• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

0

M i n g g u k e - 1 – M i n g g u k e - 6

2013

PENGEMBANGAN

KURIKULUM

Penjelasan Umum seputar Pengembangan

Kurikulum

Akhmad Ari Wibowo (201110060311063)

(2)

1 Perspektif Kebenaran terhadap Filsafat Pancasila

Kurikulum merupakan pilihan yang biasa dibuat oleh orang yang berkuasa (pemerintah). Saat masa penjajahan, kurikulum yang berkembang dan didapatkan oleh warga Indonesia adalah kurikulum yang sesuai dengan kepentingan penjajah. Setelah Indonesia merdeka, maka kurikulum yang dikembangkan berdasarkan pada falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila.

Berikut adalah beberapa sudut pandang kebenaran filsafat jika dilihat terhadap filsafat Pancasila:

Menurut Prof. Dr. S.Nasution, M.A. dalam bukunya yang berjudul Asas-Asas Kurikulum, disebutkan bahwa dalam Undang-undang tentang dasar pendidikan dan pengajaran sekolah, bab III pasal 4, tercantum “Pendidikan dan Pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia dan atas kebudayaan kebangsaan Indonesia”. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sangatlah penting dalam rangka pembentukan masyarakat yang berkarakter, serta berakhlak mulia.

Sedang, dalam buku Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, pendidikan yang berdasarkan falsafah Pancasila diarahkan untuk membentuk masyarakat yang sehat lahir batin, berpengetahuan serta

ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI

Sila ke-1

Membentuk pribadi masyarakat yang agamis dan saling menghormati antar pemeluk agama di Indonesia.

Segala macam yang kita dapatkan, hendaknya kita telaah apakah itu berasal dari rasio kita sendiri atau dari Tuhan.

Keimanan manusia merupakan hal yang paling mendasar dalam diri manusia, oleh karena itu perlunya pendidikan agama merupakan hal yang paling penting dalam jenjang pendidikan.

Sila ke-2

Membentuk pribadi yang adil kepada semua orang, sebab yang membedakan kita hanyalah ketakwaan masing-masing.

Moral dan etika dalam

kehidupan sehari-hari terlebih dalam proses belajar

merupakan penerapan pancasila dan sesuai dengan logika manusia.

Tiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan penghargaan yang sama atas prestasi yang diraihnya.

Sila ke-3

Menghapus segala macam bentuk perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga setiap orang berhak atas pendidikan dan pengajaran yang sama.

Kecerdasan manusia

terbentuk atas kerjasama yang baik antara manusia dan lingkungan sekitar, jadi membaur dan berperilaku baik terhadap masyarakat merupakan salah satu proses mendapatkan ilmu.

Setiap warga negara berhak dan berkewajiban atas persatuan dan kesatuan Indonesia. Begitu pula dalam proses belajar, seorang peserta didik harus dapat menyatukan segala macam potensi yang ada dalam dirinya untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Sila ke-4

Membentuk pribadi yang Demokratis dan saling menghargai pendapat.

Setiap manusia adalah

pemimpin di muka bumi, oleh karena itu ilmu pengetahuan yang luas harus dimiliki oleh tiap manusia, agar dapat bijak serta dapat menjadi pemimpin yang ideal.

Sikap gotong royong dan musyawarah merupakan karakter bangsa yang sangat perlu ditanamkan kepada setiap warga negara, khususnya peserta didik.

Sila ke-5

Membentuk pribadi yang berkarakter serta

menjunjung tinggi norma-norma kehidupan,

berbangsa dan bernegara.

Untuk dapat berbuat adil dalam bertindak maka pendidikan yang menyeluruh dan seimbang harus dilalui oleh setiap masyarakat.

Sikap saling menghormati dan menghargai juga hal yang sangat perlu ditanamkan kepada setiap warga negara Indonesia.

(3)

2

berketrampilan, bertanggung jawab, memiliki kecerdasan yang disertai budi pekerti luhur, serta mencintai bangsa dan sesama manusia. Semua, pemaparan ini memperjelas bahwa adanya Pancasila sebagai dasar dan Filsafat Negara tidak hanya sekedar sebagai pajangan belaka, namun juga sebagai dasar dalam membentuk arah pendidikan bangsa demi tercapainya tujuan bersama dan kemajuan bangsa Indonesia.

Konsep Kurikulum

Kurikulum (berasal dari bahasa Yunani, Curir = pelari dan Curere = tempat berpacu), merupakan sebuah kata yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. biasanya kata kurikulum selalu dikaitkan dengan mata pelajaran dan peraturan yang ada di lingkungan sekolah. Dalam tulisan ini, kita akan melihat bersama, seperti apa konsep dasar kurikulum tersebut sehingga kita dapat memetakan fungsinya kelak demi terbentuknya pribadi peserta didik yang berkarakter dan sesuai dengan dasar filsafat Negara kita.

Konsep kurikulum selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman, berikut kami sajikan bagan perkembangan konsep dasar kurikulum:

Selain itu terdapat juga beberapa konsep kurikulum yang telah dikenal luas oleh kalangan pendidik, seperti:

JARAK atau sebuah alur yang harus ditempuh oleh seorang peserta

didik agar dapat mencapai tujuan akhir dari sebuah pendidikan

Mata Pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk

memperoleh Ijazah/sertifikat.

Kegiatan dan pengalaman, baik di dalam lingkungan sekolah atau

luar sekolah atas tanggung jawab sekolah guna tercapainya tujuan pendidikan.

Seluruh Kegiatan, pengalaman, dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap terbentuknya pribadi peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan

KONSEP

KURIKULUM

IDEAL, berisi sesuatu

yang diharapkan dan dicita-citakan

NYATA, kegiatan nyata yang terlaksana dalam

proses penerapan kurikulum.

TERSEMBUNYI, tidak tertulis namun turut mempengaruhi pribadi

peserta didik

PEMBELAJARAN, adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah kurikulum, karena saling

mempengaruhi dalam pelaksanaannya

(4)

3

Pola Desain Kurikulum

Subject Centered Design

The Subject Design The Disciplines Design The Broad Fields Design Learner Centered Design The Activity / Experience Design

Problem Centered Design

The Areas of

Living Design The Core Design

Berdasarkan, pemaparan di atas dapat di ketahui bahwa kurikulum adalah sebuah proses panjang guna tercapainya sebuah tujuan pendidikan. sebuah paket lengkap yang didalamnya juga ditunjang oleh pembelajaran. Dalam referensi lain disebutkan bahwa perbedaan antara kurikulum dan pembelajaran terdapat pada cangkupannya, namun keduanya membentuk sebuah kontinum.

Desain Kurikulum

Desain adalah, rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum berarti menyusun model kurikulum sesuai dengan visi dan misi sekolah. Beberapa model kurikulum yang dibahas dalam buku Wina Sanjaya yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran, antara lain:

Model desain tersebut dibagi berdasarkan orientasi kurikulum yang diperlukan, dan terbagi lagi menjadi sub orientasi yang lebih spesifik. Hal tersebut dirancang guna menjadikan kurikulum yang dibuat lebih fokus pada orientasi masing-masing sekolah.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul PENGEMBANGAN KURIKULUM:Teori dan Praktik, berdasarkan apa yang menjadi fokus pembelajaran, paling tidak terdapat 3 pola desain kurikulum, yaitu:

1. Subject Centered Design, yaitu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar,

2. Learner Centered Design, yaitu desain kurikulum yang mengutamakan peranan siswa, dan

3. Problem Centered Design, yaitu desain kurikulum yang berpusat pada masalah masalah yang ada di lingkungan sekitar/masyarakat.

Ketiga pola desain tersebut jika dibuat dalam bagan yang lebih spesifik maka akan terlihat sebagai berikut: Model Desain Kurikulum Disiplin Ilmu Subject Centered Curriculum Correlated Curriculum Integrated Curriculum Berorientasi pada Masyarakat Perspektif Status Quo Perspektif Pembaharuan Perspektif Masa Depan Berorientasi pada Siswa Perspektif Kehidupan Anak di Masyarakat Perspektif Psikologi Teknologi

(5)

4

Macam-macam pola desain kurikulum tersebut ada agar dapat menjadi opsi bagi para pendidik untuk merancang kurikulum yang sesuai dan yang dibutuhkan, sehingga visi dan misi pendidikan yang dikehendaki dapat tercapai.

Organisasi Kurikulum

Pada dasarnya, sebuah kurikulum yang akan disampaikan atau diterapkan pada suatu desain kurikulum haruslah terorganisir dengan baik agar materi dalam kurikulum yang akan disampaikan pada peserta didik dapat tersampaikan dengan baik, sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Model organisasi yang berkembang pun tidak hanya seperti yang di atas, namun dapat menjadi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan dan hasil pengamatan masing-masing ahli. Dalam referensi lain disebutkan bahwa organisasi kurikulum terbagi menjadi :

1. Kurikulum Mata Pelajaran

2. Kurikulum dengan Mata Pelajaran Berkolerasi 3. Kurikulum Bidang Studi

4. KurikulumTerintegrasi 5. Kurikulum Inti.

Prosedur Mereorganisasi Kurikulum

Buku Pelajaran Tambal Sulam Kegiatan Analisis Fungsi Sosial Pendapat Survey Kesalahan Study

Analisis Masalah

Remaja

Faktor-Faktor dalam Organisasi Kurikulum

Ruang Lingkup (Scope) Urutan (Sequence) Kesinambungan (Continuity) Terpadu (Integrated) Keseimbangan

(Balance) Waktu (Times)

Model Organisasi Kurikulum

Subject-Centered Currriculum Correlated Curriculum Broad-Fild Curriculum Integrated

Curriculum Core Curriculum

Activity Curriculum

Konsep dan Dimensi Organisasi Kurikulum

Organisasi Kurikulum adalah susunan pengetahuan yang harus disampaikan pada peserta didik untuk menguasai

kompetensi yang ditetapkan

Dimensi Organisasi Kurikulum terbagi menjadi 2 yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar

(6)

5

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan

Berpusat pada potensi, perkemban gan, kebutuhan, dan kepentinga n peserta didik dan lingkungann ya Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkemban gan ilmu pengetahu an, teknologi, dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinam bungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentinga n nasional dan kepentinga n daerah.

Tidak hanya modelnya saja yanng berbeda, prosedur pengorganisasiannya pun juga berbeda, sebagaimana yang kami dapat pada buku Oemar Malik, diantaranya:

1. Prosedur Employee 2. Prosedur Buku Pelajaran 3. Prosedur Survey Pendapat 4. Prosedur Studi Kesalahan

5. Prosedur dari Kurikulum lainnya

6. Prosedur Analisis Kegiatan Orang Dewasa 7. Prosedur Fungsi-Fungsi Sosial

8. Prosedur Minat dan Kebutuhan Remaja

Kurikulum Satuan Pendidikan

Dalam Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 ayat 15 dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing masing satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Secara khusus Kurikulum satuan pendidikan ini diterapkan untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengekola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Dalam referensi lain disebutkan acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan antara lain:

(7)

6 Orientasi Pengembangan Implementasi Evaluasi ● ● ●

Pengembangan Kurikulum dimulai dengan menetapkan Oritentasi, setelah itu barulah

kurikulum dikembangkan dan dirancang untuk diimplementasikan, setelah itu dievaluasi sehingga dapat menetukan dapat

menetukan orientasi baru untuk dikembangkan kembali. ● ● ● Pendekatan Pengembangan Kurikulum Pendekatan TOP DOWN Dari Pemegang kebijakan tertinggi diturunkan ke setiap Instansi pendidikan Pendekatan GRASS ROOTS Dari Guru/Instansi, menyebar ke lingkungan yang lebih

luas Model Pengembangan Kurikulum Tyler Taba Beauchamp Wheeler

2. Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

5. Tuntutan dunia kerja

6. Perkembangan ilmu pengethauan teknologi dan seni 7. Agama

8. Persatuan nasional dan nilai nilai kebangsaan 9. Dinamika perkembangan global

10. Kondisi social budaya masyarakat setempat 11. Kesetaraan jender

12. Karakteristik satuan pendidikan

Pengembangan Kurikulum

Menurut Seller dan Miller (1985) proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan terus menerus yang membentuk siklus, sehingga sangat berpengaruh antara satu dan yang lainnya. Siklus tersebut Nampak seperti gambar berikut:

Melihat siklus tersebut, setidaknya kita dapat memahami bahwa pengembangan kurikulum sangatlah penting dalam tujuan memperbaiki pendidikan nasional. Lalu bagaimana pendekatan serta model

(8)

7

Oemar Malik (2007), menyebutkan bahwa paling tidak terdapat 8 hal dalam kerangka pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Asumsi

2. Tujuan Pengembangan 3. Penilaian Kebutuhan 4. Konten Kurikulum

5. Sumber materi Kurikulum 6. Implementasi Kurikulum 7. Evaluasi Kurikulum

(9)

8 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal.( 2012).Bandung.PT. Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1986). Asas-Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars.

Sanjaya, Wina. (2008). KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN.Jakarta:Kencana Prenada.

Sukmadinata, N.S. (2008). Pengembangan Kurikulum: teori dan praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Budaya organisasi pada lembaga pendidikan Islam dalam kajian ini menunjuk pada nilai-nilai bersama, asumsi-asumsi dasar, dan artefak yang dianut oleh

(2013) menyatakan pendidikan mempengaruhi suatu pengetahuan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperolehnya, dengan banyaknya

Abstrak: Nelayan bagan perahu di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate yang beroperasi di perairan Teluk Dodinga masih mengandalkan lampu petromaks sebagai alat bantu penangkapan

Sistem Informasi Kepegawaian di Kantor Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Bungo pada hakikatnya adalah sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi

Rekomendasi yang baik untuk permasalahan seperti ini adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar berikutnya yaitu dengan membuat marka – marka dan pembatas jalan sehingga barang

Pengaruh Nilai Kewirausahaan dalam Bahan Ajar Terhadap Sikap Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Negeri 14 Bandung Pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan .... Uji Normalitas

• Teknik menyusun parafrasa: menentukan kata kunci; menemukan ide pokok; menjelaskan sinonim kata kunci; menjelaskan makna kata metaforis/ungkapan lain dengan kata lain yang

Karakterisasi yang dilakukan pada strain khamir dalam percobaan ini menggunakan Karakterisasi yang dilakukan pada strain khamir dalam percobaan ini