• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. RPM Extruder, Speed Cartepillar, Suhu Air, dan Pressure merupakan

faktor - faktor yang mempengaruhi proses permesinan pembuatan selubung

pada indoor cable 10 pair dengan material Polyvinyl Chloride (PVC).

2. Berdasarkan hasil perhitungan manual dan minitab14 dengan metode Rasio

S/N, didapatkan setting optimum dengan :

• RPM Extruder : Level 3 (12 m/min) • Speed Cartepillar: Level 3 (12 m/min) • Suhu Air : Level 2 (25º)

• Pressure : Level 1 (1 bar)

3. Setelah dilakukan percobaan langsung melalui penerapan setting optimum

hasil perhitungan yang dilakukan selama 3 hari, dan dibandingkan serta

dilakukan pengujian dengan metode uji hipotesis 2 proporsi, didapatkan

kesimpulan bahwa jumlah produk Indoor Cable 10 pair yang memiliki IR

(2)

produk Indoor Cable 10 pair yang memiliki IR rendah sesudah penerapan

setting optimal.

4. Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui biaya kerugian yang dialami

PT SUCACO Tbk menunjukkan hasil sebagai berikut :

• Biaya kerugian sebelum dilakukan percobaan : Rp 28,044,116.56 • Biaya kerugian setelah dilakukan percobaan : Rp 6,179,652.81 • Penghematan biaya kerugian : Rp 1,101,968,973,000 • Besarnya penghematan : 77.965 %

5. Pada lini produksi indoor cable, mesin TDT 16 CA merupakan mesin yang

memiliki tingkat breakdown paling sering berdasarkan index kekritisan

sebesar 38 kali dan total downtime sebesar 60.75 jam pada periode waktu

bulan September 2008 – bulan Februari 2009.

6. Berdasarkan prinsip pareto, diperoleh hasil bahwa dari perhitungan dengan

menggunakan data frekuensi breakdown, komponen – komponen dari

mesin TDT 16 CA yang termasuk dalam kategori komponen kritis adalah

komponen Roll Guide Cabling dengan frekuensi breakdown sebanyak 14

kali atau 27.451 % , komponen Main Panel Operation dengan frekuensi

breakdown sebanyak 11 kali atau 21.569 %, dan komponen Panel Control Pressure dengan frekuensi breakdown sebanyak 9 kali atau 17.647 %

7. Berdasarkan hail pengamatan terhadap data historis periode waktu bulan

(3)

waktu kerusakan (TTF) dari komponen kritis Roll Guide Cabling, dan

Main Panel Operation mengikuti pola distribusi lognormal, sedangkan

untuk komponen Panel Control Pressure mengikuti pola distribusi normal.

Untuk data waktu perbaikan (TTR) untuk komponen kritis Roll Guide

Cabling mengikuti distribusi weibull, sedangkan untuk komponen Main Panel Operation, dan Panel Control Pressure mengikuti distribusi

lognormal.

8. Waktu antar kerusakan rata – rata (MTTF) untuk komponen Roll Guide

Cabling adalah 314.163 jam, untuk komponen Main Panel Operation

adalah 451.555 jam, dan untuk komponen Panel Control Pressure adalah

381.952 jam.

9. Waktu perbaikan rata – rata (MTTR) untuk komponen Roll Guide Cabling

adalah 3.780 jam, untuk komponen Main Panel Operation adalah 2.303

jam, dan untuk komponen Panel Control Pressure adalah 2.663 jam.

10. Dengan penerapan preventive maintenance akan terjadi peningkatan

reliability sekitar 38.49% untuk komponen Roll Guide Cabling, 54.83%

untuk komponen Main Panel Operation, 24.64% untuk komponen Panel

Control Pressure.

11. Dengan menerapkan usulan preventive maintenance, dapat menghasilkan

penghematan biaya (cost saving) sebesar 21.742 % untuk komponen Roll

Guide Cabling, 45.963 % untuk komponen Main Panel Operation, dan

(4)

12. Analisa RCA (Root Cause Analysis) merupakan salah satu alat bantu yang

dapat digunakan untuk mencari akar penyebab terjadinya breakdown, yaitu

material komponen mudah terkikis, penyambungan komponen yang kurang

tepat, kurangnya perhatian dan kedisiplinan, aliran informasi

manusia-mesin yang tidak mencukupi sehingga terjadi "error", kesalahan pada

pemilihan peralatan atau bahan, pemasangan komponen kurang tepat

menyebabkan hubungan dengan yang lain cepat rusak.

13. Perhitungan estimasi frekuensi breakdown (bulan Maret 2009 – bulan

Agustus 2009) dengan simulasi Monte Carlo dilakukan untuk membantu

pihak perusahaan dalam menyediakan lebih awal komponen-komponen

kritis. Hasil estimasi frekuensi breakdown untuk komponen Roll Guide

Cabling adalah sebanyak 2 kali untuk bulan pertama, bulan kedua

sebanyak 3 kali, bulan ketiga sebanyak 2 kali, bulan keempat sebanyak 1

kali, bulan kelima sebanyak 3 kali, dan bulan keenam sebanyak 1 kali.

Sedangkan untuk komponen Main Panel Operation, estimasi terjadinya

breakdown pada bulan pertama sebanyak 1 kali, bulan kedua sebanyak 1

kali, bulan ketiga sebanyak 1 kali, bulan keempat sebanyak 2 kali, bulan

kelima sebanyak 1 kali, dan bulan keenam sebanyak 1 kali. Untuk

komponen Panel Control Pressure, estimasi terjadinya breakdown pada

bulan pertama sebanyak 2 kali, bulan kedua sebanyak 2 kali, bulan ketiga

sebanyak 2 kali, bulan keempat sebanyak 1 kali, bulan kelima sebanyak 2

(5)

14. Pada perhitungan Wagner Within untuk mengetahui ukuran lot pemesanan

dan total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk komponen – komponen

kritis untuk 6 periode ke depan (bulan Maret 2009 – bulan Agustus 2009),

didapatkan ukuran lot yang harus dipesan untuk komponen Roll Guide

Cabling adalah sebesar 5 untuk bulan pertama dan kedua, untuk bulan

ketiga dan keempat sebesar 3, dan untuk bulan kelima dan keenam sebesar

4 dengan total biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan adalah

sebesar Rp 340,000. Sedangkan untuk komponen Main Panel Operation,

didapatkan ukuran lot yang harus dipesan adalah sebesar 7 untuk bulan

pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam dengan total biaya

yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan adalah sebesar Rp 760,000.

Untuk komponen Panel Control Pressure, didapatkan ukuran lot yang

harus dipesan adalah sebesar 10 untuk bulan pertama, kedua, ketiga,

keempat, kelima, dan keenam dengan total biaya yang harus dikeluarkan

oleh pihak perusahaan adalah sebesar Rp 740,000.

15. Hasil perhitungan penjadwalan produksi dengan menggunakan metode

Gupta didapat urutan job yang harus dikerjakan untuk memenuhi pesanan

yaitu dimulai dari job 10 pair - 30 pair - 20 pair - 50 pair - 40 pair dengan

(6)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diperoleh beberapa saran bagi

perusahaan sebagai berikut :

1. Selain faktor-faktor yang diteliti, sebisa mungkin PT. SUCACO,Tbk juga

memperhatikan faktor-faktor yang sulit dikendalikan seperti faktor operator

dan metode kerja, seperti memberikan fasilitas dan kesejahteraan bagi

operator serta memberikan pelatihan bagi seluruh karyawan sehingga dapat

menjalankan tugas dengan disiplin dan benar.

2. PT SUCACO Tbk diharapkan menerapkan hasil setting optimum yang

dihasilkan dalam penelitian ini.

3. Untuk meminimasi downtime dan breakdown yang terjadi secara mendadak,

maka perusahaan perlu menjadwalkan aktivitas pemeliharaan pencegahan

secara berkala sesuai dengan hasil perhitungan usulan preventive

maintenance yang telah dilakukan, akan tetapi dengan tetap

mempertimbangkan keuntungan dan kerugian perusahaan.

4. Memperbaiki sistem koleksi data breakdown dan data historis kerusakan

secara sistematis guna menganalisis penyebab terjadinya breakdown secara

lebih akurat.

5. Meningkatkan aktivitas training bagi tenaga maintenance baru dan terus

melatih kemampuan tenaga maintenance yang sudah ada untuk

(7)

peralatan yang ada sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP)

yang telah ditetapkan.

6. Meningkatkan efektifitas penggunaan breakdown analysis – sheet dan

check – sheet maintenance secara mandiri sebagai identifikasi dan kontrol

evaluasi sasaran pengurangan breakdown.

7. Metode RCA dapat digunakan oleh PT SUCACO Tbk untuk melakukan

analisis dan mengetahui penyebab terjadinya breakdown sehingga

penyebabnya dapat diatasi.

8. Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Wagner

Within, sebaiknya dilakukan estimasi simulasi Monte Carlo yang bertujuan

untuk membantu pihak perusahaan dalam menyediakan lebih awal

komponen-komponen kritis tersebut agar pada saat komponen-komponen

kritis tersebut rusak dan harus dilakukan penggantian komponen,

komponen-komponen tersebut sudah tersedia.

9. Sebaiknya PT SUCACO Tbk menerapkan adanya suatu penjadwalan

Referensi

Dokumen terkait

Ini didasarkan pada Pasal 4 ayat (1) PP 38 Tahun 2007, maka proyek PLTU di Kabupaten Batang ini masuk menjadi urusan pemerintah pusat karena peruntukan dan

Seluruh kandidat yang lolos tahap seleksi awal akan dihubungi lebih lanjut oleh panitia (maksimal H+1 minggu) dan akan mengikuti Final Round yang dipusatkan di

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sikap, persepsi kontrol perilaku, dan personal cost secara empiris terhadap niat whistleblowing internal- eksternal

Potensi jumlah neutrofil absolut darah tepi saat masuk untuk dirawat sebagai indikator keluaran stroke iskemik akut yang dinilai dengan adanya defisit

fungsinya adalah untuk melihat pengaruh yang paling dominan dari hubungan antara indikator dengan variabel latennya (keselamatan, kesehatan dan produktivitas) jadi

"Kami bangga dapat bekerja sama dengan PT Pindad (Persero), sebagai industri pertahanan dalam negeri yang mampu menghasilkan produk-produk inovasi baik produk militer maupun

Model Unstandardized Coefficient B t Sig. Audit Quality akan baik apabila didukung dengan baik oleh variabel Independency, Due Professional Care, dan Time Budget Pressure. 2)

Tugas Panitia Pengadaan Tanah (P2T) yang diatur dalam peraturan presiden ini kurang lebih sama dengan diatur dalam Permendagri Nomor 15 Tahun 1975, hanya mendapat penambahan mengenai