Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
1
Triwulan III - 2005
Metodologi
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I- 2002. Dan pada triwulan 1 2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata- rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah (tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar) dan selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana.
? Harga properti residensial meningkat
? Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh
melambat
Perkembangan Harga Properti Residensial
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan III-2005 yang menggambarkan perkembangan harga rumah baru di 14 kota besar Indonesia termasuk wilayah Jabotabek, mengindikasikan terjadinya kenaikan harga hingga indeks tercatat sebesar 128,37. Secara triwulanan, indeks tumbuh sebesar 0,82% (q-t-q), peningkatan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,88%). Dilihat berdasarkan tipe rumah, secara q-t-q pertumbuhan indeks tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil yakni sebesar 1,16%, diikuti oleh rumah tipe menengah dan tipe besar masing-masing sebesar 0,90% dan 0,40%. Berdasarkan wilayah, secara q-t-q kota Surabaya merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi (sebesar 2,22%), terutama karena pertumbuhan indeks harga rumah tipe menengah (sebesar 2,47%). Sementara itu, pertumbuhan harga terendah terjadi di kota Padang (sebesar 0,08%). Sedangkan untuk harga rumah di wilayah Jabotabek tumbuh sebesar 1,12%.
Harga meningkat
PROPERTI RESIDENSIAL
RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY
Grafik 1
Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Gabungan 14 Kota Besar Di Indonesia (q-t-q)
(%) (Indeks) 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*
2002 2003 2004 2005 -2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 IHPR % Perubahan
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
2
Para pengembang (developer) mengekspektasikan harga properti residensial pada triwulan IV-200 5 akan mengalami penurunan sehingga indeks diperkirakan menjadi sebesar 127,13. Secara triwulanan, indeks diperkirakan tumbuh negatif sebesar 0,97% (q-t-q), berkebalikan arah dibandingkan peningkatan indeks pada triwulan III-2005 (0,82%). Penurunan indeks pada triwulan IV-2005 diperkirakan terutama didorong oleh turunnya harga pada rumah tipe kecil dan besar masing-masing sebesar 3,35% dan 0,31% , sedangkan rumah tipe menengah mengalami kenaikan sebesar 0,75% (q-t-q ). Secara triwulanan, kota yang diperkirakan mengalami penurunan harga rumah tertinggi adalah kota Padang (-25,41%) terutama karena penurunan harga rumah tipe kecil sebesar 27,70%. Sementara itu, kota yang mengalami peningkatan harga tertinggi adalah kota Medan (4,95%). Khusus untuk wilayah Jabotabek, harga rumah diprakirakan mengalami kenaikan sebesar 0,39% (q-t-q).
,
Survei Harga Properti Residensial
Pada triwulan mendatang diprakirakan terjadi penurunan harga
Grafik 2
Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil (q-t-q)
(Indeks) (%)
Grafik 3
Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah (q -t-q)
(Indeks) (%) 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*
2002 2003 2004 2005 -4,0 -3,0 -2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0
IHPR - Tipe Kecil % Perubahan
0 20 40 60 80 100 120 140
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*
2002 2003 2004 2005 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
3
Dari hasil pengamatan terhadap indeks harga jenis sub kelompok biaya tempat tinggal pada IHK-BPS pada triwulan III-2005 (September 2005) memberikan indikasi searah kenaikan harga properti residensial dengan indeks sebesar 129,00. Secara triwulanan, indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal menunjukkan peningkatan sebesar 0,29% (q-t-q ), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,56%. Sementara itu, pada September 2005 sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,48% (m-t-m).
Harga barang tempat tinggal pada triwulan I-2004 meningkat (inflasi)
Grafik 5
Perkembangan IHPR dan Indeks Harga Biaya Tempat Tinggal (q -t-q)
(%)
Grafik 4
Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar (q-t-q)
(Indeks) (%)
Survei Harga Properti Residensial
Harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK pada triwulan III-2005 meningkat (inflasi)
90 95 100 105 110 115 120 125 130
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*
2002 2003 2004 2005 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0
IHPR - Tipe Besar % Perubahan
-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*
2002 2003 2004 2005
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
4
Secara tahunan (y-o-y), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III-2005 mencatat kenaikan sebesar 6,68%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,81%). Meningkatnya angka pertumbuhan tahunan tersebut terjadi pada keseluruhan tipe rumah dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (7,16%), diikuti oleh rumah tipe menengah (6,84%) dan tipe besar (6,04%). Pertumbuhan tahunan tertinggi masih tetap terjadi di kota Banjarmasin (13,32%) dan terendah di Bandar Lampung (1,80%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 5,12%.
Sementara pada triwulan IV-2005, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) secara tahunan diprakirakan sebesar 4,36%, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan indeks pada triwulan sebelumnya (6,68%). Melambatnya pertumbuhan tahunan tersebut diperkirakan terjadi pada semua tipe rumah, dimana rumah tipe kecil, menengah, dan besar masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,38%, 6,22% dan 4,46%. Menurut wilayah, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Banjarmasin (11,89%) dan terendah terjadi di kota Bandar Lampung (1,41%), sementara kota Padang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 22,03%. Khusus untuk wilayah Jabotabek diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 4,35%.
Survei Harga Properti Residensial
Pertumbuhan IHPR secara tahunan mengalami
peningkatan
Pada triwulan IV-2005 pertumbuhan hargasecara tahunan melambat
Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah
5
NO KOTA
Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total
1 BANDUNG 1,30 1,10 0,53 0,98 5,62 6,10 13,14 8,26 2 BANDAR LAMPUNG 0,00 0,00 0,40 0,13 0,86 3,65 0,90 1,80 3 BANJARMASIN 2,65 3,12 0,00 1,92 14,32 14,18 11,40 13,32 4 DENPASAR 1,92 1,86 0,00 1,26 3,50 3,82 2,42 3,28 5 PALEMBANG 1,10 1,01 1,43 1,18 12,27 11,57 9,64 11,22 6 SEMARANG 0,69 0,21 0,00 0,30 11,44 9,17 6,77 9,12 7 YOGYAKARTA 0,60 0,57 0,17 0,45 4,92 2,58 6,16 4,56 8 PADANG 0,25 0,00 0,00 0,08 4,62 4,22 4,99 4,63 9 MEDAN 0,49 0,07 -0,16 0,13 5,99 5,42 2,15 4,53 10 MAKASSAR 2,65 0,09 0,00 0,91 17,25 7,43 1,59 8,66 11 MANADO 0,00 0,61 - 0,30 2,52 8,99 - 5,77 12 SURABAYA 2,43 2,47 1,76 2,22 7,27 10,09 16,01 11,11 13 PONTIANAK 1,43 0,00 0,00 0,48 3,43 3,42 0,00 2,29 14 JABOTABEK 0,78 1,49 1,07 1,12 6,75 4,66 3,95 5,12
Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan
TIPE BANGUNAN TIPE BANGUNAN
NO KOTA
Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total
1 BANDUNG 2,25 2,44 0,74 1,81 6,85 6,47 11,36 8,23 2 BANDAR LAMPUNG 0,00 0,00 0,00 0,00 0,86 2,46 0,90 1,41 3 BANJARMASIN 2,86 0,91 -2,94 0,28 16,00 12,90 6,79 11,89 4 DENPASAR -0,34 14,22 0,00 4,62 2,92 18,58 2,42 7,97 5 PALEMBANG -9,63 3,14 0,00 -2,16 -3,22 9,59 8,28 4,93 6 SEMARANG 0,86 0,50 -10,21 -2,95 11,03 7,79 -4,13 4,84 7 YOGYAKARTA 1,75 0,92 0,84 1,17 5,46 2,98 3,10 3,84 8 PADANG -53,95 -27,70 5,44 -25,41 -51,96 -24,65 10,70 -22,03 9 MEDAN 5,46 8,83 0,56 4,95 11,78 14,12 2,72 9,51 10 MAKASSAR 3,08 2,96 0,00 2,01 15,50 6,62 1,59 7,83 11 MANADO 0,00 1,00 - 0,50 2,52 10,08 - 6,30 12 SURABAYA 0,28 0,95 1,42 0,88 7,57 10,22 11,25 9,68 13 PONTIANAK 0,00 1,75 0,00 0,58 3,43 5,23 0,00 2,88 14 JABOTABEK 0,49 0,59 0,08 0,39 5,84 4,35 2,86 4,35 -3,35 0,75 -0,31 -0,97 2,38 6,22 4,46 4,36
TIPE BANGUNAN TIPE BANGUNAN
Gabungan 14 Kota
Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan
Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan III-2005
Tabel 2