• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. VI No. 1 Hal. 42 – 49 ISSN : 2303–2910

c

Jurusan Matematika FMIPA UNAND

HIMPUNAN LEMBUT DENGAN MENGGUNAKAN

HIMPUNAN PARAMETER TUNGGAL

WIDIA WATI, NOVA NOLIZA BAKAR Program Studi Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia,

email : widiawi99@gmail.com

Abstrak. Dalam menghadapi masalah yang mengandung ketidakpastian diperkenalkan konsep himpunan lembut. Jenis-jenis dari operasi himpunan lembut harus didefinisikan terlebih dahulu. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa beberapa definisi dan sifat-sifat himpunan lembut yang didefinisikan tersebut memiliki kelemahan. Dalam mengatasi kelemahan tersebut, beberapa peneliti membuat kontribusi dengan melakukan modifikasi terhadap operasi himpunan lembut. Dalam hal ini, beberapa peneliti mendefinisikan himpunan lembut dengan menggunakan subhimpunan yang berbeda dari himpunan pa-rameter untuk setiap himpunan lembut. Pada paper ini digunakan himpunan papa-rameter tunggal sebagai suatu kontribusi terhadap himpunan lembut.

Kata Kunci : Himpunan lembut, himpunan parameter, himpunan parameter tunggal

1. Pendahuluan

Molodtsov [5] memperkenalkan konsep himpunan lembut sebagai perangkat matem-atika baru dalam menghadapi masalah yang mengandung ketidakpastian. Akhir-akhir ini, teori himpunan lembut dan aplikasinya telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam literatur, jenis-jenis dari operasi himpunan lembut harus didefinisikan terlebih dahulu dan kemudian baru bisa digunakan dalam teori him-punan lembut dan aplikasinya.

Operasi dan sifat-sifat himpunan lembut secara detail dikembangkan oleh Maji dkk. [4]. Namun, beberapa definisi dan sifat-sifat himpunan lembut tersebut memi-liki kelemahan. Kelemahan tersebut sebagian besar telah ditunjukkan oleh Ali dkk. [1] dan Yang [8]. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Ali dkk. [1], Neog dan Sut [6], Sezgin dan Atagun [7], Zhu dan Wen [9], dan Cagman dan Enginoglu [2] mem-buat kontribusi terhadap himpunan lembut.

Dalam mendefinisikan himpunan lembut, peneliti-peneliti sebelumnya menggu-nakan subhimpunan-subhimpunan yang berbeda dari himpunan parameter untuk setiap himpunan lembut. Hal tersebut menimbulkan kelemahan dalam beberapa operasi dan sifat-sifat himpunan lembut. Untuk itu, Cagman [3] memberikan pen-dekatan baru terhadap himpunan lembut dengan menggunakan himpunan parame-ter tunggal untuk setiap himpunan lembut dalam mengatasi kele-mahan-kelemahan yang terdapat dalam himpunan lembut sebelumnya.

Pada paper ini akan dikaji kembali tentang himpunan lembut dengan meng-42

(2)

gunakan himpunan parameter tunggal yang ditulis oleh Cagman [3] sebagai suatu kontribusi pada teori himpunan lembut dan kemudian membandingkannya.

2. Himpunan Lembut dengan Menggunakan Himpunan Parameter Tunggal

Definisi 2.1. [5] Misalkan U adalah himpunan semesta dan E adalah himpunan semesta parameter. Pasangan (Q, E) disebut himpunan lembut (atas U ), jika Q adalah suatu pemetaan dari E ke koleksi dari semua subhimpunan-subhimpunan dari himpunan U .

Dalam hal ini Q disebut approksimasi fungsi dari himpunan lembut (Q, E). Untuk setiap x ∈ E, himpunan Q(x) disebut x-aproksimasi elemen dari himpunan lembut (Q, E). Selain itu, himpunan lembut (Q, E) atas U dapat ditulis sebagai

(Q, E) = {(x, Q(x)) : x ∈ E}.

Elemen-elemen dari himpunan lembut yang memiliki aproksimasi elemen kosong, biasanya tidak dituliskan. Dalam himpunan lembut dengan menggunakan himpunan parameter tunggal, penulisan E dalam himpunam lembut (Q, E) bisa dihapus, se-hingga himpunan lembut (Q, E) dapat ditulis sebagai himpunan lembut Q. Selain itu, koleksi dari semua himpunan lembut dengan menggunakan himpunan parame-ter tunggal dinotasikan dengan S.

Contoh 2.2. Misalkan terdapat enam rumah dalam himpunan semesta U = {h1, h2, h3, h4, h5, h6}, E = {e1, e2, e3, e4, e5} adalah himpunan parameter. Untuk

setiap i = 1, 2, 3, 4, 5, parameter-parameter ei menyatakan modern, cantik, mahal,

strategis, dan dikelilingi pemandangan hijau. Jika Q adalah himpunan lembut atas U , dengan

Q(e1) = {h2, h3, h4}, Q(e2) = U, Q(e3) = U, Q(e4) = ∅, Q(e5) = {h1, h2, h5, h6},

maka himpunan lembut Q dapat ditulis sebagai

Q = {(e1, {h2, h3, h4}), (e2, U ), (e3, U ), (e5, {h1, h2, h5, h6})}.

Definisi 2.3. [3] Suatu Himpunan lembut Q atas U dikatakan himpunan lembut Null, ditulis O, jika Q(x) = ∅ untuk setiap x ∈ E.

Definisi 2.4. [3] Suatu Himpunan lembut Q atas U dikatakan himpunan lembut absolut, ditulis U, jika Q(x) = U untuk setiap x ∈ E.

Definisi 2.5. [3] Misalkan Q, R ∈ S. Himpunan lembut Q adalah subhimpunan lembut dari himpunan lembut R, ditulis Q ⊆ R, jika Q(x) ⊆ R(x) untuk setiap xe ∈ E.

Proposisi 2.6. [3] Jika Q ∈ S, maka (1) O e⊆ Q.

(2) Q⊆ Q.e (3) Q⊆ U.e

(3)

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan aproksimasi fungsi, untuk setiap x ∈ E. (1) Karena ∅ ⊆ Q(x) untuk setiap x ∈ E, maka O e⊆ Q.

(2) Pembuktian untuk (2) dan (3) dapat dilakukan dengan cara yang sama. Definisi 2.7. [3] Misalkan Q, R ∈ S. Himpunan lembut Q sama dengan Himpunan lembut R, ditulis Q = R, jika Q(x) = R(x) untuk setiap x ∈ E.

Proposisi 2.8. [3] Jika Q, R, T ∈ S, maka (1) Q⊆ R, Re ⊆ Q ⇔ Q = R.e

(2) Q⊆ R, Re ⊆ T ⇒ Qe ⊆ T .e

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) Q(x) ⊆ R(x), R(x) ⊆ Q(x) ⇔ Q(x) = R(x). (2) Q(x) ⊆ R(x), R(x) ⊆ T (x) ⇒ Q(x) ⊆ T (x).

Definisi 2.9. [3] Misalkan Q, R ∈ S. Gabungan lembut dari Q dan R, ditulis Qe∪R adalah suatu himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan se-bagai

Q∪R : E → P (U ), Qe ∪R(x) = Q(x) ∪ R(x).e Proposisi 2.10. [3] Jika Q ∈ S, maka

(1) Q∪ Q = Q.e (2) Q∪ O = Q.e (3) Q∪ U = U.e

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) Q(x) ∪ Q(x) = Q(x).

(2) Pembuktian untuk (2) dan (3) dapat dilakukan dengan cara yang sama. Definisi 2.11. [3] Misalkan Q, R ∈ S. Irisan lembut dari Q dan R, ditulis Q ∩e R, adalah suatu himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan sebagai

Q∩R : E → P (U ), (Qe ∩R)(x) = Q(x) ∩ R(x).e Proposisi 2.12. [3] Jika Q ∈ S, maka

(1) Q∩ Q = Q.e (2) Q∩ O = O.e (3) Q∩ U = Q.e

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(4)

(1) Q(x) ∩ Q(x) = Q(x).

(2) Pembuktian untuk (2) dan (3) dapat dilakukan dengan cara yang sama. Proposisi 2.13. [3] Jika Q, R ∈ S, maka

(1) Q∩ R = Re ∩ Q.e (2) Q∪ R = Re ∪ Q.e

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) Q(x) ∩ R(x) = R(x) ∩ Q(x).

(2) Pembuktian untuk (2) dapat dilakukan dengan cara yang sama. Proposisi 2.14. [3] Jika Q, R, T ∈ S, maka

(1) Q∩(Re ∩T ) = (Qe ∩R)e ∩T .e (2) Q∪(Ree ∪T ) = (Qe∪R)e∪T . (3) Q∩(Re ∪T ) = (Qe ∩R)e ∪(Qe ∩T ).e (4) Q∪(Re ∩T ) = (Qe ∪R)e ∩(Qe ∪T ).e

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) Q(x) ∩ (R(x) ∩ T (x)) = (Q(x) ∩ R(x)) ∩ T (x).

(2) Pembuktian untuk (2), (3), dan (4) dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Definisi 2.15. [3] Misalkan Q, R ∈ S. Selisih lembut dari Q dan R, ditulis Qe\R, adalah suatu himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan se-bagai

Qe\R : E → P (U ), (Qe\R)(x) = Q(x) \ R(x). Proposisi 2.16. [3] Jika Q ∈ S, maka

(1) Qe\Q = O. (2) Qe\O = Q. (3) Oe\Q = O. (4) Qe\U = O.

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) Q(x) \ Q(x) = ∅.

(2) Pembuktian (2), (3), dan (4) dilakukan dengan cara yang sama.

Definisi 2.17. [3] Misalkan Q ∈ S. Komplemen lembut dari Q, ditulis Q˜c, adalah

suatu himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan sebagai Q˜c: E → P (U ), (Q˜c)(x) = U \ Q(x)

(5)

Proposisi 2.18. [3] Jika Q ∈ S, maka (1) (Q˜c)˜c= Q. (2) O˜c = U. (3) Q∪Qe ˜ c = U. (4) Q∩Qe ˜ c = O.

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E.

(1) ((Q(x))c)c = Q(x).

(2) Pembuktian untuk (2), (3), dan (4) dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Proposisi 2.19. [3] Jika Q, R ∈ S, maka Qe∩R˜c= Qe\R.

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E. (Q∩Re ˜ c)(x) = Q(x) ∩ R˜c(x), = Q(x) ∩ (U \ R(x)), = Q(x) ∩ (U ∩ (R(x))c), = Q(x) ∩ (R(x))c, = Q(x) \ R(x), = (Qe\R)(x).

Proposisi 2.20. [3] Jika Q, R ∈ S, maka berlaku hukum De Morgan. (1) (Qe∪R) ˜ c= Q˜c e ∩Rc˜. (2) (Qe∩R) ˜ c= Q˜c e ∪Rc˜

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x ∈ E. (1) (Qe∪R) ˜ c(x) = (Q(x) ∪ R(x))c= Q(x)c∩ R(x)c= (Q˜c e ∩R˜c)(x).

(2) Pembuktian untuk (2) dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Contoh 2.21. Misalkan U himpunan semesta dengan U = {h1, h2, h3, h4, h5, h6}

dan E = {e1, e2, e3, e4, e5} adalah himpunan parameter-parameter. Misalkan Q dan

R adalah dua himpunan lembut atas U , dengan Q(e1) = {h2, h3, h4}, R(e1) = {h4},

Q(e2) = U, R(e2) = {h2, h3, h4},

Q(e3) = U, R(e3) = U,

Q(e4) = ∅, R(e4) = ∅,

Q(e5) = {h1, h2, h5, h6}, R(e5) = {h1, h2, h5, h6},

(6)

(a) Q = {(e1, {h2, h3, h4}), (e2, U ), (e3, U ), (e5, {h1, h2, h5, h6})}. (b) R = {(e1, {h4}), (e2, {h2, h3, h4}), (e3, U ), (e5, {h1, h2, h5, h6})}. (c) Q˜c= {(e 1, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}. (d) R˜c= {(e1, {h1, h2, h3, h5, h6}), (e2, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}. (e) Q˜c e ∩Rc˜= {(e 1, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}. (f) Q˜c∪Re ˜ c = {(e1, {h1, h2, h3, h5, h6}), (e2, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}. (g) Q∩R = {(ee 1, {h4}), (e2, {h2, h3, h4}), (e3, U ), (e5, {h1, h2, h5, h6})}. (h) (Qe∩R) ˜ c = {(e1, {h1, h2, h3, h5, h6}), (e2, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}. (i) (Qe∪R) = {(e1, {h2, h3, h4}), (e2, U ), (e3, U ), (e5, {h1, h2, h5, h6})}. (j) (Qe∪R) ˜ c= {(e 1, {h1, h5, h6}), (e4, U ), (e5, {h3, h4})}.

Definisi 2.22. [3] Misalkan Q, R ∈ S. DAN-produk dari himpunan lembut Q dan R, ditulis Q∧R, adalah operasi biner dari himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan sebagai

Q ∧ R : E × E → P (U ), (Q ∧ R)(x, y) = Q(x) ∩ R(y).

Definisi 2.23. [3] Misalkan Q, R ∈ S. ATAU-produk dari himpunan lembut Q dan R, ditulis Q ∨ R, adalah operasi biner dari himpunan lembut atas U dengan aproksimasi fungsi didefinisikan sebagai

Q ∨ R : E × E → P (U ), (Q ∨ R)(x, y) = Q(x) ∪ R(y). Proposisi 2.24. [3] Jika Q, R, T ∈ S, maka

(1) Q ∨ (R ∨ T ) = (Q ∨ R) ∨ T . (2) Q ∧ (R ∧ T ) = (Q ∧ R) ∧ T .

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi untuk setiap x, y, z ∈ E.

(1) (Q ∨ (R ∨ T ))(x, y, z) = Q(x) ∪ (R(y) ∪ T (z)) = (Q(x) ∪ (R(y)) ∪ T (z) = ((Q ∨ R) ∨ T )(x, y, z).

(2) Pembuktian untuk (2) dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Proposisi 2.25. [3] Jika Q, R ∈ S, maka berlaku hukum De Morgan sebagai berikut (1) (Q ∨ R)˜c= Qc˜∧ R˜c.

(2) (Q ∧ R)˜c= Q∨ R˜c.

Bukti. Proposisi ini dibuktikan dengan menggunakan aproksimasi fungsi, untuk setiap x, y ∈ E,

(1) (Q ∨ R)˜c(x, y) = (Q(x) ∪ R(y))c = Q(x)c∩ R(y)c= (Q˜c∧ R˜c)(x, y).

(7)

3. Perbandingan Definisi-Definisi Himpunan Lembut (1) Perbandingan definisi himpunan lembut.

Menggunakan himpunan para-meter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4]

Q = {(x, Q(x)) : x ∈ E} FA= {(x, F (x)) : x ∈ E} (F, A) = {(x, F (x)) : x ∈ A}

dimana dimana dimana

E adalah himpunan semesta dari parameter-parameter

A ⊆ E A ⊆ E

Q : E → P (U ) F : A → P (U )

Ac→ {∅} F : A → P (U ) (2) Perbandingan irisan himpunan lembut.

Menggunakan himpunan pa-rameter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4]

Qe∩R = N FA∩Ge B= HA∩B (F, A)e∩(G, B) = (H, C)

dengan C = A ∩ B N : E → P (U ) H : A ∩ B → P (U )

(A ∩ B)c→ {∅} H : (A ∩ B) → P (U )

N (x) = Q(x) ∩ R(x) H(x) = F (x) ∩ G(x) H(x) = F (x)atauG(x) (kedu-anya aproksimasi elemen yang sama)

(3) Perbandingan gabungan himpunan lembut.

Menggunakan himpunan pa-rameter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4]

Q∪R = Me FAe∪GB= HA∪B (F, A)∪(G, B) = (Y, I)e dengan I = A ∪ B M : E → P (U ) H : A ∪ B → P (U )(A ∪ B)c→ {∅} Y : (A ∪ B) → P (U ) M (x) = Q(x) ∪ R(x) H(x) = F (x) ∪ G(x) Y (x) =    F (x) jika x ∈ A − B G(x) jika x ∈ B − A F (x) ∪ G(x) jika x ∈ A ∩ B

(4) Perbandingan komplemen himpunan lembut.

Menggunakan himpunan para-meter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4] Qecadalah komplemen dari Q (FA)ec= (Fec

A) (F, A)ec= (F, eA)

Qec: E → P (U ) Fec:

 A → P (U )

Ac→ {∅} Fec:eA → P (U )

Qec(x) = U \ Q(x) Fec(x) = U − F (x) Fec(x) = U − F (¬x) dimana ¬x adalah bukan x, ¬(¬x) = x dan eA = {¬x : x ∈ A}.

(5) Perbandingan DAN-produk himpunan Lembut.

Menggunakan himpunan pa-rameter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4]

Q ∧ R = K FA∧ GB= HA∧B (F, A) ∧ (G, B) = (L, A × B)

K : E × E → P (U ) H : A × B → P (U )

(A × B)c→ {∅} L : A × B → P (U )

K(x, y) = Q(x) ∩ R(y) H(x, y) = F (x) ∩ G(y) L(x, y) = F (x) ∩ G(y)

(6) Perbandingan ATAU-produk himpunan lembut.

Menggunakan himpunan pa-rameter tunggal

Cagman dan Enginoglu [2] Maji dkk [4]

Q ∨ R = W FA∨ GB= HA∨B (F, A) ∨ (G, B) = (O, A × B)

W : E × E → P (U ) H : A × B → P (U )

(A × B)c→ {∅} O : A × B → P (U )

(8)

4. Kesimpulan

Teori himpunanan lembut merupakan perangkat matematika baru dalam meng-hadapi masalah yang mengandung ketidakpastian. Dalam teori dan aplikasinya, penulis-penulis harus mendefinisikan operasi-operasi himpunan lembut terlebih dahulu dan kemudian baru bisa digunakan dalam teori himpunan lembut dan ap-likasinya. Beberapa opersi dan sifat himpunan lembut memiliki kelemahan yang sebagian besar ditunjukkan oleh Ali [1] dan Yang [8]. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Ali dkk. [1], Neog dan Sut [6], Sezgin dan Atagun [7], Zhu dan Wen [9], dan Cagman dan Enginoglu [2] membuat kontribusi terhadap himpunan lembut. Dalam mendefinisikan himpunan lembut, peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya dalam [1], [6], [7], [9], dan [2] menggunakan subhimpunan-subhimpunan yang berbeda dari himpunan parameter untuk setiap himpunan lembut.

Dalam paper ini, dibuat kontribusi terhadap himpunan lembut yaitu hanya den-gan menggunakan sebuah himpunan parameter tunggal untuk setiap himpunan lem-but. Pendekatan baru ini membuat operasi dan sifat-sifat himpunan lembut jelas dan bebas dari kesulitan tanpa adanya kondisi yang diberikan.

5. Ucapan Terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Admi Nazra, Ibu Lyra Yulianti, Bapak I Made Arnawa, dan Ibu Yanita yang telah memberikan masukan dan saran sehingga paper ini dapat diselesaikan dengan baik.

Daftar Pustaka

[1] Ali, M.I, F. Feng, X. Liu, W.K. Min dan M. Shabir. 2009. On some new op-erations in soft set theory. Computers and Mathematics with Applications. 57: 1547 – 1553.

[2] Cagman, N dan S. Enginoglu. 2010. Soft set theory and uni-int decision making. European Journal of Operational Research. 2072: 848 – 855.

[3] Cagman, N. 2014. Contribution to the theory of soft sets. Journal of New Results in Science. 4: 33 – 41.

[4] Maji, P.K., R. Biswas dan A.R. Roy. 2003. Soft set theory. Computers and Mathematics with Applications. 45: 555 – 562.

[5] Molodtsov, D.A. 1999. Soft set theory first results. Computers and Mathematics with Applications. 37: 19 – 31.

[6] Neog, T.J. dan D.M. Sut. 2011. A new approach to the theory of soft sets. International Journal of Computer Applications.

[7] Sezgin, A dan A. O. Atagun. 2011. On operations of soft sets. Computers and Mathematics with Applications. 61: 1457 – 1467.

[8] Yang, C.F. 2003. A note on ”soft set theory” [Computers and Mathematics with Applications 45 : 555 – 562]. Computers and Mathematics with Applications 56 : 1899 – 1900

[9] Zhu,P dan Q. Wen. 2013. Operations on soft sets revisited. Journal of Applied Mathematics. 2013: 1 – 7.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan kasih karunia-Nya, Penulis Dapat Menyelesaikan Penelitian Yang Berjudul “Pengaruh

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban

Hadits diceritakan oleh Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah hadits yang panjang, beliau berkata: aku pernah mendengar Rasulullah Shallallâ hu

Hasil penelitian ekuitas merek terhadap loyalitas nasabah bank Danamon ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh YulmidaMella, dkk (2013) yang meneliti

H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas dibandingkan dengan siswa yang

Chapter II is review of related literature, it consists of previous study, language variety, slang, history of slang, kind of slang, the characteristic of slang,

Kesesuaian nama mata uji dan progran studi/peminatan yang tertera pada kanan atas naskah soal dengan Lembar Jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (LJUSBN)..

Tingkat profitabilitas dalam usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat ditingkatkan dengan penggunaan biaya menghasilkan