• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Areal Pembibitan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIP - AP) Medan. Waktu penelitian selama 7 bulan, dari bulan Januari – Juli 2017.

3.2 Desain Penelitian

a. Susunan Perlakuan

Susunan perlakuan ini adalah : Media (Faktor I)

T0 : Tanah Steril

T1 : Tanah eks Ganoderma

Dosis Marfu – P (Faktor II)

M0 :0 gr/tanaman

M1 : 10 gr/tanaman

M2 : 20 gr/tanaman

M3 : 30 gr/tanaman

Keterangan : semua perlakuan diinfeksi dengan sumber inokulan yang disiapkan pada kayu karet.

b. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan Rancang Acak Faktorial dengan 2 faktorial,

Bibit yang dibutuhkan = 8 x 3 = 24

Jumlah bibit perplot = 2

Jumlah ulangan = 3 x ulangan

(2)

20

Susunan perlakuan pada pembibitan adalah sebagai berikut : Perlakuan Uji Pada Bibit

Kode Perlakuan

T0M0 T0M1 T0M2 T0M3

T1M0 T1M1 T1M2 T1M3

Adapun model linear yang diasumsikan untuk rancangan acak kelompok (RAK) faktorial ini adalah (Sumber): Gaspersz, 1995

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + £ijk Dimana :

Yijk : hasil pengamatan ulangan ke – i, media ke – j dan perlakuan dosis Marfu – P pada taraf ke – k

µ : nilai tengah umum

ρi : pengaruh ulang/blok ke – i

αj : pengaruh media taraf ke – j

βk : pengaruh dosis Marfu – P taraf ke – k

(αβ) jk : pengaruh interaksi bibit ke – j dan perlakuan Dosis Marfu – P taraf ke – k

£ijk : galat percobaan pada ulangan ke – i yang mendapat

perlakuan bibit pada taraf ke – j dan perlakuan Marfu – P pada taraf ke – k

Untuk melihat pengujian terhadap parameter yang diamati pada akhir Penelitian disusun Daftar Sidik Ragam (DSR) berdasarkan data yang diperoleh. Terhadap perlakuan yang di pengaruhi nyata dilakukan uji beda nyata BNJ dengan taraf 5% dan 1%.

3.3 Bahan dan Peralatan

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : • Bibit tanaman kelapa sawit

PN (Pre Nursery) berumur 3 bulan

• Tanah steril

• Tanah eks Ganoderma • Inokulum G. Boninense • Polibag putih(Ukuran 5 Kg) • Pupuk NPK Mg 15-15-6-4

(3)

21 • Pupuk NPK Mg 12-12-7-2 • Pupuk Urea • Bambu • Kawat • Paranet

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : • Cangkul

• Ayakan pasir • Meteran • Timbangan

• Gembor

• Alat – alat tulis

• Alat pengukur klorofil daun (CCM)

Alat pengkur klorofil daun (CCM) dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Luas pengukuran 2 mm x 3 mm

2. Ketebalan subjek maksimum 1,2 mm 3. Sumber cahaya 2 elemen LTD 4. Reseptor 1 SPD (silikon fotodioda)

5. Display Panel LCD menunjukan nilai pengukuran 4 digit (nilai yang ditunjukan ke desimal pertama) dan 2 digit jumlah pengukuran.

6. Sumber daya 2 baterai alkalin AA. Dengan daya tahan 20.000 kali pengukuran.

(4)

22 3.4 Tahapan Penelitian

3.4.1 Persiapan Inokulum Ganoderma

Pembuatan inokulum dilakukan dengan menggunakan kayu karet dengan ukuran 10 x 4 cm. Potongan kayu karet diletakkan di bawah dan sekitar fruiting body jamur Ganoderma di lahan kelapa sawit STIPAP Medan.

3.4.2 Persiapan Areal

Areal penelitian di bersikan dari rumput dan gulma lain nya. Kemudian diratakan dan membuat parit di sekeliling areal.

3.4.3 Pembuatan Blok Penelitian

Blok di buat dengan ukuran 6 m x 7 m. Dimana blok ini akan digunakan untuk menyusun bibit dengan jarak antar polibeg adalah 50 cm x 50 cm dengan sistem mata lima.

3.4.4 Media Tanam

Pada media tanah Steril (T0) tanah diambil di Kampus STIPAP Medan dan di

beli di Daerah Tuntungan Kabupaten Deli Serdang. Tanah steril dilakukan pengukusan hingga suhu mencapai 60°. Pengukusan dilakukan dengan menggunakan drum yang di bakar diatas api. Pada tanah Eks Ganoderma (T1) diambil di tanah perkebunan Kelapa sawit milik PT. Perkebunan

Nusantara II Kebun Tanjung Garbus. 3.4.5 Penanaman Bibit

Sebelum penanaman polibeg di isi dengan media yang digunakan dengan berat 6 kg/polibeg. Bibit PN yang berumur 3 bulan ditanam di dalam polibeg plastik putih ukuran 5 kg sesuai dengan perlakuan yang dilakukan. Pada proses penanaman sebelum bibit dimasukkan ke polibeg terlebih dahulu lalu masukan inokulum Ganoderma. Peletakan inokulum 10 cm dari bibit PN kemudian di timbun dan di padatkan tanah di sekitar bibit dalam polibeg.

(5)

23

3.4.6 Pemeliharaan

Seluruh tanaman dilaksanakan pemeliharaan yaitu penyiraman 2x/hari, pengendalian gulma seminggu sekali, pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan kondisi yang terjadi. Pemumupukan dilakukan sesuai dengan jadwal dan dosis yang telah di tetapkan.

Tabel 3.1 Dosis pemupukan Pada Pembibitan Kelapa Sawit

Umur Bibit Dosis Pupuk (gram/pohon)

(Minggu) 15-15-6-4 12-12-7-2 K atau D 2 2,5 - - - 3 2,5 - - - 4 5,0 - - - 5 5,0 - - - 6 7,5 - - - 8 7,5 - - - 10 10,0 - - - 12 10,0 - - - 14 10 7,5 10 16 10 18 10 7,5 10 20 10 22 15 10 15 24 15 26 15 10 15 28 15 30 20 15 22,5 32 20 34 20 15 22,5 36 20 38 25 15 22,5 40 25 Jumlah 50 230 80 117,5 3.4.7 Pengamatan

Pengamatan dilakukan yaitu 5 MST ( Minggu Setelah Tanam ) kemudian dilakukan pengamatan kembali dengan interval waktu 2 minggu sekali. Proses pengamatan yaitu pada pertumbuhan vegetatif bibit dan perkembangan miselium pathogen G.boninense. Pengamatan vegetatif yang dilakukan adalah :

(6)

24

a. Perhitungan Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung 5 minggu setelah tanam (MST). Banyaknya jumlah daun dalam satu bibit dicatat setiap proses pengamatan. Pengamatan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna. Daun yang telah mati tidak dihitung. Pengamatan dilakukan dengan interval 1x/2 minggu.

b. Pengukuran Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan menggunakan meteran yaitu diukur 1 cm di atas permukaan tanah sampai daun tertinggi yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan dengan interval 1x/2 minggu dan pengukuran ini menggunakan satuan cm.

c. Pengkuran Diameter Batang

Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui diameter batang bibit kelapa sawit. Diameter batang diukur pada pangkal batang menggunakan meteran kain dengan satuan cm, sehingga untuk mendapatkan diameter batang hasil dari pengkuran lilit batang tersebut dibagi dengan 3,14. Hal ini sesuai dengan rumus matematika untuk mencari diameter lingkaran Pengamatan dilakukan dengan interval 1x/2 minggu

d. Pengamatan Zat Hijau Daun

Pengukuran zat hijau daun menggunakan alat Chlorophyll Conttent Meter yang dimiliki oleh Kampus STIPAP. Pengukuran kadar clorofil dilakukan pada awal Pengamatan (5 MST) dan akhir pengamatan (25 MST). Satuan yang digunakan adalah CCI (Chlorophyyl Conttent Index). Metode pengukurannya adalah :

1. Alat CCM di lakukan kalibrasi terlebih dahulu.

2. Setelah itu tentukan daun yang di ukur yaitu daun yang sudah terbuka (tahap Biforcut)

3. Jepitkan alat CCM ke bagian permukaan daun yaitu pada kedua sisi daun.

(7)

25

e. Tingkat Infeksi Penyakit

Pengamatan keparahan penyakit dilakukan setelah pembongkaran bibit kelapa sawit, yaitu pada 25 MST. Hal ini dikarenakan gejala awal

G. boninense pada tajuk secara umum terjadi (6-12) bulan. Persentase

bercak nekrotik pada akar digunakan untuk menentukan tingkat keparahan dengan menggunakan metode skor 0 hinga 4, dengan kriteria skoring tercantum pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kriteria skor kerusakan nekrotik akar

Nilai

Skor Area Nekrosis

0 0 ≤ x < 1 % nekrotik yang ada bukan karena infeksi G. boninense 1

1 < x < 20 % nekrotik yang terjadi berkembang hingga kurang dari 20%

2 20 ≤ x < 40% nekrotik yang terjadi berkembang 20-40% 3 40 ≤ x < % 60 nekrotik yang terjadi berkembang 40-60% 4 x > 60% nekrotik yang terjadi berkebang hingga lebih dari 60% Sumber : Sinaga 30 September 2007, Komuniksi Pribadi

Infeksi penyakit dihitung menggunaka rumus Townsen & Hurberger dalam Arifin Et al. 2003

KpP= � (n x v)4𝑖𝑖=0

Z x N

Keterangan :

KpP = Infeksi penyakit n = jumlah akar nekrotik

v = nilai skor yang masing – masing kategori N = jumlah skor yang diamati

Z = nilai skor tertinggi

f. Berat Kering

Penimbangan berat kering dilakukan pada akhir penelitian. Tanaman yang telah dibongkar dan dipisahkan dari polibag, kemudian dipisahkan dari tanah yang menempel, akar dan batangnya dipisahkan untuk penimbangan agar lebih mudah untuk ditimbang. Untuk penimbangan berat kering, bibit

(8)

26

yang sudah dibersihkan di masukkan kedalam kantong kertas kemudian dimasukkan kedalam oven selama 24 dengan suhu 110°C.

3.5 Bagan Alur Penelitian

Pembuatan Inokulum

Persiapan Bahan Tanam dan Media Tanam

Penanaman Bibit Persiapan Areal

Pengamatan Bibit

Analisa Data

Hasil Dan Kesimpulan

Selesai

Pembuatan Block tanam

Pemeliharaan Bibit Aplikasi Pupuk

(9)

27 3.6 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

0 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Peersiapan Areal

2 Pembuatan blok tanaman

3 Persiapan Bahan Dan Media Tanam

4 Pembuatan Inokulum

5 Penanaman Bibit Kelapa Sawit

6 Pemeliharaan Bibit dan Areal Penelitian

dari Gulma, dan Hama

7 Aplikasi Pupuk

8 Pengamatan

9 Analisa Di Laboratorium

10 Pengolahan Data

11 Penyusunan Laporan Penelitian

Gambar

Gambar 3.1 Alat Pengukur Klorofil Daun (CCM)
Tabel 3.1 Dosis pemupukan Pada Pembibitan Kelapa Sawit

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya daun yang telah terbuka sempurna setelah tanaman berumur, 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah pindah tanam

Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul, nama penulis, abstrak disertai kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan,

Dalam beberapa kasus terjadi penggunaan alat tangkap illegal (illegal fishing) dikalangan nelayan yang merupakan tindakan merusak biota laut dan terumbu karang (Ahdan, 2012).

Pengukuran tinggi dilakukan dengan mengukur tinggi bibit dari pangkal (atau permukaan tanah) hingga pucuk daun. Pengukuran tinggi dinyatakan dalam satuan

Pengukuran luas daun per tanaman dilakukan setiap 3 hari sekali dengan menggunakan metode faktor koreksi berdasarkan data pengukuran panjang dan lebar daun tanaman

PETA KONSEP STATISTIKA UKURAN PEMUSATAN DATA UKURAN LETAK DATA UKURAN PENYEBARAN DATA MEAN MODUS MEDIAN QUARTIL DESIL PERSENTIL JANGKAUAN SIMPANGAN

- Peserta didik mampu menguji hasil konfigurasi VLAN pada cisco dengan terampil.. Alat,Media dan

Pukul 14.00 WIB, Untuk menghindari akibat yang lebih buruk Nakhoda menggambil alih kemudi dan berinisiatif untuk lego jangkar kapal di alur sungai Mentaya Hilir Selatan,