• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(LKjIP) TAHUN 2016

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN

KELUARGA BERENCANA

PROVINSI JAWA TIMUR

Jl. Ngagel Jaya Tengah No. 102 Surabaya

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur telah dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja merupakan laporan tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam mencapai tujuan atau sasaran strategisnya. Dengan adanya Laporan Kinerja, diharapkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dapat menjadi Instansi Pemerintah yang Akuntabel, sehingga dapat menyelenggarakan tugas, pokok dan fungsinya secara efisien, efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kepada seluruh rekan – rekan yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Laporan Kinerja ini, disampaikan terima kasih.

Surabaya, 24 Pebruari 2017

KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KEPENDUDUKAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Dra. LIES IDAWATI, MM

Pembina Utama Madya NIP. 19570808 198503 2 006

(3)

EXECUTIVE SUMMARY

( IKHTISAR EKSEKUTIF )

 Mekanisme Penyusunan

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Setiap Program dan kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung jawabkan kinerja atau hasil akhir kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (TAP MPR XI/1998 & UU No.28 Tahun 1999).

 Mekanisme Pengukuran

Prioritas kebijakan pembangunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah “Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua Bidang, Perlindungan Perempuan dan Anak dan Terjaminnya Kesetaraan Gender”.

(4)

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 telah menetapkan 3 (tiga) tujuan dan 4 (empat) sasaran strategis, Keempat sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan mengaplikasikan 9 (sembilan) indikator kinerja.

Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

NO URAIAN TARGET REALISASI % 1 Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 69,00 91,77 133% 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 71,02 68,64 96,65% 3 Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 18% 43,52% 241,77% 4 Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW dan Wanita Harapan Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri

20% 18,67% 93,35% 2 Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak 5 Persentase penyelesaian pengaduan perlindungan

perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100 % 100 % 100% 6 Indeks Kepuasan Masyarakat 85,50 85,50 100% 7 Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 12,5% 26,08% 208,64% 3 Meningkatnya Kab/Kota Layak Anak 8 Persentase Kab/Kota Layak Anak di Jawa Timur

8% 18,42% 230,25%

4 Meningkatnya jumlah pasangan usia subur yang mengikuti progam KB

9 Persentase Cakupan

(5)

 Ringkasan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur :

Ikthtisar pencapaian sasaran tahun 2016 sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang mendukung kebijakan strategis Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan kebijakan strategis Pemerintah Pusat yaitu Pengarustamaan Gender dan Anak. Pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur didukung program/kegiatan prioritas yaitu :

1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan; 2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak; 3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan;

4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan;

5. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU; 6. Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

 Pemanfaatan Laporan Kinerja untuk :

- Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan; - Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang; - Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

(6)

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF ii DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ….………...……….. 1 1.2 Landasan Hukum .…..……….... 2 1.3 Tujuan .………….…………..…………... 5 1.4 Gambaran Umum SKPD …..……….. 5 BAB II : PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2016 ... 21 1. Visi ……… 21 2. Misi ……… 21 3. Tujuan ………. 21 4. Sasaran ..………. 21 5. Program Kegiatan .………. 22

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ...……… 26

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi ………. 30

3.2 Realisasi Anggaran ……….……….. 55 3.3 Penghargaan ……….……….……….. 59 BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan ………..……….……… 61 4.2 Permasalahan/Kendala....………. 62 4.3 Saran/Rekomendasi/Pemecahan……… 63 LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Matriks Rencana Strategis 2014 – 2019 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan 2017 3. Indikator Kinerja Utama (IKU)

4. Pengukuran Kinerja 2014 – 2016 5. Foto Penghargaan Nasional

(7)

1.1. LATAR BELAKANG

Pengarusutamaan gender merupakan Salah satu strategi pokok pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019. Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk mencapai keadilan dan kesetaraan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengarusutamaan gender ditujukan agar semua program pembangunan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesempatan dan akses perempuan terhadap program pembangunan, dengan adanya kendali dan manfaat untuk perempuan.

Keberhasilan pencapaian pembangunan tidak hanya diukur dari pencapaian pembangunan ekonomi semata, tetapi juga dilihat dari pembangunan sumber daya manusianya. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya terus-menerus yang dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembangunan ini ditujukan untuk kepentingan seluruh penduduk tanpa membedakan jenis kelamin tertentu. Namun demikian tidak dapat dipungkiri, pada pelaksanaannya masih terdapat kelompok penduduk yang tertinggal dalam pencapaian kualitas hidup. Ketertinggalan ini disebabkan oleh berbagai persoalan pelik yang seringkali saling berkaitan satu dengan lainnya. Persoalan yang paling penting yang menghalangi upaya peningkatan kualitas hidup yang setara adalah pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan keadilan gender.

Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,

(8)

khususnya dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana, maka dipandang perlu dibentuk Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur yang salah satunya adalah Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Sesuai dengan Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur dan Pergub No. 109 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur. Hal ini terkait dengan diberlakukannya Undang-Undang 32 Tahun 2004, yang salah satu misinya menitik beratkan pada peningkatan peran Provinsi dalam menjalankan tugas-tugas pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten/Kota serta mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronkan dan mensinergikan bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Mengingat betapa pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan khususnya di Jawa Timur, maka dituntut kepedulian konkret lebih besar dengan menempatkannya sebagai salah satu bidang program dengan tujuan kian mempercepat terciptanya kesetaraan gender dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat Jawa Timur, tidak terbatas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan, program dan proyek pembangunan.

1.2. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 pasal 28 I ayat (2) menegaskan bahwa setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif;

2. Undang-Undang Dasar RI Nomor 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita;

(9)

3. Undang-Undang Dasar Nomor 30 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) pada pasal 3 disebutkan bahwa " . . . Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat ... "

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu terutama pada

bagian keterwakilan perempuan 30 % di parlemen;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah pada pasal 26 disebutkan bahwa " Tugas Wakil Kepala Daerah adalah ... melaksanakan pemberdayaan perempuan ...;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekeasan Dalam Rumah Tangga;

8. Tap MPR RI Nomor 4 / MPR / 1999 tentang GBHN 1999, dijelaskan bahwar bidang sosial dan budaya, kedudukan dan peranan perempuan terdiri dari :

- Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan Kesetaraan dan Keadilan Gender ( KKG ).

- Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan, serta nilai historis perjuangan perempuan dalam melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak;

12. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2001 tentang Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak;

(10)

13. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak; 14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi

Nasional Penghapusan Exploitasi Seksual Komersial Anak;

15. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafiking perempuan dan anak); 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132 Tahun 2003 tentang

Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan di Daerah;

17. Peraturan Bersama Tiga Menteri : Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17/Men-PP/Dep.II/VII/2005, Nomor 1/PB/2005 tanggal 18 Juli 2005 tentang Percepatan Pemberantasan Buta Aksara Perempuan; 18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007

tentang Organisasi Perangkat Daerah pada pasal 22 ayat 5 disebutkan bahwa Perempuan urusan Pemerintahan yang diwadahi dalam bentuk Badan, ... Terdiri dari ... Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana ...

19. Kesepakatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tanggal 12 Maret 2002 tentang Gerakan Sayang Ibu;

20. Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Sosial Nomor : 75/HUK/2002 perihal : Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak;

21. Komitmen Sentani dalam memerangi HIV / AIDS di Indonesia antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI dengan Gubernur 7 (Tujuh) Daerah tanggal 19 Juni tahun 2004;

22. Nota Kesepahaman antara Departemen Sosial RI, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Departemen Komunikasi dan Informasi RI dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan Plan Indonesia Nomor

(11)

: K. Tel. 232/HK 840/UTP cc/06 dan Nomor : 206/Plan/CO/CD/VII/2006.

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak korban kekerasan.

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur ;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 01 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa TimurTahun 2005 – 2025;

26. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 109 Tahun 2008, tanggal 25 Agustus 2008 tentang Uraian Tugas Sekretaris, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang. Susunan struktur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

1.3. TUJUAN

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

1.4. GAMBARAN UMUM SKPD

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur yang merupakan pemekaran dari Bidang Pemberdayaan Perempuan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2001. Bidang Pemberdayaan Perempuan Bapemas Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 3 ( tiga ) Sub Bidang yaitu Sub Bidang Kesetaraan Gender, Sub Bidang Peran Perempuan dan Sub Bidang Kesejahteraan Keluarga .

(12)

Sedangkan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No.10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur yang mempunyai kedudukan merupakan unsur pendukung Gubernur dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur No.109 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur di Jl. Ngagel Jaya Tengah 102 Surabaya, Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

STRUKTUR ORGANISASI

Kesi

KEPALA BADAN

STRUKTUR BPPKB

Sekretariat Bidang Perlindungan Perempuan & Anak Sub Bag TU Sub Bag Penyusunan Program Sub Bag Keuangan Bidang Kelembagaan

PUG & PUA

Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan Bidang Keluarga Berencana Sub Bidang Perlindungan Perempuan Sub Bidang Perlindungan Anak Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masy Sub Bidang Data & Informasi Sub Bidang Peningkatan Kesejaht. Kel. Sub Bidang Peranserta Perempuan Sub Bidang Pengendalian Pertumb Pendd. Sub Bidang Sarana & Prasarana. Kelompok Jabatan Fungsional

(13)

 PELAKSANA TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik yaitu dibidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. 4. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

 SEKRETARIS

1. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Administarasi Umum , Kepegawaian, Perlengkapan, Penyusunan Program dan Keuangan.

2. Fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan; d. Pengelolaan administrasi perlengkapan; e. Pengelolaan urusan rumah tangga;

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan badan;

i. Pelaksanaan monitoring , evaluasi organisasi dan tata laksana; j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan. 3. Susunan organisasi di Sekretariat terdiri atas :

(14)

 Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dinas;

 Menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan;  Melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat;

 Mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diktat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai, menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional dan menyelenggarakan tata usaha kepegawaian lainnya;

 Melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan

penghapusan aset serta menyusun laporan

pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris;

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 2. Sub Bagian Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program;

 Melaksanakan pengolahan data;  Melaksanakan perencanaan program;

 Menyiapkan bahan penataan kelembagaan, ketatalaksanaan dan perundang-undangan;

 Menghimpun data dan menyiapkan bahan penyusunan program anggaran;

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi;  Melaksanakan penyusunan laporan;

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. 3. Sub Bagian Keuangan, yang mempunyai tugas :

(15)

 Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai

 Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan  Menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

pengelolaan keuangan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.  BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

1. Tugas Pokok :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Perlindungan Perempuan dan Anak.

2. Fungsi

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak;

b. Melaksanakan koordinasi jaringan perlindungan perempuan dan anak;

c. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan program perlindungan perempuan dan anak

d. Melaksanakan dan memfasilitasi perlindungan perempuan dan anak pada pusat pelayanan terpadu (PPT) korban kekerasan pada perempuan dan anak;

e. Melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan perlindungan perempuan dan anak;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. 3. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri atas :

1. Sub Bidang Perlindungan Perempuan, yang mempunyai tugas : - Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan kebijakan dalam

rangka perlindungan perempuan dari tindak kekerasan

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan perempuan

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan

(16)

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan perempuan

- Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang. 2. Sub Bidang Perlindungan Anak, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelaksanaan perlindungan anak;

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dibidang perlindungan anak;

- Menyiapkan bahan upaya pencegahan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap anak;

- Menyiapkan bahan pencegahan terhadap pornografi dan pornoaksi terhadap anak;

- Menyiapkan bahan fasilitasi perlindungan anak;

- Menyiapkan bahan program peningkatan partisipasi anak; - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang.  BIDANG KELEMBAGAAN PENGARUSTAMAAN GENDER DAN

PENGARUSTAMAAN ANAK

1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan program dan kegiatan Pengarustamaan Gender (PUG) Dan Pengarustamaan Anak (PUA).

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang PUG dan PUA;

b. Melaksanakan koordinasi di bidang PUG dan PUA;

c. Melaksanakan penyiapan pedoman teknis dan program PUG dan PUA;

d. Melaksanakan pengembangan informasi dan edukasi tentang PUG dan PUA;

e. Melaksanakan fasilitasi jaringan PUG dan PUA;

f. Melaksanakan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsive Gender;

(17)

g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi PUG dan PUA;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. 3. Bidang Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan

Pengarusutamaan Anak, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dan kemitraan dengan jaringan pemberdayaan perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman teknis pemberdayaan perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan pengembangan dan penguatan lembaga pemberdayaan perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan fasilitasi jaringan pemberdayaan perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pelestarian nilai-nilai sosial budaya yang responsif gender;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang.

2. Sub Bidang Data dan Informasi, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan data base dan informasi perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pendataan dan informasi tentang perempuan dan anak;

- Menyiapkan bahan pengembangan data base tentang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pemberdayaan perempuan, perlindungan dan kesejahteraan anak;

- Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pemberdayaan perempuan dan anak;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(18)

 BIDANG PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN 1. Tugas Pokok:

a. Melaksanakan koordinasi program dan kegiatan kualitas hidup dan peran perempuan.

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan teknis di bidang kualitas hidup perempuan, kesejahteraan keluarga dan peran perempuan di bidang pembangunan;

b. Melaksanakan koordinasi di bidang bidang kualitas hidup perempuan;

c. Menyiapkan dan melaksanakan program kualitas hidup perempuan;

d. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan peningkatan kualitas hidup perempuan;

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. 3. Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait di bidang kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan;

- Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan perempuan;

- Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan pemberdayaan perempuan dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS, NAPZA; - Menyiapkan bahan pelaksanaan pemberdayaan perempuan

dalam rangka pelaksanaan penguatan kelembagaan di bidang pendidikan kesehatan dan ketenagakerjaan;

- Menyiapkan bahan pemberian bimbingan, motivasi dan petunjuk dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga; - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Bidang.

(19)

- Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait dalam rangka peningkatan peran perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup; - Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan pelaksanaan

dalam rangka peningkatan peran serta perempuan di bidang ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan lingkungan hidup; - Menyiapkan bahan analisis dan kajian peran serta perempuan; - Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan produktivitas

ekonomi perempuan;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan peningkatan peran perempuan dalam pengambilan keputusan;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

 BIDANG KELUARGA BERENCANA 1. Tugas Pokok:

a. Merencanakan, melaksanakan dan koordinasi program dan kegiatan di Bidang Keluarga Berencana.

2. Fungsi :

a. Melaksanakan perumusan kebijakan di Bidang Keluarga Berencana;

b. Melaksanakan dan memfasilitasi program kegiatan Keluarga Berencana;

c. Melaksanakan dan memfasilitasi sarana , prasarana Keluarga Berencana;

d. Melaksanakan sosialisai pengendalian pertumbuhan;

e. Melaksanakan pengendalian, evaluasi dan pelaporan tentang Keluarga Berencana ;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. 3. Bidang Keluarga Berencana, terdiri atas :

1. Sub Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk, yang mempunyai tugas :

(20)

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi pengendalian pertumbuhan penduduk;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi program dan kegiatan pengendalian pertumbuhan penduduk; - Menyiapkan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pengendalian pertumbuhan penduduk;

- Menyiapkan bahan sosialisasi pengendalian pertumbuhan penduduk;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Sarana dan Prasarana, yang mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan fasilitasi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pengkajian kebutuhan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan dan supervisi di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, pemantauan, evaluasi pelaksanaan pengembangan di bidang sarana dan prasarana keluarga berencana;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

(21)

 KONDISI KEPEGAWAIAN

Jumlah Personil Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 sebanyak 78 orang yang terdiri dari :

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jenis Pendidikan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No. Pendidikan Jenis Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. S 3 Orang 0 0 0 2. S 2 Orang 8 15 23 3. S 1 Orang 20 11 31 4. D 3 Orang 1 1 2 5. SLTA Orang 14 5 19 6. SLTP Orang 3 0 3 Jumlah Orang 46 32 78

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

Provinsi Jawa Timur

No. Golongan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. IV / d Orang 0 1 1 2. IV / c Orang 0 0 0 3. IV / b Orang 2 3 5 4. IV / a Orang 5 7 12 5. III / d Orang 6 5 11 6. III / c Orang 4 2 6

(22)

No. Golongan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah 7. III / b Orang 4 5 9 8. III / a Orang 4 2 6 9. II / d Orang 1 0 1 10. II / c Orang 2 2 4 11. II / b Orang 1 0 1 12. II / a Orang 0 0 0

13. Tenaga Kontrak Orang 17 5 22

Jumlah Orang 46 32 78

Klasifikasi Pegawai Berdasarkan Jabatan

di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur

No. Jabatan Satuan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Eselon II Orang 0 1 1

2. Eselon III Orang 2 3 5

3. Eselon IV Orang 4 6 10

4. Staf Orang 40 22 62

(23)

ISU-ISU STRATEGIS

Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan gambaran umum kondisi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga berencana Provinsi Jawa Timur terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Belum Optimalnya penerapan piranti hukum, piranti analisis dan dukungan politik terhadap kesetaraan gender di semua sektor pembangunan;

2. Masih lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan banyaknya peraturan perundangan yang bias gender;

3. Belum optimalnya kapasitas SDM, penyediaan data terpilah, kecukupan anggaran untuk pemberdayaan perempuan, serta belum digunakannya instrument analisis responsive gender kedalam Perencanaan, Penganggaran, penyusunan kebijakan dan pelaksanaan program kegiatan berbagai institusi yang menangani pemberdayaan perempuan; 4. Meningkatnya berbagai tindak Kekerasan dan perdagangan terhadap

Perempuan Dan Anak dari tahun ke tahun;

5. Belum optimalnya penanganan perlindungan perempuan dan anak dari berbagai perlakuan yang salah, tindak kekerasan, eksploitasi, perdagangan dan diskriminasi;

6. Belum terpenuhinya jaminan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar perempuan dan anak;

7. Terbatasnya Akses Sumber Daya dan Peran Serta Perempuan dalam Pembangunan;

(24)

8. Masih rendahnya Kualitas Hidup dan Peran Perempuan untuk mewujudkan serta mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia dalam pembangunan;

9. Rendahnya tingkat kesadaran untuk menjadi akseptor KB;

10. Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana belum optimal;

11. Budaya & Agama tertentu yang tidak menyetujui tentang penggunaan kontrasepsi.

 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini memberikan penjelasan mengenai pertanggung jawaban kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam mencapai tujuan/sasaran strategis selama tahun 2016. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur berpedoman Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, pada bab ini disajikan penjelasan umum

organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II PERENCANAAN KINERJA, pada bab ini diuraikan

ringkasan/ikhtisar perjanjian perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan

(25)

hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja

tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusiyang telah dilakukan;

6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

BAB IV PENUTUP, pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas

capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN, mencantumkan Matriks Rencana Strategis 2014-2019,

Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan 2017, Indikator Kinerja Utama (IKU), Dokumen Pengukuran Kinerja 2014 – 2016, serta Foto Penghargaan Nasional yang diterima.

(26)

2.1. RENCANA STRATEGI DAN RENCANA KINERJA

 VISI

Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Perempuan dan Anak serta Keluarga Kecil Sejahtera.

 MISI

1. Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan Gender di berbagai Bidang Pembangunan;

2. Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak;

3. Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan program Keluarga Berencana yang Responsif Gender.

 TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Adapun Tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara perempuan dan laki-laki;

2. Meningkatnya Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai perlakuan yang salah, tindak kekerasan, eksploitasi, perdagangan dan diskriminasi;

3. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana yang responsive gender.

(27)

 SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2014 – 2019), dapat dirumuskan yaitu :

1. Sasaran-1 adalah Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki.

2. Sasaran-2 adalah Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak.

3. Sasaran-3 adalah Meningkatnya Kabupaten/Kota Layak Anak.

4. Sasaran-4 adalah Meningkatnya jumlah pasangan usia subur yang mengikuti progam KB.

 PROGRAM DAN KEGIATAN

Berbagai program dan kegiatan yang mendukung Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan, terdiri 2 kegiatan yaitu :

1. Pelaksanaan Pemahaman tentang PUG dan PUHA kepada Stakeholder;

2. Pelaksanaan Gerakan anti kejahatan seksual terhadap anak.

2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender, dengan sub kegiatan :

a. Penyusunan Buku Statistik Gender, Profil Anak, dan Indeks Pembangunan Manusia Berbasis Gender;

b. Sosialisasi Data Terpilah;

c. Penyusunan Data dan Informasi mengenai Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

(28)

2. Kegiatan Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak (PUA), dengan sub kegiatan :

a. Implementasi Keluarga Bina Setara di Kab/Kota; b. Pertemuan Koordinasi Kelembagaan PUG dan PUHA;

c. Percepatan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dan Anak bagi SKPD Provinsi Jawa Timur;

d. Evaluasi Pelaksanaan PUG dan PUHA Provinsi dan Kab/Kota se Jawa Timur;

3. Kegiatan Pemetaan Potensi Organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam PUG dan PUHA, dengan sub kegiatan : a. Workshop Pemetaan Potensi Organisasi dan Lembaga

Masyarakat yang berperan dalam PUG dan PUHA;

3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pelaksanaan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang, dengan sub kegiatan :

a. Sosialisasi dan Advokasi tentang Perlindungan Perempuan bagi Korban Pasca TKW

b. Validasi Data Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di 38 Kab/Kota

c. Pertemuan Lintas Sektor terkait terhadap pelayanan dan Kinerja P2TP2A

2. Kegiatan Pelaksanaan Tumbuh Kembang Anak, dengan sub kegiatan :

a. Forum Anak Provinsi Jawa Timur

b. Peringatan Hari Anak Provinsi Jawa Timur

c. Lokakarya Capaian Indikator Kab/Kota Layak Anak 3. Pelaksanaan Kecamatan Sayang Ibu (KSI).

4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :

(29)

1. Kegiatan Bimbingan manajemen Usaha bagi Perempuan dalam mengelola Usaha;

2. Kegiatan Pembinaan tentang keluarga TKW;

3. Kegiatan Pelaksanaan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS);

4. Kegiatan Pembinaan Organisasi Perempuan dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Perempuan;

5. Program Pelayanan Kontrasepsi terdiri dari 1 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pelaksanaan Peran serta Mitra Kerja dalam Pengembangan Program Keluarga Berencana

6. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR, terdiri dari 1 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pembinaan Forum Pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah

7. Program pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU, terdiri dari 1 kegiatan yaitu :

1. Pengkajian Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU, melalui Orientasi Kader Taman Posyandu Tentang Perlindungan Anak.

8. Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, terdiri dari 1 kegiatan yaitu :

1. Pembinaan Keluarga Berencana dengan Sub Kegiatan :

a. Pelatihan Pelayanan KIE KB Berbasis Masyarakat bagi PKB/PLKB/Kader Dasawisma;

b. Validasi Data KB/Kesehatan Reproduksi; c. Lomba KB Award;

d. Orientasi Aplikasi Penghitungan Indikator KB bagi SKPD Kab/Kota;

(30)

Tabel 2.1 Matriks Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran V VIISSII MMIISSII TTUUJJUUAANN IINNDDIIKKAATTOORR K KIINNEERRJJAA T TUUJJUUAANN S SAASSAARRAANN IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA S SAASSAARRAANN Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Keluarga Kecil Sejahtera 1 Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan Gender di berbagai Bidang Pembangunan 1 Menurunnya kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. IPG 1 Meningkatnya Peran serta Perempuan agar dapat Menurunkan Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 3 Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 4 Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri 2 Meningkatnya Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak dari berbagai perlakuan yang salah, tindak kekerasan, eksploitasi, perdagangan dan diskriminasi 1. Rasio KDRT 2 Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak 1 Persentase pengaduan korban tindak kekerasan dan trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)

2 Indek Kepuasan Masyarakat 3 Persentase

Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 3 Meningkatnya Kab/Kota Layak Anak 1 Persentase Kab/Kota Layak Anak di Jawa Timur 3 Meningkatnya kualitas pelaksanaan program Keluarga Berencana yang responive gender 3 Meningkatnya Partisipasi Masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana yang responsive gender 1. Rasio Akseptor KB 4 Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang Mengikuti Program KB 1 Persentase Cakupan KB Aktif

(31)

2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Rencana Kinerja Tahunan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 yang telah dibuat untuk melaksanakan kegiatan, program dan sasaran di tahun 2016 menjadi tumpuan bagi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Perjanjian Kinerja dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil dalam rentang waktu satu tahun. Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan melaporkannnya dalam LKjIP.

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur telah membuat Perjanjian Kinerja Tahun 2016, sebagai berikut :

(32)

Tabel 2.2 Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran ( Rp ) 1. Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 69,00 1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak :

1.049.393.000,- 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 71,02 - Kegiatan Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender 292.680.000,- 3. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 18% - KegiatanPenguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak (PUA)

668.557.000,-

- Kegiatan Pemetaan Potensi Organisasi dan lembaga masyarakat yang berperan dalam PUG dan PUHA

88.156.000,- 4. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW dan Wanita Harapan Binaan BPPKB Prov Jatim yang sudah mandiri 20% 2. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 718.280.000,- - Kegiatan Bimbingan manajemen Usaha bagi Perempuan dalam mengelola Usaha 272.110.000,- - Kegiatan Pembinaan tentang keluarga TKW 148.700.000,- - Kegiatan Pelaksanaan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) 189.200.000,- - Kegiatan Pembinaan organisasi perempuan dalam rangka pemberdayaan ekonomi perempuan 108.270.000,-

(33)

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran ( Rp ) 2. Meningkatnya kualitas penanganan dan pelayanan kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak 1. Persentase penyelesaian Pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan trafiking yang Diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan : 1.398.533.000,- 2. Indek Kepuasan Masyarakat 85.50 - Kegiatan Pelaksanaan Perlindungan

Perempuan dan Anak dari Berbagai Tindak Kekerasan dan Perdagangan Orang 483.445.000,- 3. Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 12,5% - Kegiatan Pelaksanaan Tumbuh Kembang Anak 729.098.000,- - Kegiatan Pelaksanaan Kecamatan Sayang Ibu (KSI) 185.990.000,- 3. Meningkatnya Kabupaten/Kot a Layak Anak 1. Persentase Kabupaten/Kota Layak Anak di Jawa Timur 8% 4. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan :

382.337.000,-

- Kegiatan Pelaksanaan Pemahaman tentang PUG dan PUHA kepada stakeholder

82.337.000,-

- Kegiatan Pelaksanaan Gerakan anti kejahatan seksual terhadap anak

300.000.000,- 4. Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti program KB 1. Persentase Cakupan KB aktif 65% 5. Program Pelayanan Kontrasepsi : - Kegiatan Pelaksanaan

Peran serta Mitra Kerja dalam Pengembangan Program Keluarga Berencana

85.970.000,-

(34)

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran ( Rp ) 6. Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR : 114.200.000,- - Kegiatan Pembinaan forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya diluar sekolah 114.200.000,- 7. Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU : 253.000.000,- - Kegiatan Pengkajian pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU 253.000.000,- 8. Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera : 821.830.000,- - Kegiatan Pembinaan Keluarga Berencana 821.830.000,-

(35)

3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pada bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Timur.

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut, dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :

1. Membandingkan antara Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2016

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya Peran serta Perempuan agar dapat Menurunkan Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 69,00 91,77* 133% 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG 71,02 68,64* 96,65% 3. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 18% 43,52% 241,77% 4. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri

(36)

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 2. Meningkatnya Kualitas Penanganan berbagai Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak 1. Persentase penyelesaian pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindak Kekerasan dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100 % 100% 100% 2. Indeks Kepuasan Masyarakat 85,50 85,50 100% 3. Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 12.5% 26,08% 208,64% 3. Meningkatnya Kabupaten/Kota Layak Anak 1. Persentase Kab/Kota Layak Anak di Jawa Timur 8% 18,42% 230,25% 4. Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Progam KB

1. Persentase

Cakupan KB Aktif 65% 76,84% 118,22%

Catatan : *) Realisasi IPG dan IDG tahun 2016 adalah Capaian estimasi dari rata-rata capaian

periodik tahun 2011 s/d 2015

2. Membandingkan Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun ini dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Terakhir

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Th 2014 Realisasi

(n-2) Th 2015 (n-1) Th 2016 (n) 1 2 3 4 5 1. Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 69,00 90,83 91,07 91,77* 2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 71,02 68.17 68,41 68,64* 3. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 18% 12,95 % 19.54% 43,52% 4. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan 20% (75 peserta) 15.22% (15 Orang) 9.24 % (17 Orang) 18,67% (14 Orang)

(37)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Th 2014 Realisasi (n-2) Th 2015 (n-1) Th 2016 (n) 1 2 3 4 5 Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri 2. Meningkatnya Kualitas Penanganan berbagai Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak 1. Persentase penyelesaian pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindak Kekerasan dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 100% 100% 100% 2. Indeks Kepuasan Masyarakat 85,50 84,68 85,00 85,50 3. Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 12,5% -16.2%

(581 kasus) (621 kasus) -6.88 % (462 kasus) 26,08%

3. Meningkatnya Kabupaten/Kota Layak Anak 1. Persentase Kabupaten/Kota Layak Anak di Jawa Timur 8% 18,42 (7 Kab/Kota) 18,42% (7 Kab/Kota) 18,42% (7 Kab/Kota) 4. Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Program KB 1.Persentase Cakupan KB Aktif 65% 63% 75,70% 76,84%

(38)

3. Membandingkan Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun ini dengan Beberapa Tahun Terakhir

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Realisasi Capaian Tahun 2016 (%) Tahun 2016 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Meningkatnya Peran serta Perempuan agar dapat Menurunkan Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 69,00 67,85 90,83 91,07 91,77 = 91,77 x 100% 69,00 = 133% 2. Indeks Pemberdayaan 1. Gender (IDG) 2. 71,02 70,77 68.17 68,41 68,64 = 68,64 x 100% 71,02 = 96,65% 3. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 18% - 12,95 % 19,54 % 43,52% =43,52 x 100% 18 = 241,77% 4. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri 20% ( dari 75 peserta ) - 15,22 % (15 orang) 9,24% ( 17 orang ) 18,67 % (14 orang) = 18,67 x 100% 20 = 93,35% 2 Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak 1. Persentase penyelesaian pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindak Kekerasan dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 100% (jumlah korban yang ditangani sebanyak 399 orang) 100% (jumla h korban yang ditanga ni sebany ak 349 orang) 100% 100% (jumlah korban yang ditanga ni sebanya k 625 orang) 100% 100% (jumla h korban yang ditanga ni sebany ak 462 orang) = 100 x 100% 100 = 100% 2. Indeks Kepuasan Masyarakat 85.50 84,38 84,68 85,00 = 85,50 X 100% 85,50 = 100%

(39)

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Tahun Realisasi Capaian Tahun 2016 (%) 2016 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 3. Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 12,5% - 10% (581 kasus) -6,88% (naik 40 kasus) 26,08 % (turun 163 kasus) = 26,08 X 100% 12,5 = 208,64% 3 Meningkatnya Kab/Kota Layak Anak 1. Persentase Kab/Kota Layak Anak 8% - 18% 18,42% 18,42 % =18,42 X 100% 8 = 230,25% 4 Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Progam KB 1.Persentase Cakupan KB Aktif 65% - 63% 75.70% 76,84 % = 76,84 X 100 65 = 118,21% Tabel 3.3

Perbandingan Capaian Kinerja s.d akhir periode RENSTRA

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir

RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan 1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat Menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 70,83 91,77 129,56% 1. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 72.89 68,64 94,17% 2. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) 30% 43,52% 145,07% 3. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri

(40)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target akhir RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan 1 2 3 4 5 6 2. Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak 1. Persentase penyelesaian pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindak Kekerasan dan Trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim 100% 100% 100% 2. Indeks Kepuasan Masyarakat 87,00 85,50 98,27% 3. Persentase Penurunan Kasus Tindak Kekerasan dan Trafiking di Jawa Timur 25% 26,08% 104,32% 3. Meningkatnya Kab/Kota Layak Anak 1. Persentase Kab/Kota Layak Anak 8% 18,42% 230,25% 4. Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Progam KB 1. Persentase Cakupan KB Aktif 68% 76,84% 118,21% Tabel 3.4

Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional tahun 2016

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Realisasi Th. 2016 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1. Meningkatnya peran serta perempuan agar dapat Menurunkan kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 91,77 91,03 ( Realisasi Nasional Th. 2015 ) (+)0,74 2. Indeks Pemberdayaa n Gender (IDG) 68,64 70,83 ( Realisasi Nasional Th. 2015 ) (-)2,19

(41)

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Realisasi Th. 2016 Realisasi Nasional Ket (+/-)

1. Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Progam KB 1. Persentase Cakupan KB Aktif 76,84% 74,80% (Realisasi Nasional Th. 2016) (+)2,04

4.

Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan dan Solusi

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Peran serta Perempuan agar dapat

Menurunkan Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara Perempuan dan Laki-laki.

1. Capaian Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 69,00 dan estimasi sementara sebesar 91,77, tingkat capaian sebesar 133%. Data IPG yang digunakan adalah data estimasi dari BPPKB Provinsi Jawa Timur tahun 2016, karena untuk data tahun 2016 dari BPS masih dalam tahap pengumpulan data dan akan dipublikasikan pada akhir tahun 2017. IPG tahun 2016 sebesar 91,77 lebih tinggi 0,70 poin dari tahun 2015 sebesar 91,07. Peningkatan ini disebabkan dari dimensi kesehatan untuk komponen Angka Harapan Hidup perempuan lebih besar dibanding dengan laki-laki yaitu 72,67 tahun pada perempuan dan 68,69 tahun pada laki-laki, dari dimensi pendidikan (komponen Harapan lama sekolah perempuan lebih rendah yaitu 12,60 tahun dibanding laki-laki yaitu 12,72 tahun dan Rata-rata lama sekolah perempuan lebih rendah yaitu 6,57 tahun dibanding laki-laki yaitu 7,75 tahun), dari dimensi ekonomi (komponen pengeluaran perkapita perempuan lebih rendah dibanding laki-laki yaitu 9,26 juta dibanding laki-laki yaitu 14,58 juta).

Metode penghitungan IPG mengalami perubahan dengan menggunakan metode baru. Komponen pendukung IPG sama dengan komponen pendukung IPM, yaitu meliputi dimensi kesehatan yang digambarkan dari Angka Harapan Hidup, Pengetahuan yang digambarkan dari harapan

(42)

lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta ekonomi yang digambarkan oleh pengeluaran perkapita. Pada metode baru Angka IPG berdiri sendiri, semakin besar/mendekati nilai 100 maka capaian pembangunan gender semakin baik. Nilai 100 memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. Angka 100 dijadikan patokan untuk menginterpretasikan angka IPG karena angka tersebut merupakan nilai rasio paling sempurna. Karena metode yang baru angka IPG merupakan Rasio dari angka IPM Perempuan terhadap Angka IPM laki-laki.

2. Capaian Indikator Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 71,02 dan estimasi sementara dari BPPKB Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sebesar 68,64, tingkat capaian sebesar 96,65%. Data tahun 2016 dari BPS masih dalam tahap pengumpulan data akan dipublikasikan pada akhir tahun 2017. IDG Tahun 2016 sebesar 68,64 lebih tinggi 0,23 poin dari tahun 2015 sebesar 68,41. Peningkatan ini disebabkan oleh peranan perempuan dalam memberikan pendapatan kerja rata-rata sebesar 35,17. Ada kenaikan sebesar 0.34 poin dari tahun 2014

3. Capaian Indikator Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 20% dan realisasinya sebesar 43,52%, tingkat capaian sebesar 217,60%. Jumlah anggaran yang sudah Responsif Gender s/d Triwulan IV tahun 2016 = Rp. 3.332.319.414.612,. Jumlah Belanja Langsung pada APBD Provinsi Jatim tahun 2016 = Rp. 7.656.129.443.335,-. Persentase Anggaran Responsif Gender (ARG) Tahun 2016 sebesar 43,52% lebih tinggi 23,98 poin dari Tahun 2015 sebesar 19,54%. Peningkatan ini disebabkan karena seluruh SKPD telah melakukan analisa Dokumen Responsif Gender.

(43)

4. Capaian Indikator Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 20%. Dari 75 orang peserta binaan BPPKB, yang sudah mandiri sebanyak 14 orang atau 18,67%, sehingga tingkat capaian sebesar 93,35%. Kriteria yang sudah mandiri adalah rata-rata penghasilan/laba bersih per bulan lebih besar atau sama dengan Rp. 3.500.000,-. Persentase Perempuan Kepala Keluarga, Perempuan Korban KDRT, Trafiking, Keluarga TKW Binaan BPPKB Prov. Jatim yang sudah mandiri tahun 2016 sebesar 18,67% lebih tinggi 9,43 poin dari tahun 2015 sebesar 9,24%.

Sasaran 1 : Meningkatnya Peran serta Perempuan agar dapat Menurunkan Kesenjangan Pencapaian Pembangunan antara perempuan dan laki-laki didukung oleh 2 program yaitu :

a) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak dengan Pagu anggaran Rp. 1.049.393.000,- Realisasi sebesar Rp. 1.027.855.219,- atau 97,95%. Dengan target indikator kinerja:

 Prosentase Kabupaten/Kota yang memiliki Peraturan Perundangan yang mendukung Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pengarusutamaan Anak (PUA) dengan target sebesar 15% dan telah terealisasi sebesar 50% dengan tingkat capaian 333% ;

 Prosentase Kab/Kota yang membentuk Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Pokja-PUG) dengan target sebesar 15% dan telah terealisasi sebesar 11% dengan tingkat capaian 73,33%. b) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan dengan Pagu anggaran Rp. 718.280.000,- Realisasi sebesar Rp. 707.828.354,- atau 98,54%. Dengan target indikator kinerja Persentase Partisipasi Perempuan di dalam Lembaga Pemerintah sebesar 20% dan telah terealisasi sebesar 14% dengan tingkat capaian 70%.

(44)

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kualitas penanganan berbagai kasus

kekerasan dan trafiking terhadap perempuan dan anak :

1. Capaian Indikator Persentase penyelesaian Pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan trafiking yang diselesaikan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Prov. Jatim pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100%, sehingga capaian sebesar 100%, jumlah pengaduan tindak kekerasan dan trafiking yang ditangani Tahun 2016 sebanyak 462 kasus atau 100%. Jumlah tersebut mengalami penurunan 163 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2015.

2. Capaian Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2016 ditargetkan sebesar 85,5, terealisasi sebesar 85,5, sehingga capaian sebesar 100%. Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2016 sebesar 85,50 lebih tinggi 0,50 poin dari tahun 2015 sebesar 85,00. Peningkatan ini disebabkan karena adanya peningkatan pada Unsur Pelayanan No. 8, yaitu Keadilan mendapatkan pelayanan, yang pada Tahun 2015 Nilai Unsur Pelayanannya sebesar 3,29 dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 3,49.

3. Capaian Indikator Persentase penurunan kasus tindak kekerasan dan trafiking di Jawa Timur pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 12,50%, tercapai sebesar 26,08%, sehingga capaian sebesar 208,64%. Hal ini disebabkan karena kasus kekerasan terhadap perempuan tahun 2016 sebanyak 462 kasus mengalami penurunan sebanyak 163 kasus dari tahun 2015 sebanyak 625 kasus. Penurunan kasus kekerasan disebabkan karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berhasil dalam upaya Pencegahan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dari berbagai tindak kekerasan dan Trafficking melalui Sosialisasi Upaya Pencegahan dan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan dan Trafficking di Kabupaten/Kota.

Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Penanganan berbagai Kasus Kekerasan dan Trafiking terhadap Perempuan dan Anak didukung oleh 1 program yaitu :

a) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dengan anggaran Rp. 1.398.533.000,- Realisasi sebesar Rp. 1.380.971.885,- atau 98,74%. Dengan target indikator kinerja Persentase Penanganan Korban

(45)

KDRT, Non KDRT dan Trafiking yang melaporkan dan dilayani oleh Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) sebesar 100% dan terealisasi sebesar 100% dengan tingkat capaian 100%.

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya Kab/Kota Layak Anak

1. Capaian Indikator Persentase Kab/Kota Layak Anak di Jawa Timur pada Tahun 2016 target sebesar 8%, terealisasi 18,42% (7 Kab/Kota), sehingga capaian sebesar 230,25%. Sampai dengan saat ini Jumlah Kab/Kota Layak Anak di Jawa timur sebanyak 14 Kab/Kota.

Sasaran 3 : Meningkatnya jumlah Kab/Kota Layak Anak didukung oleh 1 program yaitu :

a) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan dengan anggaran Rp. 382.337.000,- Realisasi sebesar Rp. 376.011.350,- atau 98,35%. Dengan target indikator kinerja Jumlah Peraturan Perundang-undangan Perlindungan Perempuan dan Anak yang diterbitkan Kab/Kota sebesar 2% terealisasi sebesar 3%.

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang

mengikuti Program KB

1. Capaian Indikator Persentase Cakupan KB Aktif pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 65%. Jumlah Akseptor KB Aktif tahun 2016 sebesar 6.058.256 dibandingkan dengan jumlah PUS tahun 2016 sebesar 7.884.510 sehingga

Persentase Cakupan KB Aktif tahun 2016 sebesar 76,84% atau tingkat capaian sebesar 118,21%. Cakupan KB Aktif tahun 2016 sebesar 76,84% lebih tinggi 1,14 poin dari tahun 2015 sebesar 75,70%.

Sasaran 4 : Meningkatnya Jumlah Pasangan Usia Subur yang mengikuti Program KB didukung oleh 4 program yaitu :

a) Program Pelayanan Kontrasepsi dengan pagu anggaran Rp. 85.970.000,- terealisasi sebesar Rp. 84.055.960,- atau 97,77%. Dengan target indikator kinerja Jumlah akseptor baru sebesar 500 Akseptor, terealisasi 0 Akseptor atau 0%. Hal ini dikarenakan Pada tahun 2016 BPPKB Prov. Jatim tidak mengalokasikan bantuan keuangan pengadaan alat konrasepsi dikarenakan

(46)

sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 untuk pengadaan alat kontrasepsi langsung ditangani Pusat.

b) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR dengan pagu anggaran Rp. 114.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 114.141.800 atau 99,95%. Dengan target indikator kinerja Jumlah Pelayanan Informasi dan Konseling (PIK) Remaja Tahap Tegar sebesar 100%, terealisasi sebesar 100%, tingkat capaian 100%.

c) Program Pengembangan Model Operasional BKB-Posyandu-PADU dengan pagu anggaran Rp. 253.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 251.629.550 atau 99,46%. Dengan target indikator kinerja Jumlah Kader Taman Posyandu yang dilatih tentang Perlindungan Anak sebanyak 500 kelompok dan telah terealisasi sebesar 350 kelompok atau 70%.

d) Program Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan pagu anggaran Rp. 821.830.000,-. terealisasi sebesar Rp. 799.629.917,- atau 97,30%. Dengan target indikator kinerja Cakupan KB Aktif sebesar 65% dan telah terealisasi sebesar 76,84% atau 118,22% .

Program dan Kegiatan

1. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

 Kegiatan Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender dengan pagu anggaran Rp. 292.680.000,- terealisasi sebesar Rp. 284.918.135,- atau 97,35%. Dengan target kinerja :

 Jumlah buku yang disusun tentang Statistik Gender, Profil Anak, dan Indeks Pembangunan Manusia Berbasis Gender sebanyak 1 buku dan terealisasi sebanyak 1 buku atau 100%;

 Jumlah Peserta Sosialisasi Data Terpilah sebanyak 76 orang dan terealisasi sebanyak 65 orang atau 85,53%. Hasil yang diperoleh yaitu meningkatnya kopetensi SDM pengelolaan data gender dan anak SKPD Provinsi Jatim tentang data terpilah;

 Jumlah Data dan Informasi mengenai Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebanyak 12 dokumen dan terealisasi sebanyak 12

Gambar

Tabel 2.1 Matriks Hubungan Antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran  VI V IS SI I     MIM IS SI I     TUT UJ JU UA AN N     I IN ND DI IK KA AT TO OR R  KI K IN NE ER RJ JA A  T TU UJ JU UA AN N        SAS AS SA AR RA AN N     INI ND DI IK KA AT TO OR R
Tabel 2.2 Matriks Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sekaligus

Taman Baca Masyarakat Panggon Sinau memiliki peran sebagai penyedia jasa pelayanan literasi dengan cara menyediakan bahan bacaan, pendampingan belajar membaca bagi

Pandangan Integrasi juga disebut sebagai tuntutan alamiah dari pendekatan Dialog karena telah disadari bahwa sains dan agama merupakan dua wilayah yang kita alami

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Hak Memperoleh Pelunasan Pada Tanggal Jatuh Tempo Dengan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Yang Sama Besarnya Bagi Semua Pemegang Unit Penyertaan Pada Tanggal Jatuh Tempo

Hal ter- sebut didukung pula oleh Pujaningrum dan Sabeni (2012) yang menemukan bahwa lokus kendali eksternal memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan

Keinudian untuk hasil yang diperoleh pada Lampiran 14A inenunj ukkan bahwa sedimen pada stasion/lokasi 3 yang sudah dapat dipastikan bahwa material sedimennya

Teknologi co-processing dalam industri semen didefinisikan sebagai teknik pemakaian kembali limbah suatu industri sebagai substitusi bahan bakar fosil dan bahan baku semen