• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS DI KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS DI KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS

DI KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

Oleh:

Friska Mariana Aritonang

H 0808103

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS

DI KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Friska Mariana Aritonang

H 0808103

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih

Karunia, berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan judul “Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas Di Kabupaten

Sragen” ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Ir. Mohd Harisuddin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

3. Nuning Setyowati SP. MSc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Ir. Eny Lestari, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan ilmu, bimbingan, arahan, nasehat dan masukan yang sangat

membantu kelancaran penyusunan proposal penelitian ini.

5. R.Kunto Adi, SP. MP selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada

penulis sepanjang menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen Penguji serta seluruh staf Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama

masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

7. Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Sragen, Kantor Kecamatan Sumberlawang, Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Sragen, yang telah membantu penulis dalam penelitian dan

(5)

commit to user

v

8. Seluruh responden yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian

di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

9. Kedua Orang Tua yang sangat penulis kasihi Bapak J.H Aritonang dan Ibu L.

Sihombing beserta Kakak Menny, Abang Heri, Adik Mei dan Adik Kartini

yang senantiasa memberikan doa dan semangat dalam setiap langkah penulis.

10. Sahabat-sahabat yang penulis kasihi di Agribisnis 2008 Christy, Febry, Retna,

Erlina, Gea, Wulan, Utami, Arum, Ani, Tias dan teman-teman mahasiswa

Agribisnis dan ITP Angkatan 2008 regular lainnya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu.

11. Saudara-saudara penulis di PMK pertanian

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dari skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

(6)

commit to user

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 17

D. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 19

E. Pembatasan Masalah ... 22

F. Asumsi-Asumsi ... 22

G. Hipotesis ... 22

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 23

B. Metode Penentuan Sampel ... 23

C. Jenis dan Sumber Data ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Metode Analisis Data ... 27

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Umum Daerah ... 31

B. Keadaan Penduduk ... 32

(7)

commit to user

vii

D. Keadaan Perekonomian ... 41

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………. 44

1. Identitas Responden dan Karakteristik Usahatani Pembesaran Ikan

Mas………... 44

2. Analisis Usahatani Pembesaran Ikan Mas……… 57

B. Pembahasan ... 66

C. Kendala yang dihadapi Dalam Usahatani Pembesaran Ikan Mas di

Kabupaten Sragen ... 71

D. Peran Pemerintah dalam Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten

Sragen ... 72

E. Prospek Usahatani Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen ... 72

VI.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 75

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1. Produksi Ikan Menurut Jenis Perikanan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2010/Ton ... 2

Tabel 2. Jumlah Poduksi Perikanan Karamba Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010 ... 3

Tabel 3. Jumlah Produksi Beberapa Jenis Ikan di Kabupaten Sragen Tahun

2010 ... 4

Tabel 4. Jumlah Produksi Ikan Mas per kecamatan Di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 24

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Sekunder ... 25

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 33

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan

Sumberlawang Tahun 2010 ... 34

Tabel 8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 35

Tabel 9. Keadaan Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kecamatan Sumberlawang Tahun 2010 ... 36

Tabel 10. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 37

Tabel 11. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan

Sumberlawang Tahun 2012 ... 37

Tabel 12. Tata Guna Lahan di Kabupaten Sragen pada Tahun 2010 ... 38

Tabel 13. Tata Guna Lahan di Kecamatan Sumberlawang pada Tahun 2010 ... 39

Tabel 14. Jenis Ikan Dan Jumlah Produksi Ikan Di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 40

(9)

commit to user

ix

Tabel 16. Sarana Perhubungan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Sumberlawang Tahun 2010 ... 42

Tabel 17. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 ... 43

Tabel 18. Identitas Responden Usahatani Pembesaran Ikan Mas pada periode Desember 2011-Maret 2012 ... 44

Tabel 19. Alasan Petani Menjalankan Usahatani Pembesaran Ikan Mas pada periode Desember 2011-Maret 2012 ... 46

Tabel 20. Status Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 47

Tabel 21. Sumber Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 48

Tabel 22. Jumlah Penggunaan Saprodi Usahatani Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 49

Tabel 23. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 50

Tabel 24. Biaya Menghasilkan pada Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode Desember 2011-Maret 2012 ... 57

Tabel 25. Rata-rata Biaya Alat-alat luar Usahatani Pembesaran Ikan Mas Periode Desember 2011-Maret 2012 ... 58

Tabel 26. Jumlah Produksi dan Penerimaan Total Usahatani Pembesaran Ikan Mas Desember 2011 – Maret 2012 ... 62

Tabel 27. Keuntungan Total Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 63

Tabel 28. Tingkat Profitabilitas Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 63

Tabel 29 Efisiensi Usahatani Pembesaran Ikan Mas periode Desember 2011-Maret 2012 ... 64

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Pendekatan Masalah ... 19

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran 1. Identitas Petani Responden Usahatani Pembesaran Ikan Mas di

Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen ... 78

Lampiran 2. Luas dan Status Karamba Pembesaran Ikan Mas ... 79

Lampiran 3. Sumber Modal Usahatani Pembesaran Ikan Mas ... 80

Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam dan Tenaga Kerja Luar Usahatani Pembesaran Ikan Mas ... 81

Lampiran 5. Biaya TK Keluarga dan TK Luar Keluarga Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 82

Lampiran 6. Biaya Saranan Produksi Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 83

Lampiran 7. Biaya Lain-lain Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 84

Lampiran 8. Penggunaan Alat Usahatani Pembesaran Ikan Mas ... 85

Lampiran 9. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 89

Lampiran 10. Biaya Menghasilkan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 93

Lampiran 11. Total Penerimaan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 94

Lampiran 12. Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 95

Lampiran 13. Perhitungan Profitabilitas ... 96

Lampiran 14. Perhitungan R/C Ratio ... 97

Lampiran 15. Analisisi Resiko Usahatani Pembesaran Ikan Mas Per Usahatani Per 4 Bulan ... 98

Lampiran 16. Kuesioner Penelitian ... 99

Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian ... 106

Lampiran 18. Peta Kabupaten Sragen dan Kecamatan Sumberlawang ... 114

(12)

commit to user

xii

RINGKASAN

Friska Mariana Aritonang. H0808103. 2012. “Analisis Usahatani

Pembesaran Ikan Mas di Kabupaten Sragen”. Dibimbing oleh Dr. Ir. Eny Lestari, MS dan R. Kunto Adi, SP, MP. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian memegang peranan penting bagi kehidupan. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi besar dalam pembangunan pertanian adalah subsektor perikanan. Sub Sektor perikanan merupakan sub sektor yang cukup berperan dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sub sektor perikanan yang cukup besar terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sub sektor perikanan sebesar 22,11%, pada tahun 2010 sebesar 19,37% dan pada tahun 2011 sebesar 19,98%. Kabupaten Sragen dikenal sebagai salah satu sentra perikanan di Propinsi Jawa tengah dengan jumlah produksi ikan karamba yang besar. Jenis ikan yang yang produksinya besar yaitu ikan mas pembesaran, oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai analisis usahatani pembesaran ikan mas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat profitabilitas, efisiensi serta resiko pada usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Penentuan kecamatan yang dijadikan daerah sampel dilakukan

secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan di kecamatan tersebut

memiliki produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen. Pemilihan petani responden menggunakan metode sensus yaitu semua petani ikan mas dijadikan

responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik

pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, dan observasi.

Analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan tingkat profitabilitas, efisiensi atau R/C Rasio serta analisis resiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen per usahatani per 4 bulan adalah

sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m2 (Rp 620.026 per m2), sedangkan

penerimaannya sebesar Rp. 244.323.026 per 324,44 m2 (Rp 753.060,74 per m2),

keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 43.161.893 per 324,44 m2 (Rp 133.035 per

m2) dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,21. Usahatani pembesaran ikan mas

(13)

commit to user

xiii

SUMMARY

Friska Mariana Aritonang. H0808103. 2012. "Analysis of Carp Rearing

Farms in District Sragen". Guided by Dr. Ir. Eny Lestari, MS and R. Kunto Adi, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta.

Indonesia is an agricultural country where agriculture plays an important role for life. One of the major sub-sectors that contribute to agricultural development is the fisheries subsector. Fisheries sub-sector is a sub sector of considerable role in the economy in Indonesia. This is demonstrated by the contribution of fisheries sub-sector is large enough for the agricultural sector in Indonesia. In 2009 the contribution of fisheries sub-sector by 22.11%, in the year 2010 amounted to 19.37% and in 2011 of 19.98%. Sragen is known as a center of fishery in the province of Central Java with a total production of fish cages. Species of fish whose production is enlargement of the goldfish, therefore research is needed regarding the analysis of carp rearing farms.

The research aimed at knowing the cost, revenue, profits, profitability,

efficiency and risk of farm carp in the district Sumberlawang, Sragen district. The basic method is a descriptive analytical study using survey techniques and their implementation. Research conducted in the Sub District Sumberlawang, Sragen district. Determination of the District is used as the sample is done deliberately (purposive sampling), with consideration of the District has the biggest carp

productions in Sragen district. The selection of farmers respondents using census

methods are all used as a carp farmer respondents. The data used are primary data and secondary data obtained by conducting interviews, records, and observation.

The analysis used is the analysis of costs, revenues, profits and profitability, efficiency or R / C ratio and risk analysis. The analysis showed that the average cost of producing carp rearing farms in the district Sumberlawang, Sragen per farm

per 4 months amounted to Rp 201.161.133/ 324,44 m2 (Rp 620.026/ m2), while the

revenues of Rp. 244.323.026/ 324.44 m2 (Rp 753,061/ m2), the benefits are Rp.

43.161.893/ 324.44 m2 (Rp 133.035 / m2) with a level of profitability by 0.21. Carp

(14)

ANALISIS USAHATANI PEMBESARAN IKAN MAS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat profitabilitas, efisiensi serta resiko pada usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Penentuan kecamatan yang dijadikan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan pertimbangan di kecamatan tersebut memiliki produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen. Pemilihan petani responden menggunakan metode sensus yaitu semua petani ikan mas dijadikan responden. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pencatatan, dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan tingkat profitabilitas, efisiensi atau R/C Rasio serta analisis resiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen per usahatani per 4 bulan adalah sebesar Rp 201.161.133 per 324,44 m2 (Rp 620.026 per m2), sedangkan penerimaannya sebesar Rp. 244.323.026 per 324,44 m2 (Rp 753.060,74 per m2), keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 43.161.893per 324,44 m2 (Rp 133.035 per m2) dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,21. Usahatani pembesaran ikan mas tersebut telah dilakukan secara efisien, dengan nilai R/C Ratio sebesar 1,21 dan memiliki resiko sebesar Rp. 85.557.317 dimana batas bawah keuntungannya sebesar minus Rp 127.952.742.

Kata Kunci : Ikan Mas, Keuntungan, Profitabilitas, Efisiensi, Resiko, Sragen

(15)

ANALYSIS OF CARP REARING FARMS

IN THE DISTRICT SRAGEN  

Friska Mariana Aritonang(1) Dr. Ir. Eny Lestari, MS(2)

R. Kunto Adi, SP. MP(3)

ABSTRAK

The research aimed at knowing the cost, revenue, profits, profitability, efficiency and risk of farm carp in the district Sumberlawang, Sragen district. The basic method is a descriptive analytical study using survey techniques and their implementation. Research conducted in the Sub District Sumberlawang, Sragen district. Determination of the District is used as the sample is done deliberately (purposive sampling), with consideration of the District has the biggest carp productions in Sragen district.The selection of farmers respondents using census methods are all used as a carp farmer respondents. The data used are primary data and secondary data obtained by conducting interviews, records, and observation. The analysis used is the analysis of costs, revenues, profits and profitability, efficiency or R / C ratio and risk analysis. The analysis showed that the average cost of producing carp rearing farms in the district Sumberlawang, Sragen per farm per 4 months amounted to Rp 201.161.133/ 324,44 m2 (Rp 620.026/ m2), while the revenues of Rp. 244.323.026/ 324.44 m2 (Rp 753,061/ m2), the benefits are

Rp. 43.161.893/ 324.44 m2 (Rp 133.035 / m2) with a level of profitability by 0.21. Carp rearing farms has been carried out efficiently, with a value of R / C ratio of 1.21 and a risk of Rp. 85.557.317 which the lower limit of minus Rp 127.952.742 profit.

Keyword: carp, profits, profitability, efficiency, risk, Sragen.

1 Student S1 of Agrobussiness Faculty of Agriculture Sebelas Maret

University Surakartawith NIM H 0808103

2 Main Lecturer 3

(16)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian masih berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian yang cukup besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I (15,6%), Triwulan II ( 15,6 %), Triwulan III ( 16,3%). Pada tahun 2010 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I ( 16,0%), Triwulan II ( 15,7%), Triwulan III ( 16,3%). Pada tahun 2011 kontribusi sektor pertanian pada Triwulan I ( 15,6%), Triwulan II (15,4%), Triwulan III (15,7%). Kontribusi sektor pertanian dari tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi. Fluktuasi persentase kontribusi sektor pertanian tersebut cenderung menurun namun tidak terlalu besar yaitu hanya sekitar 1 persen.

Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian

merupakan sektor yang berperan penting bagi kehidupan. Soetriyono et. Al,

(2006), menyatakan bahwa pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Salah satu subsektor yang memberikan kontribusi cukup besar dalam pembangunan pertanian adalah subsektor perikanan.

Sub Sektor perikanan merupakan sub sektor yang cukup berperan dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi sub sektor perikanan yang cukup besar terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pada tahun 2009 kontribusi sub sektor perikanan sebesar 22,11%, pada tahun 2010 sebesar 19,37% dan pada tahun 2011 sebesar 19,98%. Kontribusi sub sektor perikanan dari tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi. Fluktuasi persentase kontribusi sektor pertanian tersebut cenderung menurun namun tidak terlalu besar yaitu hanya sekitar 2 persen.

Perikanan sebagai salah satu sub sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk

(17)

commit to user

meningkatkan pendapatan petani ikan dan taraf hidupnya. Sub sektor ini dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta

mendukung pembangunan wilayah dan tentunya dengan tetap

memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Sub sektor perikanan juga berperan mendukung pembangunan wilayah dengan cara

mampu memenuhi kebutuhan ikan dalam wilayah (Anonima,2000).

Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin penting, maka sangat wajar jika usaha perikanan air tawar harus dipacu untuk dikembangkan. Usahatani dibidang perikanan air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai sekarang ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih belum mencukupi kebutuhan konsumen khususnya di Indonesia (Murtidjo Bambang A, 2001).

Propinsi Jawa Tengah memiliki posisi yang strategis dimana letaknya berbatasan dengan propinsi lain sehingga mudah dalam melakukan ekspor ke luar daerah. Selain berbatasan dengan propinsi lain, Jawa Tengah juga diapit oleh dua laut yaitu Laut jawa di sebelah utara dan Samudra Indonesia di sebelah selatan sehingga memiliki potensi budidaya di bidang perikanan. Potensi budidaya perikanan di Propinsi Jawa Tengah tahun 2006-2010 disajikan pada Tabel 1.

181.533,2 153.698,6 174.587,9 195.635,7 212.635,1

(18)

commit to user

perikanan yang dihasilkan tersebut karena Jawa Tengah memiliki laut yang luas, sehingga sangat berpotensi untuk budidaya perikanan. Produksi perikanan budidaya darat pada tahun 2006 sampai tahun 2010 terjadi fluktuasi. Produksi perikanan budidaya darat tertinggi pada tahun 2010 yang mencapai 182.816,9 ton sedangkan produksi budidaya perikanan darat terendah adalah pada tahun 2006 dengan produksi sebesar 98.549,1 ton.

Kabupaten Sragen dikenal sebagai salah satu sentra perikanan di Propinsi Jawa tengah. Ada berbagai jenis ikan yang dibudidayakan seperti ikan Lele, Mujaher, Mas, Tawes, Gurameh, Nila merah, dan Ikan Patin. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah tahun 2010, Jumlah produksi perikanan karamba di Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Produksi Perikanan Karamba Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010

No Kabupaten/ Kota Produksi (ton)

1 Kab.Banjarnegara 1.018,6

(19)

commit to user

dengan jumlah produksi sebesar 6.498,4 ton. Jumlah produksi terbesar pertama adalah Kabupaten Wonogiri menempati urutan pertama dengan jumlah produksi sebesar 7.381,1 ton dan Kabupaten Wonosobo menempati urutan kedua dengan jumlah produksi sebesar 6.763,7 ton.

Salah satu komoditi perikanan yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Sragen adalah ikan mas yang merupakan jenis ikan air tawar. Diantara jenis ikan air tawar, ikan mas termasuk ikan yang popular di masyarakat dimana hampir di setiap restoran menyediakan ikan mas yang siap konsumsi. Selain itu ikan mas termasuk jenis ikan yang pertumbuhannya cepat dimana usia 4 bulan sudah dapat dipanen.

Data produksi beberapa jenis ikan di Kabupaten Sragen Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa jumlah produksi ikan mas di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 cukup besar yaitu menempati urutan kedua. Total produksi ikan mas tahun 2006-2010 yaitu sebesar 3.543.813 kg (3.543,813 Ton).

Budidaya ikan mas memiliki prospek ekonomi yang cukup

menjanjikan karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Harga jual ikan dari petani ikan di Kabupaten Sragen yaitu untuk ikan mas sebesar Rp 14.000/kg, ikan mujaher Rp 12.000/kg, ikan lele Rp 10.000/kg, ikan gurameh

18.000/kg, dan ikan nila merah 13.000/kg. Selain itu, tingkat pertumbuhan

(20)

commit to user

pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000 gr/ekor. Selain itu ikan mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga mudah dalam memasarkannya (Susanto,2010).

Ikan mas merupakan ikan yang berpotensi dibudidayakan karena Ikan mas merupakan ikan yang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dari beberapa jenis ikan lain. Kandungan gizi ikan mas yaitu Kandungan Gizi Ikan per 100 gram yaitu Kalori 130, Protein (gr): 18.3, Lemak (gr): 5.8, Kolesterol (mg): 67, Zat besi (mg):1.3. Dibandingkan dengan ikan jenis ikan lain seperti Ikan Lele memiliki kandungan gizi yaitu Kalori : 84, Protein (gr): 14.8, Lemak (gr): 2.3, Kolesterol (mg): 58, Zat besi (mg): 0.3. Ikan Mujaher memiliki kandungan gizi yaitu Kalori: 84 Protein (gr): 18.2, Lemak (gr): 0.7,

Kolesterol (mg): 44, Zat besi (mg): 0.4. (Anonimb, 2011).

Persediaan benih ikan mas yang ada di Kabupaten Sragen berasal dari Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Pati Propinsi Jawa

Tengah. Petani ikan mas yang ada sudah memiliki jaringan dengan para

pemasok benih sehingga memudahkan petani dalam membeli benih ikan mas. Persediaan benih ikan mas relatif banyak, terbukti jika petani ingin membeli benih ikan mas, persediaaan selalu ada. Pasar ikan mas bagi petani yang mengusahakan di Kabupaten Sragen cukup menjanjikan dimana setiap petani sudah memiliki pelanggan tetap seperti pedagang ikan, rumah makan dan tengkulak yang ada di dalam maupun luar Kabupaten Sragen. Petani ikan mas di Kabupaten Sragen membudidayakan ikan secara kontinyu sehingga permintaan terhadap ikan mas juga kontinyu.

(21)

commit to user

mengembangkan usahanya. Dengan demikian diharapkan kesejahteraan petani yang membudidayakan pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen meningkat.

B. Perumusan Masalah

Usahatani pada sub sektor perikanan yang cukup banyak diusahakan di Kabupaten Sragen yaitu usahatani pembesaran ikan mas. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Sragen tahun 2011, jumlah produksi ikan mas di Kabupaten Sragen secara umum mengalami kenaikan dari tahun 2009-2011. Pada tahun 2009 jumlah produksi ikan mas yaitu sebesar 805.512 kg, pada tahun 2010 sebesar 805.512 kg dan pada tahun 2011 sebesar 1.029.819 kg (naik 127,84 % selama 3 tahun).

Usahatani pembesaran ikan mas merupakan salah satu usahatani yang ada di Sub sektor Perikanan. Usahatani pembesaran ikan mas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap ikan mas yang siap dikonsumsi. Disamping untuk memenuhi kebutuhan ikan mas siap konsumsi, usahatani pembesaran ikan mas juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu bagaimana usahatani yang dilakukan oleh petani tersebut dapat meningkatkan keuntungan.

Perkembangan harga jual ikan mas relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena banyaknya peminat ikan ini. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan dan perbaikan budidaya ikan mas sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sragen dan kebutuhan masyarakat di luar Kabupaten Sragen. Hal ini dapat terwujud jika adanya dorongan yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Sragen

Usahatani ikan mas di Kabupaten Sragen saat ini semakin banyak diusahakan karena pertumbuhan ikan mas yang relatif cepat dimana usia 4-5 bulan dapat dipanen untuk dikonsumsi serta mudah dalam budidaya sehingga banyak petani yang mengusahakannya karena perputaran modalnya cepat. Biaya yang dikeluarkan oleh petani sebagian besar untuk pakan ikan mas dan

benih ikan mas. Oleh karena itu, diperlukan analisis tentang keuntungan,

(22)

commit to user

untuk mengetahui gambaran usahatani yang telah dijalankan. Berdasarkan keadaan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen

menguntungkan dan profitabel?

2. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen sudah

efisien?

3. Apakah usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen mempunyai

resiko?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usahatani pembesaran ikan

mas di Kabupaten Sragen.

2. Untuk mengetahui besarnya tingkat profitabilitas pada usahatani

pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

3. Untuk mengetahui besarnya efisiensi ekonomi usahatani pembesaran ikan

mas di Kabupaten Sragen.

4. Mengetahui tingkat resiko usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten

Sragen.

D. Kegunaan penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan

dan pengetahuan yang lebih luas mengenai usahatani pembesaran ikan Mas dan merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.Bagi petani, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan

sebagai bahan acuan dalam rangka peningkatan usahatani dan mampu memperbaiki manajemen usahataninya.

3.Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan

(23)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian Gunawan (2004) mengenai ”Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ikan Nila Merah Sistem Keramba Jaring Apung di Kabupaten

Sukoharjo”, menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan petani

untuk mengusahakan usahatani ikan nila merah sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp 10.909.611,11 per usahatani/tahun atau sebesar Rp. 1.094.609,81 per keramba/tahun sedangkan penerimaan petani dari usahatani perikanan sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo sebesar Rp.18.636.000,00 per usahatani/tahun atau sebesar Rp.1.869.832,78 per keramba/tahun. Usahatani perikanan nila merah sistem keramba jaring apung di Kabupaten Sukoharjo yang dijalankan telah efisien, terlihat dari nilai R/C rasio sebesar 1,71.

Penelitian Zelvina (2008) mengenai ”Analisis Pendapatan Usaha Pembenihan Dan Pemasaran Benih Ikan Patin Di Desa Tegal Waru

Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor menyatakan penerimaan kegiatan

usaha pembenihan ikan patin di Desa Tegal Waru sebesar Rp 17.920.000 per siklus produksi. Sedangkan biaya tunai dan biaya diperhitungkan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 11.059.350 dan Rp 3.099.750 per siklus produksi. Sehingga diperoleh R/C rasio atas biaya tunai sebesar 1,62 per siklus usaha dan R/C rasio atas biaya total sebesar 1,26 per siklus. R/C rasio atas biaya tunai dapat diartikan bahwa dari Rp 1 biaya tunai yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,62. dan R/C rasio atas biaya total dapat diartikan bahwa dari Rp 1 biaya total yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha akan memperoleh penerimaan sebesar Rp1,26. Dilihat dari nilai R/C rasio yang diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa kegiatan usaha pembenihan ikan patin efisien untuk dilakukan.

Penelitian Retna (2011) mengenai ”Analisis Usaha Pembenihan Ikan

Lele Dumbo di Kabupaten Boyolali”, menunjukkan biaya usaha pembenihan

(24)

commit to user

ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali selama satu periode pembenihan (Juli-Agustus) sebesar Rp. 1.584.017,69, penerimaan sebesar Rp. 2.458.141, keuntungan sebesar Rp. 910.123,31 dan tingkat profitabilitas sebesar 37,02%. Tingkat Profitabilitas sebesar 37,02%, berarti setiap penerimaan sebesar

Rp.100,00 dapat memberikan keuntungan sebesar Rp.37,02. Usahatani

pembenihan ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sudah efisien ditunjukkan dengan R/Crasio sebesar 1,59. Koefisien variasi usaha pembenihan ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sebesar 1,40. Koefisien variasi tersebut menunjukkan besarnya risiko yang ditanggung oleh pembenih ikan lele dumbo di Kabupaten Boyolali sebesar minus Rp. 1.642.358,85, artinya petani pembenih harus berani menanggung risiko sebesar Rp. 1.642.358,85.

Penelitian Zulkifli et. al, (2004) mengenai ”Pembenihan Ikan Mas

yang Efektif dan Efisien”, menunjukkan bahwa pembenihan ikan mas yang

(25)

commit to user

Hasil penelitian-penelitian diatas mempunyai pokok penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu mengenai biaya, penerimaan, pendapatan, efisiensi dan resiko. Oleh karena itu, hasil penelitian terdahulu tersebut dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini, yaitu analisis usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen.

B. Tinjauan Pustaka

1. Ikan Mas

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Susanto, 2010).

Taksonomi Ikan Mas: Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superkelas : Pisces Kelas : Osteichthyes Subkelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio L

Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang

agak memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed). Sebagian

besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat

gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk

(26)

commit to user

terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip

punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir

bergerigi. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang simetris (Pribadi, 2002).

2. Usahatani

Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani untuk menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2006).

Ketersediaan berbagai sarana produksi di lingkungan petani mendukung teknik budidaya. Berbagai sarana produksi yang perlu diperhatikan yaitu bibit, pupuk, obat-obatan serta tenaga kerja. Unsur lain yang mendukung kelancaran suatu kegiatan usahatani adalah modal. Modal menurut Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja (1983) adalah unsur produksi ketiga dalam usahatani, setelah unsur lahan dan tenaga kerja. Dalam ilmu ekonomi modal diberi pengertian sebagai berikut :

a. Setiap barang yang dihasilkan dan dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang baru dikemudian hari. Modal adalah sumberdaya fisik yang dapat membantu meningkatkan produktifitas kerja.

b. Setiap barang yang memberikan pendapatan kepada pemiliknya, terlepas dari tenaga kerjanya.

3. Analisis Usahatani

a. Biaya

1) Biaya

(27)

commit to user

a) Biaya alat-alat luar

Biaya alat-alat luar adalah semua pengorbanan yang diberikan oleh usahatani untuk memperoleh pendapatan kotor, kecuali bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan pengusaha (keuntungan pengusaha) dan upah tenaga keluarga sendiri.Termasuk biaya alat-alat luar adalah :

1. Jumlah upah tenaga kerja luar yang berupa uang, bahan

makanan, perumahan, premi, dan lain-lain.

2. Pengeluaran-pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan, dan

pengeluaran-pengeluaran lain yang berupa uang, misalnya untuk pajak, pengangkutan, dan sebagainya.

3. Pengeluaran-pengeluaran tertentu berupa bahan untuk

kepentingan usahatani, misalnya untuk slametan dan sebagainya.

4. Pengurangan dari persediaan akhir tahun.

5. Penyusutan adalah pengganti kerugian atau pengurangan nilai

disebabkan modal tetap (aktiva tetap) seperti bangunan, alat-alat dan mesin-mesin, ternak, dan sebagainya

b) Biaya mengusahakan (farm expenses)

Biaya mengusahakan adalah biaya alat-alat luar ditambah dengan upah tenaga keluarga sendiri, yang diperhitungkan berdasarkan upah yang dibayarkan kepada tenaga luar.

c) Biaya menghasilkan (cost of production)

Biaya menghasilkan adalah biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani.

Menurut Prawirokusumo (1981), Biaya produksi dalam

usahatani antara lain adalah:

a) Biaya Tetap

(28)

commit to user

depresiasi. Perhitungan depresiasi dapat dilakukan dengan cara

Straight Line, yaitu pembagian nilai awal setelah dikurangi nilai

Biaya variabel disebut juga dengan biaya operasi, artinya manager selalu mengatur, mengeluarkan sepanjang waktu produksi. Biaya ini selalu berubah tergantung pada besar kecilnya produksi.

b. Penerimaan

Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu :

1) Nilai dari produk yang dikonsumsi sendiri oleh petani dan

keluarganya selama melakukan usahanya seperti telur, sayuran, dan buah-buahan.

2) Nilai dari keseluruhan produksi usahatani baik dari hasil pertanaman,

ikan, maupun produk lainnya.

3) Kenaikan nilai inventaris.

(Prasetya, 1996).

Penerimaan disebut juga dengan pendapatan kotor. Menurut Hadisapoetra (1973) penerimaan merupakan keseluruhan pendapatan yang diperoleh dari semua cabang dan sumber dalam usahatani selama satu tahun, yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran, atau penaksiran kembali. Pendapatan kotor merupakan hasil perkalian dari produksi dengan harga per satuan.

HAw– HAk

(29)

commit to user

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Tr = Y x Py Keterangan:

Tr = Penerimaan Y = Jumlah Produksi Py = Harga Per Satuan c. Keuntungan

Keuntungan usahatani adalah besarnya penerimaan usahatani dikurangi biaya menghasilkan ( biaya mengusahakan ditambah bunga modal yang dipergunakan). Menurut Hadisapoetra (1973), keuntungan usahatani diperhitungkan dengan mengurangi pendapatan petani dengan upah tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri. Pernyataan ini dapat di tulis sebagai berikut :

Π = TR – TC Dimana:

Π = Keuntungan usahatani (Rp) TR = Penerimaan total usahatani (Rp) TC = Biaya menghasilkan usahatani (Rp) d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan Erickson, 1992).

(30)

commit to user

yang dikeluarkan dan dinyatakan dalam persen. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

Kriteria yang diperhitungkan dalam profitabilitas adalah : Profitabilitas > 0 berarti usaha yang diusahakan menguntungkan

Profitabilitas = 0 berarti usaha yang diusahakan mengalami BEP (impas)

Profitabilitas < 0 berarti usaha yang diusahakan tidak menguntungkan. (Riyanto, 1997).

e. Efisiensi Usahatani

Efisiensi ekonomi adalah efisiensi fisik yang dinilai dengan uang. Efisiensi fisik sendiri adalah banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). Setiap panen petani akan menghitung berapa hasil bruto produksinya yaitu luas lahan dikalikan hasil per satuan luas dan semua dinilai dengan uang. Tetapi hasil itu masih harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Setelah semua biaya-biaya tersebut dikurangi, barulah petani memperoleh hasil bersih. Apabila hasil bersih petani besar, maka ini mencerminkan rasio yang baik dari nilai hasil dan biaya. Makin tinggi rasio ini berarti usahatani makin efisien (Mubyarto, 1989).

Menurut Soekartawi (1995), penghitungan efisiensi usahatani

yang sering digunakan adalah Revenue Cost Ratio (R/C Ratio). R/C

Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya, dirumuskan :

(31)

commit to user

C = Besarnya biaya usahatani yang dikeluarkan f. Analisis Resiko Usahatani

Menurut Riyanto (2001) suatu kondisi yang lebih realistis dihadapi oleh pimpinan perusahaan adalah resiko. Sejumlah kemungkinan hasil yang diketahui, atau kemungkinan terjadinya peristiwa di antara kejadian seluruhnya yang mungkin terjadi terdapat dalam pengertian resiko. Berdasarkan hal tersebut, resiko suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan.

Pengetahuan tentang hubungan antara resiko dan keuntungan seyogyanya menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan suatu usaha. Hubungan ini biasanya diukur dengan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan. Koefisien variasi merupakan perbandingan antara resiko yang harus ditanggung pengusaha dengan keuntungan rata-rata yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi, secara matematis dapat dirumuskan :

CV =

Keterangan :

CV = Koefisien variasi usaha

V = Simpangan baku keuntungan usaha (Rp) E = Keuntungan rata-rata usaha (Rp)

Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari keuntungan rata-rata usaha pembesaran ikan mas dan simpangan bakunya. Secara statistik resiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku (standar deviation), secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

V2 = ∑

Keterangan :

(32)

commit to user

Ei = Keuntungan yang diterima usaha (Rupiah) E = Keuntungan rata-rata usaha (Rupiah)

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan usaha digunakan rumus :

L = E – 2V

Keterangan :

L = Batas bawah keuntungan (Rupiah) E = Keuntungan rata-rata (Rupiah) V = Simpangan baku ( Rupiah).

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa resiko yang harus

ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan

bahwa petani akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian ( Hernanto,1993).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Usahatani pembesaran ikan mas adalah kegiatan usaha memelihara ikan mas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan usahatani dapat digunakan untuk menilai keberhasilan petani dalam mengelolanya. Keberhasilan dalam usahatani tersebut akan dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh.

Biaya produksi usahatani pembesaran ikan mas yang diperhitungkan adalah penggunaan biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang digunakan dalam usahatani (Hadisapoetra, 1973). Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah biaya tenaga

kerja keluarga. Biaya alat-alat luar yaitu biaya yang betul-betul dikeluarkan

oleh petani.

(33)

commit to user

Besarnya keuntungan usahatani pembesaran ikan mas dapat diketahui dengan penerimaan usahatani dikurangi dengan biaya menghasilkan ( biaya mengusahakan ditambah bunga aktiva yang digunakan dalam usahatani pembesaran ikan mas). Profitabilitas dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Oleh karena itu perhitungan tingkat profitabilitasnya membandingkan antara keuntungan usahatani pembesaran ikan mas yang diperoleh dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan. Kriteria profitabilitas yaitu profitabilitas > 0, berarti menguntungkan, profitabilitas = 0,

berarti dalam kondisi break even point, profitabilitas < 0, berarti tidak

menguntungkan (merugi). Sedangkan untuk mengetahui efisiensi usahatani

pembesaran ikan mas diperhitungkan dengan nilai R/C (Revenue Cost) ratio

dengan kriteria jika R/C > 1, berarti telah efisien, R/C = 1, berarti dalam

kondisi break even point, R/C < 1, berarti tidak efisien (Soekartawi, 1995).

Resiko merupakan suatu investasi dapat diartikan sebagai probabilitas

tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan atau mungkin return

yang diterimanya menyimpang dari yang diharapkan. Koefisien variasi merupakan perbandingan antara resiko yang harus ditanggung petani pembesaran ikan mas dengan jumlah keuntungan rata-rata yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi pembesaran ikan mas. Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa

resiko yang harus ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0

menyatakan bahwa petani akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian.

(34)

commit to user

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir Pendekatan Masalah

D. Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Usahatani pembesaran ikan mas adalah kegiatan usahatani pembesaran

ikan mas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, dengan masa pembesaran selama 4 bulan.

2. Petani pembesar ikan mas adalah petani yang mengusahakan usahatani

pembesaran ikan mas di karamba.

3. Biaya menghasilkan pembesaran ikan mas adalah biaya alat-alat luar,

biaya tenaga kerja keluarga dan bunga modal sendiri.

4. Biaya alat-alat luar adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh

petani pembesar ikan mas seperti pakan, benih, penyusutan peralatan, tenaga kerja luar, bunga modal dari luar, transportasi, perbaikan perahu,

Input Proses

Penerimaan Biaya menghasilkan

Keuntungan, Tingkat Profitabilitas, Efisiensi dan Resiko Biaya menghasilkan :

1. Biaya alat-alat luar : a. Pakan b. Benih

c. Penyusutan peralatan d. Tenaga Kerja Luar e. Bunga modal dari luar f. Transportasi

g. Perbaikan perahu h. Pajak

i. Minyak Tanah 2. Biaya Tenaga kerja dalam 3. Bunga Modal Sendiri

Usahatani pembesaran ikan mas

(35)

commit to user

pajak dan minyak tanah selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

5. Biaya pakan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

pakan bagi usahatani pembesaran ikan mas yang selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

6. Biaya benih adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

benih bagi usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan perhitungan

yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

7. Biaya penyusutan peralatan adalah seluruh biaya yang ditanggung oleh

petani pembesar ikan mas terhadap peralatan dihitung dengan metode garis lurus dalam satuan rupiah/ tahun, yaitu nilai awal dikurangi nilai akhir dan dibagi dengan umur ekonomis peralatan selama 4 bulan

perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

8. Biaya tenaga kerja adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan yang dinyatakan dalam rupiah. Biaya tenaga kerja yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

9. Biaya bunga modal dari luar adalah seluruh biaya untuk membayar

bunga pinjaman dari luar pada usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

10. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan

bakar untuk perahu pada usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

11. Biaya Perbaikan perahu adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperbaiki perahu pada usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

12. Biaya pajak adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membayar

(36)

commit to user

13. Biaya minyak tanah adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

minyak tanah sebagai bahan bakar lampu teplok yang digunakan sebagai alat penerangan malam hari pada usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

14. Biaya bunga modal sendiri adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

membayar bunga modal sendiri pada usahatani pembesaran ikan mas selama 4 bulan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

15. Penerimaan usahatani pembesaran ikan mas diperoleh dari perkalian

antara jumlah produksi ikan mas yang diperoleh dengan harga jual ikan mas selama masa pemeliharaan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

16. Keuntungan usahatani pembesaran ikan mas adalah hasil dari penerimaan

dikurangi dengan biaya menghasilkan selama 4 bulan perhitungan yang

dinyatakan dalam satuan Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

17. Profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas adalah perbandingan antara

keuntungan usaha yang diperoleh dengan biaya menghasilkan. Kriteria: Profitabilitas > 0 berarti usahatani pembesaran ikan mas yang

diusahakan menguntungkan

Profitabilitas = 0 berarti usahatani pembesaran ikan mas yang diusahakan mengalami BEP (impas)

Profitabilitas < 0 berarti usahatani pembesaran ikan mas yang diusahakan tidak menguntungkan.

18. Efisiensi usahatani pembesaran ikan mas adalah perbandingan antara

penerimaan total dari usahatani pembesaran ikan mas dengan biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas.

Kriteria:

R/C Ratio < 1 : usahatani pembesaran ikan mas tidak efisien (merugi)

R/C Ratio = 1 : usahatani pembesaran ikan mas break evenpoint

R/C Ratio > 1 : usahatani pembesaran ikan mas efisien.

19.Resiko usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen merupakan

(37)

commit to user

bulan perhitungan yang dinyatakan dalam Rupiah/ Usahatani/ 4 bulan.

Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan bahwa petani akan selalu

terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian. Ada 4 jenis risiko yang harus ditanggung petani pembesaran ikan mas yaitu resiko produksi, resiko harga, resiko manajemen dan resiko penjualan.

E. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada usahatani pembesaran ikan mas di

Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen pada bulan Maret 2012- April 2012.

2. Perhitungan analisis usahatani adalah untuk satu kali masa pembesaran

ikan mas dalam jangka waktu 4 bulan yaitu pada bulan Desember 2011-Maret 2012.

3. Analisis usahatani meliputi biaya, penerimaan, keuntungan, tingkat

profitabilitas, efisiensi dan resiko.

F. Asumsi-Asumsi

1. Petani dalam menjalankan usahataninya bertindak rasional yaitu ingin

memperoleh keuntungan maksimal.

2. Keseluruhan output dijual.

3. Harga produksi ikan mas dan harga faktor produksi tidak berubah selama

periode penelitian.

4. Keseluruhan input/ saprodi yang digunakan dalam usahatani pembesaran

ikan mas diperoleh dari pembelian.

G. Hipotesis

1. Diduga usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen

menguntungkan dan profitabel.

2. Diduga usahatani pembesaran ikan mas di Kabupaten Sragen sudah

efisien.

3. Diduga usahatani pembesaran ikan mas yang dijalankan di Kabupaten

(38)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis mempunyai ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 1994).

Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik survey yaitu teknik pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan berbentuk kuesioner (Surakhmad, 1994).

B. Metode Penentuan Sampel

1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Metode penentuan lokasi dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive. Metode purposive yaitu cara pengambilan sampel

karena pertimbangan-pertimbagan tertentu yang didasarkan pada tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yang ditentukan secara sengaja (purposive). Kecamatan Sumberlawang merupakan kecamatan dengan jumlah produksi ikan mas terbesar di Kabupaten Sragen yaitu sebesar 606.953 kg (75,35 % dari total produksi di Kabupaten Sragen), sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.

(39)

commit to user

Tabel 4. Jumlah Produksi Ikan Mas per kecamatan Di Kabupaten Sragen Tahun 2010

Kecamatan Jumlah produksi (Kg) Prosentase (%)

1. Kalijambe

Sumber: Kabupaten Sragen dalam Angka 2011

2. Metode Pengambilan Responden

Pengambilan responden dilakukan dengan cara sensus yaitu dengan cara mencatat semua elemen yang diselidiki. Jadi, dalam hal ini menyelidiki semua. Hasil dari sensus adalah nilai karakteristik yang

sesungguhnya (true value). Kumpulan seluruh elemen itu dinamakan

populasi atau universe ( Marzuki,2002).

Sensus merupakan metode yang paling tepat menggambarkan keadaan populasi. Menurut Daniel (2003) sensus digunakan untuk mengumpulkan data secara menyeluruh, dimana tingkat akurasi atau kebenaran data diharapkan mendekati 100 persen. Namun metode ini merupakan metode yang paling tidak efisien karena membutuhkan banyak biaya, tenaga dan juga waktu.

(40)

commit to user

Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu 38 orang. Oleh karena metode penentuan responden dengan sensus, maka jumlah responden yang diteliti yaitu sebanyak 38 orang.

C. Jenis dan Sumber data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama/ primer (Soekartawi, 1995), sehingga dapat dikatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang sudah disiapkan sebelumnya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan petani yang mengusahakan usahatani pembesaran ikan mas maupun pihak lain yang berhubungan dengan usahatani pembesaran ikan mas. Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan menyiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu. Data yang akan diambil adalah identitas responden, tenaga kerja, penggunaan saprodi, harga input, produksi, harga output, dll pada usahatani pembesaran ikan mas.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber data kedua/ sekunder (Soekartawi, 1995). Jenis dan Sumber Data Sekunder dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data Sekunder

No. Jenis / Data Sumber Data

1. Monografi kecamatan, kondisi

dan karakteristik kecamatan

Kecamatan Sumberlawang

2. Produksi Ikan mas/Kecamatan Badan Pusat Statistika

Kabupaten Sragen

3. Produksi Ikan di Sragen Dinas Perikanan Kabupaten

(41)

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan metode yang digunakan untuk meneliti beberapa segi dari masalah yang dijadikan sasaran untuk memperoleh

fakta-fakta yang diperlukan berdasarkan pengamatan peneliti

(Soekartawi, 1995). Observasi dilakukan dengan dua cara yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, sedangkan observasi tidak langsung, peneliti menggunakan perantara yang dapat berupa alat ataupun perantara yang lain dalam penelitian terhadap objek.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah kegiatan mencari bahan

(keterangan, pendapat) mengenai tanya jawab lisan dengan siapa saja yang

diperlukan. Teknik wawancara yang digunakan adalah Focused Interview

dimana sejak awal wawancaranya sudah diarahkan ke fenomena yang

dikehendaki peneliti dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah

dipersiapkan dan telah dirangkai sedemikian rupa sebelumnya (Soekartawi, 1995). Teknik wawancara ini dilakukan dengan bantuan kuesioner untuk melakukan wawancara langsung dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner pada petani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen yang telah terpilih menjadi sampel.

3. Pencatatan

(42)

commit to user

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Analisis Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usahatani Pembesaran Ikan

Mas

a. Analisis Biaya Usahatani Pembesaran Ikan Mas

Analisis biaya usahatani pembesaran ikan mas menggunakan biaya menghasilkan yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan bunga dari aktiva yang digunakan dalam usahatani (Hadisapoetra, 1973). Biaya mengusahakan yaitu biaya alat-alat luar ditambah biaya

tenaga kerja keluarga. Biaya alat-alat luar yaitu biaya yg betul-betul

dikeluarkan (biaya saprodi, penyusutan alat, biaya tenaga kerja luar, bunga modal dari luar, pajak, transportasi, perbaikan perahu dan minyak tanah).

b. Analisis Penerimaan Usahatani Pembesaran Ikan Mas

Penerimaan dari usahatani pembesaran ikan mas yaitu jumlah produksi ikan mas dikalikan dengan harga ikan. Analisis penerimaan dari usahatani pembesaran ikan mas secara matematis ditulis sebagai berikut:

TR = Y x Py Keterangan:

TR = Penerimaan usahatani pembesaran ikan mas (Rp/ masa pembesaran)

Y = Jumlah Produksi ikan mas (kg/ masa pembesaran) Py = Harga Ikan mas (Rp/kg)

c. Analisis Keuntungan Usahatani Pembesaran ikan mas

(43)

commit to user

Π = TR – TC Dimana:

Π = Keuntungan usahatani pembesaran ikan mas (Rp)

TR = Penerimaan total usahatani pembesaran ikan mas (Rp) TC = Biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas (Rp)

d. Tingkat profitabilitas Usahatani

Tingkat profitabilitas usahatani pembesaran ikan mas diketahui dengan cara membandingkan antara keuntungan usaha yang diperoleh dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Profitabilitas =

TC

Dimana :

Π = keuntungan usahatani pembesaran ikan mas (Rp)

TC = biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas (Rp) Kriteria dalam perhitungan profitabilitas adalah sebagai berikut : Profitabilitas > 0 berarti usahatani pembesaran ikan mas yang

Analisis Efisiensi ekonomi dihitung dengan Revenue Cost Ratio

(44)

commit to user

C = Cost (biaya menghasilkan usahatani pembesaran ikan mas dalam

Rp/ masa pembesaran). Kriteria:

R/C Ratio < 1 : usahatani pembesaran ikan mas tidak efisien (merugi)

R/C Ratio = 1 : usahatani pembesaran ikan mas break even point

R/C Ratio > 1 : usahatani pembesaran ikan mas efisien (menguntungkan)

f. Analisis Resiko

Resiko dapat dihitung dengan menggunakan rumus : CV =

Keterangan :

CV = Koefisien variasi usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen

V = Simpangan baku keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen (Rp)

E = Keuntungan rata-rata usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen (Rp)

Sebelum mengukur koefisien variasi harus mencari keuntungan

rata-rata usahatani pembesaran ikan mas dan simpangan bakunya. Secara statistik resiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran

keragaman (variance) atau simpangan baku (standar deviation),

secara matematis dirumuskan sebagai berikut : V2 = ∑

Keterangan :

V2 = Keragaman

Ei = Keuntungan yang diterima usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen (Rupiah)

(45)

commit to user

Untuk mengetahui batas bawah keuntungan usahatani pembesaran ikan mas digunakan rumus :

L = E – 2V

Keterangan :

L = Batas bawah keuntungan usahatani pembesaran ikan mas (Rp) E = rata-rata keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di

Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen (Rp)

V = Simpangan baku keuntungan usahatani pembesaran ikan mas di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen ( Rp)

Semakin besar nilai CV menunjukkan bahwa resiko yang harus

ditanggung semakin besar. Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0 menyatakan

bahwa petani akan selalu terhindar dari kerugian. Nilai CV > 0,5 atau

L < 0 berarti ada peluang akan menderita kerugian

(46)

commit to user

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A.Kondisi Umum Daerah

1. Letak Geografi

Kabupaten Sragen adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Sragen secara geografis antara

110.45’ dan 111.10’ BT serta 7.15’ dan 7.30’ LS. Kabupaten Sragen

mempunyai luas wilayah sebesar 941,55 Km2 dengan ketinggian rata-rata

109 meter diatas permukaan laut (dpl). Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sragen yaitu :

Sebelah Timur : Kabupaten Ngawi (Propinsi jawa Timur).

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali.

Sebelah Selatan : Kabupaten Karanganyar.

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan.

Wilayah Kabupaten Sragen terbagi dalam 20 kecamatan, yang

dibagi lagi atas 208 desa. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Sragen.

Kecamatan Sumberlawang sebagai daerah sampel penelitian, merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Sragen. Kecamatan Sumberlawang berjarak 12 Km dari Ibukota Kabupaten Sragen dan terletak pada ketinggian 126 mdpl. Kecamatan Sumberlawang terdiri dari 11 desa atau kelurahan. Kecamatan Sumberlawang mempunyai luas

wilayah 75,16 Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan.

Sebelah Timur : Kecamatan Mondokan.

Sebelah Selatan : Kecamatan Gemolong.

Sebelah Barat : Kecamatan Miri.

2. Topografi Daerah

Kabupaten Sragen mempunyai topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian wilayah rata-rata 109 m dari permukaan air laut (mdpl). Wilayah tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

(47)

commit to user

a. Ketinggian 0 – 100 mdpl meliputi Kecamatan Ngrampal, Kecamatan

Sambungmacan, Kecamatan Karangmalang, Kecamatan Sragen, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Masaran, Kecamatan Gondang, Kecamatan Tangen, dan Kecamatan Tanon.

b. Ketinggian 101 – 200 mdpl meliputi Kecamatan Mondokan,

Kecamatan Miri, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Jenar,

Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Sumberlawang, Kecamatan Gesi,

Kecamatan Gemolong, Kecamatan Plupuh, dan Kecamatan

Sambirejo.

Berdasarkan penggolongan tersebut maka Kecamatan

Sumberlawang termasuk dalam wilayah dengan ketinggian 101-200 mdpl. Kecamatan Sumberlawang sangat berpotensi untuk mengusahakan usahatani ikan mas.

B.Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Kabupaten Sragen meliputi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, dan keadaan penduduk menurut lapangan pekerjaan utama adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Keadaan penduduk menurut umur merupakan penggolongan penduduk berdasarkan umur sehingga dapat diketahui jumlah penduduk yang produktif dan yang non produktif pada suatu wilayah tertentu. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen, golongan umur non produktif

adalah golongan umur antara 0 – 14 tahun dan golongan umur lebih dari

atau sama dengan 65 tahun, sedangkan golongan umur produktif adalah

golongan umur antara 15 – 64 tahun.

(48)

commit to user

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2011

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa di Kabupaten Sragen

jumlah penduduk pada golongan umur terbanyak adalah umur 15 – 64

tahun atau golongan usia produktif dengan jumlah sebesar 583.173 jiwa

atau 66,01 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Sragen.

Golongan usia non produktif untuk umur 0 – 14 tahun berjumlah 237.269

jiwa atau 26,85 persen dan untuk umur lebih dari atau sama dengan 65 tahun berjumlah 64.019 jiwa atau 7,24 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Sragen.

Data-data di atas dapat digunakan untuk menentukan angka

Dependency Ratio (ratio ketergantungan atau beban tanggungan) dan rasio

jenis kelamin (sex ratio). Dependency Ratio (ratio beban tanggungan)

yaitu suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan usia non produktif

dengan usia produktif, sedangkan rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu

suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah penduduk berjenis kelamin

perempuan. Berdasarkan Tabel 6 nilai dari Dependency Ratio untuk

Kabupaten Sragen adalah sebesar 51,66 persen yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung 52 jiwa penduduk usia non

produktif, sedangkan nilai Sex Ratio adalah sebesar persen, artinya jika di

(49)

commit to user

Keadaan penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kecamatan Sumberlawang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Sumberlawang Tahun 2010

Sumber : Kecamatan Sumberlawang dalam Angka 2011

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Sumberlawang termasuk dalam golongan usia

produktif atau berumur 15 – 64 tahun dengan jumlah 29.262 jiwa atau

sebesar 63,86 persen dari jumlah penduduk keseluruhan yang ada di Kecamatan Sumberlawang. Penduduk golongan usia non produktif

berjumlah 12.930 jiwa atau 28,21 persen untuk umur 0 – 14 tahun dan

sebanyak 3.630 jiwa atau 7,93 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kecamatan Sumberlawang untuk umur di atas atau sama dengan 65

tahun. Nilai dari Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio di

Kecamatan Sumberlawang berdasarkan Tabel 8 yaitu sebesar 56,59 persen yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung

57 jiwa penduduk usia non produktif. Nilai Sex Ratio adalah sebesar 96,59

%, artinya jika di kecamatan tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka terdapat 97 penduduk laki-laki.

(50)

commit to user

b. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia dan kemampuan penduduk untuk menyerap teknologi yang ada dan baru di daerah tersebut. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu wilayah akan berkaitan dengan pola pikir dan akan mempengaruhi kecepatan dalam menerima informasi dan inovasi baru serta pengambilan keputusan. Berikut ini merupakan tabel keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Sragen dan Kecamatan Sumberlawang pada Tahun 2010.

Tabel 8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Sragen Tahun 2010

Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

Tamat Akademi / PT 19.520 4,29

Tamat SLTA 113.852 26,15

Tamat SLTP 133.468 29,34

Tamat SD 188.026 41,32

Jumlah 454.866 100,00

Sumber : Kabupaten Sragen dalam Angka, BPS 2011

Gambar

Gambar 2. Proses Produksi Pembesaran Ikan Mas di Kecamatan  Sumberlawang KabupatenSragen ..............................................................................
Tabel 1. menunjukkan bahwa produksi perikanan budidaya laut di commit to user
Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Produksi Perikanan Karamba Di Propinsi Jawa Tengah
Tabel 4. Jumlah Produksi Ikan Mas per kecamatan Di Kabupaten Sragen  Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mampu mengembangkan penguasaan (1) sejarah, pengaruh Bahasa Jawa Kuna ke bahasa Indonesia; (2) dasar-dasar tata fonem Bahasa Jawa Kuna; (3) tata bentuk Bahasa Jawa Kuna

Terdapat beberapa penelitian tentang audit judgement diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa gender ,

- Penghijauan yang cocok dengan kondisi di Luar Batang adalah dengan cara hidroponik atau akuaponik, karena tidak membutuhkan lahan yang luas, tidak membutuhkan

Buat seluruh keluargaku, keluarga dari saya mau- pun dari keluarga istriku, yang telah membantu baik secara moril maupun materiil selama dua tahun mengikuti Pendidikan

Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan pemeriksaan konsentrasi timbal dalam air PDAM di rumah penduduk Desa Sijantang Koto

Hasil radiografi PEB U-Mo/Al mini yang ditampilkan pada Gambar 8, terlihat bahwa distribusi uranium di dalam meat bahan bakar cukup homogen dengan bentuk ujungnya relatif

Review potensi rumput laut ini bermaksud memberikan informasi mengenai kajian pemanfaatan sumber daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan, sehingga

Objek penelitian dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti yang berhubungan dengan peranan BMT Darussalam yang berupaa adanya