerja ... 8

e. Hasil yang dicapai... 9

f. Pembahasan ... 9

2. Pembuatan Vinir ... 9

a. Tujuan ... 9

b. Dasar Teori ... 9

c. Alat dan bahan... 11

d. Prosedur kerja... 11

e. Hasil yang dicapai... 12

f. Pembahasan ... 12

3. Pengeringan Vinir (Drying) ... 12

a. Tujuan ... 13

b. Dasar teori ... 13

c. Alat dan bahan... 14

(4)

Halaman

e. Hasil yang dicapai... 14

f. Pembahasan ... 15

4. Perbaikan Vinir (Repair) ... 15

a. Tujuan ... 15

b. Dasar teori ... 15

c. Alat dan bahan... 18

d. Prosedur kerja... 19

e. Hasil yang dicapai... 19

f. Pembahasan ... `19

5. Perekatan (Gluing) ... 19

a. Tujuan ... 19

b. Dasar teori ... 20

c. Alat dan bahan... 23

d. Prosedur kerja... 23

e. Hasil yang dicapai... 24

f. Pembahasan ... 24

6. Pengempaan (Pressing) ... 24

a. Tujuan ... 24

b. Dasar teori ... 24

c. Alat dan bahan... 26

d. Prosedur kerja... 26

e. Hasil yang dicapai... 27

f. Pembahasan ... 27

7. Pengerjaan Akhir (Finishing) ... 27

a. Tujuan ... 27

b. Dasar teori ... 27

c. Alat dan bahan... 29

d. Prosedur kerja... 29

e. Hasil yang dicapai... 29

f. Pembahasan ... 30

8. Pengepakan (Packing) ... 30

a. Tujuan ... 30

b. Dasar teori ... 30

c. Alat dan bahan... 31

d. Prosedur kerja... 31

e. Hasil yang dicapai... 31

f. Pembahasan ... 32

9. Pengawasan Kualitas (Quality Control) ... 32

a. Tujuan ... 32

b. Dasar teori ... 32

c. Alat dan bahan... 34

d. Prosedur kerja... 34

e. Hasil yang dicapai... 35

(5)

Halaman

B. Penggergajian (Saw mill)... 36

1. Tujuan ... 36

2. Dasar teori ... 36

3. Alat dan bahan... 36

4. Prosedur Kerja ... 37

5. Hasil yang dicapai... 37

6. Pembahasan ... 37

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39

B. Saran... 39

LAMPIRA N

(6)

DAFTAR TABEl

Halaman

Tabel

1. Standart ukuran venir... 10

2. Standart sudut asah mesin rotary lathe ... 10

3. Standart pengupasan vinir ... 11

4. Standart kadar air vinir ... 13

5. Standart visual back 2,4 mm dan general plywood... 16

6. Standart ukuran vinir di mesin dryer dan jointer ... 18

7. Komposisi perekat type 2... 21

8. Komposisi perekat type 1,5... 22

9. Komposisi perekat type 1... 22

10. Standart berat labur... 23

11 Standart pengempaan panas ... 25

12. Standart pengempaan dingin ... 26

(7)

DAFTAR GAMBAR

Lampiran

Halaman

1. Penumpukan kayu bulat (log) di air (log pound)... 40

2. Penumpukan kayu bulat di kolam internal perusahaan (logpool) ... 41

3. Penumpukan kayu di darat (logyard) ... 41

4. Proses pemotongan kayu bulat (log cutting) ... 42

5. Kolam perendaman kayu bulat(log)... 42

6. Pross pembersihan kayu bulat (log) ... 43

7.Mesin Rotary Lathe ... 43

8. kayu bulat (log) setelah di kupas ... 44

9.Proses Relling kupasan kayu bulat di mesin rotary lathe ... 44

10.Proses input vinir kemesin continues dryer ... 45

11.Proses input pada mesin Roll dryer... 45

12.Lembaran setelah dari roll dryer ... 46

13.Mesin Jointer ... `46

14.Lem yang terdapat pada mesin Jointer ... 47

15.Proses penyusunan dan perbaikan(repair) vinir... 47

16.Proses perekatan (Gluing) ... 48

17.Proses pada mesin kempa dingin (coldpress) ... 48

18.Proses pada mesin kempa panas (hotpress) ... 49

19.Perbaikan (Repair) Vinir... 49

20.Proses pengerjaan akhir ... 50

23.Proses uji kadar racun (emisi) ... 50

24.Proses uji kadar air ... 51

25.Proses uji Bonding streght ... 51

26.Proses uji delaminasi ... 52

27.Penumpukan barang jadi dan pengepakan... 52

28.Hasil Potongan Sisa Kupasan Empelur menjadi Sawn Timber ... 53

(8)

DAFTAR TABEl

Halaman Tabel

1. Standart ukuran venir... 10

2. Standart sudut asah mesin rotary lathe ... 10

3. Standart pengupasan vinir ... 11

4. Standart kadar air vinir ... 13

5. Standart visual back 2,4 mm dan general plywood... 16

6. Standart ukuran vinir di mesin dryer dan jointer ... 18

7. Komposisi perekat type 2... 21

8. Komposisi perekat type 1,5... 22

9. Komposisi perekat type 1... 22

10. Standart berat labur... 23

11 Standart pengempaan panas ... 25

12. Standart pengempaan dingin ... 26

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Industri kayulapis di Indonesia mulai berdiri sejak tahun 1970-an yang langsung menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor kayu lapis terbesar di dunia. Pengembangan industri kayulapis sendiri ternyata mampu meningkatkan ekspor non migas Indonesia dan banyak menyumbangkan devisa bagi negara, bahkan industri kayulapis telah mampu menciptakan perpindahan penduduk seperti transmigrasi di seluruh pelosok tanah air.

Sekarang ini sulitnya mendapatkan kayu yang berdiameter besar memaksa industri pengolahan kayu untuk memanfaatkan kayu semaksimal mungkin dengan membuat produk-produk yang dapat menghemat penggunaan bahan baku kayu, memanfaatkan jenis-jenis kayu yang bernilai rendah serta menambah kekuatan dan meningkatkan mutu kayu dengan memperindah segi dekoraratif kayu.

Dengan kenyataan tersebut, maka sangat diperlukan pemahaman dan penelitian secara terus-menerus mengenai peningkatan proses mutu produk pada industri kayulapis. Hal ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan setiap tahunnya semakin baik dengan tetap menghemat bahan baku yang ada. Pada akhirnya kita akan mengeksploitasi sumber daya hutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia tetapi tetap meminimalisasi kerusakan pada lingkungan alam.

Dalam rangka memantapkan materi perkuliahan yang didapatkan dibangku kuliah maka diadakan Praktek Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan untuk menambah pengalaman. Dengan demikian mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian mengenai perusahaan atau industri tertentu sesuai dengan keahliannya ialah dengan bekerja sebagai anggota tenaga kerja diperusahaan atau industri tersebut. Dengan pengalaman bekerja ini diharapkan para mahasiswa mampu mengaitkan antar pengetahuan akademik dengan pengetahuan praktis dan mampu menghimpun data mengenai

(10)

suatu kajian pokok dalam bidang keahliannya sehingga mahasiswa dapat lebih memahami apa yg telah di pelajari bangku kuliah.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang

Tujuan dari praktek kerja lapang(PKL) ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah di dalam kegiatan industry

2. Menumbuhkan sikap kepedulian mahasiswa akan pentingnya pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan

3. Memperoleh pengetahuan dan wawasan serta keahlian mengenai proses pembuatan plywood.

C. Hasil yang diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan praktek kerja lapang(PKL) mencakup 3 aspek, yaitu:

1. Mahasiswa

a. Agar mahasiswa dapat mengetahui kendala-kendala yang ada didalam industri sehingga dari pengalaman PKL mahasiswa dapat menyelesaikan masalah tersebut suatu saat ketika menjadi seorang tenaga kerja di masa mendatang

b. Mendapatkan pengalaman serta keterampilan kepada mahasiswa sebagai tenaga siap pakai, sehingga terbentuknya rasa tanggung jawab tehadap sebuah pekerjaan dan dapat menjadi ahli madya siap pakai. c. Melahirkan potensi mahasiswa yang mempunyai pengalaman dan

keterampilan. 2. Perguruan Tinggi

a. Agar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menghasilkan Ahli Madya yang mampu menghadapi permasalahan yang sangat komplek dalam pembangunan industri hasil hutan.

(11)

3. Perusahaan

a. Perusahaan dapat menciptakan pola kebijakan mutu atau kualitas yang lebih inovatif dan kreatif.

b. Informasi dari mahasiswa tentang kesesuaian dengan ilmu yang telah mahasiswa dapatkan di bangku kuliah dapat menjadi nilai tambah bagi pekerja yang tentunya memberikan dampak positif bagi perusahaan.

(12)

BAB II

Keadaan Umum Perusahaan

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Idec Abadi Wood Industries berdiri pada tahun 1981, merupakan perusahaan patungan yang berstatus PMA ( Penanaman Modal Asing ), yang merupakan usaha patungan antara PT Inhutani I ( Persero ) – BUMN Kehutanan, East Kalindo Co. Ltd ( Taiwan ) dan PT Danalaga I ( Swasta Nasional ). Pada tahun 2003/2004, kepemilikan saham East Kalindo Co.Ltd dan PT. Danalaga diambil alih oleh PT Papua Mandiri Wood Industries, yang menyebabkan status perusahaannyapun berubah menjadi PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) disahkan melalui Akte Notaris Yulida Desmartiny SH Nomor 21 tanggal 16 April 2003 dan Nomor 7 Tanggal 4 Agustus 2004, sehingga komposisi kepemilikan sahamnyapun berubah menjadi perusahaan patungan antara PT Inhutani I ( Persero ) dan PT. Papua Mandiri Wood Industries.

1. Managemen Perusahaan

PT Idec Abadi Wood Industries adalah perusahaan perkayuan yang berbasis Industri Kayu Lapis berlokasi di Kota Tarakan Propinsi Kalimantan Timur, yang bahan baku kayu bulat (logs) nya dipasok secara kontinyu dari kawasan hutan yang dikelola secara lestari di areal-areal HPH PT Inhutani I, PT. ITCI Kayan Hutani, PT Civika Wana Lestari dan PT Sarana Trirasa Bhakti, di wilayah Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur dan bekerjasama dengan pemasok bahan baku lainnya seperti PT Inhutani I Segah Hulu, PT Inhutani I Pimping, dan PT Inhutani I Pangean.Produk industrinya berupa Kayu Lapis (Plywood) dan produk sampingannya (Blockboard dan Bare Core). 2. Pemasaran

Semua produk yang dikerjakan pada PT Idec Abadi Wood Industries sesuai dengan pesanan atau permintaan dari pembeli (Buyer). Dalam memasarkan produk yang dihasilkan PT IDEC Abadi Wood Industries mengekspor hampir seluruhnya dipasarkan ke luar

(13)

negeri (ekspor) dengan negara tujuan adalah Jepang (pasar utama) , Taiwan dan Korea Selatan. Pembagian ekspor rata-rata 83% ke Jepang, 13% ke Taiwan, 4 % untuk lokal dan sisanya 1 % ke USA.

Ukuran produk Plywood yang dihasilkan antara lain:

a. Ukuran produk Usumono: 2,4 mmx 920 mm x 2150 mm. 2,4 mm x 920 mm x 2440 mm. 2,4 mm x 910 mm x 1820 mm. 2,4 mmx 1230 mm x 1830 mm. 2,8 mm x 920 mm x 1830 mm. 2,8 mm x 910 mm x 1820 mm.

b. Ukuran produk Floor Base:11,5 mm x 945 mm x 1840 mm. 11,5 mm x 945 mm x 1830 mm. 8,7 mm x 945 mm x 1840 mm

c. Ukuran produk General Plywood: 8,6 mm x 920 mm x 1830 mm. 8,6 mm x 910 mm x 1830 mm. 5,2 mm x 910 mm x 1820 mm. 5,2 mm x 920 mm x 1830 mm. 5,2 mmx 1230 mm x 2440 mm(Reguler). 3,7 mm x 1230 mm x 2440 mm(Reguler). 3,7 mm x 910 mm x 1820 mm. 3,7 mm x 920 mm x 1830 mm.

d. Ukuran produk Blockboard:14,6 mm x 920 mm x 1830 mm. 14,6 mm x 910 mm x 1820 mm. 14,6 mm x 945 mm x 1840 mm

3. Sumber Daya Manusia

PT Idec Abadi Wood Industries memiliki 1. 727 orang tenaga kerja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 935 dan perempuan sebanyak 792 orang, yang di bagi dalam beberapa section, yang pada setiap section jumlahnya tidak sama disesuaikan dengan frekuensi pekerjaan, dan waktu kerja dibagi menjadi tiga shift.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan mengikuti secara langsung kegiatan dilapangan mulai dari Persiapan bahan, Sampai pada produksi pembuatan plywood di PT Idec Abadi Wood Industries di Tarakan yang dimulai dari tanggal 06 Maret 2013 sampai dengan 04 Mei 2013 yang kegiatannya adalah :

(14)

1. Persiapan bahan baku 2. Pembuatan vinir(veneering) 3. Pengeringan vinir (drying) 4. Perbaikan vinir(repair) 5. Perekatan(gluing) 6. Pengempaan(pressing) 7. Pengerjaan akhir(finishing) 8. Pengepakan(packing)

9. Pengawasan kualitas(quality control)

C. Kegiatan praktek kerja lapang

Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT IDEC Abadi Wood Industries, kegiatan prakteknya dilaksanakan mulai dari Persiapan bahan baku sampai pengawasan kualitas(quality control). Dan dilanjutkan ke penggergajian(saw mill).

(15)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Proses Pembuatan Plywood

1. Persiapan bahan baku a. Tujuan:

1) Pengukuran diameter log, panjang, dan cacat log untuk mendapatkan volume bersihnya.

2) Pendataan pada SLK yang berisi keterangan Tahun, nomor angkutan, dan nomor kayu, serta nama perusahaan asal kayu. 3) Pemilihan log berdasarkan kebutuhan.

Adapun jenis log yang terdapat pada log pond terdiri dari dua jenis, yaitu :

1) Floater merupakan jenis kayu bulat (log) yang mempunyai berat jenis rendah atau jenis kayu bulat(log) yang terapung. Contohnya Meranti, Kapur, rimba campuran dan lain-lain. Log jenis ini di angkut dengan cara dirakit dan ditarik dengan ponton kemudian di tampung di tempat prenampungan di sungai (log pond)

2) Sinkermerupakan jenis log yang mempunyai berat jenis tinggi atau jenis kayu bulat(log) yang tenggelam. Contohnya Bangkirai, Keruing, Tengkawang dan beberapa dari jenis meranti. Kayu bulat(Log) jenis ini diangkut dari camp nya dengan cara dirakit atau di angkut dengan menggunakan ponton.

b. Dasar Teori:

Kayu bulat (Log) adalah kayu bulat yang masih berbentuk gelondongan, di persiapan bahan baku di bagi menjadi 4 bagian yaitu penumpukan kayu bulat di sungai (Log Pound) tempat penumpukan kayu bulat di kolam internal perusahaan(log pool), tempat pemotongan kayu bulat (log cutting )

c. Alat dan Bahan

1) Alat terdiri dari: Stick ukur, Tombak, gergaji mesin (Chain saw), Linggis, Alat tulis-menulis, Alat hoist, Creane, Loader, Bell loger, Forklift, Gergaji hidrolik, Roll Compeyor.

(16)

d. Prosedur Kerja

Pemeriksaan kayu bulat (log) dilakukan oleh bagian seleksi (greader) sebelum masuk ke penumpukan kayu di air(log pound), jumlah kayu bulat (log) yang datang disesuaikan dengan jumlah yang tertulis dalam dokumen, jika tidak sesuai maka akan dibuat berita acara.

Setelah kayu bulat (log) berada di penumpukan kayu di sungai (log pound) selanjutnya di pilih sesuai jenis nya jenis flooter masuk ke kolam internal perusahaan (log poll) dan jenis sinker masuk ke lpenumpukan kayu bulat di darat (log yard) dan di pilih kayu bulat(log) yang mempunyai kondisi yang baik, kayu bulat (log) yang terdapat kolam internal perusahaan(log pool) diangkat menggunakan mesin hoist sedangkan yang terdapat di log yard diangkaut menggunakan alat loader(kepiting) dan di letakan di Roll compeyor, lalu di lakukan pengukuran sebelum kayu bulat (log) dipotong adapun ukuranya sebagai berikut: face dan back sepanjang 2,58 cm, 2,01 cm, 2,28 cm, 1,95 cm, sedangkan yang diolah menjadi veneerCore 2,58 cm, 1,95 cm, 2,01 cm, dan pendek (core) 130 cm dan 105 cm serta menentukan tebal kupasan yaitu F/B 0,55 mm, 0,50 mm, 070 mm, 090mm dan 1,30 mm, 160mm dan Core 145mm, 260mm dan yang bertugas menulis ukuran dan kualitas kayu bulat (log) adalah pekerja pencatat (Tallyman), bila potongan kayu bulat kayu bulat (log) terdapat growong maka kayu bulat (log) tersebut akan diproses di bagian penggergajian(saw mill) dan bila terdapat retak pada kayu bulat (log) di beri paku palstik yang berbentuk 8 untuk Manahan retakan tersebut, selanjutnya log yang sudah terpotong di masukan ke kolam bagian pembuatan vinir

e. Hasil yang di harapkan

Diharapkan jumlah dan ukuran dari pemotongan log sesuai dengan yang telah di tetapakn oleh bagian perencanaan produksi dan tanda yang di beri pada potongan kayu bulat oleh petugas pencatat agar memudahkan pengerjaan di pengupasan kayu bulat

(17)

f. Pembahasan

Alasan mengapa di bedakan menjadi 2 jenis kayu flooter dan sinker agar memudahkan dalam pengerjaan karena 2 jenis kayu tersebut mempunyai kadar air yang berbeda. Dalam sehari produksi pemotongan kayu bulat (log cutting) mencapai ± 2000m? . dan kayu bulat (log) yang mengalami cacat growong di bawa ke penggergajian (sawmill) untuk di olah. Sehingga semua bahan baku terpakai.

2. Pembuatan vinir(veneering) a. Tujuan

Pembuatan bertujuan untuk Menghasilkan lembaran-lembaran vinir sesuai dengan permintaan yang telah di tentukan

b. Dasar teori

Pembuatan vinir(veneering) ini yang menentukan apakah vinir yang dihasilkan itu bagus atau tidak untuk di produksi selanjutnya, d bagian ini proses yang paling menentukan adalah sudut kupas.

Mesin rotary mempunyai 3 jenis pisau yang mempunyai masing-masing fungsi, yaitu :

1) Pisau pengupas vinir

2) Pisau pada bagian pinggir yang berfungsi untuk meratakan bagianpinggir veneer

3) Pisau pada bagian tengah yang bisa diturunkan untuk membuat short core dan dinaikkan (tidak di fungsikan) untuk membuat core/ center core atau face/back.long

Tabel 1:Standar ukuran vinir

Ukuran panel (mm) Jenis veneer Spure knife (mm) Toleransi (mm) Spure knife (mm) Panjang log (mm) 900 x 1800 Core 935 ± 3 1950 F/B/CC 1845 ± 6 910 x 1820 920 x 1830 Core 955 ± 3 1950 F/B/CC 1885 ± 6 920 x 2150 Core 955+1270 ± 3 2280

(18)

F/B/CC 2200 ± 6 945 x 1830 945 x 1840 Core 980 2010 1220 x 2440 1230 x 2440 Core 1270 ± 3 2580 F/B/CC 2490 ± 6

Tabel 2: Standar sudut asah mesin Rotary Lathe

SETTING MEINAN-5 NO. 1 UROKO-9 NO. 2 MEINAN- 6 NO. 3 TAIHEI- 9 N0. 4 UROKO- 9 N0. 5 Sudut (asah) pisau 23º 21º 23º 21º 22 º Tinggi fixing Bar (mm) - 245,30 - 239,99 245,56 Penurunan mata pisau (v) mm 0,4 0,3 0,4 0,2 0,4 Tinggi pisau (mm) - 245,10 - 239,79 245,16

Tabel 3: Standar Pengupasan vinir TEBAL

VINIR

UROKO/ TAIHEI MEINAN SETTING

GAUGE

STANDAR KECEPATAN KUPAS ( M/ mnt)

SETTING GEAR SETTING GAUGE 0,60 0,55 150 0,80 0,74 125 1,00 0,92 110 1,20 1,10 75 1,30 1,20 75 1,40 1,29 75 1,45 1,3 1,50 1,38 75 - - 1,70 1,55 75 - - 2,40 2,21 50 2,45 2,1 2,75 2,53 50 2,80 2,5 3,30 3,04 40 3,35 3,00 3,60 3,31 40 3,70 3,30

(19)

c. Alat dan Bahan

1) Alat terdiri dari: Mesin hoist, Mesin rotary, Reeling, gergaji otomatis (Auto chain saw), Kereta dorong

2) Bahan terdiri dari: kayu bulat (Log)

d. Prosedur kerja

1) Potongan kayu bulat (log) yang berada di kolam diangkat menggunakan mesin hoist

2) kemudian di bersihkan dari benda-benda asing seperti paku, batu kerikil, dawai dll.

3) Kayu bulat (log) yang sudah ditentukan titik pusat lingkaran kemudian dibawa dengan kereta dorong menuju ke spindle.

4) Kemudian kayu bulat (log) yang berada di spindle di tekan atau menjepit pada kedua ujungnya sampai gigi-gigi pada ujung spindle masuk seluruhnya dalam kayu.

5) Operator kemudian mesin rotary mulai dari sudut kupas dan ketebalan vinir yang akan di produksi

6) Setelah itu kayu bulat siap di kupas,

7) Di teruskan di belt compeyor untuk facedan back dilakukan reeling dan bagian samping di beri reeling tape sedangkan core langsung disusun dan masing-masing sisi-sisi dipotong 5cm

e. Hasil yang di capai

Pengupasan kulit ini fungsinya untuk membuat log yang tadi bentuknya tidak bulat menjadi bulat agar vinir yang dihasilkan baik dan panjang.

f. Pembahasan

Untuk menghasilkan vinir yang bagus juga di pengaruhi oleh keadaan kayu bulat (log) Sedangkan reeling tape berfungsi untuk mempermudah proses pengeringan dan agar vinir tidak mudah robek sewaktu dibuka dan masukan ke dryer, Relling digunakan untuk menggulung vinir face dan back.

(20)

3. Pengeringan vinir (Drying) a. Tujuan

Proses pengeringan untuk mengurangi kadar air agar vinir mudah diolah bagian perekatan(gluing)

b. Dasar Teori

Di PT Idec Abadi Wood Industries terdapat 4 unit mesin dryer, di bagi menjadi 2 unit continues dryer dan roll dryer.Continues dryer mempunyai 2-3 deck, mesin ini mengeringkan face, back dan center core sedangakan mesin roll dryer memiliki 2 deck dimana mesin ini mengeringkan core saja.

Pada dasarnya cara kerja mesin ini sama, hanya untuk mengurangi kadar air dengan tekanan steam 10-13 kg/cm² dan suhu antara 150-180° C meski kadar air yang di hasilkan berbeda-beda. Untuk kecepatan mesin dryer masing-masing mesin berbeda-beda, banyak factor yang mempengaruhi seperti ketebalan vinir,kadar air dan jenis kayu.

Tabel 4: standar kadar air

No JENIS PRODUK STANDAR KADAR AIR (%)

Face/Back Core Center Core

1 USUMONO

(2,4 – 2,8 mm)

8 – 12 6 – 10 -

2 FLOOR BASE 5 PLY

11,5 mm

6 – 10 8 – 12 6 – 10

3 FLOOR BASE 7 PLY

11,5 mm

6 – 10 8 – 12 6 – 10

4 FLOOR BASE 5 PLY

8,6 – 8,7 mm

6 – 10 6 – 10 6 – 10

5 GENERAL PLYWOOD

3,0 – 12,5 mm

(21)

c. Alat dan bahan:

1) Alat terdiri dari: Mesin dryer, pengukur kadar air (Moisture content meter)

2) Bahan terdiri dari: Vinir d. Prosedur kerja

1) Pastikan mesin dryer dalam keadaan baik

2) Continoes dryer mengeringkan face,back dan center core, face dan back di seleksi berdasarkan keadaan permukaan menjadiface lansung, face lem, back langsung, back tambal dan back lem, 3) Sementara roll dryer mengeringkan core, bila core masih terdapat

kadar air melebihi yang telah ditentukan mesin akan menyemprot air berwana merah, maka dilakukan pengeringan ulang

4) Suhu antara 150-180ºC dan tekanan uap (steam) antara 10-13 kg/cm²

5) Pengangkutan menggunakan forklift untuk selanjutnya diproses di bagian perbaikan vinir (repair)

e. Hasil yang di capai

Bagian akhir dari pengeringan vinir (dryer) adalah penyeleksian kualitas vinir. Khusus untuk vinir face/back di bagi menjadi 3 kualitas :

1) Vinirr yang bagus dan tidak memiliki cacat akan dipilih menjadi face dan langsung dibawa ke tempatpenyusunan

2) Vinir yang tidak memiliki cacat atau cacatnya tidak melebihi toleransi dan dari segi penampakannya kurang menarik atau lebih jelek dari vinirr face maka akan dijadikan back.

(22)

f. Pembahasan

Dalam kegiatan pengeringan vinir (drying), yang perlu di perhatikan adalah kecepatan roller dan suhu pada mesin dryer karena mempengaruhi kadar air pada vinirr, kecepatan mesin dryer tergantung pada ketebalan dan kadar pada vinir, semakin tinggi kadar air pada vinir maka kecepatan roll dryer semakin lambat dan sebaliknya.

Dan produksi per shif(8 jam) adalah 1200m? sedangkan untuk continues dryer dapat memproduksi face dan back 8000-9000m? per shift.

4. Perbaikan vinir (Repair) a. Tujuan

Kegiatan perbaikan vinir (repair) ini di bagi menjadi 3 bagian dengan tujuan untuk menyambung, menambal dan menyusun.

b. Dasar teori

Menyambung vinir (veener jointing) adalah bagian kegiatan kerja yang mengerjakan penyambungan vinir yang memiliki ukuran yang kurang dari yang telah di tentukan. Kegiatan ini menggunakan mesin penyambung. Di PT. idec abadi wood industries menggunakan 4 jenis mesin penyambung vinir yaitu mesin Jointer, mesin NFC, mesin Compuser dan mesin long center compuser. Dimana mesin jointer untuk menyambungkan core yang tebal nya di atas 300 mm, NFC menyambungkan core yang lebih tipis dibawah 300mm, dengan menggunakan bahan penyambung berupa glue thread dan hot mail compuser untuk menyambung back dan long center compuser untuk menyambungkan center core.

(23)

Penyusunan vinir (veneer setting) adalah kegiatan menyusun vinir sesuai dengan komposisi plywood yang telah di tentukan agar mempermudah proses selanjutnya

Menambal adalah perbaikan pada veneer yang terdapat cacat seperti mata kayu, lubang cacing dengan cara di dempul dan menambahkan gumed tape jika di sisi lebar tidak terdapatgumed tape.

Tabel 5: standar visual back 2,4mm &general plywood

Kategori Usumono 2,4 mm General Plywood

Mata kayu mati Diameter maksimal 40 mm, kuat dan tidak berkelompok, tidak pada tepi arah panjang

Diameter maksimal 50 mm, kuat dan tidak berkelompok, tidak pada tepi arah panjang Mata kayu sehat/hidup Diijinkan Diijinkan

Gembol sehat Diijinkan Diijinkan

Lobang mata kayu/Mata kayu lepas, lobang

Diameter maksimal 12 mm, tidak berkelompok

Diameter maksimal 30 mm, tidak berkelompok Lobang cacing, lobang

jarum dan lubang gerek

Maksimal 1,5 mm, 25 mm tidak berkelompok

Tidak berkelompok, tidak pada tepi atau pinggir arah panjang Pecah/retak terbuka Maksimal 3 mm x 600

mm

5 mm x 600 mm

Celah

sambungan/tambalan

Tidak diijinkan Maksimal 1 mm

Lapuk/busuk Tidak diijinkan Tidak mempengaruhi kegunaan

Back tumpang tindih(Laps)

Tidak diijinkan Tidak diijinkan

Getah basah Tidak diijinkan Tidak diijinkan

Noda minyak, oli Tidak diijinkan Tidak diijinkan

Cacat karena sampah di rotary

Tidak diijinkan Tidak diijinkan

Cacat pisau rotary Diijinkan bila halus, tidak patah bila di tekuk

(24)

Sambungan Diijinkan, rapat, warna sama

Diijinkan, warna sama

Perubahan warna Diijinkan Diijinkan

Tambalan Diijinkan Diijinkan

Patah melintang Garis halus, tidak di tepi

Diijinkan

Tabel 6: standar ukuran vinir di mesin dryer dan jointer

Ukuran Panel (mm) Jenis Venir Dryer/F Comp (mm) Toleransi Joint/OPC (mm) Toleran si (mm) 900 x 1800 F/B/CC 935 +10, -0

Core Lebar Min -5 1840 +10, -0

910 x 1820 920 x 1830

F/B/CC 960 +10, -0

Core Lebar Min -5 1860 +10, -0

920 x 2150

F/B/CC 960 +10, -0

Core Lebar Min -5 2180 +10, -0

920 x 2440

F/B/CC 960 +10, -0

Core Lebar Min -5 2480 +10, -0

945 x 1830 945 x 1840

F/B/CC 980 +10, -0

Core Lebar Min -5 1870 +10, -0

1220 x 2440 1230 x 2440

F/B/CC 1270 +10, -0

Core Lebar Min -5 2480 +10, -0

c. Alat dan bahan

1) Alat terdiri dari: Mesin compuser, Mesin jointer, Mesin long center compuser, Carter, Sendok penekan,kereta dorong, Papan alas, Meteran , Relling tape

(25)

d. Prosedur kerja

1) Vinir face, back, core dan center core yang telah diseleksi dan siap digunakan langsung di susun untuk memudahkan saat penyusunan menjadi kayu lapis (plywood)

2) Sedangkan vinir back tambal, back sambung dan back lem diperbaiki (repair), jika tidak dapat diperbaiki (repair) maka akan dikirim ke mesin compuser. Dan vinir core disambung dengan dan jointer yang direkatkan menggunakan reeling tape, gumed tape, benang poliester,dan hot mill

e. Hasil yang di capai

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan setingan dan perbaikan pada veneer. Agar mempercepat proses di glue spreader

f. Pembahasan

Dalam kegiatan ini yang perlu diperhatikan adalah penyusunanface-back, core dan center core, penyusunanwarna dan keadaan visual vinir, jika vinir terlihat basah maka harus diukur dengan menggunakan alat protimeter jika basah vinirr akan dikembalikan ke bagian pengeringan vinir (dryer), dan juga jika terdapat banyak noda atau getah maka tidak boleh dijadikan face. Dan jumlah tumpukan vinirdi sesuaikan dengan kapasitas mesin kempa dingin (cold press)

5. Perekatan (gluing)

a. Tujuan

Perekatan (gluing) bertujuan utuk merekatkan vinir yang akan di jadikan kayu lapis (plywood)

(26)

b. Dasar teori

Pencampuran perekat merupakan kegiatan pencampuran formula perekat dimana dalam kegiatan ini melakukan pencampuran bahan–bahan perekat yang telah ditentukan komposisinya dan mencampur komponen perekat didalam mesin glue mixer. Adapun jenis resin yang digunakan adalah Melamine resin dan Urea resin. Bahan – bahan pendukung lainnya adalah tepung industri, HU (hardener), Anti api, Melamine Powder dan lain – lain. Adapun hal yang paling utama dalam bagian ini adalah mengenai komposisi dan kekentalan (viscositas) resin.Mengenai viscositas ini dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur yaitu viscotester.Apabila dalam pencampuran perekat ini terlalu cair maka dapat ditambah tepung industri, jika terlalu kental maka ditambah resin. Untuk standart kekentalan (viscositas ) yang dipakai adalah perekat yang menggunakan urea formaldehyde dan melamine formaldehyde adalah 17 – 23 poise. kemudian perekat yang dapat didistribusikan dalam ketangki penampung dimasing– masing mesinglue spreader.

Pelaburan perekat Pada bagian ini merupakan kegiatan yang melaksanakan pelaburan perekat ke permukaan vinir dengan menggunakan mesin glue spreader. Sebelum melaburi vinir harus diketahui terlebih dahulu berat laburnya, karena harus sesuai dengan standar yang ada. Cara mengetahui berat labur adalah :

1) Core vinir yang belum dilaburi perekat (berat awal) ditimbang.

2) Kemudian vinir tersebut dimasukkan kedalam mesin glue spreader, kemudian beratnya di timbang lagi (berat akhir)

(27)

Dalam proses perekatan vinir terbagi atas 1 kali proses, dan 2 kali proses. Untuk 1 kali proses vinir hanya mengalami 1 kali perekatan, 1 kali cold press, 1 kali repair dan 1 kali hot press, jika 2 kali proses vinir mengalami 2 kali perekatan, 2 kali cold press, 2 kali repair dan 1 kali hot press

Pengempaan panas(hot press) merupakan kegiatan pengeringan perekat terhadap kayu lapis. Tujuan dari pengempaan panas ini adalah untuk memaksa perekat masuk ke dalam pori-pori kayu,mengeringkan sehingga daya rekatnya menjadi maksimal dan menguapkan sisa air yang tersisa dalam plywood.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan panas adalah sebagai berikut :

1) Dalam memasukan plywood dalam plat harus hati-hati dan sampah dibersihkan dari permukaan plywood.

2) Penyusunan plywood pada plat pengempaan panas harus di tengah-tengah.

3) Besar tekanan,waktu kempa dan temperatur harus sesuai dengan ketebalan dan ukuran plywood.

Tabel 7: komposisi perekat type 2:

Nama bahan TYPE 2

MR F* F** F*** F**** Urea glue 250 250 250 250 225 Melamin powder - - - - 25 melamin glue 25% LFE - - 2 2 - Hu-280 1,5 - - - - Hu-310 - 25 30 35 45 Hu-101 - - 1 1 3 Tepung 50 50 50 50 50 Total (kg/mix) 301.5 325 333 338 348

(28)

Tabel 8: komposisi perekat type 1,5:

Nama bahan Type 1,5 F* F*** F***

F**** Meranti Kapur

Urea glue 225 225 225 225

Melamin glue 25% LFE 25 35 35 30

Melamin powder - 2.5 3 3 Hu-310 20 35 35 40 Hu-101 - 1 1 2 Tepung 50 50 50 50 Air - - - - Total(kg/mix) 320 348.5 349 350

Tabel 9: komposisi perekat type 1:

Nama bahan Type 1

Cp F* F** F*** F**** Melamin glue 25% LFE 250 250 250 250 250 Urea glue - - - - - Melamin powder - - 4 6 10 Hu-280 2.5 - - Hu-330 - 20 26 34 38 Hu-100 - 1 1 1 1 Tepung 45 45 45 45 45 Total(kg/mix) 297.5 316 326 336 334

(29)

Tabel 10: standar berat labur Tebal core Jenis

core

Tipe II/I

(gr/feet²)

Anti api dengan campuran obat Keterangan jenis kayu 6% 8% 1.45/1.70 UM 30± 2 32± 2 33± 2 260 GP 34± 2 36± 2 37± 2 270 GP 34± 2 3.00-3.25 GP 42± 2 Core sortiran/jatu han 3.80 GP 40± 2 42± 2 43± 2 2.70 FL 36± 2 3.25 FL 44± 2 All meranti dan melapi 3.25 FL 46± 2 F/B sinker

c. Alat dan Bahan

1) Alat terdiri dari: Mixer,mesin Glue spreader, Forklift , kereta dorong, Papan alas, Cutter , Reeling tape, pengukur kadar air, Viscotester, Sapu lidi, Meteran , Timbangan Digital

2) Bahan terdiri dari: Vinir face, back dan core, Perekat/Lem, Air, Catcher

d. Prosedur kerja

1) Menyiapan lembaran-lembaran veneer

2) Melakukan pencampuran perekat dengan menggunakan mesin glue mixer

(30)

4) Memasukan core ke mesin glue spreader dan menyusun menjadi plywood

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan perekatan dilakukan untuk menyusun vinir menjadi kayu lapis, perekatan sangat menentukan untuk proses kayu lapis untuk menghindari cacat delaminasi, terutama perlu di perhatikan viscositas perekat.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan perekatan yang perlu diperhatikan yaitu formula perekat yang digunakan untuk setiap produk plywood yang diproduksi, karena perekat sangat menentukan kualitas kayu lapis, jika campuran perekat terjadi kesalahan maka kayu lapis akan mengalami cacat tidak lengket (delaminasi)

6. Pengempaan (pressing) a. Tujuan

Ada 2 jenis pengempaan (pressing) yaitu pengempaan dingin (coldpress) dan pengempaan panas (hotpress). Adapun tujuan dari pengempaan dingin adalah :

1) Untuk meratakan perekat keseluruhan permukaan vinirr

2) Untuk memaksa perekat masuk kedalam pori – pori kayu sehingga terjadi penjangkaran yang bersifat mengakar pada permukaan veneer yang direkatkan.

Tujuan dari pengempaan panas adalah untuk memaksa perekat masuk ke dalam pori-pori kayu,mengeringkan sehingga daya rekatnya

(31)

menjadi maksimal dan menguapkan sisa air yang tersisa dalam kayu lapis (plywood).

b. Dasar teori

Pengempaan dingin (cold press) tujuanya untuk meratakan dan memaksa perekat agar masuk ke dalam pori-pori vinir, perbaikan(repair) tujuanya untuk memeriksa cacat-cacat yang ada sebelum masuk ke kempa panas(hot press), dan kempa panas(hot press) tujuanya untuk mengeringkan perekat agar daya rekat maksimal

Pengempaan dingin (coldpress) adalah merupakan kegiatan pengempaan awal terhadap susunan veneer yang telah dilaburi perekat.. Memberi kesempatan perekat bereaksi dengan kayu karena molekul-molekul perekat berukuran lebih besar dari rongga sel kayu, maka untuk memaksa sebagian perekat masuk kedalam rongga sel kayu yang diperlukan tekanan yang cukup besar

Pengempaan panas (hotpress) merupakan kegiatan pengeringan perekat terhadap kayu lapis. Tujuan dari pengempaan panas ini adalah untuk memaksa perekat masuk ke dalam pori-pori kayu,mengeringkan sehingga daya rekatnya menjadi maksimal dan menguapkan sisa air yang tersisa dalam plywood.

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengempaan panas (hot press) adalah sebagai berikut :

1) Dalam memasukan kayu lapis (plywood) dalam plat harus hati-hati dan sampah dibersihkan dari permukaan kayu lapis (plywood)

2) Penyusunan kayu lapis (plywood) pada plat pengempaan panas (hotpress)di tengah-tengah.

(32)

Tabel 11: standar pengempaan panas (hotpress)

Tebal Suhu Tekanan(Kg/cm²) Wakt u(deti k) T-II T-I Hp 1,3 & 4 Hp 2 T-II/I 4’x8’ 4’x6’ 3’x6’ 3’x7’ 3’x6’ 2,4 115 125 145 110 80 95 110 80 3,7 115 125 145 110 80 95 110 120 5,2 115 125 145 110 80 95 110 160 8,7 115 125 145 85 120 250 11,5 115 125 76 115 325 14,6 115 125 145 110 80 95 110 450

Tabel 12: standar pengempaan dingin (coldpress) Dimensi plywood Tekanan (kg/cm²)

Cold press 4’ x 8’ Cold press 3’ x 6’

3’ x 6’ 75-79 110-116 4’ x 8’ 135-142 900 x 1800 75-78 108-114 910 x 2020 83-87 121-127 915 x 2000 82-86 119-126 945 x 1840 81-85 118-125 965 x 1840 82-86 120-126 980 x 1840 84-88 123-129

c. Alat dan bahan

1) Alat terdiri dari:mesin pengempaan panas (hotpress), mesin pengempaan dingin (coldpress)

(33)

d. Prosedur kerja

1) dilakukan pengempaan dingin cold press(2 x 15 menit)

2) Setelah melalui pengempaan dingin cold press, veneer di repair

3) Selesai vinir di pebaiki (repair) dan tidak terdapat masalah, vinir siap di lakukan pengempaan panas ( hot press) sesuai suhu yang telah di tetapkan

4) Kemudian di lakukan penyemprotan zat kimia (spray) untuk mengurangi kadar racun (emisi)

e. Hasil yang dicapai

harus memperhatikan waktu, suhu dan tekanan pada mesin cold press dan hot press. masa tunggu setelah perekatan 4-5 jam, jika terlalu lama perekat akan kering dan tidak akan lengket jika di lakukan press, isi 1 mesin hot press 2-3 tumpuk masing-masing tumpuk untuk floorbase berisi 88 lembar dan usumono 100 lembar.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan masa tunggu (assembly) yang perlu diperhatikan yaitu formula perekat yang digunakan untuk setiap produk kayu lapis (plywood) yang diproduksi, selain itu juga harus memperhatikan waktu, suhu dan tekanan pada mesin kempa dingin (cold press) dan kempa panas(hot press). Yang telah di tentukan standar nya

(34)

7. Pengerjaan akhir (Finishing)

a. Tujuan

Kegiatan finishing bertujuan untuk memperbaiki sisi panjang, lebar dan permukaan plywood agar produk plywood lebih baik dan berkualitas tinggi.

b. Dasar teori

Di bagian ini terdapat 3 proses yaitu double saw, pendempulan(putty), dan pengamplasan ( sander).

Double saw adalah pemotongan pada kayu lapis(plywood) yang meliputi sisi panjang dan lebar untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan, pada proses ini yang perlu di perhatikan adalah

1) Ketingggian mata gergaji harus sesuai dengan ketebalan kayu lapis (plywood) yang akan dipotong dan harus sesuai dengan standar yang berlaku atau yang ditetapkan.

2) Ketajaman mata gergaji harus selalu diperiksa agar hasil yang didapat benar-benar baik..

3) Memasukan kayu la[pis (plywood ) ke rolls conveyor harus hati-hati, tidak boleh miring dan blower harus selalu dihidupkan.

Pendempulan(putty) adalah Pendempulan merupakan suatu proses yang melakukan kegiatan perbaikan terhadap permukaan plywood dari cacat alami maupun cacat teknis dengan menggunakan dempul. Jenis-jenis cacat yang di dempul adalah sebagai berikut :

1) Lubang gerek besar 2) Lubang mata kayu 3) Lubang paku

(35)

4) Kasar

Dalam kegiatan ini hal yang harus diperhatikan adalah : 1) Pendempulan tidak boleh terlalu tipis dan cekung.

2) Warna dempul harus sama dengan warna panel yang akan di dempul 3) Pendempulan harus searah dengan arah serat kayu.

4) Dempul tidak boleh terlalu cair atau terlalu kental(8000-9000 poise) 5) Masa tunggu dempul minimal 2 jam setelah itu di amplas

Pengamplasan(sanding) adalah suatu proses penghalusan permukaan panel dengan menggunakan mesin sander, yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan kayu lapis (plywood). Di PT Idec Abadi Wood Industries terdapat 3 mesin sander yang fungsinya berbeda-beda yaitu ;

1) Mesin sander 1 : khusus 3 ply, ketebalan 2,4 mm, 2,8 mm, dan 3,7 mm. kecepatannya 60 m/menit, menggunakan kertas head 120#150#240 mesh

2) Mesin sander 2 : khusus untuk reguler,mini, 3 ply dan 5 ply. Kecepatan 60m/menit, menggunakan kertas amplas 120#150#180/240 mesh. 3) Mesin sander 3 : khusus sanding 5 ply up(floor base), kecepatan 45

m/menit. Menggunakan kertas head 100#150#180/240 mesh. Mesin ini dilengkapi dengan mesin thickness detector yaitu mesin yang dapat mendeteksi tebal dan tipisnya panel, cara kerjanya dengan menggunakan lampu alarm yang telah bekerja otomatis.

Fungsi kertas amplas :

1) Kertas amplas 120 : menghilangkan bagian yang kasar 2) Kertas amplas 150 : meratakan permukaan

(36)

3) Kertas amplas 180-240 : menghaluskan dan melicinkan permukaan

c. Alat dan Bahan

1) Alat terdiri dari: Double saw, Forklift, Kereta dorong , Micrometer, Scrap, Meteran, mesinSander, Papan alas, Stik pengganjal, Kertsa amplas, Mesin pembalik face/back

2) Bahan terdiri dari: kayu lapis (Plywood), Dempul

d. Prosedur kerja

1) Plywood dilakukan pemotongan sisi lebar dan panjang menggunakan mesin double saw

2) Kemudian dilakukan pendempulan jika ada cacat-cacat seperti kasar, pinhole dll

3) Dan kemudian dilakukan pengamplasan(sander) e. Hasil yang dicapai

Kegiatan pengerjaan akhir (finishing) dilakukan untuk memperoleh kayu lapis (plywood) yang berkualitas baik pada permukaan face dan backnya rata serta bebas dari cacat.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan finishing yang paling penting yaitu kegiatan sizing untuk memotong kayu lapis (plywood) pada sisi panjang dan lebar sesuai ukuran yang telah ditentukan, jika pemotongan ke 2 sisi terjadi kesalahan maka kayu lapis tersebut mengalami cacat karena ukuranya tidak memenuhi standar, maka operator harus teliti dan hati-hati dalam pengerjaan ini.

(37)

8. Pengepakan (packing)

a. Tujuan

Kegiatan pengepakan bertujuan agar produk plywood yang akan dieksport ke luar negeri tidak mengalami kerusakan atau cacat serta untuk menjaga kualitas kayu lapis (plywood) sampai dengan negara yang dituju.

b. Dasar teori

Pengepakan merupakan suatu kegiatan yang melakukan pengepakan dengan cara mengemas produk yang telah siap untuk dipasarkan dengan tujuan melindungi produk dari kerusakan. Penggudangan merupakan penyetokan produk kayu lapis (plywood) yang sudah dikemas

Tabel 13: Jumlah kayu lapis (plywood) dalam satu krat Tebal(mm) Lebar(mm) Panjang(mm) Jumlah (pcs)

24 920 1830 500 24 910 1320 500 24 1230 1830 250 28 910 1820 450 37 915 1820 350 37 1230 2440 170 37 915 2135 300 52 1230 2440 115 86 910 1820 150 87 945 1840 130 115 945 1840 100 146 910 1820 80

(38)

c. Alat dan bahan

1) Alat terdiri dari: Forklift, Tracking, Bandezer , Palu dan paku, Palet, Papan alas, Siku, Plastik poliester

2) Bahan terdiri dari: Kayu lapis (Plywood), One tack, Plastik putih d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan kayu lapis(plywood) yang akan dipacking 2) Menutup tumpukan plywood dengan plastic polister 3) Tally melakukan pengecekan no urut packing

4) Memisahkan slip dan menempelkan pada papan pengepakan (packing)

5) Melakukan pengepakan dan melakukan penyablonan pada kotak packing yang memuat logo PT Idec abadi wood industries dan data-data dari kayu lapis ( plywood) itu sendiri

6) Membuat laporan kerja lalu di pindahkan ke komputer

7) Melakukan penyimpanan kayu lapis (plywood) di gudang sesuai ketentuan

e. Hasil yang dicapai

proses pengepakan sendiri membutuhkan beberapa proses yaitu dari membungkus plywood dengan plastic polister sesuai dengan ukuran kayu lapis(plywood) kemudian dibungkus lagi dengan kayu lapis (plywood) khusus untuk pengepakan dan di ikat. Kegiatan pengepakan (packing) dilakukan untuk menjaga kayu lapis(plywood) agar tetap baik dan bebas dari cacat serta kerusakan lain yang tidak diinginkan sehingga mengurangi nilai jual kayu lapis (plywood)

(39)

f. Pembahasan

Dalam kegiatan pengepakan (packing) hal yang perlu diperhatikan yaitu pembuatan palet dan pemasangan bandezer harus sesuai dengan lebar, panjang dan tingginya tumpukan kayu lapis (plywood). Produksi pengepakan dalam sehari tidak menentu tergantung produksi dari pabrik

9. Pengawasan Kualitas (Quality Control) a. Tujuan

Pengujian produk kayu lapis (plywood) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tahan atau kuat kayu lapis (plywood) tersebut pada gangguan dari luar seperti air hujan, panas matahari dan gangguan hama dan jamur. Selain itu untuk mengetahui dan memastikan kayu lapis(plywood) telah bebas dari bahan kimia berbahaya.

b. Dasar teori

Dalam analisis kayu lapis (plywood) ini terdapat 4 pengujian yang di lakukan, yaitu:

1) Uji Tarik (bonding strength) adalah Proses pengujian ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang disebut Tensilstrength. Dalam pengujian ini ada beberapa tipe glue yang digunakan, yaitu :

a) T1 : Melamine

b) T1,5 : Urea dan Melamine c) T2 : Urea

Ukuran sampel uji tarik adalah 8,2 x 2,5 cm dan pembuatan takik 2/3 kali total thicknes atau sedalam inti.

Adapun cara menghitung kelulusan bonding strength adalah sebagai berikut :

(40)

Bonding strength= beban (kg) x koefisien kg/cm) Luaspermukaan(cm)

Dimana :koefisien = Tebal Core Tebal face/back

Dengan persentase kelulusan minimal 90% dari total jumlah sampel, dan untuk kelulusan bonding strength dengan nilai minimal 7,0 kg/cm.

2) Uji delaminasi merupakan proses pengujian kerekatan dengan cara oven. Jumlah specimen adalah 12 pcs dengan ukuran sampel 7,5 x 7,5 cm.

% delaminasi = jumlah yang lulus

Total jumlah sampel Standar Delaminasi : 90 > up = lulus

89>70 = uji ulang (retets) 70 = gagal

3) Uji Kadar Air (moisture content)Dalam uji ini ukuran sampel yang digunakan 7,5 x 7,5 cm sebanyak 2 pcs/panel. Kadar air dihitung dengan rumus :

Kadar Air = Berat awal – Berat akhir x 100% Berat akhir

Dengan pengujian sampel di timbang dan di oven pada temperature 100 ºC sampai beratnya konstan.

(41)

4) Low Formaldehyde EmissionCara yang biasa dikerjakan dalam pengujian emisi formaldehyde adalah dengan memakai desikator., dimana jumlah kayu lapis yang digunakansebanyak 10 sampel dengan ukuran 5 x 15 cm. dalam desikator terdapat air yang berfungsi untuk mengikat formaldehyde yang keluar dari kayu lapis. Analisa kadarformaldehyde dilakukan terhadap air tersebut.Beberapa macam bahan kimia dipakai dan alat yang biasa digunakan adalah spektrofotometer.

LFE = Absorban

Slope Larutan Standar

Dimana :Nilai slope = 7.3475

c. Alat dan bahan

1) Alat terdiri dari: Jigsaw, Desikator, Pipet, Gelas ukur, Spectrophotometer, Water bahd, Tensil strength, Kalkulator, Timbangan digital, Oven , Alat tulis menulis

2) Bahan terdiri dari: Air aquadest, Ammonium acetate, Asethil aseton, Ammonium glacial, Potongan plywood

d. Prosedur kerja

1) Metode pengujian Uji Tarik (bonding strength) untuk T2 dan T1,5 yaitu sampel diikat dan kemudian direbus dalam waterbath dengan suhu 60 ºC selama 3 jam. Setelah 3 jam barulah diangkat dan kemudian dilakukan uji tarik.

Metode pengujian untuk T1 diawali dengan perebusan sampel pada suhu 100 ºC selama 4 jam, kemudian dioven dengan suhu 60 ºC selama 20 jam, setelah itu direbus lagi dengan suhu 100 ºC selama 4

(42)

jam. Hal terakhir yang dilakukan adalah mengangkat sampel dan dibonding

2) Pengujian delaminasi Untuk T2 dan T1,5 sampel direbus dalam waterbath pada temperature 70 ºC selama 2 jam, kemudian di oven dengan suhu 60 ºC selama 3 jam setelah itu di analisa. Untuk T1 sampel direbus pada temperatur100 ºC selama 4 jam kemudian di oven pada suhu 60 ºC selama 20 jam setelah itu direbus lagi pada temperature 100 ºC selama 4 jam dan di oven lagi pada suhu 60 ºC selama 3 jam kemudian di analisa.

3) Pengujian untuk kadar air adalah dengan cara menimbang berat awal sample kemudian di masukan oven selama 6 jam dengan suhu 100ºC setelah di oven, dimasukan desikator dan kemdian di timbang lagi sampai menemukan nilai konstan

4) Pengujian emisi dilakukan dengan cara potongan sample jepit dan di gantung di dalam desikator yang bawahnya diletakan cawan berisi aquades 300 ml selama 24 jam, setelah itu aquades diambil 25 ml dan di campur dengan larutan A4 dan dipanaskan selama 10memit dengan suhu 68ºC, didinginkan dan diuji dengan alat spectometrom dengan cara mendeteksi warna air tersebut, semakin hijau kekuningan semakin besar emisi yang terkandung dalam plywood. e. Hasil yang dicapai

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan, ketahanan dan zat kimia yang terkandung dalam kayu lapis (plywood)

Dalam kegiatan pengujian yang diperhatikan yaitu ketelitian dalam pengujian dan memperhatikan bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai bahan campuran untuk pengujian plywood. Pengujian di lakukan 4 macam,

(43)

pengujian emisi untuk mengetahui zat berbahaya yang terkandung dalam kayu lapis (plywood), pengujian bonding steght untuk mengetahui kekuatan tarik plywood, pengujian kadar air untuk melihat tingkat kadar air sesuai dengan standard an pengujian delaminasi untuk melihat seberapa kuat perekatnya.

f. Pembahasan

Pengujian-pengujian ini harus teliti dan sesuai prosedur kerja, karena jika terdapat masalah pada pengujian, bagian laboratorium harus segera memberitahu kepala bagian, tujuanya untuk menghindari complain jika barang sudah di kirim. Maka dam pengujian kualitas kayu lapis harus benar-benar teliti untuk mengetahui kekuatan dan ketahanan kayu lapis terhadap peruhhan cuaca dan dari benda-benda asing

B. Penggergajian (Sawmill) 1. Tujuan

Memanfaatkan pengolahan sisa bahan buangan dari bagian persiapan bahan baku dan pembuatan vinir yang sudah tidak dapat digunakan lagi untuk proses pembuatan vinir,

2. Dasar teori

Penggergajian (Saw mil)l adalah penggergajian kayu dan tempat pembuatan produk sawn timber dan bare core. Produk ini dijual kembali.Bahan yang ada di penggergajian (saw mill) adalah bahan yang sudah dibuang sebelum dipotong maupun sudah dipotong. Serta bahan sisa pembuatan vinir

(44)

3. Alat dan bahan

a) Alat terdiri dari: Forklift, Mesin break down, Mesin poni, Mesin table saw,Alat tulis, Stik penahan

b) Bahan terdiri dari: kayu bulat (Log) dan ampulur 4. Prosedur kerja

a) Kayu bulat (Log) atau ampulur di bela di mesin breakdown b) Kemudian di Rajang di mesin poni

c) Jika hasil potongan adalah kayu jenis flooter (berat jenis rendah) maka akan dijadikan bahan bare core. Sedangkan kan yang jenis shingker akan dikirim ke mesin saw table untuk dijadikan papan atau balok dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan kayu. d) Pembuatan bare core juga melalui proses pengeringan di mesin

kiln dry stelah itu di planner agar permukaan halus, kemudian di potong arah memanjang di mesin cross cut dengan ukuran 70 cm, 60 cm, 45 cm, setelah itu bahan yang sudah di potong tadi di susun lagi dengan ukuran panjang yang berbeda-beda kemudian di laburi dengan perekat selanjutnya ahan masuk ke mesin kompuser untuk di kempa dan dipanaskan agar perekat cepat kering.

5. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan penggergajian (saw mill) hasil yang dicapai yaitu log yang tidak dapat digunakan untuk pembuatan vinirdapat dijadikan sebagai produk sawn timber dan bare core yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi..

Kegiatan penggergajian di saw mill adalah kegiatan membuat saw timber yang dijual ke pasar lokal danbare core di ekspor.

(45)

6. Pembahasan

pemanfaatan bahan baku sangat efektif mulai dari daging kayu bulat yang mempunyai kondisi baik di buat vinir sementara kayu bulat yang mempunyai kondisi tidak baik di jalakukan pengolahan di penggergajian (saw mill), Serta serbuk hasil penggergajian di guanakan untuk bahan bakar boiler, Pemanfaatan limbah produksi sangat efektif.

(46)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapang (PKL),penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Target produksi yang direncanakan dapat tercapai apabila ketersediaan dan suplai bahan baku mencukupi, kondisi mesin dalam keadaan baik dan sumber daya manusianya disiplin, sehat dan tepat waktu.

2. Pada proses produksi, bahan baku yang ada harus dapat dimaksimalkan sehingga limbah yang terbuang dapat dikurangi sedikit mungkin.

3. Dalam kegiatan produksi kayu lapis PT. Idec Abadi Wood Industries terbagi dalam beberapa seksi, yaitu : persiapan bahan baku,pembuatan vinir (veneering), pengeringan vinir (drying), perbaikan (repair), perekatan (gluing),pengempaan (pressing), pengerjaan akhir(finishing), penyeleksian vinir (Quality control),pengepakan(packing), dan pengergajian (saw mill)

4. Dalam analisa kayu lapis (plywood) terdapat 4 pengujian yang dilakukan yaitu : Uji Tarik (Bonding Strenght), Uji Delaminasi (soaking), Uji Kadar Air (Moisture Content) dan LFE (Low Formaldehyde Emisi).

B. Saran

Dari hasil kegiatan praktek ini ada beberapa saran yang penulis sampaikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Para karyawan seharusnya di wajiblkan menggunakan masker dan penutup mulut bila tidak, harus mendapat sangsi tegas

(47)

2. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, perlu adanya koordinasi langsung antar seksi dan menjalankan peraturan dengan sebaik mungkin.

3. Perlunya dukungan dari perusahaan dalam melakukan penelitian untuk memperlancar proses produksi dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.

(48)

Gambar 1. Penumpukan kayu bulat di air (logpound)

(49)

Gambar 3. Penumpukan kayu bulat di darat (Logyard)

(50)

Gambar 5.Kolam Perendaman kayu bulat (Log) Sebelum Dikupas

(51)

Gambar 7. Mesin Rotary lathe

(52)

Gambar 9. Proses Relling Kupasan kayu bulat Dirotary Lathe

(53)

Gambar 11. Proses Input Pada Mesin Roll Dryer

(54)

Gambar 13.Mesin Jointer

(55)

Gambar 15. Proses Penyusunan dan perbaikan Vinir

(56)

Gambar 17. Proses Pada Mesin kempa dingin (Cold Prees)

(57)

Gambar 19.Perbaikan (Repair)

(58)

Gambar23. Proses Uji kadar racun (Emisi)

(59)

Gambar 25. Proses Uji Bonding Strenght

(60)

Gambar 27.Penumpukan Barang Jadi Dan Pengepakan ( Packing)

(61)

Gambar

Tabel 1:Standar ukuran vinir  Ukuran panel  (mm)  Jenis  veneer  Spure knife (mm)  Toleransi (mm)  Spure knife (mm)  Panjang  log (mm)  900 x 1800  Core  935  ± 3  1950  F/B/CC  1845 ± 6  910 x 1820  920 x 1830  Core  955  ± 3  1950  F/B/CC  1885 ± 6  920
Tabel 2: Standar sudut  asah mesin Rotary Lathe  SETTING  MEINAN-5  NO. 1  UROKO-9 NO
Tabel 4: standar kadar air
Tabel 5: standar visual back 2,4mm &general plywood
+7

Referensi

Dokumen terkait